Tuesday, 25 November 2025

Bestprofit | Emas Stabil di Tengah Harapan Rate Cut dan Damai

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2025/11/compressed_Emas-5000-di-Tahun-2026-Real-of-Fake-4.jpg

Bestprofit (26/11) – Harga emas bergerak stabil pada perdagangan Selasa hingga Rabu pagi, dengan bullion diperdagangkan di kisaran US$4.135 per troy ons. Pergerakan harga yang relatif tenang ini menunjukkan pasar tengah menimbang dua faktor penentu utama: prospek penurunan suku bunga Amerika Serikat serta perkembangan positif dalam pembicaraan damai di Ukraina. Kedua sentimen ini saling tarik menarik, menciptakan dinamika menarik pada aset safe haven seperti emas.


Kunjungi juga : bestprofit futures

1. Kondisi Pasar: Emas Bergerak Stabil di Level US$4.135

Pada perdagangan sekitar pukul 07.41 waktu Singapura, harga emas tercatat naik tipis 0,1% menjadi US$4.135,08 per ons. Meskipun kenaikan ini tidak signifikan, stabilitas harga menunjukkan bahwa pelaku pasar sedang berada dalam mode “menunggu dan melihat”, terutama terkait kebijakan suku bunga Federal Reserve dan perkembangan geopolitik global.

Sementara itu, Indeks Dolar Bloomberg menutup sesi sebelumnya dengan penurunan sebesar 0,3%, memberikan sedikit ruang penguatan bagi emas. Mata uang dolar yang melemah biasanya membuat harga emas lebih murah bagi pemegang mata uang lain, sehingga meningkatkan daya tarik logam mulia ini.

Komoditas lain seperti perak dan paladium berada dalam kondisi stagnan, sementara platinum mencatat penguatan tipis. Pergerakan komoditas yang cenderung datar mencerminkan kewaspadaan investor menjelang keputusan kebijakan yang penting.

2. Data Ekonomi AS yang Lemah Picu Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga

Salah satu pendorong utama stabilnya harga emas adalah rilis data ekonomi Amerika Serikat yang menunjukkan pelemahan. Penjualan ritel AS pada bulan September hanya meningkat tipis, jauh dari ekspektasi sebelumnya. Selain itu, indeks kepercayaan konsumen mencatat penurunan terdalam sejak April, memperkuat kekhawatiran bahwa ekonomi AS mulai kehabisan tenaga.

Data yang kurang menggembirakan ini mendukung spekulasi bahwa Federal Reserve berpotensi melakukan pemangkasan suku bunga pada pertemuan kebijakan berikutnya. Pasar kini memperkirakan peluang pemotongan semakin besar, terutama jika indikator ekonomi berikutnya juga menunjukkan perlambatan.

Bagi emas, prospek suku bunga lebih rendah merupakan kabar positif. Emas adalah aset tanpa imbal hasil bunga, sehingga dalam kondisi suku bunga tinggi biasanya kalah bersaing dengan instrumen yang menawarkan yield. Sebaliknya, ketika suku bunga turun, biaya peluang memegang emas menurun, sehingga permintaannya meningkat.

3. Kandidat Ketua The Fed Baru dan Implikasinya bagi Emas

Selain data ekonomi, sentimen pasar juga dipengaruhi oleh kabar mengenai arah kepemimpinan baru di Federal Reserve. Kevin Hassett, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, disebut-sebut sebagai kandidat terkuat untuk menggantikan posisi Ketua The Fed berikutnya.

Hassett dikenal memiliki pandangan yang sejalan dengan keinginan Presiden Donald Trump, yaitu mendukung kebijakan suku bunga yang lebih rendah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Jika benar dia diangkat sebagai Ketua The Fed, kemungkinan besar kebijakan moneter akan lebih longgar dalam beberapa waktu ke depan.

Ekspektasi ini tentu saja semakin memperkuat posisi emas. Pasar melihat peluang bahwa lingkungan bunga rendah akan bertahan lebih lama, sehingga logam mulia dapat mempertahankan daya tariknya sebagai aset lindung nilai.

4. Harapan Perdamaian Ukraina Menekan Minat terhadap Aset Safe Haven

Di sisi lain, ada faktor yang justru menahan potensi kenaikan harga emas secara lebih agresif. Media internasional melaporkan bahwa pejabat Ukraina telah menyetujui rencana untuk mengakhiri perang dengan Rusia. Kesepakatan ini, jika benar-benar terwujud, berpotensi mengurangi keresahan geopolitik yang selama ini menjadi pendorong kuat minat terhadap aset safe haven, termasuk emas.

Perang Ukraina telah menciptakan ketidakpastian global dalam dua tahun terakhir, mendorong investor berbondong-bondong mencari perlindungan dalam bentuk emas. Namun, jika jalur menuju perdamaian semakin jelas, permintaan terhadap aset pelindung risiko ini kemungkinan akan menurun.

Walaupun belum ada konfirmasi akhir mengenai kesepakatan damai tersebut, sentimen positif ini cukup untuk menahan laju kenaikan emas. Pelaku pasar masih menunggu perkembangan selanjutnya sebelum membuat keputusan investasi yang lebih besar.

5. Tarik-Menarik Sentimen dan Dampaknya bagi Arah Harga Emas

Dua kekuatan utama kini memengaruhi pergerakan harga emas:

• Sentimen positif bagi emas: ekspektasi pemangkasan suku bunga AS

Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas akibat biaya peluang yang lebih rendah.

• Sentimen negatif bagi emas: potensi perdamaian Ukraina-Rusia

Menurunnya ketidakpastian geopolitik dapat mengurangi permintaan aset safe haven.

Kombinasi kedua faktor ini membuat harga emas cenderung bergerak stabil dalam beberapa sesi terakhir. Investor tampaknya menunggu kepastian yang lebih jelas dari Federal Reserve maupun perkembangan terbaru dari Kiev dan Moskow.

6. Prospek Jangka Pendek Harga Emas

Dalam jangka pendek, harga emas kemungkinan akan bergerak dalam kisaran sempit, mengikuti aliran berita terkait:

  1. Rilis data ekonomi AS berikutnya, seperti inflasi dan klaim tunjangan pengangguran, yang akan memengaruhi ekspektasi kebijakan moneter.

  2. Komentar pejabat Federal Reserve, terutama menjelang pertemuan FOMC.

  3. Konfirmasi resmi mengenai kesepakatan damai Ukraina–Rusia atau sebaliknya, potensi hambatan dalam proses perundingan.

Jika The Fed memberikan sinyal kuat akan memangkas suku bunga, emas berpotensi melanjutkan penguatannya. Namun jika perkembangan damai Ukraina semakin konkret, tekanan pada emas mungkin meningkat.

Kesimpulan

Perdagangan emas pada Selasa–Rabu pagi menunjukkan stabilitas dengan harga berada di sekitar US$4.135 per troy ons. Pasar tengah bergulat dengan dua sentimen besar: prospek pemangkasan suku bunga Amerika Serikat yang mendukung emas, serta potensi tercapainya kesepakatan damai Ukraina–Rusia yang berpotensi menekan permintaan safe haven.

Dengan data ekonomi AS yang lemah dan peluang perubahan arah kebijakan The Fed, lingkungan moneter ke depan tampaknya akan lebih akomodatif—situasi yang secara historis menguntungkan bagi emas. Namun, perkembangan geopolitik dapat menjadi penyeimbang yang signifikan.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Monday, 24 November 2025

Bestprofit | Emas Menguat, The Fed Pangkas Suku Bunga

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2025/11/compressed_Shutdown-Reda-ADP-Mendingin-Emas-Jadi-Pemenang-3.jpg

Bestprofit (25/11) – Harga emas baru-baru ini menguat sekitar 1,7% dan bergerak ke kisaran harga US$4.134 per troy ons. Kenaikan harga emas ini dipicu oleh ekspektasi pasar yang semakin kuat bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada pertemuan bulan Desember 2023. Meningkatnya keyakinan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk pernyataan dovish dari pejabat The Fed dan ketidakpastian ekonomi global yang menciptakan permintaan lebih untuk aset-aset aman seperti emas.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Ketegasan The Fed dalam Menurunkan Suku Bunga

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pergerakan harga emas adalah kebijakan suku bunga The Fed. Pada akhir tahun ini, para pelaku pasar memperkirakan ada peluang besar bahwa The Fed akan melanjutkan kebijakan pemangkasan suku bunga. Pasar swap trader kini menilai kemungkinan pemangkasan suku bunga di Desember mendekati 80%. Ini adalah sinyal bahwa pasar semakin yakin bahwa kebijakan moneter yang lebih longgar akan diterapkan dalam waktu dekat.

Komentar dovish dari Gubernur The Fed, Christopher Waller, serta Presiden The Fed New York, John Williams, turut memperkuat ekspektasi ini. Keduanya memberikan pernyataan yang menunjukkan bahwa The Fed bisa melanjutkan kebijakan pelonggaran moneter jika kondisi ekonomi mendukung. Hal ini penting karena ketika suku bunga diturunkan, emas, yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi lebih menarik sebagai aset investasi. Emas biasanya menguat ketika suku bunga rendah karena investor mencari tempat yang lebih aman untuk menaruh uang mereka.

Ketidakpastian Ekonomi dan Dampaknya pada Pasar Logam Mulia

Selain keputusan suku bunga, ada beberapa faktor lain yang turut mendukung penguatan harga emas. Salah satunya adalah pelemahan pasar tenaga kerja Amerika Serikat dan tertundanya beberapa rilis data ekonomi penting akibat penutupan pemerintahan AS. Di tengah ketidakpastian ekonomi, investor cenderung beralih ke aset yang dianggap lebih aman, seperti emas dan logam mulia lainnya, seperti perak, platinum, dan palladium. Ini adalah kondisi yang memicu aksi beli pada emas dan logam mulia lainnya.

Sebagai contoh, meski terjadi penundaan data ekonomi penting seperti penjualan ritel dan inflasi produsen untuk bulan September, serta klaim pengangguran yang biasanya menjadi indikator kondisi pasar tenaga kerja, ketidakpastian yang ada justru memperbesar permintaan untuk emas. Apalagi, kekhawatiran global mengenai ketegangan geopolitik dan ketidakpastian fiskal juga semakin mengangkat permintaan terhadap logam mulia.

Potensi Konsolidasi Harga Emas

Meskipun harga emas telah mencatatkan lonjakan signifikan sepanjang tahun ini, beberapa analis memperingatkan bahwa jalur pergerakan harga emas masih penuh ketidakpastian. Pasalnya, meskipun ada ekspektasi pemangkasan suku bunga pada pertemuan The Fed Desember nanti, jalur kebijakan moneter The Fed ke depan masih sulit diprediksi. Beberapa anggota The Fed juga masih memiliki pandangan yang berbeda mengenai pemangkasan suku bunga lebih lanjut setelah The Fed melakukan pemangkasan pada bulan September dan Oktober.

Hal ini menambah kompleksitas prediksi arah pergerakan harga emas. Meskipun harga emas sempat mencetak rekor tertinggi di atas US$4.380 per ons pada bulan Oktober, kini harga emas cenderung berada dalam fase konsolidasi atau bergerak sideways di sekitar level US$4.134. Konsolidasi harga emas ini memberikan gambaran bahwa pasar tengah mencari arah yang lebih jelas. Bagi para trader, fase ini bisa menjadi arena yang penuh volatilitas, di mana harga emas berpotensi bergerak dalam kisaran harga tertentu sebelum akhirnya menemukan arah baru.

Sentimen Risk-Off dan Katalis Geopolitik

Sentimen risk-off, yang mengacu pada kondisi ketika investor memilih aset yang lebih aman karena ketidakpastian ekonomi atau ketegangan geopolitik, juga turut memberikan dorongan bagi harga emas. Tahun 2023, dunia dihadapkan pada sejumlah ketegangan geopolitik yang mempengaruhi stabilitas pasar global. Konflik-konflik di Timur Tengah, kekhawatiran atas kebijakan ekonomi global, dan ketidakpastian politik di beberapa negara besar turut memperburuk sentimen pasar.

Kondisi ini mendorong investor untuk mencari perlindungan di aset yang lebih stabil, dan emas adalah salah satu pilihan utama. Ketegangan geopolitik sering kali meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai safe haven asset karena sifatnya yang tidak terikat pada kebijakan moneter suatu negara tertentu. Selain itu, emas juga diuntungkan oleh kekhawatiran pasar tentang kemungkinan terjadinya resesi global atau pelambatan pertumbuhan ekonomi, yang semakin memperburuk prospek pasar saham dan instrumen berisiko lainnya.

Kinerja Logam Mulia Lainnya: Perak, Platinum, dan Palladium

Tidak hanya emas, logam mulia lainnya juga merasakan dampak dari ketidakpastian ekonomi dan kebijakan moneter The Fed. Perak, platinum, dan palladium juga mengalami kenaikan harga yang signifikan sepanjang tahun ini. Seperti emas, logam-logam ini juga diuntungkan oleh sentimen risk-off, ketegangan geopolitik, dan kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi global.

Perak, sebagai logam yang sering dianggap sebagai “emas kedua,” mencatatkan kenaikan harga yang hampir setara dengan emas. Keuntungan perak juga didorong oleh permintaan industri, terutama dari sektor elektronik dan energi terbarukan. Begitu pula dengan platinum dan palladium, yang banyak digunakan dalam industri otomotif untuk katalis konverter. Ketegangan global yang melanda juga berdampak pada permintaan untuk logam-logam ini, karena para investor melihatnya sebagai instrumen yang dapat melindungi nilai kekayaan di tengah ketidakpastian.

Prospek Emas di Akhir 2023 dan 2024

Ke depan, prospek harga emas akan sangat bergantung pada keputusan The Fed mengenai suku bunga dan kondisi ekonomi global. Jika The Fed memangkas suku bunga pada bulan Desember, ini bisa memperkuat tren kenaikan harga emas, terutama jika ada data ekonomi yang lebih lemah atau ketidakpastian politik yang meningkat. Namun, jika kebijakan The Fed tidak sesuai dengan ekspektasi pasar, maka emas berisiko mengalami koreksi harga.

Selain itu, faktor-faktor eksternal seperti ketegangan geopolitik, inflasi global, dan perkembangan pasar tenaga kerja di Amerika Serikat juga akan memainkan peran penting dalam menentukan arah harga emas. Sebagai logam yang memiliki daya tahan terhadap krisis ekonomi, emas diperkirakan akan tetap menjadi salah satu aset pilihan bagi investor yang mencari perlindungan nilai.

Secara keseluruhan, meskipun harga emas masih berada dalam fase konsolidasi, potensi kenaikan harga yang lebih lanjut tetap terbuka, tergantung pada perkembangan ekonomi dan kebijakan The Fed di akhir tahun ini dan tahun depan.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Sunday, 23 November 2025

Bestprofit | Emas Stabil, Fokus ke Kebijakan The Fed

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2025/11/compressed_Emas-Tersenggol-Data-Tapi-Masih-Punya-Tameng-1.jpg

Bestprofit (24/11) – Harga emas bergerak stabil di pasar Asia pada perdagangan awal pekan, seiring pelaku pasar terus menimbang kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve dalam beberapa bulan mendatang. Sentimen pasar terutama dipengaruhi oleh komentar Presiden Federal Reserve New York, John Williams, yang memberi sinyal adanya ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter akibat melemahnya data pasar tenaga kerja AS.

Sinyal Dovish dari John Williams

Dalam komentarnya, John Williams menyatakan bahwa bank sentral AS mungkin memiliki ruang untuk memangkas biaya pinjaman dalam waktu dekat. Ia menyoroti melemahnya kondisi pasar tenaga kerja sebagai salah satu indikator yang dapat menjadi dasar keputusan pelonggaran.

Pernyataan Williams dianggap cukup dovish, terutama jika dibandingkan dengan beberapa pejabat Federal Reserve lainnya yang terdengar lebih berhati-hati dalam merespons kondisi ekonomi terbaru. Sikap hati-hati sebagian pejabat Fed mencerminkan ketidakpastian mengenai inflasi yang masih berada di atas target 2%, meskipun tekanan harga menunjukkan tanda-tanda moderasi.

Komentar Williams menjadi katalis bagi pergerakan emas menjelang akhir pekan. Setelah sempat mencatat penurunan, harga emas batangan memangkas sebagian kerugiannya pada hari Jumat. Namun demikian, logam mulia tersebut tetap menutup sesi perdagangan dalam kondisi melemah.

Ekspektasi Pasar: Peluang Pemangkasan Suku Bunga Meningkat

Pelaku pasar berjangka saat ini menilai peluang pemangkasan suku bunga sebesar seperempat poin pada pertemuan The Fed bulan depan berada sedikit di atas 60%. Probabilitas ini menunjukkan bahwa pasar mulai semakin yakin bahwa Fed memiliki ruang untuk mengubah kebijakan moneternya menjadi lebih longgar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspektasi tersebut meliputi:

  1. Data inflasi yang menunjukkan tanda moderasi, meskipun masih di atas target The Fed.

  2. Pasar tenaga kerja AS yang melemah, dengan penurunan angka perekrutan di beberapa sektor.

  3. Kondisi ekonomi global yang melambat, mendorong bank sentral untuk mempertimbangkan risiko resesi.

Jika The Fed benar-benar memulai siklus pemangkasan suku bunga, hal ini dapat menjadi katalis positif bagi harga emas. Logam mulia cenderung mendapatkan dukungan dalam lingkungan suku bunga rendah karena tidak memberikan imbal hasil, sehingga lebih menarik dibandingkan aset berbasis bunga seperti obligasi.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Pergerakan Harga Emas di Pasar Asia

Pada pukul 07.43 pagi waktu Singapura, emas naik tipis sebesar 0,1% menjadi $4.070,08 per ons, setelah sebelumnya turun 0,3% pada sesi perdagangan sebelumnya. Kenaikan ini tergolong moderat, mencerminkan sikap hati-hati pelaku pasar menjelang data ekonomi selanjutnya dan pernyataan lanjutan dari pejabat Fed.

Dalam waktu yang sama, Indeks Spot Dolar Bloomberg naik 0,1%. Penguatan dolar biasanya menekan harga emas karena membuat logam mulia tersebut menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Namun, dalam kondisi hari ini, penguatan dolar yang terbatas belum memberikan tekanan signifikan.

Stabilnya harga emas pagi ini menunjukkan bahwa pasar sedang dalam fase menunggu konfirmasi lebih lanjut terkait arah kebijakan moneter AS.


Kondisi Logam Mulia Lainnya: Perak, Platinum, dan Paladium Menguat

Selain emas, logam mulia lainnya juga mencatatkan kenaikan:

  • Perak bergerak menguat, didukung permintaan industri dan korelasi teknis dengan emas.

  • Platinum mengalami kenaikan seiring prospek stabil pada sektor otomotif, terutama penggunaan dalam katalis kendaraan.

  • Paladium juga naik, meskipun volatilitasnya tetap tinggi karena ketidakpastian pasokan global.

Kenaikan komoditas ini menandakan bahwa sentimen pasar terhadap aset-aset safe haven dan logam industri cenderung berada pada kondisi positif. Dukungan utama berasal dari ekspektasi kebijakan moneter yang lebih longgar dan harapan stabilisasi pertumbuhan ekonomi global.

Mengapa Prospek Suku Bunga Penting untuk Emas?

Harga emas sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga dan kebijakan moneter secara keseluruhan. Ada beberapa alasan mengapa prospek pemangkasan suku bunga The Fed sering mendorong harga emas naik:

1. Penurunan Biaya Peluang

Emas tidak menghasilkan bunga atau dividen. Ketika suku bunga tinggi, investor lebih memilih menyimpan dana dalam instrumen berbunga seperti obligasi. Sebaliknya, saat suku bunga turun, biaya peluang memegang emas menjadi lebih rendah.

2. Melemahnya Dolar AS

Pemangkasan suku bunga biasanya membuat dolar AS melemah. Emas, yang dihargakan dalam dolar, menjadi lebih murah bagi pembeli internasional sehingga meningkatkan permintaan.

3. Meningkatnya Ketidakpastian Ekonomi

Suku bunga rendah sering diterapkan pada masa-masa ekonomi melemah. Pada situasi demikian, emas dianggap aset lindung nilai terhadap gejolak pasar.

4. Dorongan Permintaan dari Investor

Easing monetary policy sering kali mendorong aliran dana ke aset safe haven. Ini juga meningkatkan permintaan ETF emas dan investasi emas fisik.

Dengan alasan-alasan tersebut, tidak mengherankan jika pasar emas menanti dengan cermat setiap sinyal dari pembuat kebijakan The Fed.

Apakah Harga Emas Akan Terus Menguat?

Meskipun pergerakan emas saat ini stabil, prospeknya dalam jangka pendek hingga menengah bergantung pada beberapa faktor:

1. Kejelasan Siklus Kebijakan The Fed

Jika komentar pejabat Fed lainnya mendukung pandangan Williams, peluang pemangkasan suku bunga akan meningkat dan dapat mengangkat harga emas.

2. Data Ekonomi AS yang Akan Dirilis

Data inflasi, tingkat pengangguran, dan angka pertumbuhan ekonomi dapat menggerakkan ekspektasi pasar.

3. Geopolitik Global

Ketegangan geopolitik atau konflik biasanya meningkatkan permintaan emas sebagai safe haven.

4. Arah Dolar AS

Dolar yang terus menguat dapat menjadi hambatan bagi harga emas, meskipun pelonggaran moneter cenderung melemahkan dolar.

Dengan kombinasi faktor-faktor ini, analis memperkirakan bahwa emas berpotensi memasuki fase bullish jika The Fed benar-benar memberikan sinyal jelas mengenai pemangkasan suku bunga.

Kesimpulan

Harga emas bergerak stabil di Asia seiring pasar menantikan perkembangan terbaru dari Federal Reserve. Komentar John Williams memberikan dorongan bagi ekspektasi pemangkasan suku bunga, meskipun beberapa pejabat Fed lainnya menunjukkan sikap lebih berhati-hati. Peluang pemangkasan suku bunga bulan depan kini berada sedikit di atas 60%, memberikan dasar bagi stabilitas harga emas pada perdagangan pagi di Singapura.

Selain emas, logam mulia lain seperti perak, platinum, dan paladium turut menguat, mencerminkan sentimen positif pasar terhadap aset komoditas. Dengan prospek kebijakan moneter yang berpotensi lebih longgar dan kondisi ekonomi global yang menantang, emas diperkirakan tetap menjadi salah satu aset pilihan bagi investor yang mencari perlindungan.

Jika kebijakan The Fed semakin jelas dalam beberapa pekan mendatang, harga emas berpotensi mengalami pergerakan signifikan, baik naik maupun turun. Untuk saat ini, stabilitas harga emas mencerminkan sikap menunggu pelaku pasar terhadap arah kebijakan moneter AS selanjutnya.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Thursday, 20 November 2025

Bestprofit | Emas Stabil, Harapan Cut Rate Kendur

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2025/11/compressed_PHK-Melejit-Gold-Bangkit-1.jpg

Bestprofit (21/11) – Harga emas kembali bergerak stabil pada perdagangan terbaru setelah laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) menunjukkan hasil yang beragam. Data tersebut tidak memberikan sinyal yang cukup kuat bagi Federal Reserve (The Fed) untuk segera memangkas suku bunga, sehingga pasar emas tetap berada pada fase tunggu yang hati-hati menjelang keputusan kebijakan moneter pada pertemuan 9–10 Desember mendatang.

Pergerakan Harga Emas di Tengah Minimnya Pemicu Pasar

Pada awal sesi perdagangan di Asia, emas batangan diperdagangkan stabil di sekitar $4.080 per ons, setelah sebelumnya mencatat penurunan tipis. Pergerakan harga yang relatif datar ini mencerminkan sikap pasar yang cenderung menunggu perkembangan terbaru dari The Fed.

Pada pukul 07.18 waktu Singapura, harga emas tercatat naik tipis 0,1% menjadi $4.082,90 per ons. Kenaikan kecil ini menunjukkan bahwa investor masih berhati-hati dalam mengambil posisi baru, terutama karena sentimen pasar belum menunjukkan arah yang jelas.

Sementara itu, Indeks Spot Dolar Bloomberg yang sebelumnya menguat 0,1% turut menahan kenaikan harga emas. Biasanya, penguatan dolar akan membebani emas karena membuat komoditas ini lebih mahal bagi para pembeli yang menggunakan mata uang lain.

Logam mulia lain seperti perak dan platinum terpantau stagnan, sedangkan palladium sedikit menguat, mencerminkan pola pergerakan pasar logam yang lemah akibat minimnya katalis baru.

Laporan Ketenagakerjaan AS: Tanda Kuat namun Beragam

Fokus investor tertuju pada laporan ketenagakerjaan AS terbaru yang menjadi salah satu data penting sebelum pertemuan Federal Reserve. Laporan tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja pada bulan September melampaui ekspektasi, mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja AS masih cukup kuat.

Namun, di sisi lain, tingkat pengangguran justru meningkat, menunjukkan adanya ketidakseimbangan dalam dinamika ketenagakerjaan. Kombinasi data yang saling bertolak belakang ini memberikan sinyal yang beragam mengenai kondisi ekonomi AS secara keseluruhan.

Bagi The Fed, laporan ini menciptakan ruang interpretasi yang luas. Pertumbuhan pekerjaan yang solid dapat dilihat sebagai alasan untuk mempertahankan suku bunga lebih lama, sementara kenaikan pengangguran bisa menjadi pertimbangan untuk mulai melonggarkan kebijakan moneter.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Ekspektasi Kebijakan The Fed: Probabilitas Pemangkasan Masih Rendah

Hingga saat ini, banyak pejabat Federal Reserve mengisyaratkan kecenderungan untuk mempertahankan suku bunga. Sikap ini tidak lepas dari upaya The Fed untuk memastikan bahwa inflasi benar-benar berada pada jalur yang berkelanjutan menuju target 2%.

Di pasar keuangan, pedagang swap menilai peluang pemangkasan suku bunga pada bulan depan berada di bawah 50%, mencerminkan betapa hati-hatinya para pelaku pasar terhadap kemungkinan perubahan kebijakan. Dengan kata lain, mayoritas investor menilai bahwa pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat belum menjadi skenario utama.

Bagi emas, lingkungan suku bunga tinggi biasanya merupakan tantangan. Karena emas tidak memberikan imbal hasil (yield), suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan daya tarik aset lain seperti obligasi atau deposito, sehingga menekan permintaan terhadap logam kuning tersebut.

Mengapa Suku Bunga Penting bagi Harga Emas?

Emas secara tradisional dipandang sebagai aset lindung nilai (safe haven), terutama ketika terjadi ketidakpastian ekonomi. Namun, hubungannya dengan kebijakan suku bunga The Fed cukup erat.

Beberapa alasan mengapa suku bunga mempengaruhi harga emas:

  1. Biaya peluang (opportunity cost)
    Ketika suku bunga naik, investor dapat memperoleh imbal hasil lebih tinggi dari aset berbasis bunga. Hal ini membuat emas yang tidak memberikan bunga menjadi kurang menarik.

  2. Pengaruh terhadap dolar AS
    Kenaikan suku bunga biasanya memperkuat dolar. Karena harga emas dihitung dalam dolar, penguatan dolar cenderung menekan harga emas.

  3. Ekspektasi inflasi
    Jika pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga, biasanya emas menguat karena investor mengantisipasi inflasi yang lebih tinggi di masa depan.

Dalam konteks saat ini, data ketenagakerjaan yang beragam membuat The Fed tidak memiliki urgensi untuk segera menurunkan suku bunga. Hal ini menjelaskan mengapa harga emas bergerak terbatas.

Analisis Teknikal dan Sentimen Pasar

Dari sudut pandang teknikal, emas tampaknya sedang bergerak dalam kisaran konsolidasi. Tidak adanya katalis kuat membuat harga bergerak dalam rentang yang relatif sempit.

Sentimen pasar secara umum masih bercampur:

  • Bullish moderat karena potensi pemangkasan suku bunga pada tahun depan.

  • Bearish jangka pendek karena suku bunga yang stabil dalam waktu dekat.

  • Netral karena data ekonomi tidak memberikan arah jelas.

Investor besar dan spekulan tampaknya memilih untuk menunggu data inflasi dan pernyataan kebijakan The Fed berikutnya sebelum melakukan aksi besar-besaran.

Arah Pasar Logam Mulia dalam Waktu Dekat

Tanpa kejutan besar dari data ekonomi, harga emas kemungkinan akan tetap bergerak stabil dalam waktu dekat. Beberapa faktor yang akan menjadi penentu arah harga antara lain:

  1. Data inflasi AS berikutnya
    Jika inflasi kembali menurun, peluang pemangkasan suku bunga meningkat dan dapat mendorong harga emas naik.

  2. Komentar pejabat The Fed
    Setiap komentar yang lebih dovish (cenderung menurunkan suku bunga) mungkin akan langsung direspons pasar emas.

  3. Pergerakan dolar AS
    Dolar yang melemah dapat menjadi katalis positif bagi emas.

  4. Sentimen geopolitik
    Ketegangan politik atau ketidakpastian global dapat meningkatkan permintaan safe haven.

Untuk saat ini, emas akan dipengaruhi oleh dinamika pasar tenaga kerja AS yang beragam dan kebijakan suku bunga yang masih belum pasti.

Kesimpulan

Harga emas saat ini berada dalam fase stabil setelah laporan ketenagakerjaan AS menampilkan data yang beragam. Pertumbuhan lapangan kerja yang melampaui ekspektasi, namun diiringi kenaikan tingkat pengangguran, memberikan pesan campuran bagi The Fed. Tanpa sinyal kuat untuk memangkas suku bunga, emas tetap bergerak terbatas di sekitar level $4.080 per ons.

Dengan peluang pemangkasan suku bunga di bawah 50% pada bulan depan, pasar emas kemungkinan besar akan terus bergerak dalam kisaran sempit. Investor kini menunggu data ekonomi berikutnya serta keputusan kebijakan The Fed pada pertemuan 9–10 Desember yang akan menjadi penentu arah harga emas selanjutnya.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Wednesday, 19 November 2025

Bestprofit | Emas Menguat Berkat Lonjakan Permintaan

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2025/11/compressed_Emas-Bertahan-di-Tengah-Ketidakpastian-Dolar-dan-K-1.jpg

Bestprofit (20/11) – Emas kembali mencuri perhatian pelaku pasar saat sesi perdagangan Asia dibuka, dengan kenaikan sebesar 0,6% menuju level US$ 4.102,58 per ons. Penguatan ini tak lepas dari optimisme akan pertumbuhan permintaan investasi emas, yang didorong oleh arus institusional dan tren jangka panjang di sektor komoditas. Menurut laporan riset dari TD Securities, terdapat peningkatan signifikan dalam pengajuan Form 13F — dokumen regulasi di Amerika Serikat yang mencatat kepemilikan institusi besar seperti hedge fund dan dana pensiun — untuk ETF emas fisik terbesar.

Analisis TD Securities: Lebih Banyak Institusi Masuk ke Emas

Daniel Ghali, ahli strategi komoditas senior di TD Securities, menyoroti dalam laporannya bahwa jumlah perusahaan institusional yang membeli emas melalui ETF fisik meningkat. Hal ini terlihat dari data 13F filings, yang menunjukkan lebih banyak entitas besar menambah posisi di ETF yang didukung emas batangan.

Analisis semacam ini sangat penting karena Form 13F hanya wajib diisi oleh manajer aset institusional yang mengelola aset lebih dari US$ 100 juta. Jadi, peningkatan pada pengajuan 13F yang terkait ETF emas fisik mencerminkan ketertarikan serius dari manajer dana besar terhadap logam mulia sebagai alokasi portofolio strategis. Wikipedia+1

Menurut Ghali, ini bukan sekadar aksi spekulatif jangka pendek. Sebaliknya, pola ini menunjukkan semakin banyak institusi yang memasang pandangan jangka menengah hingga panjang terhadap emas sebagai lindung nilai atau diversifikasi aset.

Sentimen Bullish di Kalangan Institusi

Data dari 13F juga memperkuat konsensus pasar bahwa pandangan terhadap emas semakin bullish di kalangan institusi. Menurut Ghali, para manajer dana besar tidak hanya mengalokasikan ulang sebagian dari portofolionya, tetapi juga memperkuat eksposur mereka ke ETF emas fisik. Ini menunjukkan bahwa ekspektasi kenaikan harga emas dan peran emas sebagai aset safe-haven semakin diterima secara luas.

Lebih jauh, TD Securities menilai bahwa tren ini bisa terus berlanjut. Investor institusional melihat emas bukan hanya sebagai instrumen lindung nilai sementara, tetapi sebagai bagian struktural dari portofolio mereka. Dalam konteks ini, ETF berbasis emas fisik — yang menyimpan emas batangan yang nyata di brankas — menjadi saluran favorit karena transparansi dan kedekatannya dengan logam batangan.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Tren Sekuler Pembelian Emas oleh Bank Sentral

Selain minat institusional melalui ETF, TD Securities juga menggarisbawahi bahwa bank sentral tetap menjadi pilar utama dalam permintaan emas jangka panjang. Ghali menyebut bahwa pembelian oleh otoritas moneter kemungkinan akan terus menjadi tren sekuler — yakni perubahan struktural yang berlangsung dalam waktu panjang.

Tren ini sudah terlihat dalam beberapa tahun terakhir, di mana banyak bank sentral memperkuat cadangan emas mereka sebagai bagian dari diversifikasi cadangan devisa. Laporan Gold Demand Trends dari World Gold Council juga mencatat bahwa pembelian bersih oleh bank sentral tetap tinggi, menyiratkan bahwa emas tetap dianggap sebagai aset strategis dalam kebijakan moneter negara-negara. World Gold Council+2World Gold Council+2

Lebih jauh lagi, survei WGC menunjukkan sebagian besar otoritas moneter mengantisipasi penambahan cadangan emas dalam 12 bulan ke depan. Bareksa+1 Ini menjadi sinyal bahwa dukungan struktural terhadap emas tidak bersifat sementara, tetapi bagian dari strategi jangka panjang banyak negara.

Faktor Makro yang Mendukung Reli Emas

Selain dari sisi investasi institusional dan bank sentral, ada sejumlah katalis makro yang memperkuat argumen bull untuk emas:

  1. Ketidakpastian Geopolitik dan Ekonomi
    Ketegangan global terus mendorong emas sebagai safe-haven. Dengan situasi makro yang tidak menentu, emas sering dipilih sebagai pelindung nilai.

  2. Ekspektasi Pelonggaran Moneter
    Ada harapan di pasar bahwa beberapa bank sentral, terutama di AS, akan melonggarkan kebijakan moneter. Penurunan suku bunga riil atau kebijakan pelonggaran dapat mengurangi opportunity cost memegang emas, menjadikannya lebih menarik. TD Securities mencatat bahwa ekspektasi suku bunga yang lebih rendah memberi angin bagi penguatan emas jangka menengah. TD Securities

  3. Diversifikasi Portofolio
    Dalam konteks alokasi aset, emas menjadi semakin penting sebagai diversifier. Sejumlah analis menyebut bahwa manajer institusi kini meninjau ulang bobot alokasi mereka, memasukkan emas sebagai bagian dari strategi “barbell” atau diversifikasi risiko. Capital Economics

  4. Pengaruh De-dolarisasi
    Beberapa negara terus mengurangi ketergantungan mereka pada dolar AS. Emas, sebagai aset non-fiat, menjadi pilihan strategis untuk menyimpan nilai dalam cadangan devisa. TD Securities menyebut bahwa de-dolarisasi dan diversifikasi cadangan menjadi salah satu pendorong pembelian emas oleh bank sentral. TD Securities+1

Risiko dan Potensi Koreksi Jangka Pendek

Meskipun prospek jangka panjang cerah, TD Securities juga memperingatkan kemungkinan koreksi dalam jangka pendek. Dalam laporan risetnya, mereka menyebut bahwa rally cepat emas bisa membuatnya overbought, dan tekanan sistematis dari trend-following fund atau dana algoritmik bisa memicu unwind posisi jika tidak ada katalis pendukung baru. TD Securities

Selain itu, kenaikan suku bunga atau berita ekonomi yang kuat bisa mengecilkan ekspektasi pelonggaran dan meningkatkan imbal hasil obligasi, yang bisa menekan daya tarik emas karena biaya peluang memegangnya naik.

Implikasi bagi Investor

Bagi investor ritel atau institusi yang mempertimbangkan alokasi ke emas, tren saat ini membawa beberapa pertimbangan strategis:

  • ETFs Emas Fisik sebagai Saluran Investasi
    Karena banyak institusi besar sudah menggunakan ETF emas fisik, ini bisa menjadi pintu masuk bagi investor yang ingin eksposur ke emas batangan tanpa harus menyimpan logam fisik secara langsung.

  • Alokasi Jangka Panjang
    Mengingat tren sekuler pembelian oleh bank sentral, emas layak dipertimbangkan sebagai bagian dari strategi alokasi jangka panjang, bukan hanya sebagai trading jangka pendek.

  • Manajemen Risiko
    Meski bullish, investor harus tetap siaga terhadap potensi koreksi. Menetapkan titik masuk, target harga, dan stop-loss bisa membantu memitigasi risiko volatilitas.

  • Diversifikasi
    Emas dapat digunakan sebagai diversifier terhadap risiko makro, inflasi, dan geopolitik. Alokasinya dalam portofolio bisa disesuaikan dengan profil risiko dan horizon investasi.

Kesimpulan: Emas dalam Jalur Rel Struktural

Penguatan emas di awal sesi Asia mencerminkan lebih dari sekadar reaksi teknikal — ia didorong oleh fundament yang semakin solid. Data 13F dari TD Securities menunjukkan institusi besar semakin percaya pada emas sebagai aset alokasi strategis, sementara bank sentral terus memperkuat pembelian emas sebagai bagian dari cadangan mereka. Ditambah dengan faktor makro seperti ketidakpastian global, ekspektasi pelonggaran moneter, dan de-dolarisasi, emas berada di jalur rel struktural yang bisa menopang tren bullish jangka panjang. Meski ada risiko koreksi, peluang alokasi jangka panjang ke emas tetap sangat menarik.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Tuesday, 18 November 2025

Bestprofit | Emas Stabil, Pasar Gelisah

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2025/11/compressed_Emas-Masih-Berada-di-Fase-Konsolidasi-1.jpg

Bestprofit (19/11) – Harga emas kembali menunjukkan pergerakan stabil meski pasar global sedang dibayangi oleh penurunan ekuitas, kekhawatiran terhadap valuasi teknologi yang terlalu tinggi, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga AS yang semakin memudar. Dinamika ini menciptakan lanskap investasi yang penuh kehati-hatian, di mana para pelaku pasar harus menimbang risiko dari berbagai arah.

Dalam kondisi seperti ini, emas—yang kerap menjadi aset lindung nilai—tetap berada di jalur yang relatif kuat, meski tak sepenuhnya bebas dari tekanan jangka pendek.

Pergerakan Harga Emas: Stabil Meski Pasar Bergejolak

Emas batangan diperdagangkan di sekitar $4.070 per ons, setelah mengakhiri sesi sebelumnya dengan kenaikan 0,6%. Pergerakan ini menandakan bahwa minat terhadap aset safe haven masih ada, meskipun volatilitas meningkat di aset-aset berisiko seperti saham.

Di pasar Asia, khususnya di Singapura, emas tercatat naik 0,1% menjadi $4.071,89 per ons pada pukul 7:21 pagi. Penguatan kecil ini terjadi bersamaan dengan pergerakan datar pada Indeks Spot Dolar Bloomberg, sebuah indikator penting yang sering menjadi pemicu fluktuasi harga emas. Ketika dolar melemah, emas biasanya menguat, namun stagnasi dolar kali ini membuat emas bergerak moderat.

Selain emas, perak juga sedikit menguat, sementara paladium dan platinum justru mengalami pelemahan ringan. Pergerakan beragam pada logam mulia menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi harga saat ini lebih kompleks dari sekadar sentimen safe haven.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Tekanan dari Ekuitas Global dan Kekhawatiran Terhadap Saham Teknologi

Salah satu faktor utama yang membentuk sentimen pasar saat ini adalah penurunan ekuitas global. Turunnya indeks saham global memperlihatkan meningkatnya kehati-hatian investor, terutama terhadap saham-saham teknologi besar yang kini dipandang memiliki valuasi terlalu tinggi.

Dalam hal ini, pasar sedang menantikan dengan cermat laporan pendapatan Nvidia Corp. yang akan dirilis pada hari Rabu. Nvidia menjadi barometer penting dalam antusiasme pasar terhadap perkembangan kecerdasan buatan (AI). Pendapatan yang lebih lemah dari ekspektasi bisa memicu gejolak besar di sektor teknologi dan menyeret pasar saham lebih jauh ke bawah.

Walaupun emas traditionally menguat ketika pasar saham melemah, kondisi tidak selalu sesederhana itu. Dalam beberapa situasi turbulen, para pedagang yang menggunakan leverage justru terpaksa menjual emas untuk menutup posisi mereka di pasar lain, sehingga memicu tekanan jangka pendek terhadap harga emas. Hal ini menciptakan dinamika pasar yang tak sepenuhnya berpihak pada logam mulia meski risiko pasar sedang meningkat.

Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga AS Kian Meredup

Kebijakan moneter AS kembali menjadi titik fokus. Komentar terbaru dari beberapa pejabat Federal Reserve menurunkan ekspektasi bahwa akan ada pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Padahal, penurunan suku bunga biasanya menjadi katalis positif bagi emas karena logam mulia ini tidak memberikan imbal hasil.

Saat ini, swap suku bunga hanya menunjukkan peluang 50-50 untuk terjadinya penurunan suku bunga pada bulan Desember. Kondisi ini berubah drastis dari dua minggu sebelumnya, ketika pasar memperhitungkan kemungkinan kuat pemotongan seperempat poin.

Kenaikan suku bunga atau ekspektasi suku bunga yang tetap tinggi cenderung menekan emas karena meningkatkan daya tarik aset yang memberikan imbal hasil, seperti obligasi. Oleh karena itu, meredupnya harapan pemangkasan suku bunga menjadi faktor penting yang menahan laju penguatan harga emas.

Dampak Penutupan Pemerintah AS Terhadap Pasar

Situasi semakin rumit karena penutupan pemerintah AS terlama dalam sejarah, yang menyebabkan tertundanya rilis data ekonomi penting. Data-data seperti inflasi, tenaga kerja, dan aktivitas manufaktur sangat diperlukan investor untuk menilai kesehatan ekonomi secara keseluruhan.

Ketidakpastian ini menjadikan banyak pelaku pasar beroperasi dalam kondisi “kabut data”—kurang informasi namun tetap harus membuat keputusan investasi. Dalam situasi seperti ini, emas biasanya mendapat dorongan tambahan sebagai aset yang lebih dapat diandalkan.

Akan tetapi, karena investor belum memiliki gambaran lengkap mengenai kondisi ekonomi terbaru, pergerakan emas tidak bisa naik secara agresif.

Pasar Menanti Rilis Laporan Tenaga Kerja AS

Salah satu indikator ekonomi yang paling ditunggu saat ini adalah laporan pekerjaan bulan September dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS, yang dijadwalkan rilis pada hari Kamis. Meski data tersebut lebih bersifat retrospektif akibat penutupan pemerintah yang berlangsung selama enam minggu, laporan ini tetap dianggap penting dalam memahami dinamika pasar tenaga kerja.

Tenaga kerja adalah fondasi utama ekonomi AS. Data seperti tingkat pengangguran, pertumbuhan upah, dan penciptaan lapangan kerja dapat memberikan petunjuk apakah ekonomi sedang memanas, melambat, atau berada dalam kondisi stabil.

Jika laporan menunjukkan pelemahan signifikan, permintaan terhadap aset aman seperti emas kemungkinan meningkat. Sebaliknya, jika data pekerjaan tetap kuat, ekspektasi terhadap kebijakan moneter yang lebih ketat bisa menekan harga emas.

Arah Pergerakan Emas ke Depan

Sejauh ini, emas tampaknya berada dalam posisi netral, menunggu penggerak pasar yang lebih jelas. Investor tertarik pada emas sebagai perlindungan dari ketidakpastian, tetapi mereka juga berhati-hati terhadap potensi tekanan jangka pendek akibat:

  • penurunan ekuitas global,

  • valuasi teknologi yang terlalu tinggi,

  • ketidakjelasan kebijakan suku bunga AS, dan

  • kurangnya data ekonomi terbaru.

Dalam jangka menengah hingga panjang, emas tetap menjadi aset yang menarik, terutama jika turbulensi pasar meningkat atau Federal Reserve akhirnya memberikan sinyal pelonggaran kebijakan.

Namun dalam jangka pendek, volatilitas dapat meningkat tergantung dari hasil laporan pendapatan perusahaan teknologi besar serta data ekonomi AS yang akan dirilis dalam beberapa hari mendatang.

Kesimpulan

Emas menunjukkan performa stabil di tengah campuran sinyal positif dan negatif dari pasar global. Penurunan indeks saham, kekhawatiran atas valuasi teknologi yang tinggi, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga AS yang mulai memudar menjadi faktor utama yang diperhatikan investor.

Dalam situasi penuh ketidakpastian, emas tetap menjadi salah satu aset pilihan untuk perlindungan nilai, meski pergerakannya belum akan agresif sebelum data dan sinyal ekonomi yang lebih kuat muncul. Dengan banyaknya agenda pasar dalam waktu dekat—termasuk laporan pendapatan Nvidia dan rilis data tenaga kerja AS—emas kemungkinan akan tetap bergerak dalam pola hati-hati namun berpotensi menguat jika risiko global meningkat.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Monday, 17 November 2025

Bestprofit | Emas Turun 1% Akibat Dolar Menguat

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2025/11/compressed_Emas-Stabil-Menuju-Kenaikan-Bulanan-Ketiga.jpg

Bestprofit (18/11) – Harga emas kembali mengalami tekanan pada perdagangan awal pekan ini. Pada hari Senin, logam mulia tersebut melemah lebih dari 1% seiring menguatnya dolar AS dan meredupnya harapan terhadap penurunan suku bunga Federal Reserve pada bulan Desember. Para investor kini menunggu serangkaian rilis data ekonomi penting yang dijadwalkan minggu ini dan berpotensi menjadi penentu arah kebijakan moneter berikutnya.

Saat artikel ini ditulis, harga emas spot (XAU/USD) tercatat diperdagangkan di level $4.030. Penurunan sepanjang sesi perdagangan terutama dipicu oleh sentimen risk-off dan komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve yang kembali menekankan perlunya pendekatan lebih berhati-hati terhadap pelonggaran kebijakan moneter.

Penguatan Dolar AS Menekan Harga Emas

Salah satu faktor utama yang menekan harga emas hari ini adalah penguatan dolar AS. Indeks Dolar (DXY), yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama, naik 0,20% menuju level 99,47. Kenaikan ini membuat emas—yang dihargai dalam dolar—menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang non-dolar, sehingga permintaan global berkurang.

Kondisi ini juga menunjukkan bahwa investor mengalihkan aset ke dolar, yang dianggap lebih aman menjelang rilis data ekonomi penting. Dalam lingkungan seperti ini, aset lindung nilai seperti emas cenderung berada di bawah tekanan karena dolar menjadi pilihan yang lebih menarik.

Ekspektasi Penurunan Suku Bunga Menyusut

Pasar uang sebelumnya memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan Federal Reserve bulan Desember. Namun, ekspektasi tersebut mulai merosot setelah sejumlah komentar hawkish dari pejabat The Fed yang mengisyaratkan ketidakpastian seputar waktu pelonggaran kebijakan.

Saat ini, probabilitas penurunan suku bunga 25 bps diperkirakan kurang dari 50%. Kondisi ini memperkuat pandangan bahwa The Fed lebih memilih menunggu data ekonomi tambahan sebelum mengambil langkah agresif. Dengan ekspektasi penurunan suku bunga yang melemah, investor cenderung menahan diri untuk masuk ke pasar emas.

Kebijakan suku bunga yang lebih tinggi biasanya meningkatkan imbal hasil obligasi, sehingga menekan aset tanpa imbal hasil seperti emas. Oleh karena itu, setiap sinyal penundaan pelonggaran kebijakan otomatis menciptakan tekanan tambahan terhadap harga emas.

Pergerakan Harga Emas dalam Kisaran Sempit

Dari sudut pandang teknikal, emas diperkirakan akan terus diperdagangkan dalam kisaran $4.000 hingga $4.050 menjelang rilis data ekonomi AS. Kisaran ini menunjukkan adanya konsolidasi harga setelah volatilitas yang terjadi pada awal bulan.

Para pelaku pasar cenderung mengambil posisi defensif, mengingat tidak adanya katalis baru sebelum rilis data penting seperti risalah FOMC dan Nonfarm Payrolls. Kisaran harga ini menunjukkan bahwa meski ada tekanan bearish, pasar masih menunggu kejelasan lebih lanjut terkait arah kebijakan moneter dan kondisi ekonomi AS.

Data Ekonomi AS yang Dinantikan Pasar

Selain sentimen dari dolar dan kebijakan moneter, fokus investor minggu ini tertuju pada beberapa laporan ekonomi utama yang berpotensi memengaruhi arah pasar emas.

1. Risalah Pertemuan FOMC (Rabu)

Risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang akan dirilis pada hari Rabu sangat penting bagi para pelaku pasar. Dokumen ini memberikan gambaran rinci mengenai pandangan anggota dewan terhadap inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan prospek kebijakan moneter.

Jika risalah menunjukkan kekhawatiran berlebihan terhadap inflasi atau sinyal bahwa penurunan suku bunga belum akan terjadi dalam waktu dekat, harga emas kemungkinan akan menghadapi tekanan tambahan. Sebaliknya, jika terdapat indikasi bahwa sebagian besar anggota FOMC mulai mempertimbangkan pelonggaran kebijakan, emas dapat kembali menguat.

2. Nonfarm Payrolls (NFP) September (Kamis)

Laporan ketenagakerjaan AS, khususnya Nonfarm Payrolls (NFP), merupakan salah satu indikator ekonomi yang paling diawasi oleh pasar. Data ini sering menjadi acuan utama The Fed dalam menentukan arah kebijakan selanjutnya.

  • NFP kuat → menunjukkan pasar tenaga kerja solid → The Fed mungkin menunda penurunan suku bunga → harga emas melemah.

  • NFP melemah → menandakan perlambatan ekonomi → membuka peluang pelonggaran kebijakan → harga emas berpotensi menguat.

Selain jumlah pekerjaan baru, pasar juga akan memperhatikan tingkat pengangguran dan pertumbuhan upah, yang memiliki pengaruh signifikan terhadap ekspektasi inflasi.

Komentar Hawkish Pejabat Federal Reserve

Sejumlah pejabat The Fed dalam beberapa hari terakhir memberikan komentar yang cenderung hawkish, menekankan bahwa inflasi masih berada di atas target, sehingga pemotongan suku bunga harus dilakukan dengan hati-hati.

Pernyataan-pernyataan ini mengurangi spekulasi pasar tentang pelonggaran kebijakan dalam waktu dekat. Bagi emas, sikap hawkish The Fed biasanya menjadi sentimen negatif karena memperkuat dolar dan meningkatkan imbal hasil obligasi AS—dua faktor yang menjadi pesaing utama emas sebagai aset investasi.

Prospek Jangka Pendek Harga Emas

Dalam jangka pendek, harga emas kemungkinan besar akan bergerak dengan volatilitas yang lebih tinggi, seiring para investor menunggu data ekonomi penting yang dapat mengubah dinamika pasar.

Jika dolar terus menguat dan ekspektasi penurunan suku bunga semakin mengecil, emas berpotensi turun mendekati batas bawah kisaran di sekitar $4.000. Namun, jika data yang dirilis mengisyaratkan perlambatan ekonomi atau inflasi yang mereda, emas dapat menemukan kembali momentum bullish untuk menembus level $4.050 atau lebih.

Kesimpulan

Harga emas melemah lebih dari 1% pada perdagangan Senin, dipengaruhi oleh penguatan dolar AS dan menurunnya ekspektasi terhadap penurunan suku bunga Federal Reserve pada bulan Desember. Pasar saat ini menilai peluang pemotongan suku bunga 25 bps kurang dari 50%, yang secara langsung menekan harga komoditas emas.

Dengan penguatan Indeks Dolar ke level 99,47 serta komentar hawkish dari pejabat The Fed, emas diperkirakan akan tetap berada dalam kisaran $4.000–$4.050 dalam beberapa hari mendatang. Fokus investor kini tertuju pada rilis risalah FOMC dan laporan Nonfarm Payrolls yang berpotensi menjadi penentu arah kebijakan moneter dan pergerakan harga emas selanjutnya.

Apapun hasilnya, minggu ini akan menjadi momen penting bagi pasar emas, mengingat data yang dirilis berpotensi menjadi katalis besar bagi kenaikan atau penurunan harga berikutnya.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Sunday, 16 November 2025

Bestprofit | Emas Rebound Mendadak, Apa Penyebabnya?

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2025/11/compressed_Emas-Stabil-Fokus-ke-Data-Payrol-Swasta-AS.jpg

Bestprofit (17/11) – Setelah dua hari berturut-turut mengalami tekanan, harga emas akhirnya menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Kenaikan tipis harga emas ini muncul seiring dengan perubahan sentimen pasar yang mulai menimbang ulang kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada bulan depan. Sebelumnya, harapan bahwa The Fed akan segera menurunkan biaya pinjaman sempat melemah, yang membuat harga emas sempat tertekan. Artikel ini akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas, serta bagaimana sentimen pasar terkait kebijakan The Fed turut memengaruhi komoditas berharga ini.

1. Kenaikan Tipis Harga Emas Setelah Tekanan Dua Hari

Pada perdagangan Senin pagi di Singapura, harga emas tercatat naik sekitar 0,3% ke level $4.097 per ons. Meskipun kenaikan tersebut belum cukup besar, ini merupakan sinyal positif bagi pasar emas yang sebelumnya mengalami penurunan. Selama dua hari berturut-turut, harga emas merosot akibat pesimisme pasar terhadap kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed. Namun, dengan adanya perubahan pandangan pasar terhadap kebijakan moneter The Fed, harga emas berhasil bangkit sedikit meski masih dalam kondisi yang cenderung stabil.

Kenaikan harga emas ini bisa jadi dipicu oleh ekspektasi bahwa penurunan suku bunga yang diharapkan oleh sebagian pelaku pasar tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Hal ini diperkirakan akan memberikan ruang bagi harga emas untuk bergerak naik, karena emas seringkali dianggap sebagai aset yang menarik di tengah ketidakpastian ekonomi dan kebijakan moneter yang ketat.

2. Sentimen Pasar dan Pandangan Hati-Hati The Fed

Sebagian besar pergerakan harga emas dalam beberapa hari terakhir dipengaruhi oleh perubahan sentimen pasar terhadap kebijakan moneter The Fed. Sebelumnya, banyak investor mengharapkan bahwa The Fed akan segera menurunkan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat. Namun, pandangan dari sejumlah pejabat The Fed dalam beberapa hari terakhir telah menunjukkan sikap yang lebih hati-hati terhadap pemangkasan suku bunga.

Pejabat-pejabat The Fed seperti Jeff Schmid dan Susan Collins bahkan secara terbuka menolak pemangkasan suku bunga pada bulan Desember mendatang. Hal ini menunjukkan bahwa The Fed belum melihat urgensi untuk melakukan pelonggaran moneter dalam waktu dekat, mengingat kondisi inflasi yang mungkin akan melambat lebih lama dari yang diharapkan. Sebagai dampaknya, ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga segera meredup, yang turut memengaruhi harga emas.

Selain itu, Raphael Bostic, salah satu pejabat The Fed, juga memilih untuk bersikap menunggu dan melihat perkembangan ekonomi lebih lanjut sebelum mengambil keputusan terkait suku bunga. Pandangan hati-hati dari para pejabat The Fed ini memunculkan kekhawatiran di pasar bahwa pelonggaran moneter mungkin akan lebih lambat dari yang sebelumnya diperkirakan. Hal ini memberi dampak negatif terhadap harga emas yang sering kali diuntungkan oleh kebijakan pelonggaran moneter.


Kunjungi juga : bestprofit futures

3. Kenaikan Harga Emas Didorong oleh Potensi Likuiditas dari The Fed

Meskipun sentimen pasar sempat dipengaruhi oleh pandangan hati-hati para pejabat The Fed, harga emas mendapat dorongan positif dari ekspektasi bahwa The Fed bisa menambah likuiditas ke pasar keuangan. Salah satu hal yang mendorong pergerakan harga emas adalah perkiraan terbaru dari Barclays yang menunjukkan bahwa bank sentral Amerika Serikat tersebut bisa mulai membeli obligasi Treasury lebih cepat dari jadwal sebelumnya.

Barclays memprediksi bahwa The Fed bisa mulai melakukan pembelian obligasi pada bulan Februari 2025, lebih cepat dari rencana semula. Pembelian obligasi oleh The Fed umumnya dilihat sebagai langkah untuk menambah likuiditas ke pasar keuangan, yang pada gilirannya dapat mendorong harga emas naik. Hal ini terjadi karena pembelian obligasi oleh The Fed akan memberikan dampak langsung terhadap kondisi keuangan global, dan pelonggaran kondisi tersebut cenderung membuat aset-aset seperti emas menjadi lebih menarik.

Emas sering kali dipandang sebagai aset yang aman (safe haven) dalam situasi ketidakpastian ekonomi. Ketika likuiditas pasar meningkat, dan suku bunga tetap rendah atau bahkan diturunkan, investor cenderung beralih ke emas sebagai pelindung nilai terhadap inflasi atau ketidakpastian ekonomi.

4. Perkembangan Harga Perak, Paladium, dan Platinum

Meskipun harga emas mengalami kenaikan, tidak semua komoditas logam mulia mengikuti tren serupa. Harga perak ikut menguat bersamaan dengan harga emas, mencatatkan kenaikan yang relatif stabil. Namun, paladium dan platinum bergerak mendatar pada perdagangan yang sama. Perbedaan pergerakan harga antar logam mulia ini mengindikasikan bahwa meskipun ada potensi kenaikan harga emas, faktor-faktor yang memengaruhi harga logam mulia lainnya bisa berbeda.

Harga perak, sebagai logam mulia yang sering diperdagangkan bersama emas, cenderung mengikuti pergerakan harga emas. Namun, perak memiliki karakteristik yang sedikit berbeda, salah satunya karena digunakan dalam berbagai industri seperti elektronik dan energi terbarukan. Dengan demikian, permintaan industri terhadap perak juga menjadi faktor penting dalam menentukan harga perak, yang terkadang bisa lebih volatile daripada harga emas.

Sementara itu, harga paladium dan platinum, yang sebagian besar digunakan dalam industri otomotif (untuk katalis kendaraan), tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan kebijakan moneter The Fed secara langsung. Harga kedua logam ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lebih spesifik terkait permintaan industri dan inovasi teknologi, yang menyebabkan pergerakan harga mereka lebih terisolasi dari fluktuasi pasar emas.

5. Kesimpulan: Pasar Emas Masih Sensitif terhadap Kebijakan The Fed

Kenaikan harga emas yang tipis ini menunjukkan bahwa pasar emas masih sangat sensitif terhadap kebijakan The Fed dan perkembangan ekonomi global. Meskipun harga emas sempat tertekan oleh pandangan hati-hati dari pejabat The Fed, ekspektasi akan penambahan likuiditas ke pasar keuangan memberikan dorongan bagi harga emas untuk kembali bergerak naik.

Namun, pasar tetap waspada terhadap perubahan lebih lanjut dalam kebijakan moneter The Fed. Jika The Fed memutuskan untuk lebih cepat menambah likuiditas melalui pembelian obligasi atau menunda pemangkasan suku bunga, harga emas bisa mendapatkan dorongan lebih lanjut. Sebaliknya, jika The Fed mengonfirmasi bahwa penurunan suku bunga masih jauh dari kenyataan, maka harga emas berpotensi kembali terkoreksi.

Pada akhirnya, pasar emas masih berada dalam ketidakpastian yang besar, dengan fluktuasi harga yang dipengaruhi oleh dinamika kebijakan moneter dan kondisi ekonomi global. Pelaku pasar akan terus memantau setiap langkah yang diambil oleh The Fed, yang akan menjadi faktor kunci dalam menentukan arah pergerakan harga emas di masa depan.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures
 

Thursday, 13 November 2025

Bestprofit | Emas Menguat Berkat Aksi Beli

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2025/11/compressed_Emas-Stabil-Menuju-Kenaikan-Bulanan-Ketiga.jpg

Bestprofit (14/11) – Harga emas kembali bergerak menguat pada awal sesi perdagangan Asia, menunjukkan bahwa minat pasar terhadap aset safe haven ini masih tetap solid. Kenaikan ini terjadi meski sejumlah analis menilai bahwa peluang aksi ambil untung dalam jangka pendek dapat menahan laju reli harga emas.

Menurut data pasar terbaru, emas spot naik 0,2% dan mencapai level $4.179,37 per ons, sebuah konsolidasi yang menunjukkan adanya daya beli kuat, terutama ketika harga emas mengalami koreksi.

Dalam lanskap yang penuh ketidakpastian ini, komentar dari para analis, termasuk Fawad Razaqzada, analis pasar Global Macro di FOREX.com, memberikan gambaran menarik mengenai dinamika pasar emas saat ini. Artikel ini akan membahas lebih rinci faktor-faktor yang memengaruhi penguatan emas, peran bank sentral, serta potensi risiko aksi ambil untung yang dapat menekan harga dalam waktu dekat.

1. Kenaikan Emas di Awal Sesi Asia

Perdagangan emas di sesi Asia pada hari ini dibuka dengan sentimen positif. Meskipun kenaikannya relatif moderat, yakni 0,2%, angka ini cukup kuat untuk menegaskan bahwa minat investasi terhadap emas tidak surut.

Faktor utama yang menopang pergerakan harga emas dalam beberapa pekan terakhir adalah meningkatnya ketidakpastian ekonomi global, termasuk kekhawatiran mengenai stabilitas geopolitik, fluktuasi suku bunga global, dan prospek pertumbuhan ekonomi dunia.

Emas sering kali menjadi pilihan ketika investor mencari perlindungan dari inflasi atau volatilitas pasar. Pada kondisi ekonomi makro yang tidak menentu, reli emas biasanya didorong oleh arus masuk dana investor institusional dan ritel, serta aksi pembelian dari bank sentral global.


Kunjungi juga : bestprofit futures

2. Peran Bank Sentral dalam Mendorong Permintaan Emas

Salah satu faktor yang disorot dalam penguatan harga emas kali ini adalah potensi aksi beli oleh bank sentral di seluruh dunia. Razaqzada menekankan bahwa para pelaku pasar masih memperkirakan aksi beli oleh bank sentral akan terus berlanjut.

Bank sentral, terutama di negara-negara berkembang, telah meningkatkan kepemilikan emas sebagai bagian dari diversifikasi cadangan devisa mereka. Ada beberapa alasan di balik tren ini:

a. Mengurangi Ketergantungan terhadap Dolar AS

Di tengah geopolitik yang berubah dan ketegangan perdagangan internasional, banyak negara ingin mengurangi eksposur terhadap dolar AS. Emas menjadi alternatif yang stabil dan tidak terikat pada kebijakan satu negara tertentu.

b. Lindung Nilai terhadap Inflasi

Bank sentral juga menggunakan emas sebagai alat untuk menahan risiko inflasi jangka panjang, terutama ketika suku bunga di berbagai negara berada pada level yang tidak stabil.

c. Meningkatnya Kekhawatiran Geopolitik

Ketidakpastian di kawasan Eropa Timur, Timur Tengah, serta hubungan dagang antara kekuatan ekonomi besar telah mendorong bank sentral beralih pada aset aman.

Dengan alasan-alasan tersebut, aksi beli oleh bank sentral menjadi penopang kuat bagi harga emas global. Hal ini juga mempersempit ruang bagi penurunan harga dalam jangka panjang.

3. Potensi Aksi Ambil Untung: Ancaman bagi Kenaikan Harga

Meski tren besar mengarah pada reli harga emas, tidak semua analis sepenuhnya optimis. Razaqzada mengingatkan bahwa potensi aksi ambil untung dapat menekan harga emas dalam beberapa hari hingga minggu mendatang.

Ia menambahkan, “Saya sebenarnya akan mewaspadai sedikit aksi ambil untung untuk menurunkan harga kembali mendekati $4.000 per ons dalam beberapa hari dan minggu mendatang.”

Aksi ambil untung biasanya terjadi ketika harga sebuah aset telah menguat signifikan dalam waktu singkat. Investor yang ingin mengamankan keuntungan mereka cenderung menjual sebagian posisi, sehingga menciptakan tekanan jual.

Faktor yang dapat memicu aksi ambil untung meliputi:

  • Penguatan dolar AS
    Jika dolar AS menguat, harga emas cenderung melemah karena emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.

  • Kenaikan imbal hasil obligasi AS
    Yield obligasi yang lebih tinggi membuat emas kurang menarik karena tidak memberikan bunga.

  • Perbaikan sentimen risiko pasar
    Jika pasar saham global pulih dan minat risiko meningkat, investor bisa berpindah dari emas ke aset berisiko.

Dengan harga emas yang kini berada jauh di atas area $4.000, wajar jika sebagian pelaku pasar mengantisipasi koreksi dalam waktu dekat.

4. Analisis Teknis: Apakah Koreksi Mendekati $4.000 Memungkinkan?

Secara teknis, area $4.000 per ons merupakan zona psikologis penting. Jika aksi ambil untung terjadi, level tersebut dapat menjadi titik uji berikutnya.

a. Tren Jangka Pendek

Grafik emas dalam jangka pendek menunjukkan pola bullish, namun beberapa indikator teknis seperti RSI (Relative Strength Index) dan MACD memberi sinyal jenuh beli (overbought). Kondisi ini membuka peluang koreksi ringan.

b. Zona Support Terdekat

Zona support kuat terlihat di area $4.050–$4.000, yang menjadi target koreksi wajar jika pasar melakukan penyesuaian harga.

c. Potensi Rebound

Jika harga emas terkoreksi ke area $4.000 dan didukung oleh aksi beli bank sentral, rebound yang kuat masih sangat mungkin terjadi.

Hal ini menciptakan skenario menarik bagi investor yang memanfaatkan strategi beli saat turun (buy the dip).

5. Mengapa Emas Tetap Menarik bagi Investor?

Walaupun aksi ambil untung jangka pendek mungkin menekan harga, emas tetap menjadi aset favorit untuk jangka panjang. Beberapa faktor penopang fundamental termasuk:

a. Inflasi Global yang Masih Menjadi Kekhawatiran

Banyak negara masih berjuang menurunkan inflasi ke target bank sentral. Emas kerap dijadikan lindung nilai terhadap tekanan inflasi yang berkepanjangan.

b. Ketidakpastian Kebijakan Moneter

Kebijakan suku bunga global masih berubah-ubah. Ketidakpastian ini menambah daya tarik emas.

c. Diversifikasi Portofolio

Portofolio modern tidak lengkap tanpa alokasi ke emas. Emas memberikan stabilitas ketika pasar saham dan obligasi mengalami volatilitas.

6. Prospek Emas dalam Waktu Dekat

Dengan kondisi pasar saat ini, ada dua skenario yang mungkin terjadi dalam jangka pendek:

1. Skenario Bullish (Kenaikan Lanjut)

  • Aksi beli bank sentral tetap kuat

  • Ketidakpastian ekonomi global meningkat

  • Dolar AS melemah

Dalam skenario ini, emas berpotensi melanjutkan kenaikan menuju area $4.200–$4.250.

2. Skenario Bearish (Koreksi Wajar)

  • Terjadi aksi ambil untung besar-besaran

  • Yield obligasi AS naik

  • Sentimen risiko membaik

Dalam kondisi ini, emas dapat terkoreksi menuju $4.050–$4.000 sebelum kembali naik.

Kesimpulan

Pergerakan emas di awal sesi Asia yang menguat 0,2% ke tingkat $4.179,37 per ons mencerminkan sentimen positif dari investor, yang percaya bahwa permintaan emas terutama dari bank sentral masih akan berlanjut.

Namun, analis seperti Fawad Razaqzada mengingatkan bahwa pasar juga harus mewaspadai kemungkinan aksi ambil untung dalam waktu dekat, yang berpotensi menekan harga emas mendekati $4.000 per ons.

Secara keseluruhan, meski volatilitas jangka pendek mungkin meningkat, fundamental jangka panjang emas tetap solid. Bagi investor, setiap koreksi berpotensi menjadi peluang untuk masuk kembali ke pasar, terutama jika aksi beli institusional terus berlanjut.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures