Best Profit (10/3) - Bank Sentral Amerika Serika (AS) atau The
Federal Reserve (The Fed) mengejutkan pasar pada awal pekan kemarin
dengan penurunan suku bunga 50 basis poin darurat. Hal ini berdampak
positif bagi harga emas.
Dikutip dari Kitco, dengan pasar yang
sangat bullish pada emas dalam waktu dekat, sebagian besar analis dan
investor melihat harga emas akan berada dikisaran USD 1.700 per ounce.
Ini menjadi level tertinggi dalam 7 tahun untuk logam mulia.
"Dalam
lingkungan ini, saya tidak berpikir Anda benar-benar dapat melihat
target harga yang solid. Saya pikir Anda hanya melihat ke atas," kata
Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank. best profit
Tren
kenaikan harga emas diperkirakan akan tetap ada di sebagian besar tahun
ini. Namun analis memperingatkan investor untuk berhati-hati karena
volatilitas tetap tinggi.
Pada Jumat pekan lalu pasar emas
terpukul dengan beberapa tekanan jual di pagi hari, yang menghilangkan
beberapa momentum jangka pendek dari logam mulia. Untuk minggu ini,
investor harus terbiasa melihat jenis tindakan harga jangka pendek. best profit
Ryan
McKay, Ahli Strategi Komoditas di TD Securities, mengatakan bahwa
perangkap likuiditas di pasar akan menjadi risiko signifikan bagi harga
emas dalam waktu dekat karena mereka melihat pergerakan menuju USD 1.700
per ounce.
"Ketika volatilitas meningkat, Anda akan melihat ini mengalir ke likuiditas yang dapat menyebabkan emas turun tajam," katanya.
Harga
emas kembali menguat dan berada pada jalur kenaikan mingguan terbesar
sejak Januari 2009. Kenaikan masih dipicu penyebaran Virus Corona
sehingga meredupkan prospek pertumbuhan dan membuat investor bergegas
mencari aset safe-haven. best profit
Melansir laman CNBC,
Sabtu (7/3/2020), harga emas di pasar spot naik 0,5 persen menjadi USD
1.678,25 per ounce. Sebelumnya, harga emas sempat menyentuh posisi USD
1.689,65, atau 1,2 persen tertinggi sejak Januari 2013. Harga emas dunia
telah naik sekitar 6,3 persen pada minggu ini.
Adapun harga emas
berjangka AS naik 0,5 persen menjadi USD 1.679,50. "Kenaikan emas
didorong oleh kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari virus," kata
Peter Fertig, Analis Quantitative Commodity Research. best profit
Emas
berada pada posisi kenaikan mingguan terbesar sejak Januari 2009 karena
penyebaran global dari Coronavirus meredupkan prospek pertumbuhan dan
membuat investor bergegas mencari aset safe-haven.
“Pasar tidak
memiliki pemahaman tentang apa yang sedang terjadi. Investor membeli
obligasi serta emas sebagai asuransi dari prospek ekonomi yang
memburuk," kata Analis SP Angel, Sergey Raevskiy. best profit
Sumber : Liputan6