Best Profit (19/3) - Harga minyak mentah dunia turun 24 persen ke
level terendah lebih dari 18 tahun pada hari perdagangan Rabu (Kamis
waktu Jakarta). Hal ini didorong oleh pandemi virus corona yang terus
menekan permintaan minyak mentah.
Selain itu juga karena
meningkatnya kekhawatiran tentang resesi global menyebabkan kekhawatiran
akan kehancuran permintaan jangka panjang.
Dikutip dari CNBC,
Kamis (19/3/2020), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS
turun 24,4 persen atau USD 6,58 ke level USD 20,37 per barel. Ini
menjadi level terendah sejak Februari 2002 dan hari terburuk ketiga WTI
dalam catatan. best profit
Sementara harga patokan minyak
mentah internasional yaitu Brent turun 14,1 persen atau USD 4,07,
diperdagangkan pada level USD 24,67, level, terendah sejak 2003.
Minyak
semakin terpukul di sisi penawaran dan permintaan. Perlambatan dalam
aktivitas perjalanan dan bisnis di seluruh dunia membebani permintaan.
Ini sama seperti produsen pembangkit tenaga listrik Arab Saudi dan Rusia
bersiap untuk meningkatkan produksi. best profit
"Pasar minyak akan dibanjiri dengan surplus barel," kata Bank of America dalam sebuah catatan.
Setelah
pembicaraan antara OPEC dan sekutunya atau yang dikenal sebagai OPEC+
mogok awal bulan ini, Arab Saudi mengumumkan rencana untuk meningkatkan
produksi hariannya ke rekor 12,3 juta barel per hari pada April. best profit
Sebagai
perbandingan, Arab Saudi memompa sekitar 9,7 juta barel per hari pada
Februari. Rusia menjadi negara di antara anggota OPEC+ lainnya yang
mengatakan juga dapat meningkatkan produksi.
"Harga minyak sedang
berusaha untuk menemukan level kliring atau terendah, yang saya rasa
akan berada di sekitar level USD 18,00 per barel untuk WTI," kata John
Kilduff dari Capital Again. best profit
Ketika permintaan
berhenti sedangkan pemangkasan produksi negara anggota OPEC+ saat ini
diberlakukan berakhir hanya sampai akhir bulan, ini erarti negara-negara
anggota akan segera diizinkan untuk memompa minyak sebanyak yang mereka
inginkan.
"Dengan setiap hari tampaknya ada pintu jebakan lain
yang terletak di bawah harga minyak, dan kami berharap melihat harga
terus bergolak sampai keseimbangan biaya tercapai dan produksi ditutup,"
kata analis Rystad Energy Louise Dickson. best profit
"Ini
adalah gambaran permintaan minyak yang paling suram yang telah kita
saksikan dalam waktu yang lama dengan keruntuhan serentak bahan bakar
jet, bensin, bahan bakar pengiriman, petrokimia, dan minyak yang
digunakan untuk pembangkit listrik," lanjut dia.
Minyak mentah WTI dan Brent berada di laju untuk bulan terburuk mereka, turun masing-masing 54 persen dan 50 persen. best profit
Sumber : Liputan6