Showing posts with label Menteri. Show all posts
Showing posts with label Menteri. Show all posts

Sunday 28 June 2015

Menteri Marwan Ajak Pemda Promosikan Transmigrasi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (29/6) - Tidak dipungkiri bahwa program transmigrasi sempat meredup pada awal era reformasi. Namun, saat ini kesadaran terhadap pentingnya transmigrasi mulai tertanam kembali. Transmigrasi dipandang sebagai solusi nyata terhadap masalah kepadatan penduduk, pengangguran, kemiskinan, dan bahkan tidak sedikit pemerintah daerah di luar Jawa yang memasukkan program transmigrasi dalam pembangunan daerahnya.

"Pandangan yang positif dan juga kebutuhan daerah-daerah tertentu terhadap program transmigrasi, tentunya harus disambut baik oleh wilayah-wilayah yang padat penduduknya seperti di Pulau Jawa ini," ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu 28 Juni 2015.

Marwan mengajak para gubernur, bupati juga walikota di Jawa untuk mempromosikan program transmigrasi, khususnya kepada warga yang ingin mengubah kehidupannya menjadi lebih sejahtera.

Marwan mengakui animo masyarakat terhadap program transmigrasi belum tinggi. Hal ini disebabkan sosialisasi dan promosi yang belum maksimal. Baik promosi secara langsung kepada masyarakat maupun melalui media cetak dan elektronik. Termasuk peran serta pemerintah daerah di Jawa dianggap belum optimal.

Padahal, kata Marwan, peran pemerintah daerah sangat penting dalam mendukung kesuksesan program transmigrasi. Karena jajaran aparatur daerah inilah yang setiap hari berinteraksi dengan warga.

"Jajaran aparatur daerah terutama aparatur di tingkat desa tentunya paling mengetahui siapa saja warganya yang potensial menjadi calon transmigran, sehingga layak mengajak mereka untuk ikut mendaftar jadi calon transmigran," terang Marwan.

Dia mengingatkan, informasi tentang transmigrasi harus disampaikan secara utuh dan komprehensif. Termasuk apa saja fasilitas yang bakal diperoleh calon transmigran, juga pekerjaan dan penghasilannya di tempatnya baru. Misalnya apakah anak mereka bisa sekolah, bisa berobat ke Puskesmas, apakah nanti bisa berkembang maju, bisa hidup layak dan sejahtera di daerah transmigrasi.

"Di lokasi transmigrasi nantinya para transmigran akan mendapat berbagai fasilitas dari mulai rumah hingga pekerjaan dari negara, akan disediakan tanah, rumah untuk tempat tinggal, benih, dan alat pertanian kalau dia petani. Kalau dia nelayan akan disediakan kapal dan perlengkapan melaut," papar Marwan.

Fasilitas untuk Transmigran

Dia menjelaskan, luas tanah yang akan diberikan kepada setiap Kepala Keluarga (KK) sekitar 0,25 hektare, diberikan gratis. Untuk perkebunan akan diberikan tanah 3 hektare per kepala keluarga, diberikan dengan biaya terjangkau dan bisa dicicil. Baik tanah pekarangan maupun tanah usaha perkebunan akan diberikan dengan status hak milik (SHM).

Selain rumah dan tanah, para transmigran juga akan mendapat bantuan perbekalan Rp 3,5 juta per KK per bulan selama 18 bulan. Sebelum usahanya stabil. Tapi bantuan tidak diberikan dalam bentuk uang tunai, melainkan dalam bentuk beras, lauk pauk, dan sebagainya.

Pemerintah juga akan membangun infrastruktur di kawasan permukiman transmigrasi, tempat ibadah, sekolah, sarana medis, dan sarana prasarana pendukung lainnya, sehingga warga transmigran dapat menggarap lahan dengan tenang dan produktif.

"Anak-anaknya bisa bersekolah dengan baik, mendapat layanan kesehatan memadai, bisa melaksanakan kegiatan sosial dan keagamaannya dengan nyaman," ujar Marwan.

Keluarga transmigran juga diberi kesempatan untuk menambah penghasilan dengan mengembangkan berbagai usaha kreatif seperti industri kerajinan rumahan.

"Saya sangat optimis, melalui promosi yang tepat ditambah dukungan pemerintah daerah, program transmigrasi akan menarik banyak warga masyarakat yang ingin merubah nasibnya menjadi lebih baik, daripada jadi TKI di negeri orang," tandas Menteri Marwan. (Sun/Rmn)


Sumber : Liputan6

Sunday 26 October 2014

Bambang Brodjonegoro: Jadi Menkeu Adalah Tugas Berat

BESTPROFIT FUTURES MALANG (27/10) -  Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menunjuk Bambang Brodjonegoro sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2014-2019. Sebagai bendahara negara, setumpuk tugas dan tanggung jawab sudah ada di depan mata terutama mengelola fiskal Indonesia.
Lalu bagaimana perasaan mantan Wakil Menteri Keuangan itu saat dirinya tahu diamanahkan menjadi pemimpin di Kementerian Keuangan?
Menjawab pertanyaan ini, Bambang hanya menuliskan kalimat singkat dalam pesan singkatnya kepada Liputan6.com. "Ini tugas berat yang memerlukan kesiapan mental," kata dia di Jakarta, Minggu (26/10/2014) malam.
Dia mengaku memperoleh pesan khusus dari Presiden Jokowi dalam mengembang tanggung jawab ini. "Pesannya amanah, menjaga kebijakan fiskal yang baik dan mensejahterakan rakyat," papar Bambang 
Bambang rencananya akan melakukan Serah Terima Jabatan (Sertijab) hari ini (27/10/2014) pukul 16.00 WIB. "Iya, hari Senin Sertijab jam 4 sore," katanya.
Eks Menkeu di era Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, Chatib Basri menyebutkan tantangan yang akan menjadi pekerjaan rumah (PR) Bambang Brodjonegoro.
"Tantangan ke depan tidaklah mudah karena ada isu normalisasi kebijakan The Fed, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan stabilitas makro," katanya.
Wakil Menteri Keuangan dalam Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, Bambang Brodjonegoro akhirnya naik jabatan. Dalam kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi), pria bernama lengkap Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro ini resmi menjadi Menteri Keuangan.

Bambang merupakan anak bungsu dari rektor Universitas Indonesia (UI) periode 1964-1973, Prof. Dr. Ir. Soemantri Brodjonegoro. Sejak muda, Pria kelahiran Jakarta, 3 Oktober 1966 ini telah menunjukan ketertarikannya pada bidang ekonomi banyak berkarya saat duduk di bangku kuliah.

Bambang  menyelesaikan studi di FEUI Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan pada 1990. Dia kemudian meraih gelar Master of Urban Planing (1995) dan Ph.D in Regional Planning (1997) dari University of Illinois at Urbana Champaign, Amerika Serikat.

Nama Bambang dikenal baik di dalam maupun di luar kalangan akademik. Dia tercatat menjadi satu-satu Dekan di lingkungan UI yang diangkat saat usianya belum menginjak 40 tahun.

Selain itu, Bambang juga ikut merintis program Pascasarjana Fakultas Ekonomi UI dan menjadikannya program double degree yang bekerja sama dengan Australian National University.

Sebelum menjabat sebagai Wakil Menteri Keuangan, Bambang juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Ketua Penentu Inflasi Regional di Indonesia Bank Indonesia, Ketua Strategi Pengentasan Kemiskinan Kota Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Ketua Pembangunan Regional dan Desentralisasi di Indonesia Bank Mandiri dan lain-lain.


Sumber : Liputan6