Wednesday, 27 November 2024

Bestprofit | Emas Pulih Saat Dolar AS Melemah

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-5.jpeg

Bestprofit (28/11) – Harga emas mengalami pemulihan pada hari Rabu setelah sebelumnya merosot ke level terendah mingguan di $2.605. Pemulihan harga emas ini didorong oleh melemahnya Dolar AS, sebagai respons terhadap rilis data ekonomi AS yang menunjukkan perlambatan dalam beberapa sektor ekonomi. Bersamaan dengan itu, imbal hasil obligasi Treasury AS yang menurun juga berkontribusi pada pemulihan harga emas. Pergerakan harga emas pada hari tersebut menunjukkan kenaikan sebesar 0,13%, dengan XAU/USD diperdagangkan pada harga $2.636.

Dampak Data Ekonomi AS terhadap Dolar dan Emas

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pergerakan harga emas adalah fluktuasi nilai tukar Dolar AS. Data ekonomi yang dirilis menunjukkan tren yang lebih lemah dalam perekonomian AS, yang memengaruhi kekuatan Dolar. Melemahnya Dolar AS memberikan dampak langsung terhadap harga emas, yang sering dipandang sebagai aset yang lebih aman dan tidak terpengaruh oleh fluktuasi nilai mata uang utama.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Salah satu data ekonomi yang signifikan adalah rilis Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti, yang merupakan indikator inflasi utama yang digunakan oleh Federal Reserve (Fed). Angka PCE yang sesuai dengan ekspektasi menunjukkan bahwa inflasi tetap terjaga pada tingkat yang dapat diterima oleh bank sentral. Data ini mendukung pendekatan bertahap yang diambil oleh Fed, yang diperkirakan akan menurunkan suku bunga pada pertemuan bulan Desember mendatang. Penurunan suku bunga akan membuat biaya pinjaman lebih rendah, yang pada gilirannya dapat menguntungkan aset seperti emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Pengaruh Imbal Hasil Obligasi AS terhadap Harga Emas

Selain itu, penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS juga turut memberikan dukungan bagi pemulihan harga emas. Obligasi Treasury AS sering dianggap sebagai aset aman, namun dengan imbal hasil yang rendah, daya tarik emas sebagai alternatif investasi yang lebih aman semakin meningkat. Ketika imbal hasil obligasi menurun, logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil, seperti emas, menjadi lebih menarik bagi para investor yang mencari perlindungan terhadap ketidakpastian ekonomi. Pada hari Rabu, imbal hasil obligasi AS mengalami penurunan, yang menyebabkan Dolar AS melemah. Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak kinerja Dolar terhadap enam mata uang utama dunia, jatuh sebesar 0,78%, mencatatkan nilai 106,04. Penurunan ini menciptakan atmosfer yang lebih mendukung bagi harga emas untuk kembali pulih, mengingat emas sering kali bergerak berlawanan arah dengan Dolar.

Sentimen Pasar yang Menyambut Hari Libur Thanksgiving

Pasar juga dipengaruhi oleh faktor musiman, khususnya mendekati liburan Thanksgiving di AS. Biasanya, menjelang liburan panjang, aktivitas pasar ekuitas sedikit melambat karena banyak investor yang memilih untuk mengambil cuti atau mengurangi posisi perdagangan mereka. Sentimen pasar yang sedikit suram ini dapat mendorong aliran dana menuju aset yang lebih aman, seperti emas, untuk menghindari volatilitas yang dapat terjadi selama liburan. Meskipun pasar ekuitas AS cenderung lebih tenang menjelang Thanksgiving, ketidakpastian global tetap menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan investasi. Di tengah ketegangan geopolitik, terutama terkait dengan konflik Israel-Lebanon dan Rusia-Ukraina, investor cenderung mencari perlindungan dalam bentuk aset yang tidak bergantung pada hasil imbalan atau bunga, seperti emas.

Stabilitas Ekonomi AS dan Prospek Emas di Masa Depan

Walaupun data ekonomi yang dirilis menunjukkan beberapa tanda perlambatan, ekonomi AS tetap menunjukkan kekuatan. Salah satu indikator utama yang mendukung pandangan ini adalah rilis estimasi kedua Produk Domestik Bruto (PDB) untuk kuartal ketiga, yang menunjukkan pertumbuhan yang lebih solid dari yang diperkirakan sebelumnya. Di sisi lain, data pasar tenaga kerja menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS tetap kuat, dengan jumlah klaim tunjangan pengangguran yang lebih rendah dari perkiraan. Namun, meskipun ada tanda-tanda stabilitas, potensi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada Desember mendatang tetap menjadi faktor yang akan mempengaruhi arah pergerakan harga emas. Jika Fed benar-benar menurunkan suku bunga, emas cenderung mendapatkan dukungan karena suku bunga yang lebih rendah membuat biaya peluang memegang emas menjadi lebih murah dibandingkan dengan aset yang memberikan bunga atau imbal hasil.

Gejolak Geopolitik dan Ketidakpastian Global

Walaupun harga emas pulih pada hari Rabu, faktor ketidakpastian geopolitik tetap membayangi pasar. Meskipun Lebanon dan Israel telah menyetujui gencatan senjata, konflik Rusia-Ukraina yang masih berlangsung dapat menjadi pemicu ketegangan lebih lanjut yang mendorong permintaan terhadap logam mulia. Dalam situasi krisis atau ketidakpastian global, emas sering kali dianggap sebagai “safe haven” yang dapat memberikan perlindungan terhadap fluktuasi pasar dan inflasi. Harga emas juga cenderung sensitif terhadap dinamika geopolitik. Ketika ketegangan internasional meningkat, seperti yang terjadi dengan konflik di Timur Tengah atau ketegangan antara negara-negara besar, investor lebih cenderung beralih ke emas karena sifatnya yang tidak terpengaruh oleh kebijakan pemerintah atau perkembangan ekonomi tertentu.

Peluang Penurunan Suku Bunga pada Desember dan Prospek Emas

Menurut data dari CME FedWatch Tool, pasar saat ini memperkirakan peluang sebesar 70% bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebesar seperempat poin pada pertemuan Desember. Penurunan suku bunga akan memperkuat daya tarik emas karena logam mulia ini tidak memberikan hasil bunga atau dividen. Dalam lingkungan suku bunga yang lebih rendah, investor cenderung mencari aset yang dianggap lebih aman dan tidak terpengaruh oleh suku bunga, dan emas menjadi pilihan yang menarik. Prospek suku bunga yang lebih rendah akan memberikan dorongan tambahan bagi harga emas, yang selama ini telah dipengaruhi oleh keputusan moneter Fed. Emas akan terus menjadi primadona bagi para investor yang mencari perlindungan terhadap potensi risiko inflasi atau ketidakpastian ekonomi di masa depan.

Kesimpulan

Harga emas mengalami pemulihan yang signifikan setelah turun ke level terendah mingguannya di $2.605. Pemulihan ini didorong oleh melemahnya Dolar AS, penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS, dan data ekonomi AS yang menunjukkan tren stabil meskipun ada perlambatan di beberapa sektor. Penurunan suku bunga yang diharapkan pada Desember mendatang semakin memperkuat prospek emas sebagai aset yang menarik bagi investor. Meskipun begitu, ketidakpastian geopolitik dan kondisi pasar global tetap menjadi faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas di masa depan.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Monday, 25 November 2024

Bestprofit | Emas Turun Dampak Gencatan Senjata di Timur Tengah

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-2.jpg

Bestprofit (26/11) – Pada hari Senin, 25 November 2024, harga emas (XAU/USD) mengalami penurunan tajam dalam sesi perdagangan Amerika Utara. Penurunan ini terjadi setelah berita tentang potensi gencatan senjata antara Lebanon dan Israel mulai tersebar, yang mengurangi ketegangan geopolitik di kawasan tersebut dan meningkatkan minat terhadap aset-aset yang lebih berisiko. Selain itu, keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menunjuk Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan juga memengaruhi pasar logam mulia tersebut. Harga emas diperdagangkan pada level $2.620, turun lebih dari 3% dari harga sebelumnya.

Faktor yang Mempengaruhi Harga Emas

Gencatan Senjata Lebanon-Israel Memicu Penurunan Minat terhadap Emas

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pergerakan harga emas pada hari tersebut adalah berita terkait gencatan senjata yang hampir tercapai antara Lebanon dan Israel. Sebuah laporan dari Axios mengungkapkan bahwa kedua negara tersebut hampir menyetujui persyaratan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lama antara Israel dan Hizbullah. Hal ini menciptakan ekspektasi bahwa ketegangan geopolitik yang telah mengarah pada ketidakpastian di Timur Tengah akan mereda, yang pada gilirannya mengurangi permintaan untuk emas sebagai aset pelindung (safe haven). Emas dikenal sebagai aset yang cenderung menarik perhatian para investor ketika ketidakpastian global meningkat, terutama dalam hal konflik geopolitik atau krisis ekonomi. Namun, ketika berita tentang gencatan senjata tersebar dan ketegangan mereda, minat terhadap emas berkurang karena investor mulai beralih ke aset yang lebih berisiko yang menawarkan potensi keuntungan lebih tinggi, seperti saham atau mata uang berisiko.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Penunjukan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS

Faktor lain yang turut memengaruhi harga emas adalah penunjukan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan dalam pemerintahan Trump. Banyak pelaku pasar yang menyambut positif pengumuman ini karena pandangan Bessent mengenai kebijakan ekonomi AS yang dianggap lebih moderat dibandingkan dengan kebijakan yang ada sebelumnya. Menurut Giovanni Staunovo, seorang analis Komoditas UBS, beberapa pelaku pasar melihat Bessent sebagai sosok yang tidak terlalu negatif mengenai perang dagang dengan China. Bessent dikenal dengan pendekatan bertahap dalam menerapkan tarif, yang dapat membantu meredakan ketegangan perdagangan global. Salah satu kebijakan yang diusung oleh Bessent adalah kebijakan “tiga-tiga”, yang bertujuan untuk mengurangi defisit anggaran AS sebesar 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) tahunan, mencapai tingkat PDB tahunan sebesar 3%, serta meningkatkan produksi minyak mentah AS sebanyak 3 juta barel per hari. Kebijakan ini diharapkan dapat memperbaiki keadaan ekonomi domestik, namun bagi pasar emas, kebijakan tersebut berpotensi mengurangi ketidakpastian ekonomi global, yang biasanya mendukung kenaikan harga emas.

Penurunan Harga Emas Dibawah SMA 50 Hari

Harga emas yang sempat mencatatkan rekor tertinggi pada beberapa minggu sebelumnya kini menghadapi penurunan signifikan. Pergerakan harga emas juga dipengaruhi oleh penurunan harga yang menembus level penting, yaitu di bawah Simple Moving Average (SMA) 50 hari yang berada pada $2.664. Penurunan harga ini membuka peluang bagi potensi penurunan lebih lanjut, mengingat SMA sering dijadikan indikator penting dalam analisis teknikal. Jika harga emas tetap berada di bawah level ini, para investor dapat menganggapnya sebagai sinyal bearish, yang dapat memperburuk sentimen pasar terhadap emas.

Imbal Hasil Rendah Emas dalam Kondisi Risiko Tinggi

Emas adalah logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil, seperti halnya obligasi atau saham yang dapat memberikan dividen atau bunga. Hal ini menjadikan emas lebih menarik dalam situasi di mana ada ketidakpastian dan investor mencari perlindungan dari inflasi atau ketegangan geopolitik. Namun, ketika minat terhadap aset berisiko meningkat, seperti yang terjadi pada hari Senin, investor cenderung meninggalkan emas dan beralih ke aset yang menawarkan potensi keuntungan lebih tinggi. Pada saat pasar mulai merespons berita positif seperti gencatan senjata dan kebijakan ekonomi yang lebih stabil, permintaan terhadap emas menurun. Investor mulai melihat kembali saham-saham yang tertekan oleh ketidakpastian sebelumnya atau instrumen lainnya yang memberikan imbal hasil lebih tinggi. Hal ini menciptakan tekanan penurunan harga emas.

Dampak Kebijakan Ekonomi terhadap Harga Emas

Kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah AS dapat berpengaruh besar terhadap harga emas. Kebijakan yang mengarah pada pemulihan ekonomi, seperti yang diperkirakan dari penunjukan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan, dapat meredakan kekhawatiran pasar dan mengurangi ketertarikan terhadap emas. Sebagai contoh, jika kebijakan fiskal yang diterapkan berhasil mengurangi defisit anggaran atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka investor akan cenderung mengalihkan investasi mereka dari emas ke aset lain yang memberikan hasil lebih tinggi. Selain itu, penurunan ketegangan dagang dengan China, yang diprediksi terjadi dengan pendekatan lebih bertahap dari Bessent, juga berpotensi menurunkan permintaan emas. Ketika ekonomi global kembali stabil dan hubungan dagang membaik, risiko ekonomi yang memicu lonjakan harga emas dapat mereda.

Pergerakan Harga Emas Ke Depan

Dengan harga emas yang telah turun lebih dari 3% pada hari Senin, banyak yang bertanya-tanya apakah tren penurunan ini akan berlanjut ataukah harga emas akan pulih dalam waktu dekat. Sejumlah faktor akan terus memainkan peran penting dalam menentukan arah pergerakan harga emas ke depan, di antaranya adalah perkembangan lebih lanjut mengenai gencatan senjata Lebanon-Israel, kebijakan ekonomi pemerintahan Trump, serta data ekonomi AS yang akan dirilis dalam beberapa hari mendatang. Analis pasar akan mengawasi dengan cermat data ekonomi penting seperti Keyakinan Konsumen, Risalah Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), serta klaim pengangguran awal yang dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang keadaan perekonomian AS. Selain itu, inflasi juga menjadi faktor yang harus diperhatikan, terutama Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang menjadi pengukur inflasi pilihan bagi Federal Reserve. Jika data ini menunjukkan pemulihan ekonomi yang lebih kuat, maka minat terhadap emas sebagai aset pelindung mungkin akan berkurang lebih lanjut.

Kesimpulan

Harga emas (XAU/USD) mengalami penurunan yang signifikan pada 25 November 2024, dipicu oleh berita tentang gencatan senjata antara Lebanon dan Israel serta penunjukan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS. Perkembangan ini mengurangi ketegangan geopolitik dan memperburuk minat terhadap aset yang lebih berisiko. Selain itu, penurunan harga emas yang telah jatuh di bawah SMA 50 hari membuka potensi penurunan lebih lanjut. Meskipun harga emas dapat mengalami fluktuasi, perkembangan kebijakan ekonomi dan data ekonomi AS akan terus menjadi faktor penting yang memengaruhi arah harga emas ke depannya.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Thursday, 21 November 2024

Bestprofit | Emas Sentuh Level Tertinggi dalam Seminggu

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-9.jpg

Bestprofit (22/11) – Harga emas spot mencapai level tertinggi dalam lebih dari satu minggu pada hari Kamis, melanjutkan kenaikan untuk sesi keempat berturut-turut. Kenaikan harga ini dipicu oleh permintaan yang meningkat terhadap aset safe haven setelah perkiraan pendapatan Nvidia yang kurang menggembirakan dan meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Harga emas spot tercatat naik sebesar 0,6%, mencapai $2.666,00 per ons, sementara harga emas berjangka AS juga naik 0,6% menjadi $2.668,60.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Lonjakan Permintaan Aset Safe Haven

Emas dikenal sebagai aset safe haven, yaitu instrumen investasi yang dianggap aman dan stabil selama krisis ekonomi atau ketidakpastian politik. Ketika ketegangan global meningkat, para investor cenderung beralih ke emas untuk melindungi nilai kekayaan mereka. Dengan situasi yang semakin tegang antara Rusia dan Ukraina, ketidakpastian global yang timbul meningkatkan daya tarik emas sebagai penyimpan nilai. Meningkatnya premi risiko geopolitik ini berkontribusi pada kenaikan harga emas, yang juga dipengaruhi oleh keputusan Amerika Serikat yang memveto resolusi gencatan senjata PBB di Gaza. Pada saat yang sama, laporan keuangan Nvidia, yang meramalkan prospek pendapatan yang kurang menggembirakan, turut berperan dalam menggerakkan pasar. Saham global merosot setelah laporan tersebut gagal memberikan dorongan positif kepada investor. Ketidakpastian pasar saham ini turut mendorong investor untuk melirik logam mulia seperti emas sebagai alternatif investasi yang lebih aman.

Dampak Ketegangan Geopolitik terhadap Harga Emas

Ketegangan geopolitik selalu menjadi faktor penting yang memengaruhi harga emas. Meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina telah menjadi faktor dominan yang memengaruhi harga emas dalam beberapa minggu terakhir. Dengan situasi yang semakin memanas di Ukraina, pasar emas terpengaruh oleh ketidakpastian yang timbul dari konflik tersebut. Selain itu, ketegangan di wilayah Timur Tengah, yang dipicu oleh situasi di Gaza, turut memperburuk sentimen investor. Ketika konflik-konflik ini muncul, investor sering kali mencari perlindungan dalam bentuk aset yang dianggap lebih aman, seperti emas. Menurut analisis David Meger, ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung di Ukraina adalah salah satu faktor utama yang berperan dalam lonjakan harga emas. Meningkatnya ketegangan ini meningkatkan permintaan terhadap emas, yang kemudian berkontribusi pada kenaikan harga logam mulia tersebut.

Kinerja Harga Emas Minggu Ini

Harga emas spot telah mengalami lonjakan 4% sepanjang minggu ini, mencatatkan kinerja terbaiknya sejak bulan April. Ini terjadi setelah harga emas mengalami penurunan tajam pada minggu sebelumnya, yang merupakan penurunan terbesar dalam lebih dari tiga tahun terakhir. Penurunan harga emas pada saat itu sebagian besar dipicu oleh lonjakan dolar AS yang disebabkan oleh euforia pasar setelah hasil pemilu Presiden AS yang dimenangkan oleh Donald Trump. Pada saat itu, pasar memperkirakan bahwa kebijakan yang diusulkan oleh Trump, yang dikenal dengan sebutan “Trump Trade”, dapat memicu volatilitas pasar global dan inflasi. Hal ini menurunkan harapan bahwa bank sentral dapat melonggarkan kebijakan moneter.

Prospek Kebijakan Moneter dan Dampaknya terhadap Emas

Para ekonom memprediksi bahwa Federal Reserve (Fed) akan memangkas suku bunga pada bulan Desember, meskipun ekspektasi untuk pemangkasan suku bunga pada tahun 2025 lebih kecil. Penurunan suku bunga ini bisa berpotensi memengaruhi harga emas, karena suku bunga yang lebih rendah membuat emas. Namun, ekspektasi untuk pemangkasan suku bunga pada bulan Desember telah menurun secara signifikan. Meski demikian, ketidakpastian ekonomi global dan kemungkinan kebijakan moneter yang lebih longgar tetap menjadi faktor yang mendukung permintaan terhadap emas. Harga emas juga dipengaruhi oleh pernyataan-pernyataan dari pejabat-pejabat Federal Reserve yang dijadwalkan berpidato dalam waktu dekat. Para investor akan terus mengamati pernyataan tersebut untuk melihat apakah ada petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter Fed, yang dapat memengaruhi prospek harga emas.

Harga Logam Mulia Lainnya

Selain emas, harga logam mulia lainnya juga menunjukkan pergerakan yang signifikan. Harga perak spot stabil di $30,85 per ons, sementara harga platinum tetap tidak berubah di $961,30. Paladium, di sisi lain, mencatatkan kenaikan 1,5%, mencapai $1.036,50 per ons. Meskipun emas tetap menjadi fokus utama, pergerakan harga logam mulia lainnya juga memengaruhi sentimen pasar secara keseluruhan.

Kesimpulan

Kenaikan harga emas spot pada sesi keempat berturut-turut ini mencerminkan meningkatnya ketidakpastian global yang dipicu oleh ketegangan geopolitik dan laporan keuangan yang mengecewakan dari Nvidia. Permintaan terhadap aset safe haven, khususnya emas, semakin kuat di tengah ketegangan Rusia-Ukraina dan ketidakpastian ekonomi global. Ke depannya, investor akan terus memantau perkembangan ketegangan geopolitik dan kebijakan moneter yang dapat memengaruhi harga emas lebih lanjut.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Wednesday, 20 November 2024

Bestprofit | Emas Naik di Tengah Ancaman Nuklir Rusia

https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-3.jpeg

Bestprofit (21/11) – Pada pertengahan sore hari Rabu (20/11), harga emas mengalami lonjakan yang signifikan, naik untuk hari ketiga berturut-turut. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya ketegangan internasional yang mendorong minat terhadap aset safe-haven seperti emas. Keputusan Pemerintah Amerika Serikat yang mengizinkan Ukraina untuk menembakkan rudal buatan AS ke Rusia, ditambah dengan respons Moskow yang menurunkan ambang batas kebijakannya terkait penggunaan senjata nuklir, menciptakan ketidakpastian global yang memicu aksi beli terhadap emas.

Harga Emas Naik Signifikan

Emas untuk pengiriman Desember terakhir tercatat naik sebesar US$20,90 menjadi US$2.651,90 per ons pada akhir perdagangan Rabu. Lonjakan ini menunjukkan bahwa investor semakin melirik emas sebagai tempat yang lebih aman untuk menempatkan uang mereka di tengah ketegangan geopolitik yang semakin memanas. Keputusan Presiden AS, Joe Biden, yang mengizinkan Ukraina untuk menggunakan rudal buatan Amerika untuk menyerang wilayah Rusia, semakin memperburuk ketegangan di kawasan tersebut. Reaksi cepat dari Rusia, yang menurunkan ambang batas kebijakannya mengenai penggunaan senjata nuklir, menambah kekhawatiran global tentang potensi eskalasi konflik yang lebih besar.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Ketegangan Geopolitik Mendorong Permintaan Safe-Haven

Ketegangan internasional ini memicu permintaan terhadap aset safe-haven, salah satunya adalah emas. Emas telah lama dikenal sebagai tempat penyimpanan nilai yang aman, terutama dalam situasi ketidakpastian ekonomi dan politik. Dalam beberapa bulan terakhir, banyak investor yang mulai mengalihkan dana mereka dari aset berisiko seperti saham dan obligasi, menuju aset yang lebih stabil seperti emas. Peningkatan ketegangan antara Rusia dan Ukraina, yang semakin melibatkan negara-negara besar seperti AS dan negara-negara Eropa, memicu investor untuk mencari perlindungan. Emas dipandang sebagai pilihan yang tepat dalam situasi seperti ini karena tidak terpengaruh oleh perubahan nilai tukar atau fluktuasi ekonomi yang tajam.

Dolar AS Menguat Meski Emas Naik

Meskipun harga emas naik, dolar AS juga mengalami penguatan pada hari yang sama. Indeks dolar ICE terakhir terlihat naik 0,55 poin menjadi 106,75, menunjukkan bahwa permintaan untuk dolar masih cukup kuat. Biasanya, dolar yang lebih kuat cenderung memberi tekanan negatif pada harga komoditas yang dihargai dalam dolar, seperti emas. Ini terjadi karena dolar yang lebih mahal membuat harga emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Namun, dalam situasi ketegangan geopolitik yang meningkat, peran dolar sebagai mata uang cadangan global tetap memberikan daya tarik tersendiri. Bahkan meskipun dolar menguat, emas berhasil mempertahankan kenaikannya karena permintaan terhadap aset safe-haven lebih dominan. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada faktor penghambat seperti penguatan dolar, faktor risiko yang datang dari ketegangan internasional cukup kuat untuk mendorong harga emas naik.

Imbal Hasil Treasury AS Juga Naik

Selain penguatan dolar, imbal hasil obligasi pemerintah AS juga menunjukkan kenaikan yang signifikan. Obligasi dua tahun AS terakhir terlihat membayar 4,31%, naik 1,9 basis poin, sedangkan imbal hasil obligasi 10 tahun naik 1,1 poin menjadi 4,413%. Peningkatan imbal hasil obligasi ini seringkali dilihat sebagai indikator bahwa investor sedang menilai prospek ekonomi jangka pendek dan kebijakan moneter dari Federal Reserve. Namun, meskipun imbal hasil obligasi meningkat, yang biasanya akan membuat investasi di pasar obligasi lebih menarik daripada emas, investor tampaknya tetap lebih tertarik untuk membeli emas sebagai bentuk perlindungan dari ketidakpastian geopolitik. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kondisi pasar yang penuh ketidakpastian, faktor risiko geopolitik bisa lebih memengaruhi harga emas daripada dinamika pasar obligasi.

Peran Emas sebagai Aset Safe-Haven

Emas sebagai aset safe-haven telah terbukti menjadi pilihan utama bagi banyak investor dalam menghadapi ketidakpastian global. Aset ini cenderung mengalami kenaikan ketika terjadi ketegangan geopolitik atau finansial, seperti yang terjadi sekarang. Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan terhadap emas cenderung meningkat setiap kali ketegangan internasional meningkat, seperti yang terlihat dalam kasus krisis keuangan, perang, atau ketegangan politik. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian, investor lebih cenderung memilih emas daripada instrumen investasi lainnya yang lebih berisiko. Dengan kata lain, emas bukan hanya menjadi komoditas yang diburu saat inflasi tinggi, tetapi juga saat ketegangan global meningkat. Emas tidak terikat pada kebijakan moneter suatu negara atau kinerja pasar saham, yang menjadikannya pilihan yang sangat menarik dalam keadaan pasar yang volatile.

Dampak Ketegangan Rusia-Ukraina terhadap Ekonomi Global

Ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian global. Konflik ini telah menyebabkan lonjakan harga energi, gangguan pasokan barang, dan ketidakpastian yang lebih luas di pasar internasional. Ketegangan yang berkepanjangan di kawasan Eropa Timur dapat menyebabkan gejolak yang lebih besar di pasar keuangan global, yang pada gilirannya mendorong permintaan terhadap emas. Investor yang khawatir tentang dampak dari eskalasi konflik ini cenderung mencari perlindungan dalam bentuk emas. Selain itu, ketegangan geopolitik juga mengarah pada kekhawatiran terhadap kebijakan moneter global, terutama yang diambil oleh Federal Reserve AS, yang mempengaruhi nilai tukar dolar dan imbal hasil obligasi. Ketegangan yang berlanjut di Ukraina juga bisa memperburuk kondisi ekonomi global, yang akan semakin memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe-haven.

Outlook Pasar Emas

Melihat kondisi pasar yang ada, harga emas diperkirakan akan terus dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik yang berkembang, khususnya terkait dengan konflik Rusia-Ukraina. Ketidakpastian yang timbul dari situasi ini kemungkinan besar akan mendorong lebih banyak investor untuk membeli emas sebagai bentuk perlindungan dari potensi risiko yang ada. Namun, faktor lain seperti kebijakan moneter dari bank sentral besar, terutama Federal Reserve, juga akan memengaruhi arah pergerakan harga emas. Jika Federal Reserve melanjutkan kebijakan suku bunga tinggi untuk menanggulangi inflasi, maka ini bisa memberi tekanan pada harga emas karena investor lebih tertarik pada instrumen pendapatan tetap yang memberikan hasil lebih tinggi. Sebaliknya, jika ketegangan geopolitik terus meningkat dan memperburuk perekonomian global, maka permintaan terhadap emas kemungkinan akan tetap kuat.

Kesimpulan

Harga emas yang menguat pada hari Rabu, 20 November, mencerminkan meningkatnya ketegangan internasional yang mendorong permintaan terhadap aset safe-haven. Ketegangan yang timbul dari keputusan Pemerintah AS yang mengizinkan Ukraina menembakkan rudal ke Rusia, serta respons Moskow terkait senjata nuklir, semakin memperburuk ketidakpastian global. Walaupun dolar AS dan imbal hasil obligasi meningkat, permintaan terhadap emas tetap tinggi, mencerminkan peran emas sebagai pelindung nilai dalam menghadapi ketegangan geopolitik dan ekonomi yang berkembang. Ke depannya, ketegangan internasional dan kebijakan moneter AS akan terus menjadi faktor penentu dalam pergerakan harga emas.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Tuesday, 19 November 2024

Bestprofit | Emas Naik di Tengah Ketegangan dan Melemahnya Imbal Hasil

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-4.jpg

Bestprofit (20/11) – Pada Selasa sore, 19 November 2024, harga emas mengalami kenaikan untuk hari kedua berturut-turut, didorong oleh pelemahan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan meningkatnya ketegangan internasional. Emas untuk pengiriman Desember terakhir tercatat naik sebesar US$16,30 menjadi US$2.360,90 per ons, menjadikannya sebagai salah satu komoditas yang menarik bagi para investor yang mencari pelaburan aman di tengah ketidakpastian pasar global. Kenaikan harga emas ini juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor penting, termasuk kebijakan luar negeri Pemerintah AS yang melibatkan Ukraina, serta dinamika pasar mata uang dan obligasi. Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas, termasuk dampak dari kebijakan AS terhadap Rusia, pergerakan imbal hasil obligasi AS, dan posisi dolar AS di pasar global.

Kenaikan Emas Didorong oleh Ketegangan Internasional

Salah satu faktor utama yang mendasari kenaikan harga emas pada hari Selasa adalah ketegangan internasional yang meningkat, khususnya terkait dengan keputusan Pemerintah Presiden Joe Biden untuk mengizinkan Ukraina menyerang target di Rusia dengan menggunakan rudal yang dipasok oleh AS. Keputusan ini, yang diumumkan pada akhir pekan, menandakan eskalasi dalam konflik antara Ukraina dan Rusia, yang selama ini telah menarik perhatian dunia.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Bagi banyak analis pasar, keputusan ini memiliki dampak langsung terhadap hubungan antara AS dan Rusia. Moskow menganggap keputusan tersebut sebagai langkah yang meningkatkan potensi pertempuran langsung antara NATO dan Rusia. Dalam konteks ini, ketegangan geopolitik yang semakin memburuk seringkali mendorong investor untuk mencari aset yang lebih aman, seperti emas, sebagai perlindungan terhadap ketidakpastian dan potensi krisis.

Emas Sebagai Aset Aman dalam Ketidakpastian Geopolitik

Emas selama ini dikenal sebagai aset safe haven, yang cenderung mengalami kenaikan harga saat ada ketidakpastian di pasar keuangan atau ketegangan internasional. Dalam situasi yang penuh risiko geopolitik, seperti yang terjadi antara Rusia dan Ukraina saat ini, para investor cenderung beralih ke emas sebagai cara untuk melindungi nilai kekayaan mereka. Keputusan AS yang memungkinkan Ukraina menyerang Rusia dapat memicu kekhawatiran lebih lanjut akan dampak konflik tersebut terhadap stabilitas ekonomi global, yang pada gilirannya memperkuat permintaan terhadap emas. Ketegangan ini tidak hanya memburuknya hubungan diplomatik, tetapi juga dapat memperburuk kondisi ekonomi global, mengingat Rusia merupakan salah satu eksportir energi utama dunia. Pembatasan pasokan energi dan ketidakpastian terkait dengan harga minyak dan gas alam dapat menyebabkan inflasi global dan memperburuk tekanan ekonomi di banyak negara, termasuk AS dan negara-negara Eropa. Semua faktor ini dapat memperkuat permintaan terhadap emas sebagai bentuk lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakstabilan ekonomi.

Pelemahan Dolar AS Membantu Kenaikan Harga Emas

Selain faktor geopolitik, pelemahan dolar AS juga menjadi salah satu alasan utama di balik naiknya harga emas. Meskipun indeks dolar ICE hanya mengalami kenaikan marginal sebesar 0,05 poin menjadi 106,33 pada perdagangan terakhir, pergerakan dolar yang lebih lemah sering kali membuat emas menjadi lebih menarik bagi investor yang menggunakan mata uang selain dolar. Emas diperdagangkan dalam dolar AS, sehingga ketika nilai dolar melemah, harga emas cenderung naik, karena emas menjadi lebih terjangkau bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. Sebaliknya, jika dolar menguat, harga emas akan cenderung turun. Dalam hal ini, meskipun dolar sedikit menguat, dampak dari ketegangan internasional dan permintaan terhadap aset safe haven lebih dominan, yang pada akhirnya mendorong harga emas naik.

Penurunan Imbal Hasil Obligasi AS

Faktor lain yang turut mendukung kenaikan harga emas adalah penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS, yang telah mengalami tren penurunan dalam beberapa hari terakhir. Pada perdagangan terakhir, imbal hasil obligasi dua tahun AS tercatat turun 1,5 basis poin menjadi 4,274%, sementara obligasi 10 tahun turun 4,3 poin menjadi 4,378%. Penurunan ini terjadi di tengah kekhawatiran tentang kemungkinan pelambatan ekonomi di masa depan. Imbal hasil obligasi yang lebih rendah sering kali menjadi sinyal bagi investor bahwa pasar percaya inflasi akan melambat atau bahwa ekonomi akan mengalami penurunan. Dalam kondisi ini, investor cenderung mencari aset yang lebih aman dan stabil, seperti emas, yang tidak bergantung pada tingkat bunga atau hasil obligasi. Ketika imbal hasil obligasi menurun, daya tarik emas sebagai tempat penyimpanan nilai meningkat, mendorong harga emas naik.

Dampak Ketegangan Internasional terhadap Pasar Keuangan Global

Selain ketegangan AS-Rusia, ketidakpastian global yang lebih luas juga turut berperan dalam kenaikan harga emas. Ketegangan yang melibatkan negara-negara besar, seperti Rusia dan AS, dapat menciptakan dampak domino terhadap pasar saham dan mata uang global. Ketika pasar saham tertekan oleh kekhawatiran atas ketidakpastian geopolitik atau inflasi yang tinggi, investor sering kali beralih ke aset yang lebih aman, seperti emas, untuk menjaga nilai kekayaan mereka. Di sisi lain, meskipun dolar AS mengalami sedikit penguatan, ketidakpastian dalam ekonomi global cenderung membuat investor lebih berhati-hati dan memilih aset yang dapat melindungi mereka dari risiko pasar yang tinggi. Emas, yang sering kali dipandang sebagai pelindung terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi, semakin diminati dalam situasi seperti ini.

Prospek Harga Emas ke Depan

Melihat faktor-faktor yang telah dibahas, prospek harga emas dalam jangka pendek tampaknya akan terus dipengaruhi oleh dinamika politik dan ekonomi global, termasuk kebijakan luar negeri AS, ketegangan internasional, dan pergerakan imbal hasil obligasi. Jika ketegangan Rusia-Ukraina terus berkembang atau jika ada eskalasi baru dalam konflik tersebut, harga emas bisa terus naik karena meningkatnya permintaan untuk aset safe haven. Namun, di sisi lain, faktor-faktor lain seperti kebijakan moneter AS dan pergerakan dolar juga perlu diperhatikan. Jika Federal Reserve AS memutuskan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk menanggulangi inflasi, hal ini bisa membatasi kenaikan harga emas, karena investor mungkin lebih tertarik pada instrumen keuangan dengan imbal hasil lebih tinggi, seperti obligasi pemerintah AS.

Kesimpulan

Harga emas yang terus naik pada 19 November 2024 menunjukkan bagaimana faktor-faktor ekonomi dan geopolitik berinteraksi untuk mempengaruhi pasar. Ketegangan internasional yang meningkat, khususnya terkait dengan konflik Rusia-Ukraina, serta penurunan imbal hasil obligasi AS, memberikan dorongan positif bagi harga emas. Dalam jangka pendek, harga emas kemungkinan akan tetap didorong oleh ketidakpastian geopolitik dan keinginan investor untuk mencari pelaburan yang lebih aman. Namun, pergerakan selanjutnya akan sangat bergantung pada dinamika pasar yang terus berubah, baik dari segi kebijakan moneter AS maupun perkembangan lebih lanjut dalam konflik internasional yang ada.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Monday, 18 November 2024

Bestprofit | Emas Melonjak di Tengah Pelemahan Dolar dan Tensi Rusia-Ukraina

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-13.jpg

Bestprofit (19/11) – Pada hari Senin, 18 November, harga emas mencatatkan lonjakan signifikan setelah enam hari berturut-turut mengalami penurunan. Lonjakan ini terjadi seiring dengan berakhirnya tren penguatan dolar AS dan meningkatnya ketidakpastian yang dipicu oleh eskalasi konflik Rusia-Ukraina, yang memicu kembali permintaan akan emas sebagai instrumen investasi safe haven. Kenaikan harga emas ini mencerminkan kondisi pasar yang sangat sensitif terhadap perkembangan ekonomi global dan ketegangan geopolitik yang terjadi saat ini.

Kenaikan Harga Emas pada Senin (18/11)

Harga emas spot tercatat naik 1,8% menjadi $2.608,19 per ons pada pukul 01:44 p.m. ET (1844 GMT). Lonjakan ini membawa harga emas kembali menjauh dari level terendah dua bulan yang tercatat pada hari Kamis sebelumnya. Begitu pula dengan harga emas berjangka AS yang ditutup naik 1,7% pada $2.614,60 per ons. Kenaikan ini datang setelah harga emas mengalami penurunan tajam dalam beberapa hari sebelumnya, yang sebagian besar dipengaruhi oleh penguatan dolar AS dan ekspektasi kebijakan moneter yang lebih ketat dari Federal Reserve (Fed).
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Penurunan Harga Emas Sebelumnya dan Dampaknya

Emas, yang dikenal sebagai salah satu instrumen investasi yang aman (safe haven), sempat mengalami penurunan mingguan terbesarnya dalam lebih dari tiga tahun terakhir. Penurunan harga emas tersebut terjadi pada minggu sebelumnya, yang sebagian besar dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap potensi kebijakan ekonomi yang lebih agresif dari pemerintahan Presiden terpilih AS, Donald Trump. Proposal tarif yang diusulkan oleh Trump memicu kekhawatiran akan inflasi yang lebih tinggi, yang pada gilirannya bisa mendorong Fed untuk memperlambat laju pemotongan suku bunga. Di tengah kekhawatiran tersebut, indeks dolar AS melonjak ke level tertinggi dalam satu tahun pada hari Kamis, yang membuat harga emas tertekan karena dolar yang lebih kuat mengurangi daya tarik emas bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. Namun, pada hari Senin, dolar AS mengalami koreksi, turun sekitar 0,4% setelah sebelumnya menguat sebesar 1,6% pada minggu lalu. Pelemahan dolar AS ini menjadi salah satu faktor utama yang mendorong harga emas kembali melesat.

Dolar AS dan Dampaknya Terhadap Harga Emas

Dolar AS yang lebih lemah menjadikan emas lebih terjangkau bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. Sebagai contoh, penurunan dolar AS memberikan peluang bagi pembeli di luar Amerika Serikat untuk memperoleh emas dengan harga yang lebih kompetitif. Emas, yang dianggap sebagai aset yang stabil selama periode ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, seringkali dipilih oleh investor untuk melindungi nilai kekayaan mereka di tengah gejolak pasar. Namun, meskipun harga emas kembali menguat, pasar masih memperhatikan kebijakan moneter yang akan diambil oleh Bank Sentral AS (Fed). Bank sentral AS secara luas diperkirakan akan kembali melakukan pemotongan suku bunga pada bulan Desember. Pemotongan suku bunga ini, yang diharapkan dapat meredakan tekanan inflasi, bisa memberikan dorongan positif bagi harga emas. Namun, meskipun ada ekspektasi untuk pemotongan suku bunga, data terbaru menunjukkan bahwa upaya untuk mengembalikan inflasi ke target 2% belum menunjukkan kemajuan yang signifikan.

Ketidakpastian Geopolitik: Konflik Rusia-Ukraina

Salah satu faktor yang turut mendorong kenaikan harga emas pada hari Senin adalah meningkatnya ketidakpastian geopolitik terkait dengan eskalasi konflik Rusia-Ukraina. Ketegangan yang berkepanjangan antara kedua negara ini, yang melibatkan sejumlah negara besar lainnya, terus memicu kekhawatiran akan dampaknya terhadap stabilitas ekonomi global. Ketika ketegangan geopolitik meningkat, banyak investor beralih ke aset safe haven seperti emas untuk melindungi nilai kekayaan mereka. Ketidakpastian geopolitik juga memperburuk sentimen pasar yang sudah rapuh akibat perlambatan ekonomi global, krisis energi, dan gangguan rantai pasokan. Dalam situasi seperti ini, emas sering kali dianggap sebagai pilihan investasi yang lebih aman dibandingkan dengan aset lain, seperti saham atau obligasi yang rentan terhadap fluktuasi pasar.

Dampak Kebijakan Suku Bunga Terhadap Emas

Kebijakan suku bunga menjadi faktor yang sangat penting dalam menentukan arah pergerakan harga emas. Suku bunga yang lebih tinggi membuat instrumen keuangan yang memberikan imbal hasil, seperti obligasi dan saham, menjadi lebih menarik. Sebaliknya, ketika suku bunga rendah, aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas akan lebih menarik karena tidak ada biaya kesempatan yang besar untuk menahan emas tersebut. Dengan adanya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan melanjutkan pemotongan suku bunga pada Desember, hal ini dapat memberikan dukungan bagi harga emas. Namun, pasar juga harus mempertimbangkan dampak dari kebijakan moneter yang lebih ketat, yang bisa menekan permintaan terhadap emas.

Pergerakan Harga Logam Lainnya

Selain emas, beberapa logam mulia lainnya juga mencatatkan kenaikan harga yang signifikan pada hari Senin. Harga perak spot tercatat naik 2,8% menjadi $31,05 per ons, sementara harga platinum juga mengalami kenaikan 2,8% menjadi $964,87 per ons. Kenaikan harga ini menunjukkan bahwa investor semakin mencari perlindungan dalam aset-aset logam mulia lainnya di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik yang meningkat. Paladium, yang digunakan dalam industri otomotif dan elektronik, juga melonjak 5,3% menjadi $1.001,29 per ons. Kenaikan harga logam mulia ini tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor global yang memengaruhi pasar, termasuk kebijakan moneter, ketegangan geopolitik, serta prospek ekonomi global yang semakin tidak menentu. Dalam situasi seperti ini, logam mulia sering kali dianggap sebagai pilihan yang lebih aman bagi investor yang mencari perlindungan dari risiko-risiko yang ada.

Prospek Harga Emas di Masa Depan

Melihat ke depan, prospek harga emas masih akan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti kebijakan suku bunga yang diambil oleh Fed, perkembangan konflik geopolitik, dan dinamika pasar mata uang global. Jika ketidakpastian geopolitik terus berlanjut, atau jika terjadi ketegangan ekonomi yang lebih besar, harga emas dapat terus mendapatkan dukungan. Namun, jika kebijakan moneter AS mulai mengarah pada normalisasi suku bunga yang lebih cepat dari yang diperkirakan, hal ini dapat menekan permintaan emas. Secara keseluruhan, pasar emas menunjukkan volatilitas yang tinggi dan bisa terus dipengaruhi oleh berbagai faktor. Para investor perlu terus memantau perkembangan ekonomi global, kebijakan moneter, dan ketegangan geopolitik untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.

Kesimpulan

Harga emas yang melonjak pada hari Senin (18/11) menggambarkan bagaimana ketidakpastian ekonomi dan geopolitik dapat memengaruhi pasar logam mulia. Pelemahan dolar AS dan meningkatnya ketegangan di Ukraina memberikan dorongan positif bagi harga emas, yang tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari keamanan di tengah ketidakpastian global. Meskipun ada tantangan terkait kebijakan moneter yang lebih ketat, permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven tetap kuat. Di masa mendatang, harga emas kemungkinan akan terus dipengaruhi oleh perkembangan politik dan ekonomi yang terus berubah.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Sunday, 17 November 2024

Bestprofit | Emas Turun, Tertekan Reli Dolar

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-5.jpeg

Bestprofit (15/11) – Pada pertengahan sore hari Kamis, 14 November 2024, harga emas diperdagangkan pada level terendahnya dalam dua bulan terakhir, mencatatkan penurunan untuk sesi kelima berturut-turut. Penurunan ini dipicu oleh penguatan dolar AS yang melanjutkan reli pasca-pemilu serta kenaikan ukuran inflasi di Amerika Serikat (AS). Sementara itu, hasil laporan ekonomi lainnya juga menunjukkan tanda-tanda penguatan ekonomi AS yang lebih lanjut, menambah tekanan pada logam mulia ini.

Emas di Level Terendah Sejak September 2024

Emas untuk pengiriman Desember tercatat turun sebesar $11,40 menjadi $2.575,10 per ons, mencapai titik terendah sejak 11 September 2024. Harga ini mencerminkan tren penurunan yang telah berlangsung selama lima sesi berturut-turut, sebuah pergerakan yang jarang terjadi dalam pasar emas. Penurunan harga emas ini sebagian besar dipicu oleh dolar AS yang kembali menguat, yang mengurangi daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Peningkatan Inflasi AS Mendorong Kenaikan Dolar

Salah satu faktor utama yang memengaruhi pergerakan emas adalah penguatan dolar AS. Setelah data ekonomi terbaru dirilis, dolar melanjutkan reli dan tercatat mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua tahun. Indeks dolar ICE, yang mengukur kekuatan dolar terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, tercatat naik 0,19 poin menjadi 106,67. Ini adalah level tertinggi indeks dolar sejak Oktober 2022. Penguatan dolar ini didorong oleh laporan terbaru dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS yang menunjukkan bahwa Indeks Harga Produsen (PPI) untuk bulan Oktober mengalami kenaikan sebesar 0,2% dibandingkan bulan September. Meskipun angka ini sesuai dengan ekspektasi pasar, namun kenaikan tersebut tetap menunjukkan adanya tekanan inflasi yang lebih besar di ekonomi AS. PPI adalah indikator penting untuk mengukur inflasi di tingkat produsen dan sering kali digunakan sebagai indikator awal untuk memprediksi harga konsumen. Kenaikan PPI ini, yang lebih tinggi dari 0,1% yang tercatat pada bulan September sebelumnya, memberikan sinyal bahwa inflasi di AS mungkin masih akan tetap tinggi dalam beberapa bulan mendatang. Ini menambah ekspektasi pasar bahwa Bank Sentral AS (The Federal Reserve) bisa jadi akan terus mempertahankan kebijakan moneter ketat, yang mengarah pada penguatan dolar.

Data Inflasi AS yang Lebih Tinggi dari Perkiraan

Tidak hanya PPI yang menunjukkan angka yang lebih tinggi, namun angka PPI inti, yang mengabaikan fluktuasi harga barang-barang volatile seperti makanan dan energi, naik lebih dari yang diperkirakan. PPI inti tercatat naik 0,3% pada bulan Oktober, lebih tinggi dari angka sebelumnya yang hanya naik 0,2%. Kenaikan ini melebihi ekspektasi konsensus pasar yang memprediksi kenaikan hanya sebesar 0,2%. Data inflasi ini memberikan tekanan lebih lanjut pada pasar emas. Biasanya, ketika inflasi meningkat, investor cenderung beralih ke emas sebagai aset lindung nilai. Namun, dalam situasi ini, penguatan dolar dan ekspektasi lebih lanjut akan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve justru memberikan dampak negatif terhadap harga emas. Dolar yang kuat membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lain, sementara suku bunga yang lebih tinggi membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil lebih tidak menarik bagi investor.

Pengaruh Imbal Hasil Obligasi Terhadap Harga Emas

Selain penguatan dolar dan data inflasi, imbal hasil obligasi AS juga memainkan peran penting dalam penurunan harga emas. Imbal hasil obligasi pemerintah AS, terutama obligasi jangka pendek, menunjukkan pergerakan yang signifikan pada sesi perdagangan ini. Imbal hasil obligasi dua tahun AS tercatat meningkat sedikit sebesar 0,4 basis poin menjadi 4,296%, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun turun sedikit sebesar 5,8 basis poin menjadi 4,41%. Kenaikan imbal hasil obligasi jangka pendek menunjukkan bahwa investor lebih memilih untuk berinvestasi dalam instrumen yang lebih aman dan memberikan imbal hasil lebih tinggi, seperti obligasi pemerintah AS. Kondisi ini mengurangi permintaan terhadap emas yang lebih cenderung dianggap sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil langsung, membuat harga emas semakin tertekan.

Dolar yang Menguat: Dampaknya Terhadap Emas dan Pasar Keuangan Global

Penguatan dolar AS memiliki dampak yang luas di pasar keuangan global, tidak hanya terhadap emas, tetapi juga terhadap berbagai aset lainnya. Dengan dolar yang lebih kuat, harga komoditas berdenominasi dolar, seperti minyak dan emas, cenderung turun karena menjadi lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lainnya. Hal ini dapat menurunkan permintaan untuk logam mulia dan komoditas lainnya. Sementara itu, penguatan dolar juga dapat memengaruhi negara-negara berkembang yang memiliki utang dalam dolar. Kenaikan dolar berarti peningkatan beban utang bagi negara-negara ini, yang bisa memengaruhi stabilitas ekonomi mereka. Dalam jangka panjang, ini bisa berdampak pada aliran modal global dan meningkatkan ketidakpastian di pasar keuangan internasional.

Potensi Kenaikan Suku Bunga AS Masih Menjadi Risiko untuk Emas

Dengan lonjakan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dan ekspektasi pasar yang mengarah pada kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve, harga emas bisa terus tertekan. Kenaikan suku bunga cenderung memperkuat dolar dan membuat aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti emas, menjadi kurang menarik bagi investor. Para analis memperkirakan bahwa The Fed mungkin akan terus mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi hingga tanda-tanda signifikan dari penurunan inflasi terlihat. Sebagai hasilnya, emas kemungkinan akan tetap berada di bawah tekanan dalam waktu dekat, meskipun ada potensi rebound jika ada perubahan kebijakan atau tanda-tanda perlambatan ekonomi AS.

Kesimpulan: Ketidakpastian Ekonomi dan Tekanan terhadap Emas

Saat ini, pasar emas menghadapi berbagai tantangan yang datang dari penguatan dolar, data inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi, dan potensi kebijakan moneter yang lebih ketat di AS. Semua faktor ini telah menyebabkan harga emas turun ke level terendah dalam dua bulan terakhir. Meskipun emas sering dianggap sebagai aset pelindung di tengah inflasi, saat ini penguatan dolar dan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi telah mengurangi daya tariknya. Investor akan terus memantau perkembangan ekonomi AS, terutama terkait dengan kebijakan The Fed dan data inflasi yang akan datang. Meskipun emas menghadapi tekanan dalam jangka pendek, volatilitas pasar yang terus berlanjut mungkin akan memberikan peluang bagi mereka yang ingin memanfaatkan fluktuasi harga emas. Namun, bagi investor jangka panjang, dinamika pasar ini menunjukkan bahwa ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan moneter yang ketat mungkin akan terus menjadi tantangan besar bagi harga emas dalam waktu dekat.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Thursday, 14 November 2024

Bestprofit | Emas Turun, Tertekan Reli Dolar

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-5.jpeg

Bestprofit (15/11) – Pada pertengahan sore hari Kamis, 14 November 2024, harga emas diperdagangkan pada level terendahnya dalam dua bulan terakhir, mencatatkan penurunan untuk sesi kelima berturut-turut. Penurunan ini dipicu oleh penguatan dolar AS yang melanjutkan reli pasca-pemilu serta kenaikan ukuran inflasi di Amerika Serikat (AS). Sementara itu, hasil laporan ekonomi lainnya juga menunjukkan tanda-tanda penguatan ekonomi AS yang lebih lanjut, menambah tekanan pada logam mulia ini. 
 

Emas di Level Terendah Sejak September 2024

Emas untuk pengiriman Desember tercatat turun sebesar $11,40 menjadi $2.575,10 per ons, mencapai titik terendah sejak 11 September 2024. Harga ini mencerminkan tren penurunan yang telah berlangsung selama lima sesi berturut-turut, sebuah pergerakan yang jarang terjadi dalam pasar emas. Penurunan harga emas ini sebagian besar dipicu oleh dolar AS yang kembali menguat, yang mengurangi daya tarik emas sebagai aset lindung nilai. 
 
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

 

Peningkatan Inflasi AS Mendorong Kenaikan Dolar

Salah satu faktor utama yang memengaruhi pergerakan emas adalah penguatan dolar AS. Setelah data ekonomi terbaru dirilis, dolar melanjutkan reli dan tercatat mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua tahun. Indeks dolar ICE, yang mengukur kekuatan dolar terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, tercatat naik 0,19 poin menjadi 106,67. Ini adalah level tertinggi indeks dolar sejak Oktober 2022. Penguatan dolar ini didorong oleh laporan terbaru dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS yang menunjukkan bahwa Indeks Harga Produsen (PPI) untuk bulan Oktober mengalami kenaikan sebesar 0,2% dibandingkan bulan September. Meskipun angka ini sesuai dengan ekspektasi pasar, namun kenaikan tersebut tetap menunjukkan adanya tekanan inflasi yang lebih besar di ekonomi AS. PPI adalah indikator penting untuk mengukur inflasi di tingkat produsen dan sering kali digunakan sebagai indikator awal untuk memprediksi harga konsumen. Kenaikan PPI ini, yang lebih tinggi dari 0,1% yang tercatat pada bulan September sebelumnya, memberikan sinyal bahwa inflasi di AS mungkin masih akan tetap tinggi dalam beberapa bulan mendatang. Ini menambah ekspektasi pasar bahwa Bank Sentral AS (The Federal Reserve) bisa jadi akan terus mempertahankan kebijakan moneter ketat, yang mengarah pada penguatan dolar. 
 

Data Inflasi AS yang Lebih Tinggi dari Perkiraan

Tidak hanya PPI yang menunjukkan angka yang lebih tinggi, namun angka PPI inti, yang mengabaikan fluktuasi harga barang-barang volatile seperti makanan dan energi, naik lebih dari yang diperkirakan. PPI inti tercatat naik 0,3% pada bulan Oktober, lebih tinggi dari angka sebelumnya yang hanya naik 0,2%. Kenaikan ini melebihi ekspektasi konsensus pasar yang memprediksi kenaikan hanya sebesar 0,2%. Data inflasi ini memberikan tekanan lebih lanjut pada pasar emas. Biasanya, ketika inflasi meningkat, investor cenderung beralih ke emas sebagai aset lindung nilai. Namun, dalam situasi ini, penguatan dolar dan ekspektasi lebih lanjut akan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve justru memberikan dampak negatif terhadap harga emas. Dolar yang kuat membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lain, sementara suku bunga yang lebih tinggi membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil lebih tidak menarik bagi investor. 
 

Pengaruh Imbal Hasil Obligasi Terhadap Harga Emas

Selain penguatan dolar dan data inflasi, imbal hasil obligasi AS juga memainkan peran penting dalam penurunan harga emas. Imbal hasil obligasi pemerintah AS, terutama obligasi jangka pendek, menunjukkan pergerakan yang signifikan pada sesi perdagangan ini. Imbal hasil obligasi dua tahun AS tercatat meningkat sedikit sebesar 0,4 basis poin menjadi 4,296%, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun turun sedikit sebesar 5,8 basis poin menjadi 4,41%. Kenaikan imbal hasil obligasi jangka pendek menunjukkan bahwa investor lebih memilih untuk berinvestasi dalam instrumen yang lebih aman dan memberikan imbal hasil lebih tinggi, seperti obligasi pemerintah AS. Kondisi ini mengurangi permintaan terhadap emas yang lebih cenderung dianggap sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil langsung, membuat harga emas semakin tertekan. 
 

Dolar yang Menguat: Dampaknya Terhadap Emas dan Pasar Keuangan Global

Penguatan dolar AS memiliki dampak yang luas di pasar keuangan global, tidak hanya terhadap emas, tetapi juga terhadap berbagai aset lainnya. Dengan dolar yang lebih kuat, harga komoditas berdenominasi dolar, seperti minyak dan emas, cenderung turun karena menjadi lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lainnya. Hal ini dapat menurunkan permintaan untuk logam mulia dan komoditas lainnya. Sementara itu, penguatan dolar juga dapat memengaruhi negara-negara berkembang yang memiliki utang dalam dolar. Kenaikan dolar berarti peningkatan beban utang bagi negara-negara ini, yang bisa memengaruhi stabilitas ekonomi mereka. Dalam jangka panjang, ini bisa berdampak pada aliran modal global dan meningkatkan ketidakpastian di pasar keuangan internasional. 
 

Potensi Kenaikan Suku Bunga AS Masih Menjadi Risiko untuk Emas

Dengan lonjakan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dan ekspektasi pasar yang mengarah pada kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve, harga emas bisa terus tertekan. Kenaikan suku bunga cenderung memperkuat dolar dan membuat aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti emas, menjadi kurang menarik bagi investor. Para analis memperkirakan bahwa The Fed mungkin akan terus mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi hingga tanda-tanda signifikan dari penurunan inflasi terlihat. Sebagai hasilnya, emas kemungkinan akan tetap berada di bawah tekanan dalam waktu dekat, meskipun ada potensi rebound jika ada perubahan kebijakan atau tanda-tanda perlambatan ekonomi AS. 
 

Kesimpulan: Ketidakpastian Ekonomi dan Tekanan terhadap Emas

Saat ini, pasar emas menghadapi berbagai tantangan yang datang dari penguatan dolar, data inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi, dan potensi kebijakan moneter yang lebih ketat di AS. Semua faktor ini telah menyebabkan harga emas turun ke level terendah dalam dua bulan terakhir. Meskipun emas sering dianggap sebagai aset pelindung di tengah inflasi, saat ini penguatan dolar dan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi telah mengurangi daya tariknya. Investor akan terus memantau perkembangan ekonomi AS, terutama terkait dengan kebijakan The Fed dan data inflasi yang akan datang. Meskipun emas menghadapi tekanan dalam jangka pendek, volatilitas pasar yang terus berlanjut mungkin akan memberikan peluang bagi mereka yang ingin memanfaatkan fluktuasi harga emas. Namun, bagi investor jangka panjang, dinamika pasar ini menunjukkan bahwa ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan moneter yang ketat mungkin akan terus menjadi tantangan besar bagi harga emas dalam waktu dekat.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Wednesday, 13 November 2024

Bestprofit | Emas Tertekan Dolar dan Imbal Hasil Obligasi

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-6.jpg

Bestprofit (14/11) – Pada hari Rabu, 13 November, harga emas kembali mengalami penurunan untuk sesi keempat berturut-turut. Penurunan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, terutama penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi yang terjadi setelah laporan inflasi yang menunjukkan harga konsumen AS bulan Oktober meningkat sesuai dengan ekspektasi. Secara keseluruhan, harga emas berjangka AS turun 0,8%, sedangkan harga emas spot mengalami penurunan 0,7%, mencapai level terendah dalam hampir dua bulan. 

 

1. Pengaruh Inflasi terhadap Harga Emas

Departemen Tenaga Kerja AS baru-baru ini melaporkan bahwa inflasi di negara tersebut, berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK), mengalami kenaikan seperti yang diperkirakan oleh banyak analis. Data inflasi bulan Oktober menunjukkan bahwa harga barang dan jasa di AS meningkat, meskipun ada sedikit pelambatan dalam laju kenaikannya sejak pertengahan tahun. Inflasi yang tetap tinggi ini, meskipun sedikit menurun, menjadi faktor yang memberi tekanan pada harga emas. Emas sering dipandang sebagai aset yang aman (safe haven) yang dapat melindungi nilai terhadap inflasi yang tinggi. Namun, di tengah kondisi ekonomi yang semakin membaik, sebagian besar investor mulai melihat potensi keuntungan lain yang lebih menarik, seperti obligasi dengan imbal hasil yang lebih tinggi atau aset berisiko lainnya. Oleh karena itu, meskipun emas tetap populer dalam portofolio investasi, harganya merosot karena ekspektasi bahwa kebijakan moneter akan lebih ketat di masa depan.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

 

2. Dolar AS yang Menguat Menekan Harga Emas

Salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan harga emas dalam beberapa hari terakhir adalah penguatan dolar AS. Dolar AS menguat hampir mencapai level tertinggi dalam tujuh bulan terhadap mata uang utama dunia lainnya. Ketika dolar AS menguat, emas yang diperdagangkan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, sehingga mengurangi permintaan terhadap logam mulia ini. Selain itu, dolar yang lebih kuat juga mencerminkan sentimen positif terhadap ekonomi AS. Kepercayaan pasar terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dapat meningkatkan permintaan terhadap dolar, yang pada gilirannya mendorong kenaikan imbal hasil obligasi. Ini adalah faktor penting lainnya yang membuat emas, yang tidak memberikan imbal hasil, kurang menarik dibandingkan instrumen investasi lainnya seperti obligasi atau saham.

 

3. Kenaikan Imbal Hasil Obligasi yang Meningkatkan Tekanan pada Emas

Imbal hasil obligasi AS, terutama obligasi pemerintah 10 tahun, mengalami kenaikan yang signifikan. Imbal hasil yang lebih tinggi ini menarik investor untuk beralih dari emas ke obligasi, yang memberikan pengembalian lebih tinggi. Kenaikan imbal hasil tersebut disebabkan oleh ekspektasi bahwa Bank Sentral AS (Federal Reserve) mungkin akan lebih lambat dalam menurunkan suku bunga pada tahun 2024, meskipun ada harapan bahwa suku bunga dapat dipangkas pada pertemuan bulan Desember nanti. Imbal hasil obligasi yang lebih tinggi meningkatkan daya tarik instrumen investasi yang lebih aman, seperti obligasi pemerintah, yang menawarkan imbal hasil tetap. Hal ini menjadi faktor penghalang bagi emas, yang tidak memberikan bunga atau dividen. Oleh karena itu, kenaikan imbal hasil membuat investor lebih memilih aset dengan potensi keuntungan lebih jelas, seperti obligasi jangka panjang, dan meninggalkan emas yang dianggap lebih berisiko.

 

4. Pengaruh Prospek Kebijakan Moneter Federal Reserve

Pasar juga semakin memusatkan perhatian pada kebijakan moneter Federal Reserve (Fed) ke depan. Meskipun laporan inflasi menunjukkan bahwa harga konsumen AS meningkat, pasar berharap bahwa Fed akan tetap melonggarkan kebijakan moneternya. Saat ini, ada peluang 82% untuk pemotongan suku bunga pada pertemuan bulan Desember, yang lebih tinggi dari sebelumnya yang hanya diperkirakan sebesar 58%. Namun, para pedagang dan analis juga mempertimbangkan bahwa kebijakan pelonggaran moneter oleh Fed dapat dihentikan jika inflasi kembali meningkat, khususnya jika tarif baru yang diharapkan dari Presiden AS Donald Trump diberlakukan. Oleh karena itu, meskipun ada ekspektasi penurunan suku bunga, sentimen pasar tidak sepenuhnya yakin bahwa pelonggaran ini akan berlanjut dalam waktu dekat, yang dapat memberikan dampak negatif terhadap harga emas. Jika inflasi kembali naik atau kebijakan tarif baru memperburuk kondisi ekonomi, Fed mungkin tidak dapat terus mengurangi suku bunga.

 

5. Kinerja Logam Mulia Lainnya: Perak, Platinum, dan Paladium

Selain emas, logam mulia lainnya juga menunjukkan tren penurunan harga. Harga perak spot turun sebesar 0,5%, berada pada level $30,55 per ons. Meskipun perak sering dipandang sebagai “saudara” emas dalam hal aset yang aman, penurunan harga perak mencerminkan sentimen negatif yang melanda pasar logam mulia secara keseluruhan. Harga platinum, yang juga dipengaruhi oleh faktor yang sama dengan emas, turun 0,9% menjadi $938,60 per ons. Platinum, yang sering digunakan dalam industri otomotif untuk katalis, cenderung terpengaruh oleh tren ekonomi global dan permintaan industri. Penurunan harga platinum juga mencerminkan ketidakpastian yang ada di pasar global, meskipun permintaan di sektor otomotif tetap menjadi pendorong utama harganya. Sementara itu, harga paladium mengalami penurunan paling signifikan di antara logam mulia lainnya, turun sebesar 1,3% menjadi $932,10 per ons. Penurunan ini berhubungan dengan penurunan permintaan dalam industri otomotif, yang menghadapi tantangan di tengah ketegangan perdagangan global dan ketidakpastian ekonomi.

 

6. Apa yang Diharapkan ke Depan: Fokus pada Data Ekonomi dan Kebijakan Fed

Ke depan, pasar akan fokus pada sejumlah data ekonomi yang akan dirilis dalam beberapa hari mendatang. Pada hari Kamis, 14 November, Indeks Harga Produsen (PPI) AS dan klaim pengangguran mingguan akan diumumkan. Data ini dapat memberikan gambaran lebih lanjut tentang tekanan inflasi dan kondisi pasar tenaga kerja AS. Penurunan klaim pengangguran dapat menjadi sinyal positif bagi perekonomian, sementara lonjakan PPI dapat memperburuk kekhawatiran inflasi. Selain itu, laporan penjualan ritel yang dijadwalkan untuk hari Jumat, 15 November, akan memberikan gambaran tentang daya beli konsumen di AS. Daya beli yang kuat dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga meningkatkan inflasi, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kebijakan suku bunga Fed. Pernyataan dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan pejabat bank sentral lainnya juga akan menjadi fokus utama. Jika Fed memberikan sinyal bahwa mereka akan lebih berhati-hati dalam menurunkan suku bunga, hal ini dapat mengurangi daya tarik emas dan logam mulia lainnya. Sebaliknya, jika mereka menyatakan bahwa kebijakan pelonggaran moneter masih diperlukan, harga emas dapat kembali mengalami lonjakan.

 

Kesimpulan

Harga emas saat ini tengah tertekan akibat penguatan dolar AS, kenaikan imbal hasil obligasi, dan ketidakpastian seputar kebijakan moneter yang akan diambil oleh Federal Reserve. Meskipun ada peluang pemotongan suku bunga pada bulan Desember, faktor-faktor seperti inflasi yang lebih tinggi dan kebijakan tarif baru dari pemerintah AS dapat memengaruhi prospek harga emas di masa depan. Sementara itu, logam mulia lainnya seperti perak, platinum, dan paladium juga mengalami tekanan yang serupa. Pemantauan terhadap data ekonomi dan keputusan kebijakan Fed dalam beberapa pekan mendatang akan menjadi kunci dalam menentukan arah pergerakan harga emas dan pasar logam mulia secara keseluruhan. 
 
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Tuesday, 12 November 2024

Bestprofit | Reli Dolar Tekan Emas ke Level Terendah Dua Bulan

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-13.jpg

Bestprofit (13/11) – Pada hari Selasa, 12 November, harga emas mengalami penurunan yang cukup signifikan, mendekati level terendah dalam dua bulan terakhir. Penurunan ini terjadi di tengah penguatan dolar AS, optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump yang terpilih untuk masa jabatan kedua, serta dinamika pasar yang lebih luas setelah pemilihan presiden AS pada 5 November. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih mendalam faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas, serta dampaknya terhadap pasar logam mulia lainnya.

Penurunan Harga Emas Spot

Harga emas spot turun sekitar 0,7% menjadi $2.600,93 per ons pada pukul 14.23 EST (19.23 GMT). Penurunan ini menandai penurunan lebih lanjut dari level tertinggi sebelumnya, dengan harga emas sempat jatuh hingga mencapai $2.589,59, level terendah sejak 20 September. Pada akhirnya, harga emas berjangka AS ditutup 0,4% lebih rendah, di angka $2.606,30. Pergerakan harga emas yang menurun ini dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal yang saling terkait. Salah satunya adalah penguatan dolar AS yang mencapai level tertinggi dalam lebih dari empat bulan terakhir. Ketika dolar menguat, harga emas menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang selain dolar, sehingga permintaan terhadap logam mulia ini cenderung berkurang. Ini menjadi salah satu alasan mengapa harga emas jatuh.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Dolar AS yang Menguat

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi penurunan harga emas adalah penguatan indeks dolar AS. Dolar AS melonjak pada hari Selasa ke level tertinggi lebih dari empat bulan, yang menyebabkan emas menjadi lebih mahal bagi investor internasional. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, naik karena ekspektasi pasar yang lebih kuat terhadap pertumbuhan ekonomi di bawah kepemimpinan Presiden Trump yang terpilih. Dengan dolar yang lebih kuat, emas yang diperdagangkan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Hal ini mengurangi daya tarik emas sebagai aset safe haven, yang selama ini menjadi pilihan utama saat ketidakpastian ekonomi melanda pasar global. Kenaikan ini didorong oleh optimisme pasar terhadap kebijakan ekonomi yang mungkin diberlakukan oleh pemerintahan Trump di masa jabatan keduanya.

Optimisme terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Trump Kedua

Setelah hasil pemilihan presiden AS pada 5 November yang mengarah pada kemenangan Trump, pasar merespons dengan optimisme yang lebih besar terhadap prospek pertumbuhan ekonomi AS. Banyak analis percaya bahwa kebijakan fiskal yang lebih agresif, termasuk pemotongan pajak dan program belanja infrastruktur yang besar, dapat mendongkrak perekonomian AS. Optimisme ini berdampak pada beberapa pasar, termasuk emas. Ketika investor merasa lebih yakin terhadap prospek ekonomi, mereka cenderung mengalihkan dana dari aset safe haven seperti emas ke aset berisiko lebih tinggi yang diharapkan memberikan pengembalian lebih besar, seperti saham atau obligasi. Hal ini menyebabkan penurunan permintaan terhadap emas dan penurunan harga yang cukup signifikan.

Dampak Kenaikan Bitcoin dan Imbal Hasil Obligasi

Selain penguatan dolar dan optimisme terhadap ekonomi AS, pergerakan harga bitcoin juga turut mempengaruhi pasar emas. Bitcoin, yang sering dianggap sebagai “emas digital”, melonjak tajam setelah pemilihan presiden AS. Banyak investor melihat bitcoin sebagai alternatif investasi yang lebih menarik, terutama di tengah ketidakpastian pasar keuangan dan kemungkinan kebijakan fiskal yang lebih ekspansif dari pemerintahan Trump. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS juga mengalami kenaikan tipis. Ketika imbal hasil obligasi naik, daya tarik emas sebagai aset bebas bunga berkurang, karena investor bisa memperoleh pengembalian yang lebih baik dari obligasi. Kenaikan imbal hasil ini memberikan tekanan tambahan pada harga emas, yang pada gilirannya mendorong penurunan harga emas lebih lanjut.

Data Ekonomi AS dan Kebijakan Federal Reserve

Para pelaku pasar juga mencermati sejumlah data ekonomi penting yang akan dirilis dalam beberapa hari mendatang, termasuk Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk bulan Oktober yang dijadwalkan pada hari Rabu. Data inflasi ini akan memberikan petunjuk mengenai kondisi ekonomi AS dan kemungkinan kebijakan moneter yang akan diambil oleh Federal Reserve (Fed). Setelah keputusan terbaru Federal Reserve untuk memangkas suku bunga acuannya sebesar seperempat poin persentase ke kisaran 4,50% hingga 4,75%, pasar kini memperkirakan peluang sebesar 59% untuk adanya pemangkasan suku bunga lebih lanjut pada bulan Desember. Sebelumnya, sebelum kemenangan Trump dalam pemilihan, peluang untuk pemangkasan suku bunga pada bulan Desember diperkirakan mencapai sekitar 80%. Jika data ekonomi menunjukkan tekanan inflasi yang lebih tinggi atau prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, Fed mungkin akan mempertimbangkan untuk menahan atau bahkan menghentikan kebijakan pemangkasan suku bunga. Hal ini bisa mengurangi daya tarik emas, yang sering kali dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

Pergerakan Harga Logam Mulia Lainnya

Selain emas, pasar logam mulia lainnya juga mengalami pergerakan harga yang signifikan pada hari yang sama. Perak spot, misalnya, naik sedikit sebesar 0,2% menjadi $30,72 per ons. Perak sering dianggap sebagai logam yang lebih sensitif terhadap pergerakan ekonomi global, dan dalam konteks optimisme terhadap pemulihan ekonomi, harga perak sedikit terdorong ke atas. Namun, tidak semua logam mulia mengalami kenaikan. Harga platinum turun sebesar 2% menjadi $945,39 per ons, sementara harga paladium turun lebih tajam sebesar 3,5% menjadi $946,59 per ons. Penurunan harga platinum dan paladium ini menunjukkan adanya ketidakpastian pasar yang lebih besar dan tekanan yang lebih kuat terhadap logam mulia industri yang tidak sepopuler emas dan perak.

Kesimpulan: Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi Global

Penurunan harga emas yang mendekati level terendah dua bulan terakhir pada 12 November dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal, termasuk penguatan dolar AS, optimisme pasar terhadap prospek ekonomi di bawah pemerintahan Trump, serta pergerakan harga bitcoin dan imbal hasil obligasi. Meskipun demikian, data ekonomi yang akan dirilis dalam beberapa hari mendatang, termasuk inflasi dan kebijakan moneter dari Federal Reserve, akan terus mempengaruhi arah pergerakan harga emas. Bagi investor, penting untuk tetap mengikuti perkembangan pasar global dan kebijakan ekonomi yang dapat mempengaruhi harga emas. Ketidakpastian ekonomi yang masih ada dan potensi kebijakan pemerintah yang dapat mempengaruhi pasar logam mulia memberikan peluang bagi investor untuk membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam menghadapi fluktuasi harga emas yang tidak menentu.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Monday, 11 November 2024

Bestprofit | Emas Tertekan, Dolar Menguat Usai Kemenangan Trump

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-3.jpeg

Bestprofit (12/11) – Pada awal pekan ini, harga emas terperosok ke level terendah dalam satu bulan terakhir setelah mengalami penurunan tajam pada hari Senin. Kemenangan presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam pemilihan baru-baru ini semakin menguatkan dolar AS, yang pada gilirannya berdampak pada harga emas yang dihargakan dalam mata uang tersebut. Meskipun harga emas stabil pada sesi perdagangan berikutnya, penurunan harga ini menunjukkan tren yang lebih luas yang perlu dianalisis lebih dalam, khususnya terkait dengan pergerakan pasar keuangan global, kebijakan moneter AS, dan faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi permintaan terhadap logam mulia ini.

Emas Stabil Setelah Penurunan Tajam, Dolar Menguat

Harga emas batangan pada hari Selasa menunjukkan stabilitas setelah sebelumnya mengalami penurunan signifikan sebesar 2,5% pada sesi perdagangan Senin. Hal ini terjadi karena penguatan dolar AS, yang mencapai level tertinggi dalam setahun terakhir, memberikan dampak langsung terhadap harga emas yang sempat merosot tajam. Kekuatan dolar membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang selain dolar, sehingga mengurangi daya tarik logam mulia ini sebagai aset investasi. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, melonjak setelah pasar menanggapi kemenangan Trump yang dianggap bisa mendorong kebijakan perdagangan lebih agresif dan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi AS. Banyak investor yang berharap bahwa kebijakan perdagangan dan fiskal Trump akan mendongkrak ekonomi AS, sementara kebijakan pelonggaran moneter oleh Federal Reserve (Fed) diperkirakan akan terus mendukung penguatan dolar. Hal ini menciptakan situasi yang kurang menguntungkan bagi emas, karena semakin kuatnya dolar akan membuat logam mulia ini menjadi lebih mahal di pasar global.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Rotasi Dana ke Ekuitas AS Menekan Harga Emas

Emas juga mengalami penurunan lebih dari 4% sejak hasil pemilihan presiden AS pada minggu lalu. Banyak dana lindung nilai yang sebelumnya memiliki posisi beli terhadap emas, kini mulai membatalkan taruhan bullish mereka. Aliran dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) juga semakin berkurang seiring dengan rotasi besar-besaran yang terjadi ke saham-saham ekuitas AS. Pasar ekuitas AS, yang semakin menunjukkan kinerja positif, semakin menarik perhatian investor yang sebelumnya cenderung mengalihkan portofolio mereka ke emas sebagai aset safe haven. Menurut Chris Weston, Kepala Riset dari Pepperstone Group Ltd., penurunan harga emas juga dapat dianggap sebagai penjualan yang “sebagian teknis”. Pasalnya, setelah harga emas menembus di bawah rata-rata pergerakan 50 hari, banyak investor dan dana lindung nilai yang memilih untuk menutup posisi beli mereka. Hal ini menunjukkan bagaimana pergerakan teknikal dalam pasar komoditas dapat mempengaruhi keputusan investor dalam jangka pendek, meskipun faktor-faktor makroekonomi tetap memegang peranan yang lebih besar dalam jangka panjang.

Faktor Penggerak Utama: Kebijakan Fed dan Inflasi

Meski harga emas mengalami koreksi, masih ada faktor-faktor fundamental yang mendukung potensi kenaikan harga emas dalam jangka panjang. Salah satunya adalah kebijakan pelonggaran moneter yang terus diambil oleh Federal Reserve. Bank sentral AS telah memangkas suku bunga sebanyak 25 basis poin pada pertemuan terakhirnya, dengan banyak ekonom memperkirakan bahwa dampak kebijakan fiskal dari Trump, seperti pemotongan pajak dan pengeluaran besar-besaran, bisa mengurangi potensi penurunan suku bunga lebih lanjut. Namun, dampak kebijakan Trump terhadap inflasi tetap menjadi perhatian utama. Banyak analis percaya bahwa kebijakan perdagangan proteksionis dan pengeluaran fiskal yang tinggi dapat menyebabkan inflasi yang lebih tinggi dalam jangka panjang. Inflasi yang lebih tinggi cenderung membuat suku bunga riil tetap lebih rendah atau bahkan negatif, yang pada gilirannya dapat mendukung harga emas. Emas sebagai aset yang tidak menghasilkan bunga dapat menjadi pilihan yang lebih menarik ketika suku bunga riil menurun, karena biaya peluang untuk memegang emas relatif lebih rendah. Investor juga akan memantau dengan cermat laporan indeks harga konsumen (CPI) inti yang dirilis pada Rabu mendatang. Laporan ini akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai laju inflasi di AS, yang tidak termasuk makanan dan energi. Data inflasi ini akan sangat penting bagi arah kebijakan pelonggaran Federal Reserve ke depan, karena inflasi yang lebih tinggi dapat mengurangi ruang bagi Fed untuk memangkas suku bunga lebih lanjut, sementara inflasi yang lebih rendah bisa memberikan lebih banyak alasan bagi Fed untuk mempertahankan kebijakan pelonggaran.

Emas Masih Tumbuh Lebih dari 25% Tahun Ini

Meskipun harga emas tertekan dalam beberapa pekan terakhir, logam mulia ini masih mencatatkan kenaikan signifikan sepanjang tahun ini. Harga emas batangan telah melonjak lebih dari 25% pada tahun 2024, didorong oleh kombinasi dari kebijakan pelonggaran moneter global, pembelian emas oleh bank sentral, dan ketidakpastian ekonomi serta geopolitik yang mendorong permintaan terhadap aset safe haven. Terutama, ketegangan geopolitik yang berkelanjutan, termasuk ketidakpastian seputar kebijakan luar negeri AS dan potensi resesi global, telah menguatkan daya tarik emas sebagai penyimpan nilai. Selain itu, kebijakan pelonggaran moneter yang dijalankan oleh sejumlah bank sentral di dunia, termasuk The Fed, telah memperburuk kekhawatiran terhadap inflasi dan melemahnya mata uang fiat. Dalam konteks ini, emas sering dianggap sebagai aset yang lebih aman karena tidak terpengaruh oleh kebijakan moneter atau fluktuasi nilai tukar mata uang.

Perak dan Paladium Ikut Menguat, Platinum Tertekan

Perkembangan harga logam mulia lainnya juga patut dicermati. Perak dan paladium tercatat mengalami kenaikan tipis, meskipun tidak sekuat pergerakan harga emas. Hal ini dapat menunjukkan adanya permintaan terhadap logam-logam tersebut dalam sektor industri, mengingat perak banyak digunakan dalam elektronik dan energi terbarukan, sementara paladium banyak digunakan dalam industri otomotif untuk komponen katalis. Di sisi lain, harga platinum justru tertekan. Platinum, yang sering dipandang sebagai alternatif bagi emas dan perak, tidak mampu mengikuti jejak pergerakan harga logam mulia lainnya dan mengalami penurunan pada perdagangan terakhir. Penurunan harga platinum ini sebagian besar disebabkan oleh adanya surplus pasokan di pasar global dan permintaan yang lebih rendah, terutama dari sektor otomotif.

Kesimpulan: Tantangan dan Peluang bagi Harga Emas

Saat ini, meskipun harga emas sedang menghadapi tantangan dari penguatan dolar dan rotasi dana ke saham ekuitas, logam mulia ini tetap memiliki prospek yang cerah di masa depan. Kebijakan moneter yang akomodatif, risiko geopolitik, serta potensi inflasi yang lebih tinggi tetap menjadi faktor pendorong permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven. Dengan perkembangan pasar yang terus berubah, harga emas diperkirakan akan tetap volatile, tetapi faktor-faktor fundamental seperti kebijakan Fed dan ketidakpastian ekonomi global akan terus menjadi penggerak utama bagi harga emas di masa mendatang.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!