Monday, 25 November 2024

Bestprofit | Emas Turun Dampak Gencatan Senjata di Timur Tengah

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-2.jpg

Bestprofit (26/11) – Pada hari Senin, 25 November 2024, harga emas (XAU/USD) mengalami penurunan tajam dalam sesi perdagangan Amerika Utara. Penurunan ini terjadi setelah berita tentang potensi gencatan senjata antara Lebanon dan Israel mulai tersebar, yang mengurangi ketegangan geopolitik di kawasan tersebut dan meningkatkan minat terhadap aset-aset yang lebih berisiko. Selain itu, keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menunjuk Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan juga memengaruhi pasar logam mulia tersebut. Harga emas diperdagangkan pada level $2.620, turun lebih dari 3% dari harga sebelumnya.

Faktor yang Mempengaruhi Harga Emas

Gencatan Senjata Lebanon-Israel Memicu Penurunan Minat terhadap Emas

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pergerakan harga emas pada hari tersebut adalah berita terkait gencatan senjata yang hampir tercapai antara Lebanon dan Israel. Sebuah laporan dari Axios mengungkapkan bahwa kedua negara tersebut hampir menyetujui persyaratan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lama antara Israel dan Hizbullah. Hal ini menciptakan ekspektasi bahwa ketegangan geopolitik yang telah mengarah pada ketidakpastian di Timur Tengah akan mereda, yang pada gilirannya mengurangi permintaan untuk emas sebagai aset pelindung (safe haven). Emas dikenal sebagai aset yang cenderung menarik perhatian para investor ketika ketidakpastian global meningkat, terutama dalam hal konflik geopolitik atau krisis ekonomi. Namun, ketika berita tentang gencatan senjata tersebar dan ketegangan mereda, minat terhadap emas berkurang karena investor mulai beralih ke aset yang lebih berisiko yang menawarkan potensi keuntungan lebih tinggi, seperti saham atau mata uang berisiko.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Penunjukan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS

Faktor lain yang turut memengaruhi harga emas adalah penunjukan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan dalam pemerintahan Trump. Banyak pelaku pasar yang menyambut positif pengumuman ini karena pandangan Bessent mengenai kebijakan ekonomi AS yang dianggap lebih moderat dibandingkan dengan kebijakan yang ada sebelumnya. Menurut Giovanni Staunovo, seorang analis Komoditas UBS, beberapa pelaku pasar melihat Bessent sebagai sosok yang tidak terlalu negatif mengenai perang dagang dengan China. Bessent dikenal dengan pendekatan bertahap dalam menerapkan tarif, yang dapat membantu meredakan ketegangan perdagangan global. Salah satu kebijakan yang diusung oleh Bessent adalah kebijakan “tiga-tiga”, yang bertujuan untuk mengurangi defisit anggaran AS sebesar 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) tahunan, mencapai tingkat PDB tahunan sebesar 3%, serta meningkatkan produksi minyak mentah AS sebanyak 3 juta barel per hari. Kebijakan ini diharapkan dapat memperbaiki keadaan ekonomi domestik, namun bagi pasar emas, kebijakan tersebut berpotensi mengurangi ketidakpastian ekonomi global, yang biasanya mendukung kenaikan harga emas.

Penurunan Harga Emas Dibawah SMA 50 Hari

Harga emas yang sempat mencatatkan rekor tertinggi pada beberapa minggu sebelumnya kini menghadapi penurunan signifikan. Pergerakan harga emas juga dipengaruhi oleh penurunan harga yang menembus level penting, yaitu di bawah Simple Moving Average (SMA) 50 hari yang berada pada $2.664. Penurunan harga ini membuka peluang bagi potensi penurunan lebih lanjut, mengingat SMA sering dijadikan indikator penting dalam analisis teknikal. Jika harga emas tetap berada di bawah level ini, para investor dapat menganggapnya sebagai sinyal bearish, yang dapat memperburuk sentimen pasar terhadap emas.

Imbal Hasil Rendah Emas dalam Kondisi Risiko Tinggi

Emas adalah logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil, seperti halnya obligasi atau saham yang dapat memberikan dividen atau bunga. Hal ini menjadikan emas lebih menarik dalam situasi di mana ada ketidakpastian dan investor mencari perlindungan dari inflasi atau ketegangan geopolitik. Namun, ketika minat terhadap aset berisiko meningkat, seperti yang terjadi pada hari Senin, investor cenderung meninggalkan emas dan beralih ke aset yang menawarkan potensi keuntungan lebih tinggi. Pada saat pasar mulai merespons berita positif seperti gencatan senjata dan kebijakan ekonomi yang lebih stabil, permintaan terhadap emas menurun. Investor mulai melihat kembali saham-saham yang tertekan oleh ketidakpastian sebelumnya atau instrumen lainnya yang memberikan imbal hasil lebih tinggi. Hal ini menciptakan tekanan penurunan harga emas.

Dampak Kebijakan Ekonomi terhadap Harga Emas

Kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah AS dapat berpengaruh besar terhadap harga emas. Kebijakan yang mengarah pada pemulihan ekonomi, seperti yang diperkirakan dari penunjukan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan, dapat meredakan kekhawatiran pasar dan mengurangi ketertarikan terhadap emas. Sebagai contoh, jika kebijakan fiskal yang diterapkan berhasil mengurangi defisit anggaran atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka investor akan cenderung mengalihkan investasi mereka dari emas ke aset lain yang memberikan hasil lebih tinggi. Selain itu, penurunan ketegangan dagang dengan China, yang diprediksi terjadi dengan pendekatan lebih bertahap dari Bessent, juga berpotensi menurunkan permintaan emas. Ketika ekonomi global kembali stabil dan hubungan dagang membaik, risiko ekonomi yang memicu lonjakan harga emas dapat mereda.

Pergerakan Harga Emas Ke Depan

Dengan harga emas yang telah turun lebih dari 3% pada hari Senin, banyak yang bertanya-tanya apakah tren penurunan ini akan berlanjut ataukah harga emas akan pulih dalam waktu dekat. Sejumlah faktor akan terus memainkan peran penting dalam menentukan arah pergerakan harga emas ke depan, di antaranya adalah perkembangan lebih lanjut mengenai gencatan senjata Lebanon-Israel, kebijakan ekonomi pemerintahan Trump, serta data ekonomi AS yang akan dirilis dalam beberapa hari mendatang. Analis pasar akan mengawasi dengan cermat data ekonomi penting seperti Keyakinan Konsumen, Risalah Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), serta klaim pengangguran awal yang dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang keadaan perekonomian AS. Selain itu, inflasi juga menjadi faktor yang harus diperhatikan, terutama Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang menjadi pengukur inflasi pilihan bagi Federal Reserve. Jika data ini menunjukkan pemulihan ekonomi yang lebih kuat, maka minat terhadap emas sebagai aset pelindung mungkin akan berkurang lebih lanjut.

Kesimpulan

Harga emas (XAU/USD) mengalami penurunan yang signifikan pada 25 November 2024, dipicu oleh berita tentang gencatan senjata antara Lebanon dan Israel serta penunjukan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS. Perkembangan ini mengurangi ketegangan geopolitik dan memperburuk minat terhadap aset yang lebih berisiko. Selain itu, penurunan harga emas yang telah jatuh di bawah SMA 50 hari membuka potensi penurunan lebih lanjut. Meskipun harga emas dapat mengalami fluktuasi, perkembangan kebijakan ekonomi dan data ekonomi AS akan terus menjadi faktor penting yang memengaruhi arah harga emas ke depannya.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!