
Bestprofit (6/11) – Harga emas dunia menguat tajam pada perdagangan Rabu (5/11), mencatat kenaikan lebih dari 1% di tengah meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven. Kenaikan ini terjadi meski data ketenagakerjaan swasta Amerika Serikat (AS) menunjukkan hasil yang lebih kuat dari perkiraan, yang biasanya menekan harga logam mulia karena mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga.
Kinerja Harga Emas di Pasar Global
Pada perdagangan sore waktu setempat (1930 GMT), emas spot naik 1,3% ke level $3.983,89 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember menguat 0,8% dan ditutup di $3.992,90 per ons.
Kenaikan harga ini menunjukkan bahwa investor kembali beralih ke emas setelah penurunan tajam yang sempat terjadi sehari sebelumnya, di mana logam mulia ikut terkoreksi bersama pasar saham dan aset berisiko lainnya.
Tai Wong, seorang pedagang logam independen yang berbasis di New York, mengatakan bahwa penguatan emas kali ini menandakan adanya ketenangan di kalangan investor bullish.
“Emas dan perak menguat tipis meski laporan payroll swasta ADP lebih kuat dari perkiraan, yang saat ini menjadi indikator ketenagakerjaan terluas terbaik mengingat adanya penutupan (pemerintah). Ini memberi ketenangan bagi kubu bull yang kemarin terkejut karena logam ikut turun bersama aset berisiko,” ujar Wong.
https://best-profit-futures-malang.com/bestprofit-emas-menguat-di-tengah-pemulihan/
Data Payroll Swasta AS Menguat, tapi Investor Tetap Waspada
Kenaikan harga emas terjadi setelah laporan ketenagakerjaan swasta ADP menunjukkan peningkatan 42.000 pekerjaan baru pada Oktober, melampaui ekspektasi pasar sebesar 28.000 pekerjaan berdasarkan survei Reuters.
Secara historis, data ketenagakerjaan yang kuat dapat menjadi sinyal bagi Federal Reserve (The Fed) untuk menahan diri dalam memangkas suku bunga. Suku bunga tinggi biasanya membuat aset tanpa imbal hasil seperti emas menjadi kurang menarik. Namun, kali ini pasar tampak lebih fokus pada risiko ekonomi dan gejolak pasar saham ketimbang pada data makroekonomi semata.
“Pasar kerja yang masih kuat memang dapat menahan langkah pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Namun kekhawatiran terhadap valuasi saham dan ketidakpastian global membuat investor mencari perlindungan,” tulis laporan pasar harian Kitco Metals.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Pasar Saham Melemah dari Rekor Tertinggi
Pada hari yang sama, indeks saham utama AS menunjukkan pelemahan setelah sebelumnya mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Investor mulai mempertanyakan apakah reli yang didorong oleh euforia kecerdasan buatan (AI) dan stimulus moneter sudah terlalu jauh.
Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, menjelaskan bahwa permintaan terhadap emas meningkat seiring munculnya kekhawatiran terhadap potensi gelembung pasar saham.
“Sebagian permintaan safe haven muncul di pertengahan pekan karena pasar saham global masih goyah di tengah pandangan bahwa saham AS dinilai terlalu tinggi dan ada gelembung saham AI,” ujar Wyckoff.
Kondisi ini memperkuat persepsi bahwa sebagian pelaku pasar mulai mengambil langkah lindung nilai terhadap potensi koreksi di pasar ekuitas, terutama setelah valuasi beberapa saham teknologi dinilai tidak lagi mencerminkan fundamentalnya.
Kebijakan The Fed dan Prospek Suku Bunga ke Depan
Salah satu faktor yang juga mendukung penguatan harga emas adalah kebijakan moneter terbaru dari The Fed. Bank sentral AS tersebut memangkas suku bunga acuan pekan lalu, dengan Ketua Jerome Powell memberi sinyal bahwa pemangkasan itu mungkin menjadi yang terakhir untuk tahun ini.
Langkah The Fed tersebut disambut positif oleh pasar keuangan global, namun tidak semua pelaku pasar yakin bahwa siklus pelonggaran akan berlanjut. Saat ini, peluang pemangkasan suku bunga tambahan pada Desember diperkirakan turun menjadi 63%, dari sebelumnya lebih dari 90% seminggu sebelumnya, menurut data CME FedWatch Tool.
Bagi emas, prospek suku bunga tetap menjadi faktor penentu utama. Dalam lingkungan suku bunga rendah, biaya peluang memegang emas—yang tidak memberikan imbal hasil—menjadi lebih kecil, sehingga mendorong permintaan. Sebaliknya, jika suku bunga bertahan tinggi, investor cenderung beralih ke aset berimbal hasil seperti obligasi pemerintah.
Emas Sebagai Aset Safe Haven di Tengah Ketidakpastian
Meningkatnya ketidakpastian global menjadi faktor kunci di balik lonjakan permintaan emas. Investor kini berhadapan dengan kombinasi faktor risiko: volatilitas pasar saham, ketegangan perdagangan, serta ketidakpastian politik di AS menjelang tahun pemilu.
Selain itu, sidang Mahkamah Agung AS pada Rabu sore turut menjadi sorotan pasar. Sidang tersebut membahas legalitas tarif impor era Presiden Donald Trump, setelah pengadilan yang lebih rendah memutuskan bahwa pemerintah saat itu telah melampaui kewenangannya ketika memberlakukan bea berdasarkan undang-undang darurat.
Keputusan dalam kasus ini berpotensi berdampak besar terhadap kebijakan perdagangan AS ke depan. Jika tarif tersebut dinyatakan ilegal, pasar mungkin menafsirkan adanya penurunan risiko inflasi jangka menengah. Namun, ketidakpastian politik dan hukum di sekitar kebijakan perdagangan masih menambah sentimen kehati-hatian di kalangan investor.
Kinerja Logam Mulia Lain: Perak, Platinum, dan Paladium
Tidak hanya emas, logam mulia lainnya juga mengalami penguatan pada perdagangan Rabu. Harga perak spot melonjak 2,2% ke $48,13 per ons, sementara platinum naik 1,7% ke $1.561,65, dan paladium menguat 2,4% ke $1.424,22 per ons.
Pergerakan ini menunjukkan bahwa sentimen positif terhadap logam mulia secara umum meningkat, seiring meningkatnya minat investor terhadap aset yang dianggap lebih stabil dibanding saham.
Perak, misalnya, tidak hanya diperdagangkan sebagai aset investasi tetapi juga memiliki permintaan industri yang kuat, terutama dari sektor energi terbarukan dan elektronik. Dengan meningkatnya harapan terhadap pemulihan manufaktur global, perak berpotensi mempertahankan momentumnya.
Analisis dan Prospek Ke Depan
Dalam jangka pendek, arah harga emas akan sangat bergantung pada data ekonomi AS berikutnya, terutama laporan non-farm payrolls (NFP) dan inflasi. Jika data menunjukkan perlambatan ekonomi, ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga tambahan dapat meningkat, yang pada akhirnya memberikan dorongan baru bagi emas.
Namun, jika ekonomi AS tetap kuat dan inflasi bertahan di atas target, maka peluang The Fed untuk mempertahankan suku bunga tinggi akan meningkat—yang dapat menekan harga emas kembali ke bawah level psikologis $3.900 per ons.
Beberapa analis memperkirakan bahwa volatilitas emas akan tetap tinggi hingga akhir tahun. Ketidakpastian politik di AS, arah kebijakan moneter global, serta pergerakan dolar AS akan terus menjadi faktor dominan.
Kesimpulan
Kenaikan harga emas lebih dari 1% pada Rabu (5/11) mencerminkan pergeseran sentimen investor menuju aset aman di tengah ketidakpastian pasar keuangan global. Meskipun data ketenagakerjaan swasta AS menunjukkan kekuatan ekonomi, faktor eksternal seperti ketegangan geopolitik, kekhawatiran atas gelembung saham AI, dan prospek suku bunga masih menjadi pendorong utama permintaan logam mulia.
Dengan suku bunga yang kemungkinan tetap tinggi dalam jangka pendek dan pasar saham yang menunjukkan tanda-tanda kelelahan, emas diperkirakan akan tetap menjadi aset favorit bagi investor yang mencari perlindungan nilai. Jika ketidakpastian global berlanjut, tidak tertutup kemungkinan harga emas akan kembali menguji level psikologis $4.000 per ons dalam waktu dekat.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!