Wednesday, 9 April 2025

Bestprofit | Emas Menguat Usai Penundaan Tarif

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-5.jpeg

Bestprofit (10/4) – Rabu (09/4) mencatat lonjakan tajam harga emas, yang melampaui $3.065 per ons, menandai kenaikan lebih dari 3% dalam satu hari. Kenaikan ini tidak lepas dari meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, yang mendorong investor global untuk mencari perlindungan dalam aset safe haven seperti emas. Dalam artikel ini, kita akan membahas faktor-faktor utama yang mendorong lonjakan harga emas tersebut, respons pasar global, dan proyeksi ke depan.

1. Ketegangan Perdagangan AS-Tiongkok Memanas

Pemicunya adalah langkah mengejutkan dari mantan Presiden Donald Trump yang mengumumkan melalui platform Truth Social bahwa Amerika Serikat akan menangguhkan tarif timbal balik sebesar 10% selama 90 hari untuk semua negara, kecuali Tiongkok. Di sisi lain, tarif impor dari Tiongkok justru dinaikkan secara signifikan menjadi 125%, mencerminkan strategi tekanan ekonomi yang lebih agresif terhadap Beijing.

Langkah ini langsung memicu kegelisahan di pasar global. Tiongkok merespons cepat dengan memberlakukan tarif balasan atas barang-barang asal AS sebesar 84%, meningkat tajam dari sebelumnya 34%. Kebijakan saling balas tarif ini mempertegas bahwa ketegangan dagang antar dua kekuatan ekonomi dunia belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

2. Klarifikasi dari Departemen Keuangan AS

Menteri Keuangan Scott Bessent kemudian memberikan klarifikasi, menyatakan bahwa tarif 10% tersebut merupakan tarif negosiasi yang bersifat sementara dan tidak mencakup Tiongkok maupun sektor-sektor khusus tertentu. Dengan demikian, ketidakpastian tetap membayangi prospek perdagangan jangka pendek.

Bessent juga menegaskan bahwa tarif terhadap Tiongkok dapat bertahan dalam jangka panjang jika tidak tercapai kesepakatan perdagangan baru. Ini menambah tekanan terhadap perusahaan-perusahaan global yang bergantung pada rantai pasok lintas negara, serta memperkuat alasan investor untuk berlindung dalam aset yang lebih aman seperti emas.


Kunjungi juga : bestprofit futures

3. Uni Eropa Ikut Memberikan Respons

Tidak hanya Tiongkok, Uni Eropa juga memberikan respons tegas, menyetujui kebijakan tarif pembalasan atas impor AS senilai €21 miliar. Langkah ini menunjukkan bahwa efek domino dari ketegangan perdagangan AS bisa meluas ke wilayah-wilayah lain, memperparah ketidakpastian global.

Dampaknya terhadap harga emas semakin terasa karena pasar memandang krisis perdagangan ini berpotensi memicu perlambatan ekonomi global, yang pada gilirannya akan memaksa bank sentral untuk mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneter. Semua ini menciptakan latar belakang yang kondusif bagi kenaikan harga logam mulia.

4. Investor Beralih ke Aset Safe Haven

Dalam kondisi ketidakpastian seperti ini, emas kembali memainkan perannya sebagai aset safe haven utama. Investor besar dan institusi keuangan global mulai memindahkan portofolio mereka dari aset berisiko seperti saham dan obligasi korporasi, menuju emas dan instrumen terkait lainnya.

Lonjakan harga emas lebih dari 3% dalam sehari menjadi cerminan langsung dari arus modal besar yang mengalir ke instrumen tersebut. Apalagi emas memiliki reputasi kuat sebagai pelindung nilai saat inflasi naik atau risiko geopolitik meningkat.

5. FOMC: Inflasi Bisa Meningkat Akibat Tarif Baru

Dalam risalah pertemuan terbarunya, Federal Open Market Committee (FOMC) menyatakan bahwa kenaikan tarif impor kemungkinan besar akan mendorong inflasi lebih tinggi dalam jangka pendek, namun mereka juga menggarisbawahi adanya ketidakpastian mengenai seberapa kuat dan bertahannya efek ini terhadap perekonomian secara keseluruhan.

Pernyataan ini menciptakan spekulasi bahwa Fed mungkin akan mengambil pendekatan lebih hati-hati terhadap kebijakan suku bunga ke depan. Kemungkinan Fed mempertahankan suku bunga atau bahkan memotongnya semakin membuka ruang bagi harga emas untuk terus naik, karena biaya peluang untuk memegang emas menjadi lebih rendah.

6. Arus Masuk Besar ke ETF Emas

Menambah dorongan ke harga emas, World Gold Council (WGC) melaporkan bahwa ETF yang didukung emas mencatat arus masuk sebesar 226,5 metrik ton selama kuartal pertama tahun ini. Nilai investasi ini mencapai $21,1 miliar, menandakan tingginya permintaan institusional terhadap emas fisik dan derivatifnya.

Arus masuk ini menjadi sinyal penting bahwa bukan hanya investor ritel, melainkan juga lembaga keuangan besar melihat emas sebagai pelindung utama di tengah guncangan ekonomi dan politik yang sedang berlangsung. Ketika permintaan terus meningkat sementara pasokan relatif stagnan, harga secara alami terdorong naik.

7. Prospek Emas dalam Beberapa Bulan ke Depan

Melihat dinamika saat ini, banyak analis memperkirakan bahwa harga emas bisa terus menanjak dalam jangka pendek hingga menengah, terutama jika konflik perdagangan tidak menunjukkan tanda-tanda penyelesaian. Potensi pemangkasan suku bunga, inflasi yang membayangi, dan ketegangan geopolitik lainnya (seperti situasi Timur Tengah atau ketidakstabilan politik di Eropa) juga berpotensi memperkuat permintaan emas.

Namun, beberapa pihak memperingatkan kemungkinan koreksi teknikal jangka pendek mengingat lonjakan harga yang begitu cepat. Meski demikian, sentimen pasar masih sangat positif terhadap emas sebagai aset pelindung nilai.

Kesimpulan: Emas Kembali Menjadi Primadona

Lonjakan harga emas di atas $3.065 per ons bukanlah kejadian terisolasi, melainkan cerminan dari ketegangan global yang kian memanas dan ketidakpastian ekonomi yang meningkat. Mulai dari perang tarif AS-Tiongkok, kebijakan balasan dari Uni Eropa, hingga sinyal dovish dari The Fed, semuanya membentuk iklim investasi yang mendukung penguatan harga emas.

Dengan latar belakang ini, emas kembali tampil sebagai aset andalan di tengah ketidakpastian global. Bagi investor, kondisi seperti ini menjadi pengingat pentingnya diversifikasi portofolio dan kesiapsiagaan menghadapi gejolak pasar yang bisa datang sewaktu-waktu.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Tuesday, 8 April 2025

Bestprofit | Harga Emas Pangkas Kenaikan

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-9.jpg

Bestprofit (9/4) – Pada hari Selasa (8 April), harga emas mengalami koreksi signifikan setelah mencatatkan kenaikan tajam di awal sesi. Emas diperdagangkan hampir tidak berubah, bergerak di kisaran $2.980 per ons, setelah sebelumnya menguat lebih tinggi. Penurunan harga emas ini banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah kenaikan imbal hasil Treasury AS yang mengurangi daya tarik emas sebagai aset safe haven, serta kekhawatiran tentang meningkatnya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai berbagai faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas pada hari tersebut, termasuk dampak dari kebijakan tarif, serta permintaan terhadap emas sebagai tempat perlindungan di tengah ketidakpastian ekonomi global.

1. Kenaikan Imbal Hasil Treasury Tekan Harga Emas

Salah satu faktor utama yang menyebabkan koreksi harga emas pada hari Selasa adalah kenaikan imbal hasil Treasury AS. Imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih tinggi cenderung membuat aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti emas, menjadi kurang menarik bagi para investor. Ketika imbal hasil obligasi naik, investor lebih memilih untuk berinvestasi di instrumen yang memberikan pengembalian lebih tinggi, sehingga membuat permintaan terhadap emas menurun.

Kenaikan imbal hasil Treasury ini sebagian besar didorong oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve (Fed) mungkin akan tetap mempertahankan kebijakan suku bunga yang lebih tinggi untuk mengendalikan inflasi. Oleh karena itu, meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS sering kali menjadi faktor penghambat bagi pergerakan harga emas, karena emas tidak memberikan imbal hasil apapun kepada pemegangnya, berbeda dengan instrumen seperti obligasi.

2. Ketegangan Perang Dagang AS-Tiongkok Meningkatkan Kekhawatiran Pasar

Selain faktor teknikal di pasar obligasi, harga emas juga dipengaruhi oleh perkembangan geopolitik yang terjadi antara AS dan Tiongkok. Ketegangan perdagangan yang meningkat antara kedua negara ini menjadi perhatian utama bagi para pelaku pasar, karena dampaknya bisa sangat besar terhadap ekonomi global.

Pada hari yang sama, seorang pejabat Gedung Putih mengonfirmasi bahwa AS akan melanjutkan penerapan tarif hingga 104% atas impor dari Tiongkok. Tarif yang lebih tinggi ini akan mulai berlaku pada tengah malam, menambah ketegangan dalam hubungan dagang kedua negara. Pengumuman tersebut memberikan dampak langsung terhadap sentimen pasar, dengan investor yang mulai lebih berhati-hati dan mengalihkan perhatian mereka ke aset-aset yang lebih aman, seperti emas.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Sebelumnya dalam sesi tersebut, pasar sempat terangkat oleh optimisme tentang potensi kemajuan dalam negosiasi perdagangan. Namun, pengumuman pejabat Gedung Putih tersebut langsung mengubah prospek pasar, menambah ketidakpastian yang memicu permintaan terhadap aset safe haven. Emas sebagai aset yang dianggap aman dalam kondisi ketidakpastian geopolitik, mendapatkan dukungan dari kekhawatiran perang dagang yang semakin meningkat.

3. Optimisme Awal yang Terkoreksi: Perkembangan Positif dalam Negosiasi Tarif

Sebelum ketegangan terkait perang dagang kembali memanas, pasar sempat dipenuhi dengan optimisme atas kemajuan yang mungkin tercapai dalam negosiasi tarif antara AS dan Tiongkok. Menteri Keuangan AS, Bessent, menyatakan bahwa lebih dari 70 negara telah menghubungi Gedung Putih, menunjukkan adanya peluang untuk mencapai kesepakatan perdagangan yang menguntungkan.

Bessent juga menyebutkan bahwa beberapa negara kemungkinan akan mencapai kesepakatan perdagangan yang menjanjikan, yang dapat meredakan ketegangan dan membuka peluang bagi perekonomian global untuk kembali stabil. Optimisme ini sempat mengangkat pasar dan menekan harga emas di awal sesi, karena investor mulai merasa lebih percaya diri terhadap prospek ekonomi global.

Namun, optimisme tersebut ternyata tidak bertahan lama. Pengumuman terkait tarif baru yang lebih tinggi dari AS terhadap impor Tiongkok mengubah sentimen pasar, mengembalikan kekhawatiran investor terhadap potensi dampak negatif yang ditimbulkan oleh ketegangan perdagangan yang berlarut-larut. Harga emas, yang sempat terkoreksi, kembali mendapatkan dukungan dari investor yang lebih memilih berinvestasi di aset yang aman.

4. Permintaan Safe Haven Menjaga Dukungan Bagi Harga Emas

Meskipun ada penurunan harga emas pada hari tersebut, permintaan terhadap logam kuning ini tetap kuat. Emas selalu dianggap sebagai aset safe haven, yang menarik minat investor ketika ketidakpastian ekonomi atau politik meningkat. Kekhawatiran mengenai perang dagang AS-Tiongkok, serta potensi dampak negatif dari kebijakan perdagangan yang lebih agresif, membuat investor beralih ke emas sebagai tempat perlindungan nilai.

Selain ketegangan geopolitik, faktor lain yang mendukung permintaan terhadap emas adalah ekspektasi bahwa suku bunga mungkin akan tetap rendah atau bahkan turun dalam waktu dekat. Ketika suku bunga berada pada level yang rendah, daya tarik emas meningkat karena biaya peluang untuk tidak berinvestasi di instrumen berbunga menjadi lebih rendah. Oleh karena itu, meskipun harga emas mengalami penurunan dalam jangka pendek, permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven tetap terjaga, mendukung harga emas pada level yang relatif tinggi.

5. Ekspektasi Suku Bunga Lebih Rendah Mendukung Prospek Emas

Salah satu alasan mengapa harga emas tetap mendapat dukungan dalam situasi yang penuh ketidakpastian ini adalah ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga yang lebih rendah. Para analis memperkirakan bahwa Federal Reserve akan lebih berhati-hati dalam menaikkan suku bunga, mengingat ketidakpastian yang timbul dari ketegangan perdagangan global dan dampaknya terhadap perekonomian.

Dengan suku bunga yang lebih rendah, emas menjadi lebih menarik bagi investor, karena logam mulia ini tidak memerlukan bunga untuk disimpan. Sebaliknya, suku bunga rendah membuat investasi pada aset yang menghasilkan bunga lebih sedikit menarik. Oleh karena itu, meskipun harga emas mengalami fluktuasi, ekspektasi terhadap suku bunga yang lebih rendah tetap memberikan dukungan fundamental yang kuat bagi harga emas.

6. Kesimpulan: Perpaduan Antara Faktor Teknis dan Fundamental

Harga emas pada 8 April 2025 mencerminkan perpaduan antara faktor teknikal dan fundamental yang memengaruhi pasar. Kenaikan imbal hasil Treasury dan ketegangan dalam perang dagang AS-Tiongkok menjadi penghambat harga emas di satu sisi, sementara permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven dan ekspektasi suku bunga yang lebih rendah memberikan dukungan di sisi lain.

Meskipun harga emas mengalami koreksi dalam jangka pendek, sentimen pasar yang dipengaruhi oleh ketidakpastian geopolitik dan ekspektasi terhadap kebijakan moneter yang lebih longgar tetap memberikan prospek positif bagi harga emas ke depannya. Sebagai aset yang tahan banting dalam situasi ketidakpastian, emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari perlindungan nilai di tengah gejolak pasar.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures

Monday, 7 April 2025

Bestprofit | Harga Emas Anjlok, Investor Beralih ke Dolar

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-2.jpg

Bestprofit (8/4) – Pada hari Senin, 8 April 2025, harga emas mengalami penurunan yang signifikan, dengan turun lebih dari 2% dalam satu hari perdagangan. Penurunan ini terjadi setelah investor beralih ke dolar AS sebagai tempat berlindung yang lebih aman di tengah kekhawatiran mengenai tarif AS yang meningkat. Kenaikan tarif yang lebih luas memunculkan ketakutan akan terjadinya resesi global, yang mendorong banyak pelaku pasar untuk mencari aset yang lebih aman dan stabil. Meskipun demikian, para analis tetap optimis terhadap prospek jangka panjang emas batangan, meskipun kondisi ekonomi global saat ini menantang.

Penurunan Harga Emas

Harga emas spot turun sebesar 2,4%, mencapai $2.963,19 per ons pada pukul 1:36 siang ET (1736 GMT). Penurunan ini terjadi setelah harga emas sempat menyentuh level terendah hampir empat minggu, yaitu $2.955,89 pada awal sesi perdagangan. Emas berjangka AS juga tidak luput dari penurunan, dengan harga ditutup 2% lebih rendah pada $2.973,60 per ons.

Penurunan harga emas ini dipicu oleh pengalihan preferensi investor terhadap dolar AS, yang dianggap lebih aman selama periode ketidakpastian global. Dengan dolar yang menguat terhadap mata uang utama lainnya, terutama setelah sempat melemah pada minggu sebelumnya, emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang asing. Hal ini menambah tekanan bagi pasar emas, yang semakin rentan terhadap gejolak pasar yang dipicu oleh kekhawatiran akan resesi.

Alasan Dibalik Penurunan Harga Emas

Menurut Nikos Tzabouras, analis pasar senior di Tradu.com, penurunan harga emas disebabkan oleh keputusan investor untuk mengalihkan investasi mereka ke dalam bentuk uang tunai dan aset safe haven lainnya, seperti Franc Swiss dan Yen Jepang. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap gejolak pasar yang semakin intens, yang menciptakan risiko penurunan lebih lanjut dalam harga emas. Tzabouras mengingatkan bahwa dalam situasi seperti ini, pasar dapat mengalami koreksi yang lebih dalam, yang dapat mengurangi daya tarik emas.

Lebih lanjut, dolar AS yang menguat memberi dampak langsung pada harga emas. Dolar AS yang lebih kuat membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga menurunkan permintaan terhadap logam mulia tersebut. Selain itu, tekanan pasar semakin meningkat akibat masalah likuiditas dan penutupan margin oleh spekulan, seperti yang dijelaskan oleh Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Dampak Tarif AS dan Kekhawatiran Resesi Global

Pada saat yang sama, pasar saham utama juga mengalami penurunan, dipicu oleh ketidakpastian terkait kebijakan tarif AS. Presiden AS, Donald Trump, baru-baru ini memperingatkan bahwa AS akan memberlakukan tarif hingga 50% terhadap barang-barang asal Tiongkok jika negara tersebut tidak mencabut tarif balasannya. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia bisa memperburuk kondisi ekonomi global dan mendorong resesi.

Namun, Gedung Putih cepat merespons laporan yang menyebutkan bahwa Trump mempertimbangkan untuk memberi jeda tarif selama 90 hari untuk semua negara kecuali Tiongkok, dengan menyebutnya sebagai “berita palsu”. Ketidakpastian ini menambah volatilitas pasar, memperburuk ketakutan akan dampak negatif yang lebih luas terhadap ekonomi global.

Peluang Pemotongan Suku Bunga AS

Salah satu faktor yang memberikan harapan terhadap harga emas adalah kemungkinan adanya pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS. Kontrak berjangka saat ini menunjukkan kemungkinan sekitar 120 basis poin pemotongan suku bunga pada bulan Desember, dan pasar memperkirakan peluang sekitar 37% untuk adanya pemotongan suku bunga pada bulan Mei.

Suku bunga yang lebih rendah cenderung meningkatkan daya tarik emas batangan sebagai investasi, karena logam mulia ini tidak menghasilkan bunga. Emas dikenal sebagai aset safe haven yang banyak dicari selama masa ketidakpastian politik dan ekonomi, dan dengan adanya kemungkinan pemotongan suku bunga, banyak investor yang akan mengalihkan portofolio mereka ke emas sebagai salah satu instrumen investasi yang lebih aman.

Sejarah Harga Emas yang Mencapai Rekor Tertinggi

Meski mengalami penurunan harga dalam beberapa hari terakhir, harga emas masih berada pada level yang tinggi jika dibandingkan dengan beberapa bulan sebelumnya. Emas sempat mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada minggu lalu, yaitu $3.167,57 per ons, didorong oleh arus masuk aset safe haven yang kuat, baik dari investor institusional maupun dari permintaan bank sentral.

Permintaan untuk emas meningkat tajam di tengah ketidakpastian geopolitik yang terus berlanjut, serta ketegangan perdagangan global yang mempengaruhi perekonomian dunia. Bank sentral di berbagai negara juga terus menambah cadangan emas mereka, mengingat pentingnya logam mulia tersebut sebagai instrumen yang dapat diandalkan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.

Pergerakan Harga Logam Lainnya

Selain emas, beberapa logam mulia lainnya juga mengalami pergerakan harga yang signifikan. Perak spot, misalnya, naik 0,5% menjadi $29,71 per ons, pulih dari level terendah yang tercatat hampir tujuh bulan sebelumnya. Meskipun demikian, platinum spot mengalami penurunan sebesar 1% menjadi $907,09, sementara paladium turun 0,9% menjadi $903,19. Pergerakan harga logam mulia ini menunjukkan adanya ketidakpastian di pasar, di mana investor cenderung memilih untuk mengamankan investasi mereka pada logam yang dianggap lebih stabil, seperti emas dan perak, sementara logam lainnya mengalami tekanan lebih berat.

Optimisme Analis terhadap Emas Batangan

Meski harga emas mengalami penurunan yang tajam pada hari Senin, banyak analis pasar yang tetap optimis terhadap prospek jangka panjang emas. Menurut beberapa analis, meskipun pasar menghadapi tantangan berat saat ini, emas tetap dianggap sebagai salah satu instrumen investasi terbaik dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik yang berlangsung. Dengan suku bunga yang rendah dan potensi resesi yang semakin nyata, permintaan untuk emas sebagai aset safe haven kemungkinan akan terus meningkat.

Bahkan, beberapa analis melihat penurunan harga emas saat ini sebagai peluang untuk membeli logam mulia tersebut dengan harga yang lebih terjangkau sebelum harga kembali melonjak di masa mendatang. Oleh karena itu, meskipun harga emas mengalami volatilitas yang cukup tinggi, prospek jangka panjangnya tetap terlihat positif.

Kesimpulan

Harga emas pada Senin, 8 April 2025, mengalami penurunan lebih dari 2% setelah investor beralih ke dolar AS sebagai tempat berlindung yang lebih aman. Faktor utama yang mendorong penurunan harga ini adalah meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok, serta kemungkinan resesi global yang semakin nyata. Meskipun demikian, analis tetap optimis terhadap prospek emas, mengingat daya tariknya sebagai investasi safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global. Para investor yang cermat mungkin akan memanfaatkan penurunan harga ini untuk mengakumulasi emas batangan, mengingat prospek positif dalam jangka panjang.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures

Sunday, 6 April 2025

Bestprofit | Emas Stabil di $3.030 Setelah Turun Lebih dari 1%

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2024/03/Gold-Emas.jpg

Bestprofit (7/4) – Harga emas diperdagangkan stabil di kisaran $3.030 per ons pada hari Senin, setelah mengalami penurunan lebih dari 1% sebelumnya. Penurunan harga tersebut menyebabkan emas mencapai level terendah dalam lebih dari tiga minggu. Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab penurunan harga emas, spekulasi yang muncul terkait likuidasi posisi oleh investor, serta faktor eksternal seperti perang dagang global dan kebijakan moneter Federal Reserve yang turut mempengaruhi pasar.

Penurunan Harga Emas yang Signifikan

Pada hari Senin, harga emas mengalami penurunan tajam yang menyebabkan harga turun lebih dari 1%. Penurunan ini menarik perhatian para pelaku pasar, terutama karena harga emas sempat mencapai level terendah dalam lebih dari tiga minggu. Harga emas yang sempat melambung tinggi beberapa waktu sebelumnya kini berbalik arah, memicu spekulasi bahwa ada faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan para investor.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Salah satu spekulasi yang muncul adalah bahwa investor mulai melikuidasi posisi mereka untuk mengunci keuntungan. Hal ini dapat terjadi karena harga emas yang naik pesat beberapa waktu sebelumnya memberikan peluang bagi investor untuk merealisasikan keuntungan mereka. Namun, ada juga spekulasi bahwa beberapa investor melikuidasi posisi mereka untuk menutupi kerugian dari penurunan tajam harga aset lain. Dalam beberapa bulan terakhir, ketidakpastian di pasar global, khususnya terkait perang dagang dan volatilitas pasar saham, telah menciptakan kondisi yang penuh ketidakpastian bagi para investor.

Likuidasi Posisi dan Margin Call

Penurunan harga emas yang terjadi pada hari Senin diiringi dengan spekulasi bahwa beberapa investor melikuidasi posisi mereka untuk mengunci keuntungan atau menutupi kerugian. Salah satu alasan di balik keputusan ini bisa jadi adalah kebutuhan untuk memenuhi margin call pada posisi lainnya. Margin call adalah permintaan dari broker atau lembaga keuangan untuk menambah dana pada akun margin yang digunakan untuk melakukan transaksi di pasar keuangan.

Pada saat pasar mengalami penurunan tajam, seperti yang terjadi di pasar saham atau komoditas lainnya, investor yang memiliki posisi leverage akan menghadapi potensi kerugian yang lebih besar. Untuk menghindari kerugian lebih lanjut, beberapa investor mungkin memilih untuk menjual emas atau aset lainnya guna memenuhi margin call dan menjaga likuiditas mereka tetap terjaga.

Kondisi ini menggambarkan adanya ketegangan di pasar keuangan global yang menyebabkan pergerakan harga emas yang lebih volatil. Emas, yang sering dianggap sebagai aset safe haven, tidak selalu kebal terhadap gejolak pasar yang lebih besar. Perubahan besar dalam harga emas menunjukkan bahwa ketidakpastian ekonomi dan finansial global dapat mempengaruhi harga komoditas ini.

Perang Dagang Global: Ancaman Terhadap Ekonomi Dunia

Salah satu faktor yang turut mempengaruhi pergerakan harga emas adalah ketegangan yang semakin meningkat dalam perang dagang global. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh perang dagang, terutama antara Amerika Serikat dan China, memberikan dampak negatif pada perekonomian global. Ketegangan ini berpotensi mengurangi pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan volatilitas pasar.

Perang dagang dapat menekan permintaan global terhadap barang dan jasa, yang pada gilirannya dapat menyebabkan resesi di beberapa negara besar. Para investor mulai khawatir bahwa ketidakpastian ini bisa memperburuk kondisi perekonomian global, sehingga mereka beralih ke emas sebagai tempat perlindungan. Namun, pada saat yang sama, ketegangan dalam perang dagang ini juga bisa menciptakan kondisi di mana investor merasa perlu untuk melakukan likuidasi posisi untuk menutupi kerugian dari aset lain yang lebih berisiko.

Gejolak yang ditimbulkan oleh perang dagang, serta dampaknya terhadap perekonomian dunia, semakin mempengaruhi pasar komoditas, termasuk emas. Para investor yang sebelumnya mungkin melihat emas sebagai aset yang aman kini mulai menghadapi dilema antara mempertahankan atau menjual posisi mereka di tengah ketidakpastian ini.

Kebijakan Federal Reserve: Potensi Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi yang Lebih Lambat

Kekhawatiran investor semakin diperburuk dengan peringatan yang disampaikan oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Dalam pidatonya, Powell memperingatkan bahwa tarif impor yang lebih tinggi bisa meningkatkan risiko inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat. Peringatan ini memberikan gambaran tentang tantangan besar yang akan dihadapi oleh para pembuat kebijakan di masa mendatang.

Kebijakan moneter yang diterapkan oleh Federal Reserve memiliki dampak signifikan terhadap nilai tukar mata uang dan pasar komoditas, termasuk emas. Kenaikan tarif atau kebijakan moneter yang lebih ketat bisa menyebabkan investor lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi, terutama di pasar yang penuh ketidakpastian.

Jika inflasi meningkat, daya beli masyarakat dapat tertekan, dan perekonomian bisa melambat. Emas, sebagai aset yang sering dijadikan pelindung nilai terhadap inflasi, mungkin akan tetap menarik bagi beberapa investor yang khawatir tentang potensi inflasi yang lebih tinggi. Namun, jika kebijakan suku bunga Federal Reserve lebih ketat untuk mengendalikan inflasi, ini bisa menekan harga emas karena menariknya investasi di aset lain yang lebih menguntungkan, seperti obligasi.

Jalan Sulit bagi Pembuat Kebijakan di Masa Mendatang

Ketidakpastian yang ada di pasar global, ditambah dengan tantangan dari perang dagang dan kebijakan moneter Federal Reserve, menggarisbawahi betapa sulitnya jalan bagi para pembuat kebijakan di masa mendatang. Para pembuat kebijakan di seluruh dunia harus menyeimbangkan kebutuhan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dengan risiko inflasi yang lebih tinggi.

Peringatan dari Jerome Powell mengenai potensi inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat memberikan gambaran tentang betapa rumitnya situasi yang harus dihadapi oleh otoritas moneter. Sebagai respons terhadap kondisi ini, Federal Reserve dan bank sentral lainnya mungkin harus mempertimbangkan langkah-langkah yang cermat untuk menanggapi risiko-risiko tersebut tanpa memperburuk ketidakpastian di pasar.

Bagi investor, ini berarti bahwa mereka harus tetap waspada terhadap perubahan kebijakan yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi global. Harga emas, yang sebelumnya dianggap sebagai aset aman, kini menjadi lebih volatil karena dipengaruhi oleh dinamika pasar yang lebih luas.

Kesimpulan

Harga emas yang stabil di kisaran $3.030 per ons pada hari Senin setelah penurunan tajam sebelumnya mencerminkan ketidakpastian yang terus berkembang di pasar global. Ketegangan dalam perang dagang, kekhawatiran tentang inflasi dan pertumbuhan ekonomi, serta kebijakan moneter Federal Reserve yang cermat semuanya memberikan dampak pada harga emas dan pasar finansial secara keseluruhan.

Bagi investor, keputusan untuk melikuidasi posisi atau tetap mempertahankan aset seperti emas mencerminkan kecermatan dalam menghadapi volatilitas yang semakin meningkat. Di sisi lain, kebijakan yang diambil oleh para pembuat kebijakan ekonomi akan sangat menentukan arah pasar di masa mendatang. Mengingat semua faktor tersebut, pasar emas tetap menjadi area yang penuh tantangan dan peluang, dengan perubahan kondisi global yang terus memengaruhi pergerakan harga.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures

Thursday, 3 April 2025

Bestprofit | Emas Turun Usai Capai Rekor Tertinggi

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-13.jpg

Bestprofit (4/4) – Pada Kamis, 3 April 2025, harga emas mengalami penurunan tajam setelah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Aksi jual besar-besaran di pasar, dipicu oleh kebijakan tarif impor yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump, menyebabkan penurunan harga emas yang cukup signifikan. Meskipun demikian, harga emas masih berusaha mempertahankan momentum jangka panjang, dan para analis menyarankan bahwa emas tetap menjadi tempat berlindung yang aman bagi investor di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Penurunan Harga Emas Setelah Mencapai Rekor Tertinggi

Harga emas spot tercatat turun sebesar 0,85%, mencapai $3.106,99 per ounce pada pukul 01:47 EDT (1747 GMT) setelah sebelumnya menyentuh harga tertinggi sepanjang masa, yaitu $3.167,57 per ounce. Sementara itu, harga emas berjangka AS turun 1,4%, berakhir di $3.121,70 per ounce. Penurunan ini terjadi setelah harga emas sempat meroket, mencatatkan kenaikan lebih dari $500 pada tahun ini, sebagian besar dipicu oleh ketegangan perdagangan internasional dan kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh Trump.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Faktor Penyebab Penurunan Harga Emas

Para pedagang emas mengaitkan penurunan harga emas dengan beberapa faktor yang saling terkait. Salah satu faktor utama adalah aksi ambil untung yang dilakukan oleh investor setelah harga emas mencapai level tertinggi. Aksi ambil untung ini seringkali terjadi setelah pasar mengalami lonjakan harga yang signifikan, dan investor berusaha untuk merealisasikan keuntungan mereka sebelum terjadi koreksi harga.

Selain itu, margin call yang terjadi pada kelas aset lain juga turut berperan dalam mendorong penurunan harga emas. Dalam kondisi pasar yang bergejolak, investor sering kali harus menjual sebagian aset mereka, termasuk emas, untuk menutupi kerugian pada investasi lainnya. Hal ini memperburuk tekanan jual di pasar emas.

Menurut Peter Grant, wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals, “Ketika pasar melakukan aksi jual karena tekanan deleveraging, pasar mencari peluang pembelian pada saat penurunan. Orang-orang menjual posisi yang menguntungkan untuk menutupi margin tersebut, tetapi saya pikir dalam jangka panjang mereka akan terus mencari tempat berlindung yang aman, dan emas tentu saja termasuk di dalamnya.”

Dampak Tarif Impor Trump terhadap Pasar Emas

Kebijakan tarif impor yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump menyebabkan penurunan tajam di pasar keuangan secara keseluruhan. Para pelaku pasar khawatir bahwa kebijakan tarif ini akan menghambat pertumbuhan ekonomi global, yang pada gilirannya dapat mengurangi permintaan terhadap barang-barang komoditas, termasuk emas. Ketidakpastian ini mendorong banyak investor untuk mencari aset yang lebih aman, seperti emas, yang diharapkan dapat melindungi nilai kekayaan mereka di tengah ketegangan pasar.

Namun, meskipun ada penurunan harga pada hari Kamis, banyak analis percaya bahwa tren jangka panjang emas tetap positif. Harga emas telah melonjak lebih dari $500 sejak awal tahun, menunjukkan bahwa investor masih melihat emas sebagai tempat berlindung yang aman dari volatilitas pasar yang disebabkan oleh kebijakan perdagangan AS dan ketegangan geopolitik lainnya.

Prospek Emas ke Depan

David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures, menyebut pergerakan harga emas saat ini sebagai “penarikan kembali atau retracement dalam tren menyamping menuju yang lebih tinggi.” Hal ini menunjukkan bahwa meskipun harga emas mengalami penurunan dalam jangka pendek, prospek jangka panjang tetap cerah. Pembelian besar-besaran oleh bank-bank sentral, yang berupaya mendiversifikasi cadangan mereka dari dolar, diperkirakan akan mendukung reli emas tahun ini. Selain itu, kebijakan Trump yang menciptakan ketidakpastian ekonomi global dapat memperkuat permintaan terhadap emas sebagai aset yang aman.

Namun, meskipun prospek emas masih positif pada semester pertama tahun 2025, ada beberapa faktor yang dapat menekan harga emas pada akhir tahun. HSBC, dalam sebuah catatan, memperkirakan bahwa harga emas akan mengalami penurunan pada paruh kedua tahun ini, dengan perkiraan harga rata-rata emas diperkirakan mencapai $3.015 per ounce. Faktor-faktor pasar fisik dan keuangan yang beragam diperkirakan akan menekan harga emas, meskipun permintaan dari bank sentral tetap menjadi faktor pendorong utama.

Penurunan Harga Perak dan Logam Lainnya

Selain emas, harga perak juga mengalami penurunan yang signifikan pada hari Kamis. Harga perak tercatat turun 5,9%, mencapai $32,01 per ounce, level terendah sejak 4 Maret. Meskipun perak biasanya mengikuti pergerakan harga emas, harga perak lebih rentan terhadap fluktuasi pasar yang lebih luas, mengingat peranannya yang signifikan dalam aplikasi industri. Kekhawatiran terhadap permintaan industri yang tertekan oleh aksi jual global menjadi faktor utama di balik penurunan harga perak.

Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures, menyatakan bahwa penurunan harga perak disebabkan oleh kekhawatiran terkait permintaan, terutama setelah aksi jual global yang terjadi di pasar keuangan. Penurunan ini mencerminkan ketidakpastian di pasar industri, yang mempengaruhi prospek harga perak ke depan.

Tidak hanya perak, harga logam lainnya juga tertekan. Platinum turun 3,2% menjadi $951,87 per ounce, sementara harga paladium jatuh lebih dalam, turun 4,2% menjadi $929,43 per ounce. Penurunan harga platinum dan paladium ini mencerminkan tekanan yang dihadapi oleh pasar logam mulia secara keseluruhan, yang dipicu oleh ketidakpastian ekonomi global dan dampak dari kebijakan perdagangan internasional.

Kesimpulan

Harga emas memangkas kerugian pada hari Kamis setelah penurunan tajam dari rekor tertingginya, namun prospek jangka panjang emas tetap terlihat positif. Meskipun adanya aksi ambil untung dan margin call yang terjadi di pasar, emas tetap menjadi tempat berlindung yang aman bagi investor yang mencari perlindungan dari ketidakpastian ekonomi global. Kebijakan tarif impor Trump dan dampaknya terhadap perekonomian global turut mempengaruhi pasar emas, namun tren kenaikan harga emas diperkirakan akan terus berlanjut, didukung oleh pembelian bank sentral dan permintaan dari investor. Di sisi lain, harga perak dan logam lainnya mengalami tekanan, dengan perak khususnya menghadapi tantangan dari fluktuasi pasar yang lebih luas dan kekhawatiran terhadap permintaan industri.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Tuesday, 1 April 2025

Bestprofit | Emas Turun Usai Capai Rekor Tertinggi

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2024/07/c1_20240630_04500512-768x383-1.jpeg

Bestprofit (2/4) – Harga emas mengalami penurunan pada hari Selasa, 1 April 2025, akibat aksi profit taking yang dilakukan oleh para investor. Namun, meskipun terjadi penurunan, harga emas tetap mendekati rekor tertinggi sepanjang masa. Penurunan harga ini terjadi di tengah kekhawatiran investor terhadap pengumuman besar yang diharapkan datang dari Presiden Donald Trump terkait tarif perdagangan, yang diperkirakan akan mempengaruhi hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan negara-negara lain.

Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas pada tanggal 1 April 2025, dampak dari pengumuman tarif besar-besaran yang diantisipasi, serta situasi pasar yang mendukung emas sebagai aset safe haven.

1. Penurunan Harga Emas Akibat Profit Taking

Pada 1 April 2025, harga emas spot turun sebesar 0,3%, menjadi $3.113,43 per ons pada pukul 1:46 siang waktu timur AS (1746 GMT). Meskipun mengalami penurunan ini, harga emas sempat menyentuh rekor tertingginya sepanjang masa pada angka $3.148,88 sebelumnya pada hari yang sama. Sementara itu, harga emas berjangka AS juga ditutup lebih rendah, dengan penurunan 0,1%, mencatatkan harga di $3.146.

Penurunan harga ini dipengaruhi oleh aksi profit taking yang dilakukan oleh investor setelah harga emas mencapai level tertinggi. Peter Grant, wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals, menjelaskan bahwa penurunan harga emas ini dapat dimengerti mengingat pasar yang telah mengalami pembelian berlebihan (overbought). Sebagai hasilnya, beberapa investor memutuskan untuk melepaskan sebagian posisi mereka untuk merealisasikan keuntungan sebelum harga kembali turun. Namun, menurut Grant, dia tidak melihat adanya perubahan signifikan pada faktor-faktor fundamental yang mendasari pasar emas, yang menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan sementara, prospek jangka panjang untuk emas tetap positif.


Kunjungi juga : bestprofit futures

2. Pengumuman Tarif Trump dan Dampaknya terhadap Pasar Emas

Salah satu faktor yang mendukung harga emas tetap mendekati rekor tertingginya adalah ketidakpastian yang dipicu oleh pengumuman tarif besar-besaran yang direncanakan oleh Presiden Donald Trump. Menurut laporan dari The Washington Post, para pembantu Gedung Putih telah menyusun rencana tarif sekitar 20% untuk sebagian besar impor AS, yang dijadwalkan akan diumumkan pada hari Rabu, 2 April 2025.

Tarif yang tinggi ini diperkirakan akan memberatkan negara-negara yang memiliki ketidakseimbangan perdagangan dengan Amerika Serikat, dan dapat menyebabkan ketegangan lebih lanjut dalam hubungan perdagangan internasional. Ketidakpastian terkait tarif ini mendorong para investor untuk mencari aset yang lebih aman, dan emas telah lama dianggap sebagai salah satu pilihan utama dalam situasi seperti ini.

Investor yang mengkhawatirkan potensi dampak negatif dari kebijakan perdagangan Presiden Trump terhadap pasar saham dan ekonomi global, beralih ke emas sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian. Hal ini tercermin dalam permintaan yang tetap tinggi terhadap emas meskipun ada aksi profit taking di pasar.

3. Emas sebagai Aset Safe Haven

Emas dikenal sebagai aset safe haven yang sering dicari oleh investor dalam situasi ketidakpastian ekonomi atau politik. Saat pasar saham atau mata uang fiat lainnya menunjukkan volatilitas atau risiko yang lebih tinggi, investor sering kali beralih ke emas sebagai perlindungan terhadap potensi kerugian. Fenomena ini kembali terjadi menjelang pengumuman tarif besar-besaran oleh Trump.

Berdasarkan analisis pasar, meskipun terjadi penurunan harga emas pada 1 April 2025, permintaan terhadap emas tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan signifikan. Sebaliknya, pasar emas tetap menunjukkan ketahanan karena investor tetap cemas akan dampak yang ditimbulkan oleh kebijakan tarif Trump.

Para analis percaya bahwa jika tarif yang direncanakan oleh Trump diberlakukan, kemungkinan besar akan terjadi ketegangan yang lebih besar dalam perdagangan internasional, yang dapat memperburuk ketidakpastian ekonomi global. Dalam kondisi seperti itu, emas akan terus dipandang sebagai aset yang dapat memberikan perlindungan terhadap inflasi dan ketegangan geopolitik.

4. Pergerakan Logam Lainnya: Perak, Platinum, dan Paladium

Selain emas, logam mulia lainnya juga menunjukkan pergerakan harga yang signifikan pada hari yang sama. Harga perak turun 1,4% menjadi $33,6 per ons, sementara harga platinum mengalami penurunan sebesar 0,8%, menjadi $984,64 per ons. Paladium juga mengalami penurunan meskipun lebih kecil, turun 0,2% menjadi $981,0 per ons.

Penurunan harga logam-logam ini dapat dikaitkan dengan faktor profit taking yang juga mempengaruhi pasar emas. Meskipun perak, platinum, dan paladium sering dipandang sebagai logam mulia yang lebih volatil dibandingkan emas, mereka juga sering dipengaruhi oleh perubahan dalam sentimen pasar terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik global.

Secara keseluruhan, meskipun harga-harga logam mulia lainnya turun pada 1 April 2025, emas tetap menjadi pilihan utama bagi banyak investor yang mencari stabilitas di tengah ketidakpastian yang ditimbulkan oleh rencana tarif Trump.

5. Prospek Masa Depan Emas dan Logam Mulia

Melihat ke depan, prospek harga emas tetap cerah meskipun terdapat fluktuasi harga jangka pendek. Ketegangan perdagangan global, inflasi yang lebih tinggi, serta potensi ketidakstabilan ekonomi global menjadikan emas sebagai aset yang semakin menarik bagi para investor. Selain itu, kebijakan moneter yang lebih longgar di banyak negara, termasuk suku bunga rendah dan stimulus fiskal, juga berpotensi mendorong harga emas lebih tinggi di masa depan.

Dalam konteks pasar logam mulia secara keseluruhan, emas kemungkinan besar akan tetap menjadi pemimpin, sementara logam lainnya seperti perak dan platinum dapat mengalami pergerakan yang lebih tajam tergantung pada permintaan industri dan kondisi pasar global. Para analis memperkirakan bahwa harga emas dapat terus menguat jika ketegangan perdagangan internasional dan ketidakpastian ekonomi terus berkembang.

6. Kesimpulan

Pada tanggal 1 April 2025, harga emas mengalami penurunan kecil akibat aksi profit taking setelah mencapai rekor tertingginya. Meskipun demikian, harga emas tetap mendekati level tertinggi sepanjang masa, didorong oleh ketidakpastian yang ditimbulkan oleh rencana tarif besar-besaran Presiden Donald Trump terhadap negara-negara yang memiliki ketidakseimbangan perdagangan dengan Amerika Serikat. Para investor beralih ke emas sebagai aset safe haven untuk melindungi kekayaan mereka di tengah ketegangan perdagangan global dan kemungkinan dampak ekonomi yang lebih luas.

Dengan rencana tarif yang akan diumumkan dalam waktu dekat, harga emas diperkirakan akan terus dipengaruhi oleh perkembangan ini, dengan banyak investor yang tetap berhati-hati dan mencari perlindungan di pasar emas. Meskipun terjadi fluktuasi harga jangka pendek, prospek jangka panjang untuk emas tetap positif, dan pasar logam mulia secara keseluruhan tetap menarik bagi mereka yang mencari perlindungan terhadap ketidakpastian ekonomi.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Bestprofit | Tarif Balasan Dorong Harga Emas Rekor Baru

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-3.jpeg

Bestprofit (1/4) – Pada hari Selasa (1/4), harga emas mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa, dengan harga spot mencapai $3.131 per ons, setelah sempat mencapai angka $3.148,88 di awal sesi. Selain itu, harga emas berjangka juga mencatatkan lonjakan signifikan dengan mencapai $3.158,50 per ons. Lonjakan harga emas ini dipicu oleh meningkatnya permintaan untuk aset safe haven, seiring dengan kekhawatiran pelaku pasar mengenai potensi dampak negatif dari kebijakan tarif balasan yang akan diumumkan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS). Artikel ini akan membahas faktor-faktor yang mendasari lonjakan harga emas tersebut, dampaknya terhadap pasar global, serta prospek harga emas ke depan.

Katalisator Kenaikan Harga Emas: Kekhawatiran Tarif Balasan AS

Kenaikan harga emas yang signifikan pada 1 April 2025 ini tidak terlepas dari ketidakpastian yang disebabkan oleh rencana tarif balasan AS. Presiden Donald Trump telah mengumumkan bahwa pada tanggal 2 April, AS akan merilis rencana tarif komprehensif yang akan dikenakan pada sejumlah negara. Tarif balasan ini diperkirakan akan menargetkan hampir semua negara, dengan tujuan untuk mengatasi kebijakan perdagangan yang dianggap merugikan ekonomi AS.

Pengumuman tarif balasan ini telah menambah kekhawatiran bahwa ketegangan perdagangan internasional dapat menyebabkan inflasi yang lebih tinggi dan menghambat pertumbuhan ekonomi global. Ketidakpastian tersebut, menurut sejumlah analis pasar, telah membuat investor beralih ke emas sebagai aset yang lebih aman untuk melindungi nilai kekayaan mereka dari volatilitas yang ditimbulkan oleh fluktuasi pasar global.

Emas Sebagai Aset Safe Haven

Emas dikenal sebagai aset safe haven yang memiliki nilai yang relatif stabil, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Ketika pasar saham atau aset berisiko lainnya mengalami tekanan, investor sering kali beralih ke emas untuk melindungi nilai investasi mereka. Hal ini terjadi karena emas cenderung tidak terpengaruh oleh faktor-faktor yang mempengaruhi pasar keuangan lainnya, seperti suku bunga atau kebijakan moneter.

Seiring dengan meningkatnya ketegangan perdagangan dan potensi dampak negatif dari tarif balasan AS, investor mencari perlindungan di pasar emas. Selain itu, lonjakan harga emas ini juga didorong oleh antisipasi bahwa tarif tersebut akan menyebabkan inflasi yang lebih tinggi, yang dapat merugikan daya beli mata uang dan menyebabkan ketidakstabilan ekonomi lebih lanjut.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Rekor Tertinggi Sejak 1986: Kinerja Kuartalan Emas

Pada sesi sebelumnya, harga emas mencatatkan kinerja kuartalan terbaiknya sejak 1986, yang menjadi bukti meningkatnya daya tarik investor terhadap logam mulia ini. Dengan lonjakan harga yang signifikan, emas berhasil membukukan kenaikan yang stabil sepanjang kuartal pertama tahun 2025. Kenaikan ini menunjukkan bahwa meskipun ada sedikit ketidakpastian tentang masa depan ekonomi global, emas tetap menjadi pilihan utama bagi banyak investor yang mencari perlindungan terhadap fluktuasi pasar yang tajam.

Salah satu alasan di balik kinerja emas yang kuat adalah pengaruh dari kebijakan moneter yang longgar di banyak negara. Bank sentral di seluruh dunia, termasuk Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa, telah mempertahankan suku bunga rendah dalam upaya untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ini berimbas pada menurunnya nilai mata uang utama, yang pada gilirannya meningkatkan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.

Pengaruh Tarif Balasan AS Terhadap Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu kekhawatiran utama yang mendorong investor ke pasar emas adalah potensi inflasi yang akan muncul akibat tarif balasan AS. Inflasi yang lebih tinggi dapat menurunkan daya beli konsumen dan meningkatkan biaya produksi bagi perusahaan-perusahaan global. Jika tarif tersebut dikenakan pada barang-barang impor dari sejumlah negara, maka harga barang-barang tersebut dapat meningkat, yang pada gilirannya dapat memperburuk tekanan inflasi.

Di sisi lain, tarif balasan juga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi global. Ketegangan perdagangan yang meningkat dapat menyebabkan penurunan dalam volume perdagangan internasional, yang akan memengaruhi pendapatan negara dan perusahaan. Dalam situasi seperti ini, investor cenderung mencari aset yang lebih aman, dan emas sering kali menjadi pilihan utama karena sifatnya yang tidak terpengaruh oleh peristiwa ekonomi dunia.

Prospek Harga Emas ke Depan

Menurut beberapa analis, harga emas mungkin akan terus menunjukkan potensi kenaikan, terutama jika ketidakpastian ekonomi global dan dampak dari tarif balasan AS semakin jelas. Beberapa pakar pasar memperkirakan bahwa harga emas bisa menguji level $3.200 per ons dalam waktu dekat, mengingat permintaan yang terus meningkat dan daya tariknya sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan volatilitas pasar.

Di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa harga emas bisa mengalami koreksi jika ketegangan perdagangan mereda atau jika kebijakan moneter global mulai mengalami perubahan. Meskipun demikian, faktor ketidakpastian yang ada saat ini membuat prospek harga emas tetap bullish dalam jangka pendek.

Mengapa Emas Terus Menjadi Pilihan Utama bagi Investor

Emas memiliki sejumlah keunggulan yang menjadikannya pilihan utama dalam portofolio investasi, terutama dalam situasi ketidakpastian ekonomi. Selain fungsinya sebagai lindung nilai terhadap inflasi, emas juga memiliki likuiditas yang sangat tinggi, artinya investor dapat dengan mudah membeli atau menjualnya di pasar global. Selain itu, emas juga dikenal dengan daya tahannya terhadap fluktuasi mata uang dan pasar saham, menjadikannya sebagai aset yang relatif aman dalam periode ketegangan ekonomi.

Sifat stabilitas emas ini sangat dibutuhkan oleh investor, terutama ketika pasar saham mengalami gejolak atau ketika ada ketegangan politik yang dapat mempengaruhi perekonomian. Keputusan pemerintah AS untuk mengumumkan tarif balasan pada 2 April hanya menambah ketidakpastian global, yang mendorong lebih banyak investor untuk melirik emas sebagai pilihan investasi yang aman.

Kesimpulan

Harga emas yang mencapai rekor tertinggi pada 1 April 2025 mencerminkan peningkatan permintaan terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian yang dipicu oleh kebijakan tarif balasan AS. Dalam situasi ketegangan perdagangan global, emas terus menjadi pilihan utama bagi investor yang ingin melindungi nilai kekayaan mereka. Meskipun ada risiko terkait dengan potensi inflasi dan hambatan pertumbuhan ekonomi, prospek emas tetap cerah dalam jangka pendek, dengan banyak yang memperkirakan harga emas akan menguji level $3.200 per ons dalam waktu dekat. Sebagai aset yang memiliki daya tahan terhadap fluktuasi pasar dan inflasi, emas tetap menjadi primadona bagi banyak investor di tengah ketidakpastian global.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Thursday, 27 March 2025

Bestprofit | Emas Stabil Didorong Faktor Ekonomi dan Geopolitik

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2024/04/Gold-Emas.jpg

Bestprofit (28/3) – Pada perdagangan awal Asia, harga emas tetap stabil setelah mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada perdagangan sebelumnya. Lonjakan harga emas ini dipicu oleh sejumlah faktor ekonomi dan geopolitik yang saling terkait, yang memengaruhi pasar global dan menyebabkan ketidakpastian. Salah satu faktor utama yang mendorong lonjakan harga emas adalah langkah-langkah tarif baru yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang memperburuk ketegangan perdagangan antara AS dan mitra dagangnya.

Dalam artikel ini, kita akan membahas faktor-faktor yang berkontribusi terhadap lonjakan harga emas ini, peran proteksionisme dalam menciptakan ketidakpastian ekonomi global, serta bagaimana investor beralih ke emas sebagai aset safe haven untuk melindungi nilai mereka di tengah ketidakpastian pasar.

Faktor-faktor yang Mendorong Lonjakan Harga Emas

1. Langkah-langkah Tarif Baru oleh Presiden AS

Langkah-langkah tarif baru yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump, telah menjadi salah satu faktor utama yang memicu lonjakan harga emas. Seiring dengan kebijakan perdagangan yang semakin proteksionis, ketegangan antara Amerika Serikat dan negara-negara mitra dagangnya, seperti Tiongkok dan Uni Eropa, semakin meningkat. Trump mengumumkan bahwa AS akan mengenakan tarif baru terhadap produk impor tertentu, yang bertujuan untuk mengurangi defisit perdagangan negara tersebut. Kebijakan ini memicu respon balik dari negara-negara mitra dagang yang mengancam untuk memberlakukan tarif serupa terhadap produk-produk asal AS.

Ketegangan perdagangan ini meningkatkan ketidakpastian di pasar internasional dan menyebabkan para investor mencari perlindungan di aset-aset yang lebih aman, salah satunya adalah emas. Harga emas sebagai salah satu instrumen safe haven cenderung naik saat ketidakpastian politik dan ekonomi meningkat, karena emas dianggap memiliki nilai yang lebih stabil dibandingkan dengan aset lainnya yang lebih berisiko.


Kunjungi juga : bestprofit futures

2. Ketidakpastian Geopolitik yang Meningkat

Selain ketegangan perdagangan, ketidakpastian geopolitik juga turut berperan dalam lonjakan harga emas. Sejumlah peristiwa di berbagai belahan dunia, seperti ketegangan antara AS dan Iran, serta ketidakpastian terkait Brexit, telah menciptakan kondisi yang sangat volatile di pasar keuangan global. Ketika risiko geopolitik meningkat, investor cenderung beralih ke aset yang lebih aman seperti emas untuk mengurangi potensi kerugian yang dapat timbul dari gejolak pasar.

Emas telah lama dipandang sebagai instrumen yang dapat melindungi nilai kekayaan dalam situasi ketidakpastian geopolitik, karena emas tidak terpengaruh oleh kebijakan moneter atau perubahan nilai tukar mata uang. Oleh karena itu, ketika ketegangan geopolitik meningkat, harga emas sering kali mengalami lonjakan.

3. Kebijakan Moneter yang Longgar dari Bank Sentral

Selain faktor geopolitik dan perdagangan internasional, kebijakan moneter yang longgar dari bank sentral utama dunia, seperti Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa, juga berperan dalam mendorong harga emas. Dalam upaya untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, bank-bank sentral ini telah mempertahankan suku bunga rendah dan bahkan melakukan pelonggaran kuantitatif untuk meningkatkan likuiditas di pasar.

Kebijakan moneter yang longgar ini dapat menyebabkan inflasi yang lebih tinggi dan melemahnya mata uang, yang pada gilirannya dapat membuat emas lebih menarik sebagai aset lindung nilai. Ketika nilai mata uang turun, harga emas biasanya akan naik, karena emas dihargai dalam dolar AS, sehingga menguntungkan investor yang mencari perlindungan dari inflasi atau penurunan daya beli mata uang.

Proteksionisme dan Ketidakpastian Ekonomi Global

1. Sikap Proteksionis yang Meningkat

Sikap proteksionis yang semakin berkembang, terutama yang dipelopori oleh Presiden AS, telah menciptakan ketidakpastian besar di pasar internasional. Proteksionisme adalah kebijakan ekonomi yang mengutamakan perlindungan terhadap industri dalam negeri dengan cara mengenakan tarif atau pembatasan impor. Meskipun kebijakan ini bertujuan untuk melindungi pekerjaan dan industri domestik, namun dampaknya terhadap ekonomi global sangat signifikan.

Langkah-langkah tarif yang diterapkan oleh AS terhadap negara-negara mitra dagangnya telah menyebabkan ketegangan perdagangan yang meluas. Negara-negara seperti Tiongkok, Uni Eropa, dan negara-negara lainnya telah merespons dengan menerapkan tarif balasan terhadap produk-produk asal AS. Dampak dari kebijakan proteksionisme ini tidak hanya mempengaruhi hubungan perdagangan antarnegara, tetapi juga menambah ketidakpastian dalam pasar global.

Investor yang khawatir dengan dampak negatif dari ketegangan perdagangan dan kebijakan proteksionis ini cenderung beralih ke aset-aset safe haven seperti emas. Emas dianggap sebagai investasi yang lebih stabil dan aman dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan politik.

2. Pengaruh Proteksionisme terhadap Pasar Keuangan

Ketegangan perdagangan dan kebijakan proteksionis sering kali menambah volatilitas di pasar keuangan. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh tarif baru dan pembatasan perdagangan dapat menyebabkan fluktuasi tajam dalam harga saham, obligasi, dan mata uang. Dalam kondisi seperti ini, para investor mencari aset yang lebih stabil dan tidak terpengaruh oleh gejolak pasar.

Emas sering kali dipilih sebagai aset safe haven karena sifatnya yang tidak terpengaruh langsung oleh kebijakan perdagangan atau perubahan nilai tukar mata uang. Ketika pasar saham dan mata uang berfluktuasi tajam, harga emas cenderung meningkat, memberikan perlindungan nilai bagi investor yang khawatir dengan kerugian yang mungkin terjadi di pasar finansial lainnya.

Emas Sebagai Aset Safe Haven

1. Fungsi Emas dalam Portofolio Investasi

Sebagai salah satu aset safe haven, emas berfungsi sebagai alat perlindungan nilai di tengah ketidakpastian pasar. Ketika kondisi ekonomi global tidak menentu, investor cenderung beralih ke emas untuk mengurangi risiko dalam portofolio mereka. Emas memiliki beberapa keunggulan, antara lain tidak tergantung pada kinerja ekonomi suatu negara atau mata uang tertentu, dan sifatnya yang tidak terpengaruh oleh kebijakan moneter atau fiskal.

Emas juga memiliki sifat likuiditas yang tinggi, yang memungkinkan investor untuk dengan mudah membeli dan menjualnya di pasar global. Ini menjadikan emas pilihan utama bagi investor yang ingin melindungi kekayaan mereka dari risiko inflasi, devaluasi mata uang, atau gejolak pasar keuangan.

2. Prospek Harga Emas di Masa Depan

Melihat kondisi ekonomi dan geopolitik yang masih penuh ketidakpastian, banyak analis yang memprediksi bahwa harga emas akan terus menunjukkan kinerja yang baik di masa depan. Ketegangan perdagangan yang belum mereda, serta kebijakan moneter yang longgar, diperkirakan akan terus mendorong permintaan terhadap emas.

Namun, seperti halnya semua investasi, harga emas juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti perubahan suku bunga atau kondisi pasar tenaga kerja di negara-negara besar. Meskipun demikian, dalam situasi ketidakpastian global saat ini, emas tetap menjadi pilihan investasi yang menarik bagi banyak investor.

Kesimpulan

Emas tetap menjadi salah satu aset yang paling dicari di pasar global, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik yang semakin meningkat. Kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh pemerintah AS, bersama dengan faktor-faktor ekonomi lainnya, telah mendorong lonjakan harga emas ke titik tertinggi sepanjang masa. Emas sebagai aset safe haven menawarkan perlindungan bagi investor yang khawatir dengan fluktuasi pasar dan ketidakpastian politik.

Di masa depan, faktor-faktor seperti ketegangan perdagangan, kebijakan moneter yang longgar, dan ketidakpastian geopolitik diperkirakan akan terus mempengaruhi permintaan terhadap emas. Sebagai hasilnya, harga emas kemungkinan besar akan tetap menunjukkan kinerja yang baik, menjadikannya sebagai pilihan investasi yang stabil di tengah turbulensi pasar global.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!
 

bestprofit futures
 

Wednesday, 26 March 2025

Bestprofit | Emas Stabil di $3.020, Dolar AS Menguat Setelah Tarif Trump

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-2.jpg

Bestprofit (27/3) – Harga emas cenderung stabil di akhir sesi perdagangan Amerika Utara, meskipun terdapat sejumlah dinamika pasar yang turut mempengaruhi pergerakan logam mulia tersebut. Penutupan pasar yang stabil ini terjadi setelah terjadi pemulihan pada Indeks Dolar AS (DXY) yang sempat tertekan turun ke level terendah 104,18 sebelum akhirnya menguat kembali. Salah satu faktor yang memberikan dampak terhadap pergerakan pasar adalah pernyataan dari Gedung Putih terkait rencana pengumuman tarif oleh Presiden Donald Trump. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi harga emas, situasi pasar saat ini, serta prediksi terkait perkembangan harga emas ke depan.

Pemulihan Indeks Dolar AS (DXY) dan Dampaknya terhadap Harga Emas

Pada awal sesi, Indeks Dolar AS (DXY) terpantau jatuh ke level terendah 104,18, yang sempat memberi tekanan bagi pasar emas. DXY yang mengukur kinerja dolar terhadap enam mata uang utama lainnya, kemudian mengalami pemulihan yang signifikan dan naik sekitar 0,32% hingga mencapai level 104,55. Pemulihan DXY ini bertepatan dengan kabar dari Gedung Putih bahwa Presiden Trump akan mengumumkan tarif mobil pada pukul 22:00 GMT. Meskipun pernyataan tersebut memicu ketidakpastian di pasar, harga emas tetap stabil di sekitar level $3.019, hanya sedikit berubah.

Sebagai aset yang biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, pergerakan DXY tentu memiliki pengaruh terhadap harga emas. Ketika dolar menguat, emas cenderung tertekan karena menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. Sebaliknya, ketika dolar melemah, emas biasanya menguat sebagai aset alternatif yang lebih menarik.

Pengaruh Rencana Tarif Mobil Presiden Trump terhadap Pasar Emas

Pernyataan dari Gedung Putih mengenai rencana pengumuman tarif mobil yang akan diumumkan oleh Presiden Trump memberikan dampak jangka pendek terhadap pasar. Meskipun pasar emas sempat merespons, logam mulia ini tidak terpengaruh signifikan oleh kabar tersebut. Para pedagang emas batangan tampaknya tidak terfokus pada potensi tarif otomotif yang sedang dipertimbangkan oleh Trump, dan lebih memilih untuk memantau pergerakan pasar yang lebih besar, seperti data ekonomi dan kebijakan dari Federal Reserve.

Namun, pengumuman tarif oleh Trump dapat memicu ketegangan perdagangan global yang lebih besar, yang berpotensi memberi dampak pada nilai tukar dolar dan akhirnya memengaruhi harga emas. Selain itu, ketegangan tersebut bisa menyebabkan investor mencari aset safe-haven seperti emas untuk melindungi nilai investasi mereka.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Indikator Ekonomi AS dan Dampaknya terhadap Harga Emas

Sementara itu, beberapa indikator ekonomi AS, termasuk pesanan barang tahan lama, menunjukkan performa yang solid. Pada bulan Februari, pesanan barang tahan lama tercatat naik sebesar 0,9% dibandingkan bulan sebelumnya, yang mengalahkan ekspektasi penurunan 1%. Begitu pula dengan pesanan barang tahan lama inti, yang tidak termasuk sektor transportasi, yang meningkat 0,7% MoM. Pencapaian ini menunjukkan adanya investasi bisnis yang kokoh di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Namun, meskipun ada data ekonomi yang positif ini, harga emas tetap mempertahankan posisinya di atas level support $3.000. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat optimisme ekonomi, pasar emas tetap mempertahankan kekuatan teknikal yang mendukung harga untuk tetap stabil di level tersebut. Investor emas cenderung lebih fokus pada ketegangan global dan kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank sentral besar.

Kebijakan Federal Reserve dan Dampaknya pada Pasar Emas

Komentar dari pejabat Federal Reserve (Fed) juga memainkan peran penting dalam membentuk ekspektasi pasar terkait kebijakan moneter ke depan. Alberto Mussalem dari Fed St. Louis menyatakan bahwa pasar tenaga kerja AS hampir mencapai kondisi lapangan kerja penuh dan bahwa kebijakan moneter saat ini dianggap tepat. Ia juga menambahkan bahwa inflasi yang terus berada di atas target menjadi salah satu alasan mengapa kebijakan yang ada dianggap sesuai.

Di sisi lain, Neel Kashkari, Presiden Fed Minneapolis, mengatakan bahwa meskipun ada kemajuan dalam mengatasi inflasi, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Ia mengakui bahwa kebijakan moneter yang diterapkan saat ini cukup kompleks dan menyatakan bahwa bank sentral AS akan mulai mempertimbangkan pelonggaran suku bunga dalam satu atau dua tahun ke depan.

Pasar uang memperkirakan adanya pelonggaran Fed sebesar 64,5 basis poin pada tahun 2025, yang mencerminkan harapan bahwa kebijakan moneter akan menjadi lebih akomodatif di masa mendatang. Pelonggaran kebijakan moneter ini cenderung mendukung harga emas, karena menurunnya suku bunga riil membuat emas menjadi lebih menarik sebagai investasi dibandingkan dengan aset yang memberikan imbal hasil lebih rendah.

Inflasi dan Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE)

Menjelang akhir minggu ini, pedagang emas akan memperhatikan rilis data inflasi utama yang diinginkan oleh Federal Reserve, yaitu Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti. PCE adalah ukuran inflasi yang lebih luas dan merupakan indikator utama yang digunakan oleh Fed dalam mengambil keputusan terkait suku bunga. Jika data inflasi menunjukkan bahwa tekanan inflasi tetap tinggi, Fed kemungkinan akan terus mempertahankan kebijakan moneter yang ketat, yang pada gilirannya dapat memberikan tekanan pada harga emas. Sebaliknya, jika inflasi menunjukkan tanda-tanda mereda, ini bisa mendukung kenaikan harga emas.

Imbal Hasil Obligasi dan Dampaknya terhadap Emas

Selain faktor-faktor tersebut, imbal hasil obligasi pemerintah AS juga menjadi faktor yang mempengaruhi harga emas. Pada saat penulisan, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun tercatat hampir tidak berubah, naik satu basis poin menjadi 4,338%. Imbal hasil riil AS, yang dihitung berdasarkan imbal hasil Sekuritas Terlindungi Inflasi Treasury (TIPS) 10 tahun, turun sedikit menjadi 1,973%. Meskipun imbal hasil riil tidak mengalami perubahan signifikan, emas tetap diperdagangkan dengan harga yang kokoh di atas level $3.000, menunjukkan bahwa para investor masih mempertimbangkan emas sebagai aset safe-haven.

Prediksi Harga Emas ke Depan

Melihat keseluruhan dinamika pasar saat ini, harga emas tampaknya akan tetap berada dalam kisaran stabil di sekitar level $3.000, dengan potensi kenaikan lebih lanjut jika terdapat ketegangan global yang lebih besar atau jika data ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda pelambatan. Namun, pergerakan harga emas akan sangat bergantung pada kebijakan moneter yang diambil oleh Federal Reserve, serta perkembangan pasar tenaga kerja dan inflasi AS.

Secara keseluruhan, meskipun harga emas sedikit tertekan oleh pengaruh dolar AS dan kebijakan ekonomi domestik, logam mulia ini tetap memiliki daya tarik bagi investor yang menginginkan perlindungan nilai dalam situasi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Tuesday, 25 March 2025

Bestprofit | Emas Naik karena Turunnya Imbal Hasil AS

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-12.jpeg

Bestprofit (26/3) – Pada hari Selasa, harga emas mengalami kenaikan yang signifikan, mencatatkan lonjakan sebesar 0,26% dan diperdagangkan pada harga $3.018 per ounce. Hal ini terjadi di tengah penurunan imbal hasil riil AS yang biasa berkorelasi terbalik dengan harga emas batangan. Selain itu, dolar AS juga mengalami pelemahan, yang turut memberikan dorongan bagi logam kuning ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas faktor-faktor yang mendorong kenaikan harga emas dan bagaimana kondisi ekonomi saat ini berperan dalam perkembangan pasar emas.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Kenaikan Harga Emas Terkait Dengan Inflasi dan Kebijakan Perdagangan AS

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga emas adalah ekspektasi inflasi yang terus meningkat, yang dipicu oleh kebijakan perdagangan AS. Inflasi yang tinggi cenderung mendorong permintaan terhadap emas, yang dianggap sebagai salah satu alat lindung nilai terhadap inflasi. Pasar mengantisipasi bahwa inflasi yang tinggi dapat berlanjut, dan hal ini memperburuk ketidakpastian ekonomi yang sedang terjadi.

Berdasarkan laporan terbaru, beberapa indikator ekonomi, termasuk ekspektasi inflasi, menunjukkan bahwa inflasi tidak hanya terus berlanjut, tetapi bahkan mengalami kenaikan tak terduga. Kebijakan perdagangan AS yang lebih proteksionis dan kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintah AS semakin memperburuk prospek ekonomi. Ini mengarah pada meningkatnya kekhawatiran tentang dampak jangka panjang dari kebijakan-kebijakan tersebut terhadap perekonomian global. Ketika ketidakpastian ekonomi meningkat, para investor cenderung beralih ke aset-aset yang lebih aman, seperti emas.

Kondisi Ekonomi yang Mendorong Kenaikan Harga Emas

Indeks ekuitas AS, yang mencerminkan kinerja pasar saham, menunjukkan pergerakan yang terpecah antara saham-saham yang naik dan yang turun. Hal ini mencerminkan ketidakpastian yang lebih besar di pasar, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk data ekonomi yang mengkhawatirkan. Kepercayaan Konsumen, misalnya, turun ke level terendah dalam lebih dari empat tahun, mencatatkan penurunan yang signifikan dari angka sebelumnya.

Menurut laporan dari Conference Board (CB), Kepercayaan Konsumen di bulan Maret mengalami penurunan yang lebih dalam dari yang diperkirakan. Angka tersebut turun dari 100,1 menjadi 92,9, jauh lebih rendah dari estimasi pasar yang sebesar 94. Data ini menggambarkan kecemasan yang semakin meningkat di kalangan konsumen, terutama terkait dengan prospek resesi ekonomi yang dapat terjadi dalam waktu dekat. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kepercayaan konsumen adalah tingginya tingkat inflasi, yang membuat biaya hidup semakin tinggi.

Dengan latar belakang ini, pasar mulai melihat kemungkinan terjadinya stagflasi, yaitu kondisi di mana inflasi tinggi dan pertumbuhan ekonomi rendah terjadi secara bersamaan. Dalam situasi seperti ini, harga emas biasanya cenderung naik karena emas menjadi aset yang dianggap lebih stabil dibandingkan dengan mata uang fiat atau instrumen keuangan lainnya.

Imbal Hasil Riil dan Dolar AS yang Melemah

Salah satu faktor yang mendukung kenaikan harga emas adalah penurunan imbal hasil riil AS. Imbal hasil riil, yang mengukur imbal hasil investasi yang disesuaikan dengan inflasi, mengalami penurunan tiga basis poin (bps) menjadi 1,956%. Penurunan ini menunjukkan bahwa investor mungkin mulai melihat emas sebagai pilihan yang lebih menguntungkan dalam menghadapi prospek inflasi yang tinggi.

Selain itu, pelemahan Dolar AS turut memberikan dampak positif bagi harga emas. Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kinerja dolar terhadap enam mata uang utama, turun sebesar 0,15% menjadi 104,15. Ketika dolar melemah, harga emas cenderung naik, karena emas diperdagangkan dalam dolar AS, sehingga membuatnya lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lain.

Pandangan Pejabat Federal Reserve Tentang Ekonomi

Selain faktor-faktor ekonomi yang mendasari pergerakan harga emas, pernyataan dari beberapa pejabat Federal Reserve (Fed) juga memberikan gambaran tentang pandangan mereka terhadap prospek ekonomi. Gubernur Adriana Kugler menyatakan bahwa inflasi barang telah meningkat, dengan beberapa subkategori menunjukkan tanda-tanda percepatan kembali. Ini menunjukkan bahwa meskipun inflasi mungkin mulai mereda di beberapa sektor, ada beberapa bagian dari perekonomian yang masih mengalami tekanan inflasi yang tinggi.

Presiden Fed New York, John Williams, juga mencatatkan bahwa baik perusahaan maupun rumah tangga sedang menghadapi ketidakpastian yang meningkat mengenai prospek ekonomi. Hal ini mencerminkan kekhawatiran yang lebih luas tentang kondisi ekonomi di masa depan, yang dapat menyebabkan penurunan dalam permintaan konsumen dan investasi bisnis. Ketidakpastian ini menjadi salah satu alasan mengapa para investor mulai mencari aset yang lebih aman, seperti emas, untuk melindungi nilai kekayaan mereka.

Proyeksi Pasar Uang dan Kebijakan Suku Bunga Fed

Pasar uang juga memberikan gambaran tentang bagaimana para investor memperkirakan kebijakan suku bunga Federal Reserve di masa depan. Berdasarkan data probabilitas suku bunga dari Prime Market Terminal, pasar memperkirakan bahwa Fed akan melakukan pelonggaran suku bunga sebesar 64,5 basis poin pada tahun 2025. Ini menunjukkan harapan bahwa Fed akan mengambil langkah-langkah untuk meredakan tekanan inflasi yang tinggi dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Namun, pernyataan dari Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic, memberikan pandangan yang lebih hati-hati. Bostic menyatakan bahwa ia hanya mendukung satu kali pemotongan suku bunga pada tahun ini dan tidak memperkirakan inflasi akan kembali ke target hingga sekitar tahun 2027. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada ekspektasi untuk pelonggaran kebijakan moneter, Federal Reserve mungkin akan tetap berhati-hati dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi yang ada.

Kesimpulan: Kenaikan Harga Emas sebagai Tanda Ketidakpastian Ekonomi

Secara keseluruhan, kenaikan harga emas yang terjadi pada hari Selasa mencerminkan ketidakpastian yang meningkat di pasar. Penurunan imbal hasil riil AS, pelemahan dolar, dan ekspektasi inflasi yang tinggi semua berkontribusi pada meningkatnya permintaan terhadap emas. Selain itu, data ekonomi yang menggambarkan penurunan kepercayaan konsumen dan kekhawatiran tentang stagflasi semakin memperburuk prospek ekonomi, yang mendorong investor untuk mencari perlindungan dalam bentuk aset yang lebih aman seperti emas.

Pernyataan dari pejabat Federal Reserve juga menunjukkan bahwa meskipun ada harapan untuk pelonggaran kebijakan moneter, ketidakpastian tentang kondisi ekonomi global tetap menjadi tantangan besar. Dalam situasi ini, harga emas diperkirakan akan tetap sensitif terhadap perubahan kondisi ekonomi dan kebijakan moneter yang akan datang.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures