Monday, 7 December 2015
Sunday, 6 December 2015
Bursa Asia Naik Setelah Data Pekerjaan AS Tingkatkan Outlook Ekonomi
BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/12) - Bursa
saham Asia dibuka naik setelah laporan pekerjaan AS mendorong optimisme
dalam perekonomian terbesar di dunia, dengan saham Jepang naik karena
yen yang lemah mengirim eksportir lebih tinggi.
Indeks
MSCI Asia Pacific naik 0,4% menjadi 132,62 pada pukul 09:00 pagi di
Tokyo. Indeks Standard & Poor 500 naik tajam dalam hampir tiga bulan
terakhir pada hari Jumat, sementara yen melemah 0,4% terhadap dolar
setelah kenaikan besar dari perkiraan non-farm payrolls AS. Indeks Topix Jepang naik 0,9% pada hari Senin. Data yang mendukung kasus bagi Federal Reserve untuk
mengangkat suku bunga minggu depan, menurut Shane Oliver, kepala
strategi investasi pada AMP Capital Investors Ltd. di Sydney.
Indeks
Kospi Korea Selatan naik 0,7%. Indeks S&P/ASX 200 Australia naik
1,2% dan Indeks S&P/NZX 50 Selandia Baru menguat 0,2%.(frk)
Sumber: Bloomberg
Bursa Jepang Menguat Setelah Laporan Pekerjaan AS Angkat Dolar
BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/12) - Bursa
saham Jepang dibuka menguat setelah laporan pekerjaan AS yang kuat
menambah kepercayaan dalam perekonomian terbesar di dunia dan mengirim
dolar lebih tinggi terhadap yen.
Indeks
Topix naik 0,9% ke level 1,588.83 pada pukul 09:03 pagi di Tokyo,
setelah meluncur 1,3% pada pekan lalu. Saham eksportir dari Honda Motor
Co. hingga Fanuc Corp. menguat, sementara produsen energi mengalami
penurunan setelah OPEC memilih untuk tidak memaksakan batasan produksi.
Yen diperdagangkan di level 123,19 per dolar setelah melemah 0,4% pada
hari Jumat karena data non-farm payrolls AS
meningkat lebih dari yang diharapkan oleh ekonom pada bulan November.
Indeks Standard & Poor 500 melonjak tajam dalam hampir tiga bulan
terakhir.
Peningkatan 211.000 pekerja dalam payrolls bulan
November dibandingkan dengan 200.000 proyeksi ekonom, dan diikuti
dengan kenaikan 298.000 di bulan sebelumnya yang lebih besar dari
perkiraan sebelumnya. Pedagang memprediksi 74% peluang untuk peningkatan
suku bunga oleh Federal Reservedi
minggu depan, sementara hanya lima dari 73 ekonom yang disurvei
Bloomberg melihat suku bunga akan ditahan pada pertemuan 15-16 Desember
mendatang.
Pemerintah
Jepang berencana untuk mengkompilasi 3,3 triliun yen ($ 26.8 miliar)
anggaran ekstra untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah dan
meningkatkan daya saing di sektor pertanian, menurut laporan surat kabar
Nikkei pada 5 Desember tanpa mengutip sumber. Anggaran akan disetujui
oleh kabinet dalam pertengahan bulan ini, kata surat kabar tersebut.
Pembuat
kebijakan mempertimbangkan pembebasan pajak properti untuk usaha kecil
dan menengah yang dapat meningkatkan belanja modal, Menteri Ekonomi
Akira Amari mengatakan dalam sebuah siaran NHK, Minggu kemarin.(frk)
Sumber: Bloomberg
Akhir 2015, Pengapalan Handset Android Akan Tembus 1,16 Miliar
BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/12) - Kurang dari tiga pekan, akhir tahun akan segera tiba. Salah satu pertanyaan yang bergulir saat ini adalah bagaimanakah kondisi penjualan smartphone? Sistem operasi apakah yang menjadi 'raja' di tahun ini?
International Data Corporation (IDC), sebagaimana dikutip dari Phone Arena, Senin (7/12/2015), mengatakan bahwa menuju detik-detik terakhir 2015 ini, akan ada 1,16 miliar handset berbasis Android yang terkirim selama tahun ini.
Artinya, angka tersebut mengalami peningkatan 9,5% dari tahun sebelumnya. Dengan demikian, sistem operasi open source besutan Google ini akan mengantongi 81,2% dari pangsa pasar smartphone secara global.
Sementara Apple akan mampu mengapalkan 226 juta unit iPhone pada tahun ini. Angka tersebut hanya memberikan Apple 15,8% dari pangsa pasar smartphone dunia. Namun penting diketahui, dengan jumlah tersebut Apple mengalami pertumbuhan 17,3% dari tahun sebelumnya.
IDC memperkirakan 31,3 juta unit Windows Phone akan dikirimkan pada 2015. Angka ini akan memberikan sistem operasi mobile buatan Microsoft tersebut pangsa pasar global sebesar 2,2%. Tetapi, jumlah handset Windows Phone yang dikirim akan menurun 10,2%.
Perusahaan riset tersebut juga memutuskan untuk melihat seperti apa tren di 2019 kelak. Diperkirakan, dalam empat tahun yang akan datang, 1,54 miliar ponsel Android akan dikirimkan, yang akan menguasai 82,6% dari pasar smartphone global.
Sementara pertumbuhan dari tahun ke tahun akan turun setengah dari angka pada tahun ini, menjadi 4,8%. Sehingga, Android akan menikmati tingkat pertumbuhan sebesar 7,7% pada rentang 2015-2019.
Kemudian IDC juga memperkirakan laju pertumbuhan tahunan Apple menjadi 6,5% selama periode waktu yang sama, di mana 263,4 juta unit iPhone akan dikapalkan pada 2019. Angka tersebut cukup baik untuk pangsa pasar 14,1%, yang akan memberikan Apple tingkat pertumbuhan 3,1% tahun ke tahun pada 2019 nanti.
Dengan 43,6 juta unit yang diharapkan akan terkirim pada 2019, menurut IDC, Windows Phone akan meraih 2,3% pangsa pasar. Sementara tingkat pertumbuhan platform tersebut dalam lima tahun ke depan akan mencapai 4,5%, Windows Phone akan memiliki tingkat pertumbuhan tahun ke tahun yang lebih tinggi pada 2019 dari iOS atau Android yakni sebesar 11,4%.
Untuk 2019, IDC memprediksi bahwa 1,86 miliar smartphone akan terkirim. Pengiriman smartphone akan tumbuh sebesar 7,4% dalam kurun waktu 2015-2019. Perlu diingat, apa pun bisa terjadi antara saat ini dan 2019 nanti yang dapat membuat perkiraan tertolak.
Sebuah fitur baru yang menakjubkan dari sebuah sistem operasi, atau bahkan sistem operasi baru, dapat membuat angka-angka ini terlihat konyol dalam empat tahun ke depan.
(Why/Isk)
Sumber : Liputan6
International Data Corporation (IDC), sebagaimana dikutip dari Phone Arena, Senin (7/12/2015), mengatakan bahwa menuju detik-detik terakhir 2015 ini, akan ada 1,16 miliar handset berbasis Android yang terkirim selama tahun ini.
Artinya, angka tersebut mengalami peningkatan 9,5% dari tahun sebelumnya. Dengan demikian, sistem operasi open source besutan Google ini akan mengantongi 81,2% dari pangsa pasar smartphone secara global.
Sementara Apple akan mampu mengapalkan 226 juta unit iPhone pada tahun ini. Angka tersebut hanya memberikan Apple 15,8% dari pangsa pasar smartphone dunia. Namun penting diketahui, dengan jumlah tersebut Apple mengalami pertumbuhan 17,3% dari tahun sebelumnya.
IDC memperkirakan 31,3 juta unit Windows Phone akan dikirimkan pada 2015. Angka ini akan memberikan sistem operasi mobile buatan Microsoft tersebut pangsa pasar global sebesar 2,2%. Tetapi, jumlah handset Windows Phone yang dikirim akan menurun 10,2%.
Perusahaan riset tersebut juga memutuskan untuk melihat seperti apa tren di 2019 kelak. Diperkirakan, dalam empat tahun yang akan datang, 1,54 miliar ponsel Android akan dikirimkan, yang akan menguasai 82,6% dari pasar smartphone global.
Sementara pertumbuhan dari tahun ke tahun akan turun setengah dari angka pada tahun ini, menjadi 4,8%. Sehingga, Android akan menikmati tingkat pertumbuhan sebesar 7,7% pada rentang 2015-2019.
Kemudian IDC juga memperkirakan laju pertumbuhan tahunan Apple menjadi 6,5% selama periode waktu yang sama, di mana 263,4 juta unit iPhone akan dikapalkan pada 2019. Angka tersebut cukup baik untuk pangsa pasar 14,1%, yang akan memberikan Apple tingkat pertumbuhan 3,1% tahun ke tahun pada 2019 nanti.
Dengan 43,6 juta unit yang diharapkan akan terkirim pada 2019, menurut IDC, Windows Phone akan meraih 2,3% pangsa pasar. Sementara tingkat pertumbuhan platform tersebut dalam lima tahun ke depan akan mencapai 4,5%, Windows Phone akan memiliki tingkat pertumbuhan tahun ke tahun yang lebih tinggi pada 2019 dari iOS atau Android yakni sebesar 11,4%.
Untuk 2019, IDC memprediksi bahwa 1,86 miliar smartphone akan terkirim. Pengiriman smartphone akan tumbuh sebesar 7,4% dalam kurun waktu 2015-2019. Perlu diingat, apa pun bisa terjadi antara saat ini dan 2019 nanti yang dapat membuat perkiraan tertolak.
Sebuah fitur baru yang menakjubkan dari sebuah sistem operasi, atau bahkan sistem operasi baru, dapat membuat angka-angka ini terlihat konyol dalam empat tahun ke depan.
(Why/Isk)
Sumber : Liputan6
Menanti Keputusan The Fed, IHSG Bakal Konsolidasi
BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/12) - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih berada di fase konsolidasi pada perdagangan saham awal pekan ini. Hal itu lantaran pelaku pasar juga cenderung menunggu hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) pada pertengahan bulan.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, IHSG kembali mengalami tekanan di akhir pekan perdagangan namun mulai terdapat aliran dana asing kembali masuk. Hal itu efek dari masih tertekannya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang memberikan pengaruh sendiri ke pergerakan IHSG.
Selain itu juga dengan harga minyak akan tetapi kenaikan harga minyak kelapa sawit memberikan angin segar untuk emiten perkebunan yang menopang pergerakan IHSG. Keluarnya dana asing juga disinyalir investor sedang menanti kembali kepastian kenaikan suku bunga bank sentral AS pada pertengahan Desember.
Melihat kondisi itu, William memprediksi, IHSG lebih bergerak masuk fase konsolidasi. IHSG akan berada di level support 4.502 dan resistance 4.590. "Hari ini IHSG masih fase konsolidasi dengan kecenderungan menguat," ujar William, dalam ulasannya Senin (7/12/2015).
Sementara itu, Analis PT Reliance Securities memperkirakan IHSG bergerak variasi dengan kisaran 4.490-4.550 pada awal pekan ini.
"Secara teknikal, IHSG break out support rata-rata pergerakan 25 harian dan menguji support rata-rata pergerakan 50 harian di level 4.492. Peluang pelemahan masih terlihat cukup besar dengan indikator stochastic terkonsolidasi dengan momentum bergerak melemah," jelas Lanjar.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat 4 Desember 2015, IHSG melemah 28,93 poin atau 0,64 persen ke level 4.508,45. Indeks saham LQ45 susut 0,81 persen ke level 777,48. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan kecuali indeks saham DBX menguat 0,26 persen ke level 651,69.
Sumber : Liputan6
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, IHSG kembali mengalami tekanan di akhir pekan perdagangan namun mulai terdapat aliran dana asing kembali masuk. Hal itu efek dari masih tertekannya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang memberikan pengaruh sendiri ke pergerakan IHSG.
Selain itu juga dengan harga minyak akan tetapi kenaikan harga minyak kelapa sawit memberikan angin segar untuk emiten perkebunan yang menopang pergerakan IHSG. Keluarnya dana asing juga disinyalir investor sedang menanti kembali kepastian kenaikan suku bunga bank sentral AS pada pertengahan Desember.
Melihat kondisi itu, William memprediksi, IHSG lebih bergerak masuk fase konsolidasi. IHSG akan berada di level support 4.502 dan resistance 4.590. "Hari ini IHSG masih fase konsolidasi dengan kecenderungan menguat," ujar William, dalam ulasannya Senin (7/12/2015).
Sementara itu, Analis PT Reliance Securities memperkirakan IHSG bergerak variasi dengan kisaran 4.490-4.550 pada awal pekan ini.
"Secara teknikal, IHSG break out support rata-rata pergerakan 25 harian dan menguji support rata-rata pergerakan 50 harian di level 4.492. Peluang pelemahan masih terlihat cukup besar dengan indikator stochastic terkonsolidasi dengan momentum bergerak melemah," jelas Lanjar.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat 4 Desember 2015, IHSG melemah 28,93 poin atau 0,64 persen ke level 4.508,45. Indeks saham LQ45 susut 0,81 persen ke level 777,48. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan kecuali indeks saham DBX menguat 0,26 persen ke level 651,69.
Sumber : Liputan6
Laju IHSG Bakal Bervariasi Menanti Keputusan The Fed
BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/12) - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal variatif pada perdagangan saham sepekan. Sentimen penggerak indeks saham masih mengacu pada rencana kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS)/The Federal Reserve (The Fed).
Analis PT Waterfront Securities Oktavianus Marbun mengatakan, saat ini pelaku pasar tengah menunggu data-data ekonomi AS. Data ekonomi menjadi landasan bank sentral untuk menaikan suku bunga.
"Masih mixed lagi, masih soal suku bunga, kalau naik Desember, nunggu dua minggu. Ini menunggu data," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Senin (7/12/2015).
Sejalan dengan itu, aktivitas untuk mempercantik portofolio saham (window dressing) juga mengiring pergerakan IHSG. Aktivitas ini, lumrah terjadi pada akhir tahun.
Kemudian, paket ekonomi jilid VII dengan pemerintah memberikan keringanan-keringan pada pelaku industri juga menjadi penentu laju IHSG. Oktavianus memprediksi IHSG bergerak pada support 4.446-4.474. Lalu resistance pada level 4.540-4.561.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo mengatakan, saat ini sudah dimulai window dressing. Sejumlah sektor saham dinilai akan mengangkat IHSG seperti sektor saham perbankan dan konstruksi.
Dengan melihat kondisi itu, ia memprediksi IHSG berada di level 4.700-4.750 hingga akhir 2015. "Kalau target maksimalnya 4.950," kata Satrio.
Pilihan saham untuk perdagangan pekan ini, Oktavianus merekomendasikan beli ketika melemah (buy on weakness) saham PT PP Tbk (PTPP), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Kemudian akumulasi beli saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat 4 Desember 2015, IHSG melemah 28,93 poin atau 0,64 persen ke level 4.508,45. Indeks saham LQ45 susut 0,81 persen ke level 777,48.
Sumber : Liputan6
Analis PT Waterfront Securities Oktavianus Marbun mengatakan, saat ini pelaku pasar tengah menunggu data-data ekonomi AS. Data ekonomi menjadi landasan bank sentral untuk menaikan suku bunga.
"Masih mixed lagi, masih soal suku bunga, kalau naik Desember, nunggu dua minggu. Ini menunggu data," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Senin (7/12/2015).
Sejalan dengan itu, aktivitas untuk mempercantik portofolio saham (window dressing) juga mengiring pergerakan IHSG. Aktivitas ini, lumrah terjadi pada akhir tahun.
Kemudian, paket ekonomi jilid VII dengan pemerintah memberikan keringanan-keringan pada pelaku industri juga menjadi penentu laju IHSG. Oktavianus memprediksi IHSG bergerak pada support 4.446-4.474. Lalu resistance pada level 4.540-4.561.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo mengatakan, saat ini sudah dimulai window dressing. Sejumlah sektor saham dinilai akan mengangkat IHSG seperti sektor saham perbankan dan konstruksi.
Dengan melihat kondisi itu, ia memprediksi IHSG berada di level 4.700-4.750 hingga akhir 2015. "Kalau target maksimalnya 4.950," kata Satrio.
Pilihan saham untuk perdagangan pekan ini, Oktavianus merekomendasikan beli ketika melemah (buy on weakness) saham PT PP Tbk (PTPP), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Kemudian akumulasi beli saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat 4 Desember 2015, IHSG melemah 28,93 poin atau 0,64 persen ke level 4.508,45. Indeks saham LQ45 susut 0,81 persen ke level 777,48.
Sumber : Liputan6
Friday, 4 December 2015
Thursday, 3 December 2015
Saham AS Turun Ditengah Pernyataan Yellen
BESTPROFIT FUTURES MALANG (4/12) - Saham
AS turun seiring Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengisyaratkan
perekonomian hampir siap untuk suku bunga yang lebih tinggi, sedangkan
langkah-langkah stimulus tambahan Bank Sentral Eropa mengecewakan
investor.
Ekuitas
jatuh ke level 2 pekan terendah dan menuju akhir tahun dengan
langkah-langkah terkecil dalam 4 tahun terakhir. Investor berjuang
dengan berbagai pengaruh, termasuk kebijakan yang berbeda dari bank
sentral utama, data ekonomi yang tidak merata dan gejolak di pasar
komoditas. Saham energi hari ini terbebani untuk sesi kedua, meskipun
rebound pada harga minyak.
Indeks
Standard & Poor 500 turun 0,8 % ke level 2,063.80 pada pukul 12:47
siang waktu New York, setelah kemarin melemah 1,1 %. Sementara itu,
Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 112,84 poin atau 0,6 %, ke
level 17,616.84. Sedangkan Indeks Nasdaq Composite menurun 0,9 %.
Yellen
menyampaikan prospek optimisme untuk pertumbuhan ekonomi AS, menandakan
kondisi yang diperlukan untuk kenaikan suku bunga telah dipenuhi dan
bahwa ia berharap untuk memulai program pengetatan kebijakan moneter
secara perlahan. "Saat ini saya menilai bahwa pertumbuhan ekonomi AS
kemungkinan akan cukup kuat untuk membaiknya pasar tenaga kerja lebih
lanjut," menurut Yellen, sebelum Komite Ekonomi Gabungan Kongres. (knc)
Sumber : Bloomberg
Saham Eropa Ditutup Menurun Tajam Sejak Agustus
BESTPROFIT FUTURES MALANG (4/12) - Ekuitas
Eropa ditutup anjlok tajam sejak aksi jual pada bulan Agustus terkait
langkah-langkah stimulus tambahan yang diresmikan oleh bank sentral di
kawasan tersebut.
Indeks
Stoxx Europe 600 turun 3,1% pada sesi penutupan perdagangan di London,
membalikkan gain sebesar 0,9%. ECB menurunkan suku bunga deposito, serta
Presiden Mario Draghi mengatakan akan memperluas program stimulusnya
hingga setidaknya Maret 2017, termasuk utang yang dirilis oleh
pemerintah daerah dan lokal. Memperluas pembelian aset bulanan.
Menuju
ke pertemuan hari ini, investor memiliki harapan yang tinggi. Stoxx 600
naik 13% dari level terendah pada bulan September hingga kemarin,
termasuk reli dua hari terbaiknya sejak Juli setelah Draghi
mengisyaratkan pada Oktober bahwa bank sentral akan mempertimbangkan
langkah-langkah stimulus tambahan. Pada hari Senin, Indeks ditutup pada
level tertinggi tiga bulan, mengambil valuasinya menjadi 16,5 kali
estimasi laba - dekat dengan kelipatan 17,6 untuk Indeks Standard &
Poor 500.
Para
trader begitu yakin bahwa mereka melihat sedikit kebutuhan untuk
lindung nilai: Jumlah 50 Indeks Euro Stoxx yang ditransaksikan bulan
lalu adalah yang terendah sejak Juli 2014. Kontrak berspekulasi pada
keuntungan lebih lanjut.
Setelah memimpin keuntungan sebelumnya pada Kamis, perusahaan produsen mobil adalah beberapa yang mencatat kinerja buruk karena
euro menghapus pelemahan. Dari 600 perusahaan di Eropa Indeks, 560
jatuh, dengan produsen komoditas merosot tajam. Perdagangan pada
perusahaan Stoxx 600 adalah 36% lebih besar dari rata-rata 30-hari.
Bank
sentral merevisi outlook inflasi, pemagkasan tersebut sebesar 1% untuk
2016 dan 1,6% untuk 2017, dari 1,1% dan 1,7%, masing-masing. Prediksi
pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 1,7% dan meningkat ke 1,9 %n
untuk 2017, dari 1,8 %.
UBS Group AG mengatakan tetap berada pada rating yang berlebih pada saham Eropa setelah keputusan bank sentral hari ini.(yds)
Sumber: Bloomberg
OPEC Bersiap Buat Keputusan Terkait Produksi, Minyak Naik untuk Hari Kedua
BESTPROFIT FUTURES MALANG (4/12) - Minyak
menguat untuk hari kedua seiring menteri dari Organisasi Negara-negara
Pengekspor Minyak bersiap untuk bertemu di Wina untuk memutuskan
kebijakan output.
Futures
naik sebanyak 0,9 persen di New York, memangkas kerugian mingguan. Arab
Saudi mengadakan pertemuan informal kemarin, bersikeras produsen
non-anggota besar seperti Rusia harus bergabung dengan penurunan
produksi oleh OPEC, menurut seorang pakar. Sebuah laporan bahwa kerajaan
mungkin mengusulkan pengurangan pasokan "tidak berdasar," kata seorang
pejabat Saudi.
Minyak
telah merosot 38 persen sejak Arab Saudi memimpin keputusan OPEC pada
bulan November tahun lalu untuk mempertahankan produksi dan
mempertahankan pangsa pasar terhadap perusahaan biaya-shale yang lebih
tinggi. Stok minyak mentah di AS, yang merupakan konsumen terbesar di
dunia, telah ditambah untuk lebih dari 120 juta barel di atas lima tahun
rata-rata musiman di tengah rekor output tahun ini, data pemerintah
menunjukkan.
West
Texas Intermediate untuk pengiriman Januari naik sebanyak 37 sen ke
level $ 41,45 per barel di New York Mercantile Exchange dan berada di
level $ 41,28 pada pukul 8:43 pagi waktu Hong Kong. Kontrak naik $ 1.14
ke level $ 41,08 pada hari Kamis. Total volume sekitar 5 persen di atas
rata-rata 100 hari. Harga turun 1 persen minggu ini.
Brent
untuk pengiriman Januari meningkat $ 1,35, atau 3,2 persen, ke level $
43,84 per barel di ICE yang berbasis di London Futures Europe exchange,
Kamis, rebound dari penutupan terendah sejak Maret 2009. Minyak mentah
patokan Eropa ini mengakhiri sesi dengan premi sebesar $ 2,76 untuk WTI .
(sdm)
Sumber: Bloomberg
Euro Berhadapan dengan Data Payrolls AS Pasca Draghi Picu Gain Terbesar Sejak 2009
BESTPROFIT FUTURES MALANG (4/12) - Euro
meraih lompatan terbesar sejak 2009 seiring investor mengalihkan
perhatian mereka ke laporan payrolls AS pada hari Jumat setelah stimulus
oleh Bank Sentral Eropa tidak mencapai dengan apa yang perkiraan
beberapa ekonom.
Mata
uang tunggal itu naik 3,1 persen terhadap dolar AS kemarin menyusul
keputusan ECB untuk memperpanjang rencana pelonggaran kuantitatif untuk
setidaknya sampai Maret 2017 dan menjaga laju pembelian aset bulanan
stabil pada level 60 miliar euro ($ 65 miliar). Dua pertiga dari ekonom
dalam survei Bloomberg telah memprediksi peningkatan laju pembelian.
Indeks greenback mengalami penurunan terbesar sejak Maret 2009 kemarin
setelah Ketua Federal Reserve Janet Yellen menekankan jalur bertahap
kenaikan suku bunga AS.
Mata
uang umum kawasan Eropa itu naik 0,1 persen ke level $ 1,0947 pada
pukul 09:18 pagi waktu Tokyo dari level pada hari Kamis, saat melonjak
ke level $ 1,0981, yang merupakan level tertinggi sejak 3 November.
Level itu tidak berubah di level 134,13 ¥ setelah melompat 2,5 persen di
New York. (sdm)
Sumber: Bloomberg
Minyak Berjangka Rebound Pada Malam Pertemuan OPEC
BESTPROFIT FUTURES MALANG (4/12) - Minyak
berjangka reli pada Kamis, karena pembicaraan mengenai kemungkinan
penurunan produksi dari OPEC dan melemahnya dolar AS membantu minyak
mentah menutup hampir 3% dari penurunan pada acuaannya dibawah $ 40 per
barel.
Sementara
di New York Mercantile Exchange, minyak mentah West Texas Intermediate
Januari mengikuti di level $ 1,14, atau 2,9%, untuk menetap di level $
41,08 per barel. Minyak mentah Brent Januari naik $ 1,35, atau 3,2%, ke
level $ 43,84 per barel di bursa ICE Futures London.(yds)
Sumber: MarketWatch
Wednesday, 2 December 2015
Saham Asia Turun untuk Hari Kedua Terkait Anjloknya Harga Minyak
BESTPROFIT FUTURES MALANG (3/12) - Saham
Asia jatuh untuk hari kedua, setelah saham AS berada di level yang
lebih rendah, menyusul penurunan harga minyak membebani saham energi.
MSCI
Asia Pacific Index kehilangan 0,2 persen ke level 133,59 pada pukul
09:01 pagi waktu Tokyo, dengan perusahaan material dan energi memimpin
kerugian di antara 10 kelompok industri di kawasan itu. Minyak mentah AS
diperdagangkan di level $ 40,20 per barel setelah merosot ke level $
39,94 pada sesi sebelumnya di tengah tanda-tanda perselisihan antara
anggota OPEC sebelum pertemuan Jumat di Wina. Indeks Standard & Poor
500 turun 1,1 persen Ketua pada hari Rabu, seiring penurunan harga
minyak memicu aksi jual yang lebih luas dalam ekuitas dan Federal
Reserve Janet Yellen meletakkan fondasi untuk kenaikan suku bunga pada
Desember oleh sinyal keyakinan yang lebih tinggi dalam prospek ekonomi
AS.
Dalam
pidato di Economic Club of Washington, Yellen juga memperingatkan bahwa
menunggu terlalu lama untuk mengakhiri era suku bunga mendekati nol
bisa memaksa bank sentral untuk melakukan pengetatan terlalu cepat, yang
akan berisiko mengganggu pasar keuangan dan ekspansi enam tahun. (sdm)
Sumber: Bloomberg
Subscribe to:
Posts (Atom)