Tuesday, 12 November 2024

Bestprofit | Reli Dolar Tekan Emas ke Level Terendah Dua Bulan

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-13.jpg

Bestprofit (13/11) – Pada hari Selasa, 12 November, harga emas mengalami penurunan yang cukup signifikan, mendekati level terendah dalam dua bulan terakhir. Penurunan ini terjadi di tengah penguatan dolar AS, optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump yang terpilih untuk masa jabatan kedua, serta dinamika pasar yang lebih luas setelah pemilihan presiden AS pada 5 November. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih mendalam faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas, serta dampaknya terhadap pasar logam mulia lainnya.

Penurunan Harga Emas Spot

Harga emas spot turun sekitar 0,7% menjadi $2.600,93 per ons pada pukul 14.23 EST (19.23 GMT). Penurunan ini menandai penurunan lebih lanjut dari level tertinggi sebelumnya, dengan harga emas sempat jatuh hingga mencapai $2.589,59, level terendah sejak 20 September. Pada akhirnya, harga emas berjangka AS ditutup 0,4% lebih rendah, di angka $2.606,30. Pergerakan harga emas yang menurun ini dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal yang saling terkait. Salah satunya adalah penguatan dolar AS yang mencapai level tertinggi dalam lebih dari empat bulan terakhir. Ketika dolar menguat, harga emas menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang selain dolar, sehingga permintaan terhadap logam mulia ini cenderung berkurang. Ini menjadi salah satu alasan mengapa harga emas jatuh.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Dolar AS yang Menguat

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi penurunan harga emas adalah penguatan indeks dolar AS. Dolar AS melonjak pada hari Selasa ke level tertinggi lebih dari empat bulan, yang menyebabkan emas menjadi lebih mahal bagi investor internasional. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, naik karena ekspektasi pasar yang lebih kuat terhadap pertumbuhan ekonomi di bawah kepemimpinan Presiden Trump yang terpilih. Dengan dolar yang lebih kuat, emas yang diperdagangkan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Hal ini mengurangi daya tarik emas sebagai aset safe haven, yang selama ini menjadi pilihan utama saat ketidakpastian ekonomi melanda pasar global. Kenaikan ini didorong oleh optimisme pasar terhadap kebijakan ekonomi yang mungkin diberlakukan oleh pemerintahan Trump di masa jabatan keduanya.

Optimisme terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Trump Kedua

Setelah hasil pemilihan presiden AS pada 5 November yang mengarah pada kemenangan Trump, pasar merespons dengan optimisme yang lebih besar terhadap prospek pertumbuhan ekonomi AS. Banyak analis percaya bahwa kebijakan fiskal yang lebih agresif, termasuk pemotongan pajak dan program belanja infrastruktur yang besar, dapat mendongkrak perekonomian AS. Optimisme ini berdampak pada beberapa pasar, termasuk emas. Ketika investor merasa lebih yakin terhadap prospek ekonomi, mereka cenderung mengalihkan dana dari aset safe haven seperti emas ke aset berisiko lebih tinggi yang diharapkan memberikan pengembalian lebih besar, seperti saham atau obligasi. Hal ini menyebabkan penurunan permintaan terhadap emas dan penurunan harga yang cukup signifikan.

Dampak Kenaikan Bitcoin dan Imbal Hasil Obligasi

Selain penguatan dolar dan optimisme terhadap ekonomi AS, pergerakan harga bitcoin juga turut mempengaruhi pasar emas. Bitcoin, yang sering dianggap sebagai “emas digital”, melonjak tajam setelah pemilihan presiden AS. Banyak investor melihat bitcoin sebagai alternatif investasi yang lebih menarik, terutama di tengah ketidakpastian pasar keuangan dan kemungkinan kebijakan fiskal yang lebih ekspansif dari pemerintahan Trump. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS juga mengalami kenaikan tipis. Ketika imbal hasil obligasi naik, daya tarik emas sebagai aset bebas bunga berkurang, karena investor bisa memperoleh pengembalian yang lebih baik dari obligasi. Kenaikan imbal hasil ini memberikan tekanan tambahan pada harga emas, yang pada gilirannya mendorong penurunan harga emas lebih lanjut.

Data Ekonomi AS dan Kebijakan Federal Reserve

Para pelaku pasar juga mencermati sejumlah data ekonomi penting yang akan dirilis dalam beberapa hari mendatang, termasuk Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk bulan Oktober yang dijadwalkan pada hari Rabu. Data inflasi ini akan memberikan petunjuk mengenai kondisi ekonomi AS dan kemungkinan kebijakan moneter yang akan diambil oleh Federal Reserve (Fed). Setelah keputusan terbaru Federal Reserve untuk memangkas suku bunga acuannya sebesar seperempat poin persentase ke kisaran 4,50% hingga 4,75%, pasar kini memperkirakan peluang sebesar 59% untuk adanya pemangkasan suku bunga lebih lanjut pada bulan Desember. Sebelumnya, sebelum kemenangan Trump dalam pemilihan, peluang untuk pemangkasan suku bunga pada bulan Desember diperkirakan mencapai sekitar 80%. Jika data ekonomi menunjukkan tekanan inflasi yang lebih tinggi atau prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, Fed mungkin akan mempertimbangkan untuk menahan atau bahkan menghentikan kebijakan pemangkasan suku bunga. Hal ini bisa mengurangi daya tarik emas, yang sering kali dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

Pergerakan Harga Logam Mulia Lainnya

Selain emas, pasar logam mulia lainnya juga mengalami pergerakan harga yang signifikan pada hari yang sama. Perak spot, misalnya, naik sedikit sebesar 0,2% menjadi $30,72 per ons. Perak sering dianggap sebagai logam yang lebih sensitif terhadap pergerakan ekonomi global, dan dalam konteks optimisme terhadap pemulihan ekonomi, harga perak sedikit terdorong ke atas. Namun, tidak semua logam mulia mengalami kenaikan. Harga platinum turun sebesar 2% menjadi $945,39 per ons, sementara harga paladium turun lebih tajam sebesar 3,5% menjadi $946,59 per ons. Penurunan harga platinum dan paladium ini menunjukkan adanya ketidakpastian pasar yang lebih besar dan tekanan yang lebih kuat terhadap logam mulia industri yang tidak sepopuler emas dan perak.

Kesimpulan: Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi Global

Penurunan harga emas yang mendekati level terendah dua bulan terakhir pada 12 November dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal, termasuk penguatan dolar AS, optimisme pasar terhadap prospek ekonomi di bawah pemerintahan Trump, serta pergerakan harga bitcoin dan imbal hasil obligasi. Meskipun demikian, data ekonomi yang akan dirilis dalam beberapa hari mendatang, termasuk inflasi dan kebijakan moneter dari Federal Reserve, akan terus mempengaruhi arah pergerakan harga emas. Bagi investor, penting untuk tetap mengikuti perkembangan pasar global dan kebijakan ekonomi yang dapat mempengaruhi harga emas. Ketidakpastian ekonomi yang masih ada dan potensi kebijakan pemerintah yang dapat mempengaruhi pasar logam mulia memberikan peluang bagi investor untuk membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam menghadapi fluktuasi harga emas yang tidak menentu.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Monday, 11 November 2024

Bestprofit | Emas Tertekan, Dolar Menguat Usai Kemenangan Trump

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-3.jpeg

Bestprofit (12/11) – Pada awal pekan ini, harga emas terperosok ke level terendah dalam satu bulan terakhir setelah mengalami penurunan tajam pada hari Senin. Kemenangan presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam pemilihan baru-baru ini semakin menguatkan dolar AS, yang pada gilirannya berdampak pada harga emas yang dihargakan dalam mata uang tersebut. Meskipun harga emas stabil pada sesi perdagangan berikutnya, penurunan harga ini menunjukkan tren yang lebih luas yang perlu dianalisis lebih dalam, khususnya terkait dengan pergerakan pasar keuangan global, kebijakan moneter AS, dan faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi permintaan terhadap logam mulia ini.

Emas Stabil Setelah Penurunan Tajam, Dolar Menguat

Harga emas batangan pada hari Selasa menunjukkan stabilitas setelah sebelumnya mengalami penurunan signifikan sebesar 2,5% pada sesi perdagangan Senin. Hal ini terjadi karena penguatan dolar AS, yang mencapai level tertinggi dalam setahun terakhir, memberikan dampak langsung terhadap harga emas yang sempat merosot tajam. Kekuatan dolar membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang selain dolar, sehingga mengurangi daya tarik logam mulia ini sebagai aset investasi. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, melonjak setelah pasar menanggapi kemenangan Trump yang dianggap bisa mendorong kebijakan perdagangan lebih agresif dan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi AS. Banyak investor yang berharap bahwa kebijakan perdagangan dan fiskal Trump akan mendongkrak ekonomi AS, sementara kebijakan pelonggaran moneter oleh Federal Reserve (Fed) diperkirakan akan terus mendukung penguatan dolar. Hal ini menciptakan situasi yang kurang menguntungkan bagi emas, karena semakin kuatnya dolar akan membuat logam mulia ini menjadi lebih mahal di pasar global.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Rotasi Dana ke Ekuitas AS Menekan Harga Emas

Emas juga mengalami penurunan lebih dari 4% sejak hasil pemilihan presiden AS pada minggu lalu. Banyak dana lindung nilai yang sebelumnya memiliki posisi beli terhadap emas, kini mulai membatalkan taruhan bullish mereka. Aliran dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) juga semakin berkurang seiring dengan rotasi besar-besaran yang terjadi ke saham-saham ekuitas AS. Pasar ekuitas AS, yang semakin menunjukkan kinerja positif, semakin menarik perhatian investor yang sebelumnya cenderung mengalihkan portofolio mereka ke emas sebagai aset safe haven. Menurut Chris Weston, Kepala Riset dari Pepperstone Group Ltd., penurunan harga emas juga dapat dianggap sebagai penjualan yang “sebagian teknis”. Pasalnya, setelah harga emas menembus di bawah rata-rata pergerakan 50 hari, banyak investor dan dana lindung nilai yang memilih untuk menutup posisi beli mereka. Hal ini menunjukkan bagaimana pergerakan teknikal dalam pasar komoditas dapat mempengaruhi keputusan investor dalam jangka pendek, meskipun faktor-faktor makroekonomi tetap memegang peranan yang lebih besar dalam jangka panjang.

Faktor Penggerak Utama: Kebijakan Fed dan Inflasi

Meski harga emas mengalami koreksi, masih ada faktor-faktor fundamental yang mendukung potensi kenaikan harga emas dalam jangka panjang. Salah satunya adalah kebijakan pelonggaran moneter yang terus diambil oleh Federal Reserve. Bank sentral AS telah memangkas suku bunga sebanyak 25 basis poin pada pertemuan terakhirnya, dengan banyak ekonom memperkirakan bahwa dampak kebijakan fiskal dari Trump, seperti pemotongan pajak dan pengeluaran besar-besaran, bisa mengurangi potensi penurunan suku bunga lebih lanjut. Namun, dampak kebijakan Trump terhadap inflasi tetap menjadi perhatian utama. Banyak analis percaya bahwa kebijakan perdagangan proteksionis dan pengeluaran fiskal yang tinggi dapat menyebabkan inflasi yang lebih tinggi dalam jangka panjang. Inflasi yang lebih tinggi cenderung membuat suku bunga riil tetap lebih rendah atau bahkan negatif, yang pada gilirannya dapat mendukung harga emas. Emas sebagai aset yang tidak menghasilkan bunga dapat menjadi pilihan yang lebih menarik ketika suku bunga riil menurun, karena biaya peluang untuk memegang emas relatif lebih rendah. Investor juga akan memantau dengan cermat laporan indeks harga konsumen (CPI) inti yang dirilis pada Rabu mendatang. Laporan ini akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai laju inflasi di AS, yang tidak termasuk makanan dan energi. Data inflasi ini akan sangat penting bagi arah kebijakan pelonggaran Federal Reserve ke depan, karena inflasi yang lebih tinggi dapat mengurangi ruang bagi Fed untuk memangkas suku bunga lebih lanjut, sementara inflasi yang lebih rendah bisa memberikan lebih banyak alasan bagi Fed untuk mempertahankan kebijakan pelonggaran.

Emas Masih Tumbuh Lebih dari 25% Tahun Ini

Meskipun harga emas tertekan dalam beberapa pekan terakhir, logam mulia ini masih mencatatkan kenaikan signifikan sepanjang tahun ini. Harga emas batangan telah melonjak lebih dari 25% pada tahun 2024, didorong oleh kombinasi dari kebijakan pelonggaran moneter global, pembelian emas oleh bank sentral, dan ketidakpastian ekonomi serta geopolitik yang mendorong permintaan terhadap aset safe haven. Terutama, ketegangan geopolitik yang berkelanjutan, termasuk ketidakpastian seputar kebijakan luar negeri AS dan potensi resesi global, telah menguatkan daya tarik emas sebagai penyimpan nilai. Selain itu, kebijakan pelonggaran moneter yang dijalankan oleh sejumlah bank sentral di dunia, termasuk The Fed, telah memperburuk kekhawatiran terhadap inflasi dan melemahnya mata uang fiat. Dalam konteks ini, emas sering dianggap sebagai aset yang lebih aman karena tidak terpengaruh oleh kebijakan moneter atau fluktuasi nilai tukar mata uang.

Perak dan Paladium Ikut Menguat, Platinum Tertekan

Perkembangan harga logam mulia lainnya juga patut dicermati. Perak dan paladium tercatat mengalami kenaikan tipis, meskipun tidak sekuat pergerakan harga emas. Hal ini dapat menunjukkan adanya permintaan terhadap logam-logam tersebut dalam sektor industri, mengingat perak banyak digunakan dalam elektronik dan energi terbarukan, sementara paladium banyak digunakan dalam industri otomotif untuk komponen katalis. Di sisi lain, harga platinum justru tertekan. Platinum, yang sering dipandang sebagai alternatif bagi emas dan perak, tidak mampu mengikuti jejak pergerakan harga logam mulia lainnya dan mengalami penurunan pada perdagangan terakhir. Penurunan harga platinum ini sebagian besar disebabkan oleh adanya surplus pasokan di pasar global dan permintaan yang lebih rendah, terutama dari sektor otomotif.

Kesimpulan: Tantangan dan Peluang bagi Harga Emas

Saat ini, meskipun harga emas sedang menghadapi tantangan dari penguatan dolar dan rotasi dana ke saham ekuitas, logam mulia ini tetap memiliki prospek yang cerah di masa depan. Kebijakan moneter yang akomodatif, risiko geopolitik, serta potensi inflasi yang lebih tinggi tetap menjadi faktor pendorong permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven. Dengan perkembangan pasar yang terus berubah, harga emas diperkirakan akan tetap volatile, tetapi faktor-faktor fundamental seperti kebijakan Fed dan ketidakpastian ekonomi global akan terus menjadi penggerak utama bagi harga emas di masa mendatang.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Sunday, 10 November 2024

Bestprofit | Emas Melemah Pasca Pemilu: Dampak Berkelanjutan

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-12.jpeg

Bestprofit (11/11) – Pada Jumat, 8 November 2024, harga emas (XAU/USD) tercatat turun sekitar setengah persen, diperdagangkan di kisaran $2.680 per ons. Penurunan ini memperpanjang tren bearish jangka pendek yang telah berlangsung sejak akhir Oktober, yang dimulai setelah hari terakhir bulan Halloween. Pergerakan harga emas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, di antaranya ekspektasi kebijakan ekonomi Presiden terpilih Donald Trump yang dapat memberikan dorongan positif bagi Dolar AS (USD). Dengan adanya kebijakan seperti tarif yang lebih tinggi dan pemotongan pajak, pasar berharap suku bunga akan tetap tinggi, yang pada gilirannya dapat memperkuat USD dan menekan harga emas. Selain itu, pernyataan dari Federal Reserve (Fed) mengenai kondisi ekonomi AS juga turut memberi dampak negatif bagi emas.

Dampak Kebijakan Ekonomi Donald Trump Terhadap Dolar AS

Salah satu faktor yang berkontribusi pada penurunan harga emas adalah ekspektasi pasar terhadap kebijakan ekonomi yang akan dijalankan oleh Presiden terpilih Donald Trump. Banyak analis yang memprediksi bahwa kebijakan fiskal yang lebih agresif, termasuk pemotongan pajak dan tarif yang lebih tinggi terhadap barang impor, dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian AS. Hal ini dapat menyebabkan suku bunga tetap tinggi atau bahkan meningkat, menguntungkan mata uang Dolar AS.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Ketika suku bunga di AS tetap tinggi atau naik, hal ini membuat investasi dalam dolar lebih menarik karena imbal hasil yang lebih besar. Investor asing pun lebih cenderung membeli aset-aset yang dihargakan dalam dolar, seperti obligasi pemerintah AS, yang menyebabkan aliran modal asing masuk ke pasar dolar. Dalam jangka panjang, penguatan dolar ini dapat menekan harga emas, yang sebagian besar diperdagangkan dalam dolar. Emas sering dipandang sebagai aset lindung nilai (safe haven) terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Namun, ketika nilai dolar menguat, emas menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang selain dolar, sehingga permintaannya cenderung turun. Hal ini menjelaskan sebagian dari tren penurunan harga emas yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Peran Kebijakan Federal Reserve dalam Penurunan Harga Emas

Di sisi lain, kebijakan yang dikeluarkan oleh Federal Reserve juga turut memengaruhi pergerakan harga emas. Dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan mereka baru-baru ini, Fed menegaskan bahwa “kondisi pasar tenaga kerja secara umum telah mereda” sejak pertemuan terakhir pada bulan September. Meskipun kata-kata tersebut tidak banyak berubah dari pertemuan sebelumnya, pasar menilai ini sebagai tanda bahwa ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda pelambatan, meskipun secara umum masih dalam kondisi yang stabil. Pernyataan ini, yang tidak memberikan petunjuk signifikan mengenai perubahan kebijakan moneter, memberikan dampak yang berbeda-beda bagi berbagai aset. Namun, bagi emas, pernyataan yang terkesan netral ini tidak cukup untuk meredam pengaruh kuat dari penguatan dolar AS akibat ekspektasi kebijakan Trump. Ketika Fed tidak memberikan sinyal perubahan signifikan dalam kebijakan suku bunga atau langkah-langkah stimulus lainnya, investor cenderung mengalihkan dana mereka ke aset-aset yang lebih menguntungkan dalam lingkungan suku bunga yang tinggi, seperti dolar AS dan obligasi pemerintah.

Ketidakpastian Politik AS dan Dampaknya Terhadap Emas

Meskipun pasar menilai bahwa kebijakan ekonomi Trump dapat memberikan penguatan bagi dolar, ketidakpastian politik AS tetap menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Proses transisi kepresidenan dan kemungkinan perubahan kebijakan yang mendalam setelah Trump dilantik dapat menciptakan volatilitas yang tidak dapat diprediksi di pasar keuangan. Ketidakpastian ini justru dapat meningkatkan minat investor terhadap aset safe haven seperti emas. Namun, meskipun ketidakpastian politik AS sering kali menjadi alasan bagi investor untuk membeli emas, pada saat ini, perhatian pasar lebih tertuju pada prospek penguatan dolar. Bahkan, Ketua Fed Jerome Powell dalam konferensi pers pasca-pertemuan, menepis berbagai pertanyaan mengenai kebijakan ekonomi Trump. Powell menyatakan bahwa masih terlalu dini untuk memberikan penilaian mengenai dampak kebijakan Trump karena ia tidak mengetahui “waktu, atau substansi perubahan kebijakan” yang akan diterapkan. Powell juga menambahkan bahwa ia tidak berpikir kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS disebabkan oleh ekspektasi inflasi yang lebih tinggi, yang mungkin mengindikasikan pandangan yang lebih suram terhadap ekonomi AS ke depan.

Reaksi Pasar Terhadap Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

Salah satu indikator yang dipantau dengan cermat oleh pasar adalah imbal hasil obligasi pemerintah AS. Dalam beberapa minggu terakhir, imbal hasil obligasi AS telah mengalami kenaikan yang signifikan, yang mencerminkan ekspektasi pasar terhadap suku bunga yang lebih tinggi di masa depan. Kenaikan ini seringkali terkait dengan kebijakan ekonomi yang lebih ketat, yang dapat diindikasikan oleh pemotongan pajak atau tarif yang lebih tinggi. Namun, Jerome Powell menegaskan bahwa kenaikan imbal hasil ini bukanlah akibat dari ekspektasi inflasi yang lebih tinggi, melainkan sebagai respons terhadap ketidakpastian ekonomi yang lebih luas. Hal ini menunjukkan bahwa pasar mungkin mengantisipasi suatu periode ketegangan ekonomi yang lebih besar, yang secara historis dapat menguntungkan emas. Namun, dalam jangka pendek, penguatan dolar dan imbal hasil yang lebih tinggi mungkin lebih dominan dalam menentukan arah harga emas.

Outlook Masa Depan Emas: Berpotensi Memasuki Fase Konsolidasi

Melihat tren saat ini, dapat diperkirakan bahwa harga emas mungkin akan melanjutkan fase konsolidasi atau bahkan penurunan dalam jangka pendek, mengingat faktor-faktor yang mendukung penguatan dolar dan suku bunga yang lebih tinggi. Ekspektasi bahwa kebijakan ekonomi Trump dapat mendorong penguatan dolar, ditambah dengan ketegasan Fed dalam mempertahankan kebijakan moneter yang lebih ketat, membuat emas kehilangan daya tariknya sebagai aset yang menguntungkan. Namun, dalam jangka panjang, ketidakpastian politik dan potensi kebijakan ekonomi yang lebih agresif di bawah pemerintahan Trump dapat meningkatkan volatilitas pasar dan menciptakan permintaan baru bagi emas sebagai aset lindung nilai. Oleh karena itu, meskipun tren bearish saat ini lebih dominan, para investor harus tetap waspada terhadap potensi perubahan pasar yang dapat mengubah arah harga emas.

Kesimpulan

Harga emas pada 8 November 2024 telah mengalami penurunan, yang dipengaruhi oleh ekspektasi pasar terhadap kebijakan ekonomi yang lebih pro-dolar dari pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump. Kenaikan suku bunga dan tarif yang lebih tinggi diyakini akan menguntungkan Dolar AS, sementara emas, yang sebagian besar diperdagangkan dalam dolar, tertekan. Di samping itu, pernyataan dari Federal Reserve yang tidak menunjukkan perubahan kebijakan signifikan juga memperburuk prospek harga emas. Meskipun demikian, ketidakpastian politik AS dan potensi kebijakan ekonomi yang lebih ekstrem di bawah Trump bisa memicu permintaan baru untuk emas dalam jangka panjang, menjadikannya aset yang tetap relevan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Thursday, 7 November 2024

Bestprofit | Emas Tahan Kuat Usai Pemangkasan Suku Bunga Fed

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-5.jpeg

Bestprofit (8/11) – Pada Kamis, 7 November 2024, harga emas mengalami kenaikan yang signifikan, lebih dari 1%, didorong oleh faktor utama yang mempengaruhi pasar global: pelemahan dolar AS dan keputusan Federal Reserve (Fed) yang memangkas suku bunga acuan. Keputusan bank sentral AS untuk menurunkan suku bunga sebesar seperempat poin persentase sesuai dengan ekspektasi pasar, dan mempengaruhi pergerakan harga logam mulia. Mari kita telaah lebih dalam tentang penyebab lonjakan harga emas ini, serta implikasinya terhadap pasar dan ekonomi global.

Pelemahan Dolar AS dan Dampaknya terhadap Emas

Salah satu faktor utama yang mendukung kenaikan harga emas adalah pelemahan dolar AS. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama dunia, turun sekitar 0,6% setelah sempat mencapai level tertinggi empat bulan. Penurunan ini terjadi setelah pemilihan presiden AS pada hari Selasa, yang menghasilkan kemenangan bagi mantan Presiden Republik Donald Trump.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Secara historis, emas dan dolar AS memiliki hubungan terbalik, di mana ketika dolar melemah, emas cenderung mengalami kenaikan harga. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa emas diperdagangkan dalam dolar AS di pasar global. Ketika nilai dolar melemah, emas menjadi lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga meningkatkan permintaan. Pelemahan dolar AS ini terjadi pada saat yang tepat, di mana pasar mengantisipasi adanya pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve. Suku bunga yang lebih rendah cenderung membuat dolar lebih lemah, yang pada gilirannya mendukung kenaikan harga emas. Meskipun demikian, reaksi pasar terhadap pemilihan Trump masih terus diperhatikan oleh investor, yang khawatir akan dampak kebijakan ekonomi masa depan terhadap stabilitas pasar keuangan.

Keputusan Federal Reserve: Pemangkasan Suku Bunga Sebesar 25 Poin Dasar

Pada akhir pertemuan kebijakan dua hari, Federal Reserve mengumumkan keputusan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar seperempat poin persentase, dari kisaran 4,75%-5,00% menjadi kisaran 4,50%-4,75%. Keputusan ini tidak terlalu mengejutkan pasar karena sudah diperkirakan sebelumnya oleh banyak ekonom dan analis. Pemangkasan suku bunga ini dilakukan di tengah tanda-tanda bahwa pasar tenaga kerja AS telah mereda, meskipun masih menunjukkan tingkat pengangguran yang relatif rendah. Fed mengungkapkan bahwa pasar tenaga kerja yang lebih seimbang memberi ruang bagi kebijakan moneter yang lebih longgar. Selain itu, meskipun inflasi masih menjadi perhatian utama, indikator ekonomi lainnya menunjukkan adanya penurunan tekanan inflasi, memberikan Fed kebebasan untuk melakukan penyesuaian kebijakan. Dengan suku bunga yang lebih rendah, investor cenderung mengalihkan dananya ke aset yang lebih aman dan menguntungkan, seperti emas. Hal ini meningkatkan permintaan terhadap emas, yang dikenal sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Sehingga, pengumuman ini turut berkontribusi pada lonjakan harga emas yang tercatat pada hari Kamis, mencapai $2.691,36 per ons pada pukul 14.22 waktu timur AS.

Proyeksi Pemangkasan Suku Bunga Lanjutan dan Dampaknya pada Emas

Meskipun Federal Reserve baru saja melakukan pemangkasan suku bunga pada bulan November, para pelaku pasar sudah mulai memperkirakan bahwa langkah serupa bisa dilakukan pada pertemuan berikutnya di bulan Desember 2024. Menurut data LSEG, pasar memperkirakan kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember, meskipun itu tergantung pada perkembangan data ekonomi selanjutnya. Seiring dengan prospek penurunan suku bunga yang lebih lanjut, investor emas mungkin semakin optimis bahwa harga logam mulia ini akan terus bergerak naik. Suku bunga yang lebih rendah berarti biaya peluang untuk memegang emas menjadi lebih rendah, karena imbal hasil dari aset lain seperti obligasi atau deposito juga cenderung turun. Akibatnya, lebih banyak investor yang beralih ke emas sebagai pilihan investasi. Namun, ada juga risiko yang perlu diperhatikan. Sebagian analis memperingatkan bahwa jika kebijakan moneter terlalu longgar dan menyebabkan inflasi kembali meningkat secara signifikan, Federal Reserve mungkin akan terpaksa memperketat kebijakan lebih cepat dari yang diharapkan. Ini bisa mempengaruhi arah harga emas di masa depan.

Reaksi Pasar terhadap Kembalinya Donald Trump

Salah satu dinamika yang memengaruhi pasar saat ini adalah kemenangan mantan Presiden Donald Trump dalam pemilihan presiden 2024. Meskipun Trump belum kembali ke Gedung Putih, kemenangannya telah menyebabkan ketidakpastian politik yang meningkatkan volatilitas pasar. Hal ini tercermin dalam pergerakan dolar AS yang sempat menguat sebelum akhirnya melemah pada hari Kamis, setelah reaksi pasar terhadap pengumuman hasil pemilu. Para pelaku pasar masih mengamati kebijakan ekonomi yang mungkin diambil oleh Trump jika dia kembali menjabat. Salah satu kekhawatiran utama adalah kemungkinan kebijakan fiskal yang lebih agresif, seperti pemangkasan pajak atau peningkatan pengeluaran pemerintah, yang bisa mendorong inflasi lebih tinggi. Dengan inflasi yang lebih tinggi, Federal Reserve mungkin akan menghadapi tekanan untuk mempertahankan kebijakan moneter ketat lebih lama, yang bisa mengurangi kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Namun, analis independen Michael Hewson menulis dalam catatannya bahwa meskipun ada ketidakpastian ini, kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Fed di masa depan tetap ada, tetapi akan lebih sulit dicapai jika inflasi tetap menjadi masalah yang besar. Reaksi pasar terhadap isu ini masih akan sangat bergantung pada bagaimana situasi politik dan ekonomi berkembang dalam beberapa bulan mendatang.

Harga Logam Mulia Lainnya: Perak, Platinum, dan Paladium

Selain emas, harga logam mulia lainnya juga menunjukkan pergerakan yang signifikan. Harga perak spot naik 1,8% menjadi $31,71 per ons, mencerminkan minat yang meningkat terhadap logam ini sebagai alternatif investasi selain emas. Perak sering kali dipandang sebagai logam yang lebih terjangkau bagi investor ritel dan juga memiliki berbagai aplikasi industri, yang menjadikannya menarik di tengah ketidakpastian ekonomi. Harga platinum juga mengalami kenaikan 0,6%, mencapai $992,65 per ons. Platinum adalah logam yang digunakan dalam industri otomotif dan juga sektor lain yang sangat bergantung pada permintaan industri. Sementara itu, paladium mengalami penurunan harga 1,3% menjadi $1.021,25 per ons, meskipun permintaan untuk logam ini tetap tinggi di sektor otomotif, terutama dalam produksi kendaraan ramah lingkungan.

Kesimpulan

Kenaikan harga emas yang lebih dari 1% pada Kamis, 7 November 2024, dipengaruhi oleh dua faktor utama: pelemahan dolar AS dan keputusan Federal Reserve untuk memangkas suku bunga. Dengan adanya pemangkasan suku bunga yang lebih lanjut yang diperkirakan pada bulan Desember, serta ketidakpastian politik yang menyertai kembalinya Donald Trump ke dunia politik AS, harga emas diperkirakan akan terus menunjukkan pergerakan yang volatil. Investor perlu terus memperhatikan perkembangan kebijakan ekonomi dan moneter, serta dampaknya terhadap pasar emas dan logam mulia lainnya.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Tuesday, 5 November 2024

Bestprofit | Emas Naik Tipis di Tengah Pemilu AS

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-13.jpg

Bestprofit (6/11) – Pada akhir perdagangan hari ini, harga emas berjangka bulan depan mengalami kenaikan tipis sebesar 0,2%, menetap di level $2.740,30 per ons. Sementara itu, saham SPDR Gold Trust (GLD), yang merupakan salah satu ETF emas paling populer, juga naik 0,1%. Kenaikan harga emas ini terjadi di tengah ketidakpastian politik yang menyelimuti pasar, terutama dengan pemilihan umum Presiden AS yang semakin dekat. Para kandidat presiden AS, baik yang mewakili kubu Demokrat maupun Republik, memasuki hari-hari terakhir kampanye mereka dengan hasil yang tampaknya menemui jalan buntu, menciptakan ketegangan di pasar keuangan global.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Emas

Harga emas biasanya sensitif terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik. Dalam hal ini, meskipun kandidat Presiden AS belum ada yang mendominasi secara signifikan, pasar emas merespons dengan stabilitas harga. Dalam konteks ini, beberapa faktor utama dapat menjelaskan pergerakan harga emas berjangka dalam beberapa bulan terakhir.
  1. Ketegangan Politik AS Ketidakpastian politik di AS sering kali menjadi pendorong utama bagi investor untuk beralih ke aset yang lebih aman, seperti emas. Pemilihan umum yang mendekat menyebabkan ketidakpastian dalam keputusan kebijakan, yang pada gilirannya mengarah pada peningkatan permintaan terhadap emas. Meskipun masih terlalu dini untuk memprediksi siapa yang akan menang, potensi untuk ketidakstabilan jangka pendek tetap ada, dan investor cenderung mengalihkan sebagian portofolio mereka ke emas sebagai bentuk perlindungan terhadap risiko.
  2. Kebijakan Moneter dan Utang Nasional AS Kebijakan moneter yang longgar dan tingkat utang nasional AS yang terus meningkat menjadi faktor penting lainnya yang mempengaruhi harga emas. Banyak analis, termasuk Taylor Krystkowiak dari Themes ETFs, berpendapat bahwa utang nasional AS akan terus meningkat terlepas dari siapa yang akhirnya memenangkan pemilihan presiden. Meningkatnya utang ini, yang diperkirakan akan tetap menjadi masalah besar bagi pemerintah AS, dapat memicu inflasi dan devaluasi mata uang dolar, yang sering kali mendorong permintaan terhadap emas sebagai penyimpan nilai yang lebih stabil.

Pengaruh Pemilu AS terhadap Pergerakan Harga Emas

Berdasarkan pernyataan Taylor Krystkowiak, baik kemenangan Kamala Harris yang mewakili kubu Demokrat, maupun kemenangan Donald Trump yang mewakili kubu Republik, diperkirakan tidak akan banyak mengubah arah pergerakan harga emas. Hal ini mengacu pada fakta bahwa tantangan utama yang dihadapi oleh kedua kandidat adalah pengelolaan utang nasional AS yang terus meningkat, yang menjadi pendorong utama bagi pergerakan harga emas. Krystkowiak menyebutkan bahwa peningkatan utang nasional AS telah menjadi pendorong utama bagi harga emas dalam beberapa bulan terakhir menjelang pemilihan umum. Meski ada kemungkinan perbedaan kebijakan di antara kedua kandidat, keduanya tidak memiliki rencana yang secara signifikan dapat mengurangi angka utang yang terus berkembang. Oleh karena itu, dalam jangka panjang, emas diperkirakan akan tetap menjadi pilihan investasi yang menarik.

Volume Perdagangan Emas Diperkirakan Tetap Terbatas Menjelang Pemilu

Meskipun ada ketidakpastian yang berkembang menjelang pemilu, volume perdagangan emas berjangka dan ETF emas diperkirakan akan tetap terbatas hingga pemilihan umum berakhir. Seperti yang disampaikan oleh Krystkowiak, banyak investor yang cenderung menunggu hingga hasil pemilu lebih jelas sebelum membuat keputusan besar terkait alokasi aset mereka. Ketika ketidakpastian politik mereda, baru volume perdagangan emas diperkirakan akan kembali meningkat. Selain itu, harga emas berjangka juga dipengaruhi oleh data ekonomi yang lebih luas, seperti laporan inflasi, data pasar tenaga kerja, dan kebijakan suku bunga yang dikeluarkan oleh Federal Reserve. Pada saat yang sama, harga emas juga sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar global, termasuk gejolak geopolitik atau ketegangan internasional yang dapat mempengaruhi aliran modal ke pasar aset safe-haven seperti emas.

Pandangan Optimis terhadap Harga Emas dalam Jangka Menengah

Meskipun pasar mungkin tampak stagnan dalam waktu dekat karena faktor-faktor politik, banyak analis tetap optimis terhadap prospek jangka menengah harga emas. Salah satu alasan utamanya adalah ketidakpastian ekonomi global yang diperkirakan akan berlanjut. Krisis utang di negara-negara besar, terutama yang dialami oleh AS, bersama dengan ketegangan geopolitik yang terus berkembang, memberikan alasan bagi investor untuk tetap mempertimbangkan emas sebagai salah satu aset yang lebih aman. Seiring dengan meningkatnya risiko inflasi dan kemungkinan kebijakan moneter yang lebih longgar dari bank sentral di seluruh dunia, permintaan untuk emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi diperkirakan akan terus berlanjut. Selain itu, dengan suku bunga riil yang tetap rendah di banyak negara maju, emas tetap menjadi pilihan yang menarik bagi para investor.

Emas dan Ketidakpastian Ekonomi Global

Tak hanya AS, ketidakpastian ekonomi global juga turut mempengaruhi harga emas. Ketegangan antara negara besar seperti China dan AS, serta ketidakpastian dalam kebijakan energi global, dapat menciptakan lebih banyak ketegangan pasar. Dalam situasi seperti ini, banyak investor beralih ke emas sebagai aset yang dapat bertahan dari gejolak ekonomi yang lebih besar. Sebagai contoh, ketegangan perdagangan antara AS dan China atau kebijakan ekonomi yang berubah-ubah di negara-negara Eropa dapat memberikan dorongan tambahan bagi harga emas. Emas, yang telah lama dipandang sebagai aset refugium, akan terus mendapat perhatian sebagai tempat berlindung yang lebih aman saat gejolak ekonomi global mempengaruhi pasar keuangan.

Kesimpulan: Emas sebagai Aset yang Terus Menarik di Tengah Ketidakpastian

Secara keseluruhan, meskipun harga emas mengalami fluktuasi kecil dalam jangka pendek, prospek jangka panjangnya tetap solid. Peningkatan utang nasional AS, ketidakpastian politik yang disebabkan oleh pemilu, serta potensi inflasi dan ketegangan geopolitik yang berkelanjutan menjadikan emas sebagai pilihan investasi yang menarik bagi banyak investor. Meskipun volume perdagangan mungkin terbatas menjelang pemilihan umum, permintaan terhadap emas sebagai pelindung nilai akan terus meningkat, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang terus berkembang. Investasi dalam emas berjangka dan instrumen terkait seperti ETF emas tetap menjadi strategi yang bijak bagi investor yang ingin melindungi portofolio mereka dari risiko yang muncul akibat ketidakpastian politik dan ekonomi.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Sunday, 3 November 2024

Bestprofit | Emas Melemah di Tengah Penguatan Dolar AS dan Imbal Hasil

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-13.jpg

Bestprofit (4/11) – Harga emas mengalami penurunan tipis pada hari Jumat (1/11) akibat tekanan dari dolar AS yang lebih kuat dan imbal hasil Treasury yang meningkat. Meskipun begitu, data pertumbuhan pekerjaan yang lemah dari ekonomi terbesar di dunia memberikan harapan bagi para analis akan penurunan suku bunga dari Federal Reserve, yang membatasi kerugian harga emas. Artikel ini akan membahas faktor-faktor yang memengaruhi pergerakan harga emas, implikasi dari data pekerjaan, serta pengaruh kondisi ekonomi dan politik saat ini.

Pergerakan Harga Emas

Pada pukul 1:55 siang ET (1755 GMT), harga emas spot turun 0,2% menjadi $2.736,28 per ons. Penurunan ini mengikuti penurunan sebesar 1,5% pada hari sebelumnya, ketika beberapa pedagang mengambil untung setelah emas batangan mencapai rekor tertinggi $2.790,15. Harga emas berjangka AS juga sebagian besar stabil di angka $2.749,2, mencerminkan ketidakpastian di pasar dan fluktuasi yang dipicu oleh data ekonomi.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Pengaruh Dolar AS dan Imbal Hasil Treasury

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga emas adalah pergerakan dolar AS. Pada hari Jumat, dolar menghapus kerugian sebelumnya dan mengalami kenaikan sebesar 0,4%. Kenaikan ini membuat emas, yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi kurang menarik bagi investor. Selain itu, imbal hasil Treasury AS untuk obligasi 10 tahun juga pulih dari penurunan sebelumnya, menambah tekanan pada harga emas.

Data Pekerjaan yang Lemah

Data pertumbuhan pekerjaan yang dirilis menunjukkan bahwa jumlah pekerja nonpertanian hanya meningkat sebesar 12.000 pekerjaan bulan lalu. Ini adalah kenaikan terkecil sejak Desember 2020 dan dipengaruhi oleh gangguan dari badai serta pemogokan pekerja di sektor kedirgantaraan. Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures, mengungkapkan bahwa laporan pekerjaan yang buruk seharusnya memicu penurunan suku bunga oleh Federal Reserve. Sebelumnya, peluang penurunan 25 basis poin oleh Fed telah meningkat menjadi 100%, dibandingkan 91% sebelum data pekerjaan dirilis.

Ketidakpastian Politik Menjelang Pemilihan AS

Situasi politik di AS menjelang pemilihan presiden yang akan datang juga menambah ketidakpastian di pasar. Jajak pendapat menunjukkan persaingan ketat antara kandidat Donald Trump dan Kamala Harris. Dalam konteks ini, emas sering kali dianggap sebagai aset lindung nilai tradisional terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik. Seiring dengan proyeksi suku bunga yang lebih rendah, banyak investor beralih ke emas sebagai pilihan investasi yang lebih aman.

Perilaku Pasar Emas di Tengah Ketidakpastian

Harga emas biasanya sangat dipengaruhi oleh pergerakan dolar dan imbal hasil riil. Namun, saat ini, minat pasar terhadap emas juga didorong oleh berbagai faktor, termasuk pemilihan umum yang akan datang, proyeksi pemangkasan suku bunga oleh Fed, serta ketidakpastian ekonomi dan geopolitik yang lebih luas. Standard Chartered mencatat bahwa minat ini menunjukkan adanya perubahan pola investasi di tengah kondisi yang tidak menentu.

Permintaan Fisik Emas di Asia

Meskipun harga emas yang tinggi dapat memengaruhi permintaan fisik di kawasan-kawasan utama Asia, seperti India dan Cina, penurunan harga juga dapat memicu pembelian lebih lanjut oleh investor. Di tengah volatilitas harga, pasar emas tetap menjadi sorotan, terutama menjelang akhir tahun, ketika banyak investor berusaha melindungi aset mereka.

Logam Berharga Lainnya

Selain emas, pergerakan harga logam berharga lainnya juga menarik perhatian. Pada hari yang sama, harga perak spot turun 0,7% menjadi $32,42 per ons. Di sisi lain, platinum mengalami sedikit kenaikan sebesar 0,3% menjadi $990,45, sementara paladium turun 0,4% menjadi $1.101,25. Pergerakan ini mencerminkan ketidakpastian yang sama yang mempengaruhi harga emas dan menunjukkan bagaimana kondisi pasar global dapat berdampak pada harga logam berharga lainnya.

Kesimpulan

Harga emas yang turun tipis pada 1 November mencerminkan dinamika pasar yang dipengaruhi oleh penguatan dolar AS dan imbal hasil Treasury. Dalam konteks ini, emas tetap menjadi pilihan penting bagi investor yang mencari perlindungan di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik. Seiring dengan perkembangan situasi, pasar akan terus memantau faktor-faktor yang mempengaruhi harga emas dan logam berharga lainnya di masa depan.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Wednesday, 30 October 2024

Bestprofit | Emas Pecahkan Rekor, Tapi Mungkin Dekat Puncaknya

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-3.jpeg

Bestprofit (31/10) – Pada Rabu, 30 Oktober, harga emas mencapai angka yang belum pernah dicapai sebelumnya, yaitu $2.800 per ons. Momen bersejarah ini menarik perhatian banyak investor dan analis di pasar komoditas. Namun, di balik pencapaian ini, ada sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan, terutama mengenai potensi pergerakan harga emas di masa depan. Beberapa analis memperingatkan bahwa lonjakan ini mungkin tidak akan bertahan lama, mengingat penguatan imbal hasil obligasi Treasury yang dapat mempengaruhi daya tarik logam mulia tersebut.

Penguatan Imbal Hasil Obligasi Treasury

Salah satu alasan utama yang memengaruhi prospek harga emas ke depan adalah penguatan imbal hasil obligasi Treasury. Ketika imbal hasil obligasi meningkat, biaya peluang untuk memegang aset non-berimbal hasil seperti emas juga meningkat. Hal ini berarti bahwa investor mungkin lebih memilih untuk berinvestasi di instrumen yang memberikan imbal hasil yang lebih tinggi, seperti obligasi. Dalam konteks ini, imbal hasil obligasi yang lebih tinggi dapat membuat emas terasa kurang menarik sebagai pilihan investasi. Sebagai contoh, jika imbal hasil Treasury meningkat, investor yang memegang emas akan kehilangan potensi keuntungan dari bunga yang dapat mereka peroleh jika mereka mengalihkan dana mereka ke obligasi.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Arus Masuk Dana yang Didukung Emas

Meskipun ada kekhawatiran terkait penguatan imbal hasil, daya tarik emas tetap kuat. Ini dibuktikan dengan kembalinya arus masuk bersih ke dalam dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung oleh emas batangan. Laporan dari World Gold Council (WGC) menunjukkan bahwa permintaan emas global meningkat secara signifikan, dengan total permintaan mencapai 1.313 metrik ton dalam periode Juli hingga September, naik 5% dari tahun sebelumnya. Angka ini menandai rekor untuk kuartal ketiga dan menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan, minat investor terhadap emas tetap tinggi.

Permintaan Global yang Meningkat

Selain arus masuk dana, permintaan global terhadap emas juga menunjukkan tren yang positif. Laporan WGC mencatat bahwa permintaan emas global berdasarkan nilai mencapai $100 miliar untuk pertama kalinya. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada tekanan dari faktor-faktor makroekonomi, seperti penguatan dolar dan imbal hasil obligasi, permintaan fisik terhadap emas tetap tinggi. Peningkatan permintaan ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk ketidakpastian ekonomi global, inflasi, dan kebutuhan akan aset safe haven. Banyak investor yang mencari perlindungan di tengah volatilitas pasar, dan emas sering kali dianggap sebagai pilihan yang aman dalam situasi tersebut.

Hubungan Antara Emas, Dolar, dan Imbal Hasil

Tradisionalnya, harga emas cenderung bergerak berlawanan arah dengan dolar AS dan imbal hasil obligasi Treasury. Ketika dolar menguat, harga emas biasanya turun, karena emas dihargakan dalam dolar. Namun, dalam beberapa minggu terakhir, terjadi anomali di mana emas justru naik meskipun dolar dan imbal hasil Treasury juga mengalami penguatan. Ini menunjukkan adanya perubahan dinamika di pasar dan mungkin mencerminkan perubahan dalam persepsi investor terhadap nilai emas sebagai aset.

Mengapa Emas Tetap Menarik?

Meskipun ada kekhawatiran terkait imbal hasil obligasi, sejumlah faktor tetap membuat emas menarik bagi investor. Pertama, emas berfungsi sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Dalam situasi di mana inflasi meningkat, banyak investor beralih ke emas untuk melindungi nilai aset mereka.

Kesimpulan

Dengan harga emas yang mencapai $2.800 per ons, banyak investor merasa optimis tentang masa depan logam mulia ini. Namun, penting untuk tetap realistis dan menyadari bahwa pergerakan harga emas ke depan mungkin akan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk penguatan imbal hasil obligasi dan dinamika pasar yang lebih luas. Sebagai investor, penting untuk terus memantau perkembangan di pasar dan mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat memengaruhi harga emas. Apakah itu imbal hasil obligasi, permintaan fisik, atau kondisi ekonomi global, pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor ini akan membantu dalam pengambilan keputusan investasi yang lebih baik. Dengan semua ini dalam pikiran, meskipun pencapaian $2.800 adalah tonggak sejarah, masa depan emas tetap tidak pasti dan membutuhkan perhatian yang cermat.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Monday, 28 October 2024

Bestprofit | Emas Turun Setelah Permintaan Perhiasan Tiongkok Menurun

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-9.jpg

Bestprofit (29/10) – Emas (XAU/USD) mengalami penurunan lebih dari setengah persen pada hari Senin (28/10), diperdagangkan di kisaran $2730. Meskipun penurunan ini, harga emas masih berada dalam batas kisaran mini yang sama dengan pekan sebelumnya. Salah satu penyebab utama melemahnya harga emas adalah laporan mengenai menurunnya permintaan dari Tiongkok, pasar terbesar untuk logam mulia ini. Artikel ini akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas, termasuk situasi geopolitik, tren ekonomi global, dan data permintaan dari Tiongkok.

Permintaan Emas dari Tiongkok

Tiongkok telah lama menjadi konsumen emas terbesar di dunia. Namun, laporan terbaru dari Asosiasi Emas Tiongkok (CGA) menunjukkan bahwa permintaan emas di Tiongkok mengalami penurunan signifikan. Dalam tiga kuartal pertama tahun 2024, total konsumsi emas di Tiongkok tercatat sebesar 742 ton, yang merupakan penurunan 11,18% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk harga emas yang tinggi.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Penurunan Konsumsi Perhiasan

Salah satu segmen yang paling terkena dampak adalah konsumsi perhiasan emas, yang mengalami penurunan sebesar 27,53%, menjadi 400 ton. Tingginya harga emas menyebabkan konsumen lebih enggan untuk membeli perhiasan baru, sehingga mengurangi permintaan. Hal ini tentu berimbas pada pasar emas secara keseluruhan, mengingat perhiasan emas merupakan salah satu pendorong utama permintaan di Tiongkok.

Meningkatnya Permintaan Batangan dan Koin

Di sisi lain, meskipun konsumsi perhiasan menurun, permintaan untuk batangan dan koin emas justru meningkat. Permintaan untuk batangan dan koin meningkat 27,14%, mencapai 283 ton. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan di sektor perhiasan, ada pula segmen yang menunjukkan pertumbuhan, mungkin sebagai respons terhadap ketidakpastian ekonomi dan kebutuhan untuk menyimpan nilai.

Faktor Geopolitik

Selain faktor permintaan dari Tiongkok, kondisi geopolitik juga memainkan peran penting dalam pergerakan harga emas. Konflik yang terjadi di Timur Tengah, terutama pengeboman Iran oleh Israel, telah menciptakan arus masuk ke aset safe haven seperti emas. Meskipun dampak konflik ini diimbangi oleh keputusan untuk tidak menargetkan fasilitas minyak dan nuklir, ketegangan tetap ada dan meningkatkan daya tarik emas sebagai aset pelindung.

Dampak Ketidakpastian Global

Ketidakpastian yang muncul dari situasi geopolitik global, termasuk konflik di Timur Tengah, menyebabkan investor beralih ke emas. Emas dikenal sebagai aset yang cenderung aman saat terjadi krisis. Oleh karena itu, dalam situasi seperti ini, minat terhadap emas biasanya meningkat.

Tren Ekonomi Global

Di sisi ekonomi, tren penurunan suku bunga secara global juga berkontribusi pada daya tarik emas. Dengan suku bunga yang rendah, investasi di emas menjadi lebih menarik dibandingkan dengan instrumen keuangan lainnya yang memberikan bunga. Emas tidak memberikan bunga, tetapi dalam kondisi suku bunga yang rendah, investor cenderung mencari aset yang lebih stabil seperti emas.

Implikasi Pemilihan Presiden AS

Ketidakpastian mengenai hasil pemilihan presiden AS juga menambah lapisan kompleksitas pada dinamika pasar emas. Investor cenderung lebih berhati-hati menjelang pemilihan, yang bisa berpengaruh signifikan terhadap perekonomian AS dan global. Ketidakpastian ini juga dapat memicu permintaan untuk aset safe haven seperti emas, sebagai langkah mitigasi risiko.

Kesimpulan

Meskipun harga emas mengalami penurunan baru-baru ini, banyak faktor yang berperan dalam menentukan arah pergerakan harga. Penurunan permintaan dari Tiongkok, terutama di sektor perhiasan, menjadi salah satu penyebab utama. Namun, meningkatnya permintaan untuk batangan dan koin menunjukkan bahwa ada segmen pasar yang tetap kuat. Selain itu, faktor-faktor geopolitik dan tren ekonomi global juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pergerakan harga emas. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor ini, investor dan pengamat pasar perlu terus memantau kondisi ekonomi dan geopolitik yang dapat mempengaruhi harga emas di masa depan. Seiring dengan ketidakpastian yang terus berlanjut, emas tetap menjadi salah satu aset yang menarik untuk dipertimbangkan dalam portofolio investasi.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Thursday, 24 October 2024

Bestprofit | Emas Menguat, Paladium Terangkat oleh Ancaman Pasokan

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-6.jpg

Bestprofit (25/10) – Harga emas kembali menunjukkan tren positif dengan kenaikan hampir 1% pada hari Kamis (24/10), diperdagangkan mendekati rekor tertinggi. Kenaikan ini disebabkan oleh permintaan yang meningkat untuk aset safe haven akibat kekhawatiran geopolitik yang terus berlanjut. Selain itu, harga paladium juga mengalami lonjakan signifikan, mencerminkan dampak sanksi yang mungkin dikenakan terhadap produsen utama dari Rusia.

Kenaikan Harga Emas dan Faktor Penyebabnya

Harga emas spot meningkat 0,7% menjadi $2.735,55 per ons pada pukul 1:40 siang ET (1740 GMT). Meskipun mengalami penurunan dari rekor tertinggi $2.758,37 yang tercatat sehari sebelumnya, tren bullish ini mencerminkan sentimen pasar yang optimis. Salah satu faktor utama di balik lonjakan harga emas adalah ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut oleh bank sentral. Ketidakpastian ekonomi global, ditambah dengan potensi ketegangan politik, membuat investor beralih ke emas sebagai aset lindung nilai. Hal ini terlihat dari kenaikan harga emas yang sudah mencapai lebih dari 32% sepanjang tahun ini.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Permintaan Safe Haven dan Dampaknya

Dalam situasi ketidakpastian, investor cenderung mencari aset yang lebih stabil, dan emas telah lama dikenal sebagai safe haven. Ketika situasi geopolitik memanas, seperti yang terjadi saat ini, permintaan akan emas cenderung meningkat. Kekhawatiran tentang potensi konflik di berbagai belahan dunia, termasuk sanksi terhadap Rusia, telah memicu lonjakan permintaan ini. Dengan kondisi ekonomi yang tidak menentu, banyak investor beranggapan bahwa emas akan menjadi tempat yang aman untuk menyimpan nilai. Ini juga diperkuat oleh fakta bahwa emas memiliki reputasi sebagai pelindung nilai yang efektif dalam menghadapi inflasi dan volatilitas pasar.

Lonjakan Harga Paladium

Sementara harga emas melambung, paladium juga mencatatkan kenaikan yang signifikan. Pada hari yang sama, harga paladium melonjak 9,2% menjadi $1.154,91 per ons. Lonjakan ini disebabkan oleh kekhawatiran tentang sanksi yang mungkin dikenakan terhadap Rusia, salah satu produsen utama paladium. Sanksi semacam itu dapat mengganggu pasokan dan mengakibatkan lonjakan harga. Paladium, yang banyak digunakan dalam industri otomotif untuk catalytic converters, telah mengalami fluktuasi harga yang tajam dalam beberapa tahun terakhir. Lonjakan permintaan untuk kendaraan ramah lingkungan dan pengurangan emisi telah meningkatkan kebutuhan akan paladium, yang membuat harganya semakin sensitif terhadap dinamika geopolitik.

Pergerakan Harga Logam Lainnya

Di luar emas dan paladium, logam mulia lainnya juga menunjukkan pergerakan harga yang menarik. Perak spot turun 0,3% menjadi $33,64 setelah mencapai level tertinggi sejak akhir 2012 pada 22 Oktober. Meskipun mengalami penurunan, perak tetap menjadi salah satu komoditas yang menarik bagi investor. Sementara itu, platinum juga mencatatkan kenaikan 0,9% menjadi $1.025,20. Kenaikan harga platinum ini dapat dikaitkan dengan penggunaan industri dan ekspektasi peningkatan permintaan dari sektor otomotif serta teknologi hijau.

Prospek Masa Depan

Dengan terus meningkatnya ketidakpastian di pasar global, prospek untuk emas dan logam mulia lainnya tetap cerah. Para analis memprediksi bahwa jika ketegangan geopolitik berlanjut, permintaan untuk emas sebagai safe haven akan tetap tinggi. Selain itu, potensi pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral di berbagai negara dapat mendorong harga emas semakin tinggi. Meskipun ada beberapa risiko yang dapat memengaruhi pasar, seperti perubahan kebijakan pemerintah atau pemulihan ekonomi yang lebih cepat dari perkiraan, ketidakpastian tetap menjadi faktor utama yang mendorong investor ke arah logam mulia.

Kesimpulan

Harga emas yang naik hampir 1% dan lonjakan harga paladium mencerminkan kekhawatiran yang mendalam akan ketidakpastian geopolitik dan dampaknya terhadap pasar. Permintaan untuk aset safe haven seperti emas terus meningkat, menjadikannya pilihan utama bagi investor di tengah situasi yang tidak menentu. Dengan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter dan potensi sanksi terhadap Rusia, tren bullish ini diperkirakan akan berlanjut, menjadikan logam mulia sebagai fokus utama dalam investasi jangka pendek maupun jangka panjang.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Tuesday, 22 October 2024

Bestprofit | Emas Dekati Rekor Tertinggi di Tengah Permintaan Safe Haven

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-13.jpg

Bestprofit (23/10) – Emas telah menjadi pusat perhatian pasar global, terutama pada hari Selasa, 22 Oktober 2023. Dengan harga yang mendekati rekor puncaknya, berbagai faktor, termasuk ketegangan geopolitik, ketidakpastian pemilu di Amerika Serikat, dan prospek penurunan suku bunga oleh bank sentral, mendorong permintaan akan logam mulia ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan harga emas serta pergerakan harga perak yang juga mencatatkan lonjakan.

Kenaikan Harga Emas dan Rekor Tertinggi

Pada pukul 09.36 GMT, harga emas spot naik 0,5% menjadi $2.733,15 per ons. Sementara itu, harga emas berjangka AS mengalami kenaikan sebesar 0,3%, mencapai $2.747,60. Pada sesi sebelumnya, emas batangan telah mencapai level tertinggi sepanjang masa di $2.740,37. Kenaikan ini menunjukkan minat investor yang semakin tinggi terhadap emas sebagai aset aman di tengah ketidakpastian global. Emas dikenal sebagai salah satu aset yang dapat diandalkan untuk melindungi nilai kekayaan, terutama dalam situasi di mana pasar mengalami ketidakstabilan. Dengan lebih dari 32% kenaikan harga sepanjang tahun ini, emas semakin diakui sebagai tempat berlindung yang aman bagi para investor.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Faktor Geopolitik dan Ekonomi

Ketegangan geopolitik yang meningkat di berbagai belahan dunia turut memberikan dorongan bagi kenaikan harga emas. Dalam beberapa bulan terakhir, pergeseran kekuatan politik, konflik regional, dan isu-isu keamanan internasional telah menciptakan suasana ketidakpastian. Investor cenderung beralih ke emas saat situasi global tidak menentu, sehingga meningkatkan permintaan dan harga. Selain itu, ketidakpastian terkait pemilu di AS juga berperan penting. Dengan berbagai isu politik yang hangat, investor khawatir tentang dampak pemilu terhadap ekonomi. Hasil pemilu yang tidak terduga dapat mempengaruhi kebijakan moneter dan fiskal, sehingga mendorong para investor untuk mempertimbangkan emas sebagai lindung nilai.

Prospek Penurunan Suku Bunga

Bank sentral di seluruh dunia, termasuk Federal Reserve AS, sedang mempertimbangkan kebijakan moneter yang lebih longgar. Prospek penurunan suku bunga dapat berdampak signifikan pada nilai dolar dan meningkatkan daya tarik emas. Ketika suku bunga rendah, biaya untuk menyimpan emas, yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi lebih menarik dibandingkan dengan aset lain. Perubahan suku bunga juga dapat memengaruhi aliran modal ke pasar saham dan obligasi. Dalam kondisi suku bunga yang lebih rendah, banyak investor akan mencari alternatif seperti emas, yang dipandang lebih aman.

Analisis Teknikal: RSI dan Overbought

Dari perspektif teknikal, Indeks Kekuatan Relatif (RSI) emas saat ini berada di angka 74, menunjukkan bahwa harga emas berada dalam wilayah “overbought”. RSI di atas 70 biasanya mengindikasikan bahwa sebuah komoditas telah mengalami kenaikan harga yang signifikan dalam waktu singkat, yang bisa berarti potensi penurunan harga ke depannya. Meskipun demikian, tren jangka pendek menunjukkan bahwa minat terhadap emas masih sangat kuat, dan penyesuaian harga bisa menjadi hal yang wajar.

Kenaikan Harga Perak

Selain emas, perak juga mengalami lonjakan harga yang signifikan. Harga perak spot naik 1,3% menjadi $34,19 per ons setelah mencapai level tertinggi sejak akhir 2012. Kenaikan harga perak ini tidak terlepas dari tren yang sama dengan emas, di mana investor mencari aset aman di tengah ketidakpastian global. Perak, meskipun lebih volatil dibandingkan emas, juga memiliki nilai sebagai aset industri, terutama dalam sektor teknologi dan energi terbarukan. Dengan meningkatnya permintaan untuk aplikasi industri, harga perak dapat terus berfluktuasi dan memberikan peluang bagi investor.

Kesimpulan

Kenaikan harga emas yang terjadi pada 22 Oktober 2023 mencerminkan berbagai faktor yang saling terkait, termasuk ketegangan geopolitik, ketidakpastian pemilu di AS, dan prospek penurunan suku bunga. Emas terus dipandang sebagai aset aman, yang menawarkan perlindungan terhadap risiko ekonomi dan politik. Meskipun ada indikasi bahwa harga emas berada dalam wilayah overbought, minat investor yang tinggi menunjukkan bahwa emas masih menjadi pilihan utama dalam portofolio investasi. Dengan pergerakan harga perak yang juga menunjukkan tren positif, investor akan terus memantau dinamika pasar untuk menentukan langkah selanjutnya. Sementara ketidakpastian global terus berlanjut, emas dan perak kemungkinan akan tetap menjadi komoditas yang menarik di mata investor.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Sunday, 20 October 2024

Bestprofit | Emas Capai Rekor Tertinggi: Dolar dan Imbal Hasil Treasury Turun

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2024/07/c1_20240630_04500512-768x383-1.jpeg

Bestprofit (21/10) – Emas telah mencapai titik tertinggi baru dalam perdagangan pada sore hari Jumat, 18 Oktober, dengan harga mencapai US$2.729,90 per ons. Ini merupakan lonjakan yang signifikan, didorong oleh melemahnya dolar AS dan imbal hasil treasury. Selain itu, ekspektasi akan pemotongan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve juga memberikan kontribusi penting terhadap kenaikan harga emas. Dalam artikel ini, kita akan menganalisis faktor-faktor yang berkontribusi pada kenaikan harga emas serta implikasi dari pergerakan ini bagi pasar dan investor.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Kenaikan Harga Emas: Faktor Penyebab

Kenaikan harga emas yang mencolok dalam beberapa waktu terakhir dapat diatribusikan kepada beberapa faktor kunci:

1. Penurunan Dolar AS

Salah satu penyebab utama di balik lonjakan harga emas adalah penurunan nilai dolar AS. Indeks dolar ICE tercatat turun 0,31 poin menjadi 103,52. Dolar yang lebih lemah membuat emas lebih terjangkau bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, sehingga meningkatkan permintaan. Ketika investor merasakan ketidakpastian ekonomi, mereka cenderung beralih ke aset safe haven seperti emas.

2. Imbal Hasil Obligasi yang Menurun

Imbal hasil obligasi pemerintah AS juga mengalami penurunan, dengan imbal hasil obligasi dua tahun mencapai 3,976% dan imbal hasil obligasi 10 tahun turun menjadi 4,08%. Penurunan ini mengindikasikan bahwa investor tidak terlalu optimis terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi jangka pendek. Ketika imbal hasil obligasi turun, biaya peluang untuk memegang emas, yang tidak memberikan imbal hasil, juga berkurang. Hal ini menjadikan emas lebih menarik bagi investor.

3. Ekspektasi Pemotongan Suku Bunga

Bank sentral di Amerika Serikat dan beberapa negara lain telah memangkas suku bunga, menurunkan biaya penyimpanan emas. Pemotongan suku bunga ini meningkatkan harapan akan kebijakan moneter yang lebih longgar di masa depan, yang umumnya mendorong investor untuk mencari aset safe haven seperti emas. Saxo Bank mencatat bahwa ketegangan geopolitik dan ketidakpastian terkait pemilihan presiden AS juga berperan dalam mendongkrak harga emas.

Dampak Ketegangan Geopolitik

Salah satu faktor yang sering memengaruhi harga emas adalah ketegangan geopolitik. Saat ketidakpastian meningkat, investor cenderung mencari perlindungan dalam aset yang dianggap aman. Ketegangan di berbagai belahan dunia, termasuk konflik regional dan ketidakpastian politik, dapat meningkatkan permintaan emas. Situasi ini menyebabkan lonjakan harga yang lebih besar, karena pasar menjadi lebih reaktif terhadap berita-berita negatif.

1. Ketidakpastian Pemilihan Presiden AS

Pemilihan presiden AS yang akan datang menambah lapisan ketidakpastian bagi pasar. Investor cenderung bersikap hati-hati saat menghadapi perubahan politik yang potensial, yang dapat mempengaruhi kebijakan ekonomi dan moneter. Dalam situasi seperti ini, emas sering kali dipilih sebagai aset pelindung, meningkatkan permintaan dan, pada gilirannya, harga.

2. Ketegangan Global

Ketegangan yang terjadi di wilayah-wilayah tertentu, seperti Timur Tengah dan Asia, juga berkontribusi pada permintaan emas. Konflik yang berkepanjangan atau ancaman keamanan dapat menyebabkan investor beralih ke emas sebagai bentuk perlindungan dari volatilitas pasar.

Implikasi bagi Investor

Kenaikan harga emas membawa beberapa implikasi penting bagi investor dan pasar secara umum. Beberapa di antaranya adalah:

1. Diversifikasi Portofolio

Dengan harga emas yang terus meningkat, banyak investor mungkin mempertimbangkan untuk memasukkan emas dalam portofolio mereka sebagai cara untuk melakukan diversifikasi. Emas sering kali bergerak berlawanan arah dengan pasar saham, sehingga dapat memberikan perlindungan selama periode volatilitas pasar.

2. Penilaian Aset Safe Haven

Kenaikan harga emas juga menggarisbawahi pentingnya aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Investor harus memahami bahwa dalam situasi ketidakpastian, aset seperti emas bisa menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan saham atau obligasi.

3. Perubahan Strategi Investasi

Investor mungkin perlu menyesuaikan strategi investasi mereka dengan mempertimbangkan potensi pemotongan suku bunga lebih lanjut dan faktor-faktor makroekonomi lainnya. Memantau perkembangan di pasar dan berita geopolitik dapat membantu investor mengambil keputusan yang lebih tepat.

Kesimpulan

Emas mencapai rekor tertinggi baru pada 18 Oktober, didorong oleh melemahnya dolar, penurunan imbal hasil obligasi, dan ekspektasi pemotongan suku bunga dari Federal Reserve. Dengan ketegangan geopolitik dan ketidakpastian politik yang terus berlanjut, permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven diperkirakan akan tetap tinggi. Investor harus terus memantau perkembangan ini dan mempertimbangkan dampaknya terhadap strategi investasi mereka. Emas tidak hanya berfungsi sebagai lindung nilai terhadap inflasi tetapi juga sebagai pelindung dalam masa ketidakpastian, menjadikannya salah satu instrumen investasi yang penting di pasar global saat ini.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Wednesday, 16 October 2024

Bestprofit | Emas Stabil Dekat Rekor Jelang Pemilihan dan Data AS

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-4.jpg

Bestprofit (17/10) – Emas telah menunjukkan ketahanan yang mengesankan menjelang rilis beberapa data ekonomi penting dari Amerika Serikat pada Kamis malam ini (17/10). Harga emas tetap stabil di sekitar $2.675 per ons, hanya sedikit di bawah level tertinggi sepanjang masa yang dicapai bulan lalu. Kenaikan harga emas sebesar 1% dalam dua sesi terakhir mencerminkan bagaimana investor mulai memposisikan ulang portofolio mereka.

Permintaan Aset Safe Haven

Ketidakpastian politik yang menyertai pemilihan presiden AS yang hanya tersisa kurang dari tiga minggu lagi telah meningkatkan permintaan untuk aset safe haven seperti emas. Dengan kedua kandidat—Donald Trump dan Kamala Harris—menawarkan pendekatan yang berbeda terhadap kebijakan ekonomi, investor cenderung mencari perlindungan dari volatilitas yang mungkin terjadi. Ini menunjukkan bahwa terlepas dari siapa yang akan menang, emas kemungkinan akan tetap mendapat dukungan.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Fokus Pedagang pada Data Ekonomi

Para pedagang saat ini mengalihkan perhatian mereka ke beberapa laporan ekonomi yang akan dirilis. Menurut perkiraan, klaim pengangguran awal pada minggu yang berakhir 12 Oktober kemungkinan tetap tinggi. Selain itu, belanja konsumen diperkirakan mengalami sedikit kenaikan pada bulan September, seperti yang dilaporkan oleh Bloomberg Economics. Data ini sangat penting karena dapat memberikan petunjuk mengenai kecepatan pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve.

Dampak Suku Bunga Terhadap Emas

Suku bunga yang lebih rendah biasanya memberikan keuntungan bagi emas, yang tidak memberikan imbal hasil bunga. Kenaikan harga emas yang mencapai hampir 30% sepanjang tahun ini menjadikannya salah satu komoditas dengan performa terbaik di tahun 2024. Namun, ekspektasi pasar dalam beberapa minggu terakhir telah berkurang seiring dengan munculnya laporan ekonomi yang bervariasi.

Pembelian Bank Sentral dan Ketegangan Geopolitik

Pembelian emas oleh bank sentral global juga berkontribusi terhadap stabilitas dan kenaikan harga. Ketegangan geopolitik, yang meliputi konflik internasional dan ketidakpastian politik, sering kali mendorong investor untuk beralih ke emas sebagai pelindung nilai. Hal ini menciptakan permintaan yang kuat dan berkelanjutan terhadap logam mulia tersebut.

Harga Emas dan Pergerakan Pasar Lainnya

Pada pukul 7:18 pagi di Singapura, harga emas spot sedikit berubah di angka $2.674,10 per ons. Dalam kondisi yang sama, indeks Spot Dolar Bloomberg menunjukkan pergerakan datar setelah tiga kenaikan berturut-turut. Komoditas lain seperti perak, platinum, dan paladium juga menunjukkan stabilitas, mencerminkan keadaan pasar yang cenderung menunggu rilis data ekonomi yang dapat mempengaruhi keputusan investasi lebih lanjut.

Kesimpulan

Dalam konteks pemilihan presiden yang semakin mendekat dan rilis data ekonomi yang penting, stabilitas harga emas mencerminkan ketidakpastian yang ada di pasar. Dengan potensi pelonggaran kebijakan dari Federal Reserve, pembelian bank sentral yang kuat, serta ketegangan geopolitik, emas tetap menjadi pilihan investasi yang menarik bagi banyak investor. Meskipun ada berbagai tantangan yang dihadapi, termasuk fluktuasi ekonomi yang tidak terduga, prospek jangka pendek dan menengah bagi emas tampak cukup positif.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!