BESTPROFIT FUTURES MALANG (5/10) - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah pada perdagangan saham sepekan. Indeks saham tertekan oleh laporan keuangan kuartal III yang diperkirakan tidak sesuai ekspektasi pelaku pasar.
Analis PT Investa Saran, Mandiri Hans Kwee mengatakan buruknya laporan keuangan kuartal III imbas dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
"Kuatal III kurang baik karena nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, perlambatan ekonomi, komoditas rendah dan ekspor impor turun," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (5/10/2015).
Di samping itu, belum pulihnya perekonomian Amerika Serikat (AS) membuat The Federal Reserve (The Fed) masih menunda kenaikan suku bunga acuan. Hal tersebut menjadi kekhawatiran pelaku pasar.
"Data Jumat yang keluar, data pengangguran yang tetap, tetapi penyerapan tenaga kerja rendah dan kenaikan upah tetap di AS , plus data order pabrik yang turun membuat peluang penundaan kenaikan Fed rate," jelas Hans.
Selama sepekan, Hans mengatakan IHSG akan bergerak pada level support 4.200-4.168. Kemudian resistance pada level 4.270-4.308.
Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan IHSG berpeluang menguat pada perdagangan saham sepekan. Penguatan indeks saham ditopang oleh aksi beli investor asing.
"Masih adanya aksi jual membuat IHSG masih berada di zona merahnya. Tren pelemahan pun di pekan kemarin masih berlanjut. Akan tetapi, di sisi lain adanya dorongan beli dari investor lainnya dapat membuat laju IHSG tertahan dari pelemahannya. Peluang kenaikan IHSG dapat muncul di pekan depan jika pelaku pasar dapat kembali melanjutkan aksi belinya," jelas dia dalam risetnya.
Dia menuturkan, indeks saham akan bergerak pada level support 4.000-4.012, kemudian resistance pada level 4.245-4.300.
Untuk pekan ini Hans merekomendasikan jual ketika menguat untuk saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Kemudian pembelian spekulatif untuk saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
.Pada penutupan Jumat, 2 Oktober 2015 indeks saham ditutup melemah 47,07 poin atau 1,11 persen ke level 4.207,79. Selama pekan lalu, investor asing mencatatkan aksi jual sekitar Rp 682,96 miliar. (Amd/Ahm)
Sumber : Liputan6
Sunday, 4 October 2015
Thursday, 1 October 2015
Indeks saham Berjangka Asia Turun Menjelang Data Payrol AS
BESTPROFIT FUTURES MALANG (2/10) - Indeks
berjangka Asia turun karena pemulihan dalam ekuitas global setelah aksi
jual kuartal ketiga untuk mendapatkan traksi menjelang data
ketenagakerjaan AS.
Kontrak
pada Indeks saham di Jepang dan Australia lebih rendah di perdagangan
terakhir, karena saham Eropa kembali turun dan ekuitas di AS turun lebih
dari 1% sebelum mengakhiri sesi Kamis naik 0,2%.
Kontrak
pada Nikkei 225 Stock Average turun 0,5% menjadi 17.610 di pre-market
Osaka, setelah kontrak pada indeks Topix tergelincir 0,8%. Indeks
Berjangka berdenominasi yen pada Nikkei 225 diperdagangkan di Chicago
sedikit berubah pada 17.630 setelah naik 0,8% pada sesi sebelumnya.
Indeks
S & P / NZX 50 Selandia Baru, Indeks saham utama yang pertama untuk
memulai trading setiap hari di kawasan Asia, naik 0,1% setelah tiga
hari mengalami penurunan. Kontrak pada indeks Australia S & P / ASX
200 turun 0,4%, sedangkan indeks Kospi di Seoul turun 0,1%.
Pasar
di Hong Kong dibuka kembali Jumat setelah libur, sementara perdagangan
di daratan China tidak akan dibuka hingga Kamis depan karena istirahat
Hari Nasional. Pasar India juga ditutup untuk liburan hari Jumat.(yds)
Sumber: Bloomberg
Indeks S&P 500, Nasdaq Ditutup Menguat Jelang Rilis Data Pekerjaan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (2/10) - Indeks
S&P 500 dan Nasdaq ditutup megnuat pada hari Kamis di awal
perdagangan fluktuatif untuk kuartal keempat karena investor menunggu
laporan pekerjaan bulanan AS dan awal musim laba.
Berdasarkan
data terbaru yang tersedia, indeks Dow Jones industrial average turun
12,89 poin, atau 0,08 persen, ke level 16,271.81, indeks S&P 500
naik 3,75 poin, atau sebesar 0,2 persen, ke level 1,923.78 dan indeks
Nasdaq Composite menguat 6,92 poin, atau sebesar 0,15 persen, ke level
4,627.08. (izr)
Sumber: Reuters
Saham AS Turun ditengah Investor Waspada Pasca Penurunan Kuartalan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (2/10) - Saham
AS terkoreksi karena para investor berhati-hati pasca ekuitas catat
rally terkuat dalam tiga pekan terakhi kemarin menutup kuartalan
terburuk sejak 2011.
Ekuitas
gagal mempertahankan momentum dari kenaikan Rabu, pola umum seiring
indeks Standard & Poor 500 mencatat penguatan selama tiga sesi hanya
sekali sejak Juli lalu. Investor tetap berhati-hati jelang rilis
laporan pekerjaan pemerintah pada hari Jumat besok, diperkirakan
menunjukkan perekonomian menambahkan 200.000 pekerja bulan lalu, dan
masukan ke depan keputusan suku bunga Federal Reserve pada 28 Oktober
lalu
Indeks
S&P 500 turun sebesar 0,9 persen ke level 1,903.71 pukul 12:15
siang di New York, pasca indeks melonjak sebesar 1,9 persen pada Rabu.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 189,20 poin, atau sebesar 1,2
persen, ke level 16,095.50. Indeks Nasdaq Composite merosot sebesar 1,1
persen seiring penurunan saham biotechs dan Apple Inc sebesar 1,9 persen
untuk menghapus penguatan sebesar 1,1 persen kemarin. Indeks Russell
200 turun sebesar 1,4 persen, membalikkan sebagian besar keuntungan pada
hari Rabu.
Kekhawatiran
tentang perlambatan ekonomi terbesar kedua di dunia, bersama dengan
beragam pesan kebijakan Federal Reserve terkait suku bunga, mengirim
indeks S&P 500 catat penurunan bulanan berturut-turut dan mendorong
gejolak pasar. Rilis data hari ini menunjukkan indeks sektor manufaktur
China berada di dekat level terendah dalam tiga tahun terakhir karena
langkah-langkah stimulus pemerintah China yang menunjukkan tanda-tanda
pelemahan di sektor manufaktur semakin mendalam.
Ekuitas
acuan AS naik terbesar sejak 8 September kemarin karena investor
tersentak penguatan saham beberapa perusahaan pada kuartal ketiga,
didukung penguatan saham disektor energi, material dan saham perawatan
kesehatan. Indeks S&P 500 ditutup turun 9,9 persen pada hari Rabu
dari rekor tertingginya pada bulan Mei, dan kurang lima poin dari level
penutupan pada hari Selasa 2015, level penutupan terendah sejak pada
bulan Agustus lalu.
Sementara
indeks 1.9 persen di atas level penutupan terburuk tahun ini, hampir 35
persen saham anggota indeks ini telah tergelincir kembali di bawah
harga mereka pada 25 Agustus lalu. Saham perangkat keras seperti Apple
Inc, Microsoft Corp dan Exxon Mobil Corp, tiga perusahaan dengan
kapitalisasi pasar terbesar, anjlok sebesar 10 persen akibat aksi jual
selama empat hari.
Ketiga
saham blue chip terkoreksi hari ini, turun sebesar 0,9 persen karena
semua saham indeks S&P 500 mengalami koreksi. Saham Utilitas turun
sebesar 1,5 persen pasca mencatat kenaikan pada kuartal ketiga sebesar
4,4 persen.
Aksi
jual saham bioteknologi kembali berlanjut pasca terhenti selama satu
hari, saham Bioteknologi Indeks Nasdaq kehilangan 1,3 persen. Saham
Gilead Sciences Inc dan Biogen Inc turun setidaknya 1,2 persen. Saham
Semikonduktor, salah satu pemimpin penguatan indeks kemarin, juga
berbalik arah hari ini di antara perusahaan teknologi. Intel Corp turun
sebesar 2 persen.
Sementara
itu, investor terus memantau data untuk indikasi pada lintasan suku
bunga, dengan pejabat The Fed menjaga bahwa ekonomi cukup kuat untuk
menahan kenaikan suku bunga tahun ini. Pedagang harga melihat sekitar 43
persen peluang The Fed akan menaikkan suku bunga tahun ini, dan 51
persen peluang pada peningkatan Januari mendatang.
Data
yang dirilis hari ini menunjukkan sektor manufaktur mengalami stagnasi
pada bulan September akibat penguatan dolar dan gejolak pasar luar
negeri menyebabkan melambatnya pesanan pada laju paling lambat sejak
November 2012 lalu. Sebuah laporan terpisah hari ini menunjukkan jumlah
orang Amerika yang mengajukan aplikasi untuk tunjangan pengangguran naik
pekan lalu, mempertahankan pola keuntungan dan kerugian pad kisaran
level terendah dalam satu dekade terakhir menandakan angkat pemecatan
tetap rendah.
Laporan
yang akan dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja besok diperkirakan akan
menunjukkan ekonomi menambahkan 200.000 pekerjaan pada bulan September
dengan tingkat pengangguran bertahan sebesar 5,1 persen, menurut ekonom
yang disurvei oleh Bloomberg. Ini akan menjadi laporan pekerjaan
terakhir sebelum The Fed membuat keputusan terkait suku bunga berikutnya
pada 28 Oktober mendatang. (izr)
Sumber: Bloomberg
Minyak Berada di Dekat $ 45 Seiring Investor Timbang Sinyal Permintaan dari China
BESTPROFIT FUTURES MALANG (2/10) - Minyak
terjebak di dekat $ 45 per barel menyusul investor menimbang data yang
bertentangan tentang ekonomi di China, yang merupakan konsumen terbesar
kedua di dunia, sementara indeks volatilitas harga melemah sampai ke
level enam minggu terendah.
Berjangka
di New York naik sebanyak 1,2 persen setelah ditutup turun 0,8 persen
pada hari Kamis. Data minggu ini menunjukkan keuntungan
industri-perusahaan China turun ke level terendah setidaknya dalam empat
tahun, sementara dua indeks output pabrik mengalahkan ekspektasi.
Indeks Chicago Board Options Exchange Crude Oil Volatilite ditutup pada
level $44,61 pada hari Kamis, atau yang terendah sejak 20 Agustus
Minyak
telah merosot lebih dari 25 persen dari puncak penutupannya tahun ini
pada bulan Juni di tengah spekulasi melimpahnya stok global yang
mendorong harga ke level terendah dalam enam tahun akan berkepanjangan.
Stok minyak mentah AS sekitar 100 juta barel di atas lima tahun
rata-rata musiman untuk kali ini di tahun ini sementara OPEC telah
menghasilkan produksi di atas target produksi untuk 16 bulan.
West
Texas Intermediate untuk pengiriman November naik sebanyak 53 sen ke
level $ 45,27 per barel di New York Mercantile Exchange, dan berada di
level $ 45,26 pada pukul 09:21 pagi waktu Seoul. Kontrak turun 35 sen ke
level $ 44,74 pada hari Kamis. Volume semua berjangka yang
diperdagangkan adalah sekitar 64 persen di bawah rata-rata 100-hari.
Harga turun 15 persen tahun ini.
Brent
untuk pengiriman November menambahkan 43 sen, atau 0,9 persen, ke level
$ 48,12 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange.
Minyak mentah patokan Eropa ini diperdagangkan pada premium dari $ 2,89
untuk WTI. (sdm)
Sumber: Bloomberg
AUD/USD Menunggu Rilis Data Penjualan Retail Jelang Rilis Data Nonfarm Payrolls
BESTPROFIT FUTURES MALANG (2/10) - Pasangan
mata uang AUD/USD saat ini ditransaksikan pada level 0,7032 dengan
level tinggi 0,7034 pada awal perdagangan Asia dan terendah 0,7025.
Support
AUD/USD SMA 50 chart 4 jam downtrend dari level tertinggi dari level
0,7080 bahwa pasangan tidak mampu menembus dalam kesempatan kedua di
London semalam. pasangan mata uang menemukan permintaan berdasarkan data
China yang mengalahkan ekspektasi.
Indeks
PMI China berada di level 49,8. Indeks Non manufaktur untuk September
berada di level 53,4 terhadap 53,4. Indeks Caixin/Markit PMI dirilis dan
mengalahkan pembacaan awal di level 47,0 dan dirilis pada level 47,2.
Pasar
financial China masih libur hari ini dan tidak ada dorongan lebih
lanjut di sana, tapi kami masih memiliki datat penjualan ritel Australia
untuk bersaing dengan sebelum rilis data nonfarm payrolls hari ini.
Ritel penjualan diharapkan naik 0,4% sementara nonfarm payrolls
diharapkan menunjukan peningkatan 200.000 pekerja menandakan positifnya
rilis data ADP sebelumnya pekan ini dan akan mendorong The Fed segera
untuk menaikkan suku sebelum pergantian tahun. (izr)
Sumber: FXstreet
Wednesday, 30 September 2015
Investor Tunggu Rilis Data Cina, Saham Asia Ikuti Kenaikan Saham AS
BESTPROFIT FUTURES MALANG (1/10) - Saham
Asia mengikuti kenaikan saham AS, setelah indeks patokan regional ini
memposting kuartal terburuk sejak 2011, seiring investor menunggu data
manufaktur Cina.
MSCI
Asia Pacific Index naik 0,2 persen ke level 124,09 pada pukul 09:01
pagi waktu Tokyo. Indeks itu merosot 15 persen dalam tiga bulan yang
berakhir pada September. Indeks Standard & Poor 500 naik 1,9 persen
di New York hari Rabu, rally terbaik dalam tiga minggu, mengupas
penurunan kuartalan untuk 6,9 persen.
Dengan
hampir $ 11 miliar terhapus dari saham global dalam tiga bulan
terakhir, investor beralih ke laporan manufaktur China pada hari ini
untuk petunjuk sejauh mana perlambatan di nergara ekonomi terbesar kedua
di dunia tersebut. Pasar yangbberisiko telah terjual di tengah
perlambatan pertumbuhan di Cina, penurunan komoditas berkepanjangan dan
eksodus dari aset negara berkembang menyusul Amerika Serikat
mempersiapkan untuk menaikkan suku bunga mereka sesegera mungkin tahun
ini. Dengan liburan selama seminggu di Cina yang dimulai hari ini,
manajer keuangan akan menilai laporan payrolls AS Jumat sebagai
indikasi apakah pasar kerja cukup kuat untuk menahan pengetatan. (sdm)
Sumber: Bloomberg
Euro Jatuh Pasca Data Inflasi Dorong Spekulasi Penambahan Stimulus ECB
BESTPROFIT FUTURES MALANG (1/10) - Euro
melemah untuk pertama kalinya dalam tiga hari terakhir karena laju
inflasi di kawasan euro tiba-tiba berbalik negatif untuk pertama kalinya
dalam enam bulan terakhir, menambah tekanan pada Bank Sentral Eropa
untuk memperluas stimulus moneter.
Euro
melemah terhadap semua mata uang utama seiring harga konsumen di zona
euro turun 0,1 persen pada September dari tahun sebelumnya, menurut
laporan dari kantor statistik Uni Eropa. Ekonom dalam survei Bloomberg
memperkirakan tingkat inflasi nol persen.
Euro
jatuh sebesar 0,6 persen ke level $1,1177 pada pukul 5 sore waktu New
York, memangkas keuntungan sejak akhir Juni menjadi 0,3 persen. Dolar
menguat 0,1 persen ke level 119,88 yen pada hari Rabu.
Sementara
program pelonggaran kuantitatif ECB mendorong euro ke level terendah
dalam 12-tahun terakhir dari level $1,0458 pada bulan Maret, mata uang
euro telah rebounded. Penurunan euro menjadi tantangan bagi para pembuat
kebijakan, karena penguatan euro mungkin meredam ekspor dan mengancam
upaya mereka untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi di blok
tersebut.
Presiden
ECB Mario Draghi mengatakan pada 23 September lalu bahwa itu terlalu
dini untuk mengatakan risiko terhadap prospek ekonomi dibenarkan untuk
menambah stimulus. Bank sentral, memulai rencana pembelian aset pada
bulan Maret senilai 1,1 triliun euro ($1.23 triliun), bertujuan menahan
laju inflasi hanya di bawah 2 persen.
Setiap
dorongan untuk program ini, baik melalui memperpanjang durasi atau
skala pembelian yang ada, akan datang karena Federal Reserve bergerak
lebih dekat menaikkan suku bunga AS dari rekor terendahnya, yang dapat
melemahkan euro lebih jauh terhadap dolar.
Estimasi analis euro jatuh ke level $ 1,08 pada akhir tahun ini, menurut survei Bloomberg. (izr)
Sumber: Bloomberg
Emas Mencatat Penurunan Triwulan Terpanjang Sejak 1997
BESTPROFIT FUTURES MALANG (1/10) - Emas
mengalami penurunan kuartalan kelima, yang merupakan penurunan
terpanjang sejak tahun 1997, seiring data perekrutan AS yang kuat
menambah tanda-tanda kekuatan ekonomi yang terlihat Federal Reserve
bergerak mendekati kenaikan suku bunga.
Payrol
Perusahaan naik 200.000 pada bulan September, angka dari ADP Research
Institute menunjukkan, mengalahkan 000 perkiraan rata-rata ekonom yang
disurvei oleh Bloomberg sebesar 190. Ketika pejabat The Fed membiarkan
suku bunga untuk tidak berubah pada pertemuan pada September lalu,
Emas
berjangka untuk pengiriman Desember turun 1% untuk menetap di level $
1,115.20 per ons pada 1:41 siang di Comex New York, setelah menyentuh
level $ 1,110.80, yang terendah sejak 16 September. Harga turun sebanyak
4,8% di kuartal ini, yang tertajam dalam setahun terakhir.
Perak juga menurun di Comex. Platinum dan paladium turun di New York Mercantile Exchange.(yds)
Sumber: Bloomberg
GBP/USD Berada pada Level Terendahnya Sejak Mei
BESTPROFIT FUTURES MALANG (1/10) - GBP/USD
anjlok di bawah level 1,5125 dan turun ke level 1,5105 menyentuh level
terendahnya sejak 5 Mei lalu. Greenback menguat terhadap mata uang Eropa
pada paruh perdagangan pertama sesi Amerika, pada hari terakhir pada
perdagangan akhir bulan dan kuartal ketiga.
Dari
level terendah pasangan mata uang GBP/USD sedikit rebound dan
ditransaksikan pada level 1,5125/30, hampir seratus pips di bawah level
harian tertinggi. Pada perdagangan Eropa GBP/USD naik ke level 1,5214
tapi kemudian beralih ke zona merah. GBP/USD terus melemah selama lima
jam terakhir. Pound juga melemah terhadap yen mendorong GBP/JPY ke level
terendah dalam tiga pekan terakhir di bawah level 181,00 yen. (izr)
Sumber: FXstreet
Emas Menuju Penurunan Kuartalan Terbesar Dalam Setahun
BESTPROFIT FUTURES MALANG (1/10) - Emas turun
1 persen pada Rabu, menuju penurunan terbesar kuartalannya dalam
setahun karena dolar terkait menguatnya dolar dan pasar yang masih
menunggu kejelasan tentang waktu kenaikan suku bunga AS yang hangat
untuk diantisipasi.
Platinum tetap berada di jalur untuk
penurunan kuartalan terbesarnya dalam tujuh tahun terakhir setelah
melemah ke level terendahnya sejak Desember 2008 pada Selasa kemarin di
tengah kekhawatiran akan menurunnya permintaan untuk mobil diesel yang
dipicu oleh skandal emisi Volkswagen.
Emas melemah hampir 5 persen sejak Juli
lalu dalam penurunan kuartalan kelima berturut-turut, yang merupakan
penurunan kuartalan terpanjang nya sejak tahun 1997.
Spot emas turun 1,2 persen pada $
1,113.22 per ons, sedangkan emas berjangka AS untuk pengiriman Desember
turun $ 13,60 per ons pada $ 1,113.20.
Emas turun 1 persen pada hari ini,
menuju penurunan terbesar kuartalan dalam setahun karena dolar menguat
dan pasar menunggu kejelasan tentang waktu kenaikan suku bunga AS hangat
diantisipasi.
Logam telah berada di bawah tekanan dari
ekspektasi bahwa The Fed bersiap untuk menaikkan suku bunga AS tahun
ini, berpotensi meninggikan kesempatan untuk biaya imbal balik pemegang
non-bullion sementara meningkatkan dolar, yang dimana hal tersebut
dinilai berharga.
Emas berada di dekat dua minggu
terendahnya pada hari Rabu setelah sebuah laporan menunjukkan sektor
swasta AS menambahkan lebih banyak pekerja dari yang diharapkan pada
bulan September. Pedagang juga akan mengamati pidato Ketua The Fed Janet
Yellen pada hari ini sebagai petunjuk tentang ekonomi dan waktu
kenaikan suku bunga.
Spot platinum turun 0,1 persen pada $ 911,00 per ons, dan telah menurun hampir 15 persen pada kuartal ini.
Sumber: CNBC
Tuesday, 29 September 2015
Saham Asia Menguat, Pangkas Kuartalan Terendah Sejak Krisis Keuangan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (30/9) - Saham
Asia menguat pada hari terakhir kuartal, mengikuti rally saham AS di
sesi akhir perdagangan, seiring indeks acuan regional pangkas kuartalan
terendah sejak krisis keuangan.
Indeks MSCI Asia
Pacific naik 0,3 % ke level 121,40 pada pukul 09:00 pagi waktu Tokyo.
Indeks telah anjlok 17 % sejak akhir Juni lalu, berada di jalur
penurunan terbesar sejak kuartal yang berakhir September 2008. Turun 6,6
% pada bulan yang sama.
Saham telah stabil
dalam beberapa pekan terakhir di tengah kebingungan atas posisi Federal
Reserve untuk menaikkan suku bunga dan kekhawatiran atas perlambatan
ekonomi China yang akan menghambat permintaan untuk komoditas dan
berdampak pada pertumbuhan global. China mulai liburan pada hari Kamis
selama 5 hari.
Indeks Topix Jepang
naik 1,5 % setelah kemarin jatuh 4,4 %. Indeks Kospi Korea Selatan turun
1,4 % pada hari ini karena telah dibuka kembali dari liburan selama 2
hari. Indeks Australia S&P / ASX 200 menguat 0,1 %, dan Indeks NZX
50 Selandia Baru melemah 0,4 %.
Kontrak pada Indeks
Hang Seng Hong Kong naik 0,7 % di sebagian besar akhir perdagangan,
sementara di Indeks Hang Seng China Enterprises menguat 0,9 %. Indeks
saham H kemarin melemah 3 %, yang merupakan penurunan terbesar dalam
sebulan terakhir, sedangkan Indeks Hang Seng merosot 3 % ke level 2
tahun terendah. (knc)
Sumber : Bloomberg
Saham Jepang Naik dari 8 Bulan Terendah Seiring Selloff Global Berkurang
BESTPROFIT FUTURES MALANG (30/9) - Saham
Jepang menguat, dengan indeks Topix mendaki dari delapan bulan
terendah, seiring meredanya gejolak di ekuitas global. Produsen ban dan
perusahaan asuransi memimpin kenaikan.
Topix
naik 1,5 persen ke level 1,396.63 pada pukul 09:01 pagi waktu Tokyo,
setelah jatuh 4,4 persen pada hari Selasa ke penutupan terendah sejak
Januari. Indeks Nikkei 225 Stock Average naik 1,5 persen ke level
17,191.71. Indeks Standard & Poor 500 naik 0,1 persen kemarin,
menghentikan penurunan lima hari mereka.
E-mini
futures S & P 500 naik 0,1 persen. Ekuitas di pasar saham terbesar
di dunia itu berfuluktuasi menyusul rebound perusahaan perawatan
kesehatan, sementara saham bioteknologi menghapus reli awal mereka dan
Apple Inc menyeret perusahaan teknologi ke level yang lebih rendah.
Glencore Plc naik 17 persen di London, sehari setelah rekor penurunan
pedagang dan penambang meningkatkan kekhawatiran tentang bagaimana
perusahaan material dapat bertahan seiring anjloknya harga komoditas.
Topix
berada di jalur untuk penurunan 14 persen dalam tiga bulan, hanya
penurunan kuartalan kedua sejak Perdana Menteri Shinzo Abe berkuasa.
Indeks telah merosot 9,2 persen pada September menyusul kekhawatiran
tentang perlambatan di China dan rencana tingkat-kenaikan suku bunga
Federal Reserve mendorong gejolak pasar keuangan global. (sdm)
Sumber: Bloomberg
Saham Asia Berjangka Menguat ditengah Reli Saham AS Pada Akhir Perdagangan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (30/9) - Para
investor Asia mengambil keuntungan dari reli saham AS pada akhir jam
perdagangan kemarin, dengan saham berjangka pada indeks dari Jepang
hingga Australia sinyal keuntungan seiring mendekati penutupan kuartalan
terburuk untuk ekuitas global sejak 2011.
Indeks
Nikkei 225 Stock Average berjangka meramalkan rebound sebesar 1,7
persen, yang meluncur ke level terendah sejak Januari lalu Selasa
kemarin di tengah aksi jual ekuitas Asia melebar karena kekhawatiran
perlambatan China menahan di pasar sekali lagi. Tembaga berjangka rally,
sementara minyak mentah turun karena para pedagang melihat ke depan
terkait data persediaan AS yang akan dirilis hari ini waktu New York.
Yen menguat jelang rilis laporan perdagangan ritel Jepang dan output
pabrik.
Dengan
saham di Asia menuju kuartal terburuk sejak runtuhnya Lehman Brothers
Holdings Inc, liburan selama lima hari yang dimulai hari Kamis di China
akan menahan penurunan dari negara yang telah terkena dampak dari krisis
global sejak mendevaluasi mata uangnya Agustus lalu. Sementara lonjakan
kepercayaan konsumen membantu saham AS menghapus kerugian, volatilitas
tersirat tetap hampir dua kali lipat rata-rata selama tahun lalu karena
ketidakpastian atas China dan langkah selanjutnya Federal Reserve
membuat para investor gelisah.
Kontrak
pada indeks Standard & Poor 500 naik sebesar 0,1 persen pukul 8:02
pagi waktu Tokyo. Saham acuan AS membalikan penurunan sebanyak 0,5
persen pada akhir perdagangan Selasa naik 0,1 persen. Yen sedikit
berubah pada level 119,80 per dolar pasca naik 0,7 persen dalam dua hari
terakhir, membantu mata uang Jepang menjadi pemain terbaik di antara
sebagian besar mata uang utama dalam tiga bulan terakhir. Tembaga
berjangka naik 0,3 persen, minyak AS jatuh 0,7 persen pasca naik Selasa.
Aksi
jual saham bioteknologi dan saham teknologi terus di AS, mengirimkan
Indeks Russell 2000 merosot terpanjang sejak 2006 lalu dan menekan
Indeks Nasdaq Composite pada bulan Agustus. Obligasi imbal hasil tenor
Sepuluh tahun naik, obligasi imbal hasil tenggelam ke terendah dalam
satu bulan terendah.
Kontrak
pada indeks Australia S & P / ASX 200 naik 0,9 persen di sebagian
besar perdagangan terakhir, sementara kontrak pada indeks Hong Kong Hang
Seng dan indeks Hang Seng China Enterprises naik setidaknya 0,7 persen.
Indeks FTSE A50 China berjangka naik sebesar 0,6 persen menyusul
penurunan 2 persen pada indeks Shanghai Composite pada hari Selasa.
Pasar saham Korea Selatan kembali melanjutkan perdagangannya hari ini
pasca liburan selama dua hari. (izr)
Sumber: Bloomberg
Indeks S&P 500 Pangkas Penurunan Kuartalan Sementara Apple Bebani Nasdaq
BESTPROFIT FUTURES MALANG (30/9) - Indeks
Standard & Poor 500 memangkass penurunan kuartalan terburuknya
sejak 2011, karena saham-kesehatan rebound sejak penurunannya dalam
empat tahun terakhir.
Indeks
S & P 500 naik 0,1% menjadi 1,884.03, di 04:03 sore di New York,
dan turun 4,5% pada September, setelah bulan Agustus turun sebanyak
6,3%. Indeks Nasdaq Composite turun 0,6% karena Apple Inc anjlok
sebanyak 3%.
Indeks
saham telah stabil dalam beberapa pekan terakhir di tengah kebingungan
atas kebijakan suku bunga Federal Reserve sementara kekhawatiran tetap
ada bahwa perlambatan ekonomi di Asia akan menghambat permintaan untuk
komoditas serta mengganggu pertumbuhan global. S & P 500 siap untuk
kuartal terburuk sejak 2011, turun 9%. Indeks acuan adalah 12% di bawah
level tertinggi sepanjang masa pada bulan Mei.(yds)
Sumber: Bloomberg
Saham AS Berfluktuatif Seiring Penurunan Saham Consumer Imbangi Saham Biotech
BESTPROFIT FUTURES MALANG (30/9) - Saham
AS berfluktuasi akibat penurunan saham konsumen diimbangi rebound saham
perusahaan bioteknologi, karena investor berjuang untuk mendamaikan
prospek kenaikan suku bunga dengan kekhawatiran tentang perlambatan
pertumbuhan global.
Indeks
Standard & Poor 500 naik kurang dari 0,1 persen ke level 1,882.09
pukul 12:21 di New York, pasca naik sebanyak 0,9 persen. Indeks Dow
Jones Industrial Average tergelincir 13,82 poin, atau 0,1 persen, ke
level 15,988.07. Indeks Nasdaq Composite stagnan, dan indeks Russell
2000 melemah sebesar 0,2 persen pasca merosot ke level terendahnya dalam
11 bulan terakhir kemarin.
Saham
bergerak stabil dalam beberapa pekan terakhir di tengah kebingungan
tentang kebijakan pengetatan suku bunga Federal Reserve sementara
kekhawatiran tetap membayangi bahwa perlambatan ekonomi di Asia akan
menghambat permintaan untuk komoditas dan menghambat pertumbuhan global.
Indeks S&P 500 bersiap catat kuartal terburuk sejak 2011, turun
sebesar 8,6 persen. Indeks acuan turun 11 persen di bawah level
tertingginya pada bulan Mei lalu.
Indeks
Chicago Board Options Exchange Volatility telah ditutup di atas level
20 untuk 26 sesi terakhir, beruntun terpanjang sejak Januari 2012 lalu.
Indeks gejolak pasar yang dikenal sebagai VIX turun 1,8 persen pada
Selasa ke level 27,14 pasca mencapai level tertingginya dalam tiga pekan
terakhir kemarin.
Sebuah
laporan yang dirilis hari ini menunjukkan tingkat kepercayaan konsumen
secara tak terduga naik bulan ini seiring peningkatan lapangan pekerjaan
membantu Amerika menyingkirkan efek dari penurunan harga saham. Laporan
lainnya menunjukkan harga rumah di 20 kota AS naik sebesar 5 persen
pada Juli dari bulan yang sama tahun sebelumnya, didorong oleh
peningkatan permintaan dan persediaan terbatas. (izr)
Sumber: Bloomberg
Monday, 28 September 2015
Emas Menurun Tajam di Dua Pekan Terakhir; Platinum Anjlok
BESTPROFIT FUTURES MALANG (29/9) - Emas
mencatat penurunan tertajamnya dalam lebih dari dua pekan terakhir dan
platinum jatuh ke posisi terendah enam tahun pada kekhawatiran bahwa
pertumbuhan ekonomi AS bergerak mendekati keputusan The Fed untuk
menaikkan suku bunga.
Emas
berjangka untuk pengiriman Desember tergelincir 1,2% untuk menetap di
level $ 1,131.70 per ons pada 1:57 di Comex New York. Penurunan terbesar
sejak 9 September. Logam jatuh ini 0,7% pada hari Jumat.
Aset
emas ETF naik 4,6 metrik ton pada hari Jumat untuk 1,526.9 ton, yang
tertinggi sejak 31 Agustus, menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg
pada Jumat. Kepemilikan berada di enam tahun terendah bulan lalu.(yds)
Sumber: Bloomberg
Bursa Asia Melemah Diiringi Penurunan Saham Material
BESTPROFIT FUTURES MALANG (29/9) - Saham
Asia turun, dengan indeks acuan menuju penutupan terendah sejak
November 2012, seiring aksi jual di pasar AS dan Eropa diperluas ke
wilayah dan saham material memimpin penurunan.
Indeks MSCI Asia
Pacific turun 1,4 % ke level 122,96 pada pukul 09:10 pagi waktu Tokyo,
merosot sebesar 16 % pada kuartal ini. Indeks Standard & Poor 500
melemah 2,6 % pada hari Senin di tengah kemerosotan harga komoditas dan
saham bioteknologi, sementara ekuitas global turun ke level 2 tahun
terendah. Saham Glencore Plc anjlok 29 %, menyeret Indeks World Mining
Bloomberg ke level terendah dalam hampir 7 tahun terakhir.
Pasar telah whipsaw
terkait ekonomi China mulai terhambat meskipun upaya stimulus. Laba
indutri China merosot tajam dalam setidaknya 4 tahun terakhir, menurut
laporan hari Senin, menjelang data manufaktur minggu ini guna memberikan
petunjuk lebih lanjut tentang pertumbuhan ekonomi terbesar di Asia.
Dampak kenaikan suku bunga di AS juga dapat membebani sentimen, dengan
para pejabat Federal Reserve mendukung dalam kenaikan suku bunga pada
tahun 2015. (knc)
Sumber : Bloomberg
Saham Jepang Gabung Selloff Global Seiring Topix Menuju Level Terendah Sejak Februari
BESTPROFIT FUTURES MALANG (29/9) - Aksi jual ekuitas global menyebar ke Jepang, mengirim indeks Topix menuju penutupan terendah sejak Februari.
Topix
turun 2,4 persen ke level 1,404.83 pada pukul 09:03 pagi waktu Tokyo,
dengan kerugian perusahaan ekspedisi dan pembuat baja memimpin
penurunan. Indeks Nikkei 225 Stock Average turun 2,1 persen ke level
17,270.23. Yen menguat 0,1 persen ke level 119,75 per dolar setelah
penguatan 0,6 persen pada hari Senin seiring investor melarikan aset
berisiko. Indeks Standard & Poor 500 jatuh 2,6 persen ke posisi
terendah dalam satu bulan imbas jatuhnya saham komoditas setelah data
ekonomi yang lemah dari China dan penurunan saham bioteknologi.
E-mini
futures S & P 500 naik 0,2 persen. Indeks saham bioteknologi AS
jatuh 6 persen pada Senin setelah tenggelam ke bear market pekan lalu.
Saham Valeant Pharmaceuticals International Inc merosot ke level
terendah dalam empat tahun setelah partai Demokrat di DPR AS meminta
untuk memanggil perusahaan untuk dokumen yang berkaitan dengan kenaikan
harga obat, langkah terbaru oleh politisi yang berusaha untuk mengekang
kenaikan harga pada obat.
Glencore
Plc anjlok 29 persen di London pada Senin di tengah kekhawatiran bahwa
pedagang komoditas dan penambang tidak memotong beban utang mereka
dengan cukup cepat. Saham perusahaan juga terdaftar di Hong Kong, di
mana pasar ditutup kemarin karena hari libur. Keuntungan industri China
jatuh 8,8 persen pada Agustus dari tahun sebelumnya, laporan menunjukkan
hari Senin. Keuntungan di sektor pertambangan batubara anjlok 64,9
persen dalam delapan bulan pertama tahun ini dari bagian yang sama dari
2014. (sdm)
Sumber: Bloomberg
Saham Asia Berjangka Mengindikasikan Melanjutkan Penurunannya
BESTPROFIT FUTURES MALANG (29/9) - Aksi
jual menyapu melalui pasar ekuitas global terlihat bersiap untuk
melanjutkan di Asia, diikuti indeks berjangka mengindikasi melanjutkan
penurunan di tengah meningkatnya kekhawatiran atas dampak dari
perlambatan China. Obligasi Australia naik dan yen menguat karena
peningkatan volatilitas memicu permintaan untuk aset haven.
Kontrak
pada indeks pengukur dari Jepang hingga Australia merosot seiring
indeks saham global jatuh ke level dua tahun terendah, menempatkan di
jalur untuk kuartalan terburuk sejak 2011. Indeks berjangka AS rally di
tengah tingginya perubahan harga yang diharapkan untuk ekuitas Amerika
sejak awal September, pasca saham lapis kedua dan saham perusahaan
bioteknologi pimpin aksi jual pada hari Senin. Dolar gelar penguatan
terhadap mata uang seiring lebih pejabat Federal Reserve mendukung
kenaikan suku bunga 2015, sementara tembaga berjangka memperpanjang
kemerosotan.
Indeks
Nikkei 225 Stock Average berjangka di transaksikan di level 17.400 di
pre-market Osaka, pasca ditutup pada level 17.690 di Jepang, Senin.
Kontrak pada indeks Australia S&P/ASX 200 turun 2 persen di tengah
penurunan komoditas, sementara indeks berjangka pada FTSE China A50
merosot 1,4 persen di sebagian besar perdagangan baru-baru ini. Pasar
financial di Hong Kong dan Taiwan melanjutkan perdagangannya pada hari
ini pasca libur, sementara indeks Korea Selatan ditutup hingga Rabu.
Indeks
S&P/NZX 50 Selandia Baru, indeks saham utama pertama untuk memulai
trading setiap hari di kawasan Asia, turun sebessar 0,9 persen pukul
12:04 di Wellington. (izr)
Sumber: Bloomberg
Subscribe to:
Posts (Atom)