Wednesday, 9 July 2025

Bestprofit | Dolar Melemah Usai Isyarat Pemangkasan The Fed

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Dolar-2.jpg

Bestprofit (10/7) – Pada hari Rabu (09/7), dolar AS (USD) menunjukkan ketahanan yang signifikan meskipun sedikit kehilangan momentum setelah awal yang menguntungkan. Penguatan yang tercatat pada awal perdagangan tersebut dipengaruhi oleh ketegangan tarif yang terus berlangsung serta sentimen pasar yang sangat berhati-hati. Salah satu faktor utama yang mendukung kekuatan dolar AS adalah sikap pasar yang cemas terkait dengan kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump, serta ketidakpastian yang terus meningkat di bidang perdagangan dan geopolitik. Investor yang mencari tempat aman (safe haven) mengalirkan dana mereka ke dalam USD, meskipun pasar juga mencermati perkembangan terbaru di pasar global.

Kondisi Pasar dan Indeks Dolar AS (DXY)

Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan USD terhadap enam mata uang utama dunia, naik sekitar 1,5% dari level terendahnya pada 1 Juli, yaitu 96,38—level terendah dalam lebih dari tiga tahun terakhir. Setelah mencatatkan kenaikan yang signifikan, DXY menyentuh level tertinggi intraday di 97,75, namun sedikit melemah ke angka 97,52 saat pasar merespons hasil Risalah Rapat Federal Open Market Committee (FOMC) terbaru. Meskipun terjadi sedikit penurunan setelah puncaknya, USD tetap bertahan dengan posisi yang cukup kuat dibandingkan dengan banyak mata uang lainnya.

Risalah Rapat FOMC: Pemotongan Suku Bunga dan Ketidakpastian Ekonomi

Risalah rapat FOMC untuk bulan Juni menjadi salah satu sorotan utama bagi para pelaku pasar, karena mengungkapkan pandangan sebagian besar pejabat Federal Reserve mengenai kebijakan moneter di masa depan. Sejumlah pejabat memperkirakan bahwa pemotongan suku bunga mungkin akan terjadi pada akhir tahun ini, terutama dipengaruhi oleh meredanya tekanan inflasi dan kemungkinan pelambatan ekonomi serta pasar tenaga kerja. Hal ini berpotensi memberikan dampak pada daya tarik dolar AS dalam jangka panjang, meskipun beberapa anggota FOMC lainnya menunjukkan keraguan terhadap pemotongan suku bunga pada tahun 2025.

Para pejabat Federal Reserve pada umumnya melihat inflasi yang berkaitan dengan tarif—khususnya tarif yang dikenakan oleh Presiden Trump—cenderung bersifat sementara atau terbatas. Oleh karena itu, meskipun ada ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan global dan perkembangan geopolitik, ekspektasi inflasi di AS masih berada dalam kendali yang cukup baik. Dalam risalah tersebut juga dicatat bahwa meskipun beberapa risiko perdagangan dan geopolitik masih ada, ada pula tanda-tanda meredanya ketegangan dibandingkan dengan beberapa bulan sebelumnya. Namun, faktor ketidakpastian ini tetap menjadi perhatian bagi pasar dan dapat mempengaruhi sentimen investasi.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Kampanye Tarif Presiden Donald Trump: Ancaman dan Dampaknya

Salah satu faktor yang terus mendominasi dinamika pasar adalah kebijakan tarif yang dipelopori oleh Presiden Donald Trump. Pada hari yang sama, Trump meluncurkan ancaman tarif baru yang ditujukan kepada enam negara tambahan: Aljazair, Irak, Libya, Brunei, Moldova, dan Filipina. Bea masuk baru ini berkisar antara 20% hingga 30% dan dijadwalkan mulai berlaku pada 1 Agustus. Keputusan ini muncul hanya dua hari setelah Trump mengeluarkan pemberitahuan serupa kepada 14 negara lainnya. Langkah ini semakin menegaskan kebijakan “tarif timbal balik” yang menjadi ciri khas pemerintahan Trump.

Menurut Trump, tujuan dari penerapan tarif ini adalah untuk memperbaiki praktik perdagangan yang dianggap tidak adil, dan langkah-langkah tersebut telah memicu kekhawatiran di kalangan investor global. Pasar internasional sangat memperhatikan bagaimana negara-negara sasaran akan merespons kebijakan tersebut, serta kemungkinan tercapainya kesepakatan perdagangan sebelum tenggat waktu yang telah ditentukan.

Strategi Trump dalam Menghadapi Ketegangan Perdagangan Global

Penerapan tarif baru ini menunjukkan bahwa Presiden Trump tetap pada jalur kebijakan proteksionis yang telah dia perkenalkan sejak awal masa kepresidenannya. Salah satu alasan di balik kebijakan ini adalah upaya untuk melindungi industri domestik AS dari persaingan luar negeri, terutama dalam sektor-sektor yang dianggap strategis seperti tembaga dan farmasi. Dalam rapat Kabinet di Gedung Putih pada hari Selasa, Trump juga mengumumkan kebijakan tarif baru untuk impor tembaga sebesar 50%, yang menurutnya penting untuk industri AS. Tidak hanya itu, Trump juga menyampaikan bahwa impor farmasi akan dikenakan tarif yang sangat tinggi, mencapai 200%, yang akan diberlakukan setidaknya satu tahun setelah pengumuman.

Keputusan-keputusan ini semakin memperlihatkan tekad Trump untuk mengubah dinamika perdagangan global demi kepentingan ekonomi domestik AS. Namun, dampaknya terhadap perekonomian global masih menjadi perdebatan. Sementara itu, para pelaku pasar terus memantau dengan cermat setiap langkah yang diambil oleh negara-negara sasaran tarif, serta dampak dari kebijakan tersebut terhadap sentimen investasi dan aliran modal global.

Sentimen Pasar dan Pengaruh Terhadap Dolar AS

Meskipun ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan dolar AS, seperti kebijakan suku bunga Federal Reserve dan ketegangan tarif, salah satu faktor utama yang masih mendukung USD adalah aliran dana yang menuju aset-aset safe haven. Ketidakpastian perdagangan dan geopolitik, yang diperburuk dengan ancaman tarif dan kebijakan proteksionis, telah mendorong investor untuk mengalihkan sebagian besar portofolio mereka ke mata uang yang lebih aman, terutama dolar AS.

Pada saat yang sama, ketidakpastian dalam perkembangan kebijakan perdagangan internasional dan dampaknya terhadap perekonomian global turut menambah volatilitas pasar. Investor menjadi lebih selektif dalam membuat keputusan investasi, mengingat potensi dampak jangka panjang dari kebijakan tarif yang terus berkembang. Oleh karena itu, pasar cenderung berhati-hati dan menunggu perkembangan lebih lanjut mengenai kebijakan perdagangan AS serta respons negara-negara lainnya terhadap langkah-langkah proteksionis yang diambil oleh Trump.

Kesimpulan: Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi Global

Dolar AS berhasil mempertahankan posisinya yang kuat meskipun sedikit melemah setelah mencapai level tertinggi intraday, seiring dengan ketegangan tarif yang terus memengaruhi pasar global. Meskipun sebagian besar pejabat Federal Reserve mengharapkan pemotongan suku bunga, faktor ketidakpastian yang timbul dari kebijakan perdagangan dan perkembangan geopolitik tetap memberikan dampak signifikan terhadap pergerakan mata uang. Kampanye tarif yang digencarkan oleh Presiden Trump semakin memperumit situasi, dengan pasar global yang terus memantau respons negara-negara sasaran.

Dengan situasi ekonomi global yang penuh ketidakpastian, investor cenderung mengalihkan dana mereka ke aset-aset yang lebih aman, seperti dolar AS. Namun, pergerakan pasar ke depan masih akan sangat bergantung pada bagaimana kebijakan perdagangan AS dan respons internasional berkembang, serta bagaimana hal tersebut memengaruhi sentimen pasar dan prospek ekonomi global.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures