BESTPROFIT FUTURES (15/9) - Gencatan
senjata di Suriah yang dimediasi Amerika Serikat dan Rusia secara umum
tampaknya berhasil dipertahankan di negara yang dikoyak perang itu.
Namun, distribusi bantuan yang menjadi bagian penting kesepakatan itu,
masih belum bisa dilangsungkan karena pemerintah Suriah mendesak agar
setiap bantuan kemanusiaan ke kota Aleppo harus dikoordinasikan dengan
Damaskus.
Lembaga-lembaga
bantuan mengatakan mereka menunggu jaminan keamanan tidak hanya dari
rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad tapi juga dari pihak-pihak yang
berperang di Suriah.
Staffan
de Mistura, utusan khusus PBB untuk Suriah, mengatakan kepada wartawan
di Jenewa, kekerasan menurun secara signifikan di Suriah dan situasi di
lapangan membaik dengan tidak adanya serangan udara.
Namun
ia menambahkan bahwa bantuan belum bisa dikirimkan karena pemerintah
Suriah belum menyerahkan surat otorisasi ke PBB. Staffan de Mistura
berharap, armada bantuan yang menungu di perbatasn Turki-Suriah dapat
memulai pengiriman Rabu (14/9) ini ke 250.000, warga sipil di
kawasan-kawasan yang dikuasai pemberontak di Aleppo timur.
Sejumlah
aktivis, yang meragukan bahwa gencatan senjata bisa bertahan,
mengatakan kepada VOA, gencatan yang dimediasi Washington dan Moskow
sebelumnya tahun ini hanya bertahan beberapa pekan karena dirusak oleh
pemblokiran bantuan kemanusiaan.
"Kami
perlu memasuki wilayah di mana situasinya tidak membahayakan, kata
Jens Laerke, juru bicara kantor urusan kemanusiaan PBB (OCHA). Lebih
dari setengah juta warga Suriah diperkirakan PBB hidup di
kawasan-kawasan yang terkepung itu.
Sumber : VOA