Bestprofit (24/9) – Emas spot alami koreksi teknis setelah cetak rekor baru, namun permintaan dari bank sentral tetap menjadi penopang utama
Harga emas mengalami pelemahan tipis pada perdagangan sesi Asia pagi hari ini, menandai koreksi teknis setelah logam mulia tersebut kembali mencetak rekor tertinggi baru pada sesi perdagangan sebelumnya. Meskipun harga mengalami tekanan, prospek peningkatan permintaan dari bank sentral global diyakini akan membatasi penurunan lebih lanjut.
Menurut catatan dari ANZ Research, permintaan emas terus menunjukkan kekuatan, terutama dari sektor resmi, yaitu bank sentral. Fenomena ini menunjukkan pergeseran fundamental dalam dinamika pasar emas global, di mana pembelian institusional dari negara-negara berkembang dan kekuatan ekonomi baru memainkan peran yang semakin besar.
Koreksi Teknis Setelah Rekor Tertinggi
Harga emas spot tercatat turun sebesar 0,1% ke level $3.762,78 per ons troi pada perdagangan pagi di sesi Asia. Pelemahan ini merupakan bentuk koreksi teknis yang umum terjadi setelah fase kenaikan tajam, terutama ketika pasar menyentuh rekor harga tertinggi baru. Sehari sebelumnya, harga emas mencapai level tertinggi sepanjang sejarah, didorong oleh kombinasi ketegangan geopolitik, ketidakpastian makroekonomi global, dan pelemahan dolar AS.
Namun demikian, pelemahan harga pagi ini dinilai bersifat sementara. Investor mengambil sebagian keuntungan setelah lonjakan harga sebelumnya, sembari menanti sinyal lanjutan dari arah kebijakan moneter global, terutama dari Federal Reserve AS.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Permintaan dari Bank Sentral Jadi Faktor Penopang
Salah satu faktor kunci yang membatasi penurunan harga emas adalah permintaan berkelanjutan dari bank sentral berbagai negara. Dalam beberapa tahun terakhir, tren pembelian emas oleh bank sentral mengalami lonjakan signifikan. Bank sentral dari negara-negara berkembang, termasuk Tiongkok, India, Turki, dan Rusia, terus menambah cadangan emas sebagai bagian dari diversifikasi aset dan penguatan stabilitas keuangan nasional.
Menurut analis dari ANZ Research, aliran masuk ke cadangan strategis negara-negara tersebut tetap kuat. “Permintaan telah didukung oleh arus masuk yang kuat ke cadangan strategis negara-negara dalam beberapa tahun terakhir,” tulis mereka dalam laporan riset terbaru.
Langkah Strategis Bank Rakyat Tiongkok
Salah satu langkah strategis terbaru yang patut diperhatikan datang dari Bank Rakyat Tiongkok (PBOC). Bank sentral Tiongkok ini dilaporkan ingin memanfaatkan tren global ini dengan mengukuhkan peran Tiongkok dalam pasar emas global. Salah satu caranya adalah dengan mendorong negara-negara sahabat untuk membeli emas batangan dan menyimpannya di Bursa Emas Shanghai (Shanghai Gold Exchange/SGE).
“Bank Rakyat Tiongkok ingin memanfaatkan pergeseran ini dengan menjadi kustodian cadangan emas asing,” kata para analis ANZ. Hal ini menunjukkan ambisi Tiongkok untuk menjadikan SGE sebagai pusat emas global alternatif yang mampu menyaingi dominasi pasar emas Barat seperti London dan New York.
Dinamika Geopolitik dan Strategi Diversifikasi Aset
Peningkatan permintaan emas dari bank sentral tidak terlepas dari meningkatnya ketidakpastian geopolitik global dalam beberapa tahun terakhir. Konflik di berbagai wilayah seperti Timur Tengah, ketegangan AS-Tiongkok, serta ketidakpastian arah kebijakan suku bunga global, membuat banyak negara lebih memilih instrumen lindung nilai (hedging) seperti emas.
Emas dipandang sebagai aset aman (safe haven) yang tidak tergantung pada sistem keuangan suatu negara. Dalam konteks ini, bank sentral melihat emas sebagai cara untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS, yang dominan dalam cadangan devisa global.
Pergeseran Kekuasaan Pasar Emas: Timur vs Barat
Dorongan Tiongkok untuk menjadikan dirinya sebagai pusat penyimpanan emas internasional melalui Bursa Emas Shanghai menandai pergeseran strategis dalam keseimbangan kekuatan pasar logam mulia. Jika selama puluhan tahun pusat perdagangan dan penyimpanan emas berada di London dan New York, kini kekuatan ekonomi Asia – terutama Tiongkok – mulai menantang dominasi tersebut.
Banyak negara berkembang yang memiliki kedekatan diplomatik dan ekonomi dengan Tiongkok mungkin akan mempertimbangkan tawaran dari PBOC ini. Dengan menyimpan emas di SGE, mereka bisa mendapat manfaat logistik, keamanan, serta akses langsung ke pasar emas Asia yang semakin likuid.
Fundamental Emas Tetap Kuat Meski Ada Volatilitas
Walaupun terjadi pelemahan harga jangka pendek, secara fundamental prospek emas masih sangat kuat. Beberapa faktor yang mendukung antara lain:
-
Inflasi global yang masih tinggi di banyak negara mendorong investor mencari aset lindung nilai.
-
Ketidakpastian suku bunga, terutama dari The Fed, membuat pasar bergejolak.
-
Ketegangan geopolitik yang belum mereda mendorong permintaan aset safe haven.
-
Diversifikasi cadangan devisa oleh bank sentral global mendorong permintaan emas jangka panjang.
Analis memperkirakan harga emas akan tetap dalam tren naik untuk jangka menengah hingga panjang, meskipun mungkin akan mengalami koreksi teknis sesekali seperti yang terjadi saat ini.
Emas sebagai Instrumen Politik dan Ekonomi Global
Langkah Tiongkok untuk menjadi kustodian emas internasional bukan hanya soal bisnis, tetapi juga soal geopolitik. Dengan mengajak negara sahabat menyimpan emas di Shanghai, Tiongkok memperkuat hubungan ekonomi sekaligus mengurangi dominasi Barat dalam sistem keuangan global. Ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Tiongkok dalam membangun sistem keuangan multipolar.
Bank sentral Tiongkok sendiri diketahui telah menambah cadangan emasnya secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dan kini menjadi salah satu pemegang emas terbesar di dunia. Menjadikan Shanghai sebagai pusat penyimpanan emas merupakan langkah lanjutan dalam strategi besar ini.
Outlook Pasar: Apa yang Perlu Diwaspadai?
Meskipun tren jangka panjang mendukung kenaikan harga emas, ada beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan investor dan pelaku pasar:
-
Kebijakan moneter AS: Jika The Fed mengisyaratkan kenaikan suku bunga yang lebih agresif, maka harga emas bisa kembali tertekan.
-
Penguatan dolar AS: Dolar yang lebih kuat cenderung menekan harga emas karena membuatnya lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
-
Likuiditas pasar global: Jika terjadi penurunan likuiditas global, investor mungkin melepas emas untuk memenuhi kebutuhan dana tunai.
Namun sejauh ini, faktor-faktor pendukung seperti permintaan bank sentral, ketegangan global, dan inflasi masih lebih dominan.
Kesimpulan: Momentum Emas Belum Berakhir
Pelemahan tipis harga emas di sesi Asia pagi ini merupakan bagian dari koreksi teknis yang wajar setelah reli kuat. Permintaan dari bank sentral, terutama langkah strategis Tiongkok, memberikan fondasi kuat bagi stabilitas harga emas dalam jangka panjang.
Dengan meningkatnya ketidakpastian global dan pergeseran struktur pasar emas dunia dari Barat ke Timur, logam mulia ini tetap menjadi aset penting bagi investor dan negara. Terlepas dari volatilitas jangka pendek, tren jangka panjang emas masih berada dalam jalur naik yang kokoh.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!