Bestprofit (20/6) – Dalam perdagangan global yang relatif sepi karena libur pasar, harga emas tetap stabil meski dihadapkan pada sejumlah faktor penentu yang signifikan. Sentimen pasar masih tercampur setelah pertemuan terbaru Federal Reserve dan meningkatnya konflik geopolitik di Timur Tengah, terutama antara Israel dan Iran. Di tengah dinamika global ini, para investor terus mencermati arah pergerakan harga emas yang menjadi aset safe haven utama dunia.
Emas Stabil di Tengah Volume Perdagangan Rendah
Harga emas spot terakhir tercatat stabil di sekitar $3.368 per ons troi. Stabilitas harga ini terjadi meski volume perdagangan menipis karena libur di beberapa pasar besar, termasuk di kawasan Eropa dan Amerika Utara. Namun, seperti dikatakan analis Tammy Da Costa dari FXStreet, ketegangan yang mendasari di pasar tetap tinggi meski volatilitas saat ini tampak rendah.
“Logam safe haven diperdagangkan dalam kisaran yang ketat di tengah volume yang lebih rendah, tetapi risiko yang mendasarinya tetap nyata,” ungkap Da Costa.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pasar tampak tenang di permukaan, ada tekanan fundamental yang kuat di bawahnya, yang sewaktu-waktu dapat memicu lonjakan harga emas jika eskalasi risiko meningkat.
Konflik Israel-Iran dan Ketidakpastian AS Memicu Kekhawatiran Pasar
Faktor geopolitik kembali menjadi katalis utama yang mempengaruhi harga emas. Ketegangan antara Israel dan Iran meningkat tajam, dengan kedua negara saling melakukan serangan terbuka dalam beberapa pekan terakhir. Ketidakpastian ini diperparah oleh pernyataan mantan Presiden AS Donald Trump, yang menyatakan akan membuat keputusan terkait kemungkinan serangan AS terhadap Iran “dalam waktu dua minggu”.
Pernyataan Trump ini memberikan lapisan ketidakpastian tambahan bagi para pelaku pasar, karena keterlibatan militer AS di kawasan bisa dengan cepat memicu lonjakan harga minyak, disrupsi perdagangan global, dan ketakutan akan eskalasi konflik yang lebih luas. Dalam konteks ini, emas sekali lagi muncul sebagai pilihan utama investor untuk mengamankan nilai aset mereka.
Kunjungi juga : bestprofit futures
The Fed Tahan Suku Bunga, Tapi Nada Powell Tetap Hawkish
Selain faktor geopolitik, kebijakan moneter AS tetap menjadi penentu utama arah pasar emas. Dalam pertemuan terbarunya, Federal Reserve memilih untuk mempertahankan suku bunga acuannya. Namun, pernyataan Ketua Fed Jerome Powell menunjukkan sikap yang masih sangat berhati-hati terhadap inflasi.
Nada hawkish yang disampaikan Powell—yaitu kecenderungan untuk tetap mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama—memberikan tekanan terhadap harga emas, karena logam mulia yang tidak berbunga ini cenderung berkorelasi terbalik dengan suku bunga. Ketika suku bunga tinggi, imbal hasil obligasi menjadi lebih menarik dibanding emas, yang tidak memberikan pendapatan tetap.
“Ketegangan geopolitik tetap menjadi pendorong kenaikan utama untuk emas, meskipun menghadapi tekanan dari penguatan USD yang baru setelah pembaruan Fed,” tulis Da Costa.
Penguatan Dolar AS dan Dampaknya terhadap Emas
Setelah pernyataan Powell, indeks dolar AS menguat kembali, memperkuat tekanan terhadap harga emas. Kenaikan dolar membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, yang biasanya menyebabkan permintaan global melemah.
Namun, sejauh ini, pengaruh dolar yang menguat belum cukup untuk menekan emas secara signifikan. Ini karena kekhawatiran geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global memberikan dukungan kuat terhadap permintaan emas sebagai aset lindung nilai (hedge asset).
Pasar Masih Mencerna Arah Kebijakan The Fed
Para analis memperkirakan bahwa pasar masih dalam proses mencerna sinyal kebijakan terbaru dari Federal Reserve. Meski Fed belum memberi sinyal pemotongan suku bunga dalam waktu dekat, ekspektasi terhadap pelonggaran kebijakan masih tetap hidup, terutama jika data ekonomi mendatang menunjukkan perlambatan pertumbuhan atau penurunan tekanan inflasi.
Ekspektasi pelonggaran ini menjadi salah satu faktor potensial yang dapat mendukung harga emas ke depan. Jika Fed akhirnya menurunkan suku bunga, maka emas kemungkinan akan mendapat dorongan lebih besar, karena daya tariknya sebagai aset non-yielding akan kembali meningkat.
Safe Haven Tetap Dicari di Tengah Ketidakpastian
Emas selama ini dikenal sebagai aset safe haven, yakni aset yang cenderung diminati investor saat ketidakpastian global meningkat. Dalam situasi seperti sekarang, ketika ketegangan geopolitik meningkat dan arah kebijakan ekonomi global belum jelas, permintaan terhadap emas tetap tinggi.
Investor institusi, bank sentral, hingga individu banyak yang menambah eksposur terhadap logam mulia ini sebagai bagian dari strategi lindung nilai portofolio. Hal ini menjaga harga emas tetap stabil meski berada dalam tekanan dari faktor teknikal seperti penguatan dolar.
Prospek Emas dalam Jangka Pendek dan Menengah
Dengan semua faktor yang tengah bermain, bagaimana prospek emas dalam waktu dekat?
Para analis memproyeksikan bahwa harga emas akan tetap berada dalam kisaran sempit selama volume perdagangan masih rendah dan data ekonomi utama belum keluar. Namun, jika ketegangan di Timur Tengah meningkat, atau jika ada kejutan dari data ekonomi AS yang melemahkan prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut, maka harga emas bisa melonjak.
Dalam jangka menengah, selama inflasi global belum benar-benar kembali ke target bank sentral dan ketegangan geopolitik tetap tinggi, emas berpotensi melanjutkan tren kenaikannya. Potensi koreksi bisa saja terjadi jika dolar menguat lebih tajam atau jika Fed secara tiba-tiba memberikan sinyal lebih dovish dari perkiraan.
Kesimpulan: Emas Tetap Menjadi Aset Strategis
Meskipun saat ini harga emas tampak stabil di tengah perdagangan yang tipis, pasar emas tetap menjadi arena strategis bagi investor yang mencari perlindungan dari risiko. Ketegangan antara Israel dan Iran, ketidakpastian arah kebijakan AS, serta dinamika global lainnya menjadikan emas sebagai aset yang terus diminati.
Stabilitas harga saat ini bisa menjadi fase konsolidasi sebelum lonjakan harga berikutnya. Dengan risiko geopolitik yang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda dan arah kebijakan moneter yang masih belum pasti, emas tetap menjadi aset penting untuk diperhatikan dalam portofolio jangka menengah hingga panjang.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!