Showing posts with label IDX Stock. Show all posts
Showing posts with label IDX Stock. Show all posts

Thursday 18 September 2014

Kembangkan Bisnis Serat Optik Bersama Telkom, Saham JSMR Uji Level Resistance

PT Jasa Marga Tbk (JSMR) berkerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) untuk mengembangkan bisnis non tol, yaitu serat optik. Dana sebesar Rp50 miliar dianggarkan guna investasi untuk pengembangan bisnis tersebut. Kerja sama tersebut sudah terjalin sejak pertengahan tahun 2013, tetapi baru dapat direalisasikan pada awal tahun 2015.
JSMR dan TLKM juga bersepakat untuk mengoptimalkan sinergi mendukung bisnis teknologi informasi di Bali. Hal ini terkait dengan proyek pembangunan jalan tol Nusa Dua – Ngurah Rai – Benoa Bali. Bisnis ini diharapkan sejalan dengan dibangunnya jalan tol Bali.
Melihat posisi kinerja keuangan, JSMR membukukan laba bersih sebesar Rp740,71 miliar pada semester I/2014 atau naik tipis 1,48% dari periode yang sama tahun lalu Rp730,81 miliar. Pendapatan usaha perseroan tercatat turun menjadi Rp4,48 triliun dari periode sebelumnya yang mencapai Rp4,76 triliun.
Penurunan pendapatan terutama diakibatkan oleh anjoknya pendapatan konstruksi menjadi Rp1,05 triliun dari sebelumnya Rp1,82 triliun. Adapun pendapatan tol masih meningkat menjadi Rp3,17 triliun dari periode Januari-Juni 2013 yang mencapai Rp2,78 triliun. Laba usaha perseroan juga meningkat tipis dari Rp1,44 triliun menjadi Rp1,58 triliun per 30 Juni 2014.
Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham hari Kamis (18/9/14), saham JSMR  dibuka pada level 6,375 dalam kisaran 6,350 – 6,400 dan volume perdagangan saham JSMR  mencapai 2,31 juta lot saham.
Analis Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham JSMR sejak awal bulan Juli terlihat terus mengalami pergerakan konsolidasi. Indikator MA sudah bergerak sepanjang bolinger band atas. Selain itu indikator stochastic mulai bergerak ke area tengah setelah sebelumnya berada pada area jenuh beli.
Sementara indikator ADX terpantau bergerak naik didukung oleh +DI yang juga bergerak naik yang menunjukan pergerakan JSMR dalam tekanan. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju JSMR masih akan tertahan dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakan JSMR. Saat ini level support berada pada Rp6100 hingga resistance Rp6400.

Sumber : Vibiznews

Wednesday 17 September 2014

Pembangunan PLTU Masih Jauh Dari Target, Koreksi Saham CNKO Belum Usai

Untuk menyelesaikan dua proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) akan menggunakan dana sebesar Rp 154,78 miliar. Kedua proyek PLTU tersebut berlokasi di Rengat dan Tembilahan, Riau yang tahap pengerjaannya dimulai awal tahun ini.
Sampai saat ini, perseroan telah menggunakan dana sebesar Rp 62,63 miliar untuk pembangunan PLTU di Rengat, dengan estimasi total biaya yang masih akan dikeluarkan sebesar Rp 104,09 miliar. Sedangkan proyek PLTU di Tembilahan sudah menyerap Rp 144,67 miliar dengan perkiraan jumlah dana lanjutan sebesar Rp 50,69 miliar. PLTU Rengat ditargetkan beroperasi pada April 2015 dan Tembilahan pada Desember 2014.
Sepanjang pengerjaannya kedua proyek emiten batubara  tersebut telah melalui beberapa tahap pengerjaan, dari pembebasan tanah dan spengembangan lokasi, teknik, suplai peralatan, sampai pengerjaan sipil. Masih ada tiga tahapan lagi yang belum dimulai, yaitu pembersihan jalur transportasi, commissioning and finishing, dan commercial operation.
Namun, pengerjaan PLTU di Rengat mengalami hambatan, terutama kondisi lahan akibat hujan. Sementara Kondisi tanah yang berupa lahan gambut menjadi hambatan utama perseroan dalam pengerjaan proyek PLTU Tembilahan. Sehingga realisasinya masih tertahan di angka Rp 62,64 miliar. Sementara, perseroan masih harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 104,09 miliar untuk mengerjakan proyek tersebut hingga tahap final.
Secara kondisi fundamentak keuangan, perseroan meraup pendapatan Rp735,34 miliar sepanjang tahun lalu, turun dibandingkan dengan capaian pada tahun sebelumnya Rp873,17 miliar. Laba kotor semester I/2014 juga mengalami penurunan menjadi Rp137,13 miliar dari laba kotor periode yang sama tahun sebelumnya Rp150,30 miliar, sedangkan laba bersih semester I/2014 turun menjadi Rp9,05 miliar dari laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp33,08 miliar.
Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham hari Rabu (17/9/14), saham CNKO dibuka pada level 209 dan ditutup di 208 dalam kisaran 207 – 209 dan  volume perdagangan saham CNKO mencapai 2,21 juta lot saham.
Analis Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham CNKO sejak awal bulan Agustus terlihat terus mengalami pergerakan penguatan namun saat ini berada bada posisi konsolidasi.  Indikator MA sudah bergerak sepanjang bolinger band bawah. Selain itu indikator stochastic mulai bergerak ke area tengah setelah sebelumnya berada pada area jenuh beli.
Sementara indikator ADX terpantau bergerak naik didukung oleh -DI yang juga bergerak naik yang menunjukan pergerakan CNKO dalam tekanan. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju CNKO masih akan tertahan dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakan CNKO. Saat ini level support berada pada Rp198 hingga resistance Rp235.

Sumber : Vibiznews

Sunday 7 September 2014

Raihan Kontrak 2014 Mendekati Target, Penguatan Saham PTPP Menipis

Hingga akhir Agustus 2014, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) telah membukukan kontrak baru sebesar Rp 10,95 triliun atau sekitar 46% dari target kontrak baru perseroan hingga akhir tahun di angka Rp 24 triliun. Kontrak baru tersebut terdiri dari proyek swasta 70%, pemerintah dan BUMN 30%. Dengan raihan kontrak baru hingga akhir Juli sebesar Rp 9,35 triliun maka total kontrak dihadapi perseroan mencapai Rp 31,28 triliun. Hal ini ditopang dari kontrak bawaan (carry over) dari tahun lalu sebesar Rp 21,93 triliun. Untuk diketahui, perseroan menargetkan kontrak dihadapi sebesar Rp 46,12 triliun atau naik 30% dari tahun lalu di angka Rp 35,45 triliun.
Melihat kinerja perseoran, Pada semester I tahun ini, PTPP mencatat kenaikan laba bersih sebesar Rp146,7 miliar atau tumbuh 2,09% dibanding periode yang sama tahun lalu senilai Rp143,7 miliar. Naiknya laba bersih perusahaan dikontribusi dari seluruh pilar bisnis perseroan, yaitu konstruksi, properti, EPC, pracetak, peraltan dan investasi. Sementara pendapatan usaha perseroan semester I sebesar Rp4,6 triliun atau naik 10,3% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp4,17 triliun.
Laba usaha PTPP saat ini mencapai Rp372,48 miliar, tumbuh 20,6% dibanding semester I tahun lalu sebesar Rp308,86 miliar. Persreoan optimistis bisa mencapai target kinerja tahun ini didukung capaian kontrak perusahaan. Pencapain prder book hingga semester I sebesar Rp30,7 triliun, termauk kontrak baru hingga Juni sebesar Rp8,34 triliun.
Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham hari Jumat (5/9/14), saham PTPP dibuka pada level 2,500 dan ditutup di 2460 dalam kisaran 2,465 – 2,510 dan volume perdagangan saham PTPP mencapai 8,53  juta lot saham.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting melihat sisi indikator teknikal, harga saham PTPP sejak awal bulan Juli terlihat terus mengalami pergerakan penguatan dan saat ini telah terlihat bergerak terkoreksi dan konsolidasi, terpantau indikator MA sudah bergerak turun menuju bolinger band bawah.
Selain itu indikator stochastic mulai bergerak ke area jenuh beli. Sementara indikator ADX terpantau bergerak naik didukung oleh +DI yang juga bergerak flat yang menunjukan pergerakan PTPP dalam potensi tertahan. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju PTPP masih akan terbatas dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakan PTPP. Saat ini level support berada pada Rp 2300 hingga resistance Rp 2550.

Sumber : Vibiznews

Serap Separuh Anggaran Belanja, Saham UNVR Dalam Konsolidasi Lanjutan

Sepanjang semester I 2014, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) telah menyerap 43% sampai 50% capital expenditure (capex) yang terserap dengan membelanjakan sekitar Rp 600 miliar sampai Rp 700 miliar. Semula, capex yang UNVR anggarkan adalah Rp 1 triliun. Lalu nilai tersebut ditingkatkan menjadi Rp 1,4 triliun. Kenaikan capex ini disebabkan adanya tambahan kebutuhan untuk memperluas kapasitas produksi dan kabinet es krim. UNVR juga menyatakan bahwa capex tersebut terserap secara merata atau teralokasi hampir ke sektor.
Secara kinerja tengah tahun , emiten konsumer berkapitalisasi besar ini masih melambat. Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, laba bersih UNVR terlihat stagnan. Laba bersih UNVR tumbuh sangat tipis sebesar 0,7% menjadi Rp 2,84 triliun, dibandingkan sebelumnya yang sebesar Rp 2,82 triliun. Laba per sahamnya tercatat sebesar Rp 373 dibandingkan sebelumnya Rp 370.
Padahal, penjualan UNVR masih naik 13,93% menjadi Rp 17,58 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 15,43 triliun. Melambatnya laba bersih juga disebabkan harga pokok penjualan yang naik cukup tinggi sebesar 19,95% menjadi Rp 8,95 triliun. Sehingga, laba bruto cuma tumbuh 8,3% menjadi Rp 8,6 triliun.
Beban pemasaran dan dan beban umum serta administrasi juga turut mencekik margin laba. Apalagi, UNVR juga tersandera rugi selisih kurs dan kerugian pelepasan aset tetap. UNVR juga terbeban dari beban royalti yang naik dua kali lipat menjadi Rp 500,5 miliar, dari sebelumnya Rp 255,2 miliar.
Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham hari Jumat (5/9/14), saham UNVR dibuka pada level 31,600 dan ditutup naik ke 31.825 dalam kisaran 31,600 – 31,925 dan volume perdagangan saham UNVR mencapai 1,08 juta lot saham.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting melihat sisi indikator teknikal, harga saham UNVR sejak awal bulan Juni terlihat terus mengalami pergerakan penguatan dan saat ini telah terlihat bergerak konsolidasi, terpantau indikator MA sudah bergerak naiki menuju bolinger band atas.
Selain itu indikator stochastic mulai bergerak ke area jenuh beli. Sementara indikator ADX terpantau bergerak naik didukung oleh +DI yang juga bergerak flat yang menunjukan pergerakan UNVR dalam potensi penguatan terbatas. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju UNVR masih akan menguat terbatas dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakan UNVR. Saat ini level support berada pada Rp 30200 hingga resistance Rp 32200.

Sumber : Vibiznews

Bersiap Tambah 150 Armada Bus Pariwisata, Saham TAXI Tengah Dalam Tekanan

PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) kembali melebarkan sayap bisnis nya di bidang transportasi. Kali ini TAXI memutuskan untuk berekspansi pada  bisnis penyewaan bus. Dengan merek dagang Eagle High. Setelah membeli bus baru Juli lalu, anak usaha Rajawali Corpora ini siap mengoperasikan Eagle High.
TAXI menyatakan pihak akan menambah sekitar 150 unit armada. Namun tak semua bus baru ini langsung dialokasikan di daerah wisata. Rencananya Express akan menambah pasokan bus yang sudah beroperasi di Jakarta. Saat ini, jumlah armada Eagle High ada 30 bus dan siap ditambah 137 unit lagi sehingga total armada Eagle High di ibukota sebanyak 167 bus. Sisa armada sebanyak 13 bus baru inilah yang akan dioperasikan di daerah wisata. Incarannya adalah Bali, Bukit Tinggi dan Bandung.
Tak hanya itu TAXI juga berencana menambah armada taksi reguler dan taksi premium di semester II tahun ini. Namun tambahan armada ini rencananya sebagai pengganti armada yang sudah ada. Untuk menunjang ekspansi usaha tersebut, Express Group saat ini sedang mempersiapkan infrastruktur dan sarana pendukungnya, antara lain penambahan minimal 2 pool lagi dalam waktu dekat. Hingga saat ini, Express Group telah memiliki total 30 pool. Penambahan jumlah armada dan pool ini merupakan jawaban terhadap peningkatan permintaan atas layanan jasa transportasi yang disediakan oleh Express Group.
Melihat kinerja perseroan, TAXI memperoleh peningkatan laba bersih sebesar Rp 79,10 miliar pada 2014. Ini berarti terjadi peningkatan 30,54% atau sekitar Rp 18,55 miliar dari pencapaian laba bersih emiten dengan kode TAXI ini di semester 1 tahun 2013 yakni senilai Rp 60,59 miliar. Kenaikan laba bersih ini ditopang oleh kenaikan pendapatan Express Group di semester I tahun 2014 ini yang juga mengalami peningkatan cukup menggembirakan yaitu senilai Rp 408,98 miliar atau meningkat 23,41% dari periode yang sama tahun lalu.
Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham hari Jumat (5/9/14), saham TAXI dibuka pada level 1,355 dan ditutup di 1.340  dalam kisaran 1,345 – 1,370 dan volume perdagangan saham TAXI mencapai 9,85 juta lot saham.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting melihat sisi indikator teknikal, harga saham TAXI sejak awal bulan Juli terlihat terus mengalami pergerakan penguatan dan saat ini telah terlihat bergerak terkoreksi dan konsolidasi, terpantau indikator MA sudah bergerak turun menuju bolinger band bawah.
Selain itu indikator stochastic mulai bergerak ke area jenuh beli. Sementara indikator ADX terpantau bergerak naik didukung oleh +DI yang juga bergerak flat yang menunjukan pergerakan TAXI dalam potensi tertahan. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju TAXI masih akan terbatas dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakan TAXI. Saat ini level support berada pada Rp 1240 hingga resistance Rp 1430.

Sumber : Vibiznews