
Bestprofit (14/11) – Harga emas kembali bergerak menguat pada awal sesi perdagangan Asia, menunjukkan bahwa minat pasar terhadap aset safe haven ini masih tetap solid. Kenaikan ini terjadi meski sejumlah analis menilai bahwa peluang aksi ambil untung dalam jangka pendek dapat menahan laju reli harga emas.
Menurut data pasar terbaru, emas spot naik 0,2% dan mencapai level $4.179,37 per ons, sebuah konsolidasi yang menunjukkan adanya daya beli kuat, terutama ketika harga emas mengalami koreksi.
Dalam lanskap yang penuh ketidakpastian ini, komentar dari para analis, termasuk Fawad Razaqzada, analis pasar Global Macro di FOREX.com, memberikan gambaran menarik mengenai dinamika pasar emas saat ini. Artikel ini akan membahas lebih rinci faktor-faktor yang memengaruhi penguatan emas, peran bank sentral, serta potensi risiko aksi ambil untung yang dapat menekan harga dalam waktu dekat.
1. Kenaikan Emas di Awal Sesi Asia
Perdagangan emas di sesi Asia pada hari ini dibuka dengan sentimen positif. Meskipun kenaikannya relatif moderat, yakni 0,2%, angka ini cukup kuat untuk menegaskan bahwa minat investasi terhadap emas tidak surut.
Faktor utama yang menopang pergerakan harga emas dalam beberapa pekan terakhir adalah meningkatnya ketidakpastian ekonomi global, termasuk kekhawatiran mengenai stabilitas geopolitik, fluktuasi suku bunga global, dan prospek pertumbuhan ekonomi dunia.
Emas sering kali menjadi pilihan ketika investor mencari perlindungan dari inflasi atau volatilitas pasar. Pada kondisi ekonomi makro yang tidak menentu, reli emas biasanya didorong oleh arus masuk dana investor institusional dan ritel, serta aksi pembelian dari bank sentral global.
Kunjungi juga : bestprofit futures
2. Peran Bank Sentral dalam Mendorong Permintaan Emas
Salah satu faktor yang disorot dalam penguatan harga emas kali ini adalah potensi aksi beli oleh bank sentral di seluruh dunia. Razaqzada menekankan bahwa para pelaku pasar masih memperkirakan aksi beli oleh bank sentral akan terus berlanjut.
Bank sentral, terutama di negara-negara berkembang, telah meningkatkan kepemilikan emas sebagai bagian dari diversifikasi cadangan devisa mereka. Ada beberapa alasan di balik tren ini:
a. Mengurangi Ketergantungan terhadap Dolar AS
Di tengah geopolitik yang berubah dan ketegangan perdagangan internasional, banyak negara ingin mengurangi eksposur terhadap dolar AS. Emas menjadi alternatif yang stabil dan tidak terikat pada kebijakan satu negara tertentu.
b. Lindung Nilai terhadap Inflasi
Bank sentral juga menggunakan emas sebagai alat untuk menahan risiko inflasi jangka panjang, terutama ketika suku bunga di berbagai negara berada pada level yang tidak stabil.
c. Meningkatnya Kekhawatiran Geopolitik
Ketidakpastian di kawasan Eropa Timur, Timur Tengah, serta hubungan dagang antara kekuatan ekonomi besar telah mendorong bank sentral beralih pada aset aman.
Dengan alasan-alasan tersebut, aksi beli oleh bank sentral menjadi penopang kuat bagi harga emas global. Hal ini juga mempersempit ruang bagi penurunan harga dalam jangka panjang.
3. Potensi Aksi Ambil Untung: Ancaman bagi Kenaikan Harga
Meski tren besar mengarah pada reli harga emas, tidak semua analis sepenuhnya optimis. Razaqzada mengingatkan bahwa potensi aksi ambil untung dapat menekan harga emas dalam beberapa hari hingga minggu mendatang.
Ia menambahkan, “Saya sebenarnya akan mewaspadai sedikit aksi ambil untung untuk menurunkan harga kembali mendekati $4.000 per ons dalam beberapa hari dan minggu mendatang.”
Aksi ambil untung biasanya terjadi ketika harga sebuah aset telah menguat signifikan dalam waktu singkat. Investor yang ingin mengamankan keuntungan mereka cenderung menjual sebagian posisi, sehingga menciptakan tekanan jual.
Faktor yang dapat memicu aksi ambil untung meliputi:
-
Penguatan dolar AS
Jika dolar AS menguat, harga emas cenderung melemah karena emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. -
Kenaikan imbal hasil obligasi AS
Yield obligasi yang lebih tinggi membuat emas kurang menarik karena tidak memberikan bunga. -
Perbaikan sentimen risiko pasar
Jika pasar saham global pulih dan minat risiko meningkat, investor bisa berpindah dari emas ke aset berisiko.
Dengan harga emas yang kini berada jauh di atas area $4.000, wajar jika sebagian pelaku pasar mengantisipasi koreksi dalam waktu dekat.
4. Analisis Teknis: Apakah Koreksi Mendekati $4.000 Memungkinkan?
Secara teknis, area $4.000 per ons merupakan zona psikologis penting. Jika aksi ambil untung terjadi, level tersebut dapat menjadi titik uji berikutnya.
a. Tren Jangka Pendek
Grafik emas dalam jangka pendek menunjukkan pola bullish, namun beberapa indikator teknis seperti RSI (Relative Strength Index) dan MACD memberi sinyal jenuh beli (overbought). Kondisi ini membuka peluang koreksi ringan.
b. Zona Support Terdekat
Zona support kuat terlihat di area $4.050–$4.000, yang menjadi target koreksi wajar jika pasar melakukan penyesuaian harga.
c. Potensi Rebound
Jika harga emas terkoreksi ke area $4.000 dan didukung oleh aksi beli bank sentral, rebound yang kuat masih sangat mungkin terjadi.
Hal ini menciptakan skenario menarik bagi investor yang memanfaatkan strategi beli saat turun (buy the dip).
5. Mengapa Emas Tetap Menarik bagi Investor?
Walaupun aksi ambil untung jangka pendek mungkin menekan harga, emas tetap menjadi aset favorit untuk jangka panjang. Beberapa faktor penopang fundamental termasuk:
a. Inflasi Global yang Masih Menjadi Kekhawatiran
Banyak negara masih berjuang menurunkan inflasi ke target bank sentral. Emas kerap dijadikan lindung nilai terhadap tekanan inflasi yang berkepanjangan.
b. Ketidakpastian Kebijakan Moneter
Kebijakan suku bunga global masih berubah-ubah. Ketidakpastian ini menambah daya tarik emas.
c. Diversifikasi Portofolio
Portofolio modern tidak lengkap tanpa alokasi ke emas. Emas memberikan stabilitas ketika pasar saham dan obligasi mengalami volatilitas.
6. Prospek Emas dalam Waktu Dekat
Dengan kondisi pasar saat ini, ada dua skenario yang mungkin terjadi dalam jangka pendek:
1. Skenario Bullish (Kenaikan Lanjut)
-
Aksi beli bank sentral tetap kuat
-
Ketidakpastian ekonomi global meningkat
-
Dolar AS melemah
Dalam skenario ini, emas berpotensi melanjutkan kenaikan menuju area $4.200–$4.250.
2. Skenario Bearish (Koreksi Wajar)
-
Terjadi aksi ambil untung besar-besaran
-
Yield obligasi AS naik
-
Sentimen risiko membaik
Dalam kondisi ini, emas dapat terkoreksi menuju $4.050–$4.000 sebelum kembali naik.
Kesimpulan
Pergerakan emas di awal sesi Asia yang menguat 0,2% ke tingkat $4.179,37 per ons mencerminkan sentimen positif dari investor, yang percaya bahwa permintaan emas terutama dari bank sentral masih akan berlanjut.
Namun, analis seperti Fawad Razaqzada mengingatkan bahwa pasar juga harus mewaspadai kemungkinan aksi ambil untung dalam waktu dekat, yang berpotensi menekan harga emas mendekati $4.000 per ons.
Secara keseluruhan, meski volatilitas jangka pendek mungkin meningkat, fundamental jangka panjang emas tetap solid. Bagi investor, setiap koreksi berpotensi menjadi peluang untuk masuk kembali ke pasar, terutama jika aksi beli institusional terus berlanjut.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!