Best Profit (13/5) - PT Bestprofit Futures (BPF) Cabang Malang, Jawa
Timur memberikan santunan kepada 31 anak yatim piatu yang dibina di
Lembaga Kesejahteraan Sosial Darul Azhar, pada Sabtu, 11 Mei 2019.
Pembagian santunan ini dalam rangka ulang tahun BPF yang ke -10.
“Dengan
kegiatan ini, kami ingin berbagi kebahagiaan atas perjalanan BPF selama
10 tahun di Kota Malang. Sekaligus sebagai bentuk terima kasih kami
kepada masyarakat yang senantiasa mendukung kehadiran BPF di kota
terbesar kedua ini di Jawa Timur,” terang Andri, Pimpinan Cabang BPF
Malang.
Selain menyalurkan bantuan berupa santunan, BPF juga
mengajak anak –anak yatim piatu di Lembaga Kesejahteraan Sosial Darul
Azhar berbuka puasa bersama segenap karyawan dan manajemen. best profit
Kegiatan
ini diharapkan dapat membangun rasa kebersamaan baik antar karyawan dan
manajemen juga memperkuat jiwa sosial satu sama lain.
Soal
harapannya di hari jadi BPF Malang yang ke-10 ini, Andri mengungkapkan
bahwa masyarakat dapat lebih mengenal industri Perdagangan Berjangka
Komoditi dan tertarik untuk berinvestasi produk derivatif, khususnya di
BPF. best profit
BPF Malang merupakan salah satu kantor
cabang dengan kinerja terbaik. Berdiri sejak tahun 2009, pertumbuhan
volume transaksi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Hingga
akhir Maret 2018, total volume transaksi untuk BPF Malang mencapai
53.507 lot atau meningkat 71,03% dari tahun sebelumnya. best profit
Sementara
untuk jumlah nasabah baru mengalami pertumbuhan sebesar 28,18% menjadi
141 nasabah. Untuk tahun 2019, BPF Malang optimistis akan meraih
pertumbuhan sekitar 20%. Baik itu dari sisi total volume transaksi dan
jumlah nasabah baru.
Fokus target nasabah masih dari segmen kelas
atas dan mahasiswa. Mereka menjadi sasaran Perseroan untuk edukasi
sebagai generasi nasabah baru berikutnya dan regenerasi Sumber Daya
Manusia di industri Perdagangan Berjangka Komoditi. best profit
Kinerja
Nasional BPF di Kuartal I Tahun 2019. Secara nasional, PT Best Profit
Futures mengalami pertumbuhan signifikan pada kuartal pertama tahun
2019. Total nasabah baru BPF naik 10,19% menjadi 627 nasabah baru.
Sementara
total volume transaksi sepanjang Januari hingga Maret 2019 sebanyak
269,880 lot atau meningkat 34,49% dari kuartal pertama tahun 2018
sebesar 200,676 lot. best profit
Sumber : Surabaya Post
Showing posts with label Industri. Show all posts
Showing posts with label Industri. Show all posts
Sunday 12 May 2019
Wednesday 22 March 2017
RI-AS Dorong Kerja Sama di Industri Tekstil | Bestprofit
Bestprofit (23/3) - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Joseph R Donovan, JR mendorong peningkatan kerja sama industri AS dan Indonesia. Fokus yang diutamakan adalah industri tekstil di mana AS merupakan pemasok utama kapas.
Hal tersebut dikatakan Joseph dalam pertemuan dengan sejumlah pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API).
"Pertemuan kali ini akan ada masukan-masukan dari kalangan pengusaha tekstil di Indonesia untuk nantinya dituangkan melalui perjanjian kerja sama antara pemerintah kedua negara," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (22/3/2017).
Dia menjelaskan, nilai ekspor kapas AS ke Indonesia sebesar US$ 350 juta di 2016. Angka tersebut merupakan yang terbesar dibanding negara lain.
"Hal ini tentunya memberikan dampak positif bagi Indonesia dengan terciptanya lapangan kerja lebih luas," kata Joseph.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Achmad Sigit Dwiwahjono menyatakan pemerintah berencana mempercepat adanya kesepakatan kedua negara. Pasalnya Indonesia memiliki penyedia bahan baku produk industri.
"Tujuannya untuk mempermudah pelaku industri kecil dan menengah (IKM) mendapatkan bahan baku dengan harga yang terjangkau," kata Sigit.
Sedangkan Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat mengungkapkan, industri tekstil saat ini menghadapi persoalan di sisi eksternal. Dalam hal ini dari segi geografis Indonesia lokasinya paling jauh dibandingkan negara-negara pesaing, membuat biaya logistik menjadi lebih tinggi.
"Solusinya harus ada perbaikan di sisi internal dalam hal ini asosiasi telah meminta agar biaya energi dapat ditekan seperti harga gas di bawah US$ 6, serta listrik di bawah harga pesaing," ungkap Ade.
Dia uga mengatakan, salah satu yang menjadi kendala untuk efisiensi adalah masih ada 87 persen mesin industri tekstil belum direstrukturisasi. "Kalau semuanya sudah direstrukturisasi akan membuat daya saing industri tekstil menjadi lebih baik," tandas dia.
Sumber : Liputan6
Lihat Bestprofit
Sunday 27 December 2015
Sektor Industri Gain, Saham Asia Diperdagangkan Dekat 3-Minggu Tertinggi
BESTPROFIT FUTURES MALANG
(28/12) - Saham Asia menguat, dengan
ukuran indeks acuan daerah diperdagangkan dekat 3-minggu tertingginya, terkait
sektor industri dan keuangan yang memimpin kenaikan.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,1 persen menjadi 131,37
pada 09:28 pagi di Tokyo. Pasar di Australia dan Selandia Baru ditutup untuk
liburan. Saham Asia siap untuk turun 4,7 persen tahun ini untuk penurunan
back-to-back pertama sejak 2002 di tengah perlambatan pertumbuhan China dan
gejolak dalam komoditas.
Minyak mentah berjangka melonjak 9,7 persen pekan lalu,
yang terbesar dalam empat bulan, terkait persediaan menurun dan dan pengebor
yang hentikan pengeborannya.
Indeks MSCI Asia Pacific bersiap untuk penurunan 0,3 persen
pada Desember, dan naik 6,1 persen kuartal ini. The Fed menaikkan suku bunga AS
bulan ini untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade dan mengisyaratkan
kecepatan secara bertahap untuk peningkatan di masa depan.
Indeks Topix Jepang naik 0,3 persen pada hari Senin.
produksi industri nasional turun 1 persen pada November dari bulan sebelumnya,
menurut sebuah laporan yang diterbitkan menjelang dibukanya pasar. Penurunan
tersebut dua kali lebih besar seperti yang telah diprediksi ekonom. Penjualan
ritel turun 2,5 persen dari bulan ke bulan.
Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,2 persen, dibuka setelah
liburan hari Jumat. Pasar di China dan Hong Kong belum memulai perdagangannya.
Saham China membukukan kenaikan minggu keduanya di minggu
lalu, dipimpin oleh real estate dan perusahaan konsumen, di tengah spekulasi
bahwa pemerintah akan mengambil langkah-langkah lebih untuk membendung
perlambatan ekonomi. Indeks Shanghai Composite naik 1,4 persen pada pekan ini.
(mrv)
Sumber: Bloomberg
Sunday 11 October 2015
Canggih, Robot Lebah Ini Bisa Berubah jadi `Kapal Selam`
BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/10) - Salah satu industri manufaktur robot telah menciptakan sebuah robot serangga berbentuk lebah. Robot yang diberi nama `RoboBees` ini diklaim menjadi robot paling kecil (seukuran lebah) yang tak hanya bisa terbang seperti lebah, namun juga bisa berenang dan berubah fungsi menjadi `kapal selam` mini.
Adalah salah satu lembaga dari Harvard University, Insitute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) dan International Conference of Intelligent Robot and Systems yang menjadi penggagas penciptaan robot berukuran mini ini.
Menurut informasi yang dilansir laman Tech Times, Senin (12/10/2015), para ilmuwan pencipta robot ini mengungkapkan bahwa konsep dasar pembuatan RoboBees tidak hanya diadaptasi dari cara alami lebah untuk hidup. Oleh karena itu, jika dibandingkan dengan serangga aslinya, robot lebah ini bisa menjadi multifungsi karena dapat berenang di dalam air juga.
Robert Wood, kepala proyek RoboBees dari Harvard menjelaskan bahwa robot tersebut konon dirancang untuk menambah populasi lebah yang kini kian menurun.
"Kemampuan serangga seperti lebah yang bisa terbang secara mudah membuat kami berpikir untuk menciptakan sebuah sayap yang sama persis seperti milik mereka. Kami meneliti bagaimana cara transduksi sensorimotor sayap mereka bergerak dalam keadaaan aerodinamis yang tidak stabil," tutur Wood.
"Kini, kami juga menemukan inovasi untuk memanfaatkan kemampuan aerial robot mini ini di dalam air. Dengan menggunakan teknologi simulasi computational fluid dynamics (CFD), kami bisa membuat sayap robot lebah ini tetap bergerak dan membuatnya berenang di dalam air," tambahnya.
Lebih lanjut disebutkan Wood, dengan hadirnya kedua kemampuan yang telah diciptakan, robot lebah mini ini telah didemonstrasikan untuk pertama kalinya. Sebagai kesimpulan, mereka berpendapat bahwa cara robot ini menggerakkan sayapnya pada saat terbang dan berenang sangat mirip.
"Keduanya membutuhkan dorongan untuk terus menggerakkan sayapnya maju dan mudur. Nah, sekarang tinggal bagaimana kita mengatur kecepatan yang dibutuhkan robot ini ketika mereka sedang terbang atau berenang," pungkas Wood.
Sampai saat ini, RoboBees hanya memiliki satu kekurangan yakni dimana robot tersebut memiliki ukuran yang terlampau kecil. Hal tersebut membuatnya tidak mampu bertahan melawan arus air yang begitu besar dan mengakibatkan robot ini tenggelam.
(jek/isk)
Sumber : Liputan6
Adalah salah satu lembaga dari Harvard University, Insitute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) dan International Conference of Intelligent Robot and Systems yang menjadi penggagas penciptaan robot berukuran mini ini.
Menurut informasi yang dilansir laman Tech Times, Senin (12/10/2015), para ilmuwan pencipta robot ini mengungkapkan bahwa konsep dasar pembuatan RoboBees tidak hanya diadaptasi dari cara alami lebah untuk hidup. Oleh karena itu, jika dibandingkan dengan serangga aslinya, robot lebah ini bisa menjadi multifungsi karena dapat berenang di dalam air juga.
Robert Wood, kepala proyek RoboBees dari Harvard menjelaskan bahwa robot tersebut konon dirancang untuk menambah populasi lebah yang kini kian menurun.
"Kemampuan serangga seperti lebah yang bisa terbang secara mudah membuat kami berpikir untuk menciptakan sebuah sayap yang sama persis seperti milik mereka. Kami meneliti bagaimana cara transduksi sensorimotor sayap mereka bergerak dalam keadaaan aerodinamis yang tidak stabil," tutur Wood.
"Kini, kami juga menemukan inovasi untuk memanfaatkan kemampuan aerial robot mini ini di dalam air. Dengan menggunakan teknologi simulasi computational fluid dynamics (CFD), kami bisa membuat sayap robot lebah ini tetap bergerak dan membuatnya berenang di dalam air," tambahnya.
Lebih lanjut disebutkan Wood, dengan hadirnya kedua kemampuan yang telah diciptakan, robot lebah mini ini telah didemonstrasikan untuk pertama kalinya. Sebagai kesimpulan, mereka berpendapat bahwa cara robot ini menggerakkan sayapnya pada saat terbang dan berenang sangat mirip.
"Keduanya membutuhkan dorongan untuk terus menggerakkan sayapnya maju dan mudur. Nah, sekarang tinggal bagaimana kita mengatur kecepatan yang dibutuhkan robot ini ketika mereka sedang terbang atau berenang," pungkas Wood.
Sampai saat ini, RoboBees hanya memiliki satu kekurangan yakni dimana robot tersebut memiliki ukuran yang terlampau kecil. Hal tersebut membuatnya tidak mampu bertahan melawan arus air yang begitu besar dan mengakibatkan robot ini tenggelam.
(jek/isk)
Sumber : Liputan6
Sunday 17 May 2015
Sektor Yang Sedang Menghancurkan Bisnis Industri di Amerika Serikat
BESTPROFIT FUTURES MALANG (18/5) - Pekan ini tingkat produksi industri
Amerika Serikat (AS) periode April dilaporkan kembali turun
memasuki bulan kelimanya berturut-turut, Penurunan ini dilansir
disebabkan oleh penurunan yang terjadi atas output pertambangan dan
utilitas. Seperti diketahui produksi tambang di AS dilaporkan turun 0,8
persen karena pengeboran minyak dan sumur gas jatuh 14,5 persen,
penurunan ini memasuki bulan keempatnya berturut-turut. Sementara itum
produksi utilitas juga anjlok 1,3 persen, disebabkan oleh
berkurangnya permintaan akibat cuaca yang lebih hangat untuk pemanasan.
Rilis data ini menyambung rilis data
pertumbuhan ekonomi AS untuk kuartal pertama lalu yang juga mengalami
perlambatan, sehingga banyak ekonom yang yakin bahwa pada kuartal kedua
ini ekonomi AS masih akan tertahan laju rebound nya. Seperti
dilaporkan The Fed, tingkat output industri AS turun 0,3 persen di bulan
April setelah di bulan sebelumnya juga mencatat penurunan yang serupa.
Angka pertumbuhan tingkat produksi di
bulan April ini masih belum sesuai dengan prediksi ekonom yang
sebelumnya memperkirakan produksi industri di Negeri Paman Sam ini
minimal dapat mencatat kenaikan tipis sebesar 0,1 persen dari bulan
sebelumnya. Tidak hanya rilis ini saja yang meleset dari prediksi
ekonom, pasalnya rilis data penjualan ritel AS di bulan April pun juga
dilaporkan cukup lemah.
Memasuki kuartal kedua tahun ini
terlihat jelas bagaimana ekonomi negara terkuat di dunia ini kehilangan
momentum pemulihannya setelah pertumbuhan yang melambat tiba-tiba pada
kuartal pertama. Sementara itu tidak jauh berbeda dengan output
industri, output manufaktur AS di bulan April juga tidak berubah setelah
mencatat kenaikan sebesar 0,3 persen yang tercatat di bulan
Maret. Penggunaan kapasitas industri dilaporkan turun menjadi 78,2
persen, terendah sejak Januari tahun lalu, dimana kala itu tercatat
sebesar 78,6 persen.
Sumber : Vibiznews
Sunday 22 March 2015
Kontribusi Terhadap Perekonomian Masih Kecil, Ekspor Produk Industri Pengolahan Turun
BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/3) - Badan Pusat Statistik (BPS) pada pekan
lalu telah merilis neraca perdagangan Indonesia bulan Februari 2015 yang
dalam laporannya berhasil kembali mencatat surplus sebesar 0,74 miliar
dolar Amerika Serikat (AS). Surplus ini relatif stabil jika dibandingkan
dengan surplus pada Januari 2015 yang tercatat sebesar 0,75 miliar
dolar AS. Pencapaian tersebut ditopang oleh surplus neraca migas maupun
nonmigas.
Ekspor nonmigas untuk industri
pengolahan pada bulan Februari lalu mencatat penurunan sebesar 8,6
persen. Dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor keseluruhan
Januari-Februari 2015, kontribusi ekspor nonmigas produk industri
pengolahan adalah sebesar 68.43 persen.
Beberapa komoditi yang termasuk dalam
produk industri pengolahan mencatatkan penurunan ekspor yang cukup
besar, seperti mesin/peralatan listrik sebesar US$42.3juta (5.89%), alas
kaki US$64juta (16.19%), sedangkan perangkat optik mencatat kenaikan
sebesar US$7.5juta (15%).
Berdasarkan data statistik perdagangan
terkini yang dikeluarkan oleh BPS, menunjukkan bahwa peran industri
pengolahan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional menunjukkan tren yang
terus menurun. Hal ini ditandai dengan kontribusi peran industri
pengolahan terhadap pendapatan negara yang terus menurun. Dapat
disimpulkan bahwa sektor industri belum mampu menggerakkan pertumbuhan
dan daya saing ekonomi,
Untuk saat ini produk industri
pengolahan dalam negeri yang berpotensi di ekspor seperti produk
tekstil, kayu olahan, mebel/furniture dan peralatan elektronik.
Sedangkan negara tujuan utama untuk ekspor industri pengolahan ini
antara lain AS, Tiongkok, Jepang, Jerman, Turki, Korea Selatan.
Analys Vibiz Research Center
mengemukakan bahwa kinerja saham untuk sektor terkait di Bursa Efek
Indonesia (BEI) untuk tiga bulan ini yaitu sektor industri nampak
menunjukkan kinerja yang positif dimana indeks saham untuk sektor
MISC-IND mengalami kenaikan sekitar 3.57 % dalam 3 bulan terakhir.
Sementara untuk indeks BASIC-IND menunjukkan penurunan sekitar -4.11%
dalam 3 bulan terakhir.
Sumber : Vibiznews
Subscribe to:
Posts (Atom)