Wednesday, 20 April 2016
Laju IHSG Konsolidasi Menanti Laporan Keuangan Emiten
BESTPROFIT FUTURES MALANG (21/4) - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak mendatar pada perdagangan saham Kamis (21/4/2016). Gerak IHSG menanti laporan keuangan emiten kuartal I 2016.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities Satrio Utomo mengatakan, perilaku pasar tidak agresif lantaran mengantisipasi kinerja emiten. Dia menambahkan, pelaku pasar saat ini tengah menunggu emiten terutama sektor perbankan.
"Sebenarnya sudah keluar Bank BNI bagus, sepertinya memang menanti yang gede-gede, BRI, Mandiri dan BCA," kata dia saat dihubungi Liputan6.com seperti ditulis Kamis pekan ini.
Satrio menuturkan, pelaku pasar juga sedang memperhatikan kinerja bank dalam melakukan efisiensi yang berimbas pada penurunan net interest margin (NIM)."Orang khawatir pengaruhnya NIM seperti apa," kata dia.
Sementara itu, dia menjelaskan pelemahan IHSG kemarin karena tertekan oleh saham-saham sektor konsumer. "IHSG terkoreksi konsumer, rokok turun banyak banget, Sampoerna, Gudang Garam, Unilever," ujar dia.
Satrio memperkirakan IHSG bergerak pada support 4.850-4.860 dan resistance 4.900 pada perdagangan saham Kamis pekan ini.
Satrio merekomendasikan saham PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA).
Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, IHSG bergerak variatif dengan kecenderungan tertekan. IHSG diperkirakan bergerak pada level support 4.835 dan resistance 4.910.
Lanjar menerangkan, pada perdagangan saham kemarin 20 April 2016 IHSG turun tipis 5,33 poin ke level 4.876. IHSG tertekan penjualan dari emiten rokok tak sesuai dengan ekspektasi pasar.
"IHSG bergerak cenderung moderate setelah awal sesi emiten rokok berkapitalisasi dan pemberat besar membukukan penjualan dan bottom line mengecewakan sehingga diterpa aksi jual investor," kata dia dalam ulasannya.
Meski begitu, laju IHSG tertahan oleh oleh penguatan sektor properti dan perbankan. Lanjar menuturkan, pelaku pasar optimistis kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan kredit dan penjualan properti.
"Terlihat investor masih cenderung antusias pada sentimen kebijakan pemerintah yang lebih pro pada pertumbuhan kredit dan penjualan properti," tutur dia. (Amd/Ahm)
Sumber : Liputan6
Kepala Riset PT Universal Broker Securities Satrio Utomo mengatakan, perilaku pasar tidak agresif lantaran mengantisipasi kinerja emiten. Dia menambahkan, pelaku pasar saat ini tengah menunggu emiten terutama sektor perbankan.
"Sebenarnya sudah keluar Bank BNI bagus, sepertinya memang menanti yang gede-gede, BRI, Mandiri dan BCA," kata dia saat dihubungi Liputan6.com seperti ditulis Kamis pekan ini.
Satrio menuturkan, pelaku pasar juga sedang memperhatikan kinerja bank dalam melakukan efisiensi yang berimbas pada penurunan net interest margin (NIM)."Orang khawatir pengaruhnya NIM seperti apa," kata dia.
Sementara itu, dia menjelaskan pelemahan IHSG kemarin karena tertekan oleh saham-saham sektor konsumer. "IHSG terkoreksi konsumer, rokok turun banyak banget, Sampoerna, Gudang Garam, Unilever," ujar dia.
Satrio memperkirakan IHSG bergerak pada support 4.850-4.860 dan resistance 4.900 pada perdagangan saham Kamis pekan ini.
Satrio merekomendasikan saham PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA).
Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, IHSG bergerak variatif dengan kecenderungan tertekan. IHSG diperkirakan bergerak pada level support 4.835 dan resistance 4.910.
Lanjar menerangkan, pada perdagangan saham kemarin 20 April 2016 IHSG turun tipis 5,33 poin ke level 4.876. IHSG tertekan penjualan dari emiten rokok tak sesuai dengan ekspektasi pasar.
"IHSG bergerak cenderung moderate setelah awal sesi emiten rokok berkapitalisasi dan pemberat besar membukukan penjualan dan bottom line mengecewakan sehingga diterpa aksi jual investor," kata dia dalam ulasannya.
Meski begitu, laju IHSG tertahan oleh oleh penguatan sektor properti dan perbankan. Lanjar menuturkan, pelaku pasar optimistis kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan kredit dan penjualan properti.
"Terlihat investor masih cenderung antusias pada sentimen kebijakan pemerintah yang lebih pro pada pertumbuhan kredit dan penjualan properti," tutur dia. (Amd/Ahm)
Sumber : Liputan6
Jelang Rapat Bank Sentral Eropa, Harga Emas Stabil
BESTPROFIT FUTURES MALANG (21/4) - Harga emas berjuang untuk terus berada di zona hijau pada perdagangan Rabu. Penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan aksi ambil untung membebani gerak emas.
Mengutip Wall Street Journal, Kamis (21/4/2016), harga emas untuk pengiriman Juni bergerak mendatar di kisaran US$ 1.254,40 per troy ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange. Sepanjang perdagangan Rabu, harga emas bergerak di dua zona yaitu positif dan negatif. Harga emas sempat menyentuh level tertinggi di US$ 1.258,10 per troy ounce.
The Wall Street Journal Dollar Index yang merupakan indeks yang mengukur nilai tukar dolar AS terhadap 16 mata uang lain naik 0,2 persen ke 85,85. Penguatan dolar AS memang memberikan tekanan kepada harga emas karena keuntungan para pelaku pasar yang bertransaksi dengan mata uang lainnya menjadi berkurang jika dolar AS menguat.
Senior Market Atrategist RJO Futures Bob Haberkorn menjelaskan, nilai tukar dolar AS terus menjadi perhatian pelaku pasar. "Hal tersebut membuat orang dengan mudah keluar atau masuk ke investasi emas," tutur dia.
Harga emas telah menguat 18 persen sepanjang tahun ini. Penguatan harga emas terjadi karena investor mencari instrumen save haven di saat perekonomian global sedang tidak menentu. Emas menjadi pilihan karena harga yang stabil dan cenderung menguat.
Selain ekonomi yang belum cukup membaik, langkah Bank Sentral AS untuk berhati-hati menaikkan suku bunga juga menjadi pendorong penguatan harga emas.
Saat ini, pelaku pasar sedang menunggu Bank Sentral Eropa yang akan menggelar rapat. Hasil keputusan dari Bank Sentral Eropa akan sangat mempengaruhi harga emas ke depannya. (Gdn/Zul)
Sumber : Liputan6
Mengutip Wall Street Journal, Kamis (21/4/2016), harga emas untuk pengiriman Juni bergerak mendatar di kisaran US$ 1.254,40 per troy ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange. Sepanjang perdagangan Rabu, harga emas bergerak di dua zona yaitu positif dan negatif. Harga emas sempat menyentuh level tertinggi di US$ 1.258,10 per troy ounce.
The Wall Street Journal Dollar Index yang merupakan indeks yang mengukur nilai tukar dolar AS terhadap 16 mata uang lain naik 0,2 persen ke 85,85. Penguatan dolar AS memang memberikan tekanan kepada harga emas karena keuntungan para pelaku pasar yang bertransaksi dengan mata uang lainnya menjadi berkurang jika dolar AS menguat.
Senior Market Atrategist RJO Futures Bob Haberkorn menjelaskan, nilai tukar dolar AS terus menjadi perhatian pelaku pasar. "Hal tersebut membuat orang dengan mudah keluar atau masuk ke investasi emas," tutur dia.
Harga emas telah menguat 18 persen sepanjang tahun ini. Penguatan harga emas terjadi karena investor mencari instrumen save haven di saat perekonomian global sedang tidak menentu. Emas menjadi pilihan karena harga yang stabil dan cenderung menguat.
Selain ekonomi yang belum cukup membaik, langkah Bank Sentral AS untuk berhati-hati menaikkan suku bunga juga menjadi pendorong penguatan harga emas.
Saat ini, pelaku pasar sedang menunggu Bank Sentral Eropa yang akan menggelar rapat. Hasil keputusan dari Bank Sentral Eropa akan sangat mempengaruhi harga emas ke depannya. (Gdn/Zul)
Sumber : Liputan6
Minyak Berjangka Raih Penetapan Dilevel Tertinggi untuk tahun ini
BESTPROFIT FUTURES MALANG (21/4) - Minyak
berjangka rally pada Rabu ini, dengan harga minyak mentah West Texas
Intermediate (WTI) menandakan penutupan tertinggi pada tahun ini. Harga
minyak mendapat dorongan setelah data pemerintah AS menunjukkan
penurunan mingguan keenam dalam produksi minyak dalam negeri. Pada hari
yang berakhir persetujuan, minyak mentah WTI untuk pengiriman bulan Mei
naik $ 1,55 atau 3,8 %, untuk menetap di level $ 42,63 per barel di New
York Mercantile Exchange. Minyak mentah WTI untuk bulan Juni yang
sekarang kontrak bulan depan, menguat $ 1,71 atau 4 %, ke level $ 44,18
per barel. (knc)
Sumber : Market Watch
Emas Hampir Tidak Berubah ; Perak Berakhir di Level Tertinggi Sejak Mei
BESTPROFIT FUTURES MALANG (21/4) - Perak berjangka ditutup pada level
tertingginya dalam lebih dari 11 bulan terakhir pada Rabu ini, didukung
oleh ekspektasi dari permintaan industri yang lebih tinggi, namun harga
emas hampir tidak berubah karena investor menunggu isyarat kunci dari
pertemuan bank sentral dalam beberapa hari mendatang.
Perak untuk pengiriman Mei naik 16,3 sen, atau sebesar 1%, untuk berakhir di $ 17,135 per ons di Comex. Harga berakhir pada level tertingginya sejak pertengahan Mei dan siap untuk kenaikan mingguan lebih dari 5%, menurut FactSet.
Sementara itu, emas Juni naik tipis dan berakhir pada $ 1,254.40 per ons. Angka ini telah menyentuh sesi terendahnya di $ 1,247.10. SPDR Gold Trust naik sebesar 0,1%.(mrv)
Sumber: MarketWatch
Perak untuk pengiriman Mei naik 16,3 sen, atau sebesar 1%, untuk berakhir di $ 17,135 per ons di Comex. Harga berakhir pada level tertingginya sejak pertengahan Mei dan siap untuk kenaikan mingguan lebih dari 5%, menurut FactSet.
Sementara itu, emas Juni naik tipis dan berakhir pada $ 1,254.40 per ons. Angka ini telah menyentuh sesi terendahnya di $ 1,247.10. SPDR Gold Trust naik sebesar 0,1%.(mrv)
Sumber: MarketWatch
Saham AS Berakhir Naik dengan S & P 500 Menyentuh 4 Bulan Tertinggi
BESTPROFIT FUTURES MALANG (21/4) - Saham
AS menguat diikuti rally pada minyak, dengan Indeks Standard & Poor
500 raih empat bulan tertinggi, sementara para investor fokus pada
rilis laba perusahaan yang lebih baik dari perkiraan.
Reli pada perdagangan
sore hari kehilangan momentum di jam terakhir perdagangan, dengan Indeks
S&P 500 memangkas sebagian besar keuntungan setelah minyak ditutup
di atas level $ 42 per barel. Rebound pada minyak mentah mendorong saham
energi dan ekuitas tertekan akibat lesunya perdagangan setelah Menteri
Perminyakan Irak mengatakan anggota utama OPEC dan produsen minyak
lainnya akan bertemu kemungkinan pada bulan depan guna membahas
pembekuan output. Sementara itu, laba yang lebih baik dari perkiraan
pada perusahaan Discover Financial Services membantu mengimbangi laba
pada Coca-Cola Co.
Indeks S&P 500
naik 0,1 % ke level 2,102.40 pada pukul 16:00 sore waktu New York,
setelah menyentuh level tertingginya sejak Juli lalu. (knc)
Sumber : Bloomberg
Tuesday, 19 April 2016
Emas Berakhir di Satu Minggu Tertingginya , Perak Naik 4,4%
BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/4) - Perak
berjangka mengalami reli Selasa ini ke level tertingginya dalam 11
bulan terakhir dan emas berakhir pada satu minggu tertingginya, dengan
logam-denominasi dolar didukung oleh lemahnya greenback.
Perak Mei naik 71,9
sen, atau 4,4%, untuk menetap di $ 16,972 per ons. Harga belum pernah
berakhir pada level setinggi itu sejak 22 Mei tahun lalu.
Emas untuk pengiriman
Juni naik $ 19,30, atau 1,6%, menjadi berakhir pada $ 1,254.30 per ons,
atau merupakan yang tertinggi sejak 12 April lalu.(mrv)
Sumber: MarketWatch
Indeks S&P 500 Berakhir di Zona Hijau Ditengah Laba yang Bervariasi
BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/4) - Indeks
Standard & Poor 500 naik pada Selasa ini, memperpanjang kenaikan
dalam empat bulan terakhir karena rally pada produsen komoditas di
tengah laba perusahaan yang bervariasi.
Perusahaan material
melonjak ke level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir, sedangkan
saham energi menguat pada kenaikan untuk pertama kalinya pada minyak
mentah dalam lima hari. Saham Johnson & Johnson, Goldman Sachs Group
Inc dan UnitedHealth Group Inc naik setidaknya 1,5 % di tengah laba
yang lebih baik dari estimasi, menahan penurunan terbesar pada saham
Netflix Inc sejak tahun 2014 dan penurunan tajam pada saham
International Business Machines Corp sejak bulan Oktober seiring laba
yang mengecewakan. Saham Illumina Inc anjlok 23 % setelah laba pada
perusahaan gen-sequencing yang tidak sesuai dengan prediksi.
Indeks S&P 500
naik 0,3 % ke level 2,100.78 pada pukul 16:00 sore waktu New York,
penutupan di atas level 2.100 tanda-tanda untuk pertama kalinya sejak 1
Desember. Indeks Nasdaq Composite turun 0,4 % menyeret saham Netflix dan
Illumina.
Indeks S&P 500
telah kembali pulih 14 % sejak menyentuh level terendah pada bulan
Februari, dibantu oleh reboundnya harga minyak, tanda-tanda stabilisasi
dalam melambatnya kebijakan bank sentral dan optimisme China akan tetap
mendukung pertumbuhan perekonomian. Setelah menghapus kerugian di tahun
2016, indeks acuan kurang dari 2 % dari rekornya yang dicapai pada Mei
lalu. Indeks Russell 2000, pada hari Senin menghentikan penurunan untuk
tahun ini, menghapus kemerosotan sebanyak 16 %. (knc)
Sumber : Bloomberg
Laporan Kuartalan Bikin Bursa AS Menguat
BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/4) - Bursa Amerika Serikat (AS) menguat pada penutupan perdagangan Selasa
(Rabu pagi waktu Jakarta) dengan indeks S&P 500 naik mendekati rekor
tertinggi. Indeks terangkat kenaikan saham energi dan laporan kuartalan
Johnson & Johnson yang meningkat.
Melansir laman Reuters, setelah sempat masuk ke wilayah negatif dan kemudian pulih, indeks S&P 500 berakhir naik kurang dari 2 persen, mendekati rekor penutupan tertinggi pada Mei, dengan investor tengah fokus pada perkembangan laporan kuartalan perusahaan.
Pada penutupan, indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,27 persen menjadi 18.053,6 poin dan indeks S&P 500 naik 0,31 persen menjadi 2.100,8 poin.
Sementara indeks Nasdaq Composite turun 0,4 persen menjadi 4.940,33 poin. Penurunan terpicu saham Illumina yang susut sebesar 23,16 persen setelah muncul hasil laporan kinerja awal yang jauh dari harapan.
Saham Chevron dan perusahaan energi lainnya mendapat tumpangan dari laju harga minyak mentah, setelah adanya pemogokan pekerja minyak di Kuwait membuat output negara OPEC berkurang.
Rebound harga minyak dan tanda-tanda ekonomi AS yang membaik, secara perlahan mendorong bursa saham dan membantu menjaganya dari aksi jual tajam di awal tahun ini, yang mendorong indeks S&P 500 turun sebanyak 10,5 persen.
Laba perusahaan yang masuk dalam indeks S&P 500, rata-rata jatuh 7,6 persen dan pendapatan turun 1,3 persen, yang dipimpin sektor energi, menurut Thomson Reuters I / B / E / S.
"Investor sangat fokus pada pendapatan. Setelah semua biaya pemotongan selama lima tahun terakhir, sekarang kita harus mulai melihat pertumbuhan pendapatan," jelas Chuck Shelf, Chief Investment Officer iSectors di Appleton, Wisconsin.
Perusahaan teknologi IBM membukukan penurunan 5,59 persen setelah melaporkan pendapatan terburuk secara kuartalan dalam 14 tahun, dan ini merupakan penggerak terbesar di Dow dan S& P 500.
Saham Netflix turun 12,97 persen setelah perkiraan pelanggan layanan video streaming ini meleset dari perkiraan.
Setelah bel, Yahoo membukukan hasil kuartal pertama dan kenaikan saham sebesar 1 persen. Saham Intel turun 2,4 persen usai mengumumkan rencana untuk mengurangi tenaga kerja global sebesar 11 persen.
Selama sesi, delapan dari 10 besar sektor S&P naik, dipimpin kenaikan di sektor material sebesar 2,13 persen. Sedangkan saham energi naik 1,88 persen.
Saham Johnson & Johnson naik 1,57 persen setelah melaporkan pertumbuhan marjinal penjualan kuartalan. Saham itu memberikan pengaruh positif terbesar pada S&P 500. Saham Goldman Sachs menambahkan 2,28 persen setelah melaporkan laba kuartalan yang lebih baik dari perkiraan.
Sekitar 7,1 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di atas 6,7 miliar rata-rata harian selama 20 hari perdagangan terakhir, menurut data Thomson Reuters.(Nrm/Gdn)
Sumber : Liputan6
Melansir laman Reuters, setelah sempat masuk ke wilayah negatif dan kemudian pulih, indeks S&P 500 berakhir naik kurang dari 2 persen, mendekati rekor penutupan tertinggi pada Mei, dengan investor tengah fokus pada perkembangan laporan kuartalan perusahaan.
Pada penutupan, indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,27 persen menjadi 18.053,6 poin dan indeks S&P 500 naik 0,31 persen menjadi 2.100,8 poin.
Sementara indeks Nasdaq Composite turun 0,4 persen menjadi 4.940,33 poin. Penurunan terpicu saham Illumina yang susut sebesar 23,16 persen setelah muncul hasil laporan kinerja awal yang jauh dari harapan.
Saham Chevron dan perusahaan energi lainnya mendapat tumpangan dari laju harga minyak mentah, setelah adanya pemogokan pekerja minyak di Kuwait membuat output negara OPEC berkurang.
Rebound harga minyak dan tanda-tanda ekonomi AS yang membaik, secara perlahan mendorong bursa saham dan membantu menjaganya dari aksi jual tajam di awal tahun ini, yang mendorong indeks S&P 500 turun sebanyak 10,5 persen.
Laba perusahaan yang masuk dalam indeks S&P 500, rata-rata jatuh 7,6 persen dan pendapatan turun 1,3 persen, yang dipimpin sektor energi, menurut Thomson Reuters I / B / E / S.
"Investor sangat fokus pada pendapatan. Setelah semua biaya pemotongan selama lima tahun terakhir, sekarang kita harus mulai melihat pertumbuhan pendapatan," jelas Chuck Shelf, Chief Investment Officer iSectors di Appleton, Wisconsin.
Perusahaan teknologi IBM membukukan penurunan 5,59 persen setelah melaporkan pendapatan terburuk secara kuartalan dalam 14 tahun, dan ini merupakan penggerak terbesar di Dow dan S& P 500.
Saham Netflix turun 12,97 persen setelah perkiraan pelanggan layanan video streaming ini meleset dari perkiraan.
Setelah bel, Yahoo membukukan hasil kuartal pertama dan kenaikan saham sebesar 1 persen. Saham Intel turun 2,4 persen usai mengumumkan rencana untuk mengurangi tenaga kerja global sebesar 11 persen.
Selama sesi, delapan dari 10 besar sektor S&P naik, dipimpin kenaikan di sektor material sebesar 2,13 persen. Sedangkan saham energi naik 1,88 persen.
Saham Johnson & Johnson naik 1,57 persen setelah melaporkan pertumbuhan marjinal penjualan kuartalan. Saham itu memberikan pengaruh positif terbesar pada S&P 500. Saham Goldman Sachs menambahkan 2,28 persen setelah melaporkan laba kuartalan yang lebih baik dari perkiraan.
Sekitar 7,1 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di atas 6,7 miliar rata-rata harian selama 20 hari perdagangan terakhir, menurut data Thomson Reuters.(Nrm/Gdn)
Sumber : Liputan6
OPEC Gagal Sepakati Pembekuan Picu Harga Minyak Naik
BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/4) - Harga minyak mentah dunia melonjak pada Selasa (Rabu pagi waktu
Jakarta) dipicu kegagalan kelompok negara penghasil minyak (OPEC) untuk
menyepakati pembekuan produksi, dan fokus pada pengurangan pasokan yang
bisa membatasi kekenyangan stok minyak mentah dunia.
Melansir laman Wall Street Journal, kontrak minyak mentah AS naik 3,3 persen menjadi US$ 41,08 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara kontrak minyak Brent, patokan global, naik 2,6 persen menjadi US$ 44,03 per barel di bursa ICE Futures Europe.
Kegagalan perjanjian pembatasan produksi di Doha, Qatar, memiliki dampak negatif pada sentimen pasar, yang mendasari kondisi pasokan dan permintaan meningkat sedikit. Sebab, pembekuan produksi diharapkan bisa mengurangi output hingga sekitar 2 juta barel per hari, tingkat di mana kelebihan pasokan global akan terjadi.
Di sisi lain, pemogokan minyak pekerja di Kuwait di hari ketiga juga telah mendorong penurunan ke pasar hingga 1,3 juta barel per hari. Demikian pula masalah pipa di Nigeria membuat stok berkurang 440 ribu, meskipun beberapa pipa sudah kembali normal pada Selasa.
Sementara sekitar 150 ribu barel per hari minyak mentah dari Irak tak masuk ke pasar karena adanya perselisihan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah Kurdi soal masalah pipa. Dan pemeliharaan produksi di Laut Utara diharapkan mengurang pasokan hingga 160 ribu barel.
Perusahaan konsultan Energy Aspect yang berbasis di London mengatakan dalam sebuah catatan, bahwa saldo minyak membaik dengan atau tanpa pembekuan produksi dari produsen utama. Meski untuk menemukan keseimbangan pasar akan memakan waktu.
"Kami tidak berpikir kelebihan pasokan besar akan membuat defisit besar pada minyak dalam semalam. Ini hanya mungkin terjadi di akhir tahun atau awal 2017, " menurut perusahaan tersebut.
Runtuhnya pembicaraan Doha sudah mulai memudar karena kekhawatiran atas meningkatnya pemadaman di seluruh dunia mulai mendominasi sentimen.
Melemahnya produksi di Amerika Latin dan AS juga mempercepat penurunan. Data Departemen Energi AS pekan lalu menunjukkan produksi AS turun di bawah 9 juta barel per hari untuk pertama kalinya sejak 2014.(Nrm/Gdn)
Sumber : Liputan6
Melansir laman Wall Street Journal, kontrak minyak mentah AS naik 3,3 persen menjadi US$ 41,08 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara kontrak minyak Brent, patokan global, naik 2,6 persen menjadi US$ 44,03 per barel di bursa ICE Futures Europe.
Kegagalan perjanjian pembatasan produksi di Doha, Qatar, memiliki dampak negatif pada sentimen pasar, yang mendasari kondisi pasokan dan permintaan meningkat sedikit. Sebab, pembekuan produksi diharapkan bisa mengurangi output hingga sekitar 2 juta barel per hari, tingkat di mana kelebihan pasokan global akan terjadi.
Di sisi lain, pemogokan minyak pekerja di Kuwait di hari ketiga juga telah mendorong penurunan ke pasar hingga 1,3 juta barel per hari. Demikian pula masalah pipa di Nigeria membuat stok berkurang 440 ribu, meskipun beberapa pipa sudah kembali normal pada Selasa.
Sementara sekitar 150 ribu barel per hari minyak mentah dari Irak tak masuk ke pasar karena adanya perselisihan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah Kurdi soal masalah pipa. Dan pemeliharaan produksi di Laut Utara diharapkan mengurang pasokan hingga 160 ribu barel.
Perusahaan konsultan Energy Aspect yang berbasis di London mengatakan dalam sebuah catatan, bahwa saldo minyak membaik dengan atau tanpa pembekuan produksi dari produsen utama. Meski untuk menemukan keseimbangan pasar akan memakan waktu.
"Kami tidak berpikir kelebihan pasokan besar akan membuat defisit besar pada minyak dalam semalam. Ini hanya mungkin terjadi di akhir tahun atau awal 2017, " menurut perusahaan tersebut.
Runtuhnya pembicaraan Doha sudah mulai memudar karena kekhawatiran atas meningkatnya pemadaman di seluruh dunia mulai mendominasi sentimen.
Melemahnya produksi di Amerika Latin dan AS juga mempercepat penurunan. Data Departemen Energi AS pekan lalu menunjukkan produksi AS turun di bawah 9 juta barel per hari untuk pertama kalinya sejak 2014.(Nrm/Gdn)
Sumber : Liputan6
Harga Minyak Mentah Naik Terpicu Pemogokan Kuwait
BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/4) - Harga minyak mentah naik signifikan pada akhir perdagangan hari Selasa
setelah pemogokan oleh pekerja di Kuwait mengurangi hampir setengah
produksi minyak mentah anggota OPEC, mengatasi sentimen bearish setelah
kegagalan kesepakatan pembekuan produksi oleh produsen utama minyak
mentah pada hari Minggu kemarin.
Ribuan pekerja minyak Kuwait mogok untuk hari ketiga pada hari Selasa
untuk memprotes reformasi gaji sektor publik yang direncanakan, memotong
produksi minyak mentah 1,5 juta barel per hari (bph), menurut juru
bicara minyak yang dikutip oleh kantor berita KUNA. Jumlah ini sedikit lebih dari setengah dari output rata-rata Kuwait dari 2,8 juta barel per hari pada bulan Maret.
Harga minyak mentah berjangka AS untuk pengiriman Mei naik 3,27 persen
lebih tinggi, atau $ 1,30, pada $ 41,08, posisi baru 2.016 yang tinggi,
tapi masih dibawah dari sesi tertinggi $ 41,53
Sedangkan harga minyak mentah berjangka patokan global Brent, naik $
1,13, atau 2,63 persen, pada $ 44,04 per barel, setelah sebelumnya naik
setinggi $ 44,50.
Laporan dari pemadaman listrik akibat penurunan produksi sekitar
200.000 barel per hari di Venezuela dan api pipa di Nigeria yang mungkin
telah mengurangi produksi 400.000 barel per hari, bersama dengan musim
pemeliharaan kilang yang akan datang mendorong rebalancing pasar dan
mendukung harga, kata para pedagang.
Rally minyak mentah juga digerakkan oleh indeks S & P 500 yang
naik menembus level kunci yang memicu pembelian minyak dan komoditas.
Namun Analis mengatakan gangguan Kuwait kemungkinan akan singkat dan
investor akan segera fokus kembali pada kelebihan pasokan pasar
mengingat kegagalan eksportir utama pada hari Minggu untuk menyetujui
pembekuan produksi untuk menghindari semakin memburuknya kekenyangan
global.
Harga minyak mentah sempat mundur setelah data API melaporkan kenaikan dari 3,1 juta barel. Para analis telah memperkirakan kenaikan sebesar 640.000 barel, menurut StreetAccount.
Kesepakatan untuk membekukan produksi minyak oleh OPEC dan produsen
non-OPEC runtuh pada pertemuan akhir pekan di Doha setelah Arab Saudi
menuntut Iran bergabung. Iran telah berulang kali mengatakan akan memprioritaskan mendapatkan
kembali tingkat pra-sanksi produksi minyak mentah mereka dan tidak mau
berpartisipasi dalam pembekuan produksi .
Ekspor
minyak mentah Iran telah meningkat menjadi sekitar 1,75 juta barel per
hari di April, menurut sumber industri dan data pengiriman. Ekspor rata-rata sekitar 1,6 juta barel per hari pada Maret
Eksportir
lainnya yang berpartisipasi dalam pembicaraan Doha yang gagal sudah
mengalihkan perhatian kembali ke kepentingan mereka sendiri. Rusia dan Venezuela telah mengindikasikan bahwa mereka berharap meningkatkan produksi tahun ini.
Sumber : Vibiznews
Monday, 18 April 2016
Pedagang Pertimbangkan Turunnya Minyak dan Naiknya Ekuitas, Emas Berayun
BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/4) - Emas
berayun antara keuntungan dan kerugian Senin terkait aksi jual minyak
dan penguatan dalam ekuitas membuat investor mempertimbangkan daya tarik
logam sebagai aset alternatif.
Negosiasi di Doha
antara anggota OPEC dan produsen minyak lainnya berakhir tanpa
kesepakatan untuk membatasi pasokan, kegagalan diplomatik yang menjadi
ancaman untuk memperbaharui gejolak pada harga dan meningkatkan daya
tarik emas sebagai aset safe haven. Ekuitas naik di tengah pendapatan
yang lebih baik dari perkiraan dari Morgan Stanley dan Hasbro Inc
Emas telah mengalami
kenaikan sebesar 16 persen tahun ini di tengah kekacauan pasar keuangan
dan kekhawatiran atas prospek pertumbuhan ekonomi global. Pengelola
keuangan meningkatkan spekulasi mereka pada reli harga ke level
tertinggi sejak 2012, menempatkan optimisme mereka ke tingkat yang
terakhir terlihat sebelum dimulainya Bear Market tiga tahun lalu.
Emas berjangka untuk
pengiriman Juni naik kurang dari 0,1 persen untuk berakhir di $ 1.235
per ons pada 1:45 siang di Comex, New York, menuju hari kedua
kenaikannya.
Posisi net-long di
emas berjangka dan opsi melonjak 13 persen menjadi 184.218 kontrak pada
pekan yang berakhir 12 April menurut data Commodity Futures Trading
Commission yang dirilis tiga hari setelahnya.(mrv)
Sumber: Bloomberg
Bursa Asia Naik Akibat Rebound Minyak, Pelemahan Yen Angkat Bursa Jepang
BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/4) - Bursa
saham Asia menguat, mengikuti saham AS yang lebih tinggi karena harga
minyak mentah menguat untuk pertama kalinya dalam lima hari terakhir.
Saham-saham Jepang mengalami rebound dari penurunan terbesar dalam dua
minggu akibat pelemahan yen.
MSCI
Asia Pacific Index menguat 1,4 persen menjadi 132,04 pada pukul 09:10
pagi di Tokyo. Saham-saham AS menguat, dengan penutupan Dow Jones
Industrial Average berada di atas level 18.000 untuk pertama kalinya
sejak bulan Juli, karena investor menepis kerugian minyak terhadap
gagalnya pembicaraan pembekuan produksi dan berpaling ke arah
serangkaian pendapatan perusahaan minggu ini. Minyak mentah West Texas
Intermediate naik 0,8 persen pada awal perdagangan Selasa.
Indeks
Topix Jepang naik 2,9 persen setelah merosot 3 persen pada Senin karena
yen melemah ke 109,10 per dolar AS. Investor terus menimbang dampak
ekonomi dari gempa hari Kamis lalu dan gempa susulan berikutnya di barat
daya Jepang yang menewaskan 44 orang dan menyebabkan ratusan orang
terluka. Gempa memaksa penutupan pabrik di perusahaan seperti Sony Corp.
dan Toyota Motor Corp.(frk)
Sumber: Bloomberg
Bursa Jepang Rebound Dari Kerugian Terburuk Dalam Dua Minggu Terkait Minyak
BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/4) - Bursa
saham Jepang dibuka menguat, rebound dari penurunan terbesar dalam dua
minggu terakhir, minyak mentah menguat untuk pertama kalinya dalam lima
hari dan ekuitas AS mengesampingkan kegaduhan yang mengguncang pasar
Asia pada Senin kemarin.
Indeks
Topix naik 2,6 persen menjadi 1,354.56 pada pukul 09:03 pagi di Tokyo,
pulih pasca penurunan 3 persen pada hari Senin, 30 saham naik untuk
setiap saham yang turun. Indeks Nikkei 225 Stock Average menambahkan 2,9
persen menjadi 16,746.23. Indeks Dow Jones Industrial Average di New
York ditutup pada level tertinggi sejak 20 Juli karena investor menepis
kerugian minyak terhadap gagal pembicaraan pembekuan produksi yang
memicu penurunan 1,5 persen dalam indeks MSCI Asia Pacific pada hari
Senin.
Investor
terus menimbang dampak ekonomi dari gempa hari Kamis lalu dan gempa
susulan berikutnya di barat daya Jepang yang menewaskan 44 orang dan
menyebabkan lebih dari seribu orang luka-luka. Gempa juga memaksa
penutupan pabrik di perusahaan seperti Sony Corp. dan Toyota Motor
Corp., dengan satu laporan memperkirakan laba operasional produsen mobil
itu kemungkinan turun sebanyak 30 miliar yen ($ 274 juta). Sektor
pariwisata merupakan yang terpukul akibat gempa di saat puncak musim
perjalanan musim semi di Jepang.(frk)
Sumber: Bloomberg
Saham AS Ditutup Menguat Seiring Investor Menunggu Laba Perusahaan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/4) - Saham
AS menguat, dengan Indeks Dow Jones Industrial Average naik di atas
level 18.000 untuk pertama kalinya sejak bulan Juli, seiring para
investor menepis kerugian minyak terkait gagalnya pembicaraan output dan
melihat rilis laba perusahaan pada minggu ini.
Saham Hasbro Inc
melonjak hampir 6 % menuju rekornya, meningkatkan sentimen setelah laba
perusahaan melebihi ekspektasi, sebagian karena permintaan untuk Walt
Disney Co permainan "Star Wars" berlisensi tersebut. Laba Disney naik
2,9 %. Produsen energi rally terkait pemangkasan penurunan harga minyak
mentah mencapai 6,8 %. Saham Morgan Stanley sedikit berubah setelah
berfluktuasi antara keuntungan dan kerugian karena pengurangan biaya
yang dapat membantu perusahaan yang melaporkan laba yang lebih baik dari
perkiraan.
Indeks Standard &
Poor 500 naik 0,7 % ke level 2,094.35 pada pukul 16:00 sore waktu New
York, yang merupakan level tertinggi sejak 1 Desember lalu. (knc)
Sumber : Bloomberg
Investor Menuju Raihan Laba, Saham AS Menguat Pada Sesi Break
BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/4) - Saham
AS menguat, dengan Dow Jones Industrial Average memuncaki level 18.000
untuk pertama kalinya sejak Juli, karena investor berhasil menangkal
penurunan minyak terkait gagalnya pembicaraan mengenai produksi dan
mengawasi kelompok tersebut minggu ini dari pendapatan perusahaan.
Hasbro Inc melonjak
5,4 persen menuju rekor, sentimen buoying setelah hasilnya mengalahkan
ekspektasi sebagian berkat permintaan untuk "Star Wars" mainan
berlisensi Walt Disney Co
tersebut. Disney menguat 2,6 persen. produsen energi naik ke level
tertingginya dalam seminggu terkait minyak mentah yang memangkas
penurunan nya. Morgan Stanley berfluktuasi antara keuntungan dan
kerugian setelah pemangkasan biaya membantu perusahaan untuk meraih
laporan laba yang lebih baik dari perkiraan.
Indeks Standard &
Poor 500 naik 0,6 persen menjadi 2,092.18 pada 12:43 siang di New York,
ke level tertinggi sejak 4 Desember lalu. Indeks Dow naik 102,25 poin,
atau 0,6 persen, ke 17,99.71, di jalur untuk sembilan bulan
tertingginya, sementara Indeks Nasdaq Composite menguat 0,3 persen.
Perdagangan saham di S & P 500 adalah 11 persen di bawah rata-rata
30-harinya untuk hari ini.(mrv)
Sumber: Bloomberg
Subscribe to:
Posts (Atom)