Best Profit (2/7) - Perekonomian dunia gonjang-ganjing. Itu setelah
Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden Donald
Trump menerapkan kebijakan kenaikan tarif impor bagi produk asal China
senilai USD 200 miliar.
Bahkan sempat ada indikasi jika pengenaan
tarif impor bisa berlanjut hingga USD 300 miliar. Ekonomi global
terdampak karena status keduanya yang merupakan negara dengan
perekonomian terbesar di dunia.
Namun ada kabar baik berhembus. AS
menyatakan tidak akan memungut tarif baru untuk barang-barang China.
Perusahaan-perusahaan AS juga akan diizinkan kembali berbisnis dengan
Huawei, perusahaan China yang sempat masuk daftar hitam Negeri Paman
Sam. best profit
Melunaknya perang dagang kedua negara
terkuak dari pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden
China Xi Jinping, di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di
Osaka, Jepang.
"Setidaknya untuk saat ini, Washington tidak akan
mengenakan tarif baru atau menghapus tarif yang sudah ada. Kami akan
terus bernegosiasi," ujar Donald Trump, seperti dikutip dari laman
Straits Times, Sabtu (29/6/2019). best profit
Turunnya
tensi perang dagang diakui akan berdampak terhadap ekonomi global.
Seperti diungkapkan Lead Economist World Bank Indonesia, Frederico Gil
Sander.
Meredanya tensi perang dagang, memberikan sinyal positif
pada turunnya ketidakpastian dalam ekonomi global. "Resolusi tensi
perdagangan antara AS dan China bisa merupakan perkembangan yang sangat
positif bagi ekonomi global," jelas dia.
Ketidakpastian ekonomi
global bakal mengganggu para investor yang hendak menanamkan modal,
terutama berkaitan dengan rencana bisnis dan investasi. Hal ini yang
berdampak negatif bagi perekonomian dunia, termasuk Indonesia. best profit
Dia
pun berharap agar perkembangan positif tersebut dapat terus berlanjut
sehingga tensi perang dagang terus menurun dan pihak yang bertikai dapat
menemukan solusi dari masalah yang sedang terjadi. "Kita harap akan
terjadi resolusi (perang dagang)," tandasnya.
Pandangan berbeda
diungkapkan Anushka Shah dari Moody's Investor Service yang menyebut,
gencatan senjata ini hanya berdampak jangka pendek. Ekonomi global akan
tetap melemah, karena pengenaan tarif yang diterapkan Trump dan Xi masih
tidak dicabut. best profit
"Kesepakatan yang dicapai
Presiden Trump dan Presiden Xi di G20 Summit untuk memulai kembali
dialog dagang tidak mengubah pandangan fundamental Moody's mengenai
ekonomi global. Meski kesepakatan itu akan secara parsial meredakan
sentimen negatif di pasar keuangan dan mendukung pertumbuhan jangka
pendek," jelas dia.
Hal senada disampaikan analis pasar senior di
OANDA, Alfonso Esparza. Dalam rilisnya, menyebutkan jika tidak adanya
detail kesepakatan terbaru ini, sehingga hasilnya bisa mengulang
gagalnya gencatan senjata pada Desember lalu.
"Rasa takut terhadap
eskalasi (perang dagang) akan berhenti, tetapi tarif saat ini terus ada
kecuali ada progres nyata dari kedua belah pihak," ujar Esparza. best profit
Sumber : liputan6