Wednesday, 3 December 2025

Bestprofit | Emas Tenang, Perak Melonjak

https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2025/12/compressed_Harapan-Cut-Rate-Permintaan-Industri-Mendominasi-.jpg 

Bestprofit (4/12) – Harga emas kembali menunjukkan ketahanannya pada perdagangan Rabu (3/12) di tengah sentimen pasar yang kian condong pada ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS minggu depan. Sementara itu, perak mencatatkan rekor baru, menegaskan momentum bullish yang kuat di pasar logam mulia.

Dengan berbagai faktor fundamentalan yang bergerak simultan—mulai dari data ketenagakerjaan yang lemah, ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter, hingga dinamika pasokan logam—pasar logam mulia memasuki fase volatil namun penuh peluang.

1. Emas Tetap Stabil di Tengah Pasar yang Menunggu Kepastian

Harga emas spot tercatat stabil di level $4.202,06 per ons pada pukul 14.03 ET (19.03 GMT). Angka ini muncul setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi intraday di $4.241,29, menunjukkan bahwa emas masih menerima dorongan bullish, namun juga menghadapi tekanan ambil untung.

Sementara itu, emas berjangka AS untuk pengiriman Februari menguat 0,3% menjadi $4.232,50, mencerminkan keyakinan investor terhadap potensi kenaikan harga lebih lanjut di tengah sentimen dovish The Fed.

Menurut Bob Haberkorn, Senior Market Strategist di RJO Futures, pergerakan emas saat ini sangat dipengaruhi oleh kinerja perak. Ia menyebut bahwa perak yang mencapai rekor tertinggi menjadi pendorong tambahan bagi emas. “Emas mengikuti pergerakan perak saat ini, meski perak sedikit melemah di penutupan,” jelasnya.


Kunjungi juga : bestprofit futures

2. Data Penggajian ADP yang Lemah Mengerek Harapan Penurunan Suku Bunga

Salah satu pemicu utama stabilnya harga emas adalah data ketenagakerjaan ADP yang jauh lebih lemah dari ekspektasi. Laporan ADP menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja swasta AS turun 32.000 pada November, sangat kontras dengan proyeksi ekonom yang memperkirakan adanya kenaikan 10.000 pekerjaan.

Data ini memperkuat spekulasi bahwa ekonomi AS mulai mengalami perlambatan, sehingga memaksa Federal Reserve untuk segera menyesuaikan kebijakan suku bunganya.

Menurut perangkat FedWatch CME, peluang bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pekan depan kini meningkat menjadi 89%. Selain itu, beberapa perusahaan pialang besar juga memberikan proyeksi serupa: penurunan suku bunga kemungkinan besar akan diumumkan pada pertemuan kebijakan 9–10 Desember.

Ekspektasi ini memberikan sentimen positif bagi emas. Penyebabnya sederhana: suku bunga yang lebih rendah membuat aset non-yielding seperti emas menjadi lebih menarik, karena biaya peluang untuk memegang logam mulia menjadi lebih kecil.

3. Pasar Menunggu Rilis Data Inflasi PCE yang Tertunda

Pasar kini menanti rilis data Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) bulan September, yang sebelumnya tertunda. PCE dianggap sebagai indikator inflasi favorit The Fed, dan hasilnya dapat memberikan sinyal penting mengenai arah kebijakan moneter berikutnya.

Jika inflasi menunjukkan tanda-tanda melambat, maka peluang pemangkasan suku bunga akan semakin besar, sehingga berpotensi mengangkat harga emas lebih tinggi.

Sebaliknya, jika inflasi masih bertahan di level yang tinggi, emas bisa tertahan karena kebijakan moneter ketat mungkin diperpanjang.

4. Perak Sentuh Rekor Tertinggi, Naik 102% Sepanjang Tahun

Berbeda dengan emas yang stabil, perak justru mencetak rekor tertinggi baru di $58,98 per ons sebelum akhirnya stabil di akhir sesi perdagangan. Dengan kenaikan spektakuler 102% sepanjang tahun, perak menjadi salah satu komoditas yang mencuri perhatian pelaku pasar.

Kenaikan drastis harga perak didorong oleh beberapa faktor utama:

a. Kekhawatiran likuiditas pasar

Perpindahan besar-besaran dana ke saham-saham AS menciptakan kekhawatiran mengenai likuiditas di pasar komoditas, termasuk perak. Minimnya penjual membuat harga perak mudah terdorong naik.

b. Masuknya perak sebagai mineral penting di AS

Pemerintah AS memasukkan perak ke dalam daftar mineral kritis, yang membuat permintaannya meningkat karena dianggap strategis untuk industri dan keamanan nasional.

c. Defisit pasokan struktural

Permintaan perak untuk sektor industri—khususnya energi terbarukan, panel surya, dan elektronik—terus meningkat sementara produksi tambang tidak mampu mengimbanginya.

Bob Haberkorn menambahkan, penguatan perak saat ini sangat terkait dengan kekhawatiran pasokan pada tingkat harga tertentu. Ia bahkan menyebut bahwa perak mungkin segera mencapai $60 per ons, sebuah level psikologis penting yang dapat memicu pergerakan volatil berikutnya.

5. Tembaga Juga Menguat ke Rekor Baru

Tidak hanya perak, harga tembaga juga mencapai rekor tertinggi pada hari Rabu. Faktor pendukungnya antara lain:

  • Pelemahan dolar AS, yang membuat komoditas berdenominasi dolar lebih terjangkau bagi pembeli global.

  • Kekhawatiran pasokan, terutama dari negara-negara produsen besar.

  • Stok LME (London Metal Exchange) yang terus menurun, menandakan kelangkaan pasokan di pasar fisik.

Tren penguatan tembaga ini sejalan dengan meningkatnya permintaan dari sektor teknologi tinggi dan energi hijau, seperti kendaraan listrik dan infrastruktur baterai.

6. Logam Mulia Lain Ikut Menguat: Platinum dan Paladium

Selain emas dan perak, dua logam mulia lainnya—platinum dan paladium—juga mencatat kenaikan harga:

  • Platinum naik 0,9% menjadi $1.652,03 per ons

  • Paladium naik 0,4% menjadi $1.466,98 per ons

Kenaikan ini mencerminkan minat investor terhadap logam industri yang memiliki peran penting dalam sektor otomotif dan manufaktur.

7. Prospek Pasar Logam Mulia ke Depan

Dengan kondisi ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian, pasar logam mulia diperkirakan akan tetap volatil namun menarik bagi investor.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan ke depan:

  • Keputusan suku bunga The Fed minggu depan
    Keputusan ini kemungkinan menjadi penentu arah pasar logam untuk jangka pendek.

  • Rilis data inflasi PCE
    Jika inflasi terkendali, tren bullish emas mungkin menguat.

  • Dinamika pasokan perak dan tembaga
    Defisit pasokan yang berkelanjutan berpotensi mendorong harga lebih tinggi.

  • Pergerakan dolar AS
    Dolar yang melemah biasanya menjadi angin segar bagi pasar komoditas.

Kesimpulan

Perdagangan hari Rabu memperlihatkan dinamika pasar logam yang sangat menarik: emas stabil, perak mencetak rekor, dan tembaga ikut menguat. Ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed—yang kini mencapai peluang 89%—menjadi pendorong utama penguatan sentimen bullish di pasar komoditas.

Dengan data ketenagakerjaan yang lemah dan inflasi yang masih dinanti, pasar memasuki fase penentuan penting yang akan mempengaruhi arah logam mulia dalam beberapa minggu ke depan.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures