Tuesday, 9 June 2015

Gain Saham Perbankan & Energi Antarkan Bursa AS Sesi 1 Menguat 0,2%

BESTPROFIT FUTURES MALANG (10/6) - Bursa Saham AS sesi 1 menguat, setelah ekuitas tersebut sempat mencapai level 2 bulan terendah, penguatan hari ini akibat saham perbankan reli ditengah imbal hasil obligasi yang naik dan saham perusahaan energi catat gain seiring kenaikan minyak.

Noble Energy Corp. dan Newfield Exploration Co. menguat lebih dari 2.4%. Bank of America Corp. dan Wells Fargo & Co. naik 1.3%. Sementara Dow Jones Transportation Average menghapus penurunan awal ke dalam wilayah koreksi seiring saham perusahaan airline melanjutkan penurunan.

Indeks Standard & Poor 500 menguat 0.2% ke level 2,084.15 pukul 1:13 siang ini waktu New York, setelah sempat melemah sebesar 0.3%. Indeks tersebut mengalami penurunan 2.2% sejak penutupan pada rekornya yang tercatat pada tanggal 21 Mei kemarin. Sedangkan Dow Jones Industrial Average naik 37.05 poin atau 0.2% ke level 17,803.60. Senin kemarin Dow menghapus gain selama tahun 2015 ini. Sementara Indeks Nasdaq Composite stagnan. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Monday, 8 June 2015

Yunani dan Rencana Kenaikan Suku Bunga Tekan Wall Street

BESTPROFIT FUTURES MALANG (9/6) - Wall Street ditutup lebih rendah pada perdagangan Senin (Selasa waktu Jakarta) dipicu kekhawatiran tentang masalah utang Yunani dan kepastian waktu kenaikan suku bunga AS.

Melansir Wall Street Journal, indeks Dow Jones Industrial Average turun 79 poin (0,46 persen) ke posisi 17.771. Indeks S & P 500 kehilangan 12 poin (0,6 persen) menjadi 2.081. Sementara indeks Nasdaq Composite Index berkurang 52 poin ( 1 persen) ke level 5.017.

Pasar saham AS banyak dipengaruhi kekhawatiran investor yang mempertimbangkan data ekonomi yang mixed menjadi pertimbangan akhir kenaikan suku bunga AS.

Laporan penyerapan pekerjaan yang kuat pada Mei, yang dirilis Jumat pekan lalu, mendukung ekspektasi jika Federal Reserve akan mulai menaikkan suku bunga jangka pendek pada akhir tahun ini. Laporan ini juga memicu aksi jual di pasar obligasi ke level tertinggi dalam delapan bulan.

Meski benchmark saham utama masih tidak jauh dari rekor tertingginya di bulan lalu, dan banyak investor tetap pada memegang portofolio mereka untuk saat ini.

Investor juga mencari tanda-tanda kemajuan dalam negosiasi antara Yunani dan kreditor internasional. Kini Yunani tengah mencoba fokus dengan pengurangan pengeluaran, pemotongan pensiun dan kenaikan pajak, ini usai kreditor menuntut langkah-langkah pasti dari pemerintah untuk mencapai bailout.

Negara Mediterania ini berisiko kehabisan uang tunai dan mengalami gagal bayar utang, sebuah faktor yang pada akhirnya bisa mendorong Yunani keluar dari serikat mata uang euro.

"Kini semua mata berada di pasar obligasi, di Yunani, dan tertuju pada setiap potensi aktivitas (merger)," kata Dan McMahon, Direktur Perdagangan Ekuitas Raymond James di New York.

Menurut Kepala Strategi Pasar Wunderlich Securities, Art Hogan,  dengan kenaikan suku bunga yang kemungkinan berlangsung pada September, dan pencarian valuasi saham yang lebih tinggi, investor akan mengambil jeda.

"Investor telah berhati-hati tentang penawaran saham dalam lingkungan di mana kenaikan suku bunga mungkin terjadi di tahun ini," kata Hogan.

Pada senin ini, tidak ada laporan ekonomi yang benar-benar mempengaruhi pasar. Namun pada kamis nanti, investor akan mendapatkan update data penjualan ritel bulan Mei, dengan ekonom mengharapkan ada kenaikan 1,3 persen.

Pada Jumat, Departemen Tenaga Kerja akan merilis indeks harga mei, yang menjadi ukuran harga bisnis AS, dan diharapkan ada kenaikan dari sebelumnya sebesar 0,4 persen.(Nrm/Igw)


Sumber : Liputan6

Harga Emas Terangkat Pelemahan Dolar

BESTPROFIT FUTURES MALANG (9/6) - Harga emas kembali berkilau dipicu melemahnya dolar, kekhawatiran atas ketidakpastian politik di Turki dan masalah utang Yunani didukung permintaan investor yang pulih untuk logam mulia.

Melansir laman Wall Street Journal, Selasa (9/6/2015), kontrak yang paling aktif diperdagangkan untuk pengiriman Agustus, naik US$ 5,50 atau 0,5 persen menjadi US$ 1.173,60 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Harga emas sempat jatuh ke posisi US$ 1.168,10 per ounce pada Jumat pekan lalu dan menjadi posisi terendah sejak 18 Maret, setelah adanya rilis laporan penyerapan tenaga kerja pada bulan Mei.

Melemahnya dolar membantu mendorong harga emas lebih tinggi. Dolar memberikan kesempatan pada euro dan yen sehingga mengurangi beberapa tekanan pada harga emas.

Mengacu pada Wall Street Journal Dollar Index, yang melacak nilai dolar terhadap 16 mata uang internasional, mencatat mata uang ini turun 0,7 persen.

"Emas bertindak sebagai lindung nilai dolar sekarang," kata Paul Nolte, Ahli Strategi Pasar Senior Kingsview Financial di Chicago.

Harga emas cenderung bergerak terbalik terhadap dolar sebagai logam mulia yang dihargakan dalam dolar tetapi diperdagangkan di pasar internasional.

Akibatnya, pembeli yang memegang mata uang yang lebih kuat dari dolar dapat mengajukan tawaran harga yang lebih tinggi ketika dolar melemah.

Emas juga diuntungkan dari meningkatnya permintaan investasi untuk logam mulia ini di tengah ketidakpastian kondisi di dua negara. Turki menghadapi adanya pemerintahan koalisi pertama selama lebih dari satu dekade, sementara Yunani mencoba untuk menjembatani perbedaan soal utang dengan kreditor internasional.

Kini Yunani tengah mencoba fokus dengan pengurangan pengeluaran, pemotongan pensiun dan kenaikan pajak, ini usai kreditor menuntut langkah-langkah pasti dari pemerintah untuk mencapai bailout. Negara Mediterania ini berisiko kehabisan uang tunai dan mengalami gagal bayar utang, sebuah faktor yang pada akhirnya bisa mendorong Yunani keluar dari serikat mata uang euro.

"Ketidakstabilan politik menyebabkan ketidakstabilan ekonomi ... (dan) pada saat ketidakstabilan orang kehilangan kepercayaan pada mata uang dan beralih ke emas," kata George Gero, Wakil Presiden Senior RBC Capital Markets Futures Global.

Sementara logam mulia lainnya juga mengekor harga emas. Platinum untuk pengiriman Juli naik 0,8 persen menjadi US$ 1.101,20 per troy ounce. Namun paladium dan perak terus harus bergeser, di mana kontrak paladium untuk September turun 1 persen menjadi US$ 743,75 per ounce, penutupan terendah sejak 31 Maret. Harga perak untuk pengiriman Juli melemah 0,2 persen menjadi US$ 15,959 per ounce, terendah sejak 24 April.(Nrm/Igw)


Sumber : Liputan6

Emas Rebound Dari Terendah 11 Pekan Ditengah Penurunan Dolar

BESTPROFIT FUTURES MALANG (9/6) - Emas berjangka rebound dari terendah 11 pekan ditengah penurunan dolar sehingga mendorong daya tarik logam mulia sebagai alternatif investasi.
Dolar turun sebanyak 0,9% terhadap sekumpulan 10 mata uang rekanan pasca seorang pejabat Prancis mengatakan bahwa Presiden Barack Obama mengatakan kepada para delegasinay dalam pertemuan Group of Seven bahwa dolar yang kuat akan menimbulkan permasalahan. Obama juga mengatakan bahwa ia tidak mengungkapkan kekhawatiran terkait masalah dari kekuatan mata uang. Platinum berjangka juga naik.
Emas berjangka untuk pengiriman Agustus naik 0,5% untuk menetap di level $ 1,173.60 per ons pada 1:39 di Comex New York. Pada tanggal 5 Juni, harga menyentuh level $ 1,162.10.
Platinum berjangka untuk pengiriman Juli naik 0,8% menjadi $ 1,101.20 per ons di New York Mercantile Exchange. Selisih perdagangan adalah 25% di atas rata-rata 100 hari, menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg.
Palladium berjangka untuk pengiriman September turun 1% menjadi $ 743,75 per ons di Nymex. Harga turun untuk sesi ketujuh, yang merupakan kemerosotan terpanjang sejak 4 Februari tahun lalu.
Perak untuk pengiriman Juli turun 0,2% menjadi $ 15,959 per ons di Comex. Logam tersebut turun untuk sesi keempat, ini merupakan kemerosotan terpanjang sejak 11 Maret.(yds)
Sumber: Bloomberg

Saham Jepang Kembali Melemah untuk Hari Ketiga

BESTPROFIT FUTURES MALANG (9/6) - Saham Jepang jatuh untuk hari ketiga pasca yen menguat tajam dalam lebih dari dua bulan terakhir dan seiring negosiasi Yunani terus dilakukan dalam upaya untuk mempererat keanggotaan zona euro.
Indeks Topix turun sebesar 0,7 persen ke level 1,649.86 pukul 09:01 pagi di Tokyo, 32 saham dari 33 saham sub industri mengalami koreksi. Indeks Nikkei 225 Stock Average turun sebesar 0,8 persen ke level 20,298.84. Yen ditransaksikan pada level 124,60 per dolar pasca menguat sebesar 0,9 persen pada hari Senin. Jepang akan melaporkan pesanan alat mesin dan data tingkat kepercayaan konsumen hari ini, bersamaan dengan pemberian arahan oleh Perdana Menteri Shinzo Abe untuk pertemuan nation summit G7 di Jerman.
Kontrak E-mini berjangka pada indeks Standard & Poor 500 naik 0,1 persen. indeks acuan kemarin ditutup melemah 0,7 persen ke level terendahnya dalam dua bulan terakhir karena investor tengah mempertimbangkan waktu kenaikan suku bunga AS dan prospek lanjutan pembicaraan utang Yunani.
Kreditor semakin jengkel dengan taktik negosiasi Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras ini. Presiden AS Barack Obama menyuarakan keprihatinan tentang kebuntuan atas bantuan keuangan Yunani pada pertemuan puncak pemimpin negara G-7. Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan Yunani tidak melakukan cukup upaya untuk memastikan tetap berada pada zona euro. (izr)
Sumber: Bloomberg

Anjloknya Ekuitas Eropa Bayangi Bursa Saham AS Ditutup Melemah 0,6%

BESTPROFIT FUTURES MALANG (9/6) - Bursa Saham AS turun ke level 2 bulan terendah seiring pelemahan saham-saham perusahaan teknologi, sementara obligasi Treasury naik dan dolar anjlok. Sedangkan ekuitas Eropa dan obligasi Zona Eropa tergelincir ditengah para pemimpin G-7 (Group of Seven) mendorong resolusi terhadap krisis hutang Yunani.

Indeks Standard & Poor 500 melemah 0.6% pukul 4 sore ini waktu New York, ke level terendahnya sejak tanggal 7 April kemarin. Indeks Nasdaq 100 tergelincir 1%, sementara Dow Jones Industrial Average menghapus gain sepanjang tahun 2015 ini. Sementara itu Indeks Stoxx Europe 600 melemah 0.9%, mencatat penurunan terpanjang sepanjang tahun ini sejelan dengan Indeks DAX Jerman memasuki koreksi. Obligasi Treasury rebound dari penurunan mingguan tertajamnya sejak Februari tahun ini.

Para investor mengkaji waktu kenaikan suku bunga Federal Reserve setelah Jumat kemarin obligasi tumbang dan dolar reli menyusul rilis data yang menunjukkan bahwa perekrutan tenaga kerja mengalami kenaikan. Sementara euro naik untuk pertama kalinya dalam 3 hari terakhir setelah adanya aksi jual obligasi Eropa, menaikkan imbal hasil dan menaikkan daya tarik mata uang. Sedangkan G-7 pada hari ini menyerukan aksi terkait Yunani ditengah pembicaraan diantara Yunani dan para kreditor. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Sunday, 7 June 2015

Meski Kaya Raya, Bos Facebook Pilih Hidup Sederhana

BESTPROFIT FUTURES MALANG (8/6) - Siapa pendiri jejaring sosial terpopuler di dunia, Facebook? Pastinya banyak dari Anda yang sudah mengetahui jawabannya. Ya, Mark Zuckerberg adalah orangnya.

Miliarder muda pendiri Facebook, Mark Zuckerberg merupakan pengusaha yang sangat populer. Di usianya yang belum mencapai 30 tahun, Zuckerberg dilaporkan memiliki pendapatan kotor sebesar US$ 10,5 miliar sepanjang 2013. Saat ini ia diperkirakan memiliki kekayaan bersih senilai US$ 12,4 miliar.

Bahkan, pada 2011 lalu, kekayaan Zuckerberg diklaim telah melampaui Larry Page dan Sergey Brin (dua pendiri Google), dengan pundi-pundi harta mencapai US$ 17 miliar.

Namun di balik seluruh kekayaan dan kesuksesannya itu, Zuckerberg dikenal sebagai konglomerat yang gemar menjalani hidup sederhana.

Dalam berkegiatan sehari-hari di kantor, Zuckerberg selalu memakai kaos abu-abu yang sama. Bukan berarti ia hanya memiliki satu kaos, tetapi ia memiliki banyak kaos dengan warna yang sama. Ia bahkan sempat dicap sebagai pria dengan fashion terburuk oleh sejumlah majalah lifestyle di Amerika Serikat.

Tak seperti konglomerat muda lainnya, ia pun lebih memilih mengendarai mobil seharga US$ 30 ribu atau Rp 360 juta. Masih banyak hal-hal mengejutkan lainnya yang belum diketahui banyak orang seputar kehidupan Zuckerberg.

Ia adalah seorang vegetarian. Namun anehnya ia diketahui sebagai fans berat model bisnis restoran cepat saji merakyat macam McDonald dan In-N-Out Burger.

Selain menyandang posisi sebagai bos besar Facebook, Zuckerberg lebih memilih untuk duduk di meja kerja yang sama dengan para karyawannya dibanding duduk di ruangan khusus dengan kursi dan meja kerja yang mewah.(dhi/isk)


Sumber : Liputan6

Aksi Jual Mereda, IHSG Berpeluang Menguat

BESTPROFIT FUTURES MALANG (8/6) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan menguat pada perdagangan saham Senin (8/6/2015). Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya mengatakan, posisi indeks saham saat ini telah memasuki tren kenaikan dalam jangka pendek.

"Potensi IHSG hari ini akan melanjutkan penguatan, dalam jangka pendek berpotensi kembali ke jalur up trend," kata dia.

William menuturkan, tekanan aksi jual mulai berkurang sehingga berpeluang untuk melanjutkan kenaikan. Dia memprediksi IHSG bergerak pada level support 5.051 dan resistance pada level 5.228.

"IHSG memperlihatkan manuver cantik di akhir perdagangan pekan lalu. Tekanan mulai terlihat sangat terbatas, proses menguji support selayaknya telah berakhir sambil menunggu waktu untuk melakukan reli kembali,"ujarnya.

Berbeda, Analis PT MNC Securities Reza Nugraha mengatakan, IHSG berpeluang melemah pada hari ini. Lantaran, dari dalam negeri masih minim sentimen. Selain itu, dari regional masalah penyelesaian utang Yunani akan menjadi sentimen negatif bagi bursa Eropa yang kemudian berdampak pada bursa dalam negeri.

Reza memprediksi IHSG bergerak pada kisaran support 5.070 dan resistance pada level 5.125. "Bursa regional yang Yunani masalah utang, ketika mendekati momen tidak menyelesaikan pembayaran," ujarnya kepada Liputan6.com.


Sumber : Liputan6

Minim Sentimen, IHSG Diprediksi Melemah Pekan Ini

BESTPROFIT FUTURES MALANG (8/6) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak melemah pada perdagangan saham dalam sepekan (8-12 Juni 2015). Pelemahan tersebut terjadi karena belum ada sentimen positif yang mampu mendorong pergerakan indeks saham.

Analis PT MNC Securities, Reza Nugraha mengatakan, tekanan aksi jual membuat IHSG cenderung melemah. "Kami lihat seharusnya masih berpeluang mengalami penurunan, tekanan jual masih ada," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (8/6/2015).

Selain itu, sentimen negatif dari regional masih akan menekan IHSG. Dia menuturkan, jika Yunani tidak segera menyelesaikan masalah utangnya maka akan menjadi sentimen yang bisa menekan bursa Eropa yang kemudian imbasnya ke bursa domestik. "Sentimen bursa regional adalah utang Yunani, ketika mendekati waktunya tapi tidak menyelesaikan pembayaran," tambahnya.

Selain itu, laju inflasi yang tinggi pada Mei 2015 juga menjadi kekhawatiran tersendiri bagi pelaku pasar. Dengan tingginya laju inflasi, pemodal khawatir Bank Indonesia (BI) akan mengambil langkah untuk menaikan suku bunga acuan demi meredam laju inflasi.

Namun, dengan semakin dekatnya bulan Ramadan menjadi keistimewaan sendiri pada saham-saham pada sektor konsumsi. Sektor konsumsi diperkirakan akan menguat seiring dengan tingkat konsumsi masyarakat saat Ramadan. " Sektor yang menarik adalah sektor konsumsi, tapi di sektor lain terjadi penurunan, daya beli turun seperti konstruksi sepi," ujarnya.

Pada perdagangan saham pekan ini, Reza memprediksi IHSG bergerak pada level support 5. 020 dan resistance pada level 5.150.

Kebalikannya, Analis PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe mengatakan bahwa IHSG akan bergerak mendatar namun berpeluang menguat pada pekan ini. IHSG menguat setelah memanfaatkan pelemahan pada pekan lalu. Dia memperkirakan pada pekan ini IHSG akan bergerak pada level support 5.015-5.075. Sementara resistance pada level 5.220-5.250.

Kepala Riset NH Korindo Securities, Reza Priyambada berharap pada pekan ini IHSG berbalik arah. Apalagi, pada kemarin terlihat adanya aksi beli meskipun tipis. Dia memperkirakan IHSG berada pada rentan support 5.050-5.085 dan resistance pada level 5.175-5.225.

"Di akhir pekan kemarin dengan mulai adanya aksi beli meski tipis diharapkan dapat menjadi momentum pembalikan arah. Dengan asumsi aksi beli masih berlanjut dan ditopang oleh sentimen dari makro dan data-data ekonomi yang diharapkan dapat positif tentunya dapat mendukung penguatan IHSG," tandasnya.

Reza Nugraha merekomendasikan beli ketika melemah (buy on weakness/BOW) pada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). (Amd/Gdn)


Sumber : Liputan6

Harga Emas Makin Murah Pekan Ini

BESTPROFIT FUTURES MALANG (8/6) - Penguatan data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan lemahnya permintaan dari China diprediksi dapat menarik turun harga emas pekan ini. Meski begitu, turunnya harga emas dapat menarik para pembeli dari Asia dan itu dapat mendorong naik harga emas di akhir pekan nanti.

Sebagai tambahan, sinyal apapun yang menandakan keluarnya Yunani dari zona euro juga dapat menekan harga emas.

Melansir laman International Business Times, Senin (8/6/2015), sebanyak 9 dari 13 partisipan Kitco News Survey memprediksi harga emas akan turun pekan ini. Sementara delapan lain menilai positif pergerakan emas pekan ini dan dua lainnya meramal harga logam mulia itu akan bergerak stagnan.

Para responden yang terlibat dalam survei tersebut adalah broker, pedagang, analis dan bankir investasi.

Selain memantau perkembangan di Yunani, para pengamat pasar juga akan mengawasi pergerakan dolar AS dan dampaknya pada nilai jual emas. Nilai tukar dolar menguat ke level tertinggi dalam 13 tahun terakhir terhadap yen pada pekan lalu dan menguat tipis terhadap euro.

Harga emas juga dapat berkonsolidasi menjelang pertrmuan para pejabat The Fed pada 16-17 Juni. The Fed diprediksi meningkatkan suku bunganya pada September dan merupakan kabar buruk bagi emas.

"Harga emas yang tak mampu naik merespons pelemahan dolar sepanjang pekan lalu merupakan fakta yang mengecewakan dan mendorong tren harga turun sejak naik hingga di atas US$ 1.220 per ounce pada pertengahan Mei," terang pedagang sekaligus pengamat emas Ken Morrison.

Sementara itu,  Ira Epstein, Managing Director Linn & Associates mengatakan, jika Yunani kembali ke pelukan zona euro maka itu akan berdampak positif pada harga emas. Sebaliknya jika tidak ada kepastian dari Yunani, maka pasar emas akan melemah pekan ini.

"Harga emas telah menunjukkan penurunan hingga di bawah level US$ 1.170 per ounce. Dan pekan ini pelemahan lebih lanjut akan terjadi," kata Senior Market Strategist di CMC Markets Colin Cieszynski.

President of Merk Investments Axel Merk mengatakan, dalam jangka pendek para konsumen akan berdatangan ke pasar karena harga murah. (Sis/Ndw)


Sumber : Liputan6

Emas Kembali Meredup Mendekati Level Terendahnya Pasca Data Payroll


BESTPROFIT FUTURES MALANG (8/6) - Emas kembali meredum ditransaksikan mendekati level terendahnya dalam 11-pekan terakhir pasca rilis data payrolls AS yang lebih baik dari estimasi mendukung keinginan the Fed untuk segera meningkatkan biaya pinjaman AS, penguatan dolar dan meredupnya daya pikat bullion ini. Platinum mendekat level terendah dalam enam tahun terakhir.
Bullion untuk pengiriman segera turun sebanyak 0,2 persen menjadi $1,169.29 per ons, dan ditransaksikan di level $1,170.39 pukul 7:42 di Singapura, menurut harga generik Bloomberg. Emas turun pada hari Jumat pekan lallu ke level $1,162.88, level terendah sejak 19 Maret lalu dan mencatat penurunan sebesar 1,6 persen pekan lalu pasca rilis data pekerjaan Mei.
Emas turun sebesar 10 persen dari level penutupan tertingginya tahun ini pada bulan Januari lalu terkait prospek kenaikan suku bunga pertama sejak 2006. Kesempatan bagi Federal Reserve untuk memperketat kebijakan moneternya pada bulan September mendatang naik menjadi 33 persen pasca rilis data pekerjaan AS yang menunjukan kinerja terbaik dalam lima bulan terakhir, dari 27 persen sebelum angka dirilis pada hari Jumat. Kenaikan gaji menyarankan bank sentral membuat kemajuan menuju tujuannya kerja maksimal, menurut William C. Dudley, Presiden Fed Bank of New York.
Pengusaha menambahkan sebanyak 280.000 pekerja bulan lalu, mengalahkan perkiraan ekonom dalam survei Bloomberg, menurut data yang dirilis dari Departemen Tenaga Kerja. Pejabat The Fed akan melakukan pertemuan untuk membahas kebijakan pada tanggal 16-17 mendatang, dengan pertemuan berikutnya ditetapkan untuk bulan Juli dan September.
Bullion untuk pengiriman Agustus naik sebesar 0,2 persen ke level $1,170.10 di Comex di New York. Indeks Bloomberg Dollar Spot berada di level 1,192.92 pasca melonjak sebesar 0,8 persen pada hari Jumat lalu. Indeks telah meningkat 5,5 persen tahun ini pasca naik 11 persen pada tahun 2014 lalu. (izr)
Sumber: Bloomberg

Thursday, 4 June 2015

Dolar Menguat Jelang Rilis Data Payrolls AS

BESTPROFIT FUTURES MALANG (5/6) - Dolar menguat, menghentikan pelemahan terburuk dalam dua hari terakhir sejak Maret lalu, seiring terhentinya aksi jual obligasi global.
Greenback menguat terhadap sebagian besar mata uang utama seiring obligasi imbal hasil acuan turun dari level tertingginya dalam delapan bulan terakhir dan obligasi Jerman naik, menghentikan aksi jual surat hutang yang menghapus semua keuntungan obligasi tahun ini. Sebuah rilis laporan pekerjaan AS pada Jumat pekan ini dapat mendukung rencana Federal Reserve untuk meningkatkan biaya pinjaman tahun ini, meningkatkan daya tarik dolar. Euro merosot pasca Yunani menangguhkan pembayaran kepada Dana Moneter Internasional pada hari Jumat.
Indeks Bloomberg Dollar Spot, yang melacak mata uang AS terhadap 10 mata uang utama, naik 0,2 persen ke level 1,182.73 pukul 02:31 di New York. Indeks turun sebesar 1,5 persen dalam dua hari terakhir hingga Rabu kemarin.
Greenback naik sebesar 0,3 persen menjadi $1,1246 per euro, pasca penurunan dua hari terburuk terhadap mata uang dalam lima tahun terakhir. Sementara itu, Dolar juga menguat 0,1 persen menjadi 124,29 yen. (izr)
Sumber: Bloomberg

Emas, Perak Turun ke Level Terendah dalam Empat Pekan Terkait Data Pekerjaan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (5/6) - Emas dan perak berjangka jatuh ke level terendah dalam empat pekan terakhir pasca rilis laporan yang menunjukkan sedikitnya pekerja AS yang mengajukan klaim pengangguran, memicu kekhawatiran bahwa kuatnya pasar tenaga kerja AS mendorong Federal Reserve segera menaikkan suku bunga tahun ini.
Aplikasi untuk tunjangan pengangguran turun sebanyak 8.000 menjadi 276.000 pada pekan yang berakhir 30 Mei lalu, menurut laporan dari Departemen Tenaga Kerja hari ini waktu setempat. Kepemilikan emas ETF kembali turun pada Rabu ke level terendahnya sejak 2009 lalu.
Emas hapus keuntungan untuk tahun ini seiring kemajuan data pekerjaan menambah keyakinan bahwa ekonomi cukup kuat menopang tingginya biaya pinjaman, membuka jalan bagi The Fed untuk segera meningkatkan suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak 2006 lalu. Meningkatnya suku bunga dapat menekan daya tarik emas, yang tidak membayar bunga, karena investor akan beralih ke aset berimbal hasil lebih tinggi termasuk obligasi baru.
Emas berjangka untuk pengiriman Agustus turun sebesar 0,8 persen untuk menetap di level $1,175.20 per ons pukul 1:44 di Comex di New York. Sebelumnya, harga emas menyentuh level $1,172.40, terendah untuk kontrak teraktif sejak 1 Mei lalu.
Perak untuk pengiriman Juli turun sebesar 2,3 persen menjadi $16,103 per ons. Harga perak menyentuh level $16,08, terendah sejak 1 Mei lalu. (izr)
Sumber: Bloomberg

Yunani Menunda Pembayaran Utang Bayangi Penurunan Saham Asia

BESTPROFIT FUTURES MALANG (5/6) - Saham Asia turun untuk hari kelima, dengan indeks acuan regional menuju penurunan mingguan kedua, diikuti pelemahan pada ekuitas AS karena Yunani menunda pembayaran utang.
Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,3 % ke level 148,85 pada pukul 09:01 pagi waktu Tokyo, menuju penurunan sebesar 1,7 % sepanjang pekan ini di tengah aksi jual obligasi dan komoditas. Indeks Standard & Poor 500 kemarin melemah seiring produsen bahan baku mengalami penurunan dan Yunani menjadi negara pertama sejak tahun 1980-an yang menunda pembayaran utang kepada Dana Moneter Internasional. Sementara pejabat internasional telah melaporkan beberapa kemajuan pada pembicaraan dalam beberapa hari terakhir, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan mereka jauh dari mencapai kesimpulan.
Penurunan obligasi global, menghidupkan kembali tanda-tanda tingkat inflasi di zona euro pada minggu ini, dengan imbal hasil obligasi tenor 10-tahun naik untuk pertama kalinya pada minggu ini. Obligasi Jerman tenor 10-tahun mencapai hampir 1 % sebelum turun kembali ke angka 0,84 %, sementara suku bunga dari Spanyol dan Italia mengalami penurunan.
Indeks Topix Jepang melemah 0,7 %. Indeks Australia S&P / ASX 200 merosot 0,1 %. Indeks Selandia Baru NZX 50 terdepresiasi 0,4 %, diiringi Indeks Korea Selatan Kospi. Sementara itu, Pasar perdagangan di China dan Hong Kong belum dibuka. (knc)
Sumber : Bloomberg

Saham Jepang Turun Terkait Yunani Menunda Pembayaran IMF

BESTPROFIT FUTURES MALANG (5/6) - Saham Jepang turun, diikuti penurunan global, setelah Yunani menjadi negara pertama yang menunda pembayaran kepada Dana Moneter Internasional sejak tahun 1980-an seiring perjanjian dengan kreditur sudah sampai titik genting.
Indeks Topix turun 0,6 % ke level 1,663.62 pada pukul 09:01 pagi waktu Tokyo, menuju penurunan mingguan pertama dalam sebulan terakhir. Indeks Nikkei 225 Stock Average melemah 0,5 % ke level 20,396.35. Indeks MSCI World turun ke level terendahnya dalam sebulan terakhir setelah Perdana Menteri Yunani Alex Tsipras menolak tuntutan negaranya melanjutkan reformasi fiskal dalam pertukaran untuk dana bailout dan Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan "kami masih jauh dari mencapai kesimpulan."
Yunani pada Kamis kemarin mengatakan IMF akan menunda pembayaran utang sekitar $ 339 juta yang jatuh tempo pada Jumat ini, mengirimkan permintaan dana tersebut untuk total pembayaran sebesar $ 1,7 miliar karena bulan ini masuk dalam pembayaran pertama.
Yunani juga menolak usulan terbaru dari kreditor internasional, dengan Departemen Keuangan mengatakan rencana "tidak mencapai kesepakatan" dan kesepakatan memerlukan "konvergensi langsung dari lembaga untuk lebih realistis".
Kontrak E-mini pada Indeks Standard & Poor 500 merosot 0,1 % setelah ukuran yang mendasari kemarin melemah 0,9 % ke level sebulan terendah di New York. (knc)
Sumber : Bloomberg

Anjloknya Saham Komoditas & Pembahasan Hutang Yunani Bayangi Bursa AS Ditutup Melemah 0,9%

BESTPROFIT FUTURES MALANG (5/6) - Bursa Saham AS ditutup melemah, dengan Indeks Standard & Poor 500 mencapai level 4 pekan terendah, pelemahan hari ini akibat merosotnya harga minyak dan logam yang membebani saham saham produsen komoditas dan Yunani meminta penagguhan terkait pembayaran hutangnya.

Freeport-McMoRan Inc., DuPont Co. dan fertilizer maker Mosaic Co. masing-masing turun 1.7%. Chesapeake Energy Corp. melemah 3.8% dengan memimpin penurunan saham perusahaan energi. Verizon Communications Inc. turun 2% setelah seorang analis menurunkan peringkatnya. L Brands Inc. menguat 1.2% seiring penjualan bulan Mei lampaui perkiraan. Wynn Resorts Ltd. menguat 7.2%.

Indeks S&P 500 melemah 0.9% ke level 2,095.84 pukul 4 sore ini waktu New York. Indeks acuan tersebut bergerak turun dibawah harga rata-rata selama 50 hari terakhir, meski masih sekitar 1.7% dari level tertingginya sepanjang sejarah. Sementara Dow Jones Industrial Average turun 170.96 poin atau 0.9% ke level 17,905.58. Sedangkan Indeks Nasdaq Composite turun 0.8%. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Wednesday, 3 June 2015

Membaiknya Data Pekerjaan AS Kembali Redupkan Emas di Sesi Penutupan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (4/6) - Emas turun ke level 3 pekan terendah pada sesi penutupan hari Rabu setelah rilis data menunjukkan sektor swasta AS di Bulan Mei lalu mengalami lebih kenaikan pekerjaan dari yang diperkirakan sebelumnya dan adanya peningkatan prospek kesepakatan hutang hutang bagi Yunani.

Pegawai sektor swasta di AS mengalmai kenaikan sebesar 201,000 pekerjaan, diatas bulan April sebesar 165,000 dan perkiraan para ekonom yang menyatakan naik sebesar 200,000.

Spot emas turun 0.7% ke level $1,185.56 per ounce pukul 2:56 sore waktu New York setelah sempat turn lebih dari 1% yang sekaligus level terendah sejak tanggal 11 Mei kemarin sebesar $1,179.43. Sementara emas berjangka AS untuk pengiriman bulan Agustus ditutup turun sebesar $9.50 di level $1,184.90.

Emas turun meskipun dolar AS mencapai level terendah terhadap euro dalam 2 pekan terakhir setelah ECB (European Central Bank) mempertahankan kebijakan moneter. Bursa Saham Eropa melemah, akan tetapi Bursa Saham AS memperpanjang gain, sumber tekanan bagi harga emas, setelah Beige Book dari Federal Reserve menunjukkan aktifitas ekonomi AS mengalami peningkatan dari awal bulan April hingga akhir Mei kemarin. (bgs)
Sumber : Reuters

Euro Melonjak ke Level Tertinggi dalam Dua Pekan Pasca Komentar Draghi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (4/6) - Euro naik ke level tertingginya dalam dua pekan terakhir pasca Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi menunjuk tanda-tanda perbaikan ekonomi di kawasan eropa.
Mata uang Euro menguat terhadap sebagian besar mata uang utama pasca Draghi mengatakan laju inflasi akan mulai dipercepat akhir tahun ini. Sementara ia berkomitmen untuk melihat melalui program pelonggaran kuantitatif bank sentral, Presiden ECB mengatakan tidak ada kebutuhan untuk memperluas program pembelian obligasi tersebut. Obligasi yield tenor 10-tahun Jerman meningkat ke level tertinggi tahun ini, menambah daya tarik aset mata uang euro.
Gaffney mengatakan ia mengharapkan euro jatuh dalam jangka panjang dan melihat rally sebagai peluang penjualan.
Euro menguat 0,9 persen ke level $1,1251 pukul 14:53 di New York, menyentuh level tertinggi sejak 19 Mei lalu. Euro juga menguat sebesar 1,1 persen ke level 139,93 yen, mencapai level terkuat sejak 13 Januari lalu. Sementara Dolar naik 0,2 persen ke level 124,37 yen. (izr)
Sumber: Bloomberg

Indeks Saham Asia Naik Ditengah Optimisme Pembicaraan Utang Yunani

BESTPROFIT FUTURES MALANG (4/6) - Indeks saham Asia menguat setelah rebound pada saham AS seiring para investor berspekulasi bahwa Yunani akan mencapai kesepakatan dengan kreditur. Indeks acuan Jepang naik diiringi pelemahan mata uang yen terhadap dolar.

Indeks MSCI Asia Pacific diperdagangkan sedikit berubah pada level 150,23 pukul 09:10 pagi waktu Tokyo. Indeks Standard & Poor 500 menguat 0,2 % pada hari Rabu, terkait Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras mengadakan  pembicaraan dengan para pejabat Eropa di Brussels sampai tengah malam. Yunani akan mencapai kesepakatan pada "hari mendatang," menurut Perdana Menteri Alexis Tsipras, menambahkan tidak perlu ada kekhawatiran tentang pembayaran pertama dari 4 pembayaran Dana Moneter Internasional selanjutnya pada Jumat mendatang.

Imbal hasil obligasi Australia tenor 10-tahun dan Selandia Baru mengalami kenaikan setelah Mario Draghi mengatakan obligasi global menurun, mengirim imbal hasil obligasi Jerman tenor 10 tahun sampai 17 basis poin pada Rabu kemarin seiring Ketua Bank Sentral Eropa memperingatkan tentang volatilitas yang sedang berlangsung di pasar dan meramalkan lebih cepat inflasi. (knc)

Sumber : Bloomberg

Saham Jepang Dibuka Menguat Diiringi Pelemahan Yen

BESTPROFIT FUTURES MALANG (4/6) - Saham Jepang naik, menuju kenaikan pertama dalam 3 hari terakhir, seiring tanda-tanda Yunani yang akan mencapai kesepakatan dengan kreditur memicu penguatan mata uang euro terhadap yen, meningkatkan prospek laba pada sektor eksportir.
Indeks Topix naik 0,2 % ke level 1,672.72 pada pukul 09:01 pagi waktu Tokyo, dengan 3 saham yang naik untuk setiap 2 saham yang turun. Indeks Nikkei 225 Stock Average menguat 0,3 % ke level 20,543.31. Sementara itu, Yen diperdagangkan pada level 124,33 per dolar dan dilevel 140,02 per euro. Sedangkan Euro melonjak setelah Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengatakan tingkat inflasi pada tren perusahaan dan investor berspekulasi Yunani dan kreditur akan mencapai kesepakatan.
Perkembangan positif di kawasan euro menyebabkan "penguatan euro terhadap yen," menurut Mitsushige Akino, chief executive pada Ichiyoshi Asset Management Co di Tokyo. "Dalam jangka pendek, memberikan dampak positif bagi sektor ekspor saham."
Yen telah melemah 2,7 % terhadap euro dalam 2 hari terakhir. Penurunan dipercepat setelah Draghi mengatakan inflasi akan berada pada laju yang lebih cepat di kawasan euro dalam 19 negara.
Kontrak E-mini pada Indeks Standard & Poor 500 sedikit berubah setelah alat pengukur yang mendasari kemarin mengalami kenaikan sebesar 0,2 % di New York. (knc)
Sumber : Bloomberg