Best Profit (30/5) - Peretasan sering dianggap sebagai aktivitas
ilegal. Namun hal ini tak membuat orang berhenti untuk melakukan aksi
tersebut.
Kadang-kadang, upaya peretasan justru membuahkan hasil,
di mana ada sejumlah perusahaan dan organisasi yang berterima kasih atau
terkesan dengan keahlian para peretas dalam menemukan celah.
Tak jarang pula, perusahaan menawarkan pekerjaan pada hacker, alih-alih mengajukan tuntutan hukum terhadap mereka.
Kasus ini dialami oleh seorang hacker remaja berusia 17 tahun asal Australia yang beberapa tahun lalu meretas sistem Apple. best profit
Mengutip
laman Ubergizmo, Selasa (28/5/2019), remaja tersebut berharap dirinya
bisa mendapatkan tawaran pekerjaan di Apple lantaran bisa menemukan
celah di sistem Apple, hingga dua kali.
Upaya penemuan celah
dengan peretasan tersebut dilakukan oleh sang remaja karena terinspirasi
hacker lain di Eropa yang melakukan hal serupa.
Remaja yang tak disebut namanya ini sempat melakukan aksinya pada Desember 2015 dan mengulang kembali pada awal 2017. best profit
Meski
si remaja tak mendapatkan tawaran pekerjaan dari Apple, setidaknya dia
tak dipenjara. Pasalnya, pihak FBI melaporkannya kepada Australian
Federal Police (AFP).
Mark Twiggs yang merupakan pengacara si
remaja mengatakan, kliennya tidak sadar betapa seriusnya aksi peretasan
itu dan justru berpikir Apple akan menawarkan pekerjaan.
"Pelanggaran ini terjadi ketika klien saya masih berusia 13 tahun, sangat muda," katanya. best profit
Sang pengacara menyebut, kliennya itu tak tahu betapa seriusnya pelanggaran yang dilakukan.
"Dia
berpikir kalau Apple akan menawarkan pekerjaan, seperti kasus di Eropa,
orang melakukan hal serupa dan mendapatkan pekerjaan di perusahaan yang
diretasnya," kata Twiggs.
Hakim Australia kala itu menemukan
fakta bahwa si remaja tak menggunakan keahliannya untuk tujuan jahat
melainkan karena ketertarikannya pada teknologi dan Apple.
Pengacara juga mengatakan, kliennya akan menggunakan keahlian sebagai seorang engineer di masa depan. best profit
Untungnya, pengadilan maupun Apple tidak meminta ganti rugi atas pelanggaran yang dilakukan remaja tersebut.
Twiggs
juga mengatakan, kliennya diampuni karena dia berencana untuk
mempelajari bidang keamanan siber dan kriminologi di universitas. Dengan
demikian, masa depan si remaja tersebut bisa lebih baik.
Hakim David White berpesan ke si remaja untuk selalu menggunakan keahliannya untuk hal baik, bukan hal jahat.
"Dia
jelas merupakan individu berbakat di bidang IT, mereka yang memiliki
keahlian tidak boleh menyalahgunakan bakat tersebut," tutur sang hakim. best profit
Sumber : Liputan6