Bestprofit
(29/11) – Harga emas berjangka mengalami kenaikan pada hari Kamis (28
November) setelah mengalami bulan yang penuh volatilitas. Harga logam
mulia tersebut naik sebesar 0,3% menjadi $2.646,60 per troy ons.
Beberapa faktor utama yang mendasari pergerakan harga emas ini termasuk
ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter yang lebih dovish dari
Federal Reserve (Fed) serta kondisi ketidakpastian geopolitik yang
berlanjut, yang memberikan dukungan untuk emas sebagai aset safe haven.
1. Kenaikan Harga Emas di Tengah Pemangkasan Suku Bunga Federal Reserve
Salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas adalah
ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan melanjutkan kebijakan
pemangkasan suku bunga pada pertemuan mereka di bulan Desember. Analis
ING mencatat bahwa alat pemantau Federal Reserve (Fed Watch Tool) yang
disediakan oleh CME Group menunjukkan bahwa pasar saat ini memperkirakan
peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) mencapai
68%. Angka ini mengalami peningkatan signifikan dari sekitar 56% pada
minggu sebelumnya. Kebijakan pemangkasan suku bunga oleh Fed biasanya cenderung
meningkatkan daya tarik emas. Hal ini terjadi karena suku bunga yang
lebih rendah mengurangi imbal hasil yang diperoleh dari instrumen
investasi berbunga, seperti obligasi. Sebagai akibatnya, investor sering
beralih ke aset yang dianggap lebih aman, seperti emas, yang tidak
memberikan imbal hasil tetapi menawarkan potensi pelindung nilai
terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.
Emas, sebagai logam mulia yang diperdagangkan secara internasional,
biasanya mendapatkan perhatian lebih ketika suku bunga lebih rendah
karena biaya peluang kepemilikan emas menjadi lebih rendah. Selain itu,
suku bunga yang lebih rendah umumnya menandakan kebijakan moneter yang
lebih longgar, yang sering kali merangsang permintaan terhadap komoditas
seperti emas sebagai bentuk lindung nilai dari kemungkinan
ketidakstabilan ekonomi atau inflasi.
2. Inflasi yang Lebih Tinggi Bisa Melemahkan Kasus Pemangkasan Suku Bunga
Namun, meskipun ada ekspektasi pemangkasan suku bunga, data inflasi yang
dirilis pada hari Rabu menunjukkan angka yang lebih tinggi dari yang
diperkirakan. Inflasi yang lebih tinggi dapat memperlemah alasan bagi
Federal Reserve untuk melanjutkan pemangkasan suku bunga lebih lanjut.
Jika inflasi tetap tinggi, Fed mungkin akan ragu untuk melonggarkan
kebijakan moneternya lebih lanjut karena khawatir inflasi dapat menjadi
tidak terkendali.
Berdasarkan data inflasi terbaru, konsumen di AS menghadapi kenaikan
harga di beberapa sektor, yang dapat mengurangi daya beli mereka. Hal
ini bisa menambah tantangan bagi pembuat kebijakan yang mencoba
menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan upaya untuk menurunkan
inflasi. Dalam situasi ini, meskipun harga emas bisa naik sementara
karena ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter, faktor inflasi yang
lebih tinggi dapat membatasi ruang bagi logam mulia ini untuk bergerak
lebih jauh.
3. Ketidakpastian Geopolitik Tetap Memberikan Dukungan untuk Emas
Selain faktor ekonomi domestik AS, ketidakpastian geopolitik yang
berkelanjutan di berbagai belahan dunia juga memberikan kontribusi pada
kekuatan harga emas. Meskipun telah ada kesepakatan gencatan senjata
antara Israel dan Lebanon, ketegangan di Timur Tengah tetap tinggi, dan
situasi di Eropa juga terus menyumbang pada volatilitas pasar global.
Konflik dan ketidakpastian politik di berbagai wilayah dunia sering kali
memicu permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven. Saat
ketidakpastian meningkat, investor cenderung mencari instrumen yang
dapat memberikan perlindungan terhadap potensi kerugian dalam pasar
saham atau obligasi. Emas, dengan reputasinya yang panjang sebagai
tempat berlindung selama masa ketegangan global, sering dipilih sebagai
alternatif yang lebih stabil dibandingkan dengan aset lainnya yang lebih
terpengaruh oleh perubahan kondisi pasar.
Selain ketidakpastian politik di Timur Tengah, krisis energi dan situasi
ketegangan geopolitik yang terjadi di Eropa juga berpotensi memberikan
dampak yang lebih besar pada ekonomi global. Semua faktor ini terus
mengarah pada ketidakpastian ekonomi yang dapat meningkatkan daya tarik
emas.
4. Pergerakan Harga Emas dan Faktor-Faktor Pengaruhnya ke Depan
Ke depan, harga emas kemungkinan akan terus dipengaruhi oleh beberapa
faktor utama, termasuk kebijakan moneter dari Bank Sentral AS,
perkembangan inflasi, dan dinamika geopolitik global. Salah satu faktor
utama yang akan menentukan arah pergerakan harga emas adalah keputusan
suku bunga yang diambil oleh Federal Reserve dalam pertemuannya pada
bulan Desember. Meskipun pasar telah memperkirakan pemangkasan suku
bunga, kebijakan terkait inflasi yang lebih tinggi dapat memperlambat
langkah Fed untuk melanjutkan pelonggaran moneternya.
Di sisi lain, ketidakpastian politik dan ekonomi di berbagai bagian
dunia tetap menjadi pendorong utama permintaan emas. Investor yang cemas
tentang masa depan pasar saham atau potensi penurunan ekonomi dapat
mencari ketenangan dengan berinvestasi dalam emas, yang dipandang
sebagai aset yang lebih stabil dan aman.
5. Prospek Emas dalam Jangka Menengah: Pengaruh Suku Bunga dan Geopolitik
Dalam jangka menengah, harga emas berpotensi tetap terkendali dalam
kisaran yang lebih tinggi karena adanya kombinasi antara ketidakpastian
geopolitik dan kebijakan suku bunga yang longgar. Meskipun ada
kemungkinan bahwa kebijakan suku bunga lebih rendah dapat memberi
dorongan pada harga emas, faktor-faktor lain seperti inflasi dan
stabilitas pasar juga akan memainkan peran penting dalam menentukan
sentimen investor.
Jika ketegangan politik di Timur Tengah atau Eropa semakin memburuk,
investor dapat semakin condong untuk berinvestasi dalam emas sebagai
tempat berlindung dari potensi kerugian. Di sisi lain, jika inflasi
terus menunjukkan angka yang tinggi atau ekonomi global memperlihatkan
tanda-tanda perlambatan yang lebih jelas, maka daya tarik emas sebagai
aset safe haven akan semakin menguat.
Namun, tantangan terbesar bagi pasar emas adalah ketidakpastian terkait
dengan kebijakan moneter. Jika Federal Reserve memilih untuk lebih
berhati-hati dalam menurunkan suku bunga lebih lanjut, atau jika data
ekonomi menunjukkan bahwa inflasi sudah mulai terkendali, maka ini bisa
membatasi potensi kenaikan harga emas dalam jangka pendek. Kesimpulan
Harga emas berjangka pada 28 November mengalami kenaikan yang dipicu
oleh ekspektasi pasar terhadap kebijakan pemangkasan suku bunga lebih
lanjut oleh Federal Reserve. Selain itu, ketidakpastian geopolitik yang
berlanjut, baik di Timur Tengah maupun di Eropa, juga mendukung
permintaan emas sebagai aset safe haven. Meskipun inflasi yang lebih
tinggi dapat membatasi ruang untuk pemangkasan suku bunga lebih lanjut,
kombinasi dari kebijakan moneter yang longgar dan ketegangan geopolitik
global kemungkinan akan terus memberikan dukungan bagi harga emas dalam
beberapa bulan mendatang.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan
temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan
pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang
menyenangkan!