Wednesday, 18 June 2025

Bestprofit | Emas Menguat, Geopolitik Memanas

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-5.jpeg

Bestprofit (19/6) – Pasar global kembali diwarnai ketidakpastian setelah meningkatnya konflik di Timur Tengah antara Israel dan Iran. Emas, sebagai aset safe haven, kembali menunjukkan pergerakan positif meski tipis, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap stabilitas kawasan dan potensi eskalasi yang melibatkan Amerika Serikat.

Serangan Militer Israel Picu Kekhawatiran Global

Militer Israel mengumumkan bahwa mereka telah menyerang lebih dari 20 target militer di dalam dan sekitar Teheran, Iran. Target-target ini mencakup fasilitas yang dikaitkan dengan pengembangan senjata nuklir serta produksi rudal Iran. Serangan ini tidak hanya memperburuk hubungan bilateral, tetapi juga menciptakan ketegangan besar di kawasan Timur Tengah yang sudah rapuh.

Laporan ini telah memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk kekhawatiran komunitas internasional mengenai potensi eskalasi ke perang regional. Aksi Israel dianggap sangat provokatif, terutama karena menyasar area strategis di jantung Iran.

Trump Tolak Gencatan Senjata, AS Bisa Terlibat Langsung

Dalam pernyataan yang menambah kekhawatiran pasar, mantan Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa dirinya tidak menginginkan gencatan senjata dalam konflik ini. Ia juga menyatakan secara tegas bahwa tidak ingin Iran memiliki senjata nuklir. Ucapan Trump, yang masih memiliki pengaruh politik besar di Amerika Serikat dan tengah bersaing dalam kontestasi politik 2024, memperkeruh dinamika geopolitik saat ini.

Pernyataan tersebut memperkuat spekulasi bahwa Amerika Serikat mungkin tidak hanya menjadi pengamat, tetapi bisa terlibat langsung dalam konflik ini. Kemungkinan intervensi AS memperbesar risiko ketidakstabilan global dan memicu pelarian modal ke instrumen yang lebih aman, seperti emas.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Permintaan Safe Haven Meningkat

Ketika dunia dilanda ketidakpastian, investor secara historis beralih ke aset safe haven seperti emas. Hal ini disampaikan oleh Bas Kooijman, CEO DHF Capital, dalam sebuah pernyataan email. “Ketegangan geopolitik yang terus-menerus terus mendukung permintaan safe haven,” ujarnya.

Menurut Kooijman, pasar saat ini masih dalam mode waspada. Para pelaku pasar memantau dengan cermat setiap perkembangan di Timur Tengah karena dampaknya bisa meluas, baik dari sisi energi (harga minyak), keamanan global, maupun kestabilan keuangan.

Harga Emas Menguat Tipis, Tembus $3.374,26 per Ounce

Pada sesi awal perdagangan Asia, harga emas spot naik tipis sebesar 0,1%, menyentuh angka $3.374,26 per ounce. Kenaikan ini terbilang moderat namun signifikan mengingat situasi yang sedang berlangsung. Ini menjadi refleksi dari sentimen pasar yang belum sepenuhnya panik namun sudah mulai mengambil langkah perlindungan terhadap portofolio investasi.

Kenaikan ini juga didukung oleh permintaan fisik dari kawasan Asia, termasuk Tiongkok dan India, dua negara dengan konsumsi emas terbesar di dunia. Selain itu, investor institusional tampak mulai menambah posisi di emas sebagai bentuk lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik.

Kekhawatiran Pasar: Energi, Inflasi, dan Ketidakstabilan Global

Konflik Israel-Iran tidak hanya mempengaruhi emas. Dampak langsung yang bisa dirasakan juga ada pada harga minyak global. Serangan terhadap Iran berpotensi memicu gangguan pasokan di kawasan Teluk, yang selama ini menjadi jalur vital perdagangan minyak dunia. Jika harga minyak melonjak, dunia bisa kembali menghadapi tekanan inflasi.

Kondisi ini tentu menambah beban bagi bank sentral dunia yang masih bergulat mengendalikan inflasi pasca pandemi COVID-19 dan krisis energi yang berkepanjangan. Kombinasi antara inflasi tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang melambat bisa menciptakan risiko stagflasi — mimpi buruk bagi para pembuat kebijakan.

Investor Global Menunggu Sinyal Jelas

Saat ini, banyak investor memilih bersikap hati-hati sambil menunggu sinyal yang lebih pasti dari medan geopolitik. Apakah konflik akan berlanjut ke tahap yang lebih destruktif? Apakah AS akan benar-benar terlibat secara militer? Dan bagaimana sikap negara-negara besar lain seperti Rusia dan Tiongkok dalam merespons situasi ini?

Kondisi ini membuat volatilitas pasar meningkat. Banyak dana pensiun, perusahaan multinasional, dan manajer aset global mulai mempertimbangkan kembali strategi alokasi aset mereka. Dalam konteks ini, emas kembali menjadi pilihan yang sangat diperhitungkan.

Apakah Harga Emas Akan Terus Naik?

Pertanyaan besar di pasar saat ini adalah: sejauh mana harga emas akan terus menanjak? Jawabannya tergantung pada dinamika geopolitik dan arah kebijakan moneter global. Jika ketegangan terus meningkat dan tidak ada tanda-tanda deeskalasi, harga emas sangat mungkin menembus rekor-rekor baru.

Namun, perlu dicatat bahwa pasar emas juga sangat dipengaruhi oleh pergerakan dolar AS dan tingkat suku bunga. Jika The Fed atau bank sentral besar lainnya memutuskan untuk menaikkan suku bunga guna mengatasi tekanan inflasi, maka imbal hasil obligasi akan meningkat, yang dapat menekan harga emas dalam jangka pendek.

Kesimpulan: Emas Kembali Jadi Perisai Saat Dunia Tidak Menentu

Kenaikan tipis harga emas di sesi Asia hanyalah permulaan dari potensi lonjakan yang lebih besar jika konflik Israel-Iran terus memburuk. Ketidakpastian politik, kekhawatiran terhadap intervensi militer AS, dan ancaman terhadap pasokan energi global menjadi pemicu utama pergerakan ini.

Bagi investor, situasi saat ini adalah pengingat bahwa dunia bisa berubah dalam semalam. Dalam kondisi seperti ini, strategi diversifikasi dan lindung nilai menjadi semakin relevan. Dan dalam sejarah pasar keuangan, emas selalu menjadi salah satu alat perlindungan paling andal dalam menghadapi badai.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!
 

bestprofit futures