Tuesday, 1 July 2025

Bestprofit | RUU Trump Picu Lonjakan Emas

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-2.jpg

Bestprofit (2/7) – Harga emas mengalami lonjakan signifikan pada hari Selasa (2 Juli), naik lebih dari 1%, didorong oleh kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik yang meningkat di Amerika Serikat. Kenaikan ini terjadi menyusul pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) besar yang diajukan oleh Presiden Donald Trump dan mendekatnya tenggat waktu tarif perdagangan baru pada 9 Juli.

Lonjakan Harga Emas Spot dan Berjangka

Harga emas spot tercatat naik sebesar 1,1% menjadi $3.338,24 per ons pada pukul 14.25 EDT (18.25 GMT). Ini merupakan level tertinggi yang dicapai sejak 24 Juni lalu. Sementara itu, harga emas berjangka AS juga mencatat kenaikan sebesar 1,3% dan ditutup pada $3.349,8 per ons. Lonjakan harga ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap kondisi makroekonomi dan kebijakan fiskal yang akan datang.

Menurut analis dari Marex, Edward Meir, RUU tersebut akan berkontribusi pada peningkatan defisit sebesar $3 triliun selama dekade mendatang. “Hal ini sampai batas tertentu bersifat inflasioner, dan yang lebih penting, hal ini akan meningkatkan beban utang yang harus kita bayar dengan lebih banyak pembiayaan, lebih banyak pinjaman, dan semua hal ini konstruktif untuk pasar emas yang lebih kuat,” kata Meir.

RUU yang dianggap akan memicu inflasi ini membuat investor berbondong-bondong ke aset-aset safe haven seperti emas, yang secara historis dianggap sebagai penyimpan nilai yang andal saat ketidakpastian meningkat.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Ancaman Tarif Perdagangan Baru Bayangi Pasar

Ketidakpastian semakin meningkat menjelang tenggat waktu perdagangan pada 9 Juli, ketika tarif impor AS dijadwalkan untuk kembali ke tingkat semula setelah sempat ditangguhkan. Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengingatkan bahwa negara-negara mitra dagang bisa saja menghadapi tarif yang jauh lebih tinggi, bahkan jika negosiasi berlangsung dengan itikad baik.

Tarif yang sebelumnya ditangguhkan oleh Trump dari kisaran 11% hingga 50% akan kembali berlaku kecuali ada intervensi kebijakan baru. Prospek tarif yang lebih tinggi dapat merugikan perdagangan global dan memperburuk kondisi ekonomi, yang pada gilirannya membuat investor semakin tertarik pada emas sebagai alat lindung nilai.

Emas Sebagai Lindung Nilai dalam Ketidakpastian

Kenaikan harga emas yang tajam ini juga mencerminkan peran tradisional logam mulia tersebut sebagai lindung nilai terhadap ketidakstabilan politik dan ekonomi. Dalam situasi seperti saat ini—ketika kombinasi antara defisit anggaran yang membengkak, potensi inflasi, dan ketidakpastian tarif menjadi nyata—emas menjadi pilihan utama para investor untuk menjaga nilai portofolio mereka.

“Emas cenderung bersinar ketika dunia tampak tidak stabil. Dengan defisit besar di depan mata dan risiko geopolitik yang meningkat, tidak heran jika emas kembali diminati,” ujar Rhona O’Connell, Kepala Analis Pasar EMEA & Asia dari StoneX.

Fokus Investor: Data Ekonomi AS dan Kebijakan The Fed

Selain perkembangan politik, investor juga mencermati data ekonomi AS, termasuk laporan ketenagakerjaan ADP yang dijadwalkan rilis pada hari Rabu, serta data penggajian (non-farm payroll) yang akan dirilis Kamis.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell sebelumnya menyatakan bahwa inflasi tetap dalam jalur yang diharapkan, jika tarif tidak diperhitungkan. Namun, pasar saat ini mengantisipasi dua kali pemotongan suku bunga oleh The Fed sebesar total 50 basis poin pada tahun ini, dimulai pada bulan September.

Kebijakan suku bunga yang lebih rendah umumnya menguntungkan bagi harga emas, karena logam mulia ini tidak memberikan imbal hasil seperti obligasi. Dengan bunga yang rendah, biaya peluang memegang emas menjadi lebih rendah, sehingga permintaan meningkat.

Proyeksi Harga Emas ke Depan

Menurut O’Connell dari StoneX, harga emas kemungkinan akan mencapai rata-rata $3.000 per ons pada kuartal keempat tahun ini, dan mungkin bisa turun lebih rendah pada akhir tahun, tergantung pada perkembangan ekonomi global dan arah kebijakan The Fed.

Meskipun saat ini harga emas berada di atas $3.300 per ons, banyak analis percaya bahwa tren naik ini bisa berlanjut jika kondisi makroekonomi tetap tidak menentu. Namun, jika terdapat kepastian dalam kebijakan perdagangan dan fiskal, serta data inflasi dan pekerjaan tetap stabil, harga emas bisa mengalami koreksi.

Kinerja Logam Mulia Lainnya

Selain emas, logam mulia lainnya menunjukkan pergerakan yang beragam:

  • Harga perak spot naik tipis sebesar 0,1% menjadi $36,11 per ons.

  • Paladium relatif stabil di angka $1.097,16 per ons.

  • Platinum justru mengalami penurunan sebesar 0,7% menjadi $1.342,78 per ons.

Kinerja logam mulia lainnya cenderung mengikuti arah pergerakan emas, meskipun faktor penawaran dan permintaan industri juga memainkan peran penting, terutama pada logam seperti paladium dan platinum yang banyak digunakan di sektor otomotif.

Kesimpulan: Ketidakpastian Menjadi Katalis Emas

Kenaikan harga emas lebih dari 1% pada awal Juli ini merupakan cerminan dari meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap kondisi fiskal AS, ketidakpastian tarif perdagangan, dan arah kebijakan suku bunga. Investor global mencari tempat yang aman di tengah potensi guncangan ekonomi, dan emas tetap menjadi pilihan utama.

Dengan prospek defisit besar, kemungkinan inflasi, dan kebijakan moneter yang cenderung akomodatif, banyak analis memprediksi bahwa emas akan tetap berada di jalur bullish dalam jangka menengah. Namun, pergerakan harga emas ke depan akan sangat dipengaruhi oleh data ekonomi kunci dan sikap kebijakan dari Federal Reserve.

 
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures