
Bestprofit (29/12) – Pasar komoditas global mencatat sejarah baru menjelang akhir tahun ketika harga perak melonjak menembus level USD 80 per ons, sebuah pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kenaikan ini tidak hanya mencerminkan kekuatan reli jangka pendek, tetapi juga menandai perubahan signifikan dalam dinamika pasar logam mulia. Dalam beberapa sesi terakhir, pergerakan perak terlihat sangat agresif, menarik perhatian investor ritel maupun institusional di seluruh dunia.
Lonjakan tersebut memperpanjang reli kuat yang telah berlangsung selama enam sesi berturut-turut, menjadikan periode ini sebagai kenaikan enam hari terbesar dalam data historis sejak 1950. Dengan penguatan sekitar 25% hanya dalam waktu kurang dari satu pekan, perak kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu aset paling volatil sekaligus menarik di pasar komoditas.
Kenaikan Enam Hari Terbesar Sejak 1950
Reli perak kali ini bukanlah kenaikan biasa. Data historis menunjukkan bahwa lonjakan enam hari terakhir merupakan yang paling signifikan sejak pencatatan modern dimulai pada 1950. Dalam kurun waktu singkat tersebut, harga perak melonjak sekitar seperempat dari nilainya, sebuah pergerakan yang jarang terjadi bahkan dalam periode krisis atau euforia pasar sekalipun.
Pergerakan agresif ini menandakan adanya kombinasi faktor fundamental dan teknikal yang sangat kuat. Volume perdagangan meningkat tajam, sementara volatilitas melonjak ke level yang jarang terlihat dalam beberapa dekade terakhir. Kondisi ini memperkuat persepsi bahwa pasar sedang berada dalam fase perubahan struktural, bukan sekadar reli sesaat.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Arus Dana Spekulatif dan Dampak Short Squeeze
Salah satu pendorong utama lonjakan harga perak adalah masuknya arus dana spekulatif dalam jumlah besar. Investor jangka pendek memanfaatkan momentum kuat untuk mengejar keuntungan cepat, mendorong harga naik secara beruntun dalam beberapa sesi.
Selain itu, pasar masih merasakan dampak dari short squeeze yang terjadi pada Oktober lalu. Pada periode tersebut, banyak pelaku pasar yang sebelumnya mengambil posisi jual terpaksa menutup posisinya ketika harga bergerak berlawanan dari ekspektasi. Penutupan posisi short ini mempersempit pasokan perak di pasar spot, sehingga tekanan beli semakin kuat.
Gangguan pasokan juga masih terasa di sejumlah pusat perdagangan utama. Keterbatasan logistik dan ketidakseimbangan antara permintaan fisik dan ketersediaan perak batangan memperburuk situasi, menciptakan kondisi yang sangat mendukung kenaikan harga.
Kinerja Logam Mulia Sepanjang Tahun 2025
Tidak hanya perak, kelompok logam mulia secara keseluruhan menunjukkan kinerja positif sepanjang tahun ini. Emas, platinum, dan palladium turut menguat, meskipun dengan laju yang berbeda-beda. Tren ini mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap aset lindung nilai (safe haven) di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Salah satu faktor utama yang menopang reli logam mulia adalah pembelian bank sentral yang tetap tinggi. Banyak bank sentral, khususnya dari negara berkembang, terus menambah cadangan emas dan logam mulia lainnya sebagai bagian dari strategi diversifikasi cadangan devisa dan pengurangan ketergantungan pada dolar AS.
Peran ETF dalam Mengerek Harga Perak
Selain pembelian bank sentral, arus masuk ke produk exchange-traded funds (ETF) berbasis logam mulia juga menjadi pendorong signifikan. ETF memudahkan investor untuk mendapatkan eksposur terhadap perak tanpa harus menyimpan fisiknya, sehingga memperluas basis investor secara signifikan.
Masuknya dana ke ETF perak meningkatkan permintaan di pasar spot karena pengelola dana perlu membeli perak fisik sebagai underlying asset. Kondisi ini semakin memperketat pasokan dan mempercepat kenaikan harga, terutama ketika sentimen pasar sedang sangat positif.
Dampak Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Kebijakan moneter Amerika Serikat juga memainkan peran penting dalam reli logam mulia tahun ini. Federal Reserve AS telah memangkas suku bunga sebanyak tiga kali secara beruntun, menciptakan lingkungan suku bunga rendah yang kondusif bagi komoditas.
Logam mulia seperti perak dan emas tidak memberikan imbal hasil bunga. Oleh karena itu, ketika suku bunga turun, biaya peluang untuk memegang aset ini menjadi lebih rendah. Hal ini mendorong investor untuk mengalihkan sebagian portofolionya dari instrumen berbunga ke logam mulia.
Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Lanjutan pada 2026
Pasar kini tidak hanya bereaksi terhadap kebijakan saat ini, tetapi juga mulai memasang posisi untuk peluang pemangkasan suku bunga lanjutan pada 2026. Ekspektasi ini memperkuat sentimen bullish terhadap perak dan logam mulia lainnya.
Jika tren pelonggaran moneter berlanjut, perak berpotensi mempertahankan level harga tinggi atau bahkan melanjutkan reli dalam jangka menengah hingga panjang. Namun, hal ini juga meningkatkan risiko volatilitas jika ekspektasi pasar berubah secara tiba-tiba.
Pelemahan Dolar AS sebagai Faktor Pendukung
Dari sisi mata uang, pelemahan dolar AS turut memberikan dukungan tambahan bagi harga perak. Bloomberg Dollar Spot Index tercatat turun 0,8% pada minggu lalu, penurunan mingguan terbesar sejak Juni. Dolar yang melemah membuat komoditas yang dihargai dalam dolar menjadi lebih murah bagi pembeli internasional, sehingga meningkatkan permintaan.
Secara historis, terdapat hubungan terbalik antara nilai dolar AS dan harga logam mulia. Ketika dolar melemah, emas dan perak cenderung menguat, dan kondisi ini kembali terlihat jelas dalam reli terbaru.
Pergerakan Harga Terbaru Logam Mulia
Pada pukul 7:23 pagi waktu Singapura, harga spot perak melonjak 5,5% menjadi USD 83,65 per ons, mempertegas momentum bullish yang sedang berlangsung. Sementara itu, emas naik tipis 0,1% ke level USD 4.539,93 per ons.
Logam mulia lainnya juga mencatatkan kenaikan, dengan platinum bertambah 0,6% dan palladium menguat 1,5%. Pergerakan serempak ini menunjukkan bahwa sentimen positif tidak hanya terfokus pada perak, melainkan menyebar ke seluruh kompleks logam mulia.
Kesimpulan: Momentum Kuat, Namun Tetap Waspada
Lonjakan harga perak hingga menembus USD 80 per ons menandai momen bersejarah di pasar komoditas. Kombinasi arus dana spekulatif, gangguan pasokan, kebijakan moneter longgar, serta pelemahan dolar AS menciptakan kondisi yang sangat mendukung reli.
Namun demikian, investor tetap perlu mewaspadai volatilitas tinggi yang melekat pada pergerakan perak. Meski prospek jangka menengah masih terlihat positif, perubahan sentimen pasar atau kebijakan ekonomi global dapat dengan cepat memicu koreksi. Dalam kondisi seperti ini, manajemen risiko menjadi kunci utama dalam memanfaatkan peluang dari reli perak yang luar biasa ini.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!