Sunday, 26 July 2015

Potensi Keberuntungan Nikkei Pekan Ini

BESTPROFIT FUTURES MALANG (27/7) - Secara keseluruhan dalam perdagangan bursa saham Tokyo Jepang pekan lalu indeks Nikkei tampak berbalik arah melemah dari rally dipekan sebelumnya,  dikarenakan negatifnya sentimen dollar AS yang berhasil menguatkan Yen Jepang sehingga melemahkan pergerakan saham-saham eksportirnya.
Melihat pergerakan indeks  bursa saham Tokyo Jepang pekan lalu, indeks Nikkei mencatatkan penurunan sebesar 106.39 poin atau  0.51% dari posisi penutupan pekan sebelumnya menjadi 20.650,92 poin dengan mencatatkan level tertinggi dipekan tersebut pada 20.850,00 poin dan terendah pada 20.527,78 poin.
Sedangkan pada pergerakan indeks berjangka dipekan yang sama turun  sebesar 300 poin atau 1.45%  menjadi 20.405 poin dari posisi penutupan dipekan sebelumnya pada 20.705 poin, serta berhasil mencapai level tertinggi dipekan tersebut pada 20.845 poin dan terendah pada 20.405 poin.
Untuk pergerakan Kospi pekan ini akan dipenagruhi beberapa data ekonomi dalam negeri dan juga data ekonomi AS yang menentukan pergerakan kurs yen terhadap dollar AS. Sebagai informasi, pergerakan nilai tukar yen sangat terpengaruh terhadap pergerakan bursa.
Namun secara teknikal pada penutupan indeks Nikkei pekan lalu, dengan MA5 yang masih bergerak pada teritori atas BB10 weekly serta pada indikator Stochastic weekly yang masih menunjukan adanya upaya penguatan lanjutan dipekan selanjutnya, maka Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan indeks Nikkei selama satu pekan nanti akan memiliki pergerakan range normal dengan level resistanace pertama pada 20.555 poin dengan MA5 atas BB10 weekly dan 20.700 poin dengan MA5 atas BB10 weekly, serta level support pertama pada 20.250 poin dengan MA5 tengah BB10 weekly dan support kedua pada 20.075 poin dengan MA5 tengah BB10 weekly.

Sumber : Vibiznews

Ada Miliaran Planet yang Mirip Dengan Bumi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (27/7) - Sebelumnya, NASA mengumumkan telah berhasil menemukan sebuah planet mirip dengan Bumi yang dijuluki Kepler-452b. Dan tampaknya itu hanya permulaan dan mungkin masih banyak planet yang belum terdeteksi.

Mengutip laman Ubergizmo, Senin (27/7/2015), rupanya ada miliaran planet lain di sisi galaksi yang juga mirip seperti Bumi, mengorbit di sekitar apa yang dapat dianggap sebagai "zona layak huni" karena ada kemungkinan terdapat air di permukaan planet tersebut.

Ilmuwan NASA, Natalie Batalha memperkirakan, secara teoritis mungkin ada kehidupan di miliaran planet tersebut. Ia memproyeksikan, dengan pendekatan konservatif, 15% dari bintang memiliki planet antara 1 dan 1,6 kali ukuran Bumi.

"Melalui pendekatan tersebut, bisa ditarik kesimpulan bahwa sekitar 15% dari 90% 100 miliar bintang dapat menampilkan planet, dimana 14 miliar diantaranya berpotensi layak huni," ujar Batalha.

Kepler-452b sendiri adalah planet seukuran Bumi pertama yang ditemukan di zona habitasi bintang yang mirip dengan Matahari. Planet yang ukurannya sekitar 60% lebih besar dari Bumi itu terletak sekitar 1.400 tahun cahaya di konstelasi Cygnus.

Meski jarak Kepler-452b ke bintangnya lebih jauh dari Bumi ke Matahari, namun sumber cahaya di sana lebih terang sehingga planet tersebut mendapatkan jumlah energi sama seperti yang diterima dunia yang ditinggali manusia.

Sebelum Kepler-452b ditemukan, planet lain yang juga ditemukan teleskop Kepler adalah Kepler-186f. Saat itu planet tersebut diyakini sebagai yang paling mirip Bumi. Kepler-186f jaraknya sekitar 500 tahun cahaya dari kita.

(isk/dhi)


Sumber : Liputan6

Rilis Kinerja Emiten dan Rupiah Bayangi IHSG

BESTPROFIT FUTURES MALANG (27/7) - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih melanjutkan pelemahan di awal pekan ini. Rilis laporan kinerja emiten di semester I 2015 ditambah laju nilai tukar rupiah akan memberikan sentimen di bursa saham.

Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto menilai tekanan terhadap IHSG masih berlanjut pada perdagangan saham Senin pekan ini. Saat ini belum ada sentimen positif yang membangkitkan laju IHSG. Hal itu lantaran harapan pelaku pasar terhadap rilis laporan keuangan emiten tidak terlalu baik. Tekanan IHSG juga dipengaruhi laju nilai tukar rupiah. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah berada di kisaran 13.448 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat 24 Juli 2015 dari periode Kamis 23 Juli 2015 di kisaran 13.394 per dolar AS.

"Saat ini ada sejumlah tekanan di bursa saham. Level 4.800 mungkin bisa tembus. IHSG akan berada di kisaran 4.815-4.900 di awal pekan ini," kata David saat dihubungi Liputan6.com, Senin (27/7/2015).

Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menilai, pergerakan IHSG masih dalam kondolidasi sehingga potensi naik masih cukup besar. Apalagi ada sejumlah laporan keuangan yang akan dirilis pada awal pekan ini dan menjelang rilis data ekonomi bari.

"Support saat ini pada level 4.846 sedang diuji dengan target resistance 4.992. IHSG dalam jangka panjang masih berada dalam jalur uptren," kata William.

Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas menyebutkan, IHSG akan bergerak melemah di kisaran 4.811-4.883. Sejumlah sentimen yang pengaruhi laju IHSG antara lain dari Amerika Serikat akan merilis data penjualan rumah baru yang sebelumnya di level 2,2 persen MoM. Sedangkan dalam negeri menantikan dirilisnya data foreign direct investment (FDI).

Untuk rekomendasi saham, David mengatakan, saat ini pilihan saham bergantung dari hasil kinerja emiten. Diperkirakan kinerja emiten barang konsumsi dan bank masih cukup baik. Saham-saham bank yang jadi pilihan antara lain saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Sedangkan William memilih saham BBCA, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).

Pada penutupan perdagangan saham Jumat 24 Juli 2015, IHSG ditutup turun 46,25 poin (0,94 persen) ke level 4.856,59. IHSG sempat berada di level tertinggi 4.892,41 dan terendah 4.848,72. Investor asing pun melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 123,8 miliar. (Ahm/Ndw)


Sumber : Liputan6

Laju IHSG Menanti Laporan Kinerja Emiten

BESTPROFIT FUTURES MALANG (27/7) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak mendatar dengan kecenderungan tertekan terbatas pada perdagangan saham sepekan ini. Sejumlah sentimen mulai dari laporan kinerja keuangan emiten, rupiah dan data ekonomi global akan pengaruhi IHSG.

Analis PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee mengatakan beberapa sentimen akan mempengaruhi kinerja indeks saham seperti rilis laporan keuangan emiten yang mulai keluar pada pekan ini.

"Kalau IHSG masih dipengaruhi laporan keuangan, rilis untuk kuartal II  mau keluar," kata Hans kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (27/7/2015).

Pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Ditambah tekanan dari bursa saham China. Dia menuturkan, sejumlah sentimen cenderung negatif pada pekan ini. Akan tetapi, laju IHSG akan tertahan dengan ada laporan keuangan yang diperkirakan lebih baik dari kuartal I 2015.

"Harusnya lebih baik. Kenapa? harga komoditas seperti minyak kelapa sawit sempat naik harusnya laporan keuangan baik," ujar Hans.

Dia memperkirakan IHSG bergerak pada level support 4.750-4.811 dan level resistance pada level 4.927-4.982 pada pekan ini.

Kepala Riset PT Sucorinvest Central Gani, Maxi Liestyaputra mengatakan IHSG cenderung mendatar pada sepekan ke depan. Dia mengatakan, sentimen yang berpengaruh pada perdagangan saham ialah laporan kinerja emiten. "Kami lihat mungkin bergerak cenderung flat akan banyak emiten rilis kinerja semester pertama," ujar Maxi.

Dia mengatakan, proyeksi IHSG masih fluktuatif dan mencoba menembus level 5.000. "IHSG akan berfluktuatif akan mencoba 5.000," tutur Maxi.

Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menuturkan IHSG berada pada support 4.825-4.835. Sementara itu, IHSG berada di level resistance pada 4.900-4.934.

Reza menuturkan, sentimen negatif mulai membayangi pergerakan indeks saham utamanya berasal dari kondisi makro global serta rilis data kinerja emiten yang diperkirakan di bawah ekspektasi.

"Pergerakan variatif cenderung melemah dimungkinkan dapat terjadi. Laju IHSG pun dapat berpeluang melemah jika di pekan depan  terdapat sentimen negatif dari global dan  terdapat rilis kinerja emiten lokal yang mengalami perlambatan," tutur Reza dalam ulasannya.

Untuk pilihan saham, Hans merekomendasi jual ketika menguat (sell on strength) PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT PP Tbk (PTPP), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON). (Amd/Ahm)


Sumber : Liputan6

Bea Masuk Naik, RI Bakal Diserbu Barang Impor Selundupan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (27/7) - Pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) merasa gerah dengan kenaikan bea masuk atas barang konsumsi impor rata-rata 5 persen. Dengan kebijakan tersebut, Indonesia akan diserbu barang impor ilegal.

Ketua Umum DPP APPBI, Handaka Santosa mengkhawatirkan kebijakan ini lebih banyak membawa mudharat ketimbang manfaatnya. Ada beberapa dampak yang timbul dari penyesuaian bea masuk impor barang konsumsi tersebut. 

"Akan banyak produk impor ilegal, harga jual semakin mahal, sehingga konsumen akan memilih berbelanja di luar negeri," tegas Handaka saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Senin (27/7/2015).

Ketua Badan Pengawas PD Pasar Jaya itu menuding kebijakan menaikkan bea masuk impor mulai dari ikan, teh, kopi, pakaian dalam, kondom, kosmetik atau perlengkapan kecantikan, minuman beralkohol hingga kendaraan bermotor merupakan upaya pemerintah mendongkrak penerimaan negara.

"Kebijakan ini untuk menaikkan income pemerintah atau melindungi produk dalam negeri?," ucap Handaka.

Terpisah, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengapresiasi langkah pemerintah menaikkan bea masuk impor barang konsumsi untuk menahan tingginya laju impor.

"Tapi upaya ini harus tetap dibarengi dengan realisasi industri barang konsumsi yang kompetitif di dalam negeri. Jika tidak, masyarakat tetap akan menanggung beban kualitas dan harga yang tinggi," katanya.

Termurah di dunia

Sementara itu, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan tarif rata-rata bea masuk impor di Indonesia selama ini yang termurah atau terendah di dunia. Dengan alasan tersebut, pemerintah menyesuaikan tarif bea masuk impor barang konsumsi rata-rata 5 persen. 

Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Suahasil Nazara mengatakan kebijakan yang tertuang dalam beleid Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 132/PMK.010/2015 ini sebagai langkah mengharmonisasi tarif bea masuk yang diakuinya termurah di dunia.

"Kurang lebih begitu (yang terendah atau termurah di dunia). At least di regional sekitar kita (ASEAN)," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com.

Menurut Suahasil, tujuan utama penyesuaian bea masuk impor untuk mendorong industri dalam negeri. Pemerintah, lanjutnya, fokus pada kenaikan bea masuk produk konsumsi (hilir) impor dengan harapan bisa diganti atau diisi industri dalam negeri. 

Ia menambahkan, dalam pengusulan daftar barang konsumsi dan tarif melibatkan peran Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian dan Kementerian teknis lainnya.

"Kenaikan tarif memang dikeluarkan dengan PMK, tapi materi teknisnya termasuk jenis barang dan level tarif digodok Tim Tarif yang sifatnya antar Kementerian, termasuk Kemendag, Kemenperin, Kemenko Perekonomian dan Kementerian Teknis lainnya," terang dia.

Seperti diketahui, pemerintah telah menyesuaikan bea masuk impor barang konsumsi tertuang dalam PMK Nomor 132/PMK.010/2015 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor.

Rata-rata kenaikan tarif bea masuk impor dalam beleid ini sebesar 5 persen. Produk konsumsi yang kena kenaikan bea masuk impor, di antaranya, ikan, teh, kopi, pakaian dalam, kondom, kosmetik atau perlengkapan kecantikan, minuman beralkohol hingga kendaraan bermotor dengan tarif mulai dari 10 persen menjadi 150 persen. (Fik/Ndw)


Sumber : Liputan6

Thursday, 23 July 2015

Dolar Melemah Jelang Rapat The Fed Sementara Euro Bergerak Naik

BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/7) - Reli dolar melambat setelah para pedagang memalingkan perhatiannya ke pertemuan Federal Reserve minggu depan untuk memperbaharui spekulasi terkait perbedaan kebijakan Amerika dari Eropa serta seluruh dunia.
Momentum dibelakang kenaikan 2% dolar dalam bulan ini mulai melemah, dengan para pedagang membayar setidaknya untuk melindungi terhadap penurunan euro versus dolar AS sejak November. Posisi yang akan mendapatkan manfaat dari pelemahan lebih lanjut dalam mata uang 19 negara yang tidak tertekan setelah Yunani mencapai kesepakatan dengan kreditur serta mendekati penerimaan bailout ketiga-nya.
Dolar turun 0,6% ke level $ 1,0999 per euro pada pukul 2:13 siang di New York, setelah mencapai $ 1,1018, level terlemah sejak 15 Juli.
Indeks Bloomberg Dollar Spot, yang melacak greenback versus 10 pasangan utama, turun 0,1% di level 1,206.23, setelah diperdagangkan di dekat level terkuatnya sejak April, pada hari Rabu.(frk)
Sumber: Bloomberg

Penurunan Harga Komoditas Seret Saham Jepang pada Awal Perdagangan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/7) - Saham Jepang jatuh karena anjloknya harga komoditas meningkatkan kecemasan atas Perlambatan pertumbuhan ekonomi global di tengah lemahnya pendapatan di AS.
Indeks Topix turun sebesar 0,3 persen ke level 1,660.07 pukul 09:01 pagi di Tokyo, 25 saham dari 33 saham sub industri mengalami koreksi. Saham menuju penurunan sebesar 0,2 persen pekan ini. Indeks Nikkei 225 Stock Average merosot sebesar 0,4 persen ke level 20,601.30, mengikuti penurunan di lantai bursa wallstreet, penurunan disebabkan kemerosotan harga energi dan hasil laba yang buruk.
Minyak memasuki fase bearish seiring kenaikan output minyak AS, naik pasokan minyak OPEC dan ancaman terhadap permintaan Cina memperburuk potensi kelebihan persediaan global. Pasca kesepakatan nuklir dengan AS, Iran akan fokus pada mendapatkan kembali pangsa pasar minyak yang hilang akibat sanksi, terlepas dari dampak pada harga, kata seorang pejabat pemerintah pada Senin kemarin. (izr)
Sumber: Bloomberg

Saham Asia Turun Diiringi Kemerosotan Sektor Komoditas

BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/7) - Saham Asia turun, dengan indeks acuan regional memperpanjang penurunan mingguan, seiring kemerosotan di sektor komoditas diperluas karena minyak memasuki fase bearish.
Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2 % ke level 143,38 pada pukul 09:11 pagi waktu Tokyo. Indeks tersebut menuju penurunan 0,9 % selama pekan ini seiring ekuitas global mengikuti penurunan di pasar komoditas, kekhawatiran atas menurunnya pasokan mengirim emas untuk logam industri dan minyak mengalami penurunan. Memicu kekhawatiran investor komoditas diiringi mata uang dolar yang kembali menguat, dengan fokus berpindah ke pertemuan kebijakan Federal Reserve minggu depan di tengah membaiknya data ekonomi. Sementara itu, Saham AS jatuh untuk hari ketiga seiring laba dari perusahaan 3M Co dan Caterpillar Inc yang mengecewakan.
Indeks Topix Jepang turun 0,2 % dan Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,7 %. Indeks Australia S & P / ASX 200 merosot 0,4 %. Indeks NZX 50 Selandia Baru turun 0,1 %. Sedangkan pasar perdagangan di China dan Hong Kong belum dibuka.
Indeks Shanghai Composite kemarin naik untuk hari keenam sebesar 2,4 % dan mengirimkan indeks acuan tersebut memperluas kenaikan terpanjang sejak Mei lalu, terkait intervensi pemerintah belum pernah terjadi sebelumnya untuk mendorong ekuitas. Indeks Hang Seng China Enterprises, saham China daratan yang diperdagangkan di Hong Kong naik 0,9 %. (knc)
Sumber : Bloomberg

Bursa Saham AS Ditutup Turun Seiring Menurunnya Harga Logam

BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/7) - Bursa Saham AS ditutup turun, memperpanjang penurunannya untuk hari ketiga, akibat dari hasil  saham 3M Co dan Caterpillar Inc yang mengecewakan investor dan menurunnya saham komoditas.
Indeks Standard & Poor 500 turun 0,6 persen menjadi 2,102.20 pada pukul 4 sore di New York, ditutup mendekati harga rata-ratanya selama 50 hari terakhir.
Lambannya pasar internasional mengurangi laba industri raksasa di AS. Caterpillar menjual lebih sedikit dari mesin keruk dan truk untuk menambangnya di tengah kemerosotan harga untuk tembaga, batu bara dan bijih besi. Penjualan mesin dan generator untuk industri energi juga telah terimbas oleh penurunan harga minyak dan gas alam.
Analis memprediksi penurunan 5,3 persen pada laba kuartal kedua untuk perusahaan S & P 500, lebih rendah dari perkiraan pada 10 Juli lalu, yaitu penurunan sebesar 6,4 persen.(mrv)
Sumber: Bloomberg

Bursa Saham AS Turun Pada Sesi Break Seiring Jatuhnya Saham 3M Co dan Caterpillar Inc

BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/7) - Bursa saham AS jatuh, memperpanjang penurunannya sampai hari ketiga, sebagai akibat dari kecewanya investor pada 3M Co dan Caterpillar Inc serta terus menurunnya komoditas.
Saham 3M dan Caterpillar Inc turun 3,3 persen setelah keduanya memotong perkiraan penjualan mereka. Saham Miner Freeport-McMoRan Inc turun 9,3 persen karena jatuhnya harga tembaga ke level terendahnya dalam dua minggu. Saham American Express Co juga mengalami penurunan sebesar 3,3 persen karena adanya kenaikan pada pengeluaran. Saham GM naik sebesar 4,3 persen karena meningkatnya penjualan truk hingga meningkatkan keuntungan mereka. Saham SanDisk melonjak sebesar 17 persen setelah labanya melebihi perkiraan.
Indeks Standard & Poor 500 turun 0,5 persen menjadi 2,103.63 pada 12:58 siang di New York, Setelah dua hari mengalami penurunan terbesarnya  dalam dua minggu. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 104,76 poin atau 0,6 persen, ke 17,746.28, sementara Indeks Komposit Nasdaq kehilangan 0,3 persen.
Caterpillar sendiri hanya menjual sedikit dari mesin pengeruk dan dump truck untuk penambangnya di tengah kemerosotan harga pada tembaga, batu bara dan bijih besi. Penjualan mesin dan generator untuk industri energi juga terimbas oleh penurunan harga minyak dan gas alam.
Saham Amazon.com Inc dan Starbucks Corp. dua diantara 54 perusahaan S & P 500 melaporkan pendapatannya hari ini. Analis memprediksi penurunan 5,3 persen pada laba kuartal kedua, lebih rendah dari Perkiraan pada 10 Juli lalu yaitu penurunan sebesar 6,4 persen.(mrv)
Sumber: Bloomberg

Wednesday, 22 July 2015

Nasdaq Melemah Di tengah Aksi Jual Saham Teknologi

BESTPROFIT FUTURES MALANG Indeks Nasdaq Composite merosot setelah hasil yang mengecewakan pada saham-saham teknologi dari Apple Inc, Microsoft Corp. dan Yahoo! Inc.
Saham Apple jatuh 4,3% setelah penjualan iPhone dan perkiraan pendapatan perusahaan meleset dari perkiraan. Saham Microsoft kehilangan 3,5% setelah membukukan kerugian kuartalan terbesar. Perkiraan penjualan Yahoo yang berada di bawah proyeksi, mengirimkan sahamnya lebih rendah. Sementara saham Chipotle Mexican Grill Inc. melonjak 7,9% setelah laba kuartalan mengalahkan estimasi dan perusahaan mengumumkan buyback saham.
Indeks Nasdaq Composite turun 0,7% ke level 5,172.28 pada pukul 13:22 siang di New York. Indeks Standard & Poor 500 menghapus 0,3% ke level 2,113.33, setelah hasil yang positif dari Whirlpool Corp. dan Chipotle membantu meredam penurunan indeks. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 83,12 poin, atau 0,5%, ke level 17,836.17.
Harapan yang tinggi untuk sektor industri setelah musim laba dimulai, dengan saham-saham teknologi memimpin rebound dalam ekuitas AS pasca ketegangan mereda di luar negeri. Indeks Nasdaq Composite menguat ke level tertinggi sepanjang masa pada 17 Juli yang lalu setelah saham Google Inc. melonjak 16% terkait laba, yang menambahkan $ 65 miliar kepada nilai kapitalisasi pasar.
Saham Apel meluncur setelah merilis laba pada akhir Selasa. Pengiriman iPhone untuk kuartal fiskal ketiga dan perkiraan pendapatan perusahaan untuk periode saat ini meleset dari proyeksi analis, menimbulkan pertanyaan apakah permintaan untuk perangkat tersebut telah mencapai puncaknya.(frk)
Sumber: Bloomberg

Dolar Menguat Seiring Meningkatnya Penjualan Rumah AS

BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/7) - Dolar mengalami kenaikan setelah indeks mata uang menguat ke level tertingginya dalam hampir 4 bulan terakhir dengan rilis data penjualan perumahan yang melebihi perkiraan memicu pergerakan untuk menuju kenaikan suku bunga utama AS.
Greenback menguat terhadap mata uang dari negara-negara pengekspor sumber daya ditengah spekulasi kemerosotan pada harga komoditas yang akan memaksa stimulus lebih lanjut karena beberapa pedagang melihat Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada awal September mendatang. Bank sentral AS akan mengadakan pertemuan kebijakan pada pekan depan. Sementara itu, Dolar Selandia Baru menguat setelah bank sentral memangkas suku bunga utamanya dan menurunkan referensi untuk kekuatan mata uang yang tidak bisa dibenarkan.
Indeks Spot Dollar Bloomberg, yang melacak mata uang terhadap 10 mata uang utama, berada di level 1,207.79 pada pukul 09:28 pagi waktu Tokyo dari level sebelumnya 1,207.85 di New York, pada hari Senin dekati penutupan level tertingginya sejak 19 Maret lalu.
Greenback sedikit berubah pada level 124,08 ¥ setelah naik ke level 124,48 pada hari Selasa, yang merupakan level tertingginya sejak 10 Juni.
Penjualan rumah AS tangan kedua pada  bulan Juni naik 3,2 % ke level 8 tahun tertinggi, sementara harga rumah AS naik menuju rekornya. Hanya 1 dari 76 analis yang disurvei oleh Bloomberg sebelum rilis data dari National Association of Realtors yang memperkirakan bahwa adanya skala kenaikan.
Kontrak berjangka AS menunjukkan sebanyak 40 % kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga pada bulan September dan sebanyak 74 % yang memperkirakan kenaikan suku bunga pada bulan Desember. (knc)
Sumber : Bloomberg

Emas Stabil didekat Level Terendahnya Dalam Lima Tahun Terkait Outlook The Fed

BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/7) - Emas ditransaksikan mendekati level terendahnya dalam lima tahun terakhir terkait spekulasi bank sentral AS yang segera menaika tingkat suku bunga acuannya pasca data sektor perumahan mendukung pengetatan kebijakan moneter.
Emas untuk pengiriman segera berada pada level $1,094.57 per ons pukul 8:14 pagi di Singapura dari level $1,094.24 pada Rabu kemarin, ketika itu emas merosot sebesar 0.6 persen, menurut harga generic Bloomberg.
Emas anjlok sebesar 7,6 persen tahun ini karena Federal Reserve bersiap untuk menaikkan suku bunga, membantu meningkatkan dolar dan menyakiti daya pikat bullion. Penjualan rumah AS yang sebelumnya dimiliki naik ke level tertinggi dalam delapan tahun terakhir di bulan Juni, menurut data yang dirilis pada hari Rabu. Para ekonom memproyeksikan sekitar 50 persen suku bunga akan naik pada bulan September, menurut probabilitas rata-rata dari 46 ekonom dalam survei Bloomberg News.
Ketua the Fed Janet Yellen mengatakan pada pekan lalu ia mengharapkan para pejabat otoritas untuk menaikkan biaya pinjaman tahun ini, para pembuat kebijakan akan mengadakan pertemuan pada pekan depan. Kenaikan suku bunga dapat mengurangi daya tarik emas, yang biasanya menawarkan pengembalian hanya melalui kenaikan harga. Indeks Bloomberg Dollar Spot, melonjak 19 persen dalam 12 bulan terakhir, turun tipis 0,1 persen pada hari Kamis. (izr)
Sumber: Bloomberg

Dolar Menguat Setelah Outlook Suku Bunga Memperpanjang Selloff Mata Uang

BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/7) - Dolar naik hampir ke level tertinggi empat bulan setelah laporan data perumahan yang lebih baik dari perkiraan mendukung AS bergerak ke arah suku bunga yang lebih tinggi, menghidupkan kembali aksi jual (selloff) dalam komoditas mata uang.
Greenback menguat terhadap krone Norwegia, real Brasil dan dolar Kanada serta Selandia Baru terkait spekulasi merosotnya harga komoditas akan mengharuskan stimulus lebih lanjut dalam ekspor sumber daya negara. Mata uang Australia menghentikan kenaikan dua hari sebelumnya terhadap dolar AS setelah Gubernur bank sentral Glenn Stevens mengatakan pemotongan suku bunga lebih lanjut berada "di atas meja perundingan."
Indeks Bloomberg Dollar Spot, yang melacak mata uang terhadap 10 mata uang utama, naik 0,3% ke level 1,208.03 pada pukul 15:57 sore di New York, dekat dengan level tertinggi sejak bulan Maret.
Dolar menguat 0,7% versus krone menjadi 8,1732 dan 1,6% menjadi 3,2233 real. Dolar Kanada merosot ke posisi terendah enam tahun sementara Selandia Baru turun 0,6%. Dolar AS telah menguat setidaknya 4% terhadap masing-masing dari empat mata uang dalam satu bulan terakhir.(frk)
Sumber: Bloomberg

Harga Emas Mengalami Penurunan Terburuk Sejak 96

BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/7) - Harga Emas berjangka kembali melemah untuk hari ke-10 dan merupakan penurunan beruntun terpanjangnya  sejak tahun 1996. Goldman Sachs Group Inc memprediksi akan adanya penurunan lebih lanjut dan investor melakukan penjualan lebih.
Harga Emas turun 6,2 persen selama 10 hari. Harga tersebut mencapai titik terendahnya dalam lima tahun terakhir sebesar $ 1.080 per ons pada hari Senin lalu, dan kepemilikan pada produk yang diperdagangkan di bursa adalah yang terkecil sejak 2009.
Bullion telah mengurangi minat  investor seiring Federal Reserve telah bersiap untuk menaikkan suku bunga, mendorong naiknya dolar dan mengurangi daya pikat emas. Harga tersebut bisa jatuh di bawah $ 1.000 untuk pertama kalinya sejak 2009, Jeffrey Currie, kepala penelitian Goldman komoditas yang berbasis di New York, mengatakan dalam sebuah wawancara
Emas Berjangka untuk pengiriman Agustus turun 1,1 persen dan menetap di $ 1,091.50 pada 1:47 siang di Comex, New York. Harga tersebut turun 7,8 persen pada tahun ini.
Ketua Fed Janet Yellen mengatakan kepada anggota parlemen pekan lalu bahwa ia mengharapkan para pejabat terkait untuk menaikkan biaya pinjaman tahun ini. Besar kesempatannya  ada lebih dari 50-50 bahwa Fed akan meningkatkan suku bunga pada September nanti, menurut Presiden Fed St Louis James Bullard. Indeks mata uang AS naik 19 persen dibanding tahun lalu.(mrv)
Sumber: Bloomberg

Tuesday, 21 July 2015

Harga Minyak Naik Dipicu Pelemahan Dolar AS

BESTPROFIT FUTURES MALANG (22/7) - Harga minyak mentah berjangka menguat pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi wIB) dipicu melemahnya dolar Amerika Serikat (AS). Harga minyak mentah AS ditutup di atas US$ 50 per barel.

Dilansir dari Reuters, Rabu (22/7/2015), nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang terjun bebas dari level tertinggi tiga bulan akibat aksi ambil untung (profit taking) ringan dan karena euro rebound.

Penguatan dolar AS membawa untung lebih bagi investor non-AS untuk menjual aset dalam mata uang dolar dan melemahnya greenback membuat minyak lebih murah bagi konsumen yang menggunakan mata uang lainnya.

Harapan pasokan lebih dari Iran sebagai hasil kesepakatan program nuklir dan kekhawatiran bahwa kekhawatiran ekonomi di China dan Eropa akan membebani permintaan telah memberikan tekanan pada minyak bulan ini.

Harga minyak mentah AS untuk pengiriman Agustus tercatat naik US$ 21 sen menjadi US$ 50,36 per barel, setelah tergelincir ke US$ 49,77 per barel.
Minyak mentah AS pengiriman September menetap di US$ 50,86 per barel, atau naik 42 sen.

Harga minyak jenis Brent untuk pengiriman September naik US$ 39 sen menjadi USS 57,04 per barel.

Stok bensin AS diperkirakan naik 900.000 barel pekan lalu, menurut analis yang disurvei oleh Reuters menjelang laporan persediaan mingguan.  Stok minyak mentah diprediksi akan jatuh 2,3 juta barel. (Ndw/Igw)


Sumber : Liputan6

Bursa Saham AS Turun Seiring Hasil Mengecewakan Sektor Teknologi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (22/7) - Bursa Saham AS turun pada sesi penutupan, seiring jatuhnya ekuitas ke level terendah dalam dua minggu terakhir, kerena buruknya hasil kuartalan dari IBM Corp dan United Technologies Corp. yang mengecewakan investor.
Indeks The Standard & Poor 500 melemah 0,4 persen menjadi 2,119.18 pada pukul 4 sore di New York, setelah sebelumnya tiga poin lebih tinggi dari rekornya pada bulan Mei lalu.
Indeks S & P 500 telah menguat 4 persen sampai Senin kemarin sejak level terendahnya pada 8 Juli lalu, mengambil kembali hampir semua kerugian yang berasal dari kekhawatiran atas krisis utang Yunani dan gejolak pasar China. Hal tersebut masih tertinggal  dari acuan pasar yang paling berkembang tahun ini. Indeks Nasdaq Composite ditutup pada level tertingginya pada Senin kemarin.(mrv)
Sumber : Bloomberg

Bursa Saham AS Turun Pada Sesi Break Terkait Jatuhnya Dolar dan Naiknya Obligasi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (22/7) - Bursa Saham AS jatuh pada sesi break seiring menurunnya pendapatan IBM Corp , sementara ekuitas Eropa mengakhiri reli terbaiknya sejak 2011 lalu. Obligasi memangkas kerugian, sementara reli dolar terhadap euro terhenti dan naiknya harga minyak.
Indeks Standard & Poor 500 turun 0,6 persen pada 13:07 siang di New York, setelah kurang tiga poin dari rekornya pada penutupan. Saham International Business Machines Corp mengalami penurunan terburuk sejak Oktober lalu, membuat indeks Dow Jones Industrial Average turun 1,2 persen. Indeks Stoxx Europe 600 turun pasca kenaikan sembilan harinya. Dolar melemah untuk pertama kalinya dalam lima hari, sementara harga minyak naik dari $ 50 per barel.
Perhatian mulai  beralih ke laba, karena investor mencari petunjuk mengenai kekuatan perusahaan Amerika dengan siapnya Federal Reserve menaikkan suku bunga pada tahun ini. Sekitar seperempat dari perusahaan  S & P 500 akan mengumumkan hasilnya minggu ini, termasuk Apple Inc. Pasca penutupan hari ini. Indeks  Bloomberg comodity rebound dari terendahnya pada 2002, menghentikan aksi selloffnya pada saham sektor energi.
Indeks S & P 500 reli 4 persen sejak yang terendahnya pada 8 Juli lalu, mengambil kembali hampir semua kerugian yang berasal dari kekhawatiran atas krisis utang Yunani dan gejolak pasar China. Meredanya ketegangan telah memicu relinya indeks Stoxx 600 yang naik 9,1 persen dan mendorong sebesar 2 persen dari rekornya.(mrv)

Sumber: Bloomberg

Dolar Melemah Setelah Kekosongan Dalam Data Ekonomi Memperlambat Kenaikan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (22/7) - Bullish dolar menginginkan keuntungan yang lebih setelah mata uang mencapai level tertinggi tiga bulan kemungkinan perlu bersabar.
Dolar turun tajam dalam sebulan terakhir karena pedagang mengkonsolidasi posisi di tengah kurangnya laporan ekonomi AS dan jeda musiman dalam perdagangan. Penurunan tersebut tampaknya ditetapkan untuk membalikkan setelah Federal Reserve akan melakukan pertemuan pada pekan depan untuk mempertimbangkan menaikkan suku bunga, menyimpang dari bank sentral di sebagian besar belahan dunia.
Indeks Bloomberg Dollar Spot, yang melacak greenback versus 10 mata uang utama, turun sebanyak 0,7%, terbesar sejak 18 Juni sebelum diperdagangkan turun 0,5% di level 1,204.46 pada pukul 3:25 pagi. Sebelumnya menyentuh level 1,212.02, sejak 13 April.
Dolar melemah 1% terhadap euro ke level $ 1,0936 per euro, setelah mencapai level tertinggi hampir tiga bulan dari level $ 1,0809 pada hari Senin. Sementara terhadap yen, dolar turun 0,2% ke level 123,97 yen.
Indeks untuk momentum greenback, yang dikenal sebagai indikator kekuatan relatif 14-hari, ditutup pada hari Senin di angka 69,9, dekat level 70 yang bagi beberapa pedagang sebagai sinyal mata uang mengalami jenuh beli (overbought). Harga opsi, bagaimanapun, menunjukkan dolar akan menguat terhadap setiap mata uang utama kecuali yen dalam sebulan.(frk)
Sumber: Bloomberg

Emas Menguat Dari Lima Tahun Terendah Terhadap Dolar

BESTPROFIT FUTURES MALANG (22/7) - Emas menguat untuk pertama kalinya dalam tujuh sesi di tengah penurunan dolar dan spekulasi bahwa penurunan Senin kemarin ke level terendah lima tahun terlalu berlebihan.
Indeks kekuatan relative (IRS) 14-hari logam, turun ke angka 17,3, di bawah tingkat 30 menunjukkan kepada analis bahwa harga kemungkinan akan mengalami rebound. Pembacaaan tersebut merupakan yang terendah sejak April 2013, ketika emas jatuh ke bear market. Indeks Bloomberg Dollar Spot turun 0,6%, meningkatkan daya tarik emas sebagai alternatif investasi.
Emas telah turun sekitar 7% di tahun ini terhadap ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga, membatasi permintaan untuk emas batangan yang umumnya menawarkan pengembalian hanya melalui kenaikan harga. Ada lebih dari 50-50 kemungkinan bahwa harga akan meningkat pada bulan September, Presiden The Fed St Louis James Bullard mengatakan pada Senin kemarin. Kepemilikan pada ETP berbasis emas merupakan yang terkecil sejak 2009.
Bullion untuk pengiriman segera naik 0,4% ke level $ 1,100.41 per ons pada pukul 14:43 siang di New York, menurut Bloomberg generic pricing. Harga bullion telah mencapai $ 1,086.18 pada hari Senin kemarin, terendah sejak Maret 2010.
Emas berjangka untuk pengiriman Agustus tergelincir 0,3% untuk menetap di level $ 1,103.50 di Comex New York.(frk)
Sumber: Bloomberg