Showing posts with label Industri. Show all posts
Showing posts with label Industri. Show all posts

Sunday 12 May 2019

Best Profit | Target Tumbuh 20%, BPF Beri Santunan dan Buka Puasa Bersama Anak Yatim Piatu

Best Profit (13/5) - PT Bestprofit Futures (BPF)  Cabang Malang, Jawa Timur memberikan santunan kepada 31 anak yatim piatu yang dibina di Lembaga Kesejahteraan Sosial Darul Azhar, pada Sabtu, 11 Mei 2019. Pembagian santunan ini dalam rangka ulang tahun BPF yang ke -10.
“Dengan kegiatan ini, kami ingin berbagi kebahagiaan atas perjalanan BPF selama 10 tahun di Kota Malang. Sekaligus sebagai bentuk terima kasih kami kepada masyarakat yang senantiasa mendukung  kehadiran BPF di kota terbesar kedua ini di Jawa Timur,” terang Andri, Pimpinan Cabang BPF Malang.
Selain menyalurkan bantuan berupa santunan, BPF juga mengajak anak –anak yatim piatu di Lembaga Kesejahteraan Sosial Darul Azhar berbuka puasa bersama segenap karyawan dan manajemen. best profit
Kegiatan ini diharapkan dapat membangun rasa kebersamaan baik antar karyawan dan manajemen juga memperkuat jiwa sosial satu sama lain.
Soal harapannya di hari jadi BPF Malang yang ke-10 ini, Andri mengungkapkan bahwa masyarakat dapat lebih mengenal industri Perdagangan Berjangka Komoditi dan tertarik untuk berinvestasi produk derivatif, khususnya di BPF. best profit
BPF Malang merupakan salah satu kantor cabang dengan kinerja terbaik. Berdiri sejak tahun 2009, pertumbuhan volume transaksi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Hingga akhir Maret 2018, total volume transaksi untuk BPF Malang mencapai 53.507 lot atau meningkat 71,03% dari tahun sebelumnya. best profit
Sementara untuk jumlah nasabah baru mengalami pertumbuhan sebesar 28,18% menjadi 141 nasabah. Untuk tahun 2019, BPF Malang optimistis akan meraih pertumbuhan sekitar 20%. Baik itu dari sisi total volume transaksi dan jumlah nasabah baru.
Fokus target nasabah masih dari segmen kelas atas dan mahasiswa. Mereka menjadi sasaran Perseroan untuk edukasi sebagai generasi nasabah baru berikutnya dan regenerasi Sumber Daya Manusia di industri Perdagangan Berjangka Komoditi. best profit
Kinerja Nasional BPF di Kuartal I Tahun 2019. Secara nasional, PT Best Profit Futures mengalami pertumbuhan signifikan pada kuartal pertama tahun 2019. Total nasabah baru BPF naik 10,19% menjadi 627 nasabah baru.
Sementara total volume transaksi sepanjang Januari hingga Maret 2019 sebanyak 269,880 lot atau meningkat 34,49% dari kuartal pertama tahun 2018 sebesar 200,676 lot. best profit
Sumber : Surabaya Post

Wednesday 22 March 2017

RI-AS Dorong Kerja Sama di Industri Tekstil | Bestprofit

Bestprofit (23/3) - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Joseph R Donovan, JR mendorong peningkatan kerja sama industri AS dan Indonesia. Fokus yang diutamakan adalah industri tekstil di mana AS merupakan pemasok utama kapas.
Hal tersebut dikatakan Joseph dalam pertemuan dengan sejumlah pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API).
"Pertemuan kali ini akan ada masukan-masukan dari kalangan pengusaha tekstil di Indonesia untuk nantinya dituangkan melalui perjanjian kerja sama antara pemerintah kedua negara," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (22/3/2017).
Dia menjelaskan, nilai ekspor kapas AS ke Indonesia sebesar US$ 350 juta di 2016. Angka tersebut merupakan yang terbesar dibanding negara lain.
"Hal ini tentunya memberikan dampak positif bagi Indonesia dengan terciptanya lapangan kerja lebih luas," kata Joseph.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Achmad Sigit Dwiwahjono menyatakan pemerintah berencana mempercepat adanya kesepakatan kedua negara. Pasalnya Indonesia memiliki penyedia bahan baku produk industri.
"Tujuannya untuk mempermudah pelaku industri kecil dan menengah (IKM) mendapatkan bahan baku dengan harga yang terjangkau," kata Sigit.
Sedangkan Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat mengungkapkan, industri tekstil saat ini menghadapi persoalan di sisi eksternal. Dalam hal ini dari segi geografis Indonesia lokasinya paling jauh dibandingkan negara-negara pesaing, membuat biaya logistik menjadi lebih tinggi.
"Solusinya harus ada perbaikan di sisi internal dalam hal ini asosiasi telah meminta agar biaya energi dapat ditekan seperti harga gas di bawah US$ 6, serta listrik di bawah harga pesaing," ungkap Ade.
Dia uga mengatakan, salah satu yang menjadi kendala untuk efisiensi adalah masih ada 87 persen mesin industri tekstil belum direstrukturisasi. "Kalau semuanya sudah direstrukturisasi akan membuat daya saing industri tekstil menjadi lebih baik," tandas dia.
Sumber : Liputan6

Lihat Bestprofit

Sunday 27 December 2015

Sektor Industri Gain, Saham Asia Diperdagangkan Dekat 3-Minggu Tertinggi



BESTPROFIT FUTURES MALANG (28/12) - Saham Asia menguat, dengan ukuran indeks acuan daerah diperdagangkan dekat 3-minggu tertingginya, terkait sektor industri dan keuangan yang memimpin kenaikan.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,1 persen menjadi 131,37 pada 09:28 pagi di Tokyo. Pasar di Australia dan Selandia Baru ditutup untuk liburan. Saham Asia siap untuk turun 4,7 persen tahun ini untuk penurunan back-to-back pertama sejak 2002 di tengah perlambatan pertumbuhan China dan gejolak dalam komoditas.
Minyak mentah berjangka melonjak 9,7 persen pekan lalu, yang terbesar dalam empat bulan, terkait persediaan menurun dan dan pengebor yang hentikan pengeborannya.
Indeks MSCI Asia Pacific bersiap untuk penurunan 0,3 persen pada Desember, dan naik 6,1 persen kuartal ini. The Fed menaikkan suku bunga AS bulan ini untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade dan mengisyaratkan kecepatan secara bertahap untuk peningkatan di masa depan.
Indeks Topix Jepang naik 0,3 persen pada hari Senin. produksi industri nasional turun 1 persen pada November dari bulan sebelumnya, menurut sebuah laporan yang diterbitkan menjelang dibukanya pasar. Penurunan tersebut dua kali lebih besar seperti yang telah diprediksi ekonom. Penjualan ritel turun 2,5 persen dari bulan ke bulan.
Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,2 persen, dibuka setelah liburan hari Jumat. Pasar di China dan Hong Kong belum memulai perdagangannya.
Saham China membukukan kenaikan minggu keduanya di minggu lalu, dipimpin oleh real estate dan perusahaan konsumen, di tengah spekulasi bahwa pemerintah akan mengambil langkah-langkah lebih untuk membendung perlambatan ekonomi. Indeks Shanghai Composite naik 1,4 persen pada pekan ini. (mrv)
Sumber: Bloomberg

Sunday 11 October 2015

Canggih, Robot Lebah Ini Bisa Berubah jadi `Kapal Selam`

BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/10) - Salah satu industri manufaktur robot telah menciptakan sebuah robot serangga berbentuk lebah. Robot yang diberi nama `RoboBees` ini diklaim menjadi robot paling kecil (seukuran lebah) yang tak hanya bisa terbang seperti lebah, namun juga bisa berenang dan berubah fungsi menjadi `kapal selam` mini.

Adalah salah satu lembaga dari Harvard University, Insitute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) dan International Conference of Intelligent Robot and Systems yang menjadi penggagas penciptaan robot berukuran mini ini.

Menurut informasi yang dilansir laman Tech Times, Senin (12/10/2015), para ilmuwan pencipta robot ini mengungkapkan bahwa konsep dasar pembuatan RoboBees tidak hanya diadaptasi dari cara alami lebah untuk hidup. Oleh karena itu, jika dibandingkan dengan serangga aslinya, robot lebah ini bisa menjadi multifungsi karena dapat berenang di dalam air juga.

Robert Wood, kepala proyek RoboBees dari Harvard menjelaskan bahwa robot tersebut konon dirancang untuk menambah populasi lebah yang kini kian menurun.

"Kemampuan serangga seperti lebah yang bisa terbang secara mudah membuat kami berpikir untuk menciptakan sebuah sayap yang sama persis seperti milik mereka. Kami meneliti bagaimana cara transduksi sensorimotor sayap mereka bergerak dalam keadaaan aerodinamis yang tidak stabil," tutur Wood.

"Kini, kami juga menemukan inovasi untuk memanfaatkan kemampuan aerial robot mini ini di dalam air. Dengan menggunakan teknologi simulasi computational fluid dynamics (CFD), kami bisa membuat sayap robot lebah ini tetap bergerak dan membuatnya berenang di dalam air," tambahnya.

Lebih lanjut disebutkan Wood, dengan hadirnya kedua kemampuan yang telah diciptakan, robot lebah mini ini telah didemonstrasikan untuk pertama kalinya. Sebagai kesimpulan, mereka berpendapat bahwa cara robot ini menggerakkan sayapnya pada saat terbang dan berenang sangat mirip.

"Keduanya membutuhkan dorongan untuk terus menggerakkan sayapnya maju dan mudur. Nah, sekarang tinggal bagaimana kita mengatur kecepatan yang dibutuhkan robot ini ketika mereka sedang terbang atau berenang," pungkas Wood.

Sampai saat ini, RoboBees hanya memiliki satu kekurangan yakni dimana robot tersebut memiliki ukuran yang terlampau kecil. Hal tersebut membuatnya tidak mampu bertahan melawan arus air yang begitu besar dan mengakibatkan robot ini tenggelam.

(jek/isk)

Sumber : Liputan6

Sunday 17 May 2015

Sektor Yang Sedang Menghancurkan Bisnis Industri di Amerika Serikat

BESTPROFIT FUTURES MALANG (18/5) - Pekan ini tingkat produksi industri Amerika Serikat (AS) periode April dilaporkan kembali turun memasuki bulan kelimanya berturut-turut, Penurunan ini dilansir disebabkan oleh penurunan yang terjadi atas output pertambangan dan utilitas. Seperti diketahui produksi tambang di AS dilaporkan turun 0,8 persen karena pengeboran minyak dan sumur gas jatuh 14,5 persen, penurunan ini memasuki bulan keempatnya berturut-turut. Sementara itum produksi utilitas juga anjlok 1,3 persen, disebabkan oleh berkurangnya permintaan akibat cuaca yang lebih hangat untuk pemanasan.
Rilis data ini menyambung rilis data pertumbuhan ekonomi AS untuk kuartal pertama lalu yang juga mengalami perlambatan, sehingga banyak ekonom yang yakin bahwa pada kuartal kedua ini ekonomi AS masih akan tertahan laju rebound nya. Seperti dilaporkan The Fed, tingkat output industri AS turun 0,3 persen di bulan April setelah di bulan sebelumnya juga mencatat penurunan yang serupa.
Angka pertumbuhan tingkat produksi di bulan April ini masih belum sesuai dengan prediksi ekonom yang sebelumnya memperkirakan produksi industri di Negeri Paman Sam ini minimal dapat mencatat kenaikan tipis sebesar 0,1 persen dari bulan sebelumnya. Tidak hanya rilis ini saja yang meleset dari prediksi ekonom, pasalnya rilis data penjualan ritel AS di bulan April pun juga dilaporkan cukup lemah.
Memasuki kuartal kedua tahun ini terlihat jelas bagaimana ekonomi negara terkuat di dunia ini kehilangan momentum pemulihannya setelah pertumbuhan yang melambat tiba-tiba pada kuartal pertama. Sementara itu tidak jauh berbeda dengan output industri, output manufaktur AS di bulan April juga tidak berubah setelah mencatat kenaikan sebesar 0,3 persen yang tercatat di bulan Maret. Penggunaan kapasitas industri dilaporkan turun menjadi 78,2 persen, terendah sejak Januari tahun lalu, dimana kala itu tercatat sebesar 78,6 persen. 

Sumber : Vibiznews

Sunday 22 March 2015

Kontribusi Terhadap Perekonomian Masih Kecil, Ekspor Produk Industri Pengolahan Turun

BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/3) - Badan Pusat Statistik (BPS) pada pekan lalu telah merilis neraca perdagangan Indonesia bulan Februari 2015 yang dalam laporannya berhasil kembali mencatat surplus sebesar 0,74 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Surplus ini relatif stabil jika dibandingkan dengan surplus pada Januari 2015 yang tercatat sebesar 0,75 miliar dolar AS. Pencapaian tersebut ditopang oleh surplus neraca migas maupun nonmigas. 
Ekspor nonmigas untuk industri pengolahan pada bulan Februari lalu mencatat penurunan sebesar 8,6 persen. Dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor keseluruhan Januari-Februari 2015, kontribusi ekspor nonmigas produk industri pengolahan adalah sebesar 68.43 persen.
Beberapa komoditi yang termasuk dalam produk industri pengolahan mencatatkan penurunan ekspor yang cukup besar, seperti mesin/peralatan listrik sebesar US$42.3juta (5.89%), alas kaki US$64juta (16.19%), sedangkan perangkat optik mencatat kenaikan sebesar US$7.5juta (15%). 
Berdasarkan data statistik perdagangan terkini yang dikeluarkan oleh BPS, menunjukkan bahwa peran industri pengolahan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional menunjukkan tren yang terus menurun. Hal ini ditandai dengan kontribusi peran industri pengolahan terhadap pendapatan negara yang terus menurun. Dapat disimpulkan bahwa sektor industri belum mampu menggerakkan pertumbuhan dan daya saing ekonomi,
Untuk saat ini produk industri pengolahan dalam negeri yang berpotensi di ekspor seperti produk tekstil, kayu olahan, mebel/furniture dan peralatan elektronik. Sedangkan negara tujuan utama untuk ekspor industri pengolahan ini antara lain AS, Tiongkok, Jepang, Jerman, Turki, Korea Selatan.
Analys Vibiz Research Center mengemukakan bahwa kinerja saham untuk sektor terkait di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tiga bulan ini yaitu sektor industri nampak menunjukkan kinerja yang positif dimana indeks saham untuk sektor MISC-IND mengalami kenaikan sekitar 3.57 % dalam 3 bulan terakhir. Sementara untuk indeks BASIC-IND menunjukkan penurunan sekitar -4.11% dalam 3 bulan terakhir.

Sumber : Vibiznews