Showing posts with label Komoditi. Show all posts
Showing posts with label Komoditi. Show all posts

Monday 13 May 2019

Best Profit | Peduli Sesama, BPF Santuni dan Buka Puasa bersama Yatim Piatu


Best Profit (14/5) – Di bulan penuh berkah ini, PT BPF (Bestprofit Futures) Cabang Malang, melaksanakan buka puasa bersama dan santunan kepada 31 anak yatim piatu binaan Lembaga Kesejahteraan Sosial Darul Azhar, Sabtu (11/5/2019) sore.

Buka puasa bersama ini adalah rangkaian Hut BPF ke 10 yang diselengarakan di kantor BPF di Jl Letjen S Parman, Kota Malang. Sebab sebelumnya, BPF melaksanakan giat Media Training. Giat Media Training ini diikuti oleh puluhan wartawan di Kota Malang sebagai edukasi industri Perdagangan Berjangka Komoditi dan pengenalan cara kerja di BPF.

Pimpinan Cabang BPF Malang, Andri, menyebutkan bahwa santunan dan buka puasa bersama anak yatim piatu ini untuk berbagi kebahagiaan dalam HUT ke 10 BPF di Kota Malang. best profit

” Karyawan dan semua menejemen juga hadir disini. Diharapkan dapat membangun kebersamaan baik antar karyawan dan menejemen juga untuk memperkuat jiwa sosial satu sama lain. Terimakasih kepada masyarakat yang telah mendukung kehadiran BPF di Kota Malang,” ujar Andri.

Untuk tahun 2019, pihaknya optimistis akan meraih pertumbuhan sekitar 20% baik dari sisi total volume transaksi dan jumlah nasabah baru. Fokus target nasabah masih dari segmen kelas atas, dan mahasiswa menjadi sasaran Perseroan untuk edukasi sebagai generasi nasabah baru berikutnya dan regenerasi Sumber Daya Manusia di industri Perdagangan Berjangka Komoditi. best profit

” Jumlah nasabah dari tahun ke tahun semakin meningkat. Harapan kami Tahun 2019 bakal meningkat 20 persen. Kami juga berharap masyarakat lebih mengenal industri Perdagangan Berjangka Komoditi dan tertarik untuk berinvestasi produk derivatif,” ujar Andri.

” Karyawan dan semua menejemen juga hadir disini. Diharapkan dapat membangun kebersamaan baik antar karyawan dan menejemen juga untuk memperkuat jiwa sosial satu sama lain. Terimakasih kepada masyarakat yang telah mendukung kehadiran BPF di Kota Malang,” ujar Andri. best profit

Untuk tahun 2019, pihaknya optimistis akan meraih pertumbuhan sekitar 20% baik dari sisi total volume transaksi dan jumlah nasabah baru. Fokus target nasabah masih dari segmen kelas atas, dan mahasiswa menjadi sasaran Perseroan untuk edukasi sebagai generasi nasabah baru berikutnya dan regenerasi Sumber Daya Manusia di industri Perdagangan Berjangka Komoditi.

” Jumalah nasabah dari tahun ke tahun semakin meningkat. Harapan kami Tahun 2019 bakal meningkat 20 persen. Kami juga berharap masyarakat lebih mengenal industri Perdagangan Berjangka Komoditi dan tertarik untuk berinvestasi produk derivatif,” ujar Andri. best profit

Sumber : Memontum

Sunday 12 May 2019

Best Profit | Target Tumbuh 20%, BPF Beri Santunan dan Buka Puasa Bersama Anak Yatim Piatu

Best Profit (13/5) - PT Bestprofit Futures (BPF)  Cabang Malang, Jawa Timur memberikan santunan kepada 31 anak yatim piatu yang dibina di Lembaga Kesejahteraan Sosial Darul Azhar, pada Sabtu, 11 Mei 2019. Pembagian santunan ini dalam rangka ulang tahun BPF yang ke -10.
“Dengan kegiatan ini, kami ingin berbagi kebahagiaan atas perjalanan BPF selama 10 tahun di Kota Malang. Sekaligus sebagai bentuk terima kasih kami kepada masyarakat yang senantiasa mendukung  kehadiran BPF di kota terbesar kedua ini di Jawa Timur,” terang Andri, Pimpinan Cabang BPF Malang.
Selain menyalurkan bantuan berupa santunan, BPF juga mengajak anak –anak yatim piatu di Lembaga Kesejahteraan Sosial Darul Azhar berbuka puasa bersama segenap karyawan dan manajemen. best profit
Kegiatan ini diharapkan dapat membangun rasa kebersamaan baik antar karyawan dan manajemen juga memperkuat jiwa sosial satu sama lain.
Soal harapannya di hari jadi BPF Malang yang ke-10 ini, Andri mengungkapkan bahwa masyarakat dapat lebih mengenal industri Perdagangan Berjangka Komoditi dan tertarik untuk berinvestasi produk derivatif, khususnya di BPF. best profit
BPF Malang merupakan salah satu kantor cabang dengan kinerja terbaik. Berdiri sejak tahun 2009, pertumbuhan volume transaksi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Hingga akhir Maret 2018, total volume transaksi untuk BPF Malang mencapai 53.507 lot atau meningkat 71,03% dari tahun sebelumnya. best profit
Sementara untuk jumlah nasabah baru mengalami pertumbuhan sebesar 28,18% menjadi 141 nasabah. Untuk tahun 2019, BPF Malang optimistis akan meraih pertumbuhan sekitar 20%. Baik itu dari sisi total volume transaksi dan jumlah nasabah baru.
Fokus target nasabah masih dari segmen kelas atas dan mahasiswa. Mereka menjadi sasaran Perseroan untuk edukasi sebagai generasi nasabah baru berikutnya dan regenerasi Sumber Daya Manusia di industri Perdagangan Berjangka Komoditi. best profit
Kinerja Nasional BPF di Kuartal I Tahun 2019. Secara nasional, PT Best Profit Futures mengalami pertumbuhan signifikan pada kuartal pertama tahun 2019. Total nasabah baru BPF naik 10,19% menjadi 627 nasabah baru.
Sementara total volume transaksi sepanjang Januari hingga Maret 2019 sebanyak 269,880 lot atau meningkat 34,49% dari kuartal pertama tahun 2018 sebesar 200,676 lot. best profit
Sumber : Surabaya Post

Wednesday 23 March 2016

Produsen Komoditi Merosot Tekan Ekuitas AS di Sesi Akhir Perdagangan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/3) - Saham AS turun dalam perdagangan tipis diiringi pelemahan saham komoditas diikuti harga minyak mentah yang lebih rendah, sementara para investor menunggu petunjuk lebih lanjut pada perekonomian dan arah kebijakan moneter.
Ekuitas kemungkinan kehilangan momentum setelah rally selama lima minggu menghapus awalan terburuk untuk tahun ini. Sebelumnya mengalami penurunan pada hari ini, Indeks Standard & Poor 500 hampir tidak beranjak di dua sesi sebelumnya di tengah perdagangan yang paling ringan pada tahun 2016, dan tidak bergerak 1 % di kedua arah selama delapan hari terakhir, yang terpanjang dalam tujuh bulan terakhir.
Indeks acuan turun 0,6 % ke level 2,036.68 pada pukul 16:00 sore waktu New York, di bawah level terendah untuk tahun ini, setelah kemarin menghentikan lonjakan selama empat hari. Indeks Nasdaq Composite melemah 1,1 %, mengakhiri kenaikan terpanjang dalam 11 bulan terakhir. Ini adalah minggu yang pendek karena pasar ditutup pada hari Jumat Agung nanti. (knc)

Sumber : Bloomberg

Wednesday 3 February 2016

Ekuitas AS Pangkas Penurunan Seiring Rally pada Saham Komoditi & Minyak

BESTPROFIT FUTURES MALANG (4/2) - Ekuitas AS pangkas penurunan seiring saham energi rally diikuti minyak mentah dan bank yang mengurangi aksi selloff, mengimbangi data yang sebelumnya bahwa memunculkan kembali kekhawatiran atas kemerosotan ekonomi global akan meluas.
Indeks Standard & Poor 500 turun 0,4 % ke level 1,894.91 pada pukul 12:03 siang waktu New York, memangkas penurunan sebelumnya sebesar 1,6 %. Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 13,56 poin atau 0,1 %, ke level 16,167.10, menghapus penurunan lebih dari 190 poin. Indeks Nasdaq Composite merosot 0,8 %, setelah sebelumnya jatuh 2,1 %. Sementara itu, Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berjangka melonjak 6,6 % setelah sebelumnya menghapus kenaikan pada data pasokan.
Sebuah laporan hari ini menunjukkan industri jasa diperluas pada bulan Januari berada di laju paling lambat dalam hampir 2 tahun terakhir, meningkatkan risiko bahwa pelemahan terus-menerus terjadi dalam manufaktur yang mulai meluas ke seluruh perekonomian AS.
Melambatnya industri jasa karena para investor mewaspadai tanda-tanda bahwa kemerosotan di China. Sebuah laporan terpisah hari ini menunjukkan perusahaan AS menambahkan lebih banyak pekerja sebanyak 205.000 melebihi perkiraan untuk penggajian di bulan Januari. Fokus akan beralih pada laporan pekerjaan bulan Januari yang akan dirilis Jumat mendatang, yang diperkirakan bahwa perusahaan akan menambahkan sebanyak 190.000 pekerjaan, menurut para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg. (knc)
Sumber : Bloomberg

Monday 25 January 2016

Saham Eropa Hentikan Rebound seiring Penurunan di Sektor Perbankan dan Komoditi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (26/1) - Penurunan saham komoditas dan pemberi pinjaman mengakhiri reli di saham Eropa.
Stoxx Europe 600 Index turun 0,6 persen pada penutupan perdagangan hari ini di London. Seadrill Ltd memimpin penurunan, jatuh 8,9 persen seiring jatuhnya harga minyak setelah eksportir minyak mentah terbesar dunia mengatakan bahwa mereka menjaga investasi dalam proyek-proyek energi. Saham penambang juga turun, sementara pemberi pinjaman mengalami penurunan terdalam di antara kelompok industri.
Kekalahan pada harga komoditas sekali lagi membebani aset berisiko di tengah kekhawatiran bahwa perlambatan China akan merugikan pertumbuhan global. Pasca mencapai valuasi termurah dalam sekitar dua tahun pada hari Rabu lalu, Stoxx 600 berhasil meraih lonjakan dua hari terbesar sejak 2011 pada spekulasi stimulus. Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengisyaratkan langkah-langkah lebih lanjut secepatnya pada bulan Maret.
Di antara saham aktif di berita perusahaan, Kingfisher Plc tenggelam 6,1 persen setelah pengecer home-improvement terbesar Eropa mengatakan bahwa laba jangka pendek akan meleset dari rencana lima tahun untuk meningkatkan keuntungan. (sdm)
Sumber: Bloomberg

Monday 28 December 2015

Saham Jepang Jatuh Pasca Gain Senin Terkait Turunnya Saham Komoditi



BESTPROFIT FUTURES MALANG (29/12) – Saham Jepang jatuh, dengan indeks Topix turun dari kenaikan terbesarnya dalam dua minggu terakhir, karena saham komoditas memimpin penurunan menyusul pelemahan saham AS.
Indeks Topix turun sebesar 0,3 persen menjadi 1,524.84 pada 09:09 pagi di Tokyo, dengan 26 dari 33 kelompok industri jatuh. Indeks tersebut mencatat kenaikan terbesar sejak 17 Desember di Senin pada omset terendah dalam setahun. Indeks Nikkei 225 Stock Average kehilangan 0,3 persen menjadi 18,824.74. Yen diperdagangkan sedikit berubah pada 120,35 per dolar setelah jatuh untuk pertama kalinya dalam lima hari kemarin.
Indeks berjangka Standard & Poor 500 tidak berubah. Indeks tersebut turun 0,2 persen pada hari Senin setelah melanjutkan perdagangan pasca liburan Natal. Perusahaan energi kembali menjalankan peran mereka yang dikenal sebagai pemain terburuk pasar, sementara gain pada Amazon.com Inc dan Walt Disney Co membantu menghentikan penurunan.
Minyak memimpin penurunan di antara komoditas Senin, merosot 3,4 persen dari tiga minggu tertingginya terkait Iran yang mengulangi tujuannya untuk meningkatkan ekspor setelah sanksi terhadap negara itu dicabut. Penurunan laba industri China juga menekan sentimen terhadap bahan baku.(mrv)
Sumber: Bloomberg

Tuesday 13 October 2015

DYNAMIC DUO PERDAGANGAN BERJANGKA

Dalam industri Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) dikenal istilah bilateral dan multilateral. Ala bilateral (OTC, Over The Counter atau transaksi di luar bursa) dikenal adanya Sistem Perdagangan Alternatif (SPA). Sementara ala multilateral, kegiatannya berplatform exchange, berbentuk bursa. Dalam ranah ekonomi, pasar adalah pertemuan antara supply dan demand. Dalam definisi ekonomi, pasar tak harus berupa tempat fisik (eq. : pasar senen, pasar minggu, dlsb.), namun lebih merupakan ajang transaksional dimana ada “barang dan harga” yang disepakati oleh penjual/pembeli. Dalam sejarah ekonomi, pasar ditrigger oleh transaksi ala barter yang faktanya bilateral. Tanpa bilateral, transaksi multilateral takkan hadir di bumi ini. Begitulah proses evolusi terbentuknya pasar.

Undang-Undang (UU) Nomor 10 Tahun 2011, yang merupakan hasil amandemen UU Nomor 32 tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi mengatur perihal legalitas jenis instrumen yang boleh diperdagangkan dalam industri. Dalam UU tersebut, baik transaksi ala bilateral maupun multilateral adalah sesuatu yang halal legal. Tak ada sesuatu yang dilematis antara transaksi bilateral dengan multilateral. Keduanya berperan besar dalam memperbesar total kue industri PBK domestik. Jika ada yang bersikap normatif dengan menilai keduanya adalah kontradiktif, maka praktek transaksi ala OTC yang juga berlangsung dalam pasar efek obligasi bahkan valas seharusnya juga disikapi pesimis dengan mempertentangkan bilateral versus multilateral. Itu adalah sesuatu yang absurd, obsolete, dan irelevan dalam konteks pengembangan pasar secara khusus dan pembangunan ekonomi secara umum. Opini dan sikap pengamat yang selalu mempertentangkan bilateral versus multilateral inilah yang membuat potensi industri PBK di tanah air sulit terealisir.

Dalam suatu event edukasi di Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Future Exchange-JFX), tegas dinyatakan bahwa transaksi multilateral merupakan sesuatu yang mirip dengan transaksi bilateral, hanya saja berbeda dalam platform sistem dan penyelenggaraannya. Yang berarti, antara kedua jenis transaksi ini, perbedaannya lebih mengarah pada sesuatu yang bersifat operasional di tingkat lapangan, bukan sesuatu yang harus disikapi penuh kontradiksi di level normatif konstitusional. Memang dalam upaya pialang saat di lapangan, prinsip KYC (know your customers) adalah sesuatu yang necessary, yang membutuhkan tingkat pengetahuan tertentu perihal kesesuaian antara risiko dari produk investasi yang ditawarkan, serta profil nasabah yang ditawari (yang berinvestasi).

Tak bisa dipungkiri bahwa dalam perjalanan sejarah transaksi ala bilateral, ada banyak muncul kasus. Namun hal itu tak berarti bahwa transaksi multilateral jadi bebas kasus. Ranah PBK sedang menjalani proses evolusi yang wajar dalam hal praktek pelaku di lapangan maupun aspek konstitusionalnya. De facto dan de jure, transaksi bilateral dan multilateral adalah dynamic duo yang membangun PBK.

Oleh : Tumpal Sihombing
Chief Research Officer
Bestprofit Futures

Tuesday 15 September 2015

Komoditi Perkebunan Laku Keras Tapi Ekspor Timah Nyaris Anjlok Hingga 100%

BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/9) - Badan Pusat Statistik (BPS) telah melaporkan kemarin  (15/9) bahwa surplus neraca perdagangan Indonesia tercatat sebesar US$ 433,8 juta pada Agustus 2015 lalu atau turun jika dibandingkan dengan perolehan yang tercatat di bulan sebelumnya yaitu sebesar US$ 1,33 miliar. Angka tersebut merupakan selisih lebih antara ekspor dan impor, yang masing-masing membukukan nilai masing-masing sebesar US$ 12,7 miliar dan US$ 12,27 miliar. Secara rinci kinerja ekspor pada bulan lalu tercatat meningkat 10,79 persen (mom), sementara impor tumbuh lebih tinggi, yakni mencapai 21,69 persen (mom).
Ekspor nonmigas Agustus 2015 mencapai US$11,17 miliar, naik 11,23 persen dibanding Juli 2015, sedangkan dibanding ekspor Agustus 2014 turun 5,99 persen. Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Agustus 2015 terhadap Juli 2015 terjadi pada perhiasan/permata sebesar US$237,1 juta (121,75 persen), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada timah sebesar US$103,8 juta (99,96 persen). Sedangkan jika menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan periode Januari-Agustus 2015 turun 7,36 persen dibanding periode yang sama tahun 2014, dan ekspor hasil tambang dan lainnya turun 9,15 persen, sedangkan ekspor hasil pertanian naik 1,77 persen.
Jika kriteria ekspor non migas dipersempit dalam kriteria HS 2 digit maka nilai ekspor komoditi lainnya yang juga bukukan peningkatan antara lain kendaraan dan bagiannya meningkat US$ 147,8 juta atau naik 41,04 persen, mesin dan pesawat mekanik meningkat US$ 146,3 juta atau naik 37,26 persen. Lalu kopi, teh, dan rempah-rempah juga meningkat US$ 49 juta atau naik 49,06 persen, serta karet dan barang dari karet bukukan peningkatan terkecil hanya sebesar US$ 81,7 juta atau naik 16,75 persen. Sedangkan komoditi HS 2 digit yang mencatat penurunan terbesar adalah ekspor timah yang pada bulan lalu mencatat penurunan sebesar -US$ 103,8 juta atau turun -99,96 persen.
Tajamnya penurunan ekspor timah pada bulan lalu tidak lepas dari intervensi yang dilakukan pemerintah. Pasca penerbitan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 33 Tahun 2015 tentang perubahan Permendag No. 44/2014 tentang Ketentuan Ekspor Timah, volume perdagangan ekspor timah batangan Indonesia naik pesat. Dengan revisi Permendag tersebut, maka para eksportir timah diwajibkan memiliki sertifikat CnC yang bertujuan untuk menjamin ketelusuran asal barang. Maksudnya ialah asal usul bijih timah yang digunakan untuk bahan baku timah murni batangan harus CnC, sedangkan untuk timah solder dan barang lainnya dari timah harus dilengkapi bukti pembelian bahan baku tumah murni batangan dari bursa timah.
Perlu diketahui, sebelum peraturan ini resmi diberlakukan, volume ekspor timah pada Mei 2015 lalu misalnya menunjukkan bahwa volume transaksi perdagangan timah di Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (BKDI) berhasil mencapai 6.395 ton, atau melonjak 35,3% ketimbang April 2015 sebesar 4.725 ton. Lonjakan ekspor timah pada bulan-bulan lalu disebabkan oleh banyaknya perusahaan yang memanfaatkan waktu tersisa sebelum efektifnya Permendag Nomor 33/2015.

Sumber : Vibiznews

Monday 13 October 2014

Spekulasi Kenaikan Pasokan, Tekan WTI Perpanjang Penurunan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (14/10) - Minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) memperpanjang penurunannya dari level harga terendahnya dalam 22 bulan terakhir terkait spekulasi kenaikan pasokan minyak mentah di AS memperbesar pasokan minyak global yang menyebabkan harga memasuki situasi pasar bearish.

Kemarin kontrak berjangka minyak turun 1.1% di New York setelah turun sebanyak 4 kali dalam 5 hari terakhir. Pekan lalu pasokan minyak mentah AS diperkirakan naik 2.5 juta barel menjadi 364.2 juta, kenaikan tajam dalam 2 bulan terakhir, menurut survei Bloomberg menjelang rilis data dari EIA (Energy Information Administration) pada 16 Oktober lalu. Sementara kemarin Brent di London turun ke level terendahnya dalam hampir 4 tahun terakhir.

Kontrak berjangka yang mayoritas diperdgangkan di dunia telah memasuki situasi pasar yang bearish setelah pasokan minyak mendorong output AS dan kenaikan pasokan dari Russia dan OPEC ditengah tanda-tanda melemahnya permintaan global. Produsen minyak terbesar di OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) menagggapinya dengan penurunan harga, sehingga memicu spekulasi bahwa mereka akan berkompetisi untuk pasar saham daripada pemangkasan pasokan.

WTI untuk pengiriman bulan November turun sebesar 91 sen ke level $84.83 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada pada level $84.93 pukul 10:18 pagi waktu Sydney. Kemarin kontrak turun 8 sen ke level $85.74, level penutupan terendah sejak Desember 2012 lalu. Volume semua kontrak berjangka diperdagangkan sebesar 1% dibawah 100 hari rata-rata. Harga telah mengalami penurunan sebesar 13.8% sepanjang tahun 2014 ini.

Kemarin Brent untuk penyelsaian November turun $1.32, atau 1.5% ke level $88.89 per barel pada Bursa ICE Futures Europe, London, level terendah sejak Desember 2010 lalu. Acuan minyak mentah Eropa tersebut mengakhiri sesi lebih tinggi sebesar $3.15 dibanding WTI. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Pelemahan Dolar Angkat Harga Emas; Data China Q3 Meningkat

BESTPROFIT FUTURES (14/10) - Emas naik pada Senin karena dolar jatuh terkait ketidakpastian tentang pertumbuhan ekonomi global, sementara prospek stimulus lebih ekonomis dari China meningkatkan daya tarik investasi bullion.  
Logam kuning membukukan kenaikan kelima dalam enam sesi terakhir pasca indeks dolar jatuh di tengah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global dan kekhawatiran Federal Reserve AS yang mungkin menunggu lebih lama untuk menaikkan suku bunga. Pekan lalu, greenback catat kerugian mingguan dalam enam bulan terakhir.
Sementara itu, yang mendasari kenaikan emas di dorong oleh rilis data ekonomi China untuk kuartal ketiga yang menunjukkan ekonomi kemungkinan tumbuh dengan kecepatan yang terlemah dalam lebih dari lima tahun terakhir. Investor berspekulasi Beijing mungkin akan mengeluarkan langkah-langkah stimulus lebih lanjut. Emas mendapat dorongan dari rebound yang kuat dalam impor komoditas China industri pada bulan September lalu.
Spot emas naik sebesar 0, 7 persen ke level $ 1,231.50 per ons pukul 2:58 waktu New York pasca mencapai level $1,237.30, tertinggi dalam hampir empat pekan terakhir.
Pekan lalu, emas mencatat kenaikan mingguan terbesar dalam empat bulan terakhir, naik 2,7 persen.
Emas berjangka untuk pengiriman Desember di COMEX AS menetap di level $1.230 per ons, naik $8,30 omset lebih ringan dari biasanya, data Reuters awal menunjukkan.
Sumber: Reuters

Sunday 12 October 2014

Harga Minyak Mentah WTI Semakin Lemah, Prospek Ekonomi Global Terindikasi Lesu

BESTPROFIT FUTURES MALANG (13/10) - Harga minyak mentah WTI di bursa Nymex pada penutupan perdagangan pekan lalu, 6-10 Oktober 2014, terpantau ditutup melemah signifikan. Pelemahan harga minyak mentah WTI di bursa Nymex pada perdagangan pekan lalu dipicu oleh ekspektasi demand global dan pasar domestik Amerika Serikat yang terindikasi lesu.
Pergerakan harga minyak mentah WTI di Nymex pada pekan lalu terpantau berada dalam trend bearish kuat. Dari total 5 hari perdagangan perdagangan pekan lalu, harga emas melemah hingga dalam 3 hari perdagangan. Adapun trend pelemahan tersebut dipicu oleh sentimen sisi demand, sementara 2 hari perdagangan yang ditutup menguat lebih didasari oleh dorongan teknikal dibandingkan fundamental.
Pada hari pertama perdagangan pekan lalu di bursa Nymex, pergerakan harga minyak mentah WTI diawali dengan penguatan. Nilai Dollar Amerika Serikat yang sedang jatuh saat itu, membuat aksi beli para investor terdorong menguat seiring relatif bertambah murahnya harga minyak mentah WTI di Nymex. Selain dorongan nilai Dollar tersebut, pergerakan juga cukup tersupport oleh dorongan teknikal yang telah jenuh melemah atau dalam posisi oversold.
Namun, pergerakan harga minyak mentah WTI yang dapat ditutup menguat di hari perdagangan pertama pekan lalu tersebut langsung tertutup faktor fundamental kuat di hari kedua perdagangan. Rilis data EIA terkait prospek demand minyak mentah dunia dan rilis proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh IMF, membuat harga minyak mentah WTI jatuh di Nymex. adapun kedua lembaga tersebut pada Selasa pekan lalu merilis pertumbuhan ekonomi global yang diprediksi menurun dari 3,4% ke 3,3% oleh IMF dan demand global yang diperkirakan turun dari 91,55 juta barrel ke 91,47 juta barrel oleh EIA.
Memasuki hari ke-3 perdagangan pekan lalu, pergerakan harga emas pun kian memburuk setelha EIA kembali memberikan sentimen negatif kuat di rilis data persediaan minyak mentah dan bensin mingguan. Data persediaan minyak mentah dan bensin yang dilaporkan naik oleh EIA masing-masing di level 5,02 juta dan 1,18 juta barrel serempak memberikan sentimen negatif sisi supply dan demand dari pasar domestik Amerika Serikat. Dampak dari data tersebut dan rilis data hari sebelumnya, harga emas pun terus tergerus pada hari ke-3 dan ke-4 pekan lalu.
Meskipun cukup tertekan kuat secara fundamental pada pekan lalu, harga minyak mentah WTI dapat ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan. Dorongan teknikal yang kembali jenuh pasca melemah dalam 3 hari perdagangan beruntun menjadi landasan penguatan harga minyak mentah WTI di hari terakhir perdagangan. Walaupun demikia penguatan tersebut tidak dapat menutup pelemahan kuat di 3 hari perdagangan sebelumnya sehingga harga minyak mentah WTI tetap ditutup melemah dalam sepekan.
Pada penutupan perdagangan pekan lalu di bursa Nymex, harga minyak mentah WTI terpantau ditutup melemah signifikan dalam sepekan. Harga minyak mentah WTI berjangka Nymex untuk kontrak November 2014 ditutup turun hingga 4,37% ke tingkat harga $85,82/ barrel atau melemah $3,92/barrel.
Sementara pada perdagangan minyak mentah brent di Nymex, harga minyak mentah brent juga ditutup melemah signifikan pekan lalu. Harga minyak mentah brent berjangka Nymex untuk kontrak Desember 2014 ditutup turun hingga 2,48% ke tingkat harga $90,58/barrel atau melemah $2,30/barrel.
Analyst Vibiz Research memprediksi harga minyak mentah masih akan cenderung tertekan pada perdagangan pekan ini. Hal tersebut dilandasi oleh estimasi buruknya data-data perekonomian global pada pekan ini yang dapat semakin melemahkan ekspektasi demand terhadap minyak mentah dunia. Terkait pergerakan harga pekan ini, range normal diprediksi akan berada di kisaran $78-$95 pada minyak mentah WTI dan $84-$97 pada minyak mentah brent.

Sumber : Vibiznews

Tuesday 7 October 2014

Pasokan Naik, WTI Perpanjang Penurunan Dari Level 17 Bln Terendah

BESTPROFIT FUTURES (8/10) - Minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) perpanjang penurunan dari level harga terendahnya dalam lebih dari 17 bulan terakhir menjelang rilis laporan yang diperkirakan menunjukkan pasokan minyak mentah di AS naik. Sementara Brent turun di London.

Kontrak berjangka minyak mentah turun sebesar 0.5% di New York, turun pada hari ke-2. Pekan lalu pasokan minyak mentah diperkirakan naik 2 juta barel, menurut survei Bloomberg News jelang rilis data dari EIA (Energy Information Administration) hari ini. Sementara di EIA, Departemen Statistik Energi, menurunkan perkiraan harga pada laporan bulanannya yang dirilis kemarin, mengingat kenaikan output dan berkurangnya permintaan.

WTI untuk pengiriman bulan November turun sebesar 42 sen ke level $88.43 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada pada level $88.55 pukul 11:42 pagi waktu Sydney.

Kemarin kontrak berjangka minyak turun $1.49 ke level $88.85, level penutupan harga terendah sejak April 2013 silam. Volume semua kontrak berjangka diperdagangkan sebesar 45% dibawah 100 hari rata-rata. Sepanjang tahun 2014 ini harga mengalami penurunan 10%.

Brent untuk penyelesaian November tergelincir sebesar 33 sen atau 0.4% ke level $91.78 per barel di Bursa ICE Futures Europe, London. Acuan minyak mentah Eropa tersebut diperdagangkan lebih tinggi sebesar $3.25 dari WTI, dibanding kemarin $3.26. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Monday 6 October 2014

WTI Bertahan Di atas $ 90 per Barel

BESTPROFIT FUTURES (7/10) - West Texas Intermediate bertahan di atas $ 90 per barel untuk hari kedua jelang rilis data pasokan yang akan memberikan sinyal penguatan permintaan bahan bakar di AS, konsumen minyak terbesar di dunia.
Minyak berjangka sedikit berubah di New York setelah menguat 0,7% kemarin, terbesar sejak September 29. Cadangan hasil penyulingan dan bensin diprediksi menyusut pada minggu lalu sementara persediaan minyak mentah diperluas, menurut survei Bloomberg News sebelum laporan dari Energy Information Administration (EIA) besok. WTI mengalami rebound kemarin setelah meluncur di bawah $ 89 untuk kedua kalinya sejak April 2013 terhadap tanda-tanda output pertumbuhan global melampaui permintaan.
WTI untuk pengiriman November berada di level $ 90,36 per barel di perdagangan elektronik New York Mercantile Exchange, naik 2 sen, pada pukul 10:19 pagi waktu Sydney. Kontrak tersebut naik 60 sen kemarin ke level $ 90,34. Volume semua berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 71% di bawah rata-rata 100 hari.
Brent untuk pengiriman November naik 48 sen, atau 0,5%, ke level $ 92,79 per barel di bursa ICE Futures Europe exchange kemarin, kenaikan untuk pertama kalinya dalam lima hari. Minyak mentah acuan Eropa mengakhiri sesi di level $ 2,45 lebih besar dari WTI.(frk)
Sumber : Bloomberg

Sunday 5 October 2014

Harga Minyak Mentah WTI Anjlok Ke Level Terendah 27 Bulan di Nymex

Harga minyak mentah WTI di bursa NYmex pada penutupan perdagangan pekan lalu, 29 September-3 Oktober 2014, terpantau ditutup melemah signifikan. Pelemahan harga minyak mentah WTI di bursa Nymex pada perdagangan pekan lalu dipicu oleh kekhawatiran akan lemahnya demand global dan pergerakan nilai Dollar Amerika Serikat.
Pergerakan harga minyak mentah WTI pada perdagangan pekan lalu terpantau lebih didominasi oleh trend pergerakan melemah di bursa Nymex. Dari total 5 hari perdagangan pekan lalu, harga minyak mentah WTI ditutup 3 kali mengalami pelemahan dengan puncak pergerakan melemah pada perdagangan Jumat 3 Oktober 2014. Dampak dari pergerakan yang cenderung melemah tersebut, harga minyak mentah WTI anjlok hingga level terendah 27 bulan.
Pada hari pertama perdagangan pekan lalu, pergerakan harga minyak mentah WTI terlihat masih cukup dipengaruhi sentimen positif kuat dari data GDP kuartal 2 AS yang positif. Ekspektasi demand pasar domestik Amerika Serikat yang terangkat sentimen data tersebut, membuat harga minyak mentah WTI masih cukup leluasa untuk bergerak menguat. Bahkan pergerakan pun semakin menguat akibat rilis data personal income yang naik dari 0,2% ke 0,5% dan personal spending yang naik dari 0,0% ke 0,5%. Dampak dari ekspektasi demand yang membaik tersebut, harga minyak mentah pun terangkat menguat.
Namun, pergerakan menguat di hari perdagangan pada minyak mentah WTI tidak dapat kokoh untuk menjadi sentimen positif berkelanjutan pada pergerakan pekan lalu. Memasuki hari ke-2 dan ke-3 perdagangan pekan lalu, ekspektasi demand justru berbalik ke arah yang cenderung negatif. dimulai dengan adanya kekhawatiran penyebaran virus ebola yang berpotensi mengurangi permintaan global, pelemahan diperkuat dengan jatuhnya data manufaktur Amerika Serikat dari level 59 ke 56,6. Dampak dari hal tersebut, harga minyak mentah WTI pun menjadi lesu. Bahkan data EIA yang memberikan sentimen positif pada pertengahan pekan lalu dengan menunjukan penurunan persediaan minyak mentah dan bensin Amerika Serikat masing-masing 1,4juta dan 1,8 juta barrel pun tidak mampu mengangkat harga minyak mentah WTI untuk menguat.
Meskipun demikian, dampak data EIA dan pekerja AS yang positif sempat memberikan dorongan penguatan jelang perdagangan akhir pekan. Data EIA yang memberikan sentimen positif akhirnya mulai cukup memengaruhi pergerakan harga pasca sentimen positif juga terangkat oleh data initial jobless claims Amerika Serikat yang positif. Data initial jobless claims AS yang membaik dari level 295.000 ke level 287.000 cukup mengangkat ekspektasi demand sehingga harga minyak mentah WTI pun dapat bergerak menguat.
Memasuki perdagangan terakhir pekan lalu, akhirnya pergerakan harga minyak mentah WTI mencapai pergerakan puncak dalam sepekan. Membaiknya data-data pekerja Amerika Serikat terpantau menjadi penyebab tidak langsung terhadap anjloknya harga minyak mentah WTI pada perdagangan hari tersebut. Adapun pelemahan harga minyak mentah WTI pada perdagangan Jumat lalu dilandasi oleh melambungnya nilai Dollar AS pasca rilis data tersebut yang membuat harga minyak mentah WTI menjadi relatif bertambah mahal bagi para investor asing sehingga pembelian pun lesu. Dampak dari aksi beli yang lesu tersebut, harga minyak mentah pun anjlok di akhir pekan.
Pada penutupan perdagangan pekan lalu di bursa Nymex, harga minyak mentah WTI terpantau ditutup melemah signifikan dalam sepekan. Harga minyak mentah WTI untuk kontrak November 2014 ditutup turun hingga 4,06% ke tingkat harga $89,74/barrel atau melemah $3,80/barrel.
Sementara pada penutupan perdagangan minyak mentah brent di Nymex, harga minyak mentah bren juga ditutup melemah signifikan dalam sepekan. Harga minyka mentah brent berjangka Nymex untuk kontrak Desember 2014 ditutup turun hingga 4,87% ke tingkat harga $92,88/barrel atau melemah $4,75/barrel.
Analis Vibiz Research Centre memprediksi harga minyak mentah WTI berpotensi untuk mengalami penguatan pada pekan ini. Hal tersebut dilandasi oleh potensi aksi beli yang diperkirakan cukup kuat pasca pergerakan harga yang telah anjlok hingga ke level 27 bulan terendah pada pekan lalu. Namun, pergerakan harga juga masih akan sangat dipengaruhi oleh rilis data EIA. Terkait pergerakan harga, range normal diprediksi akan berada di kisaran $86-$96 pada minyak mentah WTI dan $90-$100 pada brent.

Sumber : Vibiznews

Tuesday 30 September 2014

Harga Kopi Arabika Terus Menguat, Sentimen Positif Cukup Kokoh

Harga kopi arabika di bursa ICE Futures US pada penutupan perdagangan Selasa 30 September 2014 terpantau ditutup menguat signifikan. Penguatan signifikan pada harga kopi di bursa ICE Futures US dipicu oleh ekspektasi akan penurunan output Brasil untuk panen periode ini.
Kondisi cuaca Brasil yang buruk pada tahun ini, masih menjadi sentimen positif kuat pada pergerakan harga kopi arabika. Cuaca di Brasil yang sempat mengalami suhu panas dan kering di awal tahun, dianggap berpotensi kuat untuk menjadi gangguan kuat terhadap panen kopi Brasil. Dampak dari hal tersebut, harga kopi arabika pun terangkat dari sentimen sisi supply.
Walaupun ekspektasi akan terjadinya gangguan terhadap perkebunan kopi di Brasil cukup potensial, namun sejauh ini ketidakjelasan pada tingkatan output Brasil masih kerap menjadi faktor yang memicu fluktuasi signifikan harga kopi Arabika. Meskipun demikian, sepanjang kuartal 3 tahun ini harga kopi berhasil naik hingga 11,8%.
Pada penutupan perdagangan kopi arabika di bursa ICE Futures US, harga kopi arabika terpantau ditutup menguat signifikan. Harga kopi arabika berjangka ICE Futures US untuk kontrak Desember 2014 ditutup naik 1,10% ke tingkat harga #193,35/ton atau menguat $2,10/ton.
Sementara pada perdagangan kopi robusta di bursa LIFFE, harga kopi robusta juga ditutup menguat signifikan. Harga kopi robusta berjangka LIFFE utnuk kontrak November 2014 ditutup naik hingga 1,48% ke tingkat harga $1.992/ton atau menguat $29/ton.
Analis Vibiz Research Centre memprediksi harga kopi arabika masih akan cenderung berada dalam trend positif. Hal tersebut dilandasi oleh ekspektasi yang cukup tinggi terhadap gangguan tanaman kopi Brasil yang dapat mengurangi output Brasil secara signifikan. Terkait pergerakan harga, range normal diprediksi akan berada di kisaran $180-$205 pada arabika dan $1.985-$2025 pada robusta.

Sumber : Vibiznews

Emas & Perak Jatuh Kelevel 8 Bulan Terendahnya Sejak 2010

BESTPROFIT FUTURES (1/10) - Emas berjangka jatuh ke level terendahnya sejak Januari lalu seiring prospek tingkat suku bunga AS yang lebih tinggi dan menguatnya dolar untuk memangkas permintaan logam mulia terkait lindung nilai terhadap inflasi. Sementara perak turun ke level 4 tahun terendahnya.
Bullion yang rally pada semester pertama tahun ini di tengah meningkatnya ketegangan di Ukraina dan Timur Tengah, membukukan penurunan pada kuartalan pertama tahun 2014. Perak anjlok sebesar 12 persen bulan ini, yang merupakan penurunan terbesarnya sejak April 2013 lalu, seiring kedua logam melemah.
Emas berjangka untuk pengiriman bulan Desember turun sebesar 0,6 persen bertahan di level $ 1,211.60 per ons di Comex New York pada pukul 1:43 waktu New York setelah sebelumnya menyentuh level $ 1,204.30, merupakan level terendahnya sejak 2 Januari lalu. Emas merosot sebesar 8,4 persen pada kuartal ini. (knc)
Sumber : Bloomberg

Monday 29 September 2014

WTI & Brent Menuju Penurunan Kuartalan

BESTPROFIT FUTURES (30/9) - Minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent menuju penurunan kuartalan terbesar dalam lebih dari dua tahun di tengah spekulasi bahwa kenaikan produksi minyak mentah akan menyangga pasar dari potensi gangguan pasokan dari Timur Tengah.
Minyak berjangka turun sebanyak 0,6 % di New York dan turun 11 % dari awal Juli. Amerika Serikat dan sekutu Eropa dan Arab telah melakukan ribuan misi penerbangan sejak memulai kampanye pemboman untuk melawan Negara Islam di Suriah dan Irak (ISIS), produsen terbesar kedua OPEC. Stok minyak mentah AS mungkin menguat sebesar 1,5 juta barel pekan lalu, sebuah survei Bloomberg News menunjukkan sebelum laporan Administrasi Informasi Energi (EIA) besok.
WTI untuk pengiriman November turun sebanyak 57 sen menjadi $ 94 per barel dalam perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada di level $ 94,27 pada pukul 8:41 pagi waktu Singapura. Kontrak naik $ 1,03 ke $ 94,57 kemarin. Volume semua berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 44 % di bawah rata-rata 100 hari. Harga telah mengalami penurunan 4,2 % dalam tahun ini.
Brent untuk pengiriman November turun sebanyak 21 sen, atau 0,2 %, ke level $ 96,99 per barel di bursa ICE Futures Europe exchange. Harga turun 14 % dalam kuartal ini, terbesar sejak Juni 2012. Minyak mentah acuan Eropa diperdagangkan $ 2,86 lebih besar dari WTI. Spread ditutup di level $ 2,63 kemarin, yang merupakan spread tersempit sejak 9 Agustus.(frk)
Sumber : Bloomberg

Wednesday 24 September 2014

Harga Minyak Mentah WTI Melejit Naik Akibat Rentetan Sentimen Positif

Harga minyak mentah WTI di bursa Nymex pada penutupan perdagangan Rabu 24 September 2014 terpantau ditutup menguat signifikan dini hari tadi. Penguatan harga minyak mentah WTI di bursa Nymex dipicu oleh sentimen positif kuat dari data EIA dan perekonomian Amerika Serikat.
Rilis data EIA yang memberika sentimen positif kuat terpantau memicu harga minyak mentah WTI di bursa Nymex ditutup melejit dini hari tadi. Data EIA yang melaporkan penurunan persediaan minyak mentah dan bensin Amerika Serikat, searah memberika sentimen positif baik dari sisi supply maupun demand. Adapaun terkait rilis data, persediaan minyak Amerika Serikat dilaporkan turun 4,3 juta barrel sementara bensin turun 414.000 barrel.
Selain sentimen positif data EIA, pergerakan harga minyak mentah WTI juga turut tersupport oleh data penjualan rumah baru Amerika Serikat. Data penjualan rumah baru Amerika Serikat yang dilaporkan naik dari 427.000 ke 504.000 memicu peningkatan ekspektasi demand Amerika Serikat yang turut memberi sentimen positif kuat sehingga harga minyak mentah WTI kokoh menguat.
Pada penutupan perdagangan minyak mentah WTI di bursa Nymex, harga minyak mentah WTI terpantau ditutup menguat signifikan dini hari tadi. Harga minyak mentah WTI berjangka Nymex untuk kontrak November 2014 ditutup naik hingga 1,35% ke tingkat harga $92,80/barrel atau menguat $1,24/barrel.
Sementara pada penutupan perdagangan minyak mentah Brent di Nymex, harga minyak mentah brent juga ditutup menguat dini hari tadi meskipun tergolong tipis. Harga minyak mentah brent berjangka Nymex untuk kontrak Desember 2014 ditutup naik 0,04% ke tingkat harga $97,62/barrel atau menguat $0,04/barrel.
Analis Vibiz Research Centre memprediksi harga minyak mentah WTI akan cenderung bergerak melemah pada perdagangan hari ini di Nymex. Hal tersebut dilandasi oleh potensi sentimen engatif kuat dari ekspektasi akan anjloknya data durable goods orders Amerika Serikat yang akan rilis hari ini. Terkait pergerakan harga, range normal diprediksi akan berada di kisaran $90-$94,75 pada minyak mentah WTI dan $95,5-$99 pada minyak mentah brent.

Sumber : Vibiznews

Tuesday 23 September 2014

Stok Minyak AS Menurun, Minyak Mentah WTI Tetap Kuat

Harga minyak mentah pada perdagangan hari ini (24/9) masih menunjukkan kekuatannya, khususnya harga minyak mentah berjangka AS yang bertahan di atas $ 91 per barel melanjutkan  kenaikan yang moderat dari sesi sebelumnya. Minyak mentah WTI ini tetap menguat pasca laporan stok minyak mentah AS yang dilaporkan American Petroleum Institute menunjukkan penurunan.
Laporan dari kelompok industri tersebut menunjukkan stok minyak mentah AS pekan lalu menurun, persediaan minyak mentah AS turun 6,5 juta barel dalam sepekan sampai 19 September menjadi  355,9 juta barel, lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi  untuk kenaikan 400.000 barel.
Rilis data persediaan minyak tersebut menjadikan harga minyak mentah berjangka AS untuk kontrak pengiriman bulan November naik 2 sen menjadi $ 91,58 per barel mengikuti kenaikan perdagangan sebelumnya untuk pertama kalinya dalam lima sesi yang menurun.
Demikian juga dengan harga minyak mentah jenis  Brent tidak berubah pada $ 96,85 per barel, yang dipengaruhi produksi minyak Libya telah kembali pulih hingga 800.000 barel per hari setelah ladang minyak El Sharara memulai kembali produksinya yang akan menambah tingginya pasokan global yang terus meningkat .
Pergerakan harga minyak mentah selanjutnya, menurut analyst Vibiz Research Center spot minyak masih bergerak moderat, dan secara teknikal spot minyak sedang menuju garis tengah bolinger dan berpotensi menembus level resistance kuatnya pada kisaran $ 91,65 – $ 91,87 yang juga didukung laporan  U.S. Department of Energy’s Energy Information Administration yang diperkirakan sama dengan laporan API.

Sumber : Vibiznews

Sunday 7 September 2014

Indeks Saham Asia Stagnan Jelang Rilis Laporan Perdagangan China

BESTPROFIT FUTURES (8/9) - Indeks saham Asia bergerak mendatar pasca mengalami reli pekan lalu di tengah liburan di seluruh wilayah, karena investor menunggu data perdagangan China. Saham perusahaan telekomunikasi meningkat, sementara saham kesehatan tergelincir.
Indeks MSCI Asia Pacific turun kurang dari 0,1 persen ke level 148,41 pukul 09:13 di Tokyo. Indeks naik sebesar 0,4 persen pekan lalu, menyentuh level tertingginya dalam satu bulan terakhir pada 3 September kemarin, terkait dengan laporan yang menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat di sektor industri jasa China dan manufaktur AS. Indeks Standard & Poor 500 ditutup menguat di level tertinggi sepanjang masanya pekan lalu bahkan setelah laporan yang menunjukkan pertumbuhan payrolls paling lambat tahun ini.
Indeks Topix Jepang naik sebesar 0,4 persen. Ekonomi Jepang menyusut sebesar 1,8 persen pada kuartal kedua, menurut pembacaan akhir hari ini. Sesuai dengan perkiraan ekonom dan dibandingkan dengan perkiraan awal sebesar 1,7 persen penurunan.
Indeks Australia S&P/ASX 200 mendatar dan Indeks NZX 50 Selandia Baru tergelincir sebesar 0,1 persen. Pasar finansial Hong Kong belum dibuka ketika berita ini diturunkan, sedangkan Pasar finansial di China, Korea Selatan dan Taiwan ditutup untuk liburan.  
Ekspor China meningkat sebesar 9 persen pada bulan Agustus dari tahun sebelumnya, sementara impor naik sebesar 3 persen, menurut survei Bloomberg terhadap para ekonom sebelum data dirilis hari ini. (izr)
Sumber: Bloomberg