Thursday, 8 May 2025

Bestprofit | Emas Naik Tipis Usai Kesepakatan AS-Inggris

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2024/03/Gold-Emas.jpg

Bestprofit (9/5) – Setelah seminggu penuh volatilitas, harga emas mengalami kenaikan tipis pada hari Jumat, menandai akhir dari perjalanan yang tidak stabil di pasar logam mulia. Emas batangan diperdagangkan di atas $3.316 per ons, mencatatkan kenaikan lebih dari 2% sepanjang minggu meski sempat melonjak hampir 6% hanya dalam dua sesi pertama. Volatilitas ini dipicu oleh serangkaian peristiwa geopolitik dan ekonomi global, terutama kesepakatan dagang baru antara Amerika Serikat dan Inggris.

Lonjakan Awal dan Koreksi Kembali

Pada awal pekan, harga emas mengalami lonjakan tajam hampir 6% dalam dua hari pertama. Kenaikan tersebut dipicu oleh ketidakpastian pasar menjelang pertemuan perdagangan penting antara AS dan Tiongkok, serta menjelang pengumuman kesepakatan perdagangan antara AS dan Inggris. Para investor membanjiri emas sebagai aset safe haven, mendorong harga hingga hampir menyentuh $3.350 per ons.

Namun, setelah euforia awal mereda dan rincian dari kesepakatan perdagangan AS-Inggris mulai diketahui, harga emas mulai mengalami koreksi. Banyak investor mulai menilai kembali potensi dampak nyata dari kesepakatan tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi global, menyebabkan harga logam mulia ini menelusuri kembali sebagian besar kenaikan sebelumnya.

Kesepakatan Dagang AS-Inggris: Simbolik tapi Terbatas

Kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat dan Inggris memberikan sedikit dorongan optimisme ke pasar. Dalam pakta tersebut, AS memperoleh akses pasar yang lebih baik dan proses bea cukai yang lebih cepat untuk ekspornya ke Inggris. Di sisi lain, Inggris mendapatkan keringanan tarif terbatas untuk sektor otomotif, baja, dan aluminium.

Namun, banyak analis menilai bahwa kesepakatan ini jauh dari harapan semula. Presiden Donald Trump sebelumnya menjanjikan perjanjian “lengkap dan komprehensif,” namun kenyataannya perjanjian ini lebih bersifat simbolik daripada strategis. Tidak ada reformasi besar dalam struktur perdagangan atau penghapusan tarif utama yang selama ini membebani hubungan ekonomi bilateral.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Dampak Terhadap Pasar dan Permintaan Aset Safe Haven

Ketidakpastian global dan ketegangan perdagangan telah menjadi pendorong utama bagi lonjakan harga emas sepanjang tahun ini. Emas, sebagai aset yang tidak menghasilkan bunga, cenderung mendapatkan dukungan ketika imbal hasil obligasi jatuh dan risiko ekonomi meningkat.

Namun minggu ini, sentimen pasar mulai berubah. Data tenaga kerja AS yang menunjukkan kondisi ekonomi yang relatif sehat dan munculnya kerangka perdagangan baru dengan Inggris dianggap sebagai alasan untuk beralih ke aset yang lebih berisiko. Akibatnya, permintaan akan aset safe haven seperti emas mulai berkurang, menyebabkan pelemahan harga menjelang akhir minggu.

Harapan Baru di Pembicaraan Dagang AS-Tiongkok

Di tengah berbagai dinamika pasar, perhatian kini beralih ke pembicaraan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang dijadwalkan pada akhir pekan. Presiden Trump menyatakan keyakinannya bahwa pembicaraan tersebut akan menghasilkan kemajuan nyata. Bahkan, ia mengisyaratkan kemungkinan untuk menurunkan tarif hingga 145% yang saat ini dikenakan pada berbagai produk asal Tiongkok jika negosiasi berjalan lancar.

Pernyataan ini memberikan sinyal positif ke pasar dan memperkuat ekspektasi bahwa ketegangan dagang AS-Tiongkok bisa mereda. Jika kesepakatan tercapai atau setidaknya menunjukkan tanda-tanda kemajuan, maka daya tarik emas sebagai perlindungan terhadap risiko geopolitik dapat semakin melemah.

Tiongkok Tetap Desak AS Hapus Tarif Sepihak

Sementara itu, pemerintah Tiongkok tetap mempertahankan pendiriannya bahwa AS harus menghapus semua tarif sepihak yang telah diberlakukan dalam beberapa tahun terakhir. Beijing menegaskan kembali bahwa tarif tersebut tidak hanya merugikan perusahaan Tiongkok, tetapi juga berdampak negatif pada ekonomi AS sendiri dan rantai pasokan global.

Pernyataan ini menandakan bahwa meskipun terdapat peluang terobosan dalam pembicaraan, masih terdapat perbedaan besar dalam posisi negosiasi kedua negara. Ketidakpastian ini dapat kembali menciptakan volatilitas di pasar emas dalam waktu dekat, terutama jika pembicaraan gagal mencapai hasil yang konkret.

Tekanan dari Imbal Hasil Obligasi dan Suku Bunga

Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS selama minggu ini juga menjadi faktor penting dalam pergerakan harga emas. Ketika investor merespons data ekonomi yang positif dengan menjual obligasi, imbal hasilnya naik. Karena emas tidak memberikan bunga, kenaikan imbal hasil obligasi menjadikannya relatif kurang menarik sebagai investasi.

Selain itu, peluang bahwa Federal Reserve mungkin menunda atau bahkan menghentikan rencana pemotongan suku bunga dalam waktu dekat memperkuat tekanan terhadap emas. Ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi atau stabil membuat investor lebih cenderung memilih aset yang memberikan imbal hasil, dibandingkan emas.

Pasar Valuta dan Dampaknya terhadap Emas

Indeks Bloomberg Dollar Spot, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama, tercatat naik 0,5% selama minggu ini. Dolar yang lebih kuat biasanya menekan harga emas, karena membuat logam mulia ini lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Namun dalam minggu ini, pergerakan dolar cenderung datar, yang memberikan sedikit ruang napas bagi harga emas untuk tetap stabil meskipun dalam tekanan dari faktor lain.

Logam Lain Ikut Naik, Tapi Tipis

Selain emas, logam mulia lainnya juga menunjukkan kenaikan, meski dalam skala yang lebih kecil. Harga perak, paladium, dan platinum semuanya mengalami kenaikan tipis, mencerminkan optimisme pasar yang hati-hati. Namun, tidak ada lonjakan besar yang mencerminkan pergerakan emas awal pekan ini.

Prospek Jangka Pendek Emas

Dengan semua faktor yang saling bertentangan ini—ketegangan dagang, data ekonomi positif, dan kebijakan moneter global—harga emas kemungkinan akan tetap berada dalam kisaran volatilitas tinggi. Jika pembicaraan perdagangan AS-Tiongkok menunjukkan kemajuan nyata, kita mungkin akan melihat penurunan permintaan terhadap emas.

Namun, jika kesepakatan yang diharapkan tidak tercapai, atau jika ketegangan geopolitik meningkat kembali, emas dapat dengan cepat kembali menjadi pilihan utama investor sebagai tempat berlindung yang aman.

Kesimpulan:
Meskipun harga emas mengalami kenaikan tipis minggu ini, pergerakannya mencerminkan ketidakpastian global yang masih tinggi. Kesepakatan dagang AS-Inggris memberikan sedikit harapan namun jauh dari harapan awal. Sementara prospek pembicaraan AS-Tiongkok menjadi fokus utama, arah harga emas ke depan akan sangat ditentukan oleh hasil nyata dari upaya diplomatik dan kebijakan ekonomi global dalam beberapa minggu ke depan.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Wednesday, 7 May 2025

Bestprofit | Emas Naik Usai Peringatan Fed

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-5.jpeg

Bestprofit (8/5) – Harga emas mencatat kenaikan pada awal perdagangan Asia setelah peringatan dari Federal Reserve (The Fed) mengenai ketidakpastian ekonomi akibat tarif perdagangan. Logam mulia ini memang dikenal sebagai aset safe haven yang cenderung meningkat nilainya selama periode gejolak ekonomi dan politik. Namun, para analis memperkirakan bahwa potensi kenaikan harga emas bisa terbatas, tergantung pada hasil pertemuan penting antara pejabat Amerika Serikat dan Tiongkok.

The Fed Peringatkan Risiko Ekonomi Akibat Tarif Perdagangan

Federal Reserve menyampaikan kekhawatirannya terkait dampak dari tarif perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi global. Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, yang belum menunjukkan tanda-tanda penyelesaian yang konkret. Menurut The Fed, penerapan tarif impor secara berkelanjutan bisa menekan aktivitas bisnis dan belanja konsumen, dua pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi AS.

Peringatan ini memicu lonjakan permintaan terhadap aset-aset yang dianggap aman, termasuk emas. Dalam perdagangan awal Asia, harga emas spot naik sebesar 0,2% menjadi $3.373,34 per ounce, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap kondisi ekonomi global yang semakin tidak pasti.

Emas: Safe Haven di Tengah Ketidakpastian

Emas selama ini dikenal sebagai aset pelindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Ketika pasar saham bergejolak dan nilai mata uang melemah, investor cenderung mengalihkan dana mereka ke logam mulia yang relatif stabil. Dalam konteks saat ini, konflik dagang dan sinyal pelonggaran kebijakan moneter dari bank sentral besar dunia menambah daya tarik emas di mata investor global.

Selain itu, dengan tingkat suku bunga yang relatif rendah dan prospek pelonggaran moneter lebih lanjut, biaya peluang untuk menyimpan emas menjadi lebih rendah. Hal ini mendorong peningkatan permintaan fisik maupun investasi dalam bentuk emas, baik melalui pembelian langsung maupun melalui instrumen derivatif seperti ETF berbasis emas.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Pertemuan AS-Tiongkok: Faktor Pembatas Kenaikan Harga Emas

Meskipun harga emas mengalami kenaikan, analis memperingatkan bahwa potensi lonjakan lebih lanjut bisa terbatas dalam jangka pendek. Hal ini disebabkan oleh harapan bahwa pertemuan antara pejabat Amerika Serikat dan Tiongkok yang dijadwalkan berlangsung di Swiss pada hari Kamis dapat meredakan ketegangan perdagangan. Jika hasil pertemuan tersebut menunjukkan adanya kemajuan dalam negosiasi dagang, maka ketidakpastian yang mendorong kenaikan harga emas dapat mereda.

Reaksi pasar terhadap perkembangan diplomatik semacam ini bisa sangat cepat dan signifikan. Jika perundingan menunjukkan sinyal positif, investor bisa mulai mengalihkan portofolio mereka dari aset safe haven ke aset berisiko yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi, seperti saham dan obligasi korporasi. Akibatnya, harga emas berisiko mengalami koreksi.

Pandangan BofA Global Research: Harga Emas Bisa Capai $3.000/oz, Tapi Tidak Lebih dari $3.500/oz

Dalam sebuah catatan riset terbaru, tim Komoditas Global dari Bank of America (BofA) Global Research mengungkapkan bahwa model penawaran dan permintaan mereka menunjukkan bahwa harga emas dapat diperdagangkan dengan nyaman di atas $3.000 per ounce. Namun, mereka juga menambahkan bahwa harga emas kemungkinan tidak akan melampaui level $3.500 per ounce dalam waktu dekat, kecuali terjadi peningkatan ketegangan geopolitik atau perlambatan ekonomi global yang signifikan.

Alasan di balik prediksi ini adalah bahwa harga emas sangat dipengaruhi oleh permintaan investasi, yang sangat tergantung pada ekspektasi terhadap inflasi, suku bunga, dan risiko pasar global. Jika ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok dapat dikendalikan, dan ekonomi global menunjukkan tanda-tanda pemulihan, maka daya tarik emas sebagai aset pelindung nilai bisa berkurang.

Kondisi Makroekonomi dan Kebijakan Moneter Jadi Penentu

Selain faktor geopolitik, kondisi makroekonomi dan arah kebijakan moneter global juga akan memainkan peran penting dalam menentukan arah harga emas. Saat ini, bank sentral di seluruh dunia sedang menghadapi dilema antara memerangi inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. The Fed, misalnya, telah mengambil pendekatan hati-hati dalam menetapkan suku bunga, mempertimbangkan dampak dari kebijakan fiskal dan ketidakpastian global.

Jika inflasi tetap tinggi namun pertumbuhan ekonomi melambat, maka emas kemungkinan besar akan tetap menjadi pilihan utama investor. Di sisi lain, jika inflasi berhasil dikendalikan dan ekonomi menunjukkan pemulihan yang kuat, maka investor mungkin akan lebih berani mengambil risiko dan meninggalkan aset safe haven.

Permintaan Fisik dan Investasi Terus Meningkat

Selain permintaan spekulatif, permintaan fisik terhadap emas juga meningkat, terutama di negara-negara seperti Tiongkok dan India yang merupakan konsumen emas terbesar di dunia. Di sisi lain, bank sentral dari negara-negara berkembang juga terus menambah cadangan emas mereka sebagai upaya diversifikasi dan penguatan stabilitas moneter.

Data terbaru juga menunjukkan peningkatan aliran dana ke Exchange Traded Funds (ETF) berbasis emas. Hal ini menandakan bahwa investor institusional masih melihat emas sebagai instrumen lindung nilai yang penting dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global.

Kesimpulan: Emas Tetap Menarik, Tapi Waspadai Volatilitas Jangka Pendek

Harga emas menunjukkan performa positif di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap prospek ekonomi global yang tertekan oleh perang dagang dan kebijakan tarif. Sebagai aset safe haven, emas terus diminati investor yang mencari perlindungan terhadap volatilitas pasar dan potensi pelambatan ekonomi.

Namun, investor perlu memperhatikan perkembangan negosiasi dagang antara AS dan Tiongkok, serta arah kebijakan moneter bank sentral besar dunia. Kedua faktor ini akan sangat memengaruhi sentimen pasar dan menentukan apakah harga emas akan terus naik atau justru terkoreksi.

Dalam jangka menengah hingga panjang, prospek emas tetap positif, terutama jika ketidakpastian ekonomi dan geopolitik terus berlanjut. Namun dalam jangka pendek, volatilitas tetap tinggi dan investor perlu berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi berdasarkan berita dan spekulasi pasar.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!
 

bestprofit futures
 

Tuesday, 6 May 2025

Bestprofit | Emas Melemah Usai Reli

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-12.jpeg

Bestprofit (7/5) – Harga emas mengalami tekanan di awal sesi perdagangan Asia setelah mencetak rekor tertinggi pada hari sebelumnya. Tekanan ini terutama disebabkan oleh kemungkinan koreksi teknis serta penyesuaian posisi menjelang pengumuman hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang sangat dinanti.

Rekor Tertinggi Emas dan Koreksi Teknis

Pada Selasa lalu, kontrak berjangka emas Comex untuk pengiriman bulan depan ditutup naik hampir 3% ke level tertinggi sepanjang masa di $3.411,40 per ons. Kenaikan signifikan ini didorong oleh kekhawatiran pasar akan ketidakpastian ekonomi global, serta meningkatnya minat investor terhadap aset safe haven.

Namun, setelah lonjakan tersebut, harga emas spot terkoreksi turun sebesar 1,2% ke $3.395,28 per ons di sesi awal Asia. Analis menilai bahwa penurunan ini bersifat teknikal, sebagai reaksi alami pasar setelah reli besar-besaran.

“Koreksi teknikal semacam ini sering terjadi setelah harga emas mencetak rekor baru. Investor mengambil keuntungan dan menyesuaikan portofolio mereka,” ujar Konstantinos Chrysikos dari Kudotrade dalam sebuah pernyataan email.

Faktor FOMC dan Suku Bunga: Antisipasi Pasar

Fokus utama pasar saat ini adalah pada hasil pertemuan dua hari FOMC yang akan diumumkan hari ini. Meskipun sebagian besar pelaku pasar tidak mengharapkan adanya perubahan suku bunga pada pertemuan kali ini, perhatian tertuju pada pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, dalam konferensi pers yang menyertainya.

Pasar sangat sensitif terhadap perubahan nada dalam pernyataan Powell. Jika ia menyampaikan pandangan hawkish – yaitu cenderung mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama – maka hal tersebut bisa memperkuat dolar AS dan menaikkan imbal hasil obligasi AS. Akibatnya, daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi menurun.

“Sikap hawkish kemungkinan akan menguntungkan imbal hasil Treasury dan membatasi kenaikan emas,” jelas Chrysikos, yang menjabat sebagai Kepala Manajemen Hubungan Pelanggan di Kudotrade.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Dampak Imbal Hasil dan Dolar AS terhadap Harga Emas

Emas, sebagai aset yang tidak memberikan bunga atau dividen, sangat dipengaruhi oleh pergerakan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Ketika imbal hasil naik, investor cenderung beralih ke aset yang memberikan pendapatan tetap dan lebih stabil, mengurangi daya tarik emas.

Selain itu, penguatan dolar AS juga bisa membebani harga emas, terutama bagi investor luar negeri. Harga emas yang dikutip dalam dolar menjadi lebih mahal jika mata uang lokal melemah, sehingga permintaan global terhadap emas bisa turun.

Faktor Makroekonomi Global yang Mempengaruhi Emas

Di luar isu suku bunga dan kebijakan moneter AS, terdapat sejumlah faktor global yang juga mendukung pergerakan harga emas. Ketidakpastian geopolitik, inflasi global yang masih tinggi di beberapa negara, serta kekhawatiran akan perlambatan ekonomi dunia semuanya menjadi katalis pendorong permintaan emas dalam beberapa bulan terakhir.

Namun demikian, lonjakan cepat ke rekor tertinggi dalam waktu singkat juga memicu kekhawatiran tentang potensi bubble atau gelembung harga jangka pendek. Hal ini menyebabkan beberapa investor memilih keluar sementara waktu, yang menyebabkan tekanan jual di pasar emas spot.

Tinjauan Teknikal dan Sentimen Jangka Pendek

Secara teknikal, analis melihat bahwa level $3.400 menjadi area resistance psikologis yang signifikan. Koreksi ke bawah dalam jangka pendek kemungkinan besar akan menguji support di sekitar $3.350 hingga $3.370 per ons. Jika harga mampu bertahan di atas support ini, tren naik masih dinilai valid dalam jangka menengah hingga panjang.

Sementara itu, sentimen jangka pendek akan sangat ditentukan oleh hasil rapat FOMC dan interpretasi pasar terhadap bahasa yang digunakan oleh Powell dalam konferensi persnya. Nada dovish (cenderung mendukung pelonggaran kebijakan moneter) bisa mengangkat kembali harga emas ke atas $3.400.

Strategi Investor dan Outlook Pasar

Bagi investor, kondisi saat ini menuntut kehati-hatian ekstra. Dengan volatilitas yang tinggi dan ketidakpastian kebijakan moneter, manajemen risiko menjadi aspek penting dalam pengambilan keputusan investasi.

Investor jangka panjang yang percaya pada prospek emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian global mungkin melihat koreksi ini sebagai peluang beli. Namun, investor jangka pendek harus waspada terhadap kemungkinan tekanan lebih lanjut jika pernyataan The Fed cenderung hawkish.

Kesimpulan: Pasar Emas di Persimpangan Jalan

Penurunan harga emas di sesi Asia awal ini merupakan respons pasar yang logis setelah kenaikan tajam sehari sebelumnya. Koreksi teknikal, bersama dengan kehati-hatian menjelang keputusan penting dari The Fed, menciptakan suasana pasar yang penuh kehati-hatian.

Meskipun secara fundamental emas tetap memiliki daya tarik dalam konteks makroekonomi global yang tidak pasti, arah jangka pendeknya akan sangat ditentukan oleh sinyal dari bank sentral AS.

Investor dan pelaku pasar kini menanti dengan cermat apa yang akan disampaikan oleh Ketua Jerome Powell. Sebuah perubahan nada yang signifikan bisa menjadi katalis besar berikutnya bagi arah pergerakan harga emas.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!
 

bestprofit futures
 

Monday, 5 May 2025

Bestprofit | Emas Terkoreksi Ringan

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-2.jpg

Bestprofit (6/5) – Harga emas mengalami penurunan tipis pada perdagangan awal Asia, memicu spekulasi tentang kemungkinan koreksi teknis setelah reli kuat di sesi sebelumnya. Meskipun demikian, indikator teknikal menunjukkan bahwa logam mulia ini tetap berada dalam tren naik yang solid, dengan dukungan teknikal yang menjaga harga dari penurunan lebih dalam. Artikel ini akan mengulas pergerakan harga emas terkini, faktor teknikal yang mendasari tren, serta potensi arah harga dalam waktu dekat.

Penurunan Tipis Setelah Lonjakan Kuat

Pada perdagangan Selasa pagi waktu Asia, harga emas spot tercatat turun 0,1% ke level $3.333,67 per ons. Penurunan ini terjadi setelah harga emas berjangka untuk pengiriman bulan depan ditutup naik sekitar 2,5% pada hari Senin. Kenaikan signifikan tersebut sebagian besar dipicu oleh aksi beli spekulatif dan short-covering — saat pelaku pasar yang sebelumnya menjual emas (short) membeli kembali untuk menutup posisi mereka, sehingga mendorong harga naik tajam.

Menurut Matt Simpson, analis pasar senior di FOREX.com dan City Index, pergerakan ini kemungkinan mencerminkan koreksi teknis setelah lonjakan yang sangat cepat. Dalam keterangannya melalui email, Simpson menjelaskan bahwa meskipun harga turun sedikit, tren keseluruhan masih menunjukkan momentum bullish yang kuat.

Dukungan Teknis pada Simple Moving Average 20 Hari

Salah satu indikator teknikal yang menjadi perhatian analis adalah Simple Moving Average (SMA) 20 hari, yang saat ini berfungsi sebagai level dukungan dinamis. SMA 20 hari banyak digunakan oleh para trader teknikal untuk mengidentifikasi tren jangka pendek. Ketika harga tetap di atas garis ini, itu menunjukkan bahwa sentimen pasar secara umum masih positif.

Harga emas yang bertahan di atas SMA 20 hari menandakan bahwa pasar belum mengubah arah secara signifikan, meskipun ada penurunan jangka pendek. Dengan demikian, penurunan 0,1% bisa dianggap sebagai konsolidasi sehat dalam tren naik yang lebih luas.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Tren Bullish Masih Mendominasi

Jika dilihat dari grafik harian, momentum emas tetap berada dalam saluran naik (uptrend channel) yang mapan. Sejak awal tahun, harga emas telah menunjukkan kekuatan luar biasa, terutama karena meningkatnya ketidakpastian ekonomi global, pelemahan dolar AS, dan ekspektasi terhadap pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral besar seperti Federal Reserve.

Matt Simpson menambahkan bahwa tren bullish saat ini telah mendapatkan momentum tambahan sejak pertengahan April, didukung oleh meningkatnya permintaan dari investor institusional dan retail yang mencari aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakstabilan geopolitik.

Faktor Fundamental yang Mendukung Emas

Di luar analisis teknikal, beberapa faktor fundamental juga turut mendorong reli harga emas belakangan ini:

  1. Ketidakpastian Geopolitik: Ketegangan di Timur Tengah dan ketidakpastian politik di beberapa negara ekonomi besar memicu minat investor terhadap aset safe haven seperti emas.

  2. Inflasi dan Suku Bunga: Meskipun inflasi global mulai menunjukkan tanda-tanda melambat, suku bunga riil (yang disesuaikan dengan inflasi) tetap rendah atau bahkan negatif di beberapa negara. Hal ini meningkatkan daya tarik emas sebagai penyimpan nilai.

  3. Permintaan Bank Sentral: Bank-bank sentral di berbagai negara berkembang terus menambah cadangan emas mereka sebagai upaya diversifikasi dari cadangan devisa berbasis dolar AS.

Short-Covering vs. Permintaan Nyata

Salah satu pertanyaan besar saat ini adalah: apakah lonjakan harga baru-baru ini semata-mata disebabkan oleh short-covering, ataukah ada permintaan riil yang menopangnya?

Short-covering seringkali menciptakan reli harga yang cepat namun tidak bertahan lama, karena tidak didukung oleh pembelian fundamental. Namun, jika emas berhasil bertahan di atas level resistance kunci setelah reli ini, maka ada kemungkinan besar bahwa harga akan mengalami konsolidasi di level yang lebih tinggi dan bukan kembali turun.

Simpson menggarisbawahi pentingnya level support dan resistance utama sebagai indikator apakah harga emas akan terus naik atau kembali mengalami tekanan jual. Ia menambahkan bahwa pelaku pasar akan memantau dengan cermat apakah harga dapat menstabilkan diri di atas level-level ini dalam beberapa hari mendatang.

Level-Level Kunci yang Harus Diperhatikan

Beberapa level teknikal penting yang saat ini menjadi fokus pasar:

  • Support terdekat: Sekitar $3.310–$3.320/oz, sejalan dengan SMA 20 hari.

  • Resistance psikologis: $3.350/oz, yang jika tertembus, bisa membuka jalan menuju $3.380/oz atau lebih tinggi.

  • Support jangka menengah: SMA 50 hari di kisaran $3.270/oz, yang menjadi indikator penting jika harga terkoreksi lebih dalam.

Level-level ini akan menjadi medan pertempuran antara pembeli dan penjual dalam menentukan arah harga selanjutnya.

Prospek Jangka Pendek: Konsolidasi atau Kenaikan Lanjutan?

Melihat kondisi teknikal dan fundamental saat ini, prospek jangka pendek emas kemungkinan adalah konsolidasi dalam kisaran sempit antara $3.320–$3.350. Namun, jika sentimen positif terhadap logam mulia ini terus berlanjut, terutama jika didukung oleh penurunan dolar AS atau sinyal dovish dari The Fed, harga emas bisa melanjutkan kenaikannya ke level lebih tinggi.

Namun demikian, pelaku pasar disarankan untuk berhati-hati terhadap kemungkinan koreksi teknis yang lebih dalam, terutama jika emas gagal bertahan di atas level support dinamisnya.

Kesimpulan

Penurunan tipis harga emas pada perdagangan awal Asia tampaknya mencerminkan koreksi teknis setelah reli signifikan sehari sebelumnya. Meski demikian, tren teknikal jangka menengah masih tetap bullish, dengan dukungan yang kuat di sekitar SMA 20 hari. Dukungan ini, dikombinasikan dengan faktor fundamental seperti ketegangan geopolitik dan permintaan dari bank sentral, menjaga prospek positif untuk emas.

Pelaku pasar kini akan memantau apakah momentum yang dibangun oleh short-covering dapat berkembang menjadi permintaan jangka panjang yang mendorong harga ke level lebih tinggi. Level support dan resistance utama akan menjadi titik kritis dalam menentukan arah harga selanjutnya.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Sunday, 4 May 2025

Bestprofit | Emas Tertekan, Menuju Penurunan Mingguan

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-13.jpg

Bestprofit (5/5) – Pada hari Jumat, 2 Mei 2025, harga emas bergerak turun, mengikuti penurunan mingguan kedua berturut-turut. Harga emas spot tercatat turun 0,4% menjadi $3.228,50 per ons pada pukul 1:41 siang ET (17:41 GMT). Penurunan ini terjadi setelah ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China mereda, serta laporan pekerjaan yang lebih baik dari perkiraan, yang memberikan tekanan lebih lanjut pada harga emas.

Dalam artikel ini, kita akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas, dampak dari ketegangan perdagangan AS-China, serta analisis tren pasar yang terjadi saat ini.

1. Harga Emas Turun pada Jumat dan Penurunan Mingguan Kedua

Emas adalah salah satu aset yang sering dipilih sebagai tempat berlindung (safe haven) oleh investor ketika ketidakpastian ekonomi atau politik meningkat. Namun, pada 2 Mei 2025, harga emas mengalami penurunan. Data menunjukkan bahwa harga emas spot turun 0,4% menjadi $3.228,50 per ons pada pukul 1:41 siang ET (17:41 GMT), sementara harga emas berjangka AS ditutup 0,6% lebih tinggi pada $3.243,30 per ons.

Penurunan harga ini menunjukkan bahwa investor mulai merasa lebih optimistis terhadap prospek ekonomi global setelah adanya tanda-tanda meredanya ketegangan perdagangan antara AS dan China.

2. Meredanya Ketegangan Perdagangan AS-China

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga emas adalah ketegangan perdagangan antara AS dan China. Dalam beberapa bulan terakhir, ketegangan ini telah memicu kecemasan global yang membuat investor mencari perlindungan pada aset-aset yang lebih aman seperti emas. Namun, pada Jumat 2 Mei, Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa AS telah menunjukkan kesediaannya untuk bernegosiasi mengenai tarif, dan bahwa pintu Beijing terbuka untuk pembicaraan lebih lanjut.

Pernyataan ini menandakan kemungkinan terjadinya deeskalasi dalam ketegangan perdagangan, yang pada gilirannya mengurangi ketidakpastian global. Hal ini berdampak pada harga emas, yang sebelumnya didorong oleh keresahan investor terhadap dampak potensi perang dagang antara kedua negara ekonomi terbesar dunia tersebut. Menurut Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures, harga emas mencapai puncaknya pada $3.500 per ons, dan dengan meredanya ketegangan perdagangan, harga tersebut mungkin tidak akan tercapai lagi dalam waktu dekat.


Kunjungi juga : bestprofit futures

3. Laporan Pekerjaan yang Kuat dan Dampaknya terhadap Harga Emas

Salah satu faktor lain yang turut mempengaruhi penurunan harga emas adalah laporan pekerjaan yang lebih kuat dari yang diperkirakan. Data terbaru menunjukkan bahwa lapangan kerja nonpertanian di AS meningkat sebanyak 177.000 pekerjaan pada bulan April, melebihi perkiraan yang hanya 130.000 pekerjaan. Hasil ini menunjukkan bahwa ekonomi AS masih tumbuh dengan stabil, yang memberikan keyakinan lebih pada investor terhadap stabilitas ekonomi.

Namun, meskipun laporan pekerjaan ini positif, para analis mencatat bahwa dampaknya terhadap pasar tenaga kerja terkait kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump masih belum terlihat secara jelas. Sebagai contoh, kebijakan tarif yang diberlakukan dalam beberapa bulan terakhir mungkin belum menunjukkan dampak signifikan pada angka pekerjaan atau ekonomi secara keseluruhan.

4. Pengaruh Laporan Pekerjaan terhadap Kebijakan Suku Bunga Federal Reserve

Laporan pekerjaan yang kuat ini juga mengurangi ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve dalam waktu dekat. Sebelumnya, banyak trader memperkirakan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada bulan Juni 2025, sebagai respons terhadap ketidakpastian ekonomi dan dampak perang dagang. Namun, dengan data ketenagakerjaan yang lebih baik, investor kini lebih yakin bahwa suku bunga mungkin tidak akan dipangkas secepat yang mereka perkirakan sebelumnya.

Suku bunga yang lebih tinggi cenderung membuat instrumen investasi seperti obligasi dan deposito lebih menarik bagi investor dibandingkan dengan emas, yang tidak memberikan imbal hasil. Hal ini menyebabkan penurunan permintaan terhadap emas sebagai tempat berlindung dan menambah tekanan pada harga emas.

5. Pergerakan Hasil Obligasi dan Implikasinya untuk Emas

Salah satu faktor lain yang mempengaruhi harga emas adalah pergerakan hasil obligasi, terutama obligasi Treasury 10 tahun AS. Pada 2 Mei 2025, hasil obligasi Treasury acuan meningkat, yang menunjukkan bahwa investor lebih memilih obligasi sebagai instrumen investasi yang lebih aman daripada emas. Ketika hasil obligasi meningkat, emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik bagi investor.

Seiring dengan meningkatnya hasil obligasi, harga emas bisa turun lebih lanjut, dengan beberapa analis memprediksi bahwa harga emas dapat menembus level support penting di sekitar $3.200 per ons. Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index dan FOREX.com, menyatakan bahwa dengan melemahnya permintaan sebagai tempat berlindung, harga emas dapat tertekan lebih jauh.

6. Perkembangan Harga Logam Mulia Lainnya: Perak, Platinum, dan Paladium

Selain emas, perak, platinum, dan paladium juga mencatatkan pergerakan yang signifikan pada 2 Mei 2025. Perak spot tercatat turun 1,3% menjadi $31,98 per ons, mengikuti tren penurunan mingguan yang terjadi pada logam mulia tersebut. Sementara itu, harga platinum sedikit naik 0,1% menjadi $959,20 per ons, dan paladium naik 0,6% menjadi $946,18 per ons.

Namun, meskipun ada kenaikan pada platinum dan paladium, ketiga logam mulia tersebut secara keseluruhan berada dalam jalur penurunan mingguan. Ini mencerminkan tekanan yang lebih besar pada pasar logam mulia secara keseluruhan, meskipun harga masing-masing logam masih dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berbeda, seperti permintaan industri dan ketegangan geopolitik.

7. Outlook Harga Emas ke Depan

Melihat ke depan, beberapa faktor kunci akan terus mempengaruhi harga emas. Meredanya ketegangan perdagangan AS-China dan laporan ekonomi yang lebih baik dapat memberikan tekanan lebih lanjut pada harga emas, tetapi ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan moneter The Fed tetap menjadi faktor penting yang dapat mengubah arah pasar.

Apakah harga emas akan kembali naik atau terus turun sangat bergantung pada perkembangan ekonomi global dan kebijakan moneter yang akan diterapkan oleh The Fed. Investor dan analis pasar akan terus memantau indikator-indikator ekonomi, termasuk data pekerjaan dan inflasi, serta setiap perkembangan terkait perdagangan internasional yang dapat memengaruhi permintaan terhadap logam mulia ini.

Kesimpulan

Harga emas pada 2 Mei 2025 mengalami penurunan, yang disebabkan oleh meredanya ketegangan perdagangan antara AS dan China, laporan pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan, dan pergerakan hasil obligasi yang lebih tinggi. Meskipun harga emas diperkirakan tidak akan mencapai level tertinggi sebelumnya, beberapa faktor masih dapat mempengaruhi pergerakan harga ke depannya. Para investor perlu terus memantau dinamika pasar global dan kebijakan ekonomi yang dapat memberikan dampak signifikan pada pasar emas.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures

Thursday, 1 May 2025

Bestprofit | Momentum Emas Melemah, NFP Jadi Sorotan

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-3.jpeg

Bestprofit (2/5) – Harga emas (XAU/USD) mengalami penurunan signifikan ke level terendah dalam dua minggu, mendekati $3.235 selama sesi awal Asia pada hari Jumat. Penurunan ini dipicu oleh meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan sejumlah mitra dagangnya, yang menyebabkan turunnya permintaan terhadap aset safe haven seperti emas. Situasi ini mencerminkan dinamika pasar global yang terus berkembang seiring dengan perubahan kebijakan geopolitik dan ekonomi makro.

Ketegangan Perdagangan Mereda, Daya Tarik Emas Menurun

Emas selama ini dikenal sebagai aset safe haven—artinya, investor cenderung beralih ke emas saat ketidakpastian geopolitik dan ekonomi meningkat. Namun, pernyataan terbaru dari Presiden AS Donald Trump mengindikasikan potensi kesepakatan perdagangan dengan India, Korea Selatan, dan Jepang. Ketiga negara tersebut sebelumnya terlibat dalam kebijakan tarif yang ketat dengan AS. Kini, kesepakatan baru tengah diupayakan, yang dapat mengubah dinamika tarif menjadi perjanjian perdagangan formal.

Lebih lanjut, media pemerintah Tiongkok pada Kamis malam melaporkan bahwa AS telah menghubungi Tiongkok untuk memulai kembali pembicaraan terkait tarif yang dikenakan Trump, yang mencapai hingga 145%. Isyarat akan perbaikan hubungan dagang ini memberi sinyal positif kepada pasar, sehingga menekan permintaan terhadap emas sebagai alat lindung nilai dari ketidakpastian.

Penguatan Dolar AS Menekan Harga Emas

Dalam kondisi pasar yang stabil atau positif secara geopolitik, investor cenderung beralih dari aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas ke instrumen dengan potensi pengembalian yang lebih tinggi, termasuk mata uang dan saham. Dalam kasus ini, Dolar AS (USD) menguat menyusul kabar baik dari sektor perdagangan global.

Penguatan USD membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, sehingga permintaan global terhadap emas pun menurun. Seperti yang dikatakan oleh analis UBS, Giovanni Staunovo, “Pasar melihat ketegangan perdagangan mereda dan kurang khawatir tentang independensi Fed, sehingga mengurangi permintaan aset safe haven untuk saat ini.”


Kunjungi juga : bestprofit futures

Data Ekonomi AS dan Ekspektasi Suku Bunga Federal Reserve

Meski ketegangan perdagangan menurun, faktor fundamental ekonomi domestik AS juga turut memengaruhi harga emas. Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada kuartal pertama tercatat lebih lemah dari yang diperkirakan, menunjukkan adanya perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi. Hal ini meningkatkan spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) kemungkinan akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat untuk merangsang aktivitas ekonomi.

Pemotongan suku bunga oleh The Fed biasanya mendorong harga emas naik. Ini karena suku bunga yang lebih rendah mengurangi peluang investasi di aset berbunga seperti obligasi, sehingga membuat emas lebih menarik sebagai alternatif. Namun, sejauh ini, ekspektasi tersebut belum cukup kuat untuk mendorong harga emas naik secara signifikan, mengingat kekuatan USD yang sedang berlangsung.

Fokus Pasar pada Data Ketenagakerjaan AS Bulan April

Fokus pasar selanjutnya tertuju pada laporan ketenagakerjaan AS bulan April yang akan dirilis hari Jumat. Data ini sangat penting karena dapat menjadi indikator kuat arah kebijakan suku bunga The Fed ke depan. Jika angka ketenagakerjaan atau upah ternyata lebih lemah dari ekspektasi, maka kemungkinan pemangkasan suku bunga akan meningkat. Dalam skenario tersebut, harga emas bisa mendapat dorongan naik.

Sebaliknya, jika data ketenagakerjaan menunjukkan hasil yang kuat, maka Fed kemungkinan akan tetap mempertahankan suku bunga atau bahkan menundanya, yang berarti tekanan pada harga emas masih akan berlanjut.

Emas Sebagai Aset Safe Haven: Peran dan Fungsinya

Di luar dinamika pasar jangka pendek, emas tetap memegang peranan penting dalam sistem keuangan global. Sejak zaman kuno, emas telah digunakan sebagai penyimpan nilai, alat tukar, dan simbol kekayaan. Keunikan emas adalah bahwa ia tidak terikat pada utang atau kewajiban negara tertentu, berbeda dengan mata uang fiat yang dapat terdepresiasi akibat inflasi atau kebijakan moneter.

Emas juga dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Ketika daya beli mata uang menurun, nilai emas cenderung tetap atau bahkan meningkat. Ini menjadikan emas sebagai salah satu aset paling diandalkan dalam portofolio investasi jangka panjang, khususnya saat ketidakpastian ekonomi meningkat.

Outlook Jangka Menengah: Antara Optimisme Global dan Risiko Terpendam

Meskipun harga emas saat ini dalam tren menurun, banyak analis memandang bahwa prospek jangka menengah masih mengandung potensi bullish, terutama jika ketegangan geopolitik kembali meningkat atau jika ekonomi global menunjukkan tanda-tanda perlambatan lebih lanjut.

Risiko yang tetap membayangi antara lain:

  • Potensi kebangkitan konflik dagang antara AS dan Tiongkok.

  • Ketidakpastian dalam kebijakan suku bunga The Fed.

  • Ketegangan geopolitik di wilayah Timur Tengah atau Eropa Timur.

  • Ancaman inflasi akibat stimulus fiskal dan moneter besar-besaran.

Jika salah satu dari faktor ini memburuk, permintaan terhadap aset safe haven seperti emas bisa kembali menguat, mendorong harganya naik kembali di atas $3.300 atau lebih.

Kesimpulan

Harga emas yang turun ke level terendah dua minggu mencerminkan kelegaan pasar terhadap membaiknya hubungan perdagangan internasional, terutama antara AS dan mitra dagangnya seperti India, Jepang, dan Korea Selatan. Ditambah dengan kemungkinan dimulainya kembali pembicaraan dagang antara AS dan Tiongkok, pasar cenderung beralih dari aset safe haven seperti emas menuju aset berisiko yang menjanjikan imbal hasil lebih tinggi.

Namun, ketidakpastian tetap ada, terutama terkait kebijakan suku bunga Federal Reserve dan data ekonomi mendatang seperti laporan ketenagakerjaan AS. Oleh karena itu, meski tren jangka pendek tampak bearish bagi emas, prospek jangka menengah hingga panjang masih bergantung pada bagaimana risiko global berkembang ke depannya.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures

Tuesday, 29 April 2025

Bestprofit | Emas Melemah, Data AS Ditunggu

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-4.jpg

Bestprofit (30/4) – Emas, yang selama ini menjadi andalan investor sebagai aset safe haven, mengalami tekanan pada hari Selasa, 29 April 2025. Harga emas spot turun hampir 1% seiring meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Perkembangan ini mengubah dinamika pasar dan menggeser fokus investor ke data ekonomi utama yang akan dirilis dalam minggu ini. Lantas, bagaimana tren ini akan memengaruhi harga emas dalam jangka pendek hingga akhir tahun?

Meredanya Ketegangan AS-Tiongkok Menekan Permintaan Safe Haven

Ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia, AS dan Tiongkok, yang sempat memicu lonjakan harga emas beberapa waktu lalu, kini mulai mereda. Hal ini membuat investor mulai keluar dari aset-aset safe haven seperti emas. Harga emas spot tercatat turun 0,8% menjadi $3.315,84 per ons pada pukul 14.22 ET (18.22 GMT), sementara emas berjangka AS ditutup 0,4% lebih rendah di $3.333,6 per ons.

David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures, menyatakan bahwa pasar saat ini optimistis terhadap de-eskalasi perang dagang. Pemerintahan Presiden Donald Trump menunjukkan sinyal positif dengan rencana pengurangan tarif otomotif dan penyesuaian pajak terhadap suku cadang impor yang digunakan di mobil buatan AS.

Reaksi Pasar terhadap Langkah Politik dan Ekonomi

Langkah AS untuk mengurangi beban tarif impor, serta upaya Tiongkok dalam membebaskan sejumlah barang dari tarif balasan, memberikan angin segar bagi pasar global. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengungkapkan bahwa beberapa mitra dagang utama telah memberikan proposal “sangat bagus” untuk menghindari konflik dagang lebih lanjut.

Tindakan ini dianggap sebagai upaya meredakan ketegangan dan mencegah eskalasi konflik perdagangan yang sebelumnya mendorong harga emas ke level tertinggi sepanjang masa di $3.500,05 per ons. Saat ketidakpastian global berkurang, investor cenderung melepas aset safe haven dan kembali ke aset berisiko seperti saham atau obligasi yang lebih tinggi imbal hasilnya.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Investor Beralih Fokus ke Data Ekonomi Penting

Meski tensi geopolitik mereda, fokus utama investor kini beralih ke data ekonomi AS yang akan dirilis pekan ini. Dua indikator penting adalah indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) pada hari Rabu dan laporan penggajian nonpertanian (NFP) pada hari Jumat.

Data ini sangat krusial dalam memberikan gambaran tentang inflasi dan kondisi ketenagakerjaan di AS, dua faktor utama yang dipertimbangkan Federal Reserve dalam menentukan arah kebijakan moneternya. Jika data inflasi atau pekerjaan menunjukkan penguatan, pasar bisa mengantisipasi pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut yang akan meningkatkan imbal hasil obligasi, dan pada akhirnya memberikan tekanan lebih pada emas.

Level-Level Penting Harga Emas: Apa yang Diharapkan Pasar?

Menurut Michael Matousek, kepala pedagang di U.S. Global Investors, pasar kemungkinan akan mengalami fluktuasi di sekitar level kunci $3.500 per ons dalam jangka pendek. Di level ini, investor biasanya mulai mengambil keuntungan dari lonjakan harga yang sebelumnya terjadi.

Namun, meskipun saat ini emas terkoreksi, prospek jangka menengah hingga akhir tahun masih menunjukkan potensi kenaikan. Matousek memperkirakan bahwa pada akhir kuartal, emas dapat kembali naik ke level $3.590 per ons, dan bisa mencapai $3.800 per ons pada akhir tahun, terutama jika terjadi perlambatan ekonomi global atau inflasi yang tak kunjung reda.

Dampak Terhadap Logam Mulia Lainnya

Tidak hanya emas yang terkena dampak dari sentimen pasar yang berubah. Harga logam mulia lainnya juga mengalami penurunan:

  • Perak spot turun 0,4% menjadi $33,02 per ons.

  • Platinum turun sekitar 1% menjadi $976,50 per ons.

  • Palladium turun 1,3% menjadi $936,41 per ons.

Penurunan ini mencerminkan pergeseran sementara minat investor dari logam mulia, yang biasanya diandalkan sebagai aset lindung nilai, menuju aset dengan risiko dan potensi imbal hasil yang lebih tinggi, seperti saham atau mata uang dengan yield tinggi.

Apakah Penurunan Harga Emas Akan Berlanjut?

Banyak analis percaya bahwa penurunan saat ini merupakan bagian dari koreksi teknikal yang wajar setelah reli besar dalam beberapa bulan terakhir. Sentimen pasar tetap rentan terhadap perubahan kondisi geopolitik dan ekonomi. Jika terjadi kembali eskalasi ketegangan dagang atau rilis data ekonomi yang mengecewakan, emas bisa kembali menjadi incaran utama.

Selain itu, ketidakpastian seputar arah kebijakan Federal Reserve — apakah akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama atau mulai melonggarkan kebijakan pada paruh kedua 2025 — menjadi faktor utama yang akan menentukan arah harga emas selanjutnya.

Strategi Investor: Bertahan atau Keluar?

Dalam kondisi seperti saat ini, investor disarankan untuk lebih berhati-hati dan mendiversifikasi portofolio. Emas tetap menjadi aset strategis untuk melindungi nilai, terutama dalam jangka panjang, namun pergerakan jangka pendek akan sangat dipengaruhi oleh data ekonomi dan kebijakan bank sentral.

Bagi investor konservatif, pelemahan harga emas bisa menjadi kesempatan untuk masuk kembali ke pasar dengan harga yang lebih rendah. Sementara bagi trader jangka pendek, penting untuk memperhatikan level teknikal seperti resistance di $3.500 dan support di sekitar $3.300 per ons.

Kesimpulan: Emas Masih Menarik, Tapi Waspadai Volatilitas

Penurunan harga emas hampir 1% pada hari Selasa mencerminkan pergeseran sentimen pasar yang lebih condong ke arah risiko seiring meredanya ketegangan dagang AS-Tiongkok. Meski demikian, ketidakpastian global belum sepenuhnya hilang, dan data ekonomi AS dalam beberapa hari ke depan akan menjadi penentu utama arah harga emas selanjutnya.

Investor disarankan untuk tetap waspada dan menyesuaikan strategi berdasarkan perkembangan ekonomi dan geopolitik terbaru. Dalam jangka panjang, emas masih memiliki potensi sebagai alat lindung nilai, terutama jika inflasi tetap tinggi atau ketidakpastian kembali meningkat.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Monday, 28 April 2025

Bestprofit | Emas Tertekan Redanya Ketegangan Dagang

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2024/03/Gold-Emas.jpg

Bestprofit (29/4) – Harga emas (XAU/USD) mengalami penurunan pada sesi Asia awal hari Selasa, melemah ke sekitar $3.335. Penurunan ini terjadi seiring dengan rebound moderat pada Dolar AS (USD) serta meredanya kekhawatiran terkait ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia: Amerika Serikat dan Tiongkok. Logam mulia, yang sering dianggap sebagai aset safe haven, merespons sentimen pasar global yang lebih tenang dan peningkatan optimisme terhadap prospek perdamaian dagang.

Meredanya Ketegangan Perdagangan AS-Tiongkok Menekan Harga Emas

Salah satu faktor utama yang membebani harga emas saat ini adalah perkembangan positif dalam hubungan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Tiongkok baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan membebaskan beberapa barang impor dari Amerika Serikat dari tarif tinggi sebesar 125%. Langkah ini disambut baik oleh pasar dan dilihat sebagai sinyal bahwa Beijing bersedia mengambil langkah menuju penyelesaian konflik perdagangan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

Namun, optimisme ini sedikit dibayangi oleh reaksi Tiongkok terhadap pernyataan Presiden AS saat itu, Donald Trump, yang mengatakan bahwa negosiasi antara kedua negara sedang berlangsung. Pemerintah Tiongkok dengan cepat membantah klaim tersebut, menegaskan bahwa belum ada diskusi resmi yang sedang berlangsung. Meskipun demikian, keputusan Tiongkok untuk mengurangi tarif tetap memberi angin segar bagi pasar global.

Komentar dari Pejabat AS dan Sikap Tiongkok

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menambahkan lapisan lain pada narasi ini. Dalam pernyataannya pada hari Senin, ia menyebutkan bahwa Amerika Serikat tetap membuka jalur komunikasi dengan Tiongkok. Namun, ia juga menekankan bahwa inisiatif untuk meredakan ketegangan seharusnya datang dari pihak Beijing, mengingat ketidakseimbangan perdagangan yang selama ini menjadi sumber utama konflik.

Komentar dari Gedung Putih minggu lalu juga telah membangkitkan harapan bahwa kesepakatan perdagangan antara AS dan Tiongkok mungkin dapat terwujud dalam waktu dekat. Tim Waterer, Kepala Analis Pasar di KCM Trade, mengatakan bahwa sentimen positif ini telah meredam permintaan terhadap emas, karena para investor merasa lebih percaya diri terhadap stabilitas ekonomi global.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Kuatnya Dolar AS Menambah Tekanan pada Harga Emas

Selain faktor geopolitik, kekuatan Dolar AS juga menjadi hambatan bagi harga emas. Karena emas dihargai dalam mata uang USD, penguatan dolar membuat logam mulia ini menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga menekan permintaan global.

Rebound moderat dalam nilai Dolar AS, yang sebagian besar dipicu oleh data ekonomi yang masih solid serta harapan akan stabilitas kebijakan moneter, membuat harga emas cenderung mengalami tekanan jual dalam jangka pendek. Meskipun belum menunjukkan reli besar, penguatan Dolar memberikan sinyal bahwa investor masih mempertahankan ekspektasi terhadap ekonomi AS.

Harapan Terhadap Pemotongan Suku Bunga oleh Federal Reserve

Namun, tidak semua faktor mendukung penurunan harga emas. Ada juga kekuatan penyeimbang, yaitu meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunganya dalam waktu dekat. Kemungkinan bahwa bank sentral AS akan mengambil langkah dovish dalam pertemuan FOMC berikutnya pada tanggal 7 Mei memberi harapan bagi kenaikan harga emas, mengingat emas tidak memberikan imbal hasil dan biasanya diuntungkan oleh suku bunga yang lebih rendah.

Dalam kondisi suku bunga rendah, investor cenderung mencari alternatif investasi yang lebih aman atau menawarkan potensi keuntungan jangka panjang seperti emas. Dengan ekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, permintaan terhadap emas bisa kembali meningkat, terutama jika Dolar AS mulai melemah sebagai respons atas kebijakan tersebut.

Data Ekonomi AS Akan Jadi Fokus Utama Minggu Ini

Fokus pasar saat ini juga tertuju pada data ekonomi penting yang akan dirilis minggu ini, terutama laporan awal Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal pertama dan data ketenagakerjaan untuk bulan April. Dua indikator ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai arah kebijakan moneter Federal Reserve.

Ekonom memperkirakan bahwa ekonomi AS akan menambah sekitar 135.000 pekerjaan pada bulan April, dan tingkat pengangguran akan tetap stabil di angka 4,2%. Jika hasil yang dirilis lebih lemah dari yang diharapkan, ini bisa memberikan tekanan pada Dolar AS dan mendukung kenaikan harga emas dalam jangka pendek.

Sebaliknya, jika data menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja tetap solid dan pertumbuhan ekonomi cukup kuat, maka ekspektasi pemotongan suku bunga bisa mereda, dan ini akan menjadi sentimen negatif bagi emas.

Sentimen Investor: Keseimbangan Antara Optimisme dan Kewaspadaan

Situasi saat ini menciptakan kondisi pasar yang sangat sensitif terhadap berita dan data ekonomi. Di satu sisi, meredanya ketegangan antara AS dan Tiongkok menciptakan suasana pasar yang lebih optimis dan menurunkan permintaan untuk aset safe haven seperti emas. Di sisi lain, ketidakpastian kebijakan moneter dan kemungkinan pelonggaran suku bunga oleh The Fed memberi dukungan bagi logam mulia.

Investor emas kini menghadapi dilema: apakah tren penurunan ini bersifat sementara, ataukah akan berlanjut seiring dengan stabilisasi geopolitik dan ekonomi makro? Jawaban atas pertanyaan ini sangat tergantung pada perkembangan data ekonomi AS dan dinamika hubungan dagang internasional dalam beberapa pekan ke depan.

Kesimpulan: Emas dalam Persimpangan Jalan

Harga emas yang melemah ke level sekitar $3.335 mencerminkan respons pasar terhadap kombinasi faktor geopolitik, kebijakan moneter, dan fluktuasi mata uang. Meredanya ketegangan antara AS dan Tiongkok memberikan tekanan pada emas sebagai aset safe haven, sementara penguatan Dolar AS turut memperburuk situasi.

Namun, ekspektasi terhadap kebijakan dovish dari Federal Reserve dan potensi pelemahan ekonomi AS bisa menjadi katalis baru bagi kebangkitan harga emas. Dengan data penting seperti laporan PDB dan ketenagakerjaan yang akan dirilis minggu ini, pasar akan mendapatkan panduan lebih lanjut mengenai arah harga emas dalam jangka pendek.

Investor disarankan untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan fundamental secara cermat, karena pergerakan harga emas saat ini sangat bergantung pada berita dan kebijakan ekonomi utama.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Sunday, 27 April 2025

Bestprofit | Emas Loyo, Dolar Perkasa

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2024/07/c1_20240630_04500512-768x383-1.jpeg

Bestprofit (28/4) – Harga emas mengalami penurunan signifikan pada hari Jumat, 25 April 2025, sebesar hampir 2%, menandai koreksi mingguan seiring dengan menguatnya dolar AS dan sinyal positif dari hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Penurunan ini cukup mencolok, mengingat emas sempat mencetak rekor tertinggi beberapa minggu sebelumnya di tengah ketidakpastian geopolitik global.

Dolar AS Menguat, Menekan Harga Emas

Salah satu faktor utama di balik penurunan harga emas pekan ini adalah penguatan dolar AS. Mata uang dolar menguat dan mencatatkan kenaikan mingguan pertamanya sejak Maret. Dolar yang lebih kuat membuat emas—yang dihargai dalam mata uang tersebut—menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri, sehingga menurunkan permintaan.

Kondisi ini menciptakan tekanan tambahan terhadap harga emas spot, yang turun 1,7% menjadi $3.292,99 per ons pada pukul 01.39 EDT (17.39 GMT), setelah sempat anjlok hingga 2% di awal sesi perdagangan. Sementara itu, emas berjangka AS ditutup 1,5% lebih rendah pada $3.298,40 per ons. Secara mingguan, harga emas tercatat turun sebesar 1,2%.

Meredanya Ketegangan Perdagangan AS-Tiongkok

Faktor penting lain yang berkontribusi terhadap penurunan harga emas adalah perkembangan positif dalam hubungan dagang antara AS dan Tiongkok. Beijing dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk membebaskan beberapa barang impor dari AS dari tarif 125% yang sebelumnya diberlakukan. Pemerintah Tiongkok bahkan meminta pelaku bisnis untuk mengidentifikasi produk mana yang bisa mendapatkan pengecualian tarif.

Sinyal de-eskalasi dari Presiden AS Donald Trump awal pekan ini juga memperkuat sentimen positif. Trump menyatakan bahwa pembicaraan langsung antara kedua negara telah berlangsung, yang memberikan harapan bahwa perang dagang yang telah memanas selama beberapa tahun terakhir mungkin akan segera berakhir.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Daniel Ghali, seorang ahli strategi komoditas di TD Securities, mengatakan bahwa berita terkait tarif ini memiliki dampak langsung terhadap harga emas. “Penurunan tarif yang tampak jelas berdampak negatif pada harga emas,” ujarnya. Namun, ia juga mencatat bahwa belum terjadi likuidasi besar-besaran dari investor, menunjukkan masih adanya optimisme terhadap prospek jangka panjang logam mulia tersebut.

Emas: Aset Aman di Tengah Ketidakpastian

Meskipun harga emas mengalami tekanan dalam jangka pendek, posisinya sebagai aset lindung nilai (safe haven) masih kuat. Sepanjang tahun ini, harga emas telah melonjak lebih dari 25%, didorong oleh kekhawatiran seputar perlambatan ekonomi global, inflasi, dan ketegangan geopolitik—terutama antara AS dan Tiongkok.

Rekor tertinggi emas tercatat pada level $3.500,05 per ons, mencerminkan besarnya permintaan dari investor dan bank sentral yang mencari keamanan di tengah ketidakpastian. Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index dan FOREX.com, menegaskan bahwa kekhawatiran terhadap perang dagang adalah alasan utama di balik lonjakan harga emas sebelumnya. “Namun, mungkin masih butuh waktu sebelum kita melihat kemajuan yang sebenarnya, dan kekhawatiran tersebut belum sepenuhnya hilang,” katanya.

Pergerakan Logam Mulia Lainnya

Tak hanya emas, beberapa logam mulia lainnya juga menunjukkan pergerakan harga yang menarik. Perak spot turun sebesar 1,6% menjadi $33,03 per ons, meskipun secara mingguan logam ini tetap mencatatkan kenaikan untuk minggu ketiga berturut-turut—sebuah indikator kuat bahwa minat investor terhadap logam mulia tidak sepenuhnya memudar.

Sementara itu, platinum turun 0,5% menjadi $965,53 per ons, dan paladium mengalami penurunan yang lebih tajam sebesar 1,8% menjadi $936,89 per ons. Meskipun tidak setenar emas, pergerakan harga logam-logam ini mencerminkan dinamika pasar yang serupa, terutama dalam kaitannya dengan permintaan industri dan pergeseran sentimen investor.

Proyeksi Jangka Menengah dan Panjang: Masih Potensial?

Meski mengalami tekanan dalam jangka pendek, banyak analis masih melihat prospek yang kuat untuk harga emas dalam jangka menengah dan panjang. Inflasi global yang masih tinggi, ketidakpastian geopolitik yang belum sepenuhnya mereda, dan potensi perlambatan ekonomi AS serta Eropa menjadi faktor-faktor yang mendukung kenaikan harga emas ke depan.

Selain itu, bank sentral di berbagai negara, terutama di Asia dan Timur Tengah, terus meningkatkan cadangan emas mereka. Langkah ini memperkuat permintaan jangka panjang dan bisa memberikan penyangga terhadap fluktuasi harga yang disebabkan oleh faktor jangka pendek seperti penguatan dolar atau kebijakan perdagangan.

Kesimpulan: Penurunan Sementara atau Awal Koreksi Besar?

Penurunan harga emas pada 25 April 2025 merupakan respons pasar terhadap sejumlah sentimen positif—penguatan dolar dan meredanya tensi dagang AS-Tiongkok. Namun, secara fundamental, daya tarik emas sebagai aset aman tetap kuat, terutama di tengah risiko global yang belum sepenuhnya terselesaikan.

Meski ada kemungkinan bahwa harga emas bisa mengalami konsolidasi atau koreksi lebih lanjut dalam waktu dekat, banyak analis tetap yakin bahwa tren jangka panjangnya masih positif. Bagi investor, kondisi ini bisa menjadi peluang untuk membeli saat harga rendah sebelum harga kembali naik di masa depan.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Thursday, 24 April 2025

Bestprofit | Harga Emas Naik, Fokus ke Perdagangan

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-6.jpg

Bestprofit (25/4) – Harga emas menguat pada Kamis (24/4) setelah mencatat penurunan tajam lebih dari 3% pada sesi sebelumnya. Kenaikan ini dipicu oleh pelemahan dolar AS serta aksi beli investor yang mencari harga murah (bargain hunting). Meskipun ketegangan geopolitik dan dinamika kebijakan AS masih menjadi latar belakang utama, fokus pasar tetap tertuju pada perkembangan hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Rebound Emas Setelah Koreksi Drastis

Harga emas spot tercatat naik sebesar 1,4%, berada di level $3.333,90 per ons pada pukul 1:46 siang EDT (1746 GMT). Kenaikan ini terjadi setelah harga sempat anjlok tajam sehari sebelumnya. Hanya dua hari sebelumnya, logam mulia ini mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di $3.500,05 per ons. Lonjakan ini didorong oleh kekhawatiran pasar terhadap arah ekonomi AS dan ketidakpastian kebijakan moneter.

Namun, pernyataan Presiden AS Donald Trump pada Rabu yang meredakan tensi dengan Federal Reserve dan mengurangi nada agresif terhadap Tiongkok menyebabkan harga emas mengalami koreksi. Pasar merespons perubahan sikap ini dengan menjual emas untuk merealisasikan keuntungan, memicu penurunan tajam.

Peran Dolar dan Sentimen Risiko

Pelemahan dolar AS turut memberi angin segar bagi harga emas. Emas dan dolar memiliki hubungan terbalik; ketika dolar melemah, emas menjadi lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. Akibatnya, permintaan terhadap emas meningkat.

Menurut Tai Wong, seorang pedagang logam independen, “Saat ini, seluruh pasar bergerak dengan satu cerita—tarif. China berperan sebagai pihak yang marah, dan ini membuat dolar turun serta emas naik.”

Sentimen risiko di pasar juga berubah. Setelah rebound singkat pada dolar dan saham, investor kembali berhati-hati. Emas sebagai aset safe haven kembali menarik, terutama di tengah ketidakpastian kebijakan luar negeri dan ekonomi AS.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Kondisi Pasar Menunjukkan Konsolidasi

Meski emas mengalami kenaikan pada Kamis, para analis memperkirakan bahwa harga akan bergerak menyamping (sideways) untuk beberapa sesi mendatang. “Kenaikan harga emas hingga $3.500 sedikit berlebihan dan perlu sedikit kemunduran untuk dicerna,” ujar Wong. Ia menambahkan bahwa pasar emas secara umum masih berada dalam tren naik (bullish), namun koreksi harga sesekali adalah hal yang wajar dan sehat dalam jangka panjang.

Kondisi ini menunjukkan pasar sedang mencari keseimbangan baru setelah lonjakan tajam dan koreksi berikutnya. Investor menunggu perkembangan lebih lanjut, baik dari sisi kebijakan AS maupun respons dari Tiongkok, untuk menentukan arah selanjutnya.

Perdagangan AS-Tiongkok: Titik Panas Global

Fokus utama pasar tetap pada hubungan dagang antara AS dan Tiongkok. Dalam perkembangan terbaru, Tiongkok menuntut agar semua tarif sepihak dari AS dihapus. Beijing juga menegaskan bahwa hingga kini belum ada pembicaraan dagang resmi dengan Washington, meskipun pernyataan dari pemerintah AS menyiratkan sebaliknya.

Ketegangan dagang ini tidak hanya berdampak pada perdagangan global, tetapi juga menciptakan ketidakpastian besar di pasar keuangan. Investor cenderung mencari aset yang lebih aman seperti emas, terutama ketika narasi global didominasi oleh ketidakpastian dan konflik dagang.

Langkah-langkah proteksionis AS, seperti tarif impor terhadap barang Tiongkok, menciptakan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi dunia. Hal ini mendorong peralihan dari aset berisiko ke instrumen lindung nilai seperti emas.

Data Ekonomi AS: Pasar Tenaga Kerja Tetap Tangguh

Di tengah kekhawatiran makroekonomi, data terbaru menunjukkan bahwa jumlah warga Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran naik sedikit. Meski demikian, pasar tenaga kerja secara keseluruhan masih menunjukkan ketangguhan.

Data ini menjadi sinyal bahwa meskipun ekonomi AS diterpa tekanan dari perang dagang dan ketidakpastian moneter, fondasi domestiknya belum goyah sepenuhnya. Namun, kombinasi dari kekhawatiran jangka menengah dan dinamika pasar global tetap membuat investor waspada, mendorong mereka untuk tetap mempertahankan eksposur terhadap aset lindung nilai seperti emas.

Logam Mulia Lainnya Bergerak Campuran

Selain emas, logam mulia lainnya menunjukkan pergerakan yang beragam:

  • Perak spot turun tipis 0,1% ke $33,51 per ons.

  • Platinum juga turun 0,1% menjadi $971,60 per ons.

  • Paladium, sebaliknya, naik 0,4% ke $947,93 per ons.

Pergerakan bervariasi ini mencerminkan dinamika permintaan dan penawaran masing-masing logam, serta pengaruh eksternal seperti kekuatan dolar dan prospek industri otomotif—terutama untuk paladium dan platinum yang banyak digunakan dalam katalis kendaraan.

Prospek Emas Jangka Pendek dan Jangka Menengah

Dalam jangka pendek, harga emas diperkirakan akan bergerak dalam kisaran konsolidasi, menyesuaikan diri setelah volatilitas tinggi dalam beberapa hari terakhir. Namun secara struktural, prospek emas tetap positif mengingat kondisi geopolitik yang masih penuh ketidakpastian serta kemungkinan sikap dovish dari bank sentral di seluruh dunia.

Para analis memperkirakan bahwa selama ketegangan antara AS dan Tiongkok belum mereda sepenuhnya, dan selama dolar tidak menunjukkan penguatan signifikan, harga emas memiliki ruang untuk menguat kembali. Namun investor juga harus siap menghadapi volatilitas yang tinggi, karena arah kebijakan AS dan respons global sangat dinamis.

Kesimpulan: Emas Kembali Jadi Primadona Saat Ketidakpastian Meningkat

Kenaikan harga emas pada Kamis menjadi cerminan dari kembalinya minat investor terhadap aset aman di tengah ketidakpastian global. Dengan dolar AS melemah dan ketegangan perdagangan kembali mencuat, logam mulia ini sekali lagi menunjukkan perannya sebagai pelindung nilai yang andal.

Meskipun harga sempat terkoreksi dari rekor tertinggi, pasar emas masih dalam tren positif. Selama sentimen risiko tetap tinggi dan dolar tidak menunjukkan penguatan yang konsisten, harga emas diperkirakan akan tetap tinggi, bahkan mungkin menguji kembali level rekor sebelumnya dalam beberapa pekan mendatang.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Wednesday, 23 April 2025

Bestprofit | Emas Anjlok 3% Usai Komentar Trump

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-12.jpeg

Bestprofit (24/4) – Emas, logam mulia yang dikenal sebagai aset safe haven, mengalami penurunan tajam pada hari Rabu (23 April 2025) setelah sebelumnya mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Penurunan ini dipicu oleh meningkatnya selera risiko di pasar keuangan global menyusul komentar Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menenangkan kekhawatiran pasar, serta sinyal positif dari hubungan dagang AS-China.

Penurunan Tajam Setelah Rekor Tertinggi

Harga emas spot jatuh sebesar 3% menjadi $3.281,6 per ons pada pukul 1:43 siang ET (1743 GMT), hanya sehari setelah menyentuh rekor tertinggi $3.500,05. Sementara itu, emas berjangka AS mengalami penurunan lebih tajam, yakni 3,7% menjadi $3.294,10 per ons.

Penurunan ini menandai koreksi signifikan setelah reli panjang yang terjadi sejak awal tahun, di mana harga emas telah naik lebih dari 26% sepanjang 2025, didorong oleh ketegangan geopolitik, pembelian besar-besaran oleh bank sentral, dan kekhawatiran terhadap perang tarif global.

Trump Redakan Ketegangan: Kepala The Fed Aman, Harapan Dagang Menguat

Salah satu pemicu utama koreksi harga emas adalah pernyataan mengejutkan dari Presiden Donald Trump, yang mengindikasikan bahwa ia tidak berencana memecat Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Hal ini meredakan ketegangan yang sempat meningkat karena Trump sebelumnya terus mengkritik Powell terkait keputusan suku bunga yang dinilai terlalu konservatif di tengah ketidakpastian ekonomi.

Selain itu, Trump juga memberikan sinyal kemajuan dalam negosiasi dagang dengan China, menyebutkan bahwa pembicaraan berjalan ke arah positif, terutama dalam hal tarif. Komentar ini memperkuat harapan investor bahwa konflik dagang antara dua ekonomi terbesar dunia ini akan segera mereda.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Sentimen Pasar Berubah: Safe Haven Ditinggalkan, Saham Teknologi Bersinar

Dengan memudarnya kekhawatiran terkait suku bunga dan perang dagang, pasar keuangan mulai beralih dari aset safe haven seperti emas ke aset berisiko seperti saham teknologi. Menurut Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures, rotasi besar-besaran terjadi di pasar, dengan banyak investor kini kembali mengejar saham unggulan seperti Apple dan Tesla.

“Pasar mulai bergerak melewati kejatuhan tarif,” kata Streible. “Ini saatnya rotasi besar dari aset pelindung ke aset pertumbuhan.”

Dolar Menguat, Tambah Tekanan untuk Emas

Penurunan emas juga diperburuk oleh penguatan dolar AS, yang secara historis memiliki korelasi terbalik dengan harga emas. Mata uang AS menguat setelah Trump menghentikan retorikanya terhadap Powell dan memberikan sinyal kestabilan kebijakan moneter.

Dengan penguatan dolar, biaya untuk membeli emas dalam mata uang lain menjadi lebih mahal, sehingga menurunkan permintaan dan mempercepat penurunan harga emas.

Tanggapan Pasar terhadap Komentar Menteri Keuangan AS

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, turut memperkuat sentimen positif pasar dengan mengatakan bahwa tarif yang terlalu tinggi harus diturunkan sebelum negosiasi dagang bisa kembali berjalan efektif. Pernyataan ini disambut baik oleh pelaku pasar karena dianggap menunjukkan keseriusan pemerintah AS dalam mencari solusi diplomatik.

Hal ini turut menambah tekanan pada emas, karena semakin menurunnya ketidakpastian politik dan ekonomi membuat investor cenderung melepas aset lindung nilai mereka.

Analisis Teknis: Risiko Koreksi Lebih Dalam

Menurut Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, penurunan tajam dari level $3.500 menunjukkan pola teknikal yang mengindikasikan potensi koreksi lebih dalam. Dalam catatannya, Hansen menyebut bahwa ledakan harga ke puncak tertinggi diikuti oleh pembalikan tajam adalah sinyal teknikal klasik dari pembentukan puncak pasar jangka pendek.

“Jika tekanan jual terus berlanjut dan level support teknikal gagal bertahan, maka emas berisiko kembali ke area $3.200 atau bahkan lebih rendah,” kata Hansen.

Logam Mulia Lain Ikut Bergerak: Perak Naik, Platinum Menguat

Sementara emas mengalami penurunan, logam mulia lainnya justru menunjukkan pergerakan berbeda:

  • Perak naik 3% menjadi $33,48 per ons, didukung oleh permintaan industri yang masih kuat.

  • Platinum menguat 1,1% menjadi $969,1 per ons, mengikuti tren komoditas lain yang mengalami kenaikan moderat.

  • Paladium stabil di $935,59, menunjukkan minimnya katalis baru untuk logam tersebut dalam jangka pendek.

Perbedaan tren ini menunjukkan bahwa meskipun emas sebagai penyimpan nilai mengalami koreksi, logam-logam dengan penggunaan industri yang lebih tinggi tetap didukung oleh faktor fundamental.

Kesimpulan: Emas Masih dalam Tren Jangka Panjang?

Meskipun koreksi harga emas yang signifikan pada hari Rabu terlihat tajam, banyak analis percaya bahwa tren jangka panjang masih mendukung logam mulia ini. Ketidakpastian global belum sepenuhnya menghilang, dan permintaan dari bank sentral serta investor institusional kemungkinan akan tetap kuat dalam jangka menengah.

Namun, dalam waktu dekat, rotasi pasar dari safe haven ke aset berisiko, penguatan dolar, dan meredanya ketegangan geopolitik bisa terus memberikan tekanan pada harga emas. Investor disarankan untuk tetap berhati-hati dan memantau perkembangan negosiasi dagang serta arah kebijakan moneter AS secara cermat.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures