Bestprofit (16/10) – Harga emas dunia kembali mencatat performa gemilang pada pekan ini, bertahan di dekat level tertinggi sepanjang masa di tengah meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Di saat bersamaan, ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) semakin memperkuat daya tarik logam mulia tersebut. Dengan lonjakan hampir 5% dalam sepekan, emas bahkan sempat menyentuh rekor baru di level US$4.218,29 per ons pada Rabu lalu — melanjutkan tren reli besar yang telah berlangsung sejak pertengahan Agustus.
Emas Menguat di Tengah Ketidakpastian Global
Kenaikan harga emas bukan sekadar fenomena jangka pendek, melainkan cerminan dari meningkatnya ketidakpastian global yang mendorong investor mencari aset lindung nilai (safe haven). Dalam kondisi ekonomi yang rapuh dan geopolitik yang tegang, emas kembali menjadi primadona.
Ekspektasi bahwa The Fed akan kembali memangkas suku bunga pada akhir Oktober menjadi faktor utama di balik penguatan harga emas. Langkah tersebut diharapkan dapat merangsang perekonomian AS yang mulai menunjukkan tanda-tanda perlambatan, namun secara bersamaan membuat instrumen non-yield seperti emas menjadi lebih menarik bagi investor.
Ketua The Fed, Jerome Powell, telah memberi sinyal bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga acuan sebesar seperempat poin. Bagi pasar, pernyataan ini merupakan dorongan kuat untuk membeli emas. Sebab, penurunan suku bunga akan menurunkan imbal hasil obligasi pemerintah dan memperlemah dolar AS — dua faktor yang biasanya berkorelasi negatif dengan harga emas.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Dampak Ketegangan Dagang AS–Tiongkok terhadap Emas
Selain faktor kebijakan moneter, tensi geopolitik juga berperan besar dalam reli emas kali ini. Presiden AS Donald Trump secara terbuka menyatakan bahwa negaranya kini “terkunci dalam perang dagang” dengan Tiongkok. Pernyataan ini memicu kekhawatiran baru akan perlambatan ekonomi global yang lebih dalam, sekaligus mempertegas risiko terhadap stabilitas rantai pasokan dunia.
Tarif impor yang saling diberlakukan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut telah menekan sektor manufaktur global, menghambat perdagangan internasional, dan meningkatkan ketidakpastian di pasar modal. Dalam situasi seperti ini, para investor cenderung mengalihkan dana dari aset berisiko seperti saham menuju aset aman seperti emas.
Secara historis, setiap kali ketegangan geopolitik meningkat — baik karena perang dagang, konflik militer, maupun krisis politik — harga emas hampir selalu mengalami kenaikan signifikan. Logam mulia ini dianggap sebagai penyimpan nilai yang dapat diandalkan ketika mata uang atau pasar keuangan bergejolak.
Penutupan Pemerintahan dan Kekhawatiran Defisit AS
Faktor tambahan yang turut memperkuat reli emas adalah penutupan sebagian pemerintahan AS (government shutdown) serta meningkatnya kekhawatiran terhadap lonjakan defisit anggaran negara tersebut. Penundaan pengesahan anggaran dan ketidakpastian fiskal memperlemah kepercayaan pasar terhadap kestabilan ekonomi AS, memicu investor untuk memperbesar kepemilikan emas.
Kondisi ini juga menimbulkan kekhawatiran jangka panjang tentang kemampuan pemerintah AS membiayai defisitnya, terutama di tengah meningkatnya biaya bunga atas utang nasional. Ketika risiko fiskal meningkat, permintaan terhadap aset keras seperti emas — yang nilainya tidak tergantung pada janji pembayaran pemerintah — pun melonjak tajam.
Aksi Beli Besar-Besaran oleh Bank Sentral Dunia
Menariknya, salah satu pendorong utama lonjakan harga emas bukan hanya investor individu, melainkan juga bank-bank sentral dari berbagai negara. Menurut laporan Trafigura Group, permintaan fisik terhadap emas meningkat drastis, dengan sebagian besar pembelian berasal dari bank sentral yang melakukan diversifikasi cadangan devisa mereka.
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah negara berkembang seperti Tiongkok, India, Turki, dan Rusia secara konsisten menambah cadangan emasnya untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS. Tren ini kini tampak semakin kuat seiring meningkatnya ketegangan geopolitik dan upaya de-dolarisasi di beberapa kawasan.
Aksi beli besar-besaran oleh lembaga-lembaga resmi ini memperketat pasokan emas di pasar global, mempercepat kenaikan harga, dan menciptakan efek domino yang mendorong investor swasta ikut serta dalam reli.
Ketakutan terhadap Utang dan Pencarian Aset Aman
Selain faktor makroekonomi dan kebijakan moneter, meningkatnya risiko utang global juga mendorong investor untuk memperbesar portofolio emas mereka. Dengan tingkat utang korporasi dan pemerintah yang mencapai rekor tertinggi di berbagai negara, muncul kekhawatiran akan potensi krisis keuangan baru jika suku bunga kembali naik di masa depan.
Dalam konteks ini, emas dianggap sebagai pelindung nilai (store of value) yang relatif aman karena tidak memiliki risiko gagal bayar (default risk). Nilainya ditentukan oleh permintaan dan pasokan fisik, bukan oleh kinerja keuangan pihak tertentu. Oleh karena itu, ketika kepercayaan terhadap pasar obligasi menurun, minat terhadap emas biasanya meningkat.
Reli Perak Ikut Menguat di Tengah Kelangkaan Pasokan
Fenomena menarik lainnya di pasar logam mulia adalah lonjakan harga perak, yang naik hingga 3,1% dalam waktu singkat. Kenaikan ini didorong oleh kelangkaan pasokan di pasar London, salah satu pusat perdagangan logam terbesar dunia.
Keterbatasan stok fisik membuat harga perak di pasar spot bahkan melampaui harga kontrak berjangka di New York — situasi yang jarang terjadi dan menandakan tekanan pasokan yang cukup serius. Harga perak sempat menembus level US$53 per ons, menandai titik tertinggi baru yang mencerminkan lonjakan permintaan global di tengah ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi.
Selain berfungsi sebagai aset lindung nilai, perak juga memiliki peran penting dalam industri teknologi, terutama untuk produksi panel surya dan komponen elektronik. Permintaan industri yang tinggi, ditambah dengan keterbatasan pasokan, menciptakan kombinasi ideal bagi kenaikan harga logam ini.
Prospek Emas di Akhir Tahun: Potensi Kenaikan Lebih Lanjut
Dengan berbagai faktor pendorong yang ada — mulai dari ekspektasi pemangkasan suku bunga, ketegangan dagang, hingga aksi beli bank sentral — prospek emas menjelang akhir tahun terlihat tetap positif. Banyak analis memperkirakan bahwa harga emas berpotensi menembus rekor baru jika The Fed benar-benar menurunkan suku bunga pada pertemuan bulan Oktober.
Namun demikian, sejumlah pihak juga mengingatkan bahwa reli yang terlalu cepat dapat memicu aksi ambil untung (profit-taking) dalam jangka pendek. Volatilitas pasar kemungkinan akan meningkat seiring dengan rilis data ekonomi AS dan perkembangan terbaru dalam negosiasi dagang antara Washington dan Beijing.
Bagi investor, strategi yang bijak adalah menjaga diversifikasi portofolio sambil tetap memantau arah kebijakan moneter global. Dalam kondisi ketidakpastian tinggi seperti sekarang, memiliki sebagian aset dalam bentuk emas fisik atau instrumen berbasis emas dapat menjadi langkah perlindungan yang rasional.
Kesimpulan: Emas Kembali Jadi Aset Pelindung Utama
Kenaikan harga emas dunia ke level tertinggi sepanjang masa mencerminkan kombinasi dari berbagai kekuatan global: ketegangan geopolitik, ekspektasi kebijakan moneter longgar, kekhawatiran fiskal, serta permintaan institusional yang kuat. Di tengah ketidakpastian yang meningkat, emas kembali menegaskan perannya sebagai aset lindung nilai paling andal dalam sistem keuangan global.
Sementara itu, lonjakan harga perak menunjukkan bahwa minat terhadap logam mulia secara keseluruhan meningkat, tidak hanya sebagai instrumen investasi tetapi juga karena faktor fundamental pasokan dan permintaan industri.
Apabila kondisi global tetap tidak stabil, bukan tidak mungkin emas akan melanjutkan reli-nya menuju rekor baru di atas US$4.300 per ons, menandai babak baru dalam perjalanan logam mulia sebagai simbol keamanan dan kepercayaan investor di masa-masa sulit.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!