BESTPROFIT FUTURES MALANG (2/10) - Saham
AS terkoreksi karena para investor berhati-hati pasca ekuitas catat
rally terkuat dalam tiga pekan terakhi kemarin menutup kuartalan
terburuk sejak 2011.
Ekuitas
gagal mempertahankan momentum dari kenaikan Rabu, pola umum seiring
indeks Standard & Poor 500 mencatat penguatan selama tiga sesi hanya
sekali sejak Juli lalu. Investor tetap berhati-hati jelang rilis
laporan pekerjaan pemerintah pada hari Jumat besok, diperkirakan
menunjukkan perekonomian menambahkan 200.000 pekerja bulan lalu, dan
masukan ke depan keputusan suku bunga Federal Reserve pada 28 Oktober
lalu
Indeks
S&P 500 turun sebesar 0,9 persen ke level 1,903.71 pukul 12:15
siang di New York, pasca indeks melonjak sebesar 1,9 persen pada Rabu.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 189,20 poin, atau sebesar 1,2
persen, ke level 16,095.50. Indeks Nasdaq Composite merosot sebesar 1,1
persen seiring penurunan saham biotechs dan Apple Inc sebesar 1,9 persen
untuk menghapus penguatan sebesar 1,1 persen kemarin. Indeks Russell
200 turun sebesar 1,4 persen, membalikkan sebagian besar keuntungan pada
hari Rabu.
Kekhawatiran
tentang perlambatan ekonomi terbesar kedua di dunia, bersama dengan
beragam pesan kebijakan Federal Reserve terkait suku bunga, mengirim
indeks S&P 500 catat penurunan bulanan berturut-turut dan mendorong
gejolak pasar. Rilis data hari ini menunjukkan indeks sektor manufaktur
China berada di dekat level terendah dalam tiga tahun terakhir karena
langkah-langkah stimulus pemerintah China yang menunjukkan tanda-tanda
pelemahan di sektor manufaktur semakin mendalam.
Ekuitas
acuan AS naik terbesar sejak 8 September kemarin karena investor
tersentak penguatan saham beberapa perusahaan pada kuartal ketiga,
didukung penguatan saham disektor energi, material dan saham perawatan
kesehatan. Indeks S&P 500 ditutup turun 9,9 persen pada hari Rabu
dari rekor tertingginya pada bulan Mei, dan kurang lima poin dari level
penutupan pada hari Selasa 2015, level penutupan terendah sejak pada
bulan Agustus lalu.
Sementara
indeks 1.9 persen di atas level penutupan terburuk tahun ini, hampir 35
persen saham anggota indeks ini telah tergelincir kembali di bawah
harga mereka pada 25 Agustus lalu. Saham perangkat keras seperti Apple
Inc, Microsoft Corp dan Exxon Mobil Corp, tiga perusahaan dengan
kapitalisasi pasar terbesar, anjlok sebesar 10 persen akibat aksi jual
selama empat hari.
Ketiga
saham blue chip terkoreksi hari ini, turun sebesar 0,9 persen karena
semua saham indeks S&P 500 mengalami koreksi. Saham Utilitas turun
sebesar 1,5 persen pasca mencatat kenaikan pada kuartal ketiga sebesar
4,4 persen.
Aksi
jual saham bioteknologi kembali berlanjut pasca terhenti selama satu
hari, saham Bioteknologi Indeks Nasdaq kehilangan 1,3 persen. Saham
Gilead Sciences Inc dan Biogen Inc turun setidaknya 1,2 persen. Saham
Semikonduktor, salah satu pemimpin penguatan indeks kemarin, juga
berbalik arah hari ini di antara perusahaan teknologi. Intel Corp turun
sebesar 2 persen.
Sementara
itu, investor terus memantau data untuk indikasi pada lintasan suku
bunga, dengan pejabat The Fed menjaga bahwa ekonomi cukup kuat untuk
menahan kenaikan suku bunga tahun ini. Pedagang harga melihat sekitar 43
persen peluang The Fed akan menaikkan suku bunga tahun ini, dan 51
persen peluang pada peningkatan Januari mendatang.
Data
yang dirilis hari ini menunjukkan sektor manufaktur mengalami stagnasi
pada bulan September akibat penguatan dolar dan gejolak pasar luar
negeri menyebabkan melambatnya pesanan pada laju paling lambat sejak
November 2012 lalu. Sebuah laporan terpisah hari ini menunjukkan jumlah
orang Amerika yang mengajukan aplikasi untuk tunjangan pengangguran naik
pekan lalu, mempertahankan pola keuntungan dan kerugian pad kisaran
level terendah dalam satu dekade terakhir menandakan angkat pemecatan
tetap rendah.
Laporan
yang akan dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja besok diperkirakan akan
menunjukkan ekonomi menambahkan 200.000 pekerjaan pada bulan September
dengan tingkat pengangguran bertahan sebesar 5,1 persen, menurut ekonom
yang disurvei oleh Bloomberg. Ini akan menjadi laporan pekerjaan
terakhir sebelum The Fed membuat keputusan terkait suku bunga berikutnya
pada 28 Oktober mendatang. (izr)
Sumber: Bloomberg