Monday, 24 March 2025

Bestprofit | Emas Turun di Bawah $3.010 karena Tarif dan Imbal Hasil AS

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-3.jpeg

Bestprofit (25/3) – Harga emas terus mengalami penurunan dalam tiga hari perdagangan berturut-turut, tertekan oleh meningkatnya sentimen positif di pasar global dan penguatan dolar AS. Saat penulisan artikel ini, XAU/USD diperdagangkan pada angka $3.002, turun 0,67%. Penurunan harga emas ini terjadi setelah adanya berita yang mengindikasikan bahwa pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, berencana untuk menargetkan tarif timbal balik pada beberapa mitra dagang AS, bukan pada sebagian besar negara mitra dagang lainnya.

Dolar AS dan Imbal Hasil Obligasi Dorong Penurunan Emas

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pergerakan harga emas adalah kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS, khususnya obligasi Treasury 10 tahun, yang melonjak delapan basis poin menjadi 4,331%. Imbal hasil yang lebih tinggi memberikan daya tarik lebih besar bagi investor untuk beralih ke instrumen obligasi dibandingkan dengan emas, yang tidak memberikan imbal hasil.

Selain itu, penguatan dolar AS turut memperburuk tekanan terhadap harga emas. Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan dolar terhadap sekeranjang mata uang utama dunia, naik 0,20% menjadi 104,35. Kenaikan ini menjadikan harga emas yang diperdagangkan dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, menurunkan permintaan terhadap logam mulia ini.

Perbaikan Sentimen Pasar dan Fokus pada Tarif Timpal Balik

Sentimen pasar yang membaik akibat berita dari pemerintah AS semakin memperburuk prospek harga emas. Wall Street bergerak dengan suasana positif, menunjukkan tanda-tanda kenaikan, meskipun kenaikan tersebut sebagian besar didorong oleh data ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan. Kenaikan ini juga dipicu oleh pengumuman terbaru bahwa pemerintahan AS akan memfokuskan penerapan tarif timbal balik hanya pada beberapa negara mitra dagang tertentu, yang dikenal dengan sebutan “Dirty 15”. Langkah ini bertentangan dengan kebijakan sebelumnya yang lebih luas, yang berfokus pada pemberian tarif kepada hampir seluruh negara mitra dagang utama.

Menurut data yang diperoleh oleh The Wall Street Journal, AS memiliki defisit perdagangan barang yang signifikan dengan sejumlah negara, termasuk Tiongkok, Uni Eropa, Meksiko, Vietnam, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Kanada, India, Thailand, Swiss, Malaysia, Indonesia, Kamboja, dan Afrika Selatan. Meskipun langkah ini bertujuan untuk memperbaiki defisit perdagangan, hal tersebut juga menciptakan ketidakpastian di pasar, yang pada gilirannya berpotensi mempengaruhi harga emas.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Data Ekonomi dan Dampaknya terhadap Harga Emas

Dalam beberapa hari terakhir, data ekonomi AS juga menunjukkan campuran yang cukup menarik, yang berpotensi memengaruhi harga emas. S&P Global melaporkan Flash PMI untuk sektor manufaktur dan jasa di AS, dengan hasil yang beragam. Aktivitas manufaktur mengalami kontraksi, turun dari 52,7 menjadi 49,8, menunjukkan penurunan dalam sektor ini. Namun, sektor jasa justru menunjukkan peningkatan yang signifikan, dengan PMI Jasa Global S&P melonjak dari 51,0 menjadi 54,3, melampaui ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan 50,8.

Perbedaan ini mencerminkan pelemahan yang sedang berlangsung di sektor industri, yang dipengaruhi oleh tarif dan kekhawatiran akan harga yang lebih tinggi. Kenaikan biaya yang lebih tinggi, baik dari sisi bahan baku maupun tenaga kerja, menjadi faktor penting yang membebani sektor manufaktur di AS. Sebaliknya, sektor jasa yang lebih tahan terhadap tekanan ini menunjukkan momentum yang lebih kuat dan dapat mendukung perekonomian secara keseluruhan.

Pandangan The Fed dan Proyeksi Suku Bunga

Ketidakpastian pasar dan sentimen negatif terhadap sektor industri semakin diperburuk dengan komentar terbaru dari Raphael Bostic, Presiden Federal Reserve Atlanta. Bostic menyatakan bahwa ia hanya mendukung satu kali pemotongan suku bunga pada tahun ini, dan ia tidak mengharapkan inflasi kembali ke target yang diinginkan hingga sekitar tahun 2027. Ini memberikan gambaran bahwa kebijakan moneter yang lebih longgar atau pelonggaran suku bunga yang tajam tidak akan terjadi dalam waktu dekat, yang dapat menjaga tingkat imbal hasil obligasi tetap tinggi.

Pasar uang juga memperkirakan bahwa ada peluang 62,5% untuk pelonggaran suku bunga oleh The Fed pada tahun 2025, berdasarkan data dari Prime Market Terminal. Ini menunjukkan bahwa pasar memandang ada kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut, meskipun secara keseluruhan, kebijakan Fed cenderung lebih hawkish dalam mengatasi inflasi yang masih tinggi.

Imbal Hasil Riil AS dan Dampaknya pada Harga Emas

Salah satu faktor yang mempengaruhi harga emas secara langsung adalah imbal hasil riil, yang mencerminkan tingkat pengembalian yang disesuaikan dengan inflasi. Imbal hasil riil dari sekuritas terlindungi inflasi Treasury (TIPS) 10 tahun AS naik hampir dua basis poin menjadi 1,980%. Kenaikan imbal hasil riil ini juga memperburuk tekanan pada harga emas, karena logam mulia ini tidak memberikan imbal hasil seperti halnya obligasi. Dengan imbal hasil riil yang lebih tinggi, investor cenderung memilih instrumen yang memberikan pengembalian lebih besar, mengurangi daya tarik emas.

Masa Depan Harga Emas: Prospek dan Tantangan

Melihat ke depan, prospek harga emas tetap dipengaruhi oleh sejumlah faktor makroekonomi yang saling berinteraksi. Sementara harga emas telah menunjukkan kenaikan lebih dari 13% dalam setahun terakhir, penurunan harga dalam beberapa hari terakhir menunjukkan betapa sensitifnya logam mulia ini terhadap perubahan kebijakan ekonomi dan dinamika pasar global. Penguatan dolar AS, kenaikan imbal hasil obligasi, serta kebijakan suku bunga The Fed akan terus menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga emas.

Namun, meskipun menghadapi tekanan jangka pendek, harga emas bisa kembali mendapat dukungan apabila ketegangan perdagangan global meningkat atau apabila data ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda perlambatan yang lebih signifikan. Secara historis, emas sering kali dipandang sebagai aset pelindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan geopolitis, yang dapat memicu permintaan investor.

Secara keseluruhan, pasar emas berada dalam periode yang penuh tantangan, di mana berbagai faktor, mulai dari kebijakan moneter, data ekonomi, hingga sentimen pasar global, saling mempengaruhi. Para investor dan analis akan terus memantau perkembangan ini dengan seksama, karena volatilitas harga emas kemungkinan akan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Sunday, 23 March 2025

Bestprofit | Emas Naik Tipis Karena Ketegangan Geopolitik

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-4.jpg

Bestprofit (24/3) – Pada sesi perdagangan Asia pagi ini, harga emas menunjukkan kenaikan tipis, diperdagangkan pada level $3.025,74 per ons, naik sekitar 0,1%. Kenaikan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global, khususnya di Timur Tengah, yang memicu permintaan terhadap logam mulia sebagai tempat berlindung yang aman (safe haven). Analis pasar dan pakar komoditas menilai bahwa ketegangan geopolitik yang terjadi saat ini memberikan dukungan kuat terhadap harga emas, yang kemungkinan akan tetap stabil atau bahkan melanjutkan tren kenaikannya dalam waktu dekat.

Ketegangan Geopolitik yang Memicu Permintaan Emas

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pergerakan harga emas saat ini adalah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Pentagon baru-baru ini mengirimkan kelompok kapal induk tambahan ke kawasan tersebut sebagai respons terhadap situasi yang semakin memanas, setelah dimulainya kembali serangan Israel terhadap Hamas di Jalur Gaza. Aksi militer ini semakin memperburuk ketegangan yang sudah lama ada di wilayah tersebut dan menciptakan ketidakpastian yang mengarah pada keresahan global.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Ketegangan geopolitik semacam ini sering kali menyebabkan pelaku pasar mencari aset-aset yang lebih aman, dan emas secara tradisional dikenal sebagai pilihan utama dalam situasi seperti ini. Para investor cenderung beralih ke emas untuk melindungi kekayaan mereka dari risiko inflasi dan volatilitas pasar yang dipicu oleh ketidakpastian politik dan militer. Dalam beberapa pekan terakhir, ketegangan ini telah mendorong permintaan terhadap logam mulia, yang tercermin dalam pergerakan harga yang sedikit lebih tinggi.

Tanggapan Para Analis Terhadap Kondisi Pasar Emas

Analis komoditas dari Commerzbank Research memberikan pandangan mereka mengenai situasi ini dalam sebuah laporan yang dirilis baru-baru ini. Mereka menyoroti bahwa meskipun harga emas menunjukkan sedikit kenaikan, ketegangan geopolitik yang meningkat dapat memberikan dorongan lebih lanjut bagi permintaan terhadap logam mulia. Mereka menyatakan bahwa selama ketegangan ini terus berlanjut, potensi penurunan harga emas kemungkinan akan tetap terbatas.

Menurut laporan tersebut, emas memiliki daya tarik yang kuat di tengah ketidakpastian global. Ketika situasi politik dan ekonomi tidak stabil, investor sering kali memilih emas sebagai pelindung nilai yang dapat mempertahankan daya beli mereka dalam jangka panjang. Para analis juga memperkirakan bahwa harga emas mungkin akan terus mendapat dukungan dari faktor-faktor eksternal, termasuk kebijakan moneter dari bank sentral utama, seperti Federal Reserve di AS.

Dinamika Harga Emas di Pasar Global

Pada perdagangan pagi ini, harga emas spot naik 0,1%, mencapai $3.025,74 per ons, meskipun ada sedikit tekanan dari pasar saham yang lebih kuat dan kebijakan moneter yang lebih ketat dari bank sentral. Meskipun demikian, emas tetap menjadi pilihan investasi yang menarik bagi banyak pelaku pasar, terutama dalam menghadapi risiko ketegangan geopolitik dan potensi krisis ekonomi yang bisa muncul akibatnya.

Sejak awal tahun ini, harga emas telah menunjukkan kenaikan yang signifikan, didorong oleh berbagai faktor global, termasuk inflasi yang tinggi, ketidakpastian ekonomi, dan kebijakan moneter yang cenderung mendukung likuiditas pasar. Kenaikan harga emas ini juga mencerminkan perubahan sentimen investor yang lebih konservatif dan fokus pada perlindungan nilai aset.

Emas Sebagai Aset Aman di Tengah Krisis Global

Secara historis, emas telah dipandang sebagai aset yang aman selama periode ketidakpastian ekonomi atau politik. Tidak seperti mata uang yang dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah atau pasar saham yang dapat sangat volatil, emas memiliki nilai intrinsik yang relatif stabil. Ketegangan yang terjadi di Timur Tengah dan wilayah-wilayah lainnya semakin menggarisbawahi peran emas dalam portofolio investasi global.

Di pasar internasional, emas bukan hanya diperdagangkan sebagai komoditas fisik, tetapi juga melalui instrumen derivatif seperti futures dan ETF (exchange-traded funds). Instrumen-instrumen ini memungkinkan investor untuk mengakses pasar emas tanpa harus membeli logam fisiknya secara langsung. Hal ini memperluas basis permintaan dan meningkatkan likuiditas pasar emas, yang pada gilirannya dapat mendukung harga emas di tingkat yang lebih tinggi.

Pengaruh Kebijakan Federal Reserve terhadap Harga Emas

Salah satu faktor eksternal penting yang juga mempengaruhi harga emas adalah kebijakan moneter yang diambil oleh bank sentral, terutama Federal Reserve AS. Kebijakan suku bunga yang rendah dan langkah-langkah pelonggaran kuantitatif yang diterapkan oleh bank sentral cenderung mendukung kenaikan harga emas. Dengan suku bunga yang rendah, biaya peluang untuk menahan emas sebagai aset yang tidak menghasilkan bunga menjadi lebih rendah, sehingga meningkatkan daya tariknya.

Meskipun demikian, kebijakan suku bunga yang lebih tinggi dari Fed dapat memberikan tekanan pada harga emas, karena ini meningkatkan daya tarik instrumen investasi lain seperti obligasi. Oleh karena itu, setiap keputusan suku bunga dari Federal Reserve menjadi faktor yang sangat diperhatikan oleh pasar emas.

Emas dan Volatilitas Pasar Keuangan

Volatilitas pasar keuangan juga memiliki dampak besar terhadap harga emas. Ketika pasar saham mengalami penurunan tajam atau krisis keuangan, banyak investor yang beralih ke emas untuk melindungi nilai investasi mereka. Hal ini terbukti dalam beberapa tahun terakhir, di mana periode ketidakpastian pasar saham dan ekonomi global cenderung diikuti oleh lonjakan harga emas.

Selain itu, ketegangan yang terjadi di pasar energi dan komoditas lainnya juga dapat mempengaruhi harga emas. Misalnya, lonjakan harga minyak akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah dapat memperburuk ketidakpastian ekonomi global, yang pada gilirannya meningkatkan permintaan untuk emas sebagai aset yang lebih stabil.

Kesimpulan

Harga emas yang naik tipis di sesi Asia pagi ini mencerminkan ketegangan geopolitik yang sedang meningkat, terutama di Timur Tengah, yang terus mendorong permintaan terhadap logam mulia sebagai aset aman. Dalam kondisi pasar yang penuh ketidakpastian, emas tetap menjadi pilihan utama bagi para investor yang mencari perlindungan terhadap risiko politik dan ekonomi. Meskipun ada tekanan dari faktor-faktor lain seperti kebijakan suku bunga, harga emas kemungkinan akan tetap mendapat dukungan kuat selama ketegangan geopolitik dan volatilitas pasar terus berlanjut.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Thursday, 20 March 2025

Bestprofit | Emas Terkendala Setelah Seruan Fed dan Risiko Geopolitik

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-2.jpg

Bestprofit (21/3) – Harga emas mengalami penurunan pada hari Kamis, 20 Maret 2025, setelah mengalami tekanan dari dua faktor utama: kebijakan moneter terbaru yang diumumkan oleh Federal Reserve (Fed) serta meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. XAU/USD tercatat diperdagangkan pada level $3.042, mengalami penurunan lebih dari 0,19% dibandingkan dengan hari sebelumnya. Penurunan harga emas ini menunjukkan bagaimana keputusan-keputusan kebijakan ekonomi dan ketidakpastian geopolitik dapat berdampak besar terhadap pasar logam mulia.

Faktor Penyebab Penurunan Harga Emas

1. Keputusan Kebijakan Moneter Federal Reserve

Pada pertemuan Federal Reserve yang terbaru, Bank Sentral Amerika Serikat memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 4,25%-4,50%. Keputusan ini menandakan bahwa Fed tidak segera melakukan perubahan drastis dalam kebijakan moneter meskipun ada dinamika ekonomi yang terus berkembang. Langkah ini menjadi yang kedua kalinya berturut-turut di mana Fed memilih untuk mempertahankan suku bunga pada level yang sama.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Meskipun suku bunga tetap tidak berubah, para pejabat Fed mengindikasikan bahwa mereka berencana untuk memperlambat laju pengetatan kuantitatif. Pengetatan kuantitatif atau quantitative tightening (QT) adalah kebijakan yang mengurangi jumlah uang yang beredar di pasar, dan biasanya ini akan mendorong kenaikan nilai dolar AS. Ketika ada indikasi bahwa pengetatan kuantitatif akan diperlambat, hal ini berpotensi mengurangi daya tarik emas sebagai aset yang aman, yang memanfaatkan rendahnya suku bunga untuk memberikan return lebih tinggi.

Suku bunga yang lebih tinggi cenderung menguntungkan mata uang yang lebih kuat, seperti dolar AS, sementara emas yang biasanya dipandang sebagai aset pelindung nilai sering kali kehilangan daya tariknya ketika ada ekspektasi bahwa suku bunga akan tetap tinggi atau naik lebih lanjut.

2. Pengaruh Pemulihan Dolar AS

Sentimen pasar pada hari Kamis berubah menjadi lebih negatif untuk emas, dengan Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak performa dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya, menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Dolar yang lebih kuat sering kali berdampak buruk bagi harga emas, karena emas menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang selain dolar AS.

Sebagai aset yang dihargakan dalam dolar, kenaikan nilai dolar akan membuat emas lebih mahal dalam mata uang lain, sehingga menurunkan permintaan dari pembeli internasional. Hal ini mengarah pada penurunan harga emas, yang terlihat jelas pada pergerakan harga yang terjadi pada tanggal 20 Maret 2025.

Ketegangan Geopolitik: Meningkatnya Permusuhan di Timur Tengah

Selain faktor kebijakan moneter, ketegangan geopolitik juga berperan dalam pergerakan harga emas. Meningkatnya permusuhan di Timur Tengah, khususnya antara negara-negara yang terlibat dalam konflik yang berkepanjangan, sering kali mempengaruhi pasar global, termasuk pasar emas.

Emas adalah salah satu aset yang paling sering dicari oleh investor saat ketegangan geopolitik meningkat, karena dianggap sebagai “safe haven” atau aset pelindung nilai. Namun, dalam kasus tertentu, seperti yang terjadi pada 20 Maret 2025, pasar justru bereaksi berbeda. Ketegangan yang semakin meningkat di Timur Tengah malah tidak cukup kuat untuk mendorong harga emas lebih tinggi, meskipun biasanya ketidakpastian geopolitik seperti ini cenderung membuat investor mencari perlindungan di emas.

Kondisi ini bisa jadi dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk stabilitas ekonomi AS yang relatif kuat, serta ekspektasi bahwa konflik yang terjadi di Timur Tengah tidak akan langsung bereskalasi menjadi ancaman global yang besar. Akibatnya, meskipun ada ketidakpastian geopolitik, sentimen pasar tetap lebih terfokus pada kebijakan moneter dan indikator ekonomi yang lebih mendalam, seperti laju inflasi dan pengendalian suku bunga oleh bank sentral.

Reaksi Pasar dan Sentimen Negatif

Reaksi pasar terhadap keputusan Fed dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah telah menciptakan sentimen negatif bagi pasar emas. Meskipun investor biasanya mencari perlindungan dalam emas ketika pasar saham atau mata uang berisiko, situasi kali ini menunjukkan bahwa sentimen pasar lebih dipengaruhi oleh pergerakan dolar AS dan kebijakan moneter yang lebih konservatif dari Federal Reserve.

Para pedagang emas, meskipun memperoleh beberapa harapan setelah keputusan Fed untuk mempertahankan suku bunga, gagal mendorong harga emas lebih tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh kenyataan bahwa kebijakan suku bunga yang tetap tidak langsung menguntungkan emas dalam jangka pendek. Sementara itu, pernyataan Fed tentang memperlambat pengetatan kuantitatif mengindikasikan bahwa mereka mungkin tidak segera memberikan stimulus besar-besaran yang dapat mendorong permintaan akan emas.

Sentimen pasar yang berubah negatif ini menyebabkan para investor mencari alternatif aset yang lebih menguntungkan dalam jangka pendek, termasuk dolar AS dan instrumen keuangan lainnya.

Dampak Jangka Panjang dan Prospek Emas

Dalam jangka panjang, harga emas kemungkinan akan tetap dipengaruhi oleh keputusan kebijakan moneter global, terutama dari Amerika Serikat. Jika Fed akhirnya mengubah kebijakan suku bunga atau memperkenalkan stimulus ekonomi tambahan, ini bisa memberikan dorongan pada harga emas. Selain itu, ketegangan geopolitik yang terus berkembang, jika berlanjut atau memburuk, tetap bisa menjadi faktor pendorong yang signifikan bagi harga emas di masa depan.

Namun, dalam jangka pendek, seperti yang terlihat pada tanggal 20 Maret 2025, faktor seperti kekuatan dolar AS dan keputusan Fed untuk memperlambat pengetatan kuantitatif lebih dominan dalam mempengaruhi harga emas. Pasar akan terus memantau keputusan selanjutnya dari Bank Sentral AS serta situasi politik dan ekonomi global untuk menentukan apakah harga emas akan mengalami kenaikan atau penurunan lebih lanjut.

Kesimpulan

Harga emas turun pada 20 Maret 2025 sebagai respons terhadap keputusan kebijakan moneter dari Federal Reserve dan ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah. Meskipun Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga dan memperlambat pengetatan kuantitatif, sentimen pasar tetap negatif, dengan penguatan dolar AS menghambat kenaikan harga emas. Meskipun demikian, faktor-faktor ini menunjukkan bahwa harga emas tetap sangat dipengaruhi oleh dinamika ekonomi global, dan pergerakan harga selanjutnya akan sangat bergantung pada kebijakan ekonomi masa depan serta situasi geopolitik yang berkembang.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Wednesday, 19 March 2025

Bestprofit | Emas Capai Rekor Baru Usai Keputusan FOMC

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-9.jpg

Bestprofit (20/3) – Pada hari Rabu, harga emas mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, menembus angka $3.052 per ons, mencatatkan lonjakan signifikan di pasar komoditas global. Pergerakan harga ini terjadi setelah Ketua Federal Reserve (Fed) AS, Jerome Powell, memberikan pernyataan pasca-keputusan bank sentral AS yang mempertahankan suku bunga tidak berubah. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mendorong lonjakan harga emas, keputusan Fed, serta proyeksi ekonomi yang memengaruhi pasar emas di masa depan.

Keputusan Federal Reserve untuk Menahan Suku Bunga

Federal Reserve mengumumkan keputusan penting untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25% hingga 4,50%, menjaga kestabilan kebijakan moneter yang telah diterapkan sejak beberapa waktu terakhir. Keputusan ini menunjukkan sikap hati-hati dari bank sentral AS dalam merespons ketidakpastian ekonomi dan inflasi yang masih berada di atas target.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Salah satu alasan utama di balik keputusan ini adalah pengakuan bahwa kondisi pasar tenaga kerja AS tetap solid, meskipun inflasi tetap berada pada level yang “agak tinggi”. Bank sentral tetap berkomitmen untuk memantau perkembangan pasar tenaga kerja dan inflasi guna menjaga stabilitas ekonomi. Selain itu, keputusan ini juga mencerminkan upaya untuk mengatasi ketidakpastian global, baik dari sisi ekonomi maupun geopolitik, yang turut memengaruhi prospek perekonomian global.

Proyeksi Ekonomi Federal Reserve dan Dampaknya terhadap Pasar Emas

Meskipun suku bunga dipertahankan, proyeksi ekonomi Federal Reserve menunjukkan pandangan yang lebih berhati-hati terhadap pertumbuhan ekonomi AS di masa depan. Proyeksi suku bunga untuk tahun-tahun mendatang menunjukkan bahwa para pejabat Fed memperkirakan dua kali penurunan suku bunga pada tahun ini.

Proyeksi ekonomi yang diungkapkan oleh Fed menunjukkan bahwa tingkat pengangguran diperkirakan akan tetap berada di kisaran 4,3% hingga 4,4% pada tahun 2025 hingga 2027. Di sisi lain, inflasi diperkirakan akan sedikit menurun, dengan PCE (Personal Consumption Expenditures) diperkirakan mencapai 2,7% pada tahun 2025, kemudian turun menjadi 2,2% pada tahun 2026, dan akhirnya mencapai target Fed sebesar 2% pada tahun 2027. Meskipun demikian, proyeksi ekonomi ini menunjukkan adanya potensi pelambatan pertumbuhan ekonomi, yang dapat memicu ketidakpastian di pasar finansial.

Respons Jerome Powell terhadap Ketidakpastian Ekonomi

Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, dalam konferensi pers pasca-keputusan tersebut, mengungkapkan bahwa ketidakpastian ekonomi AS dan global telah meningkat. Menurut Powell, meskipun pasar tenaga kerja tetap solid, beberapa faktor eksternal, termasuk inflasi yang masih tinggi, memberikan tantangan besar bagi perekonomian. Dia juga menekankan bahwa kebijakan yang diambil Fed saat ini bertujuan untuk menjaga fleksibilitas dalam merespons ketidakpastian yang ada.

Powell menambahkan bahwa beberapa inflasi tarif telah diteruskan kepada konsumen, yang menunjukkan bahwa faktor-faktor eksternal seperti lonjakan harga energi dan biaya bahan baku turut memengaruhi daya beli masyarakat. Meskipun demikian, kebijakan suku bunga yang stabil dan proyeksi penurunan suku bunga di masa depan dapat membantu meredakan tekanan inflasi dan memberikan ruang bagi ekonomi untuk pulih.

Geopolitik dan Konflik Global yang Mempengaruhi Harga Emas

Selain faktor domestik, situasi geopolitik global juga turut memainkan peran penting dalam pergerakan harga emas. Konflik yang terus berlangsung antara Rusia dan Ukraina, meskipun ada pembicaraan mengenai gencatan senjata, tetap memberikan ketidakpastian besar di pasar global. Serangan terhadap fasilitas energi di Ukraina serta ketegangan yang terus meningkat di Timur Tengah, termasuk serangan udara Israel yang menewaskan ratusan orang, menambah ketidakpastian di pasar komoditas.

Ketegangan geopolitik ini memberikan dampak langsung terhadap harga emas, yang sering dianggap sebagai aset safe-haven di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi global. Emas sering kali menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari perlindungan nilai dalam situasi seperti ini, yang mendorong lonjakan harga.

Imbal Hasil Riil dan Hubungannya dengan Harga Emas

Pergerakan imbal hasil obligasi AS juga menjadi faktor yang sangat memengaruhi harga emas. Setelah keputusan Fed, imbal hasil Treasury AS 10-tahun mengalami penurunan, yang diukur dengan imbal hasil Sekuritas Terlindungi Inflasi (TIPS), turun lebih dari lima basis poin menjadi 1,935%. Penurunan imbal hasil ini menunjukkan bahwa para investor memperkirakan pelonggaran kebijakan moneter dalam waktu dekat, yang cenderung menguntungkan bagi aset-aset seperti emas.

Di sisi lain, Indeks Dolar AS (DXY) yang melacak kinerja dolar terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, mengalami kenaikan sebesar 0,27% hingga mencapai level 103,54. Meskipun dolar AS menguat, penurunan imbal hasil riil tetap menjadi faktor pendorong utama bagi harga emas, karena emas tidak memberikan imbal hasil seperti halnya obligasi pemerintah.

Prospek Harga Emas ke Depan

Berdasarkan perkembangan terbaru, harga emas memiliki potensi untuk terus melanjutkan reli kenaikan. Proyeksi suku bunga yang lebih rendah, ketidakpastian global yang meningkat, dan penurunan imbal hasil riil AS dapat terus memberikan dorongan positif bagi pasar emas. Mengingat emas sebagai aset safe-haven yang cenderung diminati dalam situasi ketidakpastian, banyak analis memprediksi bahwa harga emas bisa mencapai level yang lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang.

Selain itu, dengan proyeksi ekonomi AS yang menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat, serta ketegangan geopolitik yang masih ada, banyak investor mungkin akan beralih ke emas sebagai lindung nilai terhadap risiko-risiko tersebut. Oleh karena itu, harga emas kemungkinan akan terus berada di jalur kenaikan, dengan fluktuasi yang dipengaruhi oleh kebijakan moneter Fed dan situasi global yang terus berkembang.

Kesimpulan

Lonjakan harga emas yang mencapai level tertinggi sepanjang masa mencerminkan dinamika pasar yang dipengaruhi oleh keputusan kebijakan moneter Fed, ketidakpastian ekonomi AS, serta faktor-faktor geopolitik yang mengarah pada peningkatan permintaan terhadap emas sebagai aset aman. Dengan proyeksi penurunan suku bunga yang lebih lanjut, ketegangan internasional yang terus berkembang, dan imbal hasil riil yang terus turun, harga emas berpotensi untuk terus melanjutkan reli kenaikannya.

Investor dan pelaku pasar perlu terus memantau perkembangan kebijakan ekonomi dan geopolitik yang dapat memengaruhi pasar emas.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Tuesday, 18 March 2025

Bestprofit | Emas Tembus $3.030 karena Ketegangan Geopolitik dan Ekspektasi Fed

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-13.jpg

Bestprofit (19/3) – Pada hari Selasa, harga emas mengalami lonjakan yang signifikan, melampaui angka $3.000 dan mencapai rekor tertinggi $3.038 per ons. Kenaikan ini terjadi di tengah ketidakpastian mengenai kebijakan tarif timbal balik yang akan diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada tanggal 2 April mendatang, serta keputusan kebijakan moneter yang akan diambil oleh Federal Reserve (Fed). XAU/USD diperdagangkan pada $3.037, naik 1,20% dibandingkan dengan hari sebelumnya.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Ketidakpastian Ekonomi Global Memicu Kenaikan Emas

Kenaikan harga emas ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor global yang menciptakan ketidakpastian di pasar. Salah satunya adalah kebijakan tarif timbal balik yang akan diberlakukan oleh AS terhadap negara-negara lain, yang memicu ketegangan di pasar global. Pada saat yang sama, pasar juga mengamati dengan seksama keputusan yang akan diambil oleh Federal Reserve, yang berpotensi mempengaruhi arah kebijakan moneter di AS.

Selain itu, situasi geopolitik juga turut berkontribusi terhadap reli harga emas. Salah satu peristiwa yang memengaruhi pasar adalah ketegangan antara AS dan Rusia. Meskipun pembicaraan antara Presiden Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin sempat meredakan sebagian ketegangan, tetapi ketidakpastian tetap ada. Rusia setuju untuk menghentikan serangan selama 30 hari terhadap fasilitas energi Ukraina, yang memberikan sedikit kelegaan bagi para pedagang.

Namun, meskipun ada upaya-upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan, faktor-faktor geopolitik yang tidak pasti terus mendorong reli harga emas. Ketegangan yang terjadi di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Hamas, semakin memperburuk sentimen pasar. Serangan-serangan yang dilakukan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 400 orang, memperburuk kondisi yang sudah rapuh di wilayah tersebut, dan mengancam gencatan senjata yang telah berlangsung selama dua bulan.

Data Ekonomi AS yang Beragam

Di sisi ekonomi, data AS yang dirilis pada bulan Februari menunjukkan hasil yang beragam. Produksi Industri AS meningkat 0,7% MoM pada bulan Februari, mengungguli ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan kenaikan 0,2%. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang kuat, terutama didorong oleh sektor otomotif, yang menunjukkan peningkatan yang solid dalam produksi kendaraan bermotor.

Namun, di sektor perumahan, data yang keluar menunjukkan tren yang campur aduk. Sementara Pembangunan Perumahan mencatatkan lonjakan signifikan sebesar 11,2%, Izin Bangunan justru mengalami penurunan 1,2%. Penurunan Izin Bangunan ini dapat menandakan adanya penurunan minat atau hambatan dalam proyek konstruksi di masa mendatang, meskipun Pembangunan Perumahan yang meningkat menunjukkan adanya kekuatan dalam sektor konstruksi.

Perhatian Terhadap Kebijakan Moneter Federal Reserve

Salah satu faktor penting yang memengaruhi pergerakan harga emas adalah kebijakan moneter yang diambil oleh Federal Reserve. Berdasarkan data dari FedWatch Tool milik CME Group, para pedagang memperkirakan bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan Rabu mendatang. Meskipun demikian, ada ekspektasi yang cukup tinggi bahwa Federal Reserve mungkin akan menurunkan suku bunga pada bulan Juni mendatang, dengan peluang penurunan suku bunga mencapai hampir 66%. Hal ini menunjukkan bahwa pasar memandang ekonomi AS menghadapi tantangan, dan penurunan suku bunga dapat menjadi langkah yang diambil oleh Fed untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.

Penurunan Imbal Hasil Treasury dan Melemahnya Dolar AS

Selain kebijakan moneter, pergerakan pasar obligasi AS juga memberikan dampak signifikan terhadap harga emas. Pada saat yang sama harga emas melesat, imbal hasil Treasury AS terus menurun. Imbal hasil obligasi T-note 10 tahun AS turun satu basis poin menjadi 4,183%, memberikan tekanan pada Dolar AS. Di sisi lain, Indeks Dolar AS (DXY) yang melacak kinerja dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama, turun sebesar 0,17% menjadi 103,23. Penurunan imbal hasil obligasi AS dan melemahnya Dolar AS menciptakan kondisi yang mendukung reli harga emas, karena emas dianggap sebagai aset yang lebih aman dibandingkan dengan instrumen keuangan lainnya di tengah ketidakpastian ekonomi.

Salah satu faktor yang turut mendukung kenaikan harga emas adalah penurunan imbal hasil riil AS. Imbal hasil riil yang diukur melalui imbal hasil Sekuritas Terlindungi Inflasi (TIPS) Treasury AS 10 tahun turun satu setengah basis poin menjadi 1,985%. Penurunan imbal hasil riil ini berkorelasi terbalik dengan harga emas, artinya saat imbal hasil riil turun, harga emas cenderung naik.

Pengaruh Kenaikan Harga Emas terhadap Pasar dan Investor

Lonjakan harga emas yang signifikan ini memberikan dampak yang luas bagi pasar dan investor. Harga emas yang melampaui $3.000 menunjukkan bahwa investor semakin mengalihkan aset mereka ke logam mulia ini sebagai bentuk lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Harga emas sering kali meningkat saat terdapat ketegangan pasar, baik itu ketidakpastian politik, krisis keuangan, atau ketegangan perdagangan internasional.

Investor yang ingin melindungi nilai kekayaan mereka dari potensi inflasi atau gejolak pasar cenderung beralih ke emas sebagai tempat perlindungan yang aman. Selain itu, penurunan imbal hasil obligasi dan melemahnya Dolar AS memperkuat daya tarik emas, yang tidak bergantung pada suku bunga atau mata uang tertentu.

Prospek Harga Emas ke Depan

Melihat perkembangan yang ada, reli harga emas diperkirakan akan terus berlanjut dalam waktu dekat. Faktor-faktor seperti kebijakan moneter Federal Reserve, ketegangan geopolitik, serta ketidakpastian ekonomi global akan terus mendorong permintaan terhadap emas. Dengan harga yang terus menanjak, para analis dan pedagang pasar akan terus memantau data ekonomi dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah dan bank sentral untuk melihat bagaimana arah pasar ke depan.

Jika ketegangan global semakin meningkat dan kebijakan moneter tetap longgar, harga emas berpotensi untuk terus bergerak naik. Sebaliknya, jika terdapat stabilitas ekonomi dan politik yang lebih baik, harga emas bisa saja mengalami koreksi. Namun, dengan ketidakpastian yang ada, emas tetap menjadi aset yang menarik untuk diinvestasikan dalam menghadapi volatilitas pasar.

Kesimpulan

Harga emas yang meroket di atas $3.000 menunjukkan betapa besar dampak ketidakpastian ekonomi dan geopolitik terhadap pasar global. Meskipun ada pembicaraan diplomatik yang mencoba meredakan ketegangan internasional, reli harga emas terus berlanjut. Para pedagang dan investor akan terus memperhatikan data ekonomi, kebijakan moneter, serta ketegangan geopolitik yang dapat memengaruhi arah harga emas di masa depan.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Monday, 17 March 2025

Bestprofit | Emas Dekati $3.000 akibat Pelambatan Ekonomi AS

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-12.jpeg

Bestprofit (18/3) – Harga emas terus mencatatkan kenaikan signifikan pada hari Senin di akhir sesi perdagangan Amerika Utara, dengan mendekati angka $3.000 untuk hari kedua berturut-turut. Kenaikan ini terjadi setelah data ekonomi dari Amerika Serikat (AS) menunjukkan tanda-tanda melambatnya pertumbuhan ekonomi, menciptakan kecemasan di pasar global. XAU/USD diperdagangkan pada angka $2.999, mengalami kenaikan lebih dari 0,40%. Kenaikan harga emas ini memberikan gambaran tentang pergeseran sentimen pasar yang berhubungan erat dengan data ekonomi yang keluar dari AS.

Sentimen Pasar dan Kinerja Ekuitas AS

Salah satu faktor utama yang memengaruhi pasar adalah selera risiko yang terlihat membaik, yang tercermin dari pergerakan ekuitas AS. Para pedagang nampaknya lebih mengabaikan laporan Penjualan Ritel AS yang lemah untuk bulan Februari, yang hanya mencatatkan peningkatan 0,2% dibandingkan dengan ekspektasi pasar yang sebesar 0,6%. Meskipun penjualan ritel mencatatkan angka yang lebih rendah dari yang diperkirakan, hal ini tampaknya tidak banyak memengaruhi pergerakan pasar saham.

Namun, ada faktor lain yang lebih mengkhawatirkan bagi pasar, yakni data dari Indeks Manufaktur Empire State Federal Reserve New York. Indeks ini mengalami penurunan yang cukup tajam, jatuh dari angka 5,7 menjadi -20. Penurunan ini mengindikasikan penurunan signifikan dalam aktivitas manufaktur di AS, yang semakin memperburuk kekhawatiran bahwa ekonomi mungkin sedang mengalami pelambatan yang lebih dalam. Dampak dari data tersebut memperbesar spekulasi di kalangan pelaku pasar mengenai kemungkinan resesi.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Perkiraan Pelonggaran Kebijakan oleh Federal Reserve

Peningkatan ketidakpastian ekonomi ini turut memengaruhi ekspektasi pasar terkait kebijakan moneter yang akan diambil oleh Federal Reserve (Fed). Pasar uang berjangka memperkirakan bahwa Fed akan melakukan pelonggaran kebijakan moneter sebesar 64 basis poin (bps) menjelang akhir tahun. Prediksi ini didorong oleh kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi AS yang melambat dapat memaksa bank sentral untuk mengambil langkah-langkah pelonggaran guna merangsang perekonomian.

Minggu ini, perhatian pasar akan tertuju pada pertemuan penting yang akan berlangsung pada hari Rabu, yaitu keputusan kebijakan moneter oleh Federal Reserve. Keputusan tersebut akan diikuti dengan konferensi pers dari Ketua Fed, Jerome Powell, dan rilis Ringkasan Proyeksi Ekonomi (SEP). Semua mata akan tertuju pada langkah-langkah yang akan diambil oleh Fed, apakah mereka akan melanjutkan kebijakan kenaikan suku bunga atau beralih ke pelonggaran yang lebih besar.

Pergerakan Imbal Hasil Obligasi dan Dolar AS

Kenaikan harga emas juga dipengaruhi oleh pergerakan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang terus menurun, serta melemahnya nilai dolar AS. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun turun satu basis poin menjadi 4,308%, memberikan dukungan lebih lanjut untuk harga emas. Ketika imbal hasil obligasi turun, daya tarik emas sebagai aset safe haven semakin meningkat karena emas tidak menghasilkan bunga, namun dianggap sebagai pelindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi.

Selain itu, Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak kinerja dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama, juga mengalami penurunan. Pada hari Senin, DXY turun 0,35% menjadi 103,37, yang menunjukkan melemahnya dolar AS. Melemahnya dolar membuat harga emas lebih terjangkau bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, sehingga memberikan dorongan tambahan bagi kenaikan harga emas.

Harga Emas Terus Meningkat Meskipun Imbal Hasil Riil AS Tinggi

Salah satu faktor yang tidak memengaruhi pergerakan harga emas secara signifikan adalah imbal hasil riil AS yang tetap tinggi. Imbal hasil riil ini diukur dengan menggunakan obligasi pemerintah AS 10 tahun yang dilindungi inflasi (TIPS), yang berfungsi sebagai indikator sentimen pasar terhadap inflasi. Imbal hasil riil ini naik empat basis poin menjadi 2,00%, yang pada umumnya memiliki korelasi terbalik dengan harga emas.

Namun, meskipun imbal hasil riil AS tetap tinggi, harga emas masih melanjutkan reli yang sudah berlangsung beberapa waktu terakhir. Ini mengindikasikan bahwa para investor semakin berfokus pada ketidakpastian ekonomi dan kebijakan moneter yang lebih longgar, yang mendorong permintaan untuk emas sebagai aset pelindung nilai.

Potensi Kenaikan Harga Emas pada Masa Depan

UBS, salah satu bank investasi global terkemuka, memproyeksikan bahwa harga emas akan terus naik dan bisa mencapai angka $3.200 pada tahun 2025. Prediksi ini datang setelah harga emas berhasil mencapai target lama mereka sebesar $3.000 per ons. UBS berpendapat bahwa reli harga emas ini kemungkinan akan berlanjut, dengan risiko kebijakan dan ketegangan perdagangan yang meningkat terus mendorong permintaan untuk aset safe haven seperti emas.

Meskipun harga emas telah melampaui angka $3.000, banyak faktor yang dapat memengaruhi pergerakan harga lebih lanjut. Salah satunya adalah perkembangan kebijakan moneter di AS, yang dapat memengaruhi permintaan untuk emas. Jika Fed mengambil langkah-langkah pelonggaran lebih lanjut atau jika ketegangan perdagangan global semakin meningkat, maka permintaan untuk emas sebagai aset pelindung nilai kemungkinan akan terus meningkat.

Kesimpulan: Prospek Emas yang Cerah

Secara keseluruhan, harga emas saat ini berada di jalur yang sangat positif, terangkat oleh kekhawatiran tentang pelambatan ekonomi global, kebijakan moneter yang lebih longgar, dan ketegangan geopolitik yang meningkat. Meskipun ada tantangan seperti imbal hasil riil yang tinggi dan data ekonomi AS yang berfluktuasi, pasar emas masih menunjukkan potensi kenaikan lebih lanjut.

Dengan proyeksi dari UBS yang melihat harga emas mencapai $3.200 pada tahun 2025, investor akan terus memantau perkembangan kebijakan Fed, data ekonomi, dan faktor geopolitik lainnya yang dapat mempengaruhi pergerakan harga emas. Bagi mereka yang mencari aset aman di tengah ketidakpastian ekonomi, emas tetap menjadi pilihan utama yang menarik.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Sunday, 16 March 2025

Bestprofit | Emas Naik Tipis Didukung Ketegangan Perang Dagang

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-5.jpeg

Bestprofit (17/3) – Emas, sebagai salah satu aset safe haven yang paling banyak dicari oleh investor, mengalami sedikit kenaikan di sesi perdagangan Asia yang awal pada hari ini. Kenaikan harga emas tersebut terjadi di tengah ketegangan perdagangan global yang terus berkembang. Kekhawatiran terkait tarif yang berisiko mengarah pada inflasi yang lebih tinggi serta pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat menjadi faktor utama yang mendukung permintaan terhadap emas.

Menurut laporan dari Ewa Manthey, seorang ahli strategi komoditas di ING, ketidakpastian yang ditimbulkan oleh masalah perdagangan global saat ini secara langsung berkontribusi terhadap kenaikan harga emas. Manthey menjelaskan bahwa ketegangan perdagangan dan tarif yang tidak menentu mendorong investor untuk mencari perlindungan dalam aset-aset yang dianggap lebih aman seperti emas.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Ketegangan Perdagangan Global Memicu Permintaan Emas

Ketegangan perdagangan global yang berlangsung antara negara-negara besar, khususnya antara Amerika Serikat dan China, telah menciptakan ketidakpastian yang luas di pasar keuangan dunia. Perang tarif antara dua ekonomi terbesar dunia ini mengancam akan memperlambat pertumbuhan ekonomi global, dan kekhawatiran ini telah mendorong investor untuk mencari pelaburan yang lebih aman, seperti emas.

Ketika tarif impor dinaikkan, harga barang-barang yang diperdagangkan antar negara juga akan meningkat. Hal ini dapat menyebabkan inflasi yang lebih tinggi, yang kemudian mempengaruhi daya beli konsumen dan meningkatkan biaya produksi. Dalam kondisi seperti itu, banyak investor yang cenderung berpindah ke aset yang dianggap lebih stabil dan aman, seperti emas, untuk melindungi nilai investasi mereka dari dampak ketidakpastian ekonomi.

Dampak Ketegangan Perdagangan terhadap Ekonomi Global

Ketidakpastian perdagangan yang disebabkan oleh kebijakan tarif, baik yang dikenakan oleh pemerintah Amerika Serikat maupun tindakan balasan dari negara lain, telah menyebabkan kekhawatiran mengenai prospek pertumbuhan ekonomi global. Para analis ekonomi khawatir bahwa perang tarif dapat memperburuk kondisi ekonomi dunia, memperlambat perdagangan internasional, dan mempengaruhi pasar tenaga kerja.

Menurut Manthey, ketegangan perdagangan ini tidak hanya memengaruhi pasar saham, tetapi juga mempengaruhi pasar komoditas seperti emas. Ketika investor merasa khawatir akan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat, mereka cenderung beralih ke instrumen keuangan yang lebih aman untuk melindungi diri dari potensi kerugian besar yang dapat terjadi jika ketegangan perdagangan semakin meningkat.

Kenaikan Harga Emas: Dampak Inflasi dan Pertumbuhan yang Lebih Lambat

Salah satu alasan mengapa emas menjadi pilihan utama bagi banyak investor adalah bahwa emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Ketika inflasi meningkat, nilai mata uang cenderung menurun, dan aset yang lebih aman seperti emas memiliki daya tarik yang lebih besar. Dalam konteks ketegangan perdagangan dan tarif, ketakutan terhadap inflasi yang lebih tinggi menjadi faktor pendorong permintaan emas.

Inflasi yang lebih tinggi dapat menyebabkan penurunan daya beli dan pengeluaran konsumen, yang berujung pada pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat. Dampak ini dapat lebih parah bagi negara-negara yang memiliki ketergantungan tinggi pada perdagangan internasional. Dalam situasi seperti ini, harga emas sering kali akan mengalami kenaikan, karena investor beralih ke emas untuk melindungi kekayaan mereka dari gejolak ekonomi yang mungkin terjadi.

Peran Emas sebagai Aset Safe Haven

Emas selama ini dikenal sebagai aset safe haven yang dapat melindungi nilai dalam situasi yang penuh ketidakpastian, baik itu dalam kondisi politik yang tidak stabil, perang, atau ketegangan perdagangan global. Emas memiliki nilai yang relatif stabil jika dibandingkan dengan aset-aset lainnya, terutama dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu. Ini adalah alasan mengapa harga emas cenderung naik ketika ada ketidakpastian atau krisis ekonomi.

Ketika ketegangan perdagangan meningkat dan kebijakan tarif semakin tajam, banyak investor yang mencari perlindungan dalam emas. Mereka beranggapan bahwa meskipun harga emas dapat fluktuatif, dalam jangka panjang, nilai emas akan tetap terjaga, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi. Oleh karena itu, permintaan terhadap emas terus meningkat, dan ini menjadi salah satu faktor yang menopang harga emas di pasar internasional.

Prospek Masa Depan Harga Emas

Melihat kondisi pasar global yang masih penuh ketidakpastian, harga emas diperkirakan akan terus mengalami fluktuasi yang dipengaruhi oleh perkembangan situasi perdagangan dan ekonomi global. Jika ketegangan perdagangan terus berlanjut dan lebih banyak tindakan pembalasan yang diambil oleh negara-negara besar, permintaan untuk emas sebagai aset safe haven diperkirakan akan terus bertahan.

Namun, di sisi lain, jika ada upaya penyelesaian ketegangan perdagangan atau terjadinya kesepakatan perdagangan antara negara-negara besar, hal ini dapat mengurangi ketidakpastian di pasar dan mengurangi daya tarik emas. Meskipun demikian, dalam situasi apapun, emas tetap akan menjadi salah satu pilihan utama bagi investor yang ingin melindungi kekayaan mereka dari risiko inflasi dan ketidakstabilan ekonomi.

Emas Spot Menguat di Tengah Ketegangan Ekonomi Global

Pada perdagangan spot, harga emas tercatat naik sebesar 0,2% menjadi $2.989,79 per ounce. Meskipun kenaikan ini terbilang tipis, namun secara keseluruhan, tren harga emas menunjukkan adanya ketahanan meskipun pasar global sedang dilanda ketidakpastian. Kenaikan harga emas tersebut menunjukkan adanya permintaan yang tinggi dari investor yang cemas akan dampak lanjutan dari ketegangan perdagangan.

Meskipun harga emas mengalami sedikit kenaikan di sesi Asia, faktor-faktor ekonomi global seperti kebijakan tarif, inflasi, dan ketegangan perdagangan akan terus memainkan peran penting dalam menentukan arah harga emas di masa depan. Dalam waktu yang tidak menentu seperti ini, investor kemungkinan akan terus berfokus pada emas sebagai pelindung nilai terhadap potensi ketidakpastian yang lebih besar.

Kesimpulan

Ketegangan perdagangan global dan kebijakan tarif yang tidak menentu telah menciptakan ketidakpastian ekonomi yang mendorong permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven. Kekhawatiran terhadap inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat menjadi faktor utama yang mendukung harga emas. Meskipun harga emas hanya mengalami kenaikan tipis di sesi Asia, ketidakpastian yang terus berkembang di pasar global memberikan prospek positif bagi harga emas di masa depan. Selama ketegangan perdagangan dan ketidakpastian ekonomi berlanjut, emas akan terus menjadi pilihan utama bagi investor yang ingin melindungi nilai kekayaan mereka.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Thursday, 13 March 2025

Bestprofit | Emas Turun Tipis, Koreksi Teknis Diharapkan

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-6.jpg

Bestprofit (14/3) – Pada sesi perdagangan Asia yang berlangsung baru-baru ini, harga emas menunjukkan penurunan tipis setelah mencatatkan lonjakan signifikan sebelumnya. Emas berjangka bulan depan yang ditutup pada rekor tertinggi semalam memicu kemungkinan koreksi teknis. Penurunan harga ini tidak terlalu signifikan, namun memberikan gambaran mengenai volatilitas yang dapat terjadi dalam pasar logam mulia.

Koreksi Teknis Pasca Rekor Tertinggi

Emas spot pada saat itu tercatat turun sekitar 0,1% di level $2.986,42 per ounce. Meskipun mengalami penurunan, harga emas masih sangat mendekati level tertingginya yang sebelumnya tercatat, menunjukkan bahwa pasar masih dalam sentimen bullish secara keseluruhan. Menurut Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index dan FOREX.com, penurunan ini dapat dilihat sebagai bagian dari koreksi teknis yang wajar setelah harga emas mencapai rekor tertinggi. Koreksi teknis ini adalah hal biasa dalam pasar yang sangat dinamis, di mana harga suatu aset mengalami penurunan sementara setelah mencapai titik puncaknya, sebelum kembali melanjutkan tren sebelumnya.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Prospek Emas Mencapai $3.000 per Ounce

Meskipun ada penurunan kecil, prospek harga emas masih sangat positif. Para analis pasar percaya bahwa logam mulia ini semakin mungkin untuk mencapai dan bahkan mungkin melampaui level $3.000 per ounce dalam sesi perdagangan mendatang. Pergerakan harga emas ini tidak lepas dari kondisi ekonomi global yang terus memberikan dorongan kuat bagi permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.

Dolar AS Terus Mengalami Tekanan

Salah satu faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga emas adalah kondisi dolar AS yang terus berada di bawah tekanan. Meskipun dolar AS sempat menguat dalam beberapa waktu terakhir, tetapi di tengah ketidakpastian ekonomi global, banyak investor yang lebih memilih untuk mengalihkan portofolio mereka ke aset yang dianggap lebih aman, salah satunya adalah emas. Dolar yang lebih lemah membuat emas lebih menarik bagi investor yang memegang mata uang lainnya, karena harga emas yang diperdagangkan dalam dolar menjadi lebih terjangkau.

Imbal Hasil Obligasi Pemerintah AS yang Menurun

Selain itu, penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga turut mendukung pergerakan harga emas yang lebih tinggi. Imbal hasil obligasi yang lebih rendah biasanya menarik bagi para investor, karena memberikan keuntungan yang lebih sedikit. Dalam situasi ini, banyak yang beralih ke aset-aset seperti emas yang cenderung tidak terpengaruh oleh fluktuasi suku bunga atau tingkat pengembalian yang rendah. Keadaan ini menjadikan emas sebagai pilihan investasi yang lebih menarik, mengingat sifatnya sebagai pelindung nilai dalam situasi ekonomi yang tidak pasti.

Volatilitas Pasar Saham dan Kondisi Ekonomi Global

Pasar saham global yang masih mengalami volatilitas juga berperan dalam mendongkrak harga emas. Ketidakpastian yang melanda pasar saham, ditambah dengan kekhawatiran terhadap inflasi dan resesi ekonomi di berbagai belahan dunia, membuat investor lebih memilih untuk berinvestasi di aset-aset yang stabil dan aman. Dalam kondisi seperti ini, emas sering kali menjadi pilihan utama, karena sifatnya yang dapat mempertahankan nilainya meskipun terjadi ketidakpastian di pasar lainnya.

Faktor-Faktor Pendukung Harga Emas yang Lebih Tinggi

Terdapat sejumlah faktor lain yang semakin memperkuat argumen bahwa emas dapat terus mencapai harga yang lebih tinggi. Pertama, ketegangan geopolitik yang terus meningkat, seperti perang dagang dan ketegangan politik antarnegara, cenderung meningkatkan ketidakpastian global. Keadaan ini menyebabkan investor mencari perlindungan di aset-aset yang dianggap lebih stabil, dengan emas menjadi pilihan utama.

Kedua, inflasi yang tetap tinggi di banyak negara besar di dunia turut memberi dorongan positif bagi emas. Seiring dengan meningkatnya biaya hidup dan kekhawatiran akan daya beli yang semakin menurun, emas menjadi salah satu instrumen investasi yang mampu mempertahankan daya tariknya di tengah ketidakpastian inflasi. Dalam banyak kasus, emas dipandang sebagai aset pelindung nilai terhadap inflasi.

Analisis Teknikal Emas

Secara teknikal, emas saat ini berada dalam tren yang kuat. Meski ada sedikit koreksi pada harga emas, banyak analis percaya bahwa penurunan harga ini hanya bersifat sementara dan emas akan kembali bergerak naik dalam jangka pendek. Berdasarkan analisis teknikal, emas bisa saja mencapai titik tertinggi baru, yaitu di level $3.000 per ounce, jika tren positif ini berlanjut.

Para analis juga melihat bahwa titik support bagi harga emas berada pada level sekitar $2.950, yang berarti jika harga emas jatuh ke level ini, kemungkinan besar akan terjadi pembelian kembali. Hal ini mendukung prospek bahwa harga emas bisa kembali bangkit setelah sedikit koreksi, terutama jika kondisi makroekonomi global terus mendukung pertumbuhan harga emas.

Kesimpulan: Potensi Emas Mencapai Harga Tertinggi Baru

Meskipun harga emas mengalami penurunan tipis di sesi perdagangan Asia, prospek untuk harga emas tetap sangat positif. Dengan terus berlanjutnya tekanan terhadap dolar AS, penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS, serta volatilitas pasar saham global, emas tetap menjadi pilihan utama bagi banyak investor sebagai aset safe haven. Banyak analis yang percaya bahwa harga emas semakin dekat untuk mencapai $3.000 per ounce, dan koreksi harga yang terjadi saat ini hanya sementara. Dalam jangka panjang, potensi harga emas untuk terus naik tetap terbuka lebar, terutama jika faktor-faktor ekonomi global yang mendukung terus berlanjut.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Wednesday, 12 March 2025

Bestprofit | Emas Melonjak di Atas $2910 akibat Perang Dagang

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-9.jpg

Bestprofit (13/3) – Emas spot mengalami kenaikan tipis sebesar 0,1% di sesi awal Asia, mencapai harga $2.937,82 per ons. Kenaikan ini terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi global yang semakin mendalam, terutama setelah pengumuman tarif balasan oleh Uni Eropa dan Kanada terhadap Amerika Serikat pada hari Rabu. Pengenaan tarif oleh AS pada impor baja dan aluminium global telah memicu potensi terjadinya perang dagang yang lebih besar, yang pada gilirannya dapat memperburuk ketidakpastian ekonomi.

Peningkatan daya tarik logam mulia seperti emas sebagai aset yang aman, atau safe haven, semakin terlihat jelas seiring dengan meningkatnya ketegangan perdagangan global. Selain itu, pembicaraan tentang kemungkinan resesi di AS juga semakin mempengaruhi persepsi investor terhadap prospek ekonomi. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai pengaruh perkembangan ini terhadap harga emas, bagaimana ketidakpastian ekonomi dapat meningkatkan permintaan terhadap logam mulia, dan apa dampak dari kebijakan perdagangan AS terhadap pasar global.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Ketegangan Perdagangan Global dan Dampaknya pada Harga Emas

Ketegangan perdagangan global yang dipicu oleh langkah-langkah proteksionis dari Amerika Serikat telah menjadi perhatian utama para pelaku pasar. Pada hari Rabu, Uni Eropa dan Kanada mengumumkan keputusan untuk mengenakan tarif balasan terhadap produk-produk asal AS, sebagai respons terhadap kebijakan tarif yang dikenakan oleh pemerintah Trump pada impor baja dan aluminium dari berbagai negara. Langkah ini semakin memperburuk prospek perang dagang yang dapat melibatkan banyak negara di seluruh dunia.

Menurut Samer Hasn, analis dari XS.com, langkah balasan ini menciptakan ketidakpastian mengenai dampak tarif pada ekonomi AS. Di tengah pembicaraan tentang kemungkinan resesi, investor semakin khawatir tentang dampak jangka panjang dari kebijakan perdagangan AS terhadap ekonomi global. “Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh langkah-langkah tarif ini dapat mendorong investor untuk beralih ke aset yang lebih aman seperti emas,” kata Hasn dalam sebuah email.

Ketegangan yang terus meningkat ini menjadi salah satu faktor yang mendorong kenaikan harga emas. Ketika ketidakpastian meningkat, investor cenderung mencari perlindungan dalam bentuk aset yang dianggap lebih stabil dan aman, seperti emas. Ini adalah pola yang sering terlihat selama periode ketegangan ekonomi atau geopolitis.

Emas Sebagai Aset Aman di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Emas telah lama dianggap sebagai aset yang aman, terutama dalam masa ketidakpastian ekonomi. Dalam beberapa tahun terakhir, ketegangan perdagangan global, kebijakan moneter yang tidak pasti, dan masalah geopolitik telah membuat investor semakin cemas tentang potensi krisis ekonomi. Pada saat seperti ini, emas sering kali menjadi pilihan utama karena harganya cenderung tidak terpengaruh oleh volatilitas pasar yang lebih besar, seperti yang terjadi pada saham atau obligasi.

Sebagai contoh, di tengah ketegangan perang dagang yang meningkat, emas sering kali menunjukkan perilaku yang berlawanan dengan aset berisiko tinggi. Ketika pasar saham jatuh atau mengalami penurunan yang tajam, harga emas cenderung naik karena permintaan terhadapnya meningkat. Hal ini terlihat jelas dalam beberapa minggu terakhir, di mana harga emas mengalami kenaikan setelah pengumuman tarif AS dan tindakan balasan oleh negara-negara besar.

Selain itu, adanya kekhawatiran tentang potensi resesi ekonomi global juga mendukung daya tarik emas sebagai lindung nilai. Banyak analis memperkirakan bahwa dampak dari tarif AS dan perang dagang yang meluas dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global, bahkan memicu resesi. Dalam situasi seperti ini, investor akan semakin mencari perlindungan dalam bentuk emas.

Reaksi Pasar Terhadap Kebijakan Tarif AS

Kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump telah memicu reaksi keras dari berbagai negara, terutama Uni Eropa dan Kanada. Meskipun tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk melindungi industri dalam negeri AS, banyak pihak yang merasa bahwa langkah ini justru akan memperburuk ketegangan perdagangan global dan merugikan ekonomi negara-negara mitra dagang.

Uni Eropa dan Kanada, yang merupakan mitra dagang utama AS, tidak tinggal diam. Kedua negara tersebut segera mengumumkan tindakan balasan berupa pengenaan tarif terhadap barang-barang asal AS. Reaksi ini semakin memicu ketidakpastian di pasar global dan memperburuk prospek ekonomi. Di tengah kondisi ini, para pelaku pasar semakin waspada terhadap dampak jangka panjang dari kebijakan perdagangan AS.

Pengenaan tarif yang berulang-ulang, seperti yang dilakukan oleh Presiden Trump, juga menambah ketidakpastian di pasar. Samer Hasn menyatakan bahwa kebijakan yang tidak konsisten ini membuat pasar semakin kacau. “Presiden Trump sering kali ‘memulai dan menghentikan’ kebijakan tarif, yang menambah kebingungannya. Ketidakpastian ini semakin memperburuk sentimen pasar,” tambahnya.

Kekacauan yang ditimbulkan oleh kebijakan perdagangan AS ini membuat para investor semakin mengalihkan perhatian mereka pada aset-aset yang lebih aman, seperti emas. Hal ini terlihat dalam peningkatan harga emas, yang telah menjadi salah satu instrumen investasi utama selama ketidakpastian ekonomi global.

Prospek Harga Emas ke Depan

Melihat situasi yang ada, banyak analis memperkirakan bahwa harga emas akan terus mengalami kenaikan dalam jangka pendek hingga menengah. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh perang dagang global, potensi resesi, dan kebijakan tarif AS yang tidak konsisten diperkirakan akan terus mendorong permintaan terhadap emas. Sebagai salah satu aset yang paling dihargai dalam situasi ketidakpastian, emas kemungkinan akan terus menarik perhatian investor yang mencari perlindungan dari risiko pasar yang lebih tinggi.

Meskipun demikian, beberapa faktor lain, seperti kebijakan moneter Federal Reserve AS dan pergerakan mata uang global, juga dapat mempengaruhi arah harga emas. Kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve, misalnya, dapat membuat nilai dolar AS menguat dan menekan harga emas. Namun, dalam situasi ekonomi global yang penuh ketidakpastian, emas masih dianggap sebagai aset yang sangat bernilai.

Kesimpulan

Kenaikan harga emas yang tipis di sesi awal Asia mencerminkan ketidakpastian yang semakin dalam di pasar global, terutama terkait dengan kebijakan tarif AS dan dampaknya terhadap ekonomi dunia. Ketegangan perdagangan global, termasuk tarif balasan dari Uni Eropa dan Kanada, telah memperburuk prospek ekonomi dan semakin meningkatkan daya tarik emas sebagai aset yang aman.

Dengan adanya kekhawatiran akan resesi global dan kebijakan perdagangan AS yang tidak konsisten, permintaan terhadap emas diperkirakan akan terus meningkat. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian ini, emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang ingin melindungi kekayaan mereka dari volatilitas pasar dan risiko ekonomi global yang semakin besar.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Tuesday, 11 March 2025

Bestprofit | Emas Melonjak di Atas $2910 akibat Perang Dagang

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-13.jpg

Bestprofit (12/3) – Pada hari Selasa, harga emas (XAU) mengalami penguatan yang cukup signifikan, diperdagangkan pada $2.917, yang menunjukkan kenaikan lebih dari 1%. Kenaikan ini terutama dipicu oleh beberapa faktor ekonomi dan geopolitik yang sedang berlangsung. Dalam artikel ini, kita akan mengulas mengapa emas dapat menguat, serta implikasi dari berbagai peristiwa yang mendasari tren ini.

Perang Dagang dan Permintaan Emas sebagai Aset Safe Haven

Emas dikenal sebagai aset safe haven yang diandalkan para investor saat ketidakpastian pasar atau gejolak geopolitik meningkat. Perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara besar telah memicu ketegangan global, yang mendorong permintaan terhadap logam mulia ini. Ketika pasar saham atau mata uang dunia mengalami volatilitas tinggi, emas sering kali dilihat sebagai tempat yang lebih aman untuk berinvestasi.

Salah satu alasan mengapa emas menguat pada hari Selasa adalah karena eskalasi perang dagang, yang menyebabkan investor mencari perlindungan terhadap potensi kerugian finansial. Saat ketegangan perdagangan semakin intensif, terutama dengan penerapan tarif yang lebih tinggi antara negara-negara besar, investor beralih ke emas untuk melindungi nilai kekayaan mereka. Ini menjelaskan mengapa, meskipun data pekerjaan AS yang optimis diabaikan oleh pasar, permintaan terhadap emas tetap tinggi.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Sentimen Pasar yang Membaik: Pengurangan Ancaman Tarif

Selain faktor perang dagang, ada juga perkembangan positif yang memengaruhi sentimen pasar. Baru-baru ini, baik Kanada maupun AS mengurangi ancaman pengenaan tarif perdagangan yang lebih tinggi. Hal ini membantu meredakan ketegangan dalam perdagangan internasional, yang sebelumnya berisiko semakin memburuk. Penurunan ancaman tarif ini membantu menenangkan kekhawatiran pasar, namun tetap ada ketidakpastian yang cukup besar, sehingga permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven tetap terjaga.

Sentimen pasar yang lebih optimis ini dapat dilihat dari pergerakan harga emas, yang cenderung lebih stabil meskipun ada upaya dari pemerintah AS untuk mengurangi ketegangan tarif. Namun, ketegangan yang masih ada tetap memberikan dorongan bagi harga emas untuk mempertahankan momentum kenaikannya.

Ekonomi AS: Dampak Perlambatan dan Imbal Hasil Treasury

Salah satu alasan lain mengapa emas terus menguat adalah kekhawatiran yang berkembang tentang potensi perlambatan ekonomi di AS. Dalam beberapa bulan terakhir, ada indikasi bahwa perekonomian AS mungkin tidak tumbuh secepat yang diharapkan, yang memberikan tekanan terhadap imbal hasil Treasury AS serta dolar AS (Greenback). Ketika ekonomi mengalami perlambatan, imbal hasil obligasi Treasury AS cenderung turun, yang pada gilirannya mendukung harga emas.

Pada saat yang sama, kekhawatiran tentang resesi yang semakin menguat di AS membuat pasar melihat lebih jauh ke depan, memprediksi bahwa Federal Reserve (Fed) mungkin akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Pemotongan suku bunga cenderung menekan imbal hasil dan menarik lebih banyak investor ke emas karena logam mulia ini tidak memberikan imbal hasil, sehingga lebih menarik ketika imbal hasil obligasi dan instrumen lainnya menurun.

Pengaruh Tarif Perdagangan dan Kebijakan Trump

Sementara sebagian besar perhatian pasar tertuju pada perkembangan ekonomi dan perang dagang, ada juga isu-isu lainnya yang turut memengaruhi harga emas. Salah satunya adalah tarif perdagangan yang dijatuhkan oleh Presiden Donald Trump terhadap impor aluminium dan baja, yang akan mulai berlaku pada hari Rabu. Kebijakan ini berpotensi memperburuk ketegangan perdagangan dan memberikan dampak negatif bagi ekonomi global. Di tengah ketidakpastian terkait efek dari kebijakan perdagangan ini, investor cenderung memilih emas sebagai tempat penyimpanan nilai yang lebih stabil.

Meskipun data pekerjaan AS yang positif—seperti lowongan pekerjaan yang meningkat pada bulan Februari—dapat memberikan gambaran tentang ekonomi yang kuat, pasar tetap waspada terhadap potensi dampak kebijakan tarif yang dapat menambah ketidakstabilan.

Ketegangan Geopolitik: Gencatan Senjata Ukraina

Dalam beberapa minggu terakhir, ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina semakin meningkat. Namun, berita terbaru menunjukkan bahwa Ukraina siap menerima proposal gencatan senjata yang diajukan oleh beberapa pihak internasional, termasuk AS. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengungkapkan bahwa upaya diplomatik sedang dilakukan untuk mengurangi ketegangan yang ada. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, juga menyatakan bahwa kini AS harus meyakinkan Rusia untuk menyetujui gencatan senjata tersebut.

Meskipun ini bisa dilihat sebagai langkah positif menuju pengurangan ketegangan, ketidakpastian yang berkelanjutan terkait hubungan internasional tetap menjadi faktor yang mendukung harga emas. Ketika situasi geopolitik tidak menentu, investor sering kali mencari aset yang lebih aman, dan emas tetap menjadi pilihan utama dalam situasi ini.

Rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Indeks Harga Produsen (PPI)

Di sisi lain, pedagang XAU/USD juga mencermati rilis data ekonomi penting yang akan datang, seperti Indeks Harga Konsumen (IHK) di AS pada hari Rabu dan Indeks Harga Produsen (PPI) pada hari Kamis. Angka-angka ini akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai inflasi di AS dan bagaimana hal ini dapat memengaruhi kebijakan moneter Federal Reserve.

Jika angka inflasi menunjukkan tekanan yang lebih tinggi, ini dapat memengaruhi keputusan Fed terkait suku bunga, yang pada gilirannya dapat memberikan dampak pada nilai dolar dan harga emas. Kenaikan inflasi sering kali membuat investor lebih tertarik pada emas karena daya beli uang yang cenderung turun saat inflasi tinggi.

Imbal Hasil AS yang Tinggi dan Dampaknya pada Harga Emas

Imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun juga memainkan peran penting dalam pergerakan harga emas. Pada hari Selasa, imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun pulih dan naik enam basis poin menjadi 4,282%. Kenaikan ini terjadi karena pedagang pasar uang mengantisipasi kemungkinan pelonggaran suku bunga oleh Fed di masa depan. Ketika imbal hasil obligasi meningkat, emas cenderung tertekan karena imbal hasil riil yang lebih tinggi membuat emas kurang menarik dibandingkan instrumen lain yang memberikan pengembalian lebih tinggi.

Namun, meskipun imbal hasil Treasury yang lebih tinggi dapat menekan harga emas, kekhawatiran pasar tentang potensi perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian politik membuat permintaan terhadap emas tetap terjaga.

Pembelian Emas oleh Bank Sentral

Di sisi lain, beberapa bank sentral besar, seperti Bank Rakyat Tiongkok (PBoC), terus membeli emas dalam jumlah besar. PBoC meningkatkan cadangan emasnya sebesar 10 ton pada dua bulan pertama tahun 2025. Pembelian besar lainnya datang dari Bank Nasional Polandia (NBP), yang membeli 29 ton emas, peningkatan terbesar sejak Juni 2019.

Pembelian emas oleh bank sentral ini memberikan indikasi bahwa negara-negara besar percaya pada potensi emas sebagai cadangan devisa yang lebih stabil di tengah ketidakpastian ekonomi global. Ini menambah kepercayaan pasar terhadap logam mulia ini.

Kesimpulan

Penguatan harga emas pada hari Selasa mencerminkan beberapa faktor yang memengaruhi pasar, dari perang dagang hingga ketegangan geopolitik dan kebijakan ekonomi AS. Meskipun ada potensi hambatan dari data ekonomi yang positif atau langkah-langkah diplomatik yang meredakan ketegangan, permintaan terhadap emas tetap terjaga berkat ketidakpastian ekonomi dan politik yang terus berlanjut. Para pedagang dan investor akan terus memantau perkembangan ekonomi global dan kebijakan moneter untuk melihat apakah tren ini akan berlanjut di masa depan.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!