BESTPROFIT FUTURES MALANG (29/9) - Aksi
jual menyapu melalui pasar ekuitas global terlihat bersiap untuk
melanjutkan di Asia, diikuti indeks berjangka mengindikasi melanjutkan
penurunan di tengah meningkatnya kekhawatiran atas dampak dari
perlambatan China. Obligasi Australia naik dan yen menguat karena
peningkatan volatilitas memicu permintaan untuk aset haven.
Kontrak
pada indeks pengukur dari Jepang hingga Australia merosot seiring
indeks saham global jatuh ke level dua tahun terendah, menempatkan di
jalur untuk kuartalan terburuk sejak 2011. Indeks berjangka AS rally di
tengah tingginya perubahan harga yang diharapkan untuk ekuitas Amerika
sejak awal September, pasca saham lapis kedua dan saham perusahaan
bioteknologi pimpin aksi jual pada hari Senin. Dolar gelar penguatan
terhadap mata uang seiring lebih pejabat Federal Reserve mendukung
kenaikan suku bunga 2015, sementara tembaga berjangka memperpanjang
kemerosotan.
Indeks
Nikkei 225 Stock Average berjangka di transaksikan di level 17.400 di
pre-market Osaka, pasca ditutup pada level 17.690 di Jepang, Senin.
Kontrak pada indeks Australia S&P/ASX 200 turun 2 persen di tengah
penurunan komoditas, sementara indeks berjangka pada FTSE China A50
merosot 1,4 persen di sebagian besar perdagangan baru-baru ini. Pasar
financial di Hong Kong dan Taiwan melanjutkan perdagangannya pada hari
ini pasca libur, sementara indeks Korea Selatan ditutup hingga Rabu.
Indeks
S&P/NZX 50 Selandia Baru, indeks saham utama pertama untuk memulai
trading setiap hari di kawasan Asia, turun sebessar 0,9 persen pukul
12:04 di Wellington. (izr)
Sumber: Bloomberg