Sunday, 21 September 2025

Bestprofit | Emas Dekat Rekor, Menanti The Fed

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-3.jpeg

Bestprofit (22/9) – Harga emas kembali mencatatkan lonjakan signifikan, menandakan minggu kelima berturut-turut harga logam mulia ini mengalami kenaikan. Katalis utama di balik kenaikan ini adalah keputusan Federal Reserve (The Fed) yang memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Rabu lalu. Langkah ini menjadi pemangkasan pertama yang dilakukan oleh bank sentral AS sepanjang tahun 2025, yang menyebabkan spekulasi bahwa kebijakan moneter yang lebih longgar akan terus berlanjut. Bagi para investor, ini memberikan peluang lebih besar bagi emas untuk tumbuh, mengingat emas tidak memberikan imbal hasil dan sering kali menguntungkan di tengah suku bunga rendah.

Seiring dengan pemangkasan suku bunga, para investor kini lebih cermat dalam menantikan rilis data inflasi utama yang dijadwalkan pada hari Jumat mendatang. Data ini diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter The Fed di masa depan. Di sisi lain, pasar juga mulai mencermati berbagai faktor ekonomi global yang dapat mempengaruhi dinamika harga emas, termasuk data ekonomi Eropa dan Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) di AS.

Pemangkasan Suku Bunga The Fed dan Dampaknya terhadap Harga Emas

Keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Rabu lalu memiliki dampak langsung terhadap harga emas. Dengan suku bunga yang lebih rendah, biaya kesempatan untuk menahan emas yang tidak menghasilkan bunga atau dividen menjadi lebih rendah. Hal ini membuat emas menjadi pilihan yang lebih menarik bagi investor, terutama di saat ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.

Namun, meskipun harga emas sempat mencatatkan kenaikan tajam, ada koreksi harga setelah Ketua The Fed, Jerome Powell, mengungkapkan bahwa kebijakan moneter The Fed akan diambil secara bertahap dan berbasis pertemuan demi pertemuan. Pernyataan ini menurunkan ekspektasi bahwa bank sentral AS akan segera melonggarkan kebijakan moneter secara agresif. Meskipun begitu, prospek pemangkasan suku bunga lebih lanjut masih tetap mendukung momentum kenaikan harga emas dalam jangka panjang.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Data Inflasi AS dan Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Lebih Lanjut

Bagi para pelaku pasar, data inflasi yang akan dirilis pada hari Jumat mendatang akan menjadi kunci untuk menentukan langkah The Fed selanjutnya. Inflasi adalah salah satu indikator utama yang memengaruhi keputusan kebijakan moneter, dan dalam hal ini, Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) menjadi ukuran inflasi favorit bagi The Fed.

Laju pertumbuhan inflasi inti diperkirakan akan melambat, yang memperkuat argumen bahwa pemangkasan suku bunga lebih lanjut masih dapat dilakukan. Pelambatan inflasi menunjukkan bahwa tekanan harga tidak terlalu mengkhawatirkan, yang memberi ruang bagi The Fed untuk melanjutkan kebijakan moneter yang lebih longgar. Ini memberikan prospek positif bagi harga emas, yang selama ini sensitif terhadap perubahan kebijakan suku bunga.

Ketegangan Geopolitik dan Permintaan Safe Haven

Selain faktor moneter, harga emas juga didorong oleh ketegangan geopolitik yang terus berlangsung. Konflik-konflik internasional, seperti ketegangan di Timur Tengah, perang dagang antara Amerika Serikat dan negara-negara besar seperti China, serta dampak kebijakan tarif Presiden Donald Trump terhadap ekonomi global, telah meningkatkan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.

Emas sering kali dianggap sebagai tempat berlindung yang aman (safe haven) di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik. Dalam kondisi ini, investor cenderung beralih ke emas sebagai bentuk perlindungan nilai terhadap inflasi, pelemahan mata uang, atau ketidakstabilan ekonomi global. Meningkatnya ketidakpastian geopolitik di berbagai belahan dunia semakin memperkuat daya tarik emas sebagai aset pelindung.

Pembelian Besar-Besaran oleh Bank Sentral dan ETF Emas

Permintaan terhadap emas juga dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral di seluruh dunia. Bank-bank sentral global, termasuk Bank Sentral China dan Rusia, telah aktif membeli emas dalam jumlah besar sebagai bagian dari strategi diversifikasi cadangan devisa mereka. Selain itu, tren meningkatnya pembelian emas oleh investor melalui produk reksa dana berbasis emas atau ETF (Exchange Traded Funds) juga turut mendongkrak harga emas.

Pembelian ini tidak hanya berasal dari negara-negara dengan cadangan devisa besar, tetapi juga dari investor ritel yang ingin melindungi nilai kekayaan mereka dari potensi risiko inflasi dan ketidakpastian ekonomi global. ETF emas menjadi alternatif bagi para investor yang ingin memiliki eksposur terhadap harga emas tanpa harus membeli fisik logam mulia tersebut.

Prospek Harga Emas ke Depan

Melihat tren harga emas yang terus mencatatkan kenaikan, prospek harga emas dalam waktu dekat masih terbilang positif. Harga emas saat ini diperdagangkan sekitar $20 di bawah rekor tertinggi yang dicapai pada pekan lalu, tetapi para analis tetap optimis bahwa harga emas dapat melanjutkan kenaikannya.

Sejumlah faktor yang mendukung prospek harga emas di antaranya adalah ekspektasi akan pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed, peningkatan ketidakpastian geopolitik, serta permintaan yang terus meningkat dari bank sentral dan investor institusional. Para trader masih memperkirakan bahwa The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga hampir dua kali lagi sepanjang tahun 2025 ini, yang dapat terus mendorong harga emas naik.

Di sisi lain, para investor juga akan terus memantau perkembangan ekonomi AS dan Eropa. Data ekonomi yang lebih baik dari yang diperkirakan dapat meredakan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global dan mempengaruhi sentimen pasar terhadap emas. Namun, dalam jangka panjang, kekhawatiran terhadap inflasi dan ketidakpastian geopolitik kemungkinan akan terus mendukung harga emas.

Kesimpulan

Kenaikan harga emas yang terjadi selama lima minggu berturut-turut menunjukkan bahwa pasar melihat prospek yang cerah bagi logam mulia ini, didorong oleh kebijakan moneter yang lebih longgar dari The Fed, ketegangan geopolitik, dan permintaan yang terus meningkat dari berbagai pihak. Meskipun harga emas sempat terkoreksi setelah pengumuman suku bunga oleh The Fed, prospek jangka panjang tetap optimis dengan banyaknya faktor pendukung yang masih berlaku.

Dengan data inflasi AS yang akan dirilis pada hari Jumat, serta pernyataan terbaru dari Ketua The Fed Jerome Powell yang mengindikasikan bahwa kebijakan moneter akan terus diperhatikan dengan cermat, harga emas kemungkinan akan terus berfluktuasi, namun tetap berpotensi untuk mencatatkan kenaikan lebih lanjut. Sebagai aset safe haven, emas akan terus menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari perlindungan di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global.

 

 
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures