Tuesday, 9 September 2025

Bestprofit | Emas Tembus Rekor, The Fed Jadi Sorotan

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2024/03/Gold-Emas.jpg

Bestprofit (10/9) – harga emas kembali mencetak rekor baru di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan segera memulai siklus pemangkasan suku bunga. Lonjakan harga logam mulia ini mencerminkan kekhawatiran pasar akan perlambatan ekonomi serta pencarian investor terhadap aset yang aman (safe haven).

Harga Emas Terus Melonjak

Pada perdagangan hari Selasa (9/9), kontrak berjangka emas naik sebesar 0,2% menjadi $3.683,70 per ons, setelah sebelumnya sempat menembus level psikologis penting di atas $3.700 per ons. Di sisi lain, harga emas spot naik 0,3% ke level $3.645,73 per ons, dengan titik tertingginya hari itu mencapai $3.674,09 per ons.

Ini menandai tiga sesi perdagangan berturut-turut di mana harga emas menunjukkan tren penguatan. Dalam catatannya, lembaga riset keuangan ING menyebutkan bahwa tren ini didorong oleh meningkatnya taruhan pasar terhadap gelombang pemangkasan suku bunga oleh The Fed.

“Dalam tiga sesi perdagangan terakhir, harga emas terus menguat, ditopang meningkatnya taruhan pada gelombang pemangkasan suku bunga The Fed tahun ini,” tulis ING.

https://best-profit-futures-malang.com/bestprofit-rate-cut/

Kinerja Emas Sepanjang Tahun

Kenaikan harga emas bukan hanya fenomena sesaat. Sejak awal tahun 2025, harga emas telah melonjak sekitar 40%, menurut laporan dari ING. Lonjakan ini menjadi salah satu performa terbaik emas dalam satu tahun terakhir, dan bahkan melebihi kinerja banyak aset lain seperti saham teknologi dan obligasi pemerintah.

Kenaikan ini juga menunjukkan bahwa emas masih menjadi pilihan utama investor global ketika ketidakpastian ekonomi meningkat, inflasi tak kunjung reda, dan bank sentral mulai mengubah kebijakan moneter mereka.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Hubungan Emas dan Suku Bunga

Emas dikenal memiliki hubungan terbalik dengan suku bunga. Ketika suku bunga tinggi, aset berbunga seperti obligasi menjadi lebih menarik karena memberikan imbal hasil yang lebih tinggi, sementara emas yang tidak menghasilkan bunga menjadi kurang kompetitif.

Namun sebaliknya, ketika suku bunga rendah atau dipangkas, daya tarik emas meningkat karena investor mencari tempat yang lebih aman untuk menyimpan nilai aset mereka. Dalam konteks saat ini, spekulasi mengenai kemungkinan The Fed mulai menurunkan suku bunga telah memicu lonjakan permintaan terhadap emas.

Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga oleh The Fed

The Fed selama dua tahun terakhir telah melakukan serangkaian kenaikan suku bunga agresif guna menekan laju inflasi yang sempat mencapai level tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Namun kini, tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi AS serta melambatnya laju inflasi membuat para pelaku pasar memperkirakan bahwa bank sentral AS akan mulai melonggarkan kebijakan moneternya.

Beberapa data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat, seperti menurunnya angka inflasi inti, melemahnya pasar tenaga kerja, dan penurunan sektor manufaktur, semakin memperkuat ekspektasi tersebut.

Pasar uang kini memperkirakan kemungkinan sebesar 70% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan berikutnya, menurut data dari CME FedWatch Tool.

Emas sebagai Safe Haven di Tengah Ketidakpastian

Ketidakpastian geopolitik yang masih tinggi, termasuk ketegangan di Timur Tengah dan meningkatnya risiko perlambatan ekonomi global, juga mendorong investor untuk beralih ke aset safe haven seperti emas.

Emas telah lama dianggap sebagai pelindung nilai terhadap inflasi dan pelemahan mata uang. Dalam situasi ketika nilai dolar AS mulai tergerus dan volatilitas pasar meningkat, emas menjadi tempat berlindung yang relatif stabil.

Analis memperkirakan bahwa tren penguatan harga emas bisa berlanjut jika ketidakpastian global terus meningkat dan The Fed benar-benar mulai melonggarkan kebijakan moneternya.

Dampak Terhadap Pasar dan Investor

Kenaikan harga emas tentu memiliki dampak luas terhadap pasar dan portofolio investor. Bagi mereka yang memiliki eksposur terhadap logam mulia ini—baik melalui pembelian emas fisik, ETF berbasis emas, atau saham perusahaan tambang emas—kenaikan harga menjadi keuntungan signifikan.

Namun, bagi industri yang bergantung pada emas sebagai bahan baku, seperti sektor perhiasan atau elektronik, harga tinggi dapat menekan margin keuntungan dan meningkatkan biaya produksi.

Selain itu, para investor institusi juga mulai menyeimbangkan kembali portofolio mereka dengan menambah porsi pada aset yang lebih aman seperti emas, mengurangi eksposur terhadap saham-saham berisiko tinggi.

Proyeksi Harga Emas ke Depan

Analis dari beberapa lembaga keuangan terkemuka memperkirakan bahwa harga emas masih punya ruang untuk naik lebih tinggi lagi jika tren dovish dari The Fed berlanjut. Jika suku bunga benar-benar dipangkas beberapa kali sepanjang akhir 2025 dan awal 2026, tidak tertutup kemungkinan harga emas bisa menembus level $3.800 hingga $4.000 per ons.

Namun demikian, beberapa analis juga mengingatkan bahwa volatilitas bisa tetap tinggi. Jika The Fed berubah haluan dan kembali hawkish karena tekanan inflasi, maka harga emas bisa terkoreksi kembali.

Kesimpulan: Apakah Ini Waktu yang Tepat untuk Berinvestasi Emas?

Lonjakan harga emas ke rekor tertinggi menunjukkan bahwa logam mulia ini kembali menjadi primadona di tengah ketidakpastian global dan ekspektasi perubahan kebijakan moneter AS. Dengan prospek suku bunga yang lebih rendah, daya tarik emas sebagai aset safe haven kian menguat.

Namun bagi investor, penting untuk tidak hanya terpaku pada euforia pasar. Setiap keputusan investasi harus mempertimbangkan risiko, tujuan keuangan, dan diversifikasi aset. Meski emas tengah bersinar, tidak ada jaminan bahwa tren ini akan bertahan tanpa fluktuasi.

Jika Anda termasuk investor jangka panjang yang mencari perlindungan nilai terhadap inflasi atau ketidakstabilan ekonomi, maka emas tetap menjadi pilihan strategis. Namun jika Anda mengejar keuntungan jangka pendek, maka perlu berhati-hati terhadap potensi koreksi tajam akibat perubahan sentimen pasar.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Monday, 8 September 2025

Bestprofit | Rate Cut The Fed, Emas Bersinar

 

https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2024/07/c1_20240630_04500512-768x383-1.jpeg 

Bestprofit (9/9) – Harga emas bertahan dekat level tertingginya sepanjang sejarah pada Senin (9/9), didorong oleh meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga hingga tiga kali tahun ini. Reli emas yang sudah berlangsung selama tiga tahun tampaknya belum akan berakhir, ditopang oleh berbagai faktor ekonomi dan geopolitik global.

Lonjakan Harga Emas: Hanya $10 dari Rekor Puncak

Pada awal perdagangan Asia hari Selasa, harga emas spot tercatat di $3.635,07 per ons, hanya sekitar $10 di bawah level puncaknya yaitu $3.646,46 per ons. Kenaikan ini mencerminkan lonjakan sebesar 2,5% hanya dalam dua sesi terakhir, menandai momentum kuat bagi logam mulia ini.

Lonjakan harga tersebut terjadi setelah data tenaga kerja AS yang dirilis Jumat lalu menunjukkan pelemahan yang cukup signifikan, memicu ekspektasi bahwa The Fed akan melakukan tiga kali pemangkasan suku bunga tahun ini, termasuk satu pemangkasan sebesar 25 basis poin yang diperkirakan akan diumumkan dalam pertemuan pekan depan.

Emas dan Suku Bunga: Hubungan yang Erat

Salah satu alasan utama mengapa harga emas melonjak saat ekspektasi pemangkasan suku bunga meningkat adalah karena emas tidak memberikan bunga atau imbal hasil tetap. Oleh karena itu, ketika suku bunga acuan turun, daya tarik emas sebagai aset investasi meningkat, karena opportunity cost dari memegang emas menjadi lebih rendah.

Emas juga sering dianggap sebagai pelindung nilai terhadap inflasi dan gejolak ekonomi, yang membuatnya menjadi aset favorit di tengah ketidakpastian pasar dan kebijakan moneter yang longgar.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Data Ekonomi Jadi Penentu Arah Selanjutnya

Keberlanjutan reli harga emas dalam jangka pendek akan sangat dipengaruhi oleh sejumlah data ekonomi penting yang akan dirilis dalam pekan ini. Di antaranya adalah:

  • Revisi data tenaga kerja AS yang dijadwalkan keluar pada Selasa

  • Data inflasi produsen (PPI) yang akan dirilis pada Rabu

  • Data inflasi konsumen (CPI) yang menjadi sorotan utama pada Kamis

Selain itu, pelaku pasar juga akan mencermati hasil lelang obligasi jangka pendek dan panjang AS, yang bisa memberikan sinyal tambahan mengenai persepsi risiko dan arah kebijakan moneter.

Kenaikan 40% Sepanjang Tahun: Apa Pendorongnya?

Hingga awal September 2025, harga emas telah mencatat kenaikan hampir 40% sejak awal tahun, menjadikannya salah satu aset dengan kinerja terbaik di pasar global. Beberapa faktor yang menjadi pendorong utama reli ini antara lain:

  1. Pembelian besar-besaran oleh bank sentral, terutama dari negara-negara berkembang seperti China dan India.

  2. Spekulasi kuat terhadap pelonggaran moneter global, bukan hanya dari The Fed, tetapi juga bank sentral lainnya.

  3. Permintaan terhadap aset safe haven di tengah ketegangan geopolitik, termasuk konflik di Timur Tengah dan ketidakpastian seputar kebijakan tarif AS.

  4. Ketidakpastian politik dan ekonomi AS, termasuk meningkatnya kritik Presiden Donald Trump terhadap independensi The Fed.

Campur Tangan Politik dan Ketidakpastian AS

Komentar-komentar Presiden Donald Trump yang secara terbuka mengkritik kebijakan suku bunga Federal Reserve menambah ketidakpastian di pasar keuangan. Banyak investor melihat intervensi semacam ini sebagai ancaman terhadap independensi bank sentral, yang selama ini menjadi pilar utama stabilitas moneter.

Ketidakpastian politik ini membuat investor global semakin cenderung memindahkan aset mereka ke instrumen yang lebih aman seperti emas, terutama ketika pasar obligasi menjadi semakin volatile akibat tekanan politik.

Potensi Kenaikan Lebih Lanjut: Menuju $5.000?

Menurut laporan Goldman Sachs, harga emas berpotensi mencapai level $5.000 per ons dalam jangka menengah hingga panjang. Proyeksi ini berdasarkan pada asumsi bahwa sebagian kecil dana dari pasar obligasi global akan dialihkan ke pasar emas.

Dengan total pasar obligasi global yang bernilai triliunan dolar, bahkan pergeseran modal sebesar 1–2% saja ke emas bisa menciptakan lonjakan permintaan yang besar, yang secara signifikan dapat mendorong harga lebih tinggi.

ETF Emas dan Dukungan Pasar Institusional

Minat investor terhadap produk keuangan berbasis emas seperti Exchange-Traded Funds (ETF) juga meningkat pesat. Pada hari Senin, ETF emas mencatat arus masuk tertinggi dalam hampir tiga bulan terakhir, menandakan kembalinya minat institusional terhadap logam mulia ini.

Meski demikian, total kepemilikan ETF emas saat ini masih lebih rendah dibandingkan puncaknya saat pandemi Covid-19 dan masa awal invasi Rusia ke Ukraina. Artinya, masih ada ruang besar bagi kenaikan lebih lanjut, jika tren akumulasi ETF kembali ke tingkat tertingginya.

Dolar Stabil, Logam Lain Bergerak Variatif

Pada saat harga emas spot stabil di $3.635,07 per ons, Indeks Dolar Bloomberg tercatat datar, menunjukkan tidak adanya penguatan signifikan pada dolar AS. Stabilnya dolar memberikan dukungan tambahan bagi emas karena membuatnya lebih murah bagi pemegang mata uang lain.

Sementara itu, logam mulia lainnya menunjukkan pergerakan bervariasi:

  • Perak melemah tipis

  • Paladium dan platinum justru menguat, mengikuti tren emas sebagai alternatif investasi di tengah ketidakpastian ekonomi global

Kesimpulan: Apakah Ini Awal dari Super Cycle Baru?

Harga emas yang mendekati rekor tertinggi menunjukkan bahwa pasar global semakin bersandar pada logam mulia sebagai bentuk perlindungan terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik. Dengan kombinasi faktor-faktor seperti:

  • Potensi pelonggaran kebijakan moneter

  • Meningkatnya permintaan dari bank sentral

  • Ketegangan geopolitik global

  • Ketidakpastian politik dalam negeri AS

…maka wajar jika para analis memperkirakan bahwa kita sedang memasuki fase baru dari super cycle emas.

Namun demikian, arah selanjutnya tetap akan sangat bergantung pada data ekonomi AS dalam beberapa hari ke depan, serta sikap Federal Reserve dalam pertemuan mendatang. Jika ekspektasi pemangkasan suku bunga benar-benar terealisasi, maka emas bisa saja menembus rekor baru dan menuju level psikologis $4.000, bahkan $5.000 per ons dalam jangka menengah.

Penutup

Dalam dunia yang dipenuhi ketidakpastian, emas kembali membuktikan dirinya sebagai “safe haven” yang tidak pernah kehilangan daya tarik. Bagi investor, memahami dinamika pasar emas saat ini bukan hanya soal memantau grafik harga, tetapi juga membaca arah kebijakan global, gejolak geopolitik, dan psikologi pasar secara keseluruhan.

Dengan momentum yang sangat kuat saat ini, emas tampaknya masih punya ruang untuk terus bersinar.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

 

Sunday, 7 September 2025

Bestprofit | Harga Emas Naik karena Fed

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-10.jpg

Bestprofit (8/9) – Harga emas dunia kembali mengalami penguatan pada awal perdagangan di kawasan Asia. Laporan terbaru menunjukkan bahwa harga emas spot naik sebesar 0,2% menjadi $3.593,41 per ons. Kenaikan ini dipicu oleh beberapa faktor utama, termasuk laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat yang lebih lemah dari ekspektasi serta meningkatnya ketegangan politik terkait independensi The Federal Reserve (The Fed).

Laporan Ketenagakerjaan AS Melemah, Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Meningkat

Salah satu faktor utama yang mendorong penguatan harga emas kali ini adalah laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat yang menunjukkan hasil lebih buruk dari perkiraan pasar. Data ketenagakerjaan yang lemah sering kali dipandang sebagai tanda bahwa perekonomian melambat, sehingga mendorong bank sentral untuk mengambil langkah pelonggaran kebijakan moneter, seperti pemangkasan suku bunga.

Menurut catatan dari tim riset ANZ, pelemahan data ketenagakerjaan AS telah memperkuat ekspektasi bahwa The Fed kemungkinan besar akan menurunkan suku bunga pada akhir bulan ini. Langkah ini biasanya diambil untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan konsumsi dan investasi, serta menurunkan biaya pinjaman.

Dalam konteks ini, emas mendapat dorongan positif karena instrumen ini sering dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan inflasi. Ketika suku bunga turun, nilai dolar AS cenderung melemah, sehingga membuat emas – yang dihargai dalam dolar – menjadi lebih murah dan menarik bagi investor global.

Kekhawatiran Terhadap Independensi The Fed Dorong Permintaan Safe Haven

Selain faktor ekonomi, ada pula elemen politik yang turut mendukung penguatan harga emas. Tim riset ANZ juga mencatat bahwa permintaan investor terhadap emas meningkat seiring dengan kekhawatiran akan potensi hilangnya independensi The Fed.

Kekhawatiran ini muncul akibat campur tangan politik Presiden Donald Trump dalam proses penunjukan gubernur bank sentral. Trump diketahui beberapa kali secara terbuka mengkritik kebijakan suku bunga The Fed dan bahkan mencoba mendorong penunjukan figur-figur yang lebih selaras dengan pandangannya.

Meskipun The Fed secara teknis merupakan lembaga independen, meningkatnya tekanan politik dari pihak eksekutif memunculkan ketidakpastian di kalangan pelaku pasar. Ketika pasar mencium potensi intervensi politik terhadap lembaga keuangan utama seperti The Fed, kepercayaan terhadap kebijakan moneter yang stabil bisa terganggu. Hal ini menyebabkan investor beralih ke aset-aset yang dianggap lebih aman seperti emas.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Emas sebagai Aset Safe Haven di Tengah Ketidakpastian Global

Kenaikan harga emas dalam konteks saat ini menegaskan kembali peran logam mulia tersebut sebagai safe haven atau aset perlindungan nilai di tengah gejolak ekonomi dan politik global. Dalam beberapa dekade terakhir, emas selalu menunjukkan kinerja positif ketika dunia dihadapkan pada krisis ekonomi, ketegangan geopolitik, atau ketidakpastian pasar.

Kondisi pasar yang tidak stabil, baik akibat pelemahan ekonomi maupun ketidakpastian arah kebijakan moneter, membuat banyak investor mengurangi eksposur mereka terhadap aset-aset berisiko tinggi seperti saham, dan beralih ke aset yang dinilai lebih aman. Emas, sebagai komoditas yang langka dan tidak bergantung pada kebijakan negara manapun, menjadi pilihan utama dalam skenario seperti ini.

Khususnya dalam kasus kali ini, perpaduan antara data ekonomi yang melemah dan kekhawatiran atas campur tangan politik dalam kebijakan moneter menciptakan lingkungan yang sangat kondusif bagi penguatan harga emas.

Dampak terhadap Pasar Global dan Portofolio Investor

Kenaikan harga emas juga memiliki implikasi luas terhadap strategi investasi di berbagai belahan dunia. Investor institusional maupun individu mulai menyesuaikan portofolio mereka dengan menambah eksposur ke logam mulia.

Hal ini juga tercermin dalam meningkatnya arus masuk ke exchange-traded fund (ETF) emas dan pembelian fisik emas oleh bank sentral dari berbagai negara. Seiring dengan meningkatnya risiko sistemik di ekonomi global, banyak negara berkembang dan berkembang mulai memperkuat cadangan emas mereka sebagai bentuk diversifikasi dari ketergantungan terhadap dolar AS.

Sementara itu, perusahaan tambang emas juga melihat sentimen pasar yang lebih positif. Saham-saham perusahaan tambang utama dunia mengalami penguatan seiring dengan naiknya harga komoditas yang mereka hasilkan.

Prediksi Ke Depan: Apakah Tren Bullish Emas Akan Berlanjut?

Pertanyaan utama yang kini muncul adalah: apakah tren penguatan emas akan terus berlanjut? Jawaban atas pertanyaan ini bergantung pada beberapa faktor utama:

  1. Kebijakan The Fed ke depan
    Jika The Fed benar-benar memangkas suku bunga dalam beberapa pekan ke depan, maka harga emas berpotensi naik lebih tinggi. Investor akan mengantisipasi siklus pelonggaran moneter yang lebih panjang.

  2. Kondisi politik AS dan global
    Jika ketegangan politik, baik di AS maupun di panggung global, terus meningkat – misalnya melalui konflik dagang, pemilihan umum, atau ketegangan geopolitik – maka permintaan terhadap emas kemungkinan besar akan tetap tinggi.

  3. Data ekonomi lanjutan
    Laporan ekonomi selanjutnya, termasuk inflasi, pertumbuhan GDP, dan indeks manufaktur, akan menjadi indikator penting arah pergerakan emas. Data yang buruk akan mendukung tren bullish emas.

Namun demikian, beberapa analis juga memperingatkan bahwa harga emas telah mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa bulan terakhir, dan mungkin rawan terhadap koreksi jangka pendek jika ekspektasi pemangkasan suku bunga tidak terealisasi sesuai harapan.

Penutup

Kenaikan harga emas pada awal perdagangan Asia menjadi sinyal bahwa pasar global tengah menghadapi kombinasi tekanan ekonomi dan ketegangan politik. Data ketenagakerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan memperkuat peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed, yang memberi dorongan signifikan pada harga emas.

Sementara itu, kekhawatiran atas independensi The Fed, terutama karena campur tangan Presiden Trump, semakin meningkatkan permintaan terhadap aset aman. Dalam iklim ketidakpastian ini, emas kembali menunjukkan peran pentingnya sebagai pelindung nilai dan simbol kestabilan.

Para investor dan pelaku pasar perlu mencermati perkembangan data ekonomi dan kebijakan bank sentral dalam beberapa minggu ke depan untuk mengantisipasi arah pergerakan emas selanjutnya. Jika tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin harga emas akan kembali mencetak rekor baru di kuartal mendatang.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Wednesday, 3 September 2025

Bestprofit | Emas Melonjak karena Spekulasi Fed Cut

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-13.jpg

Bestprofit (4/9) – Harga emas terus melesat, mendekati rekor tertinggi, didorong oleh pelemahan data tenaga kerja AS dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve. Ketidakpastian geopolitik dan kekhawatiran akan independensi bank sentral turut memperkuat daya tarik logam mulia ini sebagai aset lindung nilai.

Harga Emas Mendekati Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Harga emas dunia melanjutkan reli tujuh hari berturut-turut dan kini bertahan dekat rekor tertinggi sepanjang masa. Pada Kamis pagi waktu Asia, emas untuk pengiriman segera diperdagangkan di sekitar $3.556 per ons, hanya sedikit di bawah rekor sebelumnya di $3.578,51 yang tercapai sehari sebelumnya.

Lonjakan ini terjadi di tengah kekhawatiran yang meningkat akan kondisi ekonomi AS, terutama terkait pasar tenaga kerja yang melemah. Penurunan jumlah lowongan kerja ke level terendah dalam 10 bulan menjadi sinyal tambahan bahwa perekonomian mulai kehilangan tenaga, sehingga memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga secepatnya pada bulan ini.

Data Tenaga Kerja AS Dorong Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga

Data tenaga kerja AS menjadi katalis utama penguatan emas dalam beberapa pekan terakhir. Jumlah lowongan kerja yang terus menurun dan laporan payroll yang diperkirakan akan melemah selama empat bulan berturut-turut menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja mulai merasakan tekanan dari tingginya suku bunga dalam beberapa tahun terakhir.

Pelaku pasar kini memperkirakan hampir pasti bahwa Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan mendatang. Bahkan, sebagian besar ekonom memproyeksikan bahwa setidaknya dua kali pemangkasan tambahan akan terjadi pada 2025. Hal ini secara langsung berdampak positif terhadap emas, yang tidak memberikan imbal hasil (yield), sehingga menjadi lebih menarik dibandingkan obligasi pemerintah ketika suku bunga rendah.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Dolar dan Imbal Hasil Obligasi Turun, Dukung Harga Emas

Bersamaan dengan melemahnya data tenaga kerja, imbal hasil obligasi AS mengalami penurunan signifikan. Imbal hasil (yield) Treasury AS tenor 10 tahun — yang menjadi tolok ukur utama pasar — turun ke level terendah dalam beberapa bulan terakhir. Di sisi lain, indeks dolar AS yang stabil namun masih mengalami kenaikan 0,4% dalam sepekan, belum cukup kuat untuk menahan laju penguatan emas.

Karena emas dihargai dalam dolar AS, penurunan dolar dapat membuat harga emas menjadi lebih murah bagi investor yang menggunakan mata uang lain. Selain itu, dengan turunnya imbal hasil obligasi, daya tarik emas sebagai aset tanpa bunga menjadi meningkat secara relatif.

Kekhawatiran Terhadap Independensi The Fed Ikut Mendorong Permintaan Emas

Selain faktor makroekonomi, kekhawatiran politik juga ikut memperkuat permintaan terhadap aset safe haven seperti emas. Presiden Donald Trump secara terbuka mengkritik Federal Reserve dan bahkan menyatakan keinginannya untuk mengganti jajaran gubernur bank sentral dengan orang-orang yang lebih sejalan dengan pandangan ekonominya.

Trump juga tengah menantikan keputusan hukum apakah dirinya dapat secara sah memberhentikan Gubernur Fed Lisa Cook, dan jika ya, akan membuka jalan baginya untuk menunjuk pengganti yang cenderung dovish terhadap kebijakan moneter. Di sisi lain, pencalonan Stephen Miran – seorang penasihat ekonomi yang dekat dengan Trump – untuk posisi gubernur Fed juga dipercepat oleh Komite Perbankan Senat.

Situasi ini menambah ketidakpastian terhadap arah kebijakan moneter AS ke depan dan menimbulkan pertanyaan tentang independensi bank sentral. Investor yang khawatir terhadap potensi intervensi politik terhadap kebijakan moneter memilih untuk mengalihkan sebagian portofolionya ke emas dan perak sebagai aset pelindung nilai.

Komentar Dovish dari Pejabat The Fed Dorong Sentimen Pasar

Pernyataan Gubernur The Fed, Christopher Waller, pada Rabu menjadi pendorong tambahan untuk pasar logam mulia. Waller, yang dianggap sebagai kandidat kuat pengganti Jerome Powell tahun depan, menyatakan bahwa bank sentral sebaiknya mulai menurunkan suku bunga bulan ini dan melakukan beberapa pemangkasan tambahan dalam waktu dekat.

Komentar ini diterima pasar sebagai sinyal kuat bahwa langkah pelonggaran moneter memang tinggal menunggu waktu. Pasar emas pun langsung merespons dengan reli lebih lanjut.

Performa Emas dan Perak Jadi Sorotan

Sejauh tahun ini, emas telah mencatat kenaikan lebih dari sepertiga nilainya, menjadikannya salah satu komoditas berkinerja terbaik di pasar global. Namun, performa tersebut bahkan masih kalah dibandingkan perak, yang telah melonjak lebih dari 40% sepanjang tahun ini.

Harga perak menembus level $40 per ons pada awal pekan – tertinggi sejak 2011. Kenaikan harga perak tidak hanya didorong oleh permintaan investasi, tetapi juga oleh faktor fundamental di sisi permintaan industri, khususnya untuk teknologi energi bersih seperti panel surya.

Ketatnya Pasokan Perak dan Kenaikan Permintaan Industri

Menurut Silver Institute, pasar perak global diperkirakan akan mengalami defisit pasokan selama lima tahun berturut-turut. Permintaan dari sektor industri, terutama untuk kebutuhan energi terbarukan dan teknologi, terus meningkat, sementara pasokan tidak mampu mengimbangi laju tersebut.

Hal ini terlihat dari naiknya kepemilikan ETF berbasis perak selama tujuh bulan berturut-turut hingga Agustus. Kondisi ini telah menyusutkan stok logam perak yang tersedia di London dan menciptakan kondisi pasokan yang semakin ketat di pasar fisik.

Outlook: Emas dan Perak Masih Punya Ruang untuk Naik?

Melihat tren makroekonomi dan geopolitik saat ini, prospek jangka menengah untuk emas dan perak masih cukup positif. Dengan ekspektasi bahwa suku bunga akan mulai diturunkan dalam waktu dekat, permintaan terhadap aset non-yielding seperti emas kemungkinan akan tetap tinggi.

Selain itu, risiko politik di AS menjelang pemilu, ketegangan geopolitik global, dan ketidakpastian arah kebijakan moneter turut memperkuat argumen untuk tetap mempertahankan eksposur terhadap aset safe haven.

Kesimpulan

Kombinasi antara pelemahan ekonomi AS, ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter, ketegangan politik, serta ketatnya pasokan logam mulia telah menciptakan lingkungan yang sangat mendukung bagi reli harga emas dan perak. Meski volatilitas tetap ada, tren jangka menengah tampaknya masih condong ke arah bullish, dengan investor global terus melirik logam mulia sebagai perlindungan dari ketidakpastian yang terus berkembang.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Tuesday, 2 September 2025

Bestprofit | Emas Melemah, Fokus ke Data AS

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-12.jpeg

Bestprofit (3/9) – Rabu (3/9) pagi, harga emas dunia melemah tipis setelah sehari sebelumnya mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Meskipun penurunan yang terjadi relatif kecil, pergerakan ini menjadi cerminan dari meningkatnya kehati-hatian investor global terhadap arah kebijakan moneter Amerika Serikat. Ketidakpastian ini diperparah dengan dinamika politik di Washington serta ekspektasi pasar terhadap data ekonomi penting yang akan dirilis dalam waktu dekat.

Koreksi Tipis Setelah Rekor Baru

Pada sesi perdagangan pagi di pasar Asia, harga emas spot tercatat turun 0,1% menjadi US$3.529,40 per ons troy. Penurunan ini terjadi setelah harga emas mencapai rekor tertinggi baru pada perdagangan sebelumnya, seiring dengan lonjakan permintaan terhadap aset lindung nilai akibat ketidakpastian global.

Kendati mengalami koreksi, emas masih bertahan di dekat level tertingginya sepanjang masa. Hal ini menegaskan bahwa minat investor terhadap logam mulia tetap kuat, terutama sebagai pelindung nilai (hedge) terhadap risiko ekonomi dan politik.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Ketidakpastian Kebijakan The Fed

Salah satu faktor utama yang menjadi sorotan pasar adalah ketidakpastian mengenai arah kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed). Para analis dari ANZ Research mencatat bahwa investor mulai khawatir atas langkah-langkah pemerintah Amerika Serikat, terutama setelah administrasi Donald Trump mendorong perubahan susunan dewan gubernur The Fed.

Trump dikabarkan tengah mempertimbangkan calon-calon baru yang dinilai lebih sejalan dengan agenda ekonominya, termasuk dorongan terhadap suku bunga rendah dan kebijakan moneter yang lebih longgar. Langkah ini menimbulkan spekulasi di kalangan investor bahwa independensi bank sentral bisa terancam, yang pada akhirnya meningkatkan ketidakpastian pasar.

Fokus Tertuju pada Data Nonfarm Payrolls

Sentimen pasar saat ini juga sangat dipengaruhi oleh antisipasi terhadap rilis data tenaga kerja non-pertanian (nonfarm payrolls) AS untuk bulan Agustus, yang dijadwalkan akan diumumkan pada hari Jumat mendatang. Data ini dipandang sebagai indikator utama kondisi ekonomi AS dan menjadi bahan pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan The Fed terkait suku bunga.

Frank Walbaum, analis pasar dari Naga, menyebutkan bahwa jika data tenaga kerja menunjukkan pelemahan, maka emas bisa mendapatkan dorongan tambahan. “Aset tanpa imbal hasil seperti emas cenderung menguat ketika prospek kenaikan suku bunga melemah,” ujarnya.

Pasalnya, suku bunga yang lebih rendah menurunkan opportunity cost untuk memegang emas, sehingga meningkatkan daya tarik logam mulia tersebut di mata investor.

Emas Tetap Jadi Aset Favorit di Tengah Ketidakpastian

Meskipun harga emas mencatat koreksi tipis pagi ini, tren jangka menengah hingga panjang masih menunjukkan kecenderungan naik. Ini mencerminkan status emas sebagai aset safe haven utama ketika investor menghadapi ketidakpastian makroekonomi dan geopolitik.

Selama beberapa bulan terakhir, permintaan terhadap emas terus meningkat, baik dari investor institusional maupun individu. Faktor-faktor seperti perlambatan ekonomi global, ketegangan geopolitik, inflasi yang membandel, serta arah kebijakan moneter yang belum jelas telah mendorong banyak pelaku pasar untuk mengalihkan portofolio mereka ke emas.

Daya Tarik Emas di Era Suku Bunga Rendah

Dalam lingkungan suku bunga rendah atau bahkan negatif, emas semakin menarik karena tidak memiliki imbal hasil tetap seperti obligasi, namun juga tidak tergerus nilainya akibat inflasi. Hal ini menjadikan emas sebagai pilihan utama dalam strategi diversifikasi risiko.

Selain itu, banyak bank sentral di dunia juga meningkatkan cadangan emas mereka sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas nilai tukar dan perlindungan terhadap volatilitas pasar global. Tren ini turut menopang harga emas dalam jangka panjang.

Spekulasi Pasar Meningkat

Pasar saat ini berada dalam kondisi penuh spekulasi. Di satu sisi, investor menanti-nanti sinyal dari The Fed mengenai rencana kebijakan suku bunga ke depan, sementara di sisi lain, mereka juga harus memperhitungkan dinamika politik di AS yang bisa memengaruhi arah kebijakan tersebut.

Kemungkinan bahwa Trump akan menempatkan tokoh-tokoh yang mendukung suku bunga rendah dalam tubuh The Fed menjadi perhatian serius. Jika hal itu terjadi, bisa saja The Fed menjadi lebih dovish (cenderung melonggarkan kebijakan), yang artinya suku bunga akan lebih lama dipertahankan rendah. Ini tentu saja bisa menjadi sentimen positif untuk emas.

Proyeksi Harga Emas ke Depan

Sejumlah analis memperkirakan bahwa harga emas bisa terus naik dalam beberapa bulan ke depan, terutama jika data ekonomi AS melemah dan tekanan terhadap independensi The Fed meningkat. Faktor-faktor seperti ketegangan dagang, pemilu AS, dan gejolak pasar modal juga bisa mendorong permintaan terhadap logam mulia.

Namun, koreksi jangka pendek seperti yang terjadi pagi ini tetap mungkin terjadi. Hal ini merupakan bagian dari dinamika pasar normal di mana investor melakukan aksi ambil untung setelah lonjakan harga yang signifikan.

Kesimpulan: Emas Tetap Menarik, Meski Ada Koreksi

Penurunan harga emas pagi ini sebesar 0,1% menjadi US$3.529,40 per ons troy bukanlah tanda bahwa tren bullish emas telah berakhir. Sebaliknya, ini menunjukkan bahwa pasar masih mencermati berbagai faktor risiko sebelum melanjutkan aksi beli. Ketidakpastian arah kebijakan The Fed, dinamika politik AS, dan data ekonomi yang akan datang akan terus menjadi penggerak utama harga emas.

Dalam iklim global yang sarat dengan ketegangan dan ketidakpastian, emas tetap menjadi aset yang sangat relevan. Investor yang mencari perlindungan nilai dan diversifikasi risiko kemungkinan akan tetap mempertahankan eksposur mereka terhadap logam mulia ini.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Monday, 1 September 2025

Bestprofit | Emas Dekati $4.500, Dukung The Fed & Tarif

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2024/03/Gold-Emas.jpg

Bestprofit (2/9) – Harga emas melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari empat bulan pada hari Selasa (2/9), mendekati rekor sepanjang masa, di tengah meningkatnya permintaan terhadap aset aman (safe haven). Lonjakan ini dipicu oleh ketidakpastian global yang meningkat akibat kebijakan tarif perdagangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, serta ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat.

Permintaan Safe Haven Meningkat di Tengah Ketidakpastian Tarif Perdagangan

Kenaikan terbaru harga emas sebagian besar didorong oleh meningkatnya ketegangan terkait kebijakan tarif yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump. Keputusan pengadilan banding yang menyatakan bahwa sebagian dari tarif tersebut ilegal telah menimbulkan keresahan di pasar global.

Meskipun pengadilan masih mengizinkan penerapan tarif hingga pertengahan Oktober, Presiden Trump dengan tegas menolak putusan tersebut dan menyatakan niatnya untuk membawa kasus ini ke Mahkamah Agung. Respons Trump ini memperburuk ketidakpastian mengenai arah kebijakan perdagangan Amerika Serikat ke depan.

Ketidakpastian ini sangat berdampak pada pasar, terutama mengingat banyak dari kebijakan tarif tersebut baru saja mulai berlaku pada bulan Agustus. Jika Mahkamah Agung memutuskan bahwa tarif-tarif tersebut ilegal, maka AS mungkin akan dipaksa untuk meninjau dan menegosiasikan ulang berbagai kesepakatan perdagangan dengan mitra dagangnya, seperti Tiongkok, Kanada, dan Uni Eropa. Ketidakpastian semacam ini sering mendorong investor untuk mencari aset yang lebih aman seperti emas.

Harga Spot dan Berjangka Emas Menguat, Dekati Rekor

Pada perdagangan hari Selasa malam waktu AS, harga spot emas naik 0,2% menjadi $3.483,02 per ons, sementara emas berjangka pengiriman Desember juga naik 0,2% menjadi $3.554,32 per ons. Harga spot kini hanya sekitar $20 di bawah rekor tertinggi yang tercatat pada akhir April, yaitu $3.500 per ons.

Kenaikan ini mencerminkan sentimen pasar yang kuat terhadap emas sebagai instrumen lindung nilai dalam situasi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Dalam beberapa bulan terakhir, harga emas telah menunjukkan tren naik yang konsisten, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran atas prospek ekonomi global.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga oleh The Fed Mendukung Kenaikan Harga

Selain faktor geopolitik, ekspektasi terhadap kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) turut memberikan dukungan terhadap harga emas. Spekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan bulan September semakin menguat setelah Ketua The Fed Jerome Powell mengisyaratkan potensi pemangkasan sebesar 25 basis poin.

Meskipun data ekonomi terbaru menunjukkan inflasi masih tinggi — dengan indeks harga PCE untuk bulan Juli tetap berada di atas target tahunan 2% — pasar tetap percaya bahwa The Fed akan mengambil langkah pelonggaran moneter.

Menurut CME FedWatch Tool, pasar kini memperkirakan kemungkinan sebesar 85% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Ekspektasi ini biasanya mendorong harga emas naik, karena suku bunga yang lebih rendah mengurangi opportunity cost dalam memegang aset non-yielding seperti emas.

Pelemahan Dolar AS Turut Mendorong Emas

Salah satu faktor lain yang memberikan dorongan terhadap harga emas adalah pelemahan dolar Amerika Serikat. Mata uang dolar melemah ke level terendah dalam satu bulan terakhir, yang membuat emas menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Ini biasanya meningkatkan permintaan emas di pasar internasional.

Secara historis, harga emas memiliki korelasi terbalik dengan kekuatan dolar AS. Ketika dolar melemah, emas cenderung naik, dan sebaliknya. Oleh karena itu, tren pelemahan dolar saat ini menjadi katalis tambahan bagi penguatan logam mulia ini.

Tantangan Bagi The Fed: Inflasi vs Stabilitas Pasar

Meskipun pasar sangat yakin akan pemangkasan suku bunga, The Fed menghadapi dilema besar: menyeimbangkan antara upaya menurunkan inflasi yang membandel dan menjaga stabilitas pasar serta pertumbuhan ekonomi.

Data inflasi, termasuk indeks harga konsumen (CPI) dan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), menunjukkan bahwa tekanan harga masih tinggi. Namun, tekanan ekonomi global dan ketidakpastian akibat kebijakan perdagangan memberikan alasan kuat bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga demi mencegah perlambatan ekonomi yang lebih dalam.

Jerome Powell, dalam pernyataannya bulan Agustus, menegaskan bahwa keputusan pemangkasan suku bunga belum final. Ia masih mempertimbangkan sejumlah faktor, termasuk data tenaga kerja dan inflasi terbaru, sebelum membuat keputusan pada pertemuan FOMC mendatang.

Arah Harga Emas Selanjutnya: Apakah Akan Tembus Rekor?

Dengan harga spot emas kini hanya terpaut sekitar $20 dari rekor tertinggi sepanjang masa, banyak analis memperkirakan bahwa harga emas bisa segera menembus level psikologis $3.500 per ons, terutama jika situasi geopolitik dan kebijakan moneter terus mendukung tren bullish.

Beberapa faktor kunci yang dapat mendorong harga emas lebih tinggi antara lain:

  • Ketidakpastian lanjutan dalam kebijakan tarif AS.

  • Keputusan pemangkasan suku bunga oleh The Fed.

  • Potensi perlambatan ekonomi global.

  • Pelemahan lanjutan dolar AS.

  • Permintaan fisik dari pasar negara berkembang seperti India dan Tiongkok.

Namun demikian, para investor juga disarankan untuk tetap waspada terhadap kemungkinan koreksi harga jika ketegangan perdagangan mereda atau jika The Fed mengambil sikap lebih hawkish terhadap inflasi.

Kesimpulan

Harga emas kembali menunjukkan kekuatannya sebagai aset pelindung nilai di tengah gejolak global. Ketidakpastian yang meningkat akibat kebijakan perdagangan AS dan spekulasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed telah mendorong harga logam mulia ini ke level tertinggi dalam lebih dari empat bulan.

Meskipun kondisi saat ini sangat mendukung tren naik harga emas, dinamika pasar global yang sangat cepat berubah tetap menjadi risiko tersendiri. Investor dan pelaku pasar perlu terus memantau kebijakan moneter AS, perkembangan geopolitik, serta arah ekonomi global untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.

 


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!
 

bestprofit futures
 

Sunday, 31 August 2025

Bestprofit | Emas Tenang, Pasar Menunggu

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-12.jpeg

Bestprofit (1/9) – Harga spot emas tercatat berada di $3.446,70 per ons troy pada perdagangan awal sesi Asia hari ini. Ini menunjukkan bahwa pasar logam mulia tengah berada dalam fase stabil setelah mengalami reli cukup signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Kenaikan harga ini sebelumnya banyak dipicu oleh meningkatnya ketidakpastian global, terutama terkait tensi geopolitik dan isu perdagangan antara negara-negara besar.

Namun, menurut catatan terbaru dari ANZ Research, pasar emas kemungkinan besar akan memasuki fase konsolidasi jangka pendek sebelum mengalami reli lanjutan yang bisa membawa harga mendekati $3.600 per ons troy pada akhir tahun 2025.

Konsolidasi Sebelum Reli: Strategi Pasar Menghadapi Volatilitas

Fase konsolidasi yang dimaksud oleh ANZ Research adalah periode di mana harga emas cenderung bergerak sideways (datar) dalam rentang tertentu. Ini biasanya terjadi setelah lonjakan harga signifikan, di mana pelaku pasar mengambil waktu untuk menilai kembali kondisi fundamental dan teknikal sebelum melakukan aksi beli atau jual secara agresif.

Menurut analis ANZ, konsolidasi ini adalah bagian alami dari siklus pasar dan bukan merupakan tanda pelemahan. Mereka berpendapat bahwa kondisi seperti ini justru membuka peluang strategis bagi investor untuk masuk kembali ke pasar sebelum harga bergerak naik lebih lanjut.

Negosiasi Dagang AS-Tiongkok Menahan Momentum

Salah satu penyebab utama dari stabilnya harga emas saat ini adalah dimulainya kembali negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Ketegangan dagang yang sebelumnya memicu kekhawatiran global telah menjadi salah satu faktor utama pendorong harga emas, karena investor mencari aset aman (safe haven) di tengah ketidakpastian.

Namun dengan dimulainya dialog kembali antara kedua negara ekonomi terbesar di dunia, pasar mulai merespons dengan lebih tenang. Akibatnya, momentum reli emas sedikit tertahan, menandakan bahwa faktor ketidakpastian dagang mulai mereda—setidaknya untuk sementara.

Meskipun demikian, ketidakpastian terkait hasil dari negosiasi tersebut masih menjadi faktor yang harus diperhatikan. Setiap perkembangan signifikan, baik itu positif maupun negatif, bisa langsung memengaruhi arah harga emas secara drastis.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Katalis Berikutnya: Data Makroekonomi Global

Dalam pandangan ANZ Research, untuk mendorong harga emas menembus rekor tertinggi baru, diperlukan katalis yang lebih kuat dari sekadar ketegangan geopolitik. Mereka menyebutkan bahwa data makroekonomi akan menjadi faktor penentu utama dalam beberapa bulan ke depan.

Beberapa indikator ekonomi yang kemungkinan besar akan memengaruhi harga emas antara lain:

  • Data inflasi global, terutama di AS dan Eropa

  • Kebijakan suku bunga dari bank sentral utama seperti Federal Reserve (The Fed) dan European Central Bank (ECB)

  • Data ketenagakerjaan dan pertumbuhan ekonomi

  • Nilai tukar dolar AS, yang secara historis memiliki korelasi negatif dengan harga emas

Jika data makro menunjukkan perlambatan ekonomi global atau meningkatnya tekanan inflasi, permintaan terhadap emas sebagai lindung nilai (hedging tool) kemungkinan akan kembali meningkat.

Prediksi Akhir Tahun: Emas Menuju $3.600 per Ons?

Dengan harga saat ini berada di kisaran $3.446,70, target ANZ Research sebesar $3.600 per ons troy mencerminkan kenaikan lebih dari 4% dari level sekarang. Walaupun bukan lonjakan besar, target ini memperlihatkan kepercayaan bahwa tren bullish jangka panjang masih berlanjut.

Beberapa faktor yang mendukung prospek ini antara lain:

  • Potensi penurunan suku bunga oleh The Fed jika data ekonomi memburuk

  • Tingginya permintaan dari bank sentral, yang terus menambah cadangan emas sebagai diversifikasi

  • Ketidakstabilan geopolitik yang terus mengintai, seperti konflik di Timur Tengah atau ketegangan politik domestik di AS menjelang pemilu

  • Ketidakpastian mata uang digital dan aset risiko lain yang membuat investor kembali ke aset konvensional

Namun, perlu dicatat bahwa pasar emas sangat rentan terhadap sentimen dan perubahan arah kebijakan moneter global. Oleh karena itu, investor disarankan untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan makroekonomi secara berkala.

Pandangan Investor dan Strategi Ke Depan

Dalam kondisi pasar yang berpotensi konsolidatif ini, banyak investor institusional maupun ritel mengambil posisi wait and see. Mereka menantikan sinyal yang lebih kuat sebelum kembali melakukan akumulasi besar-besaran.

Strategi yang mungkin digunakan oleh investor jangka menengah hingga panjang termasuk:

  • Dollar-cost averaging (DCA): Membeli emas secara berkala untuk mengurangi risiko fluktuasi harga jangka pendek

  • Mengikuti laporan data ekonomi utama, terutama dari AS dan Tiongkok

  • Diversifikasi portofolio: Tidak hanya fokus pada emas, tetapi juga memasukkan aset lain seperti obligasi, saham pertambangan emas, dan ETF berbasis emas

Kesimpulan: Momentum Masih Ada, Tapi Butuh Katalis

Harga emas yang stabil di awal sesi Asia menunjukkan bahwa pasar saat ini berada dalam fase jeda, menanti arah baru. Pandangan dari ANZ Research bahwa emas akan mengalami konsolidasi sebelum reli menuju $3.600 per ons troy memberi gambaran positif namun realistis bagi investor.

Dengan negosiasi dagang AS-Tiongkok yang meredakan ketegangan sementara, fokus kini beralih ke data makroekonomi global sebagai penggerak utama harga emas dalam beberapa bulan ke depan. Jika kondisi global menunjukkan tanda-tanda ketidakstabilan ekonomi atau inflasi yang sulit dikendalikan, maka peluang emas untuk mencetak rekor tertinggi baru sangat terbuka.

Bagi investor, saat ini bisa menjadi momen tepat untuk mengevaluasi strategi, memperhatikan indikator fundamental, dan bersiap menghadapi pergerakan signifikan berikutnya di pasar logam mulia.

 
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures

Thursday, 28 August 2025

Bestprofit | Dolar Melemah Terhadap Euro dan Yen

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Dolar-3.webp

Bestprofit (29/8) – Dolar AS melemah terhadap mata uang utama seperti euro dan yen pada hari Kamis, seiring meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga. Sentimen pasar juga dibayangi oleh ketidakpastian politik di dalam negeri, terutama terkait intervensi Presiden Donald Trump terhadap kebijakan moneter dan upayanya untuk memecat salah satu gubernur The Fed, Lisa Cook.

Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga Menguat

Mata uang AS berada di bawah tekanan setelah komentar dari Ketua The Fed New York, John Williams, yang menyiratkan bahwa pemangkasan suku bunga bisa menjadi langkah yang layak dipertimbangkan oleh bank sentral. Dalam wawancara bersama CNBC, Williams mengatakan bahwa kemungkinan penurunan suku bunga masih terbuka, tergantung pada data ekonomi yang akan dirilis menjelang pertemuan The Fed pada 16–17 September mendatang.

Pernyataan Williams langsung memicu reaksi pasar, di mana para pedagang meningkatkan ekspektasi bahwa pemangkasan suku bunga seperempat poin akan dilakukan. Berdasarkan alat FedWatch milik CME Group, probabilitas pemangkasan suku bunga bulan depan mencapai 87,3%.

Ketegangan Politik dan Serangan terhadap The Fed

Di tengah sentimen pasar yang sudah rapuh, dolar semakin ditekan oleh dinamika politik di AS. Presiden Donald Trump kembali mengintensifkan upayanya untuk mempengaruhi arah kebijakan moneter dengan mencoba memecat Lisa Cook, salah satu gubernur The Fed. Cook pun menanggapi langkah tersebut dengan menggugat Trump, menegaskan bahwa presiden tidak memiliki wewenang untuk memecat gubernur The Fed yang masa jabatannya ditetapkan oleh undang-undang.

Gugatan ini menimbulkan kekhawatiran mengenai independensi Federal Reserve, yang merupakan pilar penting dalam menjaga stabilitas ekonomi. Pasar keuangan global pun mencermati ketegangan ini dengan waspada.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Euro dan Poundsterling Menguat Meski Diwarnai Ketidakpastian Politik

Menariknya, euro tetap menguat terhadap dolar meskipun Eropa juga diwarnai ketidakstabilan politik. Perdana Menteri Prancis secara tak terduga mengajukan mosi tidak percaya yang dijadwalkan bulan depan, membuka peluang jatuhnya pemerintahan minoritasnya. Namun demikian, euro justru menguat 0,38% ke $1,1682.

Poundsterling juga ikut menguat sebesar 0,19% ke level $1,3525. Penguatan mata uang Eropa ini lebih disebabkan oleh pelemahan dolar, bukan karena fundamental Eropa yang membaik. Hal ini menunjukkan bahwa sentimen terhadap dolar sedang dalam kondisi sangat rapuh.

Data Ekonomi AS Tak Mampu Menopang Dolar

Meskipun dolar berhasil memangkas sebagian kerugiannya setelah rilis data ekonomi pada hari Kamis, pemulihan tersebut tetap terbatas. Data menunjukkan bahwa klaim pengangguran mingguan meningkat, namun di sisi lain, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) AS sedikit lebih tinggi dari perkiraan.

Data tersebut tidak mampu mengubah pandangan pasar bahwa pelonggaran moneter masih sangat mungkin dilakukan oleh The Fed.

“Saya rasa kami tidak melihat hasil nyata yang mengubah narasi dari data tersebut,” ujarnya. “Kami menantikan angka deflator PCE besok, pembacaan utama The Fed tentang inflasi.”

Data inflasi PCE (Personal Consumption Expenditures), yang akan dirilis pada hari Jumat, serta laporan penggajian bulanan minggu depan, akan menjadi kunci dalam menentukan arah kebijakan The Fed. Jika inflasi tetap lemah dan pasar tenaga kerja menunjukkan pelemahan, peluang pemangkasan suku bunga akan semakin besar.

Intervensi Politik Menekan Imbal Hasil Obligasi

Upaya Trump untuk memasukkan kandidat-kandidat dovish (cenderung mendukung pelonggaran moneter) ke dalam dewan pengambil keputusan The Fed juga turut menurunkan imbal hasil obligasi jangka pendek. Ketidakpastian hukum akibat gugatan Lisa Cook diperkirakan akan menjadi pertempuran berkepanjangan, yang dapat memengaruhi persepsi investor terhadap stabilitas lembaga keuangan AS.

Ketegangan politik ini menambah beban bagi dolar, yang sudah mengalami tekanan dari berbagai sisi.

Indeks Dolar dan Yen Jepang

Indeks dolar, yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama dunia, turun 0,31% menjadi 97,862. Ini merupakan penurunan selama dua hari berturut-turut dan mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap kondisi makroekonomi dan politik AS.

Terhadap yen Jepang, dolar juga melemah 0,35% menjadi 146,89 yen. Selain faktor domestik AS, nilai tukar ini juga dipengaruhi oleh pembatalan kunjungan mendadak dari Kepala Negosiator Perdagangan Jepang, Ryosei Akazawa, ke Washington. Penundaan ini menunda pengumuman penting terkait janji investasi Jepang senilai $550 miliar di Amerika Serikat sebagai bagian dari kesepakatan tarif.

Ketidakpastian Masih Akan Membayangi Pasar

Pasar keuangan global memasuki periode penuh ketidakpastian, di mana arah kebijakan moneter, dinamika politik, dan data ekonomi akan menjadi faktor penentu utama. Dolar AS, yang selama ini menjadi mata uang safe haven, kini justru dilanda tekanan internal yang memperlemah posisinya.

Ke depan, setiap data ekonomi dan pernyataan resmi dari pejabat bank sentral akan sangat menentukan pergerakan dolar.

Kesimpulan

Pelemahan dolar AS terhadap euro dan yen pada hari Kamis mencerminkan tekanan berlapis yang tengah dihadapi ekonomi Amerika. Dari ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter hingga ketegangan politik domestik, pasar terus memantau setiap perkembangan dengan seksama. Dalam waktu dekat, data inflasi PCE dan laporan penggajian akan menjadi indikator penting bagi arah kebijakan The Fed.

 


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Wednesday, 27 August 2025

Bestprofit | Emas Melemah Jelang Data PCE

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-13.jpg

Bestprofit (28/8) – Harga emas mengalami sedikit penurunan dalam perdagangan Asia pada Kamis, 28 Agustus, di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi yang terus membayangi pasar. Meski demikian, permintaan emas fisik di kawasan Asia tetap kuat, menunjukkan bahwa komoditas ini masih menjadi pilihan utama investor di tengah gejolak global.

Perdagangan Emas: Koreksi Ringan di Tengah Ketidakpastian

Pada pukul 08.00 WIB, harga spot emas tercatat melemah tipis sebesar 0,1% ke level $3.396,56 per ons. Pergerakan ini mencerminkan sikap hati-hati para pelaku pasar, yang saat ini tengah mencermati perkembangan terbaru dalam politik Amerika Serikat.

Pelemahan harga ini terjadi setelah beberapa hari sebelumnya logam mulia tersebut sempat menguat pasca pernyataan dovish dari Ketua The Fed Jerome Powell di simposium Jackson Hole. Namun, fokus investor kini beralih ke ketegangan politik yang melibatkan mantan Presiden Donald Trump dan Gubernur The Fed, Lisa Cook, yang menimbulkan ketidakpastian baru di pasar.

Perseteruan Hukum Trump dan Lisa Cook: Bayang-bayang Tekanan Politik

Ketegangan politik antara Donald Trump dan Lisa Cook menjadi perhatian utama pasar global. Trump diketahui melontarkan kritik keras terhadap kebijakan moneter The Fed dan secara terbuka menyalahkan Lisa Cook atas sejumlah kebijakan yang dinilainya merugikan ekonomi AS.

Saat ini, perseteruan tersebut memasuki ranah hukum setelah Trump menggugat Cook atas dugaan penyalahgunaan wewenang dalam kebijakan suku bunga dan stimulus moneter. Cook, yang baru menjabat sebagai gubernur The Fed sejak 2022, dianggap oleh pendukung Trump terlalu dovish dalam menangani inflasi yang melonjak pasca-pandemi.

Situasi ini menciptakan ketidakpastian atas independensi The Fed dan memperkuat kekhawatiran pasar bahwa kebijakan moneter bisa menjadi alat politik, terutama menjelang pemilihan presiden AS 2026. Ketidakpastian ini, meski belum berdampak signifikan pada harga emas hari ini, berpotensi menjadi katalis volatilitas dalam beberapa minggu mendatang.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Permintaan Fisik Tetap Kuat di Asia

Di sisi lain, permintaan emas fisik di Asia menunjukkan tren positif. Menurut analis Traze.com, Osama Al Saifi, data impor bersih emas Tiongkok melalui Hong Kong pada Juli melonjak lebih dari dua kali lipat dibandingkan bulan sebelumnya.

“Kami melihat lonjakan signifikan dalam impor bersih emas ke Tiongkok via Hong Kong. Ini menunjukkan bahwa permintaan domestik, terutama dari sektor perhiasan dan bank sentral, tetap solid meskipun harga sempat menguat,” jelas Al Saifi.

Tiongkok merupakan konsumen emas terbesar di dunia, dan pergerakan permintaan di negara tersebut sering dijadikan indikator penting bagi arah harga emas global. Lonjakan impor ini menunjukkan bahwa emas tetap dipandang sebagai aset lindung nilai utama, terutama dalam menghadapi volatilitas yuan dan ketidakpastian ekonomi domestik Tiongkok.

Menanti Data Indeks PCE AS

Fokus investor kini bergeser ke rilis data Indeks Personal Consumption Expenditures (PCE) yang dijadwalkan pada Jumat waktu setempat. PCE merupakan indikator inflasi yang menjadi acuan utama bagi The Fed dalam menentukan arah kebijakan suku bunga.

Setelah pernyataan dovish dari Jerome Powell di Jackson Hole pekan lalu, pasar akan mencermati apakah data PCE akan mengonfirmasi tren inflasi yang melandai. Jika PCE menunjukkan penurunan inflasi, maka peluang The Fed untuk mempertahankan atau bahkan menurunkan suku bunga semakin terbuka.

Sebaliknya, jika data PCE masih menunjukkan tekanan inflasi yang tinggi, maka The Fed bisa kembali ke sikap hawkish, yang akan memperkuat dolar dan menekan harga emas lebih jauh.

Faktor Lain yang Mempengaruhi Harga Emas

Selain ketegangan politik dan data ekonomi, ada beberapa faktor lain yang turut memengaruhi harga emas saat ini:

1. Kinerja Dolar AS

Dolar AS cenderung menguat dalam beberapa hari terakhir, seiring kekhawatiran investor terhadap ketegangan di dalam negeri AS dan ketidakpastian arah kebijakan The Fed. Dolar yang kuat membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lain, sehingga menekan permintaan.

2. Imbal Hasil Obligasi AS

Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga menjadi perhatian. Kenaikan yield membuat investasi berbasis bunga menjadi lebih menarik dibanding emas yang tidak memberikan imbal hasil tetap. Saat ini, yield bergerak fluktuatif karena ekspektasi pasar terhadap arah suku bunga belum solid.

3. Ketegangan Geopolitik Global

Ketegangan di berbagai kawasan, seperti konflik Rusia-Ukraina yang belum mereda dan meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan, menjadi pendorong permintaan safe haven. Namun, dampaknya terhadap emas belum terlalu signifikan karena pelaku pasar lebih fokus pada kondisi makroekonomi AS.

Prospek Harga Emas dalam Jangka Pendek

Dalam jangka pendek, pergerakan harga emas diperkirakan masih akan fluktuatif, dengan rentang perdagangan yang ketat menjelang rilis data inflasi PCE. Sentimen investor akan sangat dipengaruhi oleh apakah The Fed tetap pada jalur dovish atau justru kembali agresif.

Menurut analis teknikal dari Commerzbank, jika emas mampu bertahan di atas support kunci $3.380 per ons, maka ada peluang rebound menuju $3.420–$3.450 per ons. Namun, jika tekanan jual meningkat dan harga turun di bawah $3.380, maka potensi koreksi lebih dalam terbuka lebar.

Kesimpulan: Emas Masih Jadi Pilihan, Meski Tekanan Jangka Pendek Mengintai

Harga emas tergelincir tipis pada perdagangan Kamis pagi, dipengaruhi oleh ketidakpastian politik dalam negeri AS dan kehati-hatian investor menjelang rilis data penting. Meski demikian, permintaan emas fisik di Asia—khususnya di Tiongkok—masih menunjukkan kekuatan yang signifikan.

Ke depan, harga emas akan sangat bergantung pada data inflasi AS dan reaksi pasar terhadap ketegangan antara Donald Trump dan Gubernur The Fed Lisa Cook. Di tengah banyaknya ketidakpastian ini, emas tetap mempertahankan statusnya sebagai aset safe haven, meskipun pergerakannya mungkin tidak seagresif tahun-tahun sebelumnya.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Tuesday, 26 August 2025

Bestprofit | Harga Emas Tertekan Ketidakpastian

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-3.jpeg

Bestprofit (27/8) – Harga emas bergerak melemah tipis di awal perdagangan Asia pada Selasa (27/8), seiring dengan aksi penyesuaian posisi oleh investor. Meskipun demikian, pelemahan harga logam mulia ini tampaknya bersifat terbatas karena kekhawatiran pasar terhadap independensi bank sentral Amerika Serikat (The Fed) serta meningkatnya ketegangan politik di Eropa, terutama Prancis. Kombinasi faktor fundamental ini mendorong permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.

Aksi Penyesuaian Posisi Investor Tekan Harga Emas

Di awal sesi perdagangan Asia, harga spot emas tercatat turun 0,1% menjadi $3.390,64 per ons. Penurunan ini terutama disebabkan oleh aksi ambil untung dan penyesuaian posisi yang dilakukan oleh investor menjelang rilis sejumlah data ekonomi penting serta perkembangan geopolitik global.

Aksi semacam ini adalah hal yang lazim dalam dunia investasi, terutama ketika harga emas telah mencatatkan reli dalam beberapa pekan terakhir. Investor cenderung mengambil langkah berhati-hati dengan mengamankan keuntungan mereka sebelum masuknya katalis pasar yang baru.

Namun, para analis menyebut bahwa pelemahan emas kali ini bersifat sementara. Di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan politik global, permintaan terhadap emas sebagai instrumen lindung nilai (hedging) tetap kuat.

Ketidakpastian di The Fed: Pemecatan Lisa Cook Memicu Kekhawatiran

Salah satu faktor utama yang menjaga daya tarik emas adalah ketidakpastian yang meningkat terhadap independensi kebijakan moneter AS. Langkah kontroversial Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang secara mendadak mencopot Gubernur The Fed, Lisa Cook, telah memicu kekhawatiran luas di pasar keuangan.

Tindakan ini memunculkan pertanyaan serius terkait apakah The Fed masih memiliki keleluasaan dalam menentukan arah kebijakan moneternya secara independen, ataukah bank sentral tersebut akan berada di bawah tekanan politik. Para pelaku pasar khawatir bahwa pencopotan Lisa Cook bisa menjadi preseden berbahaya, yang membuka pintu campur tangan lebih lanjut dari pihak eksekutif terhadap lembaga moneter yang seharusnya bersifat netral.

Kekhawatiran ini secara otomatis meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven. Ketika pelaku pasar kehilangan kepercayaan terhadap stabilitas kebijakan ekonomi, mereka cenderung beralih ke aset yang dianggap lebih stabil seperti logam mulia.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Risiko Politik di Eropa: Ketidakstabilan Pemerintahan Prancis

Selain dari sisi AS, pasar global juga sedang mencermati perkembangan politik di Eropa, khususnya di Prancis. Ketegangan meningkat setelah Perdana Menteri Prancis mengusulkan langkah-langkah penghematan anggaran yang kontroversial. Langkah ini tidak hanya menimbulkan penolakan di parlemen, tetapi juga memicu rencana mosi tidak percaya yang dijadwalkan akan berlangsung pada 8 September mendatang.

Ketidakpastian politik di negara ekonomi terbesar kedua di Uni Eropa ini meningkatkan kekhawatiran investor terhadap stabilitas kawasan euro secara keseluruhan. Jika pemerintahan Prancis gagal melewati mosi percaya, maka risiko keruntuhan pemerintahan semakin nyata, yang pada akhirnya dapat mengganggu pasar keuangan regional dan global.

Sebagai respons terhadap risiko ini, investor global menunjukkan peningkatan permintaan terhadap aset lindung nilai seperti emas. Logam mulia ini telah lama dipandang sebagai pelindung nilai ketika kondisi politik dan ekonomi mengalami guncangan.

Kombinasi Faktor Fundamental Topang Harga Emas

Meskipun secara teknikal emas mencatat penurunan tipis, kekuatan fundamental yang menopangnya cukup solid. Kombinasi dari risiko politik, gejolak kebijakan moneter, dan potensi melambatnya pertumbuhan ekonomi global, semua berkontribusi terhadap permintaan yang stabil terhadap emas.

Kondisi saat ini menunjukkan bahwa emas tetap berada di jalur kuat sebagai aset pelindung nilai. Setiap pelemahan jangka pendek lebih dipandang sebagai peluang beli oleh sebagian besar investor institusional.

Perspektif Analis: Apakah Emas Akan Kembali Menguat?

Banyak analis pasar melihat pelemahan harga emas saat ini sebagai fase konsolidasi. Menurut mereka, selama ketidakpastian tetap tinggi di pasar, harga emas memiliki potensi untuk kembali menguat dalam beberapa hari atau pekan ke depan.

“Ketika pasar mulai meragukan independensi The Fed, itu menciptakan ketidakpastian yang jauh lebih besar daripada sekadar data ekonomi yang fluktuatif. Ini adalah sinyal kuat bagi investor untuk berlindung pada aset yang netral secara politik, seperti emas,” ujar Analis Komoditas Senior dari Global Metals Research.

Sementara itu, dari sisi teknikal, emas masih berada di atas level support pentingnya, dan pelemahan sebesar 0,1% dianggap belum cukup signifikan untuk mengubah tren jangka menengah.

Dampak Terhadap Pasar Keuangan Lainnya

Ketidakpastian yang terjadi saat ini juga memberikan dampak terhadap pasar keuangan lainnya. Indeks dolar AS sempat mengalami volatilitas tinggi seiring dengan kekhawatiran pasar terhadap intervensi politik dalam kebijakan moneter.

Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS juga mengalami pergerakan fluktuatif, dengan investor mulai melakukan rebalancing portofolio mereka ke instrumen yang dianggap lebih aman.

Pasar saham global pun menunjukkan pergerakan yang hati-hati. Investor cenderung wait and see sambil mencermati perkembangan baik dari AS maupun Eropa. Dalam kondisi seperti ini, peran emas sebagai aset diversifikasi menjadi semakin penting.

Kesimpulan: Emas Tetap Jadi Pilihan Utama di Tengah Ketidakpastian

Meskipun harga emas mengalami pelemahan tipis di awal perdagangan Asia, faktor-faktor fundamental yang menopang permintaan terhadap logam mulia tetap kuat. Ketidakpastian terhadap independensi The Fed, ditambah risiko politik di Eropa—terutama Prancis—menjadi alasan utama mengapa investor masih melirik emas sebagai aset pelindung nilai.

Dengan meningkatnya risiko global, investor disarankan untuk tetap memperhatikan pergerakan harga emas dan menjadikannya bagian dari strategi diversifikasi portofolio. Dalam jangka pendek, fluktuasi harga masih mungkin terjadi, tetapi dalam jangka menengah hingga panjang, prospek emas tetap positif di tengah ketidakpastian global yang berkelanjutan.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures