Sunday, 9 March 2025

Bestprofit | Emas Turun ke Bawah $2.910 akibat Imbal Hasil AS

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-12.jpeg

Bestprofit (10/3) – Pada hari Jumat, harga emas mengalami penurunan seiring dengan perbaikan yang terjadi pada nilai tukar Greenback (dolar AS) dan pemulihan imbal hasil obligasi Treasury AS. Data terbaru menunjukkan pergerakan yang signifikan di pasar emas setelah rilis laporan Nonfarm Payrolls (NFP) yang dikeluarkan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS). Pada saat penulisan, harga XAU/USD diperdagangkan pada level $2.907, turun sekitar 0,11% dari posisi sebelumnya.

Laporan Pasar Kerja AS dan Dampaknya Terhadap Ekonomi

Laporan Nonfarm Payrolls (NFP) untuk bulan Februari mengungkapkan bahwa ekonomi AS menambah lebih banyak orang dalam angkatan kerja dibandingkan bulan Januari, meskipun tidak mencapai target yang diharapkan. Data ini menunjukkan adanya peningkatan dalam perekrutan tenaga kerja, yang meskipun tidak sesuai dengan ekspektasi pasar, tetap menjadi pertanda positif bagi perekonomian.

Salah satu poin penting dari laporan NFP ini adalah bahwa tingkat pengangguran tetap berada pada level yang relatif stabil. Gubernur Federal Reserve (Fed), Adriana Kugler, menyoroti bahwa perekrutan tetap berada di atas level impas, yang berarti ekonomi terus menciptakan lapangan pekerjaan meskipun ada ketidakpastian global yang mempengaruhi beberapa sektor.

Kugler juga mengungkapkan pandangannya tentang ketidakpastian ekonomi yang masih menyelimuti banyak sektor, yang menurutnya menjadi tantangan bagi kebijakan ekonomi di masa depan. Namun, dia menambahkan bahwa meskipun ada tantangan ini, upah tidak dianggap sebagai sumber tekanan inflasi yang besar. Hal ini memberi sinyal bahwa meskipun ada kenaikan upah, Fed tidak melihatnya sebagai faktor utama yang mempengaruhi laju inflasi saat ini.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Kebijakan Moneter Federal Reserve: Stabilitas Menjadi Prioritas

Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, baru-baru ini menegaskan bahwa bank sentral AS tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Powell mengingatkan bahwa untuk mencapai target inflasi 2% di AS, akan membutuhkan waktu yang cukup panjang dan usaha yang berkelanjutan. Menurut Powell, meskipun beberapa pembacaan data ekonomi menunjukkan perbaikan, tidak ada kebutuhan mendesak bagi Fed untuk bereaksi berlebihan terhadap satu atau dua laporan data yang datang.

Dalam pernyataan terbarunya, Powell menyebutkan bahwa Fed berada dalam posisi yang baik terkait kebijakan moneter, dengan penekanan pada perlunya kebijakan yang stabil dalam mengatur inflasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Meskipun demikian, dia juga mengungkapkan bahwa masih harus dilihat bagaimana tarif atau kebijakan perdagangan internasional dapat mempengaruhi inflasi di masa depan.

Geopolitik dan Ketidakpastian Global: Pengaruh Terhadap Emas

Meskipun ada ketidakpastian di pasar tenaga kerja dan kebijakan moneter, harga emas tidak menunjukkan kenaikan yang signifikan. Salah satu faktor yang membatasi potensi kenaikan harga emas adalah meredanya ketegangan geopolitik yang sempat mempengaruhi pasar dalam beberapa bulan terakhir.

Di Eropa, ada beberapa kemajuan dalam upaya perdamaian terkait konflik antara Ukraina dan Rusia, yang berdampak pada ketegangan geopolitik secara keseluruhan. Sementara itu, di Timur Tengah, upaya AS untuk menekan Hamas agar membebaskan sandera juga menjadi faktor yang mempengaruhi pergerakan pasar emas.

Meskipun ketegangan geopolitik mereda, potensi pergerakan harga emas tetap terbatas karena faktor lainnya yang turut berperan dalam pergerakan pasar global.

Peran Bank Rakyat Tiongkok dan Negara-Negara Lain Dalam Pasar Emas

Bank Rakyat Tiongkok (PBoC) tetap menjadi pembeli besar emas global. Menurut laporan dari World Gold Council (WGC), PBoC meningkatkan cadangannya sebesar 10 ton emas dalam dua bulan pertama tahun 2025. Meskipun demikian, pembeli terbesar emas pada awal tahun 2025 adalah Bank Nasional Polandia (NBP), yang meningkatkan cadangan emasnya sebesar 29 ton. Pembelian ini adalah yang terbesar sejak Juni 2019, ketika NBP membeli 95 ton emas dalam satu transaksi.

Pembelian emas oleh negara-negara besar ini menunjukkan bahwa meskipun harga emas berada dalam tekanan, permintaan untuk logam mulia tetap kuat. Negara-negara seperti Tiongkok dan Polandia terus memperluas cadangan emas mereka sebagai bagian dari strategi diversifikasi dan perlindungan terhadap ketidakpastian ekonomi global.

Imbal Hasil Obligasi AS dan Pengaruhnya Terhadap Harga Emas

Salah satu faktor yang turut menekan harga emas adalah pergerakan imbal hasil obligasi AS. Imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun mengalami kenaikan tiga basis poin, mencapai level 4,318%. Selain itu, imbal hasil riil AS, yang diukur dengan imbal hasil Sekuritas Terlindungi Inflasi (TIPS) Treasury AS 10 tahun, juga meningkat sedikit, naik tiga setengah basis poin menjadi 1,981%.

Kenaikan imbal hasil riil ini memiliki korelasi terbalik dengan harga emas. Ketika imbal hasil obligasi AS meningkat, daya tarik emas sebagai aset bebas risiko menurun, karena investor cenderung mencari instrumen yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi, seperti obligasi. Hal ini menyebabkan harga emas tertekan meskipun ada permintaan yang kuat dari bank sentral dan investor lainnya.

Prospek Ekonomi AS dan Peluang Emas ke Depan

Meskipun data pasar tenaga kerja AS menunjukkan adanya penguatan, proyeksi ekonomi AS tetap menunjukkan adanya ketidakpastian. Model GDPNow dari Atlanta Fed memprediksi bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada kuartal pertama tahun 2025 akan mengalami kontraksi sebesar -2,4%, meskipun ada sedikit perbaikan dari proyeksi sebelumnya yang menyebutkan kontraksi sebesar -2,8%.

Proyeksi ini menggambarkan tantangan besar yang dihadapi oleh ekonomi AS. Meskipun pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda pemulihan, ada kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan masih mengalami tekanan. Oleh karena itu, meskipun ada faktor-faktor yang mendukung harga emas, seperti ketegangan geopolitik dan pembelian oleh bank sentral, faktor-faktor ekonomi domestik, terutama terkait dengan imbal hasil dan kebijakan moneter, akan terus mempengaruhi pergerakan harga emas ke depan.

Kesimpulan: Harga Emas Tertekan oleh Data Ekonomi dan Imbal Hasil

Harga emas turun pada hari Jumat karena penguatan dolar AS dan meningkatnya imbal hasil obligasi Treasury AS, yang membatasi potensi kenaikan harga logam mulia ini. Laporan pasar kerja AS, yang menunjukkan peningkatan perekrutan, memberikan dampak positif terhadap pasar tenaga kerja, tetapi gagal mencapai ekspektasi. Meskipun bank sentral seperti PBoC dan NBP terus menambah cadangan emas mereka, ketegangan geopolitik yang mereda dan kenaikan imbal hasil riil AS menjadi faktor utama yang menekan harga emas.

Dengan ketidakpastian ekonomi yang terus berlanjut, pergerakan harga emas ke depan akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan moneter Federal Reserve, imbal hasil obligasi, dan faktor-faktor global lainnya. Meskipun ada potensi kenaikan harga emas dalam jangka panjang, investor tetap harus memantau perkembangan pasar yang dapat mempengaruhi harga logam mulia ini.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!