Wednesday, 2 July 2025

Bestprofit | Emas Naik Tipis, Ketegangan Meningkat

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-4.jpg

Bestprofit (3/7) – Harga emas (XAU/USD) mengalami kenaikan yang berhati-hati selama sesi perdagangan Amerika Utara, saat para pelaku pasar menantikan rilis data tenaga kerja Nonfarm Payrolls (NFP) dari Amerika Serikat. Laporan ini dipandang sebagai indikator penting untuk arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed). Hingga saat penulisan, harga emas tercatat naik 0,29% dan diperdagangkan di level $3.348 per troy ounce.

Antisipasi Data Nonfarm Payrolls

Para pedagang saat ini sangat menantikan laporan pekerjaan Nonfarm Payrolls yang akan dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada Kamis mendatang. Data ini menjadi krusial karena memberikan gambaran nyata mengenai kondisi pasar tenaga kerja, yang merupakan salah satu fokus utama The Fed dalam menentukan arah suku bunga.

Ekonom memperkirakan bahwa ekonomi AS akan menambahkan sekitar 110.000 pekerjaan selama bulan sebelumnya, lebih rendah dibandingkan dengan 139.000 pekerjaan yang tercipta pada bulan Mei. Selain itu, tingkat pengangguran diperkirakan meningkat tipis dari 4,2% menjadi 4,3%. Meskipun demikian, proyeksi ini masih berada dalam batas toleransi The Fed yang menetapkan target pengangguran sebesar 4,4% dalam Ringkasan Proyeksi Ekonominya.

Sinyal Lemah dari Data ADP dan PHK Microsoft

Sentimen pasar juga dipengaruhi oleh laporan ketenagakerjaan ADP yang menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan di AS mulai menghentikan perekrutan. Laporan ini tidak hanya menunjukkan pelemahan pada sektor tenaga kerja, tetapi juga mencerminkan kehati-hatian pelaku usaha dalam menghadapi kondisi ekonomi yang tidak menentu.

Salah satu contoh terbaru datang dari raksasa teknologi Microsoft, yang memangkas 9.000 pekerja sebagai bagian dari upaya efisiensi dan restrukturisasi bisnis. Langkah ini menandai prospek yang semakin suram bagi pasar tenaga kerja AS dan memperkuat ekspektasi bahwa The Fed mungkin akan mempertimbangkan untuk menahan atau bahkan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Pengaruh Geopolitik Terhadap Harga Emas

Emas, yang sering dianggap sebagai aset safe haven, biasanya mengalami lonjakan ketika ketidakpastian geopolitik meningkat. Namun, dalam beberapa hari terakhir, ketegangan geopolitik justru mulai mereda, terutama di Timur Tengah.

Berita tentang kemungkinan gencatan senjata selama 60 hari antara Israel dan Gaza, serta perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Iran, memberikan angin segar bagi kestabilan global. Meredanya risiko geopolitik ini membatasi kenaikan harga emas dan membuat logam mulia tersebut goyah dalam upayanya untuk menembus kembali level psikologis $3.400.

Fokus Pasar Beralih ke Perdagangan Internasional

Selain data ketenagakerjaan dan geopolitik, pasar juga mengalihkan perhatian mereka pada isu perdagangan internasional, khususnya hubungan dagang antara Amerika Serikat dan negara-negara tetangganya. Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa ia tidak akan memperpanjang tenggat waktu 9 Juli untuk menyelesaikan perundingan, yang dapat menyebabkan penerapan tarif yang lebih tinggi.

Ketidakpastian mengenai kelanjutan kesepakatan perdagangan ini dapat menjadi sumber volatilitas tambahan bagi pasar logam mulia. Jika negosiasi berakhir tanpa kesepakatan, risiko ekonomi meningkat, yang bisa mendorong investor kembali ke aset safe haven seperti emas.

Kalender Ekonomi yang Padat di Minggu Pendek

Minggu ini merupakan minggu perdagangan yang lebih pendek karena Hari Kemerdekaan AS jatuh pada tanggal 4 Juli. Meskipun demikian, sejumlah data penting tetap akan dirilis, termasuk Klaim Pengangguran Awal dan tentu saja, laporan Nonfarm Payrolls pada Kamis.

Klaim pengangguran awal akan menjadi indikator awal dari kekuatan pasar tenaga kerja. Jika angka klaim menunjukkan lonjakan, maka tekanan terhadap The Fed untuk segera melakukan pelonggaran kebijakan moneter akan meningkat. Hal ini bisa menjadi katalis positif bagi harga emas.

Ekspektasi Terhadap The Fed

Pasar saat ini berada dalam ketidakpastian mengenai langkah The Fed selanjutnya. Dengan inflasi yang masih belum sepenuhnya terkendali namun kondisi pasar tenaga kerja mulai menunjukkan pelemahan, bank sentral AS menghadapi dilema kebijakan yang sulit.

Jika laporan NFP menunjukkan pelemahan signifikan dalam penciptaan lapangan kerja atau lonjakan dalam tingkat pengangguran, maka ekspektasi terhadap penurunan suku bunga pada akhir tahun akan semakin menguat. Emas, yang tidak menghasilkan bunga, akan diuntungkan dalam skenario suku bunga rendah karena menjadi lebih menarik dibandingkan aset berbunga.

Outlook Harga Emas Jangka Pendek

Secara teknikal, harga emas saat ini menghadapi resistensi kuat di sekitar level $3.400. Kenaikan saat ini mencerminkan pasar yang masih hati-hati, menunggu kepastian dari data ekonomi yang akan datang. Jika data NFP lemah dan memicu ekspektasi pelonggaran moneter, maka emas bisa dengan cepat menembus level tersebut dan berpotensi menguji zona $3.450.

Namun, jika data ternyata lebih kuat dari ekspektasi, maka dolar AS kemungkinan akan menguat dan menekan harga emas kembali ke bawah $3.300.

Kesimpulan: Hati-Hati Tapi Optimis

Harga emas menunjukkan kenaikan yang hati-hati menjelang rilis data Nonfarm Payrolls AS, mencerminkan suasana pasar yang waspada namun tetap optimis terhadap potensi pelonggaran kebijakan moneter. Dengan berbagai faktor yang memengaruhi pergerakan harga—mulai dari data ketenagakerjaan, tensi geopolitik yang menurun, hingga kebijakan perdagangan—emas tetap menjadi instrumen investasi yang menarik di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Investor disarankan untuk terus memantau rilis data ekonomi utama dan pernyataan dari pejabat The Fed dalam beberapa minggu ke depan, karena hal-hal ini akan sangat memengaruhi arah pasar emas.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Tuesday, 1 July 2025

Bestprofit | RUU Trump Picu Lonjakan Emas

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-2.jpg

Bestprofit (2/7) – Harga emas mengalami lonjakan signifikan pada hari Selasa (2 Juli), naik lebih dari 1%, didorong oleh kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik yang meningkat di Amerika Serikat. Kenaikan ini terjadi menyusul pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) besar yang diajukan oleh Presiden Donald Trump dan mendekatnya tenggat waktu tarif perdagangan baru pada 9 Juli.

Lonjakan Harga Emas Spot dan Berjangka

Harga emas spot tercatat naik sebesar 1,1% menjadi $3.338,24 per ons pada pukul 14.25 EDT (18.25 GMT). Ini merupakan level tertinggi yang dicapai sejak 24 Juni lalu. Sementara itu, harga emas berjangka AS juga mencatat kenaikan sebesar 1,3% dan ditutup pada $3.349,8 per ons. Lonjakan harga ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap kondisi makroekonomi dan kebijakan fiskal yang akan datang.

Menurut analis dari Marex, Edward Meir, RUU tersebut akan berkontribusi pada peningkatan defisit sebesar $3 triliun selama dekade mendatang. “Hal ini sampai batas tertentu bersifat inflasioner, dan yang lebih penting, hal ini akan meningkatkan beban utang yang harus kita bayar dengan lebih banyak pembiayaan, lebih banyak pinjaman, dan semua hal ini konstruktif untuk pasar emas yang lebih kuat,” kata Meir.

RUU yang dianggap akan memicu inflasi ini membuat investor berbondong-bondong ke aset-aset safe haven seperti emas, yang secara historis dianggap sebagai penyimpan nilai yang andal saat ketidakpastian meningkat.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Ancaman Tarif Perdagangan Baru Bayangi Pasar

Ketidakpastian semakin meningkat menjelang tenggat waktu perdagangan pada 9 Juli, ketika tarif impor AS dijadwalkan untuk kembali ke tingkat semula setelah sempat ditangguhkan. Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengingatkan bahwa negara-negara mitra dagang bisa saja menghadapi tarif yang jauh lebih tinggi, bahkan jika negosiasi berlangsung dengan itikad baik.

Tarif yang sebelumnya ditangguhkan oleh Trump dari kisaran 11% hingga 50% akan kembali berlaku kecuali ada intervensi kebijakan baru. Prospek tarif yang lebih tinggi dapat merugikan perdagangan global dan memperburuk kondisi ekonomi, yang pada gilirannya membuat investor semakin tertarik pada emas sebagai alat lindung nilai.

Emas Sebagai Lindung Nilai dalam Ketidakpastian

Kenaikan harga emas yang tajam ini juga mencerminkan peran tradisional logam mulia tersebut sebagai lindung nilai terhadap ketidakstabilan politik dan ekonomi. Dalam situasi seperti saat ini—ketika kombinasi antara defisit anggaran yang membengkak, potensi inflasi, dan ketidakpastian tarif menjadi nyata—emas menjadi pilihan utama para investor untuk menjaga nilai portofolio mereka.

“Emas cenderung bersinar ketika dunia tampak tidak stabil. Dengan defisit besar di depan mata dan risiko geopolitik yang meningkat, tidak heran jika emas kembali diminati,” ujar Rhona O’Connell, Kepala Analis Pasar EMEA & Asia dari StoneX.

Fokus Investor: Data Ekonomi AS dan Kebijakan The Fed

Selain perkembangan politik, investor juga mencermati data ekonomi AS, termasuk laporan ketenagakerjaan ADP yang dijadwalkan rilis pada hari Rabu, serta data penggajian (non-farm payroll) yang akan dirilis Kamis.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell sebelumnya menyatakan bahwa inflasi tetap dalam jalur yang diharapkan, jika tarif tidak diperhitungkan. Namun, pasar saat ini mengantisipasi dua kali pemotongan suku bunga oleh The Fed sebesar total 50 basis poin pada tahun ini, dimulai pada bulan September.

Kebijakan suku bunga yang lebih rendah umumnya menguntungkan bagi harga emas, karena logam mulia ini tidak memberikan imbal hasil seperti obligasi. Dengan bunga yang rendah, biaya peluang memegang emas menjadi lebih rendah, sehingga permintaan meningkat.

Proyeksi Harga Emas ke Depan

Menurut O’Connell dari StoneX, harga emas kemungkinan akan mencapai rata-rata $3.000 per ons pada kuartal keempat tahun ini, dan mungkin bisa turun lebih rendah pada akhir tahun, tergantung pada perkembangan ekonomi global dan arah kebijakan The Fed.

Meskipun saat ini harga emas berada di atas $3.300 per ons, banyak analis percaya bahwa tren naik ini bisa berlanjut jika kondisi makroekonomi tetap tidak menentu. Namun, jika terdapat kepastian dalam kebijakan perdagangan dan fiskal, serta data inflasi dan pekerjaan tetap stabil, harga emas bisa mengalami koreksi.

Kinerja Logam Mulia Lainnya

Selain emas, logam mulia lainnya menunjukkan pergerakan yang beragam:

  • Harga perak spot naik tipis sebesar 0,1% menjadi $36,11 per ons.

  • Paladium relatif stabil di angka $1.097,16 per ons.

  • Platinum justru mengalami penurunan sebesar 0,7% menjadi $1.342,78 per ons.

Kinerja logam mulia lainnya cenderung mengikuti arah pergerakan emas, meskipun faktor penawaran dan permintaan industri juga memainkan peran penting, terutama pada logam seperti paladium dan platinum yang banyak digunakan di sektor otomotif.

Kesimpulan: Ketidakpastian Menjadi Katalis Emas

Kenaikan harga emas lebih dari 1% pada awal Juli ini merupakan cerminan dari meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap kondisi fiskal AS, ketidakpastian tarif perdagangan, dan arah kebijakan suku bunga. Investor global mencari tempat yang aman di tengah potensi guncangan ekonomi, dan emas tetap menjadi pilihan utama.

Dengan prospek defisit besar, kemungkinan inflasi, dan kebijakan moneter yang cenderung akomodatif, banyak analis memprediksi bahwa emas akan tetap berada di jalur bullish dalam jangka menengah. Namun, pergerakan harga emas ke depan akan sangat dipengaruhi oleh data ekonomi kunci dan sikap kebijakan dari Federal Reserve.

 
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures