Thursday, 11 September 2014

Indeks Berjangka Asia Mixed Sementara Pound Catat gain

BESTPROFIT FUTURES (12/9) - Indeks berjangka Asia mixed ditengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Ukraina dan Timur Tengah, sementara minyak mentah memperpanjang kenaikan. Sementara pound menguat karena meredanya kekhawatiran bahwa Skotlandia akan memilih merdeka, sementara yen diperdagangkan mendekati level terendah hampir dalam enam tahun terakhir.
Kontrak pada Nikkei Jepang 225 Stock Average turun di Osaka dan Chicago, sementara kontrak pada indeks Australia dan Korea Selatan meningkat. Indeks berjangka Standard & Poor 500 stabil di level 1,989.60 oleh 07:20 di Tokyo, setelah Indeks saham membalikan penurunan sebanyak 0,5% menjadi ditutup naik sebanyak 0,1% hari ini di AS. Minyak di New York naik hari kedua. Pound diperdagangkan pada level $ 1,6260 setelah naik sebanyak 0,3% di sesi terakhir perdagangan, sementara yen menuju penurunan mingguan beruntun kelima.(yds)
Sumber: Bloomberg

Ekspor Nonmigas Ke Malaysia Melemah, Rilis BPS September

Ekspor nonmigas ke negara tujuan Malaysia menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkini menunjukkan kinerja yang melemah. Perkembangan itu ditunjukkan dengan memburuknya nilai ekspor ke negara tersebut, dimana nilai pada bulan Juli hanya mencapai nilai 435.6 juta Dollar AS .
Sementara itu pada bulan sebelumnya ekspor nonmigas ke negara tersebut dapat mencapai nilai 574.2 juta Dollar AS. Dengan demikian kinerja ekspor nonmigas pada periode tersebut mengalami kinerja yang melemah sebesar -138.6 juta Dollar AS, atau melemah sebesar -24.13 %.
Data paling akhir dari BPS juga menunjukkan bahwa ekspor nonmigas dari awal tahun ini sampai bulan Juli secara total mencapai angka 3675.8 juta Dollar AS. Laporan tersebut menunjukkan adanya penurunan sebesar -722.5 juta Dollar AS atau turun sekitar -16.42 %, dimana pada periode yang sama tahun lalu mencapai nilai 4398.3 juta Dollar AS.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan bahwa pada analisa kurs BI hari ini Dollar Amerika Serikat terpantau bergerak turun sekitar -0.64 % terhadap mata uang Rupiah pada perdagangan valuta asing dari awal Juli hingga pekan ini.

Sumber : Vibiznews

Dolar Naik Hari-4 Terkait Spekulasi The Fed; Pound Menguat

BESTPROFIT FUTURES (12/9) - Acuan mata uang dolar naik untuk hari keempat, merupakan kenaikan tertingginya sejak Juli lalu, di tengah spekulasi Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada pertengahan tahun depan.
Mata uang Pound menguat terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pasca jajak pendapat yang menunjukkan dukungan terhadap kemerdekaan Skotlandia seminggu menjelang pemungutan suara sehingga dapat menyebabkan Skotlandia berpisah dari Inggris. Sementara dolar Kanada turun karena ekspor minyak terbesar negara itu, menyentuh level terendahnya sejak 16-bulan terakhir. Dolar melemah terhadap euro pasca data yang menunjukkan bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran secara tak terduga naik jelang pertemuan The Fed pekan depan.
Indeks Bloomberg Dollar Spot naik sebesar 0,1 persen ke level 1,048.59 dan mencapai level1,049.44 pada pukul 14:19 siang waktu New York. Kemarin Indeks Bloomberg Dollar Spot menyentuh level 1,049.73, merupakan level tertingginya sejak Juli 2013 lalu. Indeks itu turun sementara pada hari ini pasca rilis data tenaga kerja AS.
Mata uang dolar turun sebesar 0,1 persen ke leve $ 1,2931 per euro. Mata uang AS tersebut naik sebesar $ 1,2860 pada 9 September kemarin, merupakan level tertingginya sejak Juli 2013 lalu. Mata uang dolar stagnan pada level 106,92 yen pasca naik ke level 107,20 dibandingkan pada bulan September 2008 silam yang naik sebesar 0,2 persen ke level138,27 yen. (vck)
Sumber: Bloomberg

Outlook Suku Bunga AS Tekan Emas Ke Level 7 Bln Terendah

BESTPROFIT FUTURES (12/9) - Emas berjangka jatuh ke level terendah sejak Januari terkait spekulasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga AS lebih cepat dari perkiraan, memangkas permintaan untuk nilai lindung terhadap inflasi. Sementara perak merosot ke level terendah 14 bulan.
Lebih dari $ 5.1 miliar telah dihapus dari nilai produk yang diperdagangkan di bursa yang didukung oleh emas sejak 30 Juni lalu. Money Managers memangkas spekulasi bullish pada logam mulia selama tiga minggu berturut-turut, sementara animo di New York berjangka dan opsi mendekati level terendah dalam lima tahun terakhir.
Emas telah turun sebanyak 11% dari level tertinggi tahun ini setelah ekonomi AS memperoleh daya tarik dan dolar menguat, memangkas permintaan untuk logam mulia sebagai aset alternatif. Aset safe heaven menurun pasca meredanya konflik di Ukraina dan Timur Tengah. Global ETP holdings turun dari empat dalam lima bulan terakhir.
Emas berjangka untuk pengiriman Desember turun 0,5% untuk menetap di level $ 1.239 per ons pada 1:38 di New York Comex. Sebelumnya, harga menyentuh level $ 1,235.30, merupakan yang terendah untuk kontrak teraktif sejak 23 Januari lalu.
Pada tanggal 17 Maret, logam mulia menyetuh level $ 1,392.60, ini merupakan yang tertinggi sejak 9 September tahun lalu.(yds)
Sumber: Bloomberg

Saham AS Hentikan Penurunan, Minyak Mentah Rebound

BESTPROFIT FUTURES (12/9) - Saham AS hentikan penurunannya, mengirim indeks Standard & Poor 500 ditutup naik pada hari kedua, sementara itu minyak mentah rebound dari level terendahnya dalam delapan bulan terakhir di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik. Saham komoditas turun ke level terendahnya dalam empat tahun terakhir.
Indeks S&P 500 naik sebesar 0,1 persen pukul16:00 sore di New York, membalikkan penurunan sebelumnya sebesar 0,5 persen. Produsen energi naik pasca minyak AS naik sebesar 1,3 persen. Treasuri dengan tenor 10 tahun stagnan pasca membalikkan keuntungannya. Indeks MSCI Emerging Markets turun pada hari keenam, karena mata uang rubel melemah ke rekor terendahnya. Index Bloomberg Commodity turun ke level terendahnya dalam empat tahun terakhir terkait sektor perkebunan berjangka melemah.
Presiden Barack Obama berjanji akan melakukan serangan udara lebih lanjut terhadap ekstremis Negara Islam (ISIS) dan menyatakan AS bergabung dengan Uni Eropa dalam memberikan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia atas dukungannya terhadap separatis di Ukraina. Klaim awal untuk asuransi pengangguran di AS naik secara tak terduga pada pekan lalu. Sementara Badan Energi Internasional memangkas proyeksi permintaan minyak global dalam sehari pasca OPEC menurunkan prospek pasokannya. (vck)
Sumber: Bloomberg

Wednesday, 10 September 2014

Pengaruh Referendum Skotlandia Terhadap GBP

Spekulasi mengenai referendum kemerdekaan Skotlandia terus mendominasi headlines berita-berita di Inggris dan juga judul-judul utama di forex.
Pemimpin dari partai ketiga terbesar di Britain mengcancel skedul mereka dan pergi ke Skotlandia untuk mendesak agar keluarga-keluarga disana tetap tinggal bersama-sama. Ini adalah tanda kepanikan dari David Cameron, Ed Miliband dan Nick Clegg yang membuat poundsterling bereaksi.
Poundsterling menyentuh kerendahan terbaru dalam 10 bulan terhadap dolar AS dan 3 bulan terhadap euro, dengan para trader forex mengutip survey online mengenai kemerdekaan Skotlandia yang memberikan kubu “Yes” kepemimpinan yang kuat.
Menambah kepanikan adalah polling dari suatu web yang belum bisa diverifikasi kebenarannya dari sebuah blogger independent yang menunjukkan kubu pro kemerdekaan memimpin dengan 53.9 persen dibandingkan dengan 46.1 persen yang memilih “No”.
Sebagai akibatnya Sterling tergelincir ke $1.6052, jatuh sekitar 100 pips dari ketinggian yang terlihat beberapa jam sebelumnya. 1.60 sekarang sudah didepan mata.
Ian Stannard, kepala ahli strategi matauang Eropa di Morgan Stanley berkata,” Hal ini cocok dengan trend baru-baru ini yang terlihat di dalam poll yang condong mengarah ke pemungutan suara bagi “Yes”.
Kemungkinan akan ada banyak polling yang tidak bisa diverifikasi lainnya dalam proses referendum pada 18 September nanti, yang bisa membuat Sterling jatuh lebih jauh, kata Stannard kepada Reuters.
“Beberapa polling lainnya yang muncul dan memberikan pesan seperti itu akan memberikan pengaruh lanjutan terhadap pasar.”
Biaya hedging terhadap melemahnya Sterling terhadap dolar AS naik 11.05 persen, tertinggi sejak November 2011.

Sumber : Vibiznews

Data BPS September, Ekspor Nonmigas Ke Thailand Melemah

Perkembangan ekspor nonmigas ke negara tujuan Thailand menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkini menunjukkan pelemahan. Hal itu ditunjukkan dengan adanya penurunan pada nilai ekspor nonmigas ke negara tersebut dimana nilai pada bulan Juli dilaporkan hanya mencapai nilai 416.1 juta Dollar AS .
Sementara itu pada bulan sebelumnya ekspor nonmigas ke negara tersebut dapat mencapai nilai 439.9 juta Dollar AS. Dengan demikian kinerja ekspor nonmigas pada periode tersebut mengalami penurunan sebesar -23.8 juta Dollar AS, atau melemah sebesar -5.41 %.
Data terkini dari BPS juga menunjukkan bahwa ekspor nonmigas dari awal tahun ini sampai bulan Juli secara total mencapai angka 2955.3 juta Dollar AS. Nilai tersebut menunjukkan adanya penurunan sebesar -259.2 juta Dollar AS atau sekitar -8.06 %, dimana pada periode yang sama tahun lalu mencapai nilai 3214.5 juta Dollar AS.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan bahwa pada analisa kurs BI hari ini Dollar Amerika Serikat terpantau bergerak turun sekitar -0.64 % terhadap mata uang Rupiah pada perdagangan valuta asing dari awal Juli hingga pekan ini.

Sumber : Vibiznews

Dolar Menguat Hari Ke-3 Secara Beruntun Versus Yen

BESTPROFIT FUTURES (11/9) - NEW YORK -- Dolar AS mencapai level enam tahun tertinggi terhadap yen pada perdagangan hari ketiga di Rabu ini, terkait spekulasi suku bunga The Fed.
Treasury yields AS dengan tenor 10-tahun mencapai level terkuatnya sejak akhir Juli, yang juga didukung dolar.
Dolar diperdagangkan di level ¥ 106,84 Rabu ini, di bawah level ¥ 106,90, yang merupakan level tertinggi enam tahun dan menguat dari level ¥ 106,17 pada Selasa malam.
Para analis berspekulasi apakah dolar akan terus mencatat reli dan naik ke level ¥ 110 dalam waktu dekat.
Sementara pound memperbaiki performanya terhadap dolar diperdagangkan di level $ 1,62024 pada Rabu sore, dibandingkan dengan level $ 1,6115 Selasa malam, dikarenakan aksi jual selama perdagangan di asia terkait hasil jajak pendapat yang baru menunjukkan bahwa mayoritas warga Skotlandia akan lebih memilih untuk tetap menjadi bagian dari wilayah Inggris.
Indeks WSJ Dollar yang menelusuri dolar terhadap sekumpulan mata uang utama, menguat sebanyak 0,15% berada pada level 76,11.(yds)
Sumber: MarketWatch

Emas Perpanjang Penurunan Pada Sesi Ketiga

BESTPROFIT FUTURES (11/9) - (San Francisco) “ Emas Diperdagangkan turun untuk sesi ketiga pada Rabu ini, karena investor masih mengkaji petunjuk mengenai kebijakan moneter Federal Reserve .
Emas untuk pengiriman Desember turun sebanyak $ 3,20, atau 0,3%, ke level $ 1,245.30 per ons. Sementara perak Desember naik tipis satu sen ke level $ 18,86 per ons.
Emas rebound di awal sesi, namun pemulihan kehilangan momentumnya seiring menguatnya pasar saham. Indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average berada di wilayah positif seiringberakhirnya perdagangan logam mulia.
Sementara itu di tempat lain dalam perdagangan logam mulia, seperti paladium untuk Desember turun sebanyak $ 11,25, atau 1,3%, ke level $ 848,85 per ons, platinum untuk Oktober turun ke level $ 4,80 ke level $ 1.381 per ons. Tembaga kualitas tinggi untuk pengiriman Desember naik satu sen ke level $ 3,11 per pon. (yds)
Sumber: MarketWatch

Indeks Nasdaq 100 Naik Terkait Saham Apple Rebound

BESTPROFIT FUTURES (11/9) - Saham AS naik, mengirim Indeks Nasdaq 100 naik kemarin, terkait saham Apple Inc reli sehingga meningkatkan perusahaan teknologi sementara para investor terus berspekulasi tentang kapan waktu kenaikan suku bunga di AS.
Saham Apple naik sebesar 3,1 persen, merupakan kenaikan tertingginya sejak April lalu, saham apple rebound dari penurunannya pasca meluncurkan produk terbaru mereka kemarin.
Indeks Nasdaq 100 naik sebesar 0,8 persen pukul 16:00 sore di New York. Indeks S&P 500 naik sebesar 0,4 persen ke level 1,995.75, pasca turun sebesar 1 persen selama dua sesi sebelumnya.
Indeks ekuitas turun sebesar 0,7 persen kemarin, pasca mencapai rekornya pekan lalu, karena para investor fokus pada waktu kenaikan suku bunga dari The Fed, sementara itu saham teknologi turun pasca Apple terkena unjuk rasa dari masyarakat.
The Fed mengukur kekuatan ekonomi setelah penurunan program pembelian obligasi atau bond-buying dan mempertimbangkan kenaikan suku bunga. Para pembuat kebijakan selanjutnya akan bertemu pada 16-17 September mendatang. (vck)
Sumber: Bloomberg

Tuesday, 9 September 2014

Pasca Reshuffle Kabinet, Optimisme Dan Dukungan Terhadap Abe Mulai Berdatangan

Dukungan terhadap Perdana Menteri Shinzo Abe dari jajaran kabinet yang telah Ia reshuffle kembali berdatangan. Dukungan yang diberikan kepada Abe ini menunjukkan optimisme masyarakat dan para pelaku pasar atas pertumbuhan ekonomi dibawah masa pemerintahan Abe jika dibandingkan pendahulunya.
Dampak positif perombakan kabinet Jepang ini  juga terlihat akibat menteri kesehatan dan tenaga kerja baru terpilih Yasuhisa Shiozaki (63) tampaknya diterima pasar Jepang. Menteri ini diketahui akan berusaha meningkatkan dana pensiun sehingga kesejahteraan masyarakat Jepang akan lebih baik lagi.
Di lain pihak dengan adanya peningkatan dana pensiun berarti peningkatan aliran dana akan semakin banyak ke pasar modal dan pasar uang untuk diputarkan agar berkembang lebih banyak lagi.
Dalam jajaran kabinetnya yang baru ini, Abe menunjuk lima wanita di antara para anggota kabinet, hal ini dilakukan Abe dalam rangka mempromosikan peran wanita di masyarakat, dimana hal ini merupakan tantangan yang cukup besar bagi kabinetnya. Abe menyiratkan ia akan secara aktif mempromosikan pemberdayaan wanita yang menjadi pilar bagi strategi pertumbuhan ekonominya.
Sekilas jika kita kembali ke belakang, selama masa pemerintahan Abe, biaya untuk melindungi default utang pemerintah tercatat merosot 34 basis poin, dimana ini adalah posisi terendahnya sejak Oktober 2008 lalu. Selama masa kepemimpinan Abe juga risiko obligasi turun 46 basis poin, penurunan ini merupakan dua kali lipat dari penurunan pendahulunya, Yoshihiko Noda.
Saat ini Abe dipandang perlu mempertahankan pelemahan yen untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga di dunia ini, ditengah terhadap kebijakan apa yang selanjutnya diterapkan ke depannya apakah pelonggaran fiskal atau pelonggaran moneter dengan deregulasi. Saat ini perekonomian Jepang diprediksi dapat kembali menuju ke arah deflasi, ditambah lagi karena populasi Jepang yang menua cukup tinggi sehingga hasil akhir apakah Abenomics akan sukses atau justru berakhir stagflasi masih belum dapat dipastikan.
Dukungan untuk Abe naik dalam tiga jajak pendapat media di Jepang yang diterbitkan. Saham Jepang juga mengalami kenaikan sehigga dalam 3 hari berturut-turut ini Jepang telah meraup keuntungan. Setelah sempat menelan kekecewaan dalam perekonomiannya paska dinaikkannya pajak penjualan April lalu, maka diharapkan kabinet yang baru saja terbentuk minggu lalu ini dapat menopang pemulihan ekonomi Jepang.
Tadashi Matsukawa, salah seorang kepala investasi pendapatan tetap di PineBridge Investasi Jepang Co, mengatakan bahwa keberhasilan Abe akan tergantung pada kemampuannya dalam melakukan reformasi struktural. Dan masih terlalu dini untuk menilai kinerja kabinet baru Abe ini. Harus dipahami bahwa saat ini Jepang tengah menghadapi masalah yang cukup mendesak yaitu melejitnya jumlah penduduk tua (penduduk non produktif), sehingga reformasi struktural untuk merevitalisasi perekonomian menjadi sangat penting.
Populasi penduduk produktif di Jepang kembali menyusut memasuki tahun ke-7 berturut-turut. Salah satu kebijakan kontroversial yang diambil Abe beberapa bulan lalu untuk mengatasi hal ini adalah dengan menaikkan pajak penjualan hingga 8 persen dari 5 persen pada April lalu untuk membantu meningkatnya biaya kesejahteraan dan mengantisipasi memburuknya beban utang yang sudah dua kali ukuran ekonomi Jepang.
Namun demikian saat ini para investor dan masyarakat di Jepang sendiri masih dihadapkan dengan ketidakpastian kebijakan moneter kedepannya apakah pajak penjualan kembali akan dinaikkan lagi atau tidak di akhir tahun ini.

Sumber : Vibiznews

Apa Yang Terjadi Apabila Skotlandia Meninggalkan Inggris?

Jika Skotlandia memungut suara untuk keluar dari Inggris pada tanggal 18 September yang akan datang, efeknya yang bercabang-cabang bagi GBP akan mendalam dan akan membuat matauang ini menjadi rentan terhadap volatilitas yang meninggi karena ketidakpastian selanjutnya.
Skotlandia hanya menyumbang kira-kira 10% dari GDP Inggris, menurut studi dari parlemen Inggris menunjukkan bahwa perginya Skotlandia dari persatuan hanya akan punya pengaruh yang sedikit terhasap ekonomi Inggris dan matauang GBP.
Tetapi tidak seperti itu persoalannya sebagaimana yang telah disignalkan oleh pasar forex dimana GBP/USD telah jatuh dari level 1.7192 yang terlihat di pertengahan Juli ke bawah 1.6100 pada permulaan dari minggu ini.
Kenyataannya GBP/USD bisa jatuh ke 1.5000 dan mungkin bahkan sejauh terendah dari 2010 disekitar 1.4400-4500 disebabkan karena faktor ketidak pastian, khususnya apabila terjadi perpecahan yang sengit.
Ketidak pastiannya akan terjadi pada bagaimana kedua jurisdiksi mencoba membagi assets dan hutang dan realitas ekonomi yang baru yang akan dihadapi oleh keduanya. GBP akan terombang-ambing tergantung pada perputaran dan argument-argumen terhadap pertanyaan-pertanyaan ekonomis yang kunci.

Sumber : Vibiznews

Dolar Menyentuh Level Terkuat VS Yen Hampir Di 6 Thn Terakhir

BESTPROFIT FUTURES (10/9) - Dolar menyentuh level terkuat hampir dalam enam tahun terakhir terhadap yen karena Treasuri yield naik dan pedagang meningkatkan spekulasi Federal Reserve yang akan menaikkan suku bunga pada pertengahan tahun depan.
Euro rebound setelah jatuh sebelumnya ke level terendah terhadap dolar sejak Juli 2013, Dolar memangkas gain nya terhadap yen. Emerging market dan komoditas mata uang turun, dipimpin oleh mata uang lira Turki dan rand Afrika Selatan, setelah laporan Fed Bank of San Francisco yang mengatakan kemarin mungkin para investor meremehkan laju perekonomian AS yang mengalami peningkatan.
Mata uang AS naik sebanyak 0,4% ke level 106,47 ¥,merupakan level terkuat sejak 1 Oktober 2008 silam, sebelum diperdagangkan di level ¥ 106,15 pada 04:20 sore waktu New York, naik 0,1%. Euro naik 0,5% ke level137,42 ¥.
Euro melonjaksebanyak 0,4% ke level $ 1,2945 setelah jatuh ke level $ 1,2860, merupakan yang terendah sejak Juli 2013. Mata uang telah mendekati level $ 1,2788, 38,2 %.(yds)
Sumber: Bloomberg

Emas Berjangka Turun Ke Level Tiga Bulan Terendah

BESTPROFIT FUTURES (10/9) - Emas dan perak jatuh ke level terendah tiga bulan karena dolar menguat ke level tertinggi dalam lebih dari setahun terakhir, membatasi permintaan untuk logam mulia sebagai investasi alternatif.
Bullion menuju penurunan kuartalan pertama tahun ini karena meredanya konflik di Ukraina dan perekonomian AS mendapatkan daya tariknya kembali. Money mangers memangkas spekulasi bullish pada logam mulia selama tiga pekan terakhir secara beruntun, sementara kontrak berjangka terbuka di New York dan opsi mendekati level terendah dalam lima tahun terakhir.
Emas berjangka untuk pengiriman Desember turun 0,5% untuk menetap di leve $ 1,248.50 per ons pada pukul 1:43 di New York Comex, setelah menyentuh level $ 1,248.10, merupakan yang terendah sejak 6 Juni lalu.
Logam mulia turun sebanyak 5,6% kuartal ini. Para otoritas The Fed akan melakukan pertemuan pada 16-17 September mendatang. Riset kemarin dari Fed Bank of San Francisco menyarankan investor mungkin meremehkan seberapa cepat para otoritas bisa menaikkan tingkat suku bunga.
Perak berjangka untuk pengiriman Desember turun 0,2% ke level $ 18,92 per ons di Comex, setelah menyentuh level $ 18,89, pengiriman Oktober turun 0,8% ke level $ 1,385.80 per ons, setelah menyentuh level $ 1,383.20, merupakan level terendah sejak 11 Februari lalu.
Palladium berjangka untuk pengiriman Desember tergelincir 2,9% ke level $ 860,45 per ons, ini merupakan penurunan tertajam pada sejak 12 Juni.(yds)
Source: Bloomberg

Saham AS Ditutup Melemah Terkait Spekulasi Suku Bunga The Fed

BESTPROFIT FUTURES (10/9) - Indeks Standard & Poor 500 turun dan treasuri dengan tenor 10 tahun menuju penurunan terpanjangnya dalam tiga bulan terakhir terkait meningkatnya prospek suku bunga. Saham Apple Inc menghentikan reli terpanjangnya, sementara dolar menguat.
Indeks Standard & Poor 500 turun sebesar 0,7 persen pukul 4 sore di New York,. Saham Apple Inc. memangkas gain sebesar 4,8 persen pasca memperkenalkan iPhone keluaran terbarunya. Hasil pada Treasuri dengan tenor10-tahun naik tiga basis poin sebesar 2,50 persen. Dolar menyentuh level enam tahun terhadap yen, sementara itu Indeks Bloomberg Commodity turun sebesar 0,3 persen .
Treasuri turun pasca BlackRock Inc mengatakan pasar tenaga kerja mulai membaik dan tanda-tanda inflasi mendesak Federal Reserve untuk meningkatkan biaya pinjaman. Penelitian kemarin dari Fed Bank of San Francisco menyarankan investor mungkin akan meremehkan seberapa cepat para pembuat kebijakan bisa menaikkan suku bunga. Saham Bank memimpin penurunan di antara kelompok-kelompok saham di S&P 500 karena The Fed berencana melakukan pengetatan untuk para kreditur di AS. Data minggu ini menunjukkan klaim pengangguran menurun dan penjualan ritel meningkat. (vck)
Sumber: Bloomberg

Monday, 8 September 2014

Rilis BPS September, Impor Nonmigas Dari ASEAN Turun

Perkembangan impor nonmigas dari ASEAN mengacu kepada laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkini menunjukkan pelemahan. Perkembangan ini ditunjukkan dengan adanya penurunan pada nilai impor nonmigas dari negara tersebut dimana nilai impor nonmigas pada bulan Juli dilaporkan hanya mencapai angka sekitar 2274.1 juta Dollar AS (CIF).
Pada pada bulan sebelumnya impor nonmigas dari negara terkait dapat mencapai nilai 2743.7 juta Dollar AS . Dengan demikian kinerja impor nonmigas pada rentang waktu Juni – Juli mengalami pelemahan sebesar -469.6 juta Dollar AS, atau sekitar-17.11 %.
Laporan terkini dari Badan Pusat Statistik juga menunjukkan bahwa impor nonmigas dari awal tahun ini sampai bulan Juli secara total mencapai nilai 17504.9 juta Dollar AS. Data ini menunjukkan adanya penurunan sebesar -1034.7 juta Dollar AS atau sekitar -5.58 %, dimana pada periode yang sama tahun lalu dapat mencapai nilai 18539.6 juta Dollar AS.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan bahwa pada analisa kurs BI hari ini Dollar Amerika Serikat terpantau bergerak turun sekitar -0.64 % terhadap mata uang Rupiah pada perdagangan valuta asing dari awal Juli hingga ini. Sementara itu data terkini kurs BI (jual) Dollar Amerika Serikat dengan rate Bank Indonesia berada pada kisaran Rp. 11781/USD dan kurs BI (beli) sekitar Rp. 11663/USD.

Sumber : Vibiznews

Tiongkok Tingkatkan Investasi Luar Negerinya

Kementerian Perdagangan Tiongkok telah mengeluarkan kebijakan yang dipandang dapat mempermudah para perusahaan domestik dalam mendukung melonjaknya investasi di luar negeri. Terkait hal ini maka hanya investasi luar negeri di negara-negara yang sensitif atau dalam industri sensitif yang akan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari kementerian terkait.
Negara-negara yang tergolong sensitif dalam hal investasi asing ini adalah negara-negara yang belum menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok dan dikenakan sanksi PBB. Langkah-langkah kebijakan ini akan diberlakukan sebulan lagi yaitu pada tanggal 6 Oktober 2014 mendatang.
Sebelumnya, pada bulan April lalu, perusahaan-perusahaan di Tiongkok yang berencana akan melakukan investasi di luar negeri dengan nilai investasi dengan nilai lebih besar dari $ 1.000.000.000 hanya perlu mendapatkan persetujuan, sedangkan jika nilai investasi di bawah $ 1 miliar perlu mendaftar terlebih dahulu.
Kebijakan baru ini akan segera diterapkan oleh Tiongkok dalam rangka meningkatkan nilai investasinya di luar negeri. Jika kita perhatikan saat ini, pertumbuhan ekonomi Tiongkok cenderung melambat, ditambah lagi dengan penggelembungan di sektor properti. Oleh karena itu pihak pemerintah dan jajaran terkait harus mampu memikirkan paket kebijakan lain yang dapat mendongkrak sektor investasi dan bisnis di negara ini.

Sumber : Vibiznews

Spekulasi The Fed Angkat Dolar Ke Level 14 Bulan Tertinggi

BESTPROFIT FUTURES (9/9) - Dolar menguat ke level tertinggi 14-bulan karena spekulasi pasar keuangan yang meremehkan laju kenaikan suku bunga dan para investor mencari perlindungan sebelum pemungutan suara terkait kemerdekaan Skotlandia bulan ini.
Pound merosot tajam 14 bulan terhadap dolar terkait jajak pendapat mengenai kemerdekaan Skotlandia. Euro turun selama delapan pekan terakhir memeperpanjang penurunan dalam  15-tahun terakhir, dan rand Afrika Selatan jatuh ke level terendah satu bulan. Yen menyentuh level terlemah sejak 2008 silam karena data menambahkan tanda-tanda goyahnya ekonomi Jepang.
Mata uang AS menguat 0,4% ke level $ 1,2897 per euro pada pukul 4:31 sore waktu New York. Ini menyentuh level $ 1,2882, level terkuat sejak 10 Juli 2013. Yen turun sebanyak 1% berada pada level 106,09 per dolar, yang terlemah sejak Oktober 2008, sebelum diperdagangkan pada level 106,03. Yen melemah 0,5% ke level 136,73 per euro.
Indeks Spot Dollar Bloomberg naik sebanyak 0,7% ke level 1,045.79, merupakan level tertinggi sejak Juli 2013, sebelum diperdagangkan pada level 1,045.43. (yds)
Sumber: Bloomberg

Emas Diperdagangankan Lebih Rendah Terkait Meredanya Konflik Global

BESTPROFIT FUTURES (9/9) - Harga emas ditutup lebih rendah pada senin ini terkait meredanya konflik global.
Emas untuk pengiriman Desember ditutup pada level $ 1,254.30 per ounce, turun 1% dari level $ 1,267.30 pada hari Jumat. Perak Desember turun 20 sen, atau 1%, untuk menetap di level $ 18,96 per ounce.
Emas telah mengakhiri sesi hari Jumat dengan catatan positif, meskipun gagal untuk bertahan pada gain nya yang dipicu dari data pekerjaan pada hari sebelumnya.
Barclays juga mengkaji data hari Senin. Suki Cooper dan para analis lain mengatakan bahwa logam mulia "terus terlihat rentan" level yang mengejutkan mengingat pekan lalu Bank Sentral Eropa memangkas suku bunga dan juga mengumumkan program pembelian aset. Meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga AS dan penguatan dolar juga akan membebani emas, Cooper mengatakan dalam sebuah catatannya.
Di tempat lain dalam perdagangan logam paladium Desember turun US $ 5,30 berada pada level  $ 886,15 per ons, sementara platinum Oktober turun $ 13,50 ke level $ 1,397.5 per ons. Tembaga dengan kualitas tinggi untuk pengiriman Desember  flat di level $ 3,17 per pon.(yds)

Sumber: Marketwatch

Perusahaan Energi Melemah, Bursa Saham AS Ditutup Turun

BESTPROFIT FUTURES (9/9) - Indeks Standard & Poor 500 turun, pasca reli lima pekan terakhir mengirim Indeks Standard & Poor 500 ke rekornya, karena perusahaan energi mencatat penurunan diikuti dengan harga minyak dibayangi reli saham Yahoo! Inc
Saham Exxon Mobil Corp dan Chevron Corp turun lebih dari 1 persen pada laju penurunan di Dow Jones Industrial Average karena harga minyak turun. Saham Yahoo naik sebesar 5,6 persen pasca Alibaba Group Holding Ltd pihaknya mengatakan akan menaikkan senilai $ 21.1 miliar dalam penawaran umum perdana.
Indeks S&P 500 turun sebesar 0,3 persen ke level 2,001.47 pukul 16:00 sore di New York. Indeks Dow kehilangan 27,55 poin, atau 0,2 persen, ke level 17,109.81. Indeks Nasdaq 100 naik sebesar 0,1 persen, yang dipimpin oleh Yahoo.
Indeks S&P 500 naik sebesar 0,2 persen pada pekan lalu, melengkapi kenaikan mingguan terpanjang secara beruntun di tahun ini, karena investor berspekulasi pertumbuhan pekerjaan melemah yang akan menjaga Federal Reserve menaikkan tingkat suku bunga. Spekulasi The Fed terus mendapat dorongan, karena data pada 5 September kemarin menunjukkan perekonomian menambahkan pekerjaan lebih sedikit dari yang diperkirakan pada bulan Agustus dan tingkat pengangguran turun menjadi 6,1 persen. (vck)
Sumber: Bloomberg