Bestprofit (3/7) – Harga emas (XAU/USD) mengalami kenaikan yang berhati-hati selama sesi perdagangan Amerika Utara, saat para pelaku pasar menantikan rilis data tenaga kerja Nonfarm Payrolls (NFP) dari Amerika Serikat. Laporan ini dipandang sebagai indikator penting untuk arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed). Hingga saat penulisan, harga emas tercatat naik 0,29% dan diperdagangkan di level $3.348 per troy ounce.
Antisipasi Data Nonfarm Payrolls
Para pedagang saat ini sangat menantikan laporan pekerjaan Nonfarm Payrolls yang akan dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada Kamis mendatang. Data ini menjadi krusial karena memberikan gambaran nyata mengenai kondisi pasar tenaga kerja, yang merupakan salah satu fokus utama The Fed dalam menentukan arah suku bunga.
Ekonom memperkirakan bahwa ekonomi AS akan menambahkan sekitar 110.000 pekerjaan selama bulan sebelumnya, lebih rendah dibandingkan dengan 139.000 pekerjaan yang tercipta pada bulan Mei. Selain itu, tingkat pengangguran diperkirakan meningkat tipis dari 4,2% menjadi 4,3%. Meskipun demikian, proyeksi ini masih berada dalam batas toleransi The Fed yang menetapkan target pengangguran sebesar 4,4% dalam Ringkasan Proyeksi Ekonominya.
Sinyal Lemah dari Data ADP dan PHK Microsoft
Sentimen pasar juga dipengaruhi oleh laporan ketenagakerjaan ADP yang menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan di AS mulai menghentikan perekrutan. Laporan ini tidak hanya menunjukkan pelemahan pada sektor tenaga kerja, tetapi juga mencerminkan kehati-hatian pelaku usaha dalam menghadapi kondisi ekonomi yang tidak menentu.
Salah satu contoh terbaru datang dari raksasa teknologi Microsoft, yang memangkas 9.000 pekerja sebagai bagian dari upaya efisiensi dan restrukturisasi bisnis. Langkah ini menandai prospek yang semakin suram bagi pasar tenaga kerja AS dan memperkuat ekspektasi bahwa The Fed mungkin akan mempertimbangkan untuk menahan atau bahkan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Pengaruh Geopolitik Terhadap Harga Emas
Emas, yang sering dianggap sebagai aset safe haven, biasanya mengalami lonjakan ketika ketidakpastian geopolitik meningkat. Namun, dalam beberapa hari terakhir, ketegangan geopolitik justru mulai mereda, terutama di Timur Tengah.
Berita tentang kemungkinan gencatan senjata selama 60 hari antara Israel dan Gaza, serta perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Iran, memberikan angin segar bagi kestabilan global. Meredanya risiko geopolitik ini membatasi kenaikan harga emas dan membuat logam mulia tersebut goyah dalam upayanya untuk menembus kembali level psikologis $3.400.
Fokus Pasar Beralih ke Perdagangan Internasional
Selain data ketenagakerjaan dan geopolitik, pasar juga mengalihkan perhatian mereka pada isu perdagangan internasional, khususnya hubungan dagang antara Amerika Serikat dan negara-negara tetangganya. Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa ia tidak akan memperpanjang tenggat waktu 9 Juli untuk menyelesaikan perundingan, yang dapat menyebabkan penerapan tarif yang lebih tinggi.
Ketidakpastian mengenai kelanjutan kesepakatan perdagangan ini dapat menjadi sumber volatilitas tambahan bagi pasar logam mulia. Jika negosiasi berakhir tanpa kesepakatan, risiko ekonomi meningkat, yang bisa mendorong investor kembali ke aset safe haven seperti emas.
Kalender Ekonomi yang Padat di Minggu Pendek
Minggu ini merupakan minggu perdagangan yang lebih pendek karena Hari Kemerdekaan AS jatuh pada tanggal 4 Juli. Meskipun demikian, sejumlah data penting tetap akan dirilis, termasuk Klaim Pengangguran Awal dan tentu saja, laporan Nonfarm Payrolls pada Kamis.
Klaim pengangguran awal akan menjadi indikator awal dari kekuatan pasar tenaga kerja. Jika angka klaim menunjukkan lonjakan, maka tekanan terhadap The Fed untuk segera melakukan pelonggaran kebijakan moneter akan meningkat. Hal ini bisa menjadi katalis positif bagi harga emas.
Ekspektasi Terhadap The Fed
Pasar saat ini berada dalam ketidakpastian mengenai langkah The Fed selanjutnya. Dengan inflasi yang masih belum sepenuhnya terkendali namun kondisi pasar tenaga kerja mulai menunjukkan pelemahan, bank sentral AS menghadapi dilema kebijakan yang sulit.
Jika laporan NFP menunjukkan pelemahan signifikan dalam penciptaan lapangan kerja atau lonjakan dalam tingkat pengangguran, maka ekspektasi terhadap penurunan suku bunga pada akhir tahun akan semakin menguat. Emas, yang tidak menghasilkan bunga, akan diuntungkan dalam skenario suku bunga rendah karena menjadi lebih menarik dibandingkan aset berbunga.
Outlook Harga Emas Jangka Pendek
Secara teknikal, harga emas saat ini menghadapi resistensi kuat di sekitar level $3.400. Kenaikan saat ini mencerminkan pasar yang masih hati-hati, menunggu kepastian dari data ekonomi yang akan datang. Jika data NFP lemah dan memicu ekspektasi pelonggaran moneter, maka emas bisa dengan cepat menembus level tersebut dan berpotensi menguji zona $3.450.
Namun, jika data ternyata lebih kuat dari ekspektasi, maka dolar AS kemungkinan akan menguat dan menekan harga emas kembali ke bawah $3.300.
Kesimpulan: Hati-Hati Tapi Optimis
Harga emas menunjukkan kenaikan yang hati-hati menjelang rilis data Nonfarm Payrolls AS, mencerminkan suasana pasar yang waspada namun tetap optimis terhadap potensi pelonggaran kebijakan moneter. Dengan berbagai faktor yang memengaruhi pergerakan harga—mulai dari data ketenagakerjaan, tensi geopolitik yang menurun, hingga kebijakan perdagangan—emas tetap menjadi instrumen investasi yang menarik di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Investor disarankan untuk terus memantau rilis data ekonomi utama dan pernyataan dari pejabat The Fed dalam beberapa minggu ke depan, karena hal-hal ini akan sangat memengaruhi arah pasar emas.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!