Showing posts with label Global. Show all posts
Showing posts with label Global. Show all posts

Tuesday 11 December 2018

Best Profit | Sentimen Global Mereda, IHSG Bakal Menguat

Best Profit (12/12) - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak menguat pada perdagangan saham Rabu (12/12/18). IHSG akan bergerak pada level 5.955-6.226
Fund Manager PT Valbury Sekuritas, Suryo Narpati mengatakan, dari sentimen luar negeri, penangkapan Chief Financial Officer (CFO) Huawei Meng Whanzou oleh Kanada yang dilakukan atas permintaan Amerika Serikat (AS) kini ditanggapi serius oleh China. China dengan tegas meminta pihak Kanada untuk segera melepas dan melindungi hak-haknya.

"Jika tidak maka Kanada harus menerima tanggung jawab penuh untuk konsekuensi serius yang ditimbulkan. Ini karena penangkapan diduga mengakali aturan untuk berbisnis dengan Iran yang diembargo AS," ucap dia di Jakarta.

Oleh sebab itu, ia menilai, sentimen berkenaan dengan penangkapan seorang eksekutif puncak di Huawei itu kini mulai sedikit mereda. Hal ini tercermin dengan bursa saham AS menguat terbatas pada perdagangan Senin 10 Desember 2018. best profit

"Sentimen ini dapat membawa katalis positif bagi pasar Asia serta membuka peluang bagi IHSG untuk naik," ujarnya.

Menurut Suryo, IHSG akan melaju di zona positif dalam kisaran 6.086-6.129.

Sementara itu, Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya menuturkan, saat ini IHSG masih berada dalam pola naik (uptrend) untuk jangka panjang. Menurut dia, IHSG berpotensi menguat di rentang 5.955-6.226.

Untuk saham hari ini, Suryo menyarankan saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Sedangkan William merekomendasikan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Hal itu didorong minimnya sentimen domestik. best profit

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa 11 Desember 2018, IHSG turun 34,77 poin atau 0,57 persen ke posisi 6.076,58. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,58 persen ke posisi 969,30. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 235 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Sementara itu, 172 saham menguat dan 113 saham diam di tempat.

Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.106,98 dan terendah 6.069,16. Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 426.148 kali dengan volume perdagangan 10,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,4 triliun. Investor asing jual saham Rp 689,39 miliar di pasar regular.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertanian naik 0,57 persen,sektor saham tambang menguat 0,56 persen dan sektor saham aneka industri mendaki 0,30 persen.

Selain itu, sektor saham industri dasar merosot 2,76 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur tergelincir 1,14 persen, dan diikuti sektor saham manufaktur merosot 1,14 persen. best profit

Saham-saham yang membukukan top gainers antara lain saham SOTS mendaki 25 persen ke posisi Rp 350 per saham, saham DEAL melonjak 24,87 persen ke posisi Rp 492 per saham, dan saham OASA menanjak 21,14 persen ke posisi Rp 298 per saham.

Selain itu, saham-saham bukukan penurunan antara lain saham TRIO melemah 24,14 persen ke posisi Rp 220 per saham, saham YPAS tergelincir 21,38 persen ke posisi Rp 570 per saham, dan saham NUSA susut 13,92 persen ke posisi Rp 136 per saham.

Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,07 persen, indeks saham Shanghai menguat 0,37 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 0,62 persen. Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,04 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,34 persen, indeks saham Thailand tergelincir 0,62 persen dan indeks saham Singapura turun 0,43 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, pelemahan IHSG didorong minimnya sentimen domestik seperti penurunan kinerja data fundamental penjualan ritel per Oktober. "Sementara dari eksternal, hanya terlihat dari faktor sentimen perang dagang maupun kenaikan suku bunga the Federal Reserve,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com. best profit

Sumber : Liputan6

Monday 25 July 2016

Saham Asia Jatuh Bersama Saham Global Jelang Pertemuan Bank Sentral

BESTPROFIT FUTURES (26/7) - Saham Asia jatuh setelah ekuitas AS tergelincir dari rekor tertinggi mereka sebelum pertemuan kebijakan oleh Federal Reserve dan Bank of Japan pekan ini.
Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2 persen ke level 133,90 pada pukul 09:04 pagi waktu Tokyo. Ekuitas global melemah sebelum pertemuan kebijakan bank sentral pekan ini dan di tengah musim laporan laba perusahaan. BOJ diperkirakan akan menambah stimulus pada akhir pertemuan dua hari mereka pada tanggal 29 Juli, dengan 32 dari 41 analis yang disurvei oleh Bloomberg memprediksi kalau para pembuat kebijakan akan menambah program rekor mereka. Sementara Fed kemungkinan besar mempertahankan suku bunga tidak berubah pada Rabu, pedagang berjangka memprediksi 48 persen peluang biaya pinjaman akan naik pada bulan Desember.
Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,2 persen. S & P / ASX 200 Index Australia melemah 0,2 persen. S & P / NZX 50 Index Selandia Baru sedikit berubah 0,1 persen setelah ditutup di level rekor tertinggi sepanjang masa pada hari Senin. Pasar di China dan Hong Kong belum memulai perdagangan saat berita ini diterbitkan. (sdm)
Sumber: Bloomberg

Tuesday 19 July 2016

Saham Asia Terkoreksi Pasca Reli Global

BESTPROFIT FUTURES (20/7) - Saham Asia jatuh ditengah reli global dalam ekuitas terhenti, dengan Indeks S&P 500 tergelincir dari rekornya dan investor mengkaji laba perusahaan dan prospek pertumbuhan global.
Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2% menjadi 133,59 pada 09:04 pagi di Tokyo karena saham Jepang turun untuk pertama kalinya dalam tujuh hari. ekuitas global menambahkan lebih dari $ 4.5 triliun nilai sejak keputusan mengejutkan U.K. untuk meninggalkan Uni Eropa, yang mendorong valuasi saham-saham Asia-Pasifik mendekati level tertinggi tahun ini. Investor mengkaji laba perusahaan di tengah sentimen pertumbuhan global yang lesu akan bertahan karena Dana Moneter Internasional(IMF) membatalkan perkiraan untuk naik di tahun ini.(yds)
Sumber: Bloomberg

Monday 23 May 2016

Pasokan Global Yang Melimpah Bertahan, Minyak Berakhir di Terendahya 1-Minggu

BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/5) - Harga minyak berakhir di level terendahnya dalam seminggu pada Senin ini karena kekhawatiran akan meredanya gangguan terbaru untuk produksi minyak mentah, memperbaharui harapan bahwa pasokan global akan terus melebihi permintaan.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Juli turun 33 sen, atau 0,7%, untuk berakhir di $ 48,08 per barel di New York Mercantile Exchange. Itu merupakan penutupan terendah untuk kontrak bulan depan sejak 16 Mei. Minyak mentah Brent di London™s ICE Futures exchange turun 37 sen, atau 0,8%, ke $ 48,35 per barel.(mrv)
Sumber: MarketWatch

Sunday 15 May 2016

Bursa Global Bervariasi, Harga Minyak Dan PDB Jadi Sentimen

BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/5) - Bursa global bergerak bervariasi pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, dengan bursa AS melemah dan bursa Eropa menguat.
Seperti dikutip dari riset Investa Saran Mandiri, bursa AS ditutup negatif seiring dengan pelemahan harga minyak meski data ekonomi yang dirilis positif.
University of Michigan melaporkan indeks sentimen konsumen melonjak 7,6% menjadi 95,8 dari 89,0 pada bulan April, mematahkan estimasi kenaikan menjadi 90,0 dalam jajak pendapat Reuters. Dow Jones ditutup melemah 1.05%, Nasdaq turun 0.37% dan S&P Indek turun 0.85%.
Adapun pasar saham kawasan Eropa ditutup positif. Gross Domestic Product (GDP) Jerman tumbuh lebih dari dua kali di kuartal pertama tahun ini seiring pengeluaran rumah tangga dan belanja negara yang meningkat. Peningkatan juga terjadi pada investasi di sektor konstruksi dan barang modal dari perdagangan luar negeri.
Destatis,Badan Pusat Statistik Federal Jerman melaporkan ekonomi Jerman tumbuh 0,7% selama kuartal pertama 2016 setelah di kuartal sebelumnya yaitu kuartal IV-2015 hanya tumbuh 0,3%. Angka ini lebih tinggi dari konsensus yang dikeluarkan para ekonomi di polling Reuters yang memprediksi pertumbuhan 0,6%.
Pada perbandingan 12 bulan, PDB tumbuh sebesar 1,1% pada periode Januari-Maret dibandingkan dengan tiga bulan yang sama tahun sebelumnya. FTSE di Inggris ditutup naik 0.56%, DAX Jerman naik 0.92% dan CAC Perancis naik 0.56%.

Sumber : bisnis.com

Monday 25 April 2016

Minyak Turun Dari 5 Bulan Tertingginya Ditengah Tanda Meningkatnya Pasokan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (26/4) - Minyak jatuh dari level tertinggi lima bulan di New York di tengah tanda-tanda melimpahnya pasokan minyak global akan berkepanjangan karena produsen di Timur Tengah meningkatkan pasokannya.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni turun $ 1,09, atau 2,5%, untuk menetap di level $ 42,64 per barel di New York Mercantile Exchange. Kontrak naik 1,3% menjadi $ 43,73 pada hari Jumat, penutupan tertinggi sejak 10 November.
Brent untuk pengiriman Juni turun 63 sen, atau 1,4%, ke $ 44,48 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Acuan minyak mentah Eropa dan Afrika lebih tinggi sebesar $ 1,84 dibanding WTI.(yds)
Sumber: Bloomberg

Wednesday 13 April 2016

Emas Turun Dari Tiga Pekan Tertingginya, Ekuitas Global Catat Reli

BESTPROFIT FUTURES MALANG (14/4) - Emas turun dari level tertingginya dalam lebih dari tiga pekan terakhir ditengah gain dalam ekuitas global serta dolar sehingga mengurangi permintaan untuk logam ini sebagai aset haven.
Emas berjangka untuk pengiriman Juni turun 1% untuk menetap di level $ 1,248.30 per ons pada 1:50 siang di Comex New York. Logam ini membukukan penurunan pertama dalam lima sesi setelah mencapai level $ 1,264.70 pada hari Selasa, yang tertinggi sejak 18 Maret.
Kepemilikan emas ETF naik 1,3 metrik ton menjadi 1,765.7 ton pada Selasa, menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg.
Perak untuk pengiriman Mei naik 0,6% menjadi $ 16,325 per ons di Comex.
Sementara di New York Mercantile Exchange, platinum naik, sementara paladium menurun.(yds)

Sumber: Bloomberg

Tuesday 5 April 2016

Saham Jepang Berfluktuasi Ditengah Gejolak Ekuitas Global

BESTPROFIT FUTURES MALANG (6/4) - Saham Jepang berfluktuasi mendekati dua bulan setelah yen melonjak ke level tertinggi terhadap dolar dalam 1 1/2 tahun, sehingga meredam prospek pendapatan bagi eksportir.
Indeks Topix sedikit berubah pada 1,268.23 pada 09:11 pagi di Tokyo, berayun antara keuntungan 0,3% dan penurunan 0,2%. Diperdagangkan mendekati penutupan terendah sejak 12 Februari. Nikkei 225 Stock Average sedikit berubah pada 15,736.84. Yen diperdagangkan pada 110,39 per dolar setelah penguatan sementara di 110, pada Selasa, melepas sebagian pelemahan sejak Bank of Japan memperluas pelonggaran moneter pada bulan Oktober 2014. Saham AS ditutup dengan penurunan dua hari terburuknya dalam indeks Standard & Poor 500 sejak Februari dan Indeks MSCI Inc untuk ekuitas global menurun tajam dalam hampir dua bulan di tengah kekhawatiran bahwa pelemahan ekonomi akan makin serius.(yds)
Sumber: Bloomberg

Reli Kehilangan Momentum, Saham AS Turun di tengah Kekhawatiran Pertumbuhan Global

BESTPROFIT FUTURES MALANG (6/4) - Saham AS jatuh, dengan indeks Standard & Poor 500 memposting penurunan tercuram dalam empat minggu, di tengah munculnya kembali kekhawatiran bahwa melemahnya pertumbuhan global akan semakin dalam.
Penurunan berakselerasi di menit akhir seiring sektor perbankan turun, tenggelam bersama dengan Treasury imbal hasil seiring rally obligasi pada permintaan haven. Bank of America Corp turun 2,4 persen. Perusahaan perawatan kesehatan jatuh untuk pertama kalinya dalam tiga hari, terseret ke level yang lebih rendah akibat penurunan 15 persen Allergan Plc setelah pemerintah mengambil langkah-langkah untuk membatasi apa yang disebut penawaran inversi, mengancam merger dengan Pfizer Inc.
S & P 500 turun 1 persen ke level 2,045.29 pada pukul 16:00 sore waktu New York, mengakhiri rentetan kemenangan terpanjang dalam 13 bulan. Pergerakan indeks ini ditutup tidak lebih dari 1 persen di kedua arah dalam 15 hari terakhir, sesuatu yang tidak terlihat sejak Maret 2015.
Rally yang mengangkat S & P 500 sebanyak 13 persen dari posisi terendah 22-bulan pada bulan Februari telah mulai kehilangan momentum, dengan pergeseran sentimen seiring investor menilai apakah bank sentral dapat menangkis pelemahan dalam ekonomi global. Kekhawatiran bahwa perlambatan di China akan menyebar, diperburuk oleh penurunan harga minyak mentah telah mengirim saham untuk meraih start terburuk tahunan mereka. Harga minyak yang stabil dan sinyal bahwa pembuat kebijakan akan melanjutkan upaya untuk mendorong pertumbuhan akan mendukung comeback pada akhir kuartal. (sdm)
Sumber: Bloomberg

Wednesday 20 January 2016

Yen Capai 1 Tahun Tertingginya Ditengah Gejolak Global Markets

BESTPROFIT FUTURES MALANG (21/1) - Yen menguat ke level terkuatnya dalam setahun terakhir ditengah aksi selloff global dalam ekuitas dan penurunan di sektor komoditas, sehingga memacu permintaan untuk aset haven.
Mata uang Jepang, yang telah dihargai lebih dari 2% versus semua 31 mitra utama tahun ini, naik seiring penurunan harga minyak dan memperlambat momentum ekonomi di China meredam prospek pertumbuhan global. Dolar Australia dan Selandia Baru jatuh bersama dengan mata uang negara-negara pengekspor komoditas lainnya, termasuk peso Meksiko, yang turun dari rekornya.
Yen menguat 1% menjadi 116,49 per dolar pada 11:36 pagi di New York, dan menyentuh 115,98, level terkuat sejak 16 Januari 2015. Mata uang Jepang dihargai 1% menjadi 127 per euro. Euro sedikit berubah pada level $ 1,0903.
Ekuitas global anjlok karenai minyak mentah berjangka diperdagangkan di New York turun ke level yang terakhir terlihat pada tahun 2003 silam. Sementara IMF memangkas prospek pertumbuhan dunia pada Selasa, menyoroti lemahnya prospek untuk negara penghasil komoditas.(yds)
Sumber: Bloomberg

Sunday 17 January 2016

Pelemahan Dollar dan Kekuatiran Global Mengangkat Harga Emas Akhir Pekan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (18/1) - Harga Emas naik hampir 2 persen pada penutupan pedagangan akhir pekan, Sabtu dinihari (16/01), terpicu pelemahan dolar AS dan merosotnya harga minyak mentah serta pasar saham mendukung permintaan emas sebagai aset yang lebih aman.
Kenaikan harga emas didorong oleh melemahnya dolar, yang jatuh 0,5 persen terhadap sekeranjang mata uang utama, setelah data AS yang lebih lemah dari perkiraan dan membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang asing. Penjualan ritel AS dan produksi industri turun pada bulan Desember, indikasi terbaru bahwa pertumbuhan ekonomi mengerem tajam pada kuartal keempat.
Demikian juga harga minyak terjun mencapai $ 29 per barel, menyeret indeks saham utama di seluruh dunia turun tajam, karena kekhawatiran perlambatan global di tengah kekenyangan pasokan minyak mentah mengguncang pasar dan investor.
Harga emas spot naik 1,06 persen pada 1,089.03 dollar per troy ons. Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Februari ditutup naik $ 17,10 pada 1,090.70 dollar per troy ons, dimana pada perdagangan terakhir naik 1,47 persen pada 1.089,40 dollar per troy ons.
Harga emas mencapai tertinggi dua bulan pada $ 1.112 pekan lalu karena volatilitas saham Tiongkok meningkatkan kekhawatiran tentang keadaan ekonomi global, membuat investor mencari perlindungan di emas dan safe havens lainnya.
Sedangkan harga logam mulia lainnya, harga Perak naik 1,18 persen pada $ 13,91 per ons, tapi harga paladium turun 0,59 persen menjadi $ 488,35 per ons, menuju minggu kedua menurun setelah tergelincir 12 persen pekan lalu. Harga Platinum turun 1,0 persen menjadi $ 826,80 dan berada di jalur untuk menutup minggu turun hampir 6 persen.

Sumber : Vibiznews

Wednesday 13 January 2016

Bursa AS Menghentikan Reli Ekuitas Global Dengan Kenaikan Minyak Tersendat

BESTPROFIT FUTURES MALANG (14/1) - Bursa saham AS menghentikan kenaikan dua hari setelah reli dalam minyak mentah tersendat dan Treasuries menghapus kerugian, memberikan sinyal baru bahwa China memicu gejolak di pasar keuangan yang belum sepenuhnya hilang.
Indeks Standard & Poor 500 memperpanjang penurunan setelah pasar Eropa ditutup sedikit lebih tinggi. Imbal hasil dengan tenor 10-tahun pada Treasury note turun menjadi 2,09 persen, sementara emas menghapus kerugian untuk di perdagangkan di atas $ 1.090 per ons. Minyak sedikit berubah di level $ 30,50 per barel. Emerging market naik setelah ditutup pada level terendah dalam enam tahun, sementara saham-saham Asia rebound dari level terendah tiga tahun terhadap data perdagangan China.
Indeks S&P 500 turun 0,5 persen pada pukul 12:04 siang di New York, dengan kerugian diperpanjang setelah pasar Eropa ditutup pada pukul 11:30 siang. Indeks dibuka menguat sebanyak 0,6 persen. Sekarang turun lebih dari 5,5 persen dalam tahun ini setelah tergelincir 0,7 persen pada tahun 2015 lalu.(frk)
Sumber: Bloomberg

Tuesday 5 January 2016

Emas Menetap di Dua Minggu Tertinggi Setelah Pasar Tetap Berderak

BESTPROFIT FUTURES MALANG (6/1) - Emas berjangka menetap di level tertinggi dalam dua minggu pada hari Selasa, karena ketidakpastian tentang ekonomi China dan ketegangan di Timur Tengah yang berlanjut sehari setelah kegaduhan pasar saham global.
Emas Februari naik $ 3,20, atau 0,3 persen, untuk menetap di $ 1,078.40 per ons yang merupakan penutupan tertinggi sejak 21 Desember ketika emas berakhir di level $ 1,080.60.
Ekuitas melihat aksi jual global pada hari Senin, dipicu oleh kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi di China dan ketegangan sektarian antara Iran dan Arab Saudi, yang membantu menggerakkan volatilitas dalam minyak mentah.(frk)
Sumber: MarketWatch

Monday 4 January 2016

Emas Menguat Dalam 2 Minggu Terakhir Terkait Pelemahan Ekuitas

BESTPROFIT FUTURES MALANG (5/1) - Emas memiliki kenaikan terbesar dalam dua minggu Terakhir setelah penurunan ekuitas global dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah mendorong investor kembali ke aset haven.
Ekuitas pasar negara berkembang mengalami penurunan terbesar sejak Agustus tahun lalu dan Dow Jones Industrial Average merosot lebih dari 300 poin, karena perlambatan manufaktur China memicu aksi jual yang menghentikan perdagangan di Shanghai. Arab Saudi dan beberapa sekutunya memutuskan hubungan dengan Iran dalam krisis terbesar antara dua kekuatan regional dalam hampir tiga dekade terakhir.
Emas berjangka untuk pengiriman Februari naik 1,4 persen untuk menetap di $ 1,075.20 per ons pada pukul 1:45 siang di Comex New York, kenaikan terbesar sejak 21 Desember. Logam mulia telah merosot 10 persen pada tahun lalu, mencatatkan kemerosotan terpanjang sejak 1998.
Perak untuk pengiriman Maret naik 0,3 persen menjadi $ 13,841 per ons di Comex. Di New York Mercantile Exchange, paladium dan platinum melemah.(frk)
Sumber: Bloomberg

Sunday 3 January 2016

Harga Minyak Tahun 2015 Turun Lebih 30%, Kekenyangan Global Masih Menekan Tahun 2016

BESTPROFIT FUTURES MALANG (4/1) - Harga minyak mentah ditutup menguat pada penutupan perdagangan Jumat dinihari (01/01) akhir tahun 2015 setelah rilis data menunjukkan penurunan jumlah kilang minyak mingguan, tapi masih mencatat tahun kedua penurunan tajam setelah perlombaan untuk eksplorasi oleh produsen minyak mentah Timur Tengah dan pengebor minyak serpih AS yang menciptakan kekenyangan global yang belum pernah terjadi sebelumnya yang mungkin akan berlangsung sampai tahun 2016.
Kilang minyak mentah di AS dilaporkan turun dalam 2 minggu ini, dimana saat ini jumlahnya mencapai 536, menurut Baker Hughes. Kilang minyak di AS telah jatuh pada 946 pada tahun lalu, kata Baker Hughes.
Harga patokan minyak dunia Brent dan minyak mentah AS untuk West Texas Intermediate (WTI) berjangka di akhir tahun 2015 turun lebih dari 30 persen setelah menunjukkan ketidakberdayaan Arab Saudi dan lain-lain dalam Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk mendukung harga minyak.
Sementara itu, Industri minyak serpih AS, mengejutkan dunia lagi dengan kemampuannya untuk bertahan hidup.
Amerika Serikat juga mengambil langkah bersejarah dengan membatalkan larangan 40 tahun pada ekspor minyak mentah AS ke negara-negara di luar Kanada, mengakui pertumbuhan industri.
Harga minyak mentah WTI berjangka ditutup naik 44 sen, atau 1,2 persen, pada 37,04 dollar per barel. Turun 12 persen pada bulan Desember dan anjlok 31 persen untuk tahun ini, setelah kehilangan 46 persen pada tahun 2014.
Harga minyak Brent naik $ 1,05, atau 2,8 persen, pada 37,51 dollar per barel, rebound dari level terendah 11-tahun dari 36,10 dollar per barel pada awal sesi. Turun 17 persen selama satu bulan dan 36 persen untuk tahun ini. Pada tahun 2014, Brent kehilangan 48 persen.
Harga minyak Brent berbalik positif pada Kamis akibat badai ganas di Laut Utara yang memaksa perusahaan minyak untuk mengevakuasi platform dan menutup produksi pada hari Kamis di tengah kekhawatiran bahwa mereka bisa terkena tongkang hanyut yang telah rusak.
Badai yang cukup parah ini memberikan dukungan untuk Brent di pasar yang sangat membutuhkan katalis untuk menstabilkan harga, Kilduff mengatakan kepada CNBC.
Juga pada hari Kamis, Presiden Hassan Rouhani memerintahkan menteri pertahanan pada hari Kamis untuk memperluas program rudal Iran, dalam menanggapi ancaman AS untuk menjatuhkan sanksi atas uji coba rudal balistik Iran dilakukan pada bulan Oktober.
Meskipun tidak jelas apakah eskalasi bisa menghentikan pencabutan sanksi Iran, dan karena itu kemampuan Iran untuk membawa minyak ke pasar tahun depan, pembangunan berkontribusi untuk mengakhiri-of-the-tahun kegelisahan, kata Kilduff.

Prospek langsung untuk harga minyak tetap suram. Goldman Sachs mengatakan harga serendah $ 20 per barel mungkin diperlukan untuk mendorong produksi cukup keluar dari bisnis dan memungkinkan rebalancing dari pasar.
Morgan Stanley mengatakan dalam prospek untuk tahun depan yang berkembang untuk minyak tahun 2016. Bank memperkirakan kenaikan berkelanjutan dalam pasokan global yang tersedia, meskipun beberapa pemotongan oleh pengebor minyak serpih AS.
Harga Brent sempat mencapai titik terendah 2004 di bawah $ 36 tahun ini, secara efektif menghapus keuntungan dari satu dekade panjang komoditas yang dipicu oleh belum pernah terjadi sebelumnya boomingnya permintaan energi Tiongkok.
Penurunan telah menyebabkan tekanan di seluruh rantai pasokan energi, termasuk pengirim, pengebor minyak swasta dan negara tergantung pada minyak mulai dari Venezuela dan Rusia hingga ke Timur Tengah.
Analis memperkirakan produksi minyak mentah global melebihi permintaan antara setengah juta hingga 2 juta barel setiap hari. Ini berarti bahwa bahkan perkiraan yang paling agresif dari yang diharapkan pemotongan produksi AS sebesar 500.000 barel per hari untuk 2016 tidak akan mungkin sepenuhnya menyeimbangkan pasar.
Minyak mulai jatuh pada pertengahan 2014 sebagai gelombang produksi dari OPEC, Rusia dan produsen minyak serpih AS melebihi permintaan. Penurunan dipercepat pada akhir 2014 setelah keputusan OPEC yang dipimpin Arab untuk menjaga produksi yang tinggi untuk mempertahankan pangsa pasar global daripada penurunan produksi untuk mendukung harga.
OPEC gagal menyepakati setiap target produksi pada pertemuan 4 Desember di Wina, memperkuat keputusannya untuk melindungi pangsa pasar, untuk mengembalikan ekspor Iran ke pasar setelah pencabutan sanksi-sanksi Barat.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah masih berpotensi tertekan merespon sentimen kekenyangan pasokan minyak mentah global. Harga minyak akan bergerak dalam kisaran Support $36,50-$36,00 per barel, dan kisaran Resistance $37,50-$38,00 per barel.

Sumber : Vibiznews

Monday 5 October 2015

Indeks Berjangka Asia Sentuh Kenaikan Lebih Pada Sahamnya

BESTPROFIT FUTURES MALANG (6/10) - Reli saham global yang dilihat dari kenaikan terpanjang ekuitas AS tahun ini pada saat penutupan tampaknya akan terus berlanjut di Asia, dengan indeks berjangka dari Jepang ke Hong Kong mensinyalir kenaikan lebih lanjut. Dolar dan yen pertahankan penurunan.
Kontrak pada indeks saham di Tokyo dan Seoul naik lebih dari 1 persen pada perdagangan terakhir, dengan spekulasi bahwa The Fed akan menahan kenaikan suku bunganya hingga 2016 nanti, meningkatkan aset berisiko, dan membantu indeks Standard & Poor 500 untuk kenaikan hari kelimanya. Dolar Australia melayang dekat dua minggu tertingginya jelang tinjauan biaya pinjaman yang lebih rendah dari  bank sentral, sementara minyak US bertahan diatas $ 46 per barel.
Saham telah mengalami reli membukukan kuartal terburuknya dalam empat tahun terakhir, terkait pelemahan yang tak terduga di pasar tenaga kerja AS mendorong keluar kemungkinan batas waktu untuk kenaikan tingkat suku bunga. Kemungkinan dari bersiapnya The Fed pada pengetatan bulan ini telah jatuh ke 10 persen, menekan dolar sementara di sisi lain memperkuat aset di pasar negara berkembang dan lebih berisiko pada pasar yang telah beroleh manfaat dari era uang murah. Nilai ekuitas global telah naik kembali di atas $ 60 triliun pada bulan ini setelah hampir menghapus $ 10 triliun pada kuartal terakhir.
Indeks berjangka Jepang memperkirakan kenaikan yang sama untuk saham di sana, dengan kontrak pada Nikkei 225 Stock Average naik sebesar 1,4 persen di pra-pasar Osaka, untuk 18.320. indeks berjangka berdenominasi yen yang diperdagangkan di Chicago turun 0,2 persen menjadi 18.330 setelah melonjak sebesar 2,7 persen pada sesi sebelumnya.
Di Australia, di mana pada hari senin pasar tetap, Indeks S & P / ASX 200 naik sebesar 1,2 persen pada Selasa, sementara indeks berjangka pada Kospi Korea Selatan naik 1,1 persen. S & P / Indeks NZX 50 indeks saham utama Selandia Baru, memulai perdagangan setiap hari di kawasan Asia-Pasifik, menguat 0,7 persen pada hari ketiga kenaikannya.
Kontrak pada indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,2 persen pada perdagangan terakhir, meningkat dengan kontrak pada indeks Hang Seng China Enterprises, yang mengukur ekuitas China yang terdaftar di kota. Pasar Cina daratan tetap tertutup hingga Rabu untuk liburan Hari Nasional selama seminggu.(yds)
Sumber: Bloomberg

Tuesday 22 September 2015

Saham AS Terkoreksi ditengah Penurunan Saham Automotif Global

BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/9) - Saham AS jatuh akibat penurunan saham bahan baku seiring merosotnya saham komoditas, aksi jual di saham bioteknologi kian mendalam dan skandal emisi gas buang Volkswagen AG terus menekan saham otomotif global.
Indeks Standard & Poor 500 turun sebesar 1,2 persen ke level 1,942.62 pukul 04:00 di New York, memangkas penurunan di jam terakhir perdagangan pasca jatuh sebanyak 1,9 persen. Ini merupakan penurunan ketiga dalam empat hari terakhir, mengirim indeks ke level dua pekan terendah. Indeks volatilitas mencatat kenaikan terbesar dalam satu bulan terakhir.
Ekuitas mendapat dorongan pada hari Senin pasca empat pejabat The Fed berbicara terkait prospek kenaikan suku bunga pada tahun 2015, hanya beberapa hari pasca bank sentral hentak investor dengan mengutip gejolak pasar global dan perlambatan di China sebagai alasan untuk menahan kenaikan suku bunga. Komentar mereka menyarankan terus membaiknya perekonomian domestik dapat membayangi kekhawatiran tentang kondisi global.
Tawaran bank sentral untuk transparansi yang lebih besar tentang kriteria untuk kenaikan suku bunga telah meninggalkan pasar berkedut dengan setiap laporan ekonomi di tengah perluasan daftar The Fed dan pertentangan data AS. Ketua The Fed Janet Yellen mengatakan pekan lalu bahwa para pembuat kebijakan akan meneliti perlambatan risiko pertumbuhan di China dan pasar negara berkembang terhadap perekonomian AS
Sementara itu, pasar tetap yakin kenaikan suku bunga akan dilakukan tahun ini pasca keputusan The Fed dan pernyataan dovishnya. Pedagang harga memperkirakan sekitar 41 persen kenaikan suku bunga akan dilakukan pada pertemuan FOMC bulan Desember, dibandingkan dengan 64 persen pada 16 September sebelum keputusan kebijakan. (izr)
Sumber: Bloomberg

Tuesday 8 September 2015

Saham AS Ikuti Keuntungan di Bursa Global Setelah Libur Hari Buruh

BESTPROFIT FUTURES MALANG (9/9) - Saham AS melonjak, dengan gain terbaik kedua indeks Standard & Poor 500 tahun ini, setelah rally di jam terakhir di pasar saham China memimpin ekuitas global ke level yang lebih tinggi.
S & P 500 melonjak 2,5 persen ke level 1,969.28 pada pukul 04:00 sore waktu New York, setelah saham ini  mengalami penurunan mingguan terbesar kedua tahun ini.
Ekuitas di seluruh dunia mengalami kenaikan hari ini, yang dipimpin oleh China. Reli yang terjadi di jam terakhir perdagangan Cina mengikuti pola yang baru-baru ini memberi kesan akan intervensi negara untuk menopang ekuitas nasional. Saham AS telah berubah lebih tidak stabil dalam beberapa pekan terakhir di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi China akan membebani pertumbuhan global, sementara investor bertaruh Federal Reserve berada di jalur tahun ini untuk kenaikan suku bunga pertama sejak 2006.
S & P 500 berfluktuasi rata-rata 2 persen dalam sehari selama lebih dari dua minggu sampai hari Jumat lalu, sementara sebelum 20 Agustus, 2015 rata-rata adalah sekitar 0,6 persen. Di 10 hari dari 13 hari terakhir, benchmark ini ditutup dengan kepindahan minimal 1,3 persen. Indeks Volatilitas Chicago Board Options Exchange memposting 11 sesi berturut-turut di atas level 25, level yang sebelum Agustus menyentuh hanya lima hari sejak 2011.
Investor tetap yakin the Fed akan menaikkan biaya pinjaman tahun ini, bahkan saat mereka memangkas taruhan mengenai pembuat kebijakan memutuskan untuk melakukannya pada pertemuan minggu depan. Pedagang mengkalkulasi kemungkinan 30 persen bank sentral akan menaikkan suku bunga pada pertemuan bulan ini, turun dari kemungkinan 48 persen sebelumnya sebelum devaluasi mata uang China pada Agustus 11. Peluang untuk kenaikakan pada pertemuan Desember yakni 59 persen, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg .
Semua industri utama dalam indeks S & P 500 10 naik setidaknya 1,3 persen pada hari Selasa, dengan perusahaan industri, bahan baku, kesehatan dan teknologi meraih gain tertinggi, naik lebih dari 2,4 persen.(sdm)
Sumber: Bloomberg

Tuesday 1 September 2015

Bursa Eropa Tertekan oleh Kekhawatiran Pertumbuhan Ekonomi Global

BESTPROFIT FUTURES MALANG (2/9) - Penurunan yang menyebabkan kerugian bulanan terbesar dalam ekuitas Eropa sejak 2011 tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda.
Indeks Stoxx Europe 600 merosot 2,7% pada hari Selasa, dan turun sebanyak 3,3%. Indeks tersebut mengikuti pergerakan saham-saham Asia lebih rendah setelah laporan resmi menunjukkan Indeks pabrik China turun ke level terendah tiga tahun, sedangkan data terpisah mengisyaratkan manufaktur di kawasan Eropa menyusut lebih dari yang diperkirakan dan output di AS tumbuh pada laju paling lambat sejak tahun 2013. Sektor pertambangan kembali menjadi yang paling merasakan dampaknya di antara kelompok industri di Eropa, turun 5,6% setelah komoditas melanjutkan kembali penurunan.
Penurunan dalam harga komoditas dan rebound euro membuat Morgan Stanley memangkas perkiraan untuk pertumbuhan laba dalam perusahaan-perusahaan Eropa. Saat ini sektor perbankan memproyeksikan laba akan datar dalam tahun ini sebelum berikutnya naik 7% dan 10% pada tahun 2017 mendatang.
Indeks acuan untuk ekuitas Inggris, Spanyol dan Belanda turun tajam di Eropa Barat pada hari Selasa, turun lebih dari 2,5%. Indeks DAX telah kehilangan 19% dari rekornya di bulan April. Empat belas dari delapan belas pasar saham di wilayah tersebut telah mengalami kejatuhan lebih dari 10% dari level tertinggi mereka.
Indeks Stoxx 600 jatuh 8,5% pada bulan Agustus di tengah kekhawatiran bahwa perekonomian China akan goyah, sebagaimana Federal Reserve sedang bersiap untuk menaikkan tingkat suku bunga. Indeks ekuitas berakhir sedikit berubah pada hari Senin, sementara saham AS jatuh, di tengah volume perdagangan yang rendah setelah pasar saham Inggris ditutup untuk liburan.
Indeks acuan untuk saham Eropa pada hari Selasa berakhir 15% di bawah rekor yang dicapai pada bulan April, menghantarkan valuasinya menjadi 15,1 kali estimasi laba, lebih rendah dari saham AS. Penurunan di sektor komoditas mengirim produsen pertambangan dan energi turun tajam pada bulan Agustus, dan saham-saham di seluruh dunia kehilangan sekitar $ 5.7 miliar.(frk)
Sumber: Bloomberg

Monday 24 August 2015

Saham AS Turun Pada Sesi Break Ditengah Gejolak Pasar Ekuitas Global

BESTPROFIT FUTURES MALANG (25/8) - Bursa saham AS melemah, menelusuri aksi selloff di pasar ekuitas global, di tengah penurunan yang mendalam pada semua sektor diluar aset yang paling aman.
Indeks Standard & Poor 500 turun 4,8 persen menjadi 1,876.16 pada 09:34 pagi di New York, dengan indeks acuan menyentuh level terendahnya sejak Oktober lalu.
Ketenangan di pasar AS menjadi terganggu pada pekan lalu, dengan melonjaknya volatilitas di sebagian besar catatan Dow yang memasuki koreksi dan investor melepas kenaikan terbesarnya sejak 2015. Sebuah indeks ekspektasi volatilitas naik lebih dari dua kali lipat pekan lalu. Saham melemah terhadap aksi selloff global yang sedang menghapus lebih dari $ 5 triliun dari nilai ekuitas di seluruh dunia sejak kejutan pada devaluasi mata uang  di 11 Agustus lalu.(mrv)
Sumber: Bloomberg