Showing posts with label Miliar. Show all posts
Showing posts with label Miliar. Show all posts

Thursday 14 May 2015

Dividen MPPA Tidak Sampai 200 Miliar, Laju Sahamnya Jaga Momentum Positif

BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/5) - Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 193,9 miliar atau setara Rp 36 per saham. Adapun besaran dividen ini setara 35% dari perolehan laba bersih perseroan di sepanjang tahun 2014 sebesar Rp 554 miliar.
Sementara sebagian dana dari laba bersih atau sebesar Rp 2 miliar disisihkan sebagai dana cadangan standar. Adapun sisanya sebesar Rp 358 miliar akan ditahan oleh perseroan. Laba ditahan tersebut guna memperkuat modal kerja bisnis perseroan untuk ekspansi kedepannya.
Pada tahun lalu MPPA berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 554,01 miliar atau 24,52% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 444,9 miliar. Kenaikan laba bersih seiring dengan penjualan di 2014 yang tercatat menjadi Rp 13,59 triliun atau naik 14,01% dari posisi sebelumnya sebesar Rp 11,92 triliun.
Sementara hingga kuartal I 2015, laba bersih MPPA melonjak 60 persen menjadi Rp81,583 miliar atau Rp15 per saham dibandingkan laba bersih periode sama tahun sebelumnya yang Rp50,968 miliar atau Rp9 per saham. Kinerja tersebut ditopang oleh penjualan bersih yang naik menjadi Rp3,34 triliun dari penjualan bersih tahun sebelumnya yang Rp3,12 triliun dan beban pokok naik jadi Rp2,75 triliun dari Rp2,59 triliun. Adapun untuk Laba bruto meningkat menjadi Rp597,39 miliar dari laba bruto tahun sebelumnya yang Rp429,91 miliar. Sementara laba usaha naik jadi Rp97,47 miliar dari laba usaha tahun sebelumnya Rp68,15 miliar.
Tahun ini, MPPA menganggarkan belanja modal hingga Rp 800 miliar untuk ekspansi.. Perseroan akan terus melanjutkan pembangunan baru sejumlah gerai ritelnya. Namun, secara rutin, perseroan biasanya menganggarkan belanja modal tahunan sekitar 4%-5% dari total pendapatan tahun ini. Adapun, manajemen menargetkan penjualan 2015 sekitar Rp 16 triliun, atau naik 15% dari tahun lalu. Maka, belanja modal MPPA tahun ini ada di kisaran Rp 640 miliar hingga Rp 800 miliar yang akan dipenuhi dari kas internal.
Adapun dana tersebut utamanya akan digunakan untuk pembangunan gerai baru dan renovasi sejumlah gerai yang sudah ada. Sepanjang 2015, anak usaha Grup Lippo ini berencana membangun 13 gerai Hypermart baru. Selain itu, perseroan juga akan mendirikan sekitar lima gerai Foodmart di Jabodetabek dan juga akan digunakan untuk merenovasi 10 gerai yang sudah ada.
Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham pada Rabu (13/5/15) saham MPPA tutup turun 1,5%  pada level 3,930 setelah pada penutupan perdagangan sebelumnya berada pada level 3,990 dan bergerak dalam kisaran 3,920 – 3,990 dengan volume perdagangan saham mencapai 1,5 juta lembar saham.                    
Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham MPPA sejak awal bulan Januari terlihat terus mengalami penguatan tajam namun saat ini dalam upaya pertahankan tren konsolidasi. Terpantau indikator MA sudah bergerak flat dan pola Black Marubozu menembus Middle Bolinger Band. Selain itu indikator Stochastic mulai bergerak ke area jenuh beli setelah sebelumnya berada pada area tengah.
Sementara indikator Average Directional Index terpantau bergerak naik didukung oleh +DI yang juga bergerak naik yang menunjukan pergerakan MPPA dalam potensi pertahankan penguatan terbatas. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju MPPA masih akan dalam tren sideways dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakan MPPA. Rekomendasai Trading pada target level resistance di level Rp4500 hingga target support di level Rp3880.

Sumber : Vibiznews

Monday 29 December 2014

Orang Kaya Afrika Kehilangan US$ 7 Miliar

BESTPROFIT FUTURES MALANG (30/12) - Aliko Dangote, salah satu orang terkaya di Afrika harus menelan pil pahit. Bagaimana tidak, sampai penghujung tahun ini harus kehilangan sebagian besar kekayaannya yang mencapai US$ 7,8 miliar terhitung sejak Februari 2014.

Dikutip dari laman Forbes, Selasa (30/12/2014), kekayaan miliarder asal Nigeria ini menyusut karena imbas pelemahan Naira mata uang negara tersebut.

Dalam laporan tersebut, beberapa minggu lalu Bank Sentral Nigeria mengumumkan adanya depresiasi Naira terhadap dolar. Naira kini diperdagangkan pada N187 per dolar. Mata uang Naira sempat berada di level N165 per dolar AS pada November.

Depresiasi nilai tukar Naira digadang karena melemahnya harga minyak internasional. Selain itu, pelemahan nilai tukar Naira membuat kinerja sejumlah perusahaan di Nigeria memburuk yang kemudian berimbas pada harga saham.

Tengok saja saham Dangote Cement diperdagangkan pada N215 per saham pada awal November, kemudian terjun bebas sampai N165.

Nilai kepemilikan saham Dangote yang semula bernilai US$ 25 miliar turun menjadi US$ 17,2 miliar. Sebagian besar terjadi pada awal November dimana nilainya berada pada US$ 21,6 miliar terjun bebas sampai US$ 4,4 miliar.

"Ini dipicu sentimen negatif pasar karena investor asing dan institusi menghentikan dana, yang  memegang saham-saham di perusahaan sebagai besar telah melarikan diri dari posisi mereka," kata Analis Keuangan Ugrode Obi-Chukwu. (Amd/Ahm)


Sumber : Liputan6