Showing posts with label Pertamina. Show all posts
Showing posts with label Pertamina. Show all posts

Monday 16 March 2020

Best Profit | Pertamina EP Hemat Triliunan Rupiah dari Patenkan Inovasi Pekerja

Best Profit (17/3) - PT Pertamina EP mencatatkan efisiensi biaya dan penambahan pendapatan dari kreativitas dan inovasi pekerja perusahaan selama tiga tahun terakhir senilai total USD 566 juta atau setara Rp7,8 triliun dari target USD 87,5 juta.

Dari 1.602 inovasi yang dihasilkan para pekerja Pertamina EP (PEP) dalam kurun 2017-2019, sebanyak 98 inovasi telah direplikasi. Bahkan lima inovasi di antaranya dipatenkan di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Menanggapi pencapaian Pertamina EP tersebut, Ketua Divisi Opini dan Kajian Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (Iatmi), Benny Lubiantara, seperti melansir Antara, Senin (16/3/2020), mengatakan inovasi sejatinya bukan opsi tapi keharusan. best profit

Apalagi di era harga minyak rendah, terobosan melalui inovasi diharapkan tidak saja menjadikan proses menjadi lebih simpel dan efektif, tetapi juga yang berdampak terhadap efisiensi biaya dan optimalisasi produksi.

Lima inovasi pekerja PEP yang telah mendapatkan hak paten di Kemenkumham itu adalah FTP Work Over Well Services (WOWS) PEP Asset 3 Jatibarang Field di Indramayu, Jawa Barat berupa Tubing Test Tool, PC Prove Gitu Gitu Aja dari PEP Asset 1 Jambi Field, berupa alat penyangga perekam data elektronik untuk mengukur tekanan bawah sumur. best profit

Inovasi berikutnya IP Centribike dari PEP Asset 5 Sangasanga Field di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur berupa alat analisis kadar air sumur minyak portable.

Kemudian RT Prove SPE dari PEP Asset 4 Tanjung Field di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan berupa rumahan alat pengukur tekanan pada sumur minyak. Selain itu, PC Prove Super Cyclone dari PEP Asset 5 Tarakan Field di Kota Tarakan, Kalimantan Utara berupa alat pemisah pasir pada sumur produksi minyak.

Berkat dukungan inovasi para pekerja tersebut, produksi anak usaha PT Pertamina Persero sekaligus kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dalam pengawasan SKK Migas dalam tiga tahun terakhir meningkat. Pada 2017 produksi minyak 77.154 barel per hari (BOPD), naik menjadi 79.445 BOPD pada 2018, dan tahun lalu menjadi 82.213 BOPD. best profit

Sedangkan produksi gas 1.018 BOPD pada 2017, naik dibandingkan 2016 yang tercatat 989 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), kemudian 1.017 MMSCFD pada 2018, dan 959 MMSCFD pada 2019.
Benny menyebutkan semua inovasi para pekerja PEP bermanfaat untuk menekan biaya, mempercepat perolehan data, dan mengurangi masalah sumuran.

"RT Prove SPE dan PC Prove Super Cyclone memang relatif dampaknya terkait langsung dengan optimalisasi produksi," katanya. best profit

Menurut dia, karya cipta inovasi paling sederhana pun perlu dipatenkan. Hal ini lazim dalam praktik di industri hulu migas di manca negara.

Inovasi seperti lima paten yang didukung oleh manajemen PEP ini akan semakin memicu semangat kolega di lapangan untuk berpikir dan menemukan ide-ide dan inovasi baru mengantisipasi tantangan yang dihadapi di lapangan yang memang semakin kompleks.

Pri Agung Rakhmanto, Founder ReforMiner Institute, menambahkan efisiensi dan inovasi adalah proses terus-menerus. Hal ini sangat bagus dan positif untuk meningkatankan produksi. “Namun, ini perlu dibarengi dengan efisiensi/sandardisasi di dalam sistem pengadaan,” katanya. best profit

Sumber : Liputan6

Tuesday 26 March 2019

Best Profit | Ada Calon Pembeli Minati Gas dari Blok Masela

Best Profit (27/3) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan, saat ini sudah ada pihak yang mengincar gas dari Blok Masela‎. Proses negosiasi nilai investasi blok tersebut sedang berlangsung.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, Blok Masela akan menghasilkan gas bumi  melalui pipa sebanyak 150 MMSCFD, serta gas alam cair (Liqufied Natural Gas /LNG) sebesar 9,5 juta metrik ton per annum (MTPA).

"9,5 juta ton per tahun LNG-nya dan ditambah 150 mmscfd (gas pipa)," kata Dwi, di Jakarta, Selasa (26/3/2019). best profit

Menurut Dwi, keberadaan proyek hulu minyak dan gas bumi (migas) Masela membawa dampak berganda bagi daerah. Terlebih saat ini sudah ada calon pembeli gas bumi yang dialirkan melalui pipa. "Sekarang sudah ada yang mengincar untuk yang 150 mmscfd,"

‎Dwi mengungkapkan, pembangunan fasilitas pengolahan gas Blok Masela tetap dibangun di darat, sesuai dengan keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi). best profit

Saat ini SKK Migas dengan Inpex Corporation selaku opertor masela masih melakukan negosiasi menentukan besaran investasi, serta insentif yang sesuai dengan besaran investasi.

"P‎emerintah itu sesungguhnya berkeinginan supaya ini segera jalan. Tetapi kembali lagi kalau misalnya dengan capex yang masih over, tinggi, kami tidak bisa memberikan insentif yang besar kepada investor. Sewajarnya saja," tandasnya. best profit

Presiden Direktur PT Pertamina EP Nanang Abdul Manaf bersama Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa, Ali Masyhar dan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Ridwan Hisjam melakukan kunjungan kerja ke Bojonegoro, Jawa Timur.

Kemudian menemui Bupati Bojonegoro, Anna Muawanah. Dalam pertemuan tersebut, Anna mengaku gemas karena Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bojonegoro tidak sampai Rp 500 miliar.

"Saya minta dukungan, bagaimana caranya PAD Bojonegoro bisa mendekati Rp 1 triliun. Peningkatan PAD ini menjadi prioritas saya," tutur Anna, Sabtu (23/3/2019). best profit

Anna menuturkan, industri migas bisa menjadi lokomotif peningkatan PAD Kabupaten Bojonegoro yang tahun lalu belum mencapai Rp 500 miliar, supaya menjadi Rp 1 triliun pada 2019.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Pertamina EP  Nanang Abdul Manaf mengatakan, dukungan perusahaan terhadap pemerintah daerah tidak perlu diragukan. Ini sebab Pertamina EP memang memiliki visi dan misi untuk tumbuh bersama lingkungan di daerah operasi serta  memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan.

"Soal dukungan perusahaan, kami jamin. Namun, mohon Pemkab Bojonegoro juga bisa membantu penyelesaian proses perizinan yang merupakan aspek pemenuhan legalitas untuk melanjutkan kegiatan operasi," kata Nanang. best profit

Sumber : Liputan6

best profit

Tuesday 13 February 2018

Bestprofit | Pertamina Hulu Energi Incar Pendapatan US$ 1,97 Miliar pada 2018

Bestprofit (14/2) - PT Pertamina Hulu Energi (PHE), anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu minyak dan gas bumi, mencatatkan kinerja operasi produksi positif sepanjang 2017 dibandingkan 2016.

Hal ini ditunjukkan dengan produksi minyak yang naik menjadi 69,3 ribu barel per hari (BPH) dari proyeksi 64,5 ribu BPH pada 2017. Pencapaian produksi ini juga lebih baik dibandingkan 2016 yang tercatat 62,588 BPH.

Sementara itu, produksi gas PHE pada 2017 turun dari target 768,5 juta standar kaki kubik per hari (MMScfd) hanya tercapai 723,5 MMScfd. Namun, produksi gas PHE pada 2017 naik tipis dibandingkan realisasi 201 yang tercatat 722 MMScfd. bestprofit

"PHE ONWJ (Offshore North West Java) masih member kontribusi terbesar, disusul PHE WMO (West Madura Offshore), JOB Pertamina Tomori, dan Coridor," ujar Presiden Direktur PT Pertamina Hulu Energi R Gunung Sardjono Hadi di Jakarta, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (14/2/2018).

Tahun ini, PHE memproyeksikan produksi minyak sebesar 70.407 BPH dan gas 771,07 MMSCfd. Sementara lifting minyak ditargetkan 68,08 ribu BPH dan gas 589 MMScfd.
Gunung mengatakan, kinerja positif sektor produksi PHE berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal itu terbukti dari capaian pendapatan dan laba bersih yang naik masing-masing 30 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya.

Pendapatan usaha PHE sepanjang 2017 (audited) mencapai US$ 1,99 miliar. Realisasi pendapatan ini naik dibandingkan realisasi 2016 yang hanya US$ 1,5 miliar. Sedangkan laba bersih 2017 sebesar US$ 259,88 juta, naik dibandingkan 2016 yang hanya US$ 191 juta. bestprofit

Gunung mengatakan, pencapaian pendapatan usaha tahun lalu 112 persen dari target dalam rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) sebesar US$ 1,778 miliar atau 106 persen dari target revisi RKAP yang tercatat US$ 1,89 miliar. "Untuk 2018, kami memproyeksikan pendapatan usaha US$ 1,97 miliar," ujar dia.

Adapun laba bersih perseroan tahun lalu tercatat 165 persen dari RKAP sebesar US$ 151,78 juta dan 148 persen dari RKAP revisi sebesar US$ 170 juta. Sedangkan target laba bersih tahun ini diproyeksikan US$ 211,2 juta.

Gunung juga menjelaskan, anggaran biaya operasi (ABO) dan anggaran biaya investasi (ABI) perseroan tahun lalu juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada 2017, ABO Pertamina Hulu Energi mencapai US$ 858,29 juta, naik dibandingkan realisasi 2016 sebesar US$ 649,58 juta. Adapun ABI tercatat US$ 488,11 juta, lebih tinggi dibandingkan ABI 2016 yang mencapai US$ 300,31 juta. "Untuk tahun ini, ABO kami proyeksikan US$ 1,07 miliar dan ABI sebesar US$ 53,54 juta," kata dia.

Sebelumnya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) berhasil menemukan‎ cadangan gas di Wilayah Kerja (WK) atau Blok Minyak dan Gas Bumi (Migas) Abrar. Wilayah tersebut merupakan area relinquishment dari operator sebelumnya yaitu IIAPCO, Arco dan BP. bestprofit

General Manager PHE Abar Theodorus Duma mengatakan, ‎sejak penandatangan kontrak kerja sama pengelolaan WK Abar pada 22 Mei 2015, PT Pertamina (Persero) melalui PT PHE Abar selaku anak perusahaan PT Pertamina Hulu Energi (PHE), mempunyai program kegiatan dengan Komitmen Pasti selama tiga tahun pertama. ‎

"Setelah dilakukan studi Geologi & Geofisika (G&G) serta survei seismik laut 2D, PHE Abar diharuskan melakukan pemboran 1 sumur eksplorasi," kata Theodorus, di Jakarta, Kamis 7 Februari 2018.

‎Menurutnya, pada akhir Triwulan IV tahun 2017 PHE ABAR telah melakukan pemboran sumur eksplorasi Karunia 1-X, dari kegiatan tersebut berhasil memperoleh cadangan gas sebesar 84 BSCF di reservoar batu pasir formasi Cisubuh dan Parigi pada kedalaman 2.600 kaki atau sekitar 800 meter.

"Formasi ini merupakan play yang baru dikembangkan, di mana sebelumnya dihindari karena berada dalam kategori shallow gas hazard. Dengan penemuan ini, PHE Abar berhasil membuktikan potensi dari hazard menjadi cadangan yang sebelumnya dihindari," ungkap Theodorus. bestprofit

Sumber : Liputan6

Sunday 13 December 2015

Jual BBM di Myanmar, Pertamina Siapkan Rp 4,14 Triliun

BESTPROFIT FUTURES MALANG (14/12) - PT Pertamina (Persero) mengalokasikan dana sebesar US$ 300 juta atau setara Rp 4,14 triliun untuk masuk ke bisnis hilir bahan bakar minyak (BBM) di Myanmar.

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, saat ini Pertamina sedang dalam proses tender yang diadakan badan usaha Myanmar yang melakukan bisnis ‎penjualan BBM.

"Prosesnya masih jalan, kita lagi ikut proses tender langsung di sana," kata Bambang, seperti yang dikutip di Jakarta, Senin (14/12/2015).

Bambang menambahkan, jika Pertamina memenangkan terder tersebut, maka pengoperasian fasilitas bisa dilakukan berasama, faslititas tersebut adalah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sebanyak 1.360 unit.

Namun jika Pertamina tidak memenangkan tender maka perusahaan energi pelat merah tersebut harus membangun fasilitas sendiri.

"Kalau kita menang (tender), kita bakal punya langsung 1.360 SPBU. Tapi itu bukan punya sendiri, kita (saham) hanya 49 persen saja,‎" ungkapnya.

Menteri Badan Usaha Milik Negara ‎(BUMN) Rini Soemarno sebelumnya mendorong Pertamina untuk segeran menjual produk BBM di luar negeri.

Rini menginginkan, Pertamina tidak hanya berkiprah di dalam negeri, tetapi juga harus melakukan ekspansi bisnis ke luar negeri, seperti Thailand, Vietnam dan Myanmar. (Pew/Ndw)


Sumber : Liputan6

Sunday 21 June 2015

Ingin Saingi Singapura, Dirut Pertamina Minta Pekerjanya Belajar

BESTPROFIT FUTURES MALANG (22/6) - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto tampaknya memiliki tekad yang kuat untuk menyaingi Singapura soal industri minyak dan gas (migas). Langkah tersebut agar Indonesia bisa terlepas dari ketergantungan impor BBM dari negara tersebut.

Dwi mengatakan, saat berkunjung ke Singapura beberapa waktu lalu, dirinya menyempatkan diri untuk berkunjung ke terminal migas Vopak di negeri singa tersebut.

"Beberapa waktu lalu saya ke Singapura, mampir ke Vopak. Mereka punya terminal yang besar, baru mulai pada 2008, kemudian berdiri dan cepat berkembang," ujarnya seperti ditulis Senin (22/6/2015).

Dwi mengatakan, dirinya ingin mencontoh apa yang telah dilakukan oleh Singapura selama ini. Meski tanahnya tidak memiliki kandungan minyak, namun Singapura berhasil menjadi negara pengekspor minyak ke beberapa negara, termasuk ke Indonesia.

"Apa yang dilakukan di Singapura, harus bisa juga dilakukan di sini. Bila perlu secepatnya dilakukan di sini," lanjutnya.

Oleh sebab itu, Dwi pun berharap kepada para pekerja di Pertamina mau terus belajar dan berinovasi. Menurutnya, hanya dengan kedua hal ini, sektor migas di Indonesia bisa bersaing dengan negara lain.

"Tenaga kerja juga penting. Di mana pun berada, jangan pernah berhenti untuk belajar. Dari sekian waktu bekerja disisihkan untuk belajar, tiap hari. Belajar tidak harus di ruang kelas, bisa di mana-mana. Belajar di uar apa yang rutin kita kerjakan. Dan suatu yang jadi inovasi juga bisa jadi kesempatan untuk belajar," tandasnya. (Dny/Gdn)


Sumber : Liputan6

Sunday 18 January 2015

Banting Harga, Elpiji 12 Kg Kini Dijual Rp 129 Ribu per Tabung

BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/1) - Tak hanya premium dan solar, harga elpiji 12 kilogram (kg) yang dijual PT Pertamina (Persero) juga ikut turun harga mulai Senin 19 Januari 2015. Harga elpiji 12 kg turun menjadi Rp 129 ribu per tabung, dari sebelumnya Rp 134.700 per tabung.

Menteri Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said sebelumnya mengungkapkan, penurunan harga elpiji non subsidi 12 kg bertujuan untuk meringankan beban perekonomian.

"Pertamina melaporkan pada regulator pemegang sahamnya, saya laporkan presiden.  Memberi stimulus supaya perekonomian adem," kata Sudirman di Jakarta.

Sudirman menambahkan, penurunan harga elpiji non subsidi yang dibungkus dengan tabung berkelir biru tersebut juga dipengaruhi oleh harga minyak dunia yang merosot.

"Harusnya berhubungan dengan minyak ada penurunan komponen cost, supaya memberi dorongan industri pasar," tutur Sudirman.

Seperti diketahui, mulai Senin 19 Januari 2015, harga premium turun menjadi Rp 6.600 per liter. Harga solar turun menjadi Rp 6.400 per liter. Harga elpiji 12 kg turun 129 ribu dari Rp 134.700 per tabung. Tak hanya itu saja, harga semen yang diproduksi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) turun Rp 3.000 per sak. (Ndw)


Sumber : Liputan6