PT Jasa Marga Tbk (JSMR) berkerja sama dengan PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk (TLKM) untuk mengembangkan bisnis non tol, yaitu serat
optik. Dana sebesar Rp50 miliar dianggarkan guna investasi untuk
pengembangan bisnis tersebut. Kerja sama tersebut sudah terjalin sejak
pertengahan tahun 2013, tetapi baru dapat direalisasikan pada awal tahun
2015.
JSMR dan TLKM juga bersepakat untuk mengoptimalkan sinergi mendukung
bisnis teknologi informasi di Bali. Hal ini terkait dengan proyek
pembangunan jalan tol Nusa Dua – Ngurah Rai – Benoa Bali. Bisnis ini
diharapkan sejalan dengan dibangunnya jalan tol Bali.
Melihat posisi kinerja keuangan, JSMR membukukan laba bersih sebesar
Rp740,71 miliar pada semester I/2014 atau naik tipis 1,48% dari periode
yang sama tahun lalu Rp730,81 miliar. Pendapatan usaha perseroan
tercatat turun menjadi Rp4,48 triliun dari periode sebelumnya yang
mencapai Rp4,76 triliun.
Penurunan pendapatan terutama diakibatkan oleh anjoknya pendapatan
konstruksi menjadi Rp1,05 triliun dari sebelumnya Rp1,82 triliun. Adapun
pendapatan tol masih meningkat menjadi Rp3,17 triliun dari periode
Januari-Juni 2013 yang mencapai Rp2,78 triliun. Laba usaha perseroan
juga meningkat tipis dari Rp1,44 triliun menjadi Rp1,58 triliun per 30
Juni 2014.
Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham hari Kamis
(18/9/14), saham JSMR dibuka pada level 6,375 dalam kisaran 6,350 –
6,400 dan volume perdagangan saham JSMR mencapai 2,31 juta lot saham.
Analis Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga
saham JSMR sejak awal bulan Juli terlihat terus mengalami pergerakan
konsolidasi. Indikator MA sudah bergerak sepanjang bolinger band atas.
Selain itu indikator stochastic mulai bergerak ke area tengah setelah
sebelumnya berada pada area jenuh beli.
Sementara indikator ADX terpantau bergerak naik didukung oleh +DI
yang juga bergerak naik yang menunjukan pergerakan JSMR dalam tekanan.
Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju
JSMR masih akan tertahan dan menunggu sentimen fundamental yang
menggerakan JSMR. Saat ini level support berada pada Rp6100 hingga
resistance Rp6400.
Sumber : Vibiznews
Showing posts with label IDX Stock. Show all posts
Showing posts with label IDX Stock. Show all posts
Thursday 18 September 2014
Wednesday 17 September 2014
Pembangunan PLTU Masih Jauh Dari Target, Koreksi Saham CNKO Belum Usai
Untuk menyelesaikan dua proyek
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk
(CNKO) akan menggunakan dana sebesar Rp 154,78 miliar. Kedua proyek
PLTU tersebut berlokasi di Rengat dan Tembilahan, Riau yang tahap
pengerjaannya dimulai awal tahun ini.
Sampai saat ini, perseroan telah
menggunakan dana sebesar Rp 62,63 miliar untuk pembangunan PLTU di
Rengat, dengan estimasi total biaya yang masih akan dikeluarkan sebesar
Rp 104,09 miliar. Sedangkan proyek PLTU di Tembilahan sudah menyerap Rp
144,67 miliar dengan perkiraan jumlah dana lanjutan sebesar Rp 50,69
miliar. PLTU Rengat ditargetkan beroperasi pada April 2015 dan
Tembilahan pada Desember 2014.
Sepanjang pengerjaannya kedua proyek
emiten batubara tersebut telah melalui beberapa tahap pengerjaan, dari
pembebasan tanah dan spengembangan lokasi, teknik, suplai peralatan,
sampai pengerjaan sipil. Masih ada tiga tahapan lagi yang belum dimulai,
yaitu pembersihan jalur transportasi, commissioning and finishing, dan
commercial operation.
Namun, pengerjaan PLTU di Rengat
mengalami hambatan, terutama kondisi lahan akibat hujan. Sementara
Kondisi tanah yang berupa lahan gambut menjadi hambatan utama perseroan
dalam pengerjaan proyek PLTU Tembilahan. Sehingga realisasinya masih
tertahan di angka Rp 62,64 miliar. Sementara, perseroan masih harus
mengeluarkan biaya sekitar Rp 104,09 miliar untuk mengerjakan proyek
tersebut hingga tahap final.
Secara kondisi fundamentak keuangan,
perseroan meraup pendapatan Rp735,34 miliar sepanjang tahun lalu, turun
dibandingkan dengan capaian pada tahun sebelumnya Rp873,17 miliar. Laba
kotor semester I/2014 juga mengalami penurunan menjadi Rp137,13 miliar
dari laba kotor periode yang sama tahun sebelumnya Rp150,30 miliar,
sedangkan laba bersih semester I/2014 turun menjadi Rp9,05 miliar dari
laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp33,08 miliar.
Menilik kabar dari lantai bursa
perdagangan saham hari Rabu (17/9/14), saham CNKO dibuka pada level 209
dan ditutup di 208 dalam kisaran 207 – 209 dan volume perdagangan saham
CNKO mencapai 2,21 juta lot saham.
Analis Vibiz Research Center melihat
sisi indikator teknikal, harga saham CNKO sejak awal bulan Agustus
terlihat terus mengalami pergerakan penguatan namun saat ini berada bada
posisi konsolidasi. Indikator MA sudah bergerak sepanjang bolinger
band bawah. Selain itu indikator stochastic mulai bergerak ke area
tengah setelah sebelumnya berada pada area jenuh beli.
Sementara indikator ADX terpantau
bergerak naik didukung oleh -DI yang juga bergerak naik yang menunjukan
pergerakan CNKO dalam tekanan. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung
fundamentalnya, diprediksi laju CNKO masih akan tertahan dan menunggu
sentimen fundamental yang menggerakan CNKO. Saat ini level support
berada pada Rp198 hingga resistance Rp235.
Sumber : Vibiznews
Sunday 7 September 2014
Raihan Kontrak 2014 Mendekati Target, Penguatan Saham PTPP Menipis
Hingga akhir Agustus 2014, PT PP
(Persero) Tbk (PTPP) telah membukukan kontrak baru sebesar Rp 10,95
triliun atau sekitar 46% dari target kontrak baru perseroan hingga akhir
tahun di angka Rp 24 triliun. Kontrak baru tersebut terdiri dari proyek
swasta 70%, pemerintah dan BUMN 30%. Dengan raihan kontrak baru hingga
akhir Juli sebesar Rp 9,35 triliun maka total kontrak dihadapi perseroan
mencapai Rp 31,28 triliun. Hal ini ditopang dari kontrak bawaan (carry
over) dari tahun lalu sebesar Rp 21,93 triliun. Untuk diketahui,
perseroan menargetkan kontrak dihadapi sebesar Rp 46,12 triliun atau
naik 30% dari tahun lalu di angka Rp 35,45 triliun.
Melihat kinerja perseoran, Pada semester
I tahun ini, PTPP mencatat kenaikan laba bersih sebesar Rp146,7 miliar
atau tumbuh 2,09% dibanding periode yang sama tahun lalu senilai Rp143,7
miliar. Naiknya laba bersih perusahaan dikontribusi dari seluruh pilar
bisnis perseroan, yaitu konstruksi, properti, EPC, pracetak, peraltan
dan investasi. Sementara pendapatan usaha perseroan semester I sebesar
Rp4,6 triliun atau naik 10,3% dibanding periode yang sama tahun lalu
Rp4,17 triliun.
Laba usaha PTPP saat ini mencapai
Rp372,48 miliar, tumbuh 20,6% dibanding semester I tahun lalu sebesar
Rp308,86 miliar. Persreoan optimistis bisa mencapai target kinerja tahun
ini didukung capaian kontrak perusahaan. Pencapain prder book hingga
semester I sebesar Rp30,7 triliun, termauk kontrak baru hingga Juni
sebesar Rp8,34 triliun.
Menilik kabar dari lantai bursa
perdagangan saham hari Jumat (5/9/14), saham PTPP dibuka pada level
2,500 dan ditutup di 2460 dalam kisaran 2,465 – 2,510 dan volume
perdagangan saham PTPP mencapai 8,53 juta lot saham.
Analis Vibiz Research dari Vibiz
Consulting melihat sisi indikator teknikal, harga saham PTPP sejak awal
bulan Juli terlihat terus mengalami pergerakan penguatan dan saat ini
telah terlihat bergerak terkoreksi dan konsolidasi, terpantau indikator
MA sudah bergerak turun menuju bolinger band bawah.
Selain itu indikator stochastic mulai
bergerak ke area jenuh beli. Sementara indikator ADX terpantau bergerak
naik didukung oleh +DI yang juga bergerak flat yang menunjukan
pergerakan PTPP dalam potensi tertahan. Dengan kondisi teknikalnya dan
didukung fundamentalnya, diprediksi laju PTPP masih akan terbatas dan
menunggu sentimen fundamental yang menggerakan PTPP. Saat ini level
support berada pada Rp 2300 hingga resistance Rp 2550.
Sumber : Vibiznews
Serap Separuh Anggaran Belanja, Saham UNVR Dalam Konsolidasi Lanjutan
Sepanjang semester I 2014, PT Unilever
Indonesia Tbk (UNVR) telah menyerap 43% sampai 50% capital expenditure
(capex) yang terserap dengan membelanjakan sekitar Rp 600 miliar sampai
Rp 700 miliar. Semula, capex yang UNVR anggarkan adalah Rp 1 triliun.
Lalu nilai tersebut ditingkatkan menjadi Rp 1,4 triliun. Kenaikan capex
ini disebabkan adanya tambahan kebutuhan untuk memperluas kapasitas
produksi dan kabinet es krim. UNVR juga menyatakan bahwa capex tersebut
terserap secara merata atau teralokasi hampir ke sektor.
Secara kinerja tengah tahun , emiten
konsumer berkapitalisasi besar ini masih melambat. Sepanjang enam bulan
pertama tahun ini, laba bersih UNVR terlihat stagnan. Laba bersih UNVR
tumbuh sangat tipis sebesar 0,7% menjadi Rp 2,84 triliun, dibandingkan
sebelumnya yang sebesar Rp 2,82 triliun. Laba per sahamnya tercatat
sebesar Rp 373 dibandingkan sebelumnya Rp 370.
Padahal, penjualan UNVR masih naik
13,93% menjadi Rp 17,58 triliun dibandingkan periode yang sama tahun
lalu sebesar Rp 15,43 triliun. Melambatnya laba bersih juga disebabkan
harga pokok penjualan yang naik cukup tinggi sebesar 19,95% menjadi Rp
8,95 triliun. Sehingga, laba bruto cuma tumbuh 8,3% menjadi Rp 8,6
triliun.
Beban pemasaran dan dan beban umum serta
administrasi juga turut mencekik margin laba. Apalagi, UNVR juga
tersandera rugi selisih kurs dan kerugian pelepasan aset tetap. UNVR
juga terbeban dari beban royalti yang naik dua kali lipat menjadi Rp
500,5 miliar, dari sebelumnya Rp 255,2 miliar.
Menilik kabar dari lantai bursa
perdagangan saham hari Jumat (5/9/14), saham UNVR dibuka pada level
31,600 dan ditutup naik ke 31.825 dalam kisaran 31,600 – 31,925
dan volume perdagangan saham UNVR mencapai 1,08 juta lot saham.
Analis Vibiz Research dari Vibiz
Consulting melihat sisi indikator teknikal, harga saham UNVR sejak awal
bulan Juni terlihat terus mengalami pergerakan penguatan dan saat ini
telah terlihat bergerak konsolidasi, terpantau indikator MA sudah
bergerak naiki menuju bolinger band atas.
Selain itu indikator stochastic mulai
bergerak ke area jenuh beli. Sementara indikator ADX terpantau bergerak
naik didukung oleh +DI yang juga bergerak flat yang menunjukan
pergerakan UNVR dalam potensi penguatan terbatas. Dengan kondisi
teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju UNVR masih akan
menguat terbatas dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakan
UNVR. Saat ini level support berada pada Rp 30200 hingga resistance Rp
32200.
Sumber : Vibiznews
Bersiap Tambah 150 Armada Bus Pariwisata, Saham TAXI Tengah Dalam Tekanan
PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI)
kembali melebarkan sayap bisnis nya di bidang transportasi. Kali ini
TAXI memutuskan untuk berekspansi pada bisnis penyewaan bus. Dengan
merek dagang Eagle High. Setelah membeli bus baru Juli lalu, anak usaha
Rajawali Corpora ini siap mengoperasikan Eagle High.
TAXI menyatakan pihak akan menambah
sekitar 150 unit armada. Namun tak semua bus baru ini langsung
dialokasikan di daerah wisata. Rencananya Express akan menambah pasokan
bus yang sudah beroperasi di Jakarta. Saat ini, jumlah armada Eagle High
ada 30 bus dan siap ditambah 137 unit lagi sehingga total armada Eagle
High di ibukota sebanyak 167 bus. Sisa armada sebanyak 13 bus baru
inilah yang akan dioperasikan di daerah wisata. Incarannya adalah Bali,
Bukit Tinggi dan Bandung.
Tak hanya itu TAXI juga berencana
menambah armada taksi reguler dan taksi premium di semester II tahun
ini. Namun tambahan armada ini rencananya sebagai pengganti armada yang
sudah ada. Untuk menunjang ekspansi usaha tersebut, Express Group saat
ini sedang mempersiapkan infrastruktur dan sarana pendukungnya, antara
lain penambahan minimal 2 pool lagi dalam waktu dekat. Hingga saat ini,
Express Group telah memiliki total 30 pool. Penambahan jumlah armada dan
pool ini merupakan jawaban terhadap peningkatan permintaan atas layanan
jasa transportasi yang disediakan oleh Express Group.
Melihat kinerja perseroan, TAXI
memperoleh peningkatan laba bersih sebesar Rp 79,10 miliar pada 2014.
Ini berarti terjadi peningkatan 30,54% atau sekitar Rp 18,55 miliar dari
pencapaian laba bersih emiten dengan kode TAXI ini di semester 1 tahun
2013 yakni senilai Rp 60,59 miliar. Kenaikan laba bersih ini ditopang
oleh kenaikan pendapatan Express Group di semester I tahun 2014 ini yang
juga mengalami peningkatan cukup menggembirakan yaitu senilai Rp 408,98
miliar atau meningkat 23,41% dari periode yang sama tahun lalu.
Menilik kabar dari lantai bursa
perdagangan saham hari Jumat (5/9/14), saham TAXI dibuka pada level
1,355 dan ditutup di 1.340 dalam kisaran 1,345 – 1,370 dan volume
perdagangan saham TAXI mencapai 9,85 juta lot saham.
Analis Vibiz Research dari Vibiz
Consulting melihat sisi indikator teknikal, harga saham TAXI sejak awal
bulan Juli terlihat terus mengalami pergerakan penguatan dan saat ini
telah terlihat bergerak terkoreksi dan konsolidasi, terpantau indikator
MA sudah bergerak turun menuju bolinger band bawah.
Selain itu indikator stochastic mulai
bergerak ke area jenuh beli. Sementara indikator ADX terpantau bergerak
naik didukung oleh +DI yang juga bergerak flat yang menunjukan
pergerakan TAXI dalam potensi tertahan. Dengan kondisi teknikalnya dan
didukung fundamentalnya, diprediksi laju TAXI masih akan terbatas dan
menunggu sentimen fundamental yang menggerakan TAXI. Saat ini level
support berada pada Rp 1240 hingga resistance Rp 1430.
Sumber : Vibiznews
Subscribe to:
Posts (Atom)