Sunday, 29 June 2025

Bestprofit | Emas Melemah karena Diplomasi

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2024/04/Gold-Emas.jpg

Bestprofit (30/6) – Harga emas dunia tercatat turun tajam pada hari Jumat, mencatat penurunan lebih dari 1,50% akibat peningkatan selera risiko di pasar keuangan global. Penurunan ini terjadi seiring meredanya ketegangan geopolitik, kemajuan signifikan dalam hubungan perdagangan global, dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve (Fed) di masa mendatang. Emas, yang umumnya dipandang sebagai aset safe haven, kehilangan daya tariknya ketika investor kembali memilih aset-aset berisiko seperti saham.

De-Eskalasi Ketegangan Geopolitik: Faktor Kunci Penurunan Harga Emas

Salah satu pemicu utama turunnya harga emas adalah perkembangan positif di ranah geopolitik. Ketegangan antara Israel dan Iran, yang sebelumnya meningkatkan permintaan terhadap aset lindung nilai seperti emas, kini menunjukkan tanda-tanda mereda. Iran menyatakan keterbukaannya terhadap pendekatan diplomatik dan bahkan bersedia mempertimbangkan pembentukan konsorsium nuklir regional—sebuah sinyal bahwa potensi konflik militer mungkin dapat dihindari.

Pernyataan ini disampaikan oleh perwakilan Iran di PBB dan disambut positif oleh pasar global. Ketegangan geopolitik yang menurun cenderung melemahkan daya tarik emas, karena investor tidak lagi merasa perlu untuk mencari perlindungan dari ketidakpastian politik dan keamanan.

Kesepakatan Perdagangan AS-China: Sinyal Akhir Perang Dagang

Faktor lain yang turut menekan harga emas adalah pengumuman resmi dari Gedung Putih bahwa Amerika Serikat dan Tiongkok telah menandatangani perjanjian perdagangan baru. Kesepakatan ini secara efektif mengakhiri perang dagang yang telah berlangsung selama beberapa tahun dan menciptakan ketidakpastian besar di pasar global.

Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menyampaikan bahwa kesepakatan tambahan akan diumumkan sebelum tenggat waktu 9 Juli, menciptakan ekspektasi lebih lanjut akan hubungan ekonomi yang stabil antara dua ekonomi terbesar dunia. Sentimen pasar membaik signifikan, mendorong investor untuk kembali ke pasar saham dan obligasi berisiko tinggi, menjauhi instrumen konservatif seperti emas.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Optimisme Damai di Timur Tengah: Perang Israel-Gaza Diprediksi Berakhir

Selain konflik Iran, ketegangan antara Israel dan Gaza juga menunjukkan tanda-tanda mereda. Laporan dari Al Arabiya mengungkapkan kemungkinan bahwa perang Israel-Gaza dapat berakhir dalam dua minggu ke depan. Meski informasi ini belum dapat dikonfirmasi sepenuhnya, namun sinyal optimisme ini cukup untuk meredakan kekhawatiran pasar terhadap eskalasi konflik.

Kondisi ini memperkuat sentimen risk-on (berani mengambil risiko) di pasar global. Ketika ketakutan terhadap eskalasi konflik menurun, investor cenderung mengalihkan modal mereka ke aset-aset yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi, dan emas—yang tidak memberikan imbal hasil langsung—terkoreksi harganya.

Indeks PCE AS Sesuai Ekspektasi, Tapi Tak Dorong Disinflasi

Dari sisi data ekonomi, laporan terbaru menunjukkan bahwa Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti—indikator inflasi favorit The Fed—berada sejalan dengan perkiraan pada bulan Mei. Namun, data ini tidak menunjukkan kemajuan signifikan dalam proses disinflasi. Artinya, meskipun inflasi tidak meningkat, tekanan harga juga belum cukup reda untuk mendorong perubahan kebijakan suku bunga dalam waktu dekat.

Hal ini membuat para pelaku pasar kembali menyesuaikan ekspektasi mereka terkait arah kebijakan moneter The Fed. Harga emas, yang sensitif terhadap suku bunga, tertekan karena tidak ada sinyal jelas tentang penurunan suku bunga dalam waktu dekat.

Komentar The Fed: Penurunan Suku Bunga Masih di Depan Mata

Meskipun data inflasi belum memberikan kejutan positif, komentar dari pejabat Federal Reserve memberikan sedikit angin segar bagi pasar. Neel Kashkari, Presiden Fed Minneapolis, mengungkapkan bahwa dirinya masih memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga akan terjadi pada tahun 2025. Pernyataan ini menciptakan ekspektasi bahwa siklus pengetatan moneter telah mencapai puncaknya dan pelonggaran mungkin dimulai pada tahun depan.

Namun, efek dari komentar ini terhadap harga emas terbatas, karena prospek pelonggaran masih bersifat jangka menengah, sementara tekanan penurunan harga saat ini dipicu oleh sentimen jangka pendek terkait risiko geopolitik dan ekonomi global.

Pergerakan Harga XAU/USD: Analisis Teknikal dan Fundamental

Pada perdagangan hari Jumat, pasangan XAU/USD (harga emas terhadap dolar AS) diperdagangkan di level $3.274, setelah sebelumnya menyentuh titik tertinggi harian di $3.328. Penurunan lebih dari $50 dalam satu hari menunjukkan tekanan jual yang cukup kuat, mencerminkan perubahan tajam dalam sentimen investor.

Secara teknikal, penurunan ini membawa harga emas mendekati level support psikologis di sekitar $3.250. Jika tekanan jual berlanjut dan level ini tembus, maka potensi koreksi lebih lanjut dapat terjadi hingga ke area $3.200. Namun, jika ada pembalikan sentimen, terutama jika terjadi kejutan geopolitik atau pelemahan data ekonomi AS, emas masih memiliki peluang untuk rebound ke atas $3.300.

Outlook Emas ke Depan: Masih Layak sebagai Lindung Nilai?

Meskipun saat ini harga emas tengah mengalami tekanan, emas tetap menjadi instrumen lindung nilai utama terhadap risiko sistemik dan inflasi jangka panjang. Dalam konteks ketidakpastian makroekonomi global yang masih bisa muncul sewaktu-waktu—baik dari sisi geopolitik, krisis utang, maupun ketegangan antarnegara besar—permintaan terhadap emas bisa kembali menguat.

Investor jangka panjang biasanya tidak terlalu terpengaruh oleh fluktuasi jangka pendek seperti ini. Justru, penurunan harga bisa menjadi peluang akumulasi, terutama jika prospek penurunan suku bunga mulai terealisasi atau jika tensi geopolitik kembali meningkat.

Kesimpulan: Kombinasi Faktor Global Membalik Arah Harga Emas

Penurunan harga emas lebih dari 1,50% dalam satu hari perdagangan mencerminkan betapa sensitifnya pasar terhadap perubahan sentimen global. Dari de-eskalasi konflik Iran-Israel, kemajuan perdagangan antara AS dan China, kemungkinan perdamaian di Gaza, hingga komentar pejabat The Fed—semua faktor tersebut berkontribusi terhadap lonjakan minat risiko yang membuat investor meninggalkan aset safe haven.

Namun demikian, emas masih memiliki peran penting sebagai lindung nilai jangka panjang. Investor cerdas akan terus memantau perkembangan geopolitik dan makroekonomi untuk menentukan waktu yang tepat dalam mengambil posisi pada logam mulia ini.


Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures