Best Profit (24/4) - Harga minyak mencapai rekor tertinggi dalam enam
bulan pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta).
Pendorong kenaikan harga minyak tersebut karena berakhirnya keputusan AS
untuk memberikan keringanan sanksi bagi pembeli minyak mentah Iran.
Mengutip
Reuters, Rabu (24/4/2019), harga minyak mentah berjangka AS naik 75 sen
atau 1,1 persen ke level USD 66,30 per barel, setelah mencapai rekor
tertinggi harian di USD 66,60 per barel yang merupakan angka tertinggi
sejak 31 Oktober.
Sedangkan harga minyak mentah Brent naik 47 sen
atau 0,6 persen menjadi USD 74,51 per barel. Acuan harga minyak global
ini sebelumnya menyentuh angka USD 74,73 per barel yang merupakan level
teringgi sejak 1 November. best profit
Produksi Arab
Saudi yang merupakan eksportir utama dan pemimpin de facto organisasi
negara pengekspor minyak atau OPEC tetap pada target awal meskipun
sejauh ini keringanan sanksi yang diberikan oleh AS kepada Iran akan
berakhir.
Menurut sumber Reuters, Arab saudi sampai dengan Mei
mendatang tetap pada target produksi awal sesuai dengan kesepakatan
pemotongan produksi OPEC dan beberapa negara lain. Pemotongan produksi
ini sudah dilakukan sejak lama untuk menopang harga minyak mentah yang
sempat jatuh dalam hingga di kisaran angka USD 30 per barel.
OPEC
dan beberapa negara di luar organisasi seperti Rusia akan bertemu para
Juni nanti untuk membahas kelanjutan dari pemotongan produksi ini. best profit
Amerika
Serikat (AS) pada senin kemarin meminta kepada negara-negara yang
membeli minyak ke Iran untuk segera menghentikan pembelian pada 1 Mei
akan mereka akan menghadapi sanksi dari AS.
Ini mengakhiri
keringanan selama enam bulan yang telah diberikan. Iran memiliki delapan
membeli minyak terbesar dan kebanyakan dari Asia.
Salah satu
pejabat di AS mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump mengatakan ia
yakin Arab Saudi dan Uni Emirat Arab akan memenuhi janji mereka untuk
mengimbangi kekurangan pasokan minyak di pasar jika AS memberikan sanksi
ke Iran. best profit
"Sejauh ini Saudi tidak bergegas
untuk mengisi apa yang bisa menjadi kesenjangan pasokan yang substansial
di pasar," kata John Kilduff, analis Again Capital Management LLC.
"Pasar telah menjadi ketat secara global selama beberapa bulan terakhir, terutama karena upaya Arab Saudi." tambah dia.
Pada
perdagangan sehari sebelumnya, harga minyak mentah patokan
internasional Brent naik menjadi lebih dari USD 74 per barel pada hari
Senin, tertinggi sejak November. Kenaikan dipicu karena ketidakpastian
seputar peningkatan pasokan dari Arab Saudi dan negara-negara OPEC
lainnya. Sementara harga minyak AS mencapai puncak USD 65,92 per barel,
tertinggi sejak Oktober 2018. best profit
"Meskipun harga
minyak tinggi dan naik cepat dan risiko gangguan geopolitik tinggi,
(Trump) bertaruh bahwa Arab Saudi dan UEA akan mendapatkan tekanan harga
naik mengimbangi minyak Iran," kata Robert McNally, Presiden Rapidan
Energy Group, perusahaan konsultasi energi.
Pemerintahan Trump
pada hari Senin mengatakan tidak akan memperbarui pengecualian yang
diberikan tahun lalu kepada pembeli minyak Iran. Langkah pengetatan
diperkirakan membuat beberapa importir kunci telah meminta Washington
untuk terus memberikan izin mereka membeli bebas minyak Iran tanpa
sanksi.
AS kembali menerapkan sanksi terhadap ekspor minyak Iran
pada November, setelah Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik
diri dari perjanjian 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia untuk
mengekang program nuklir Teheran.
Delapan negara, termasuk Cina
dan India, diberikan keringanan selama enam bulan, dan beberapa
mengharapkan pengecualian itu akan diperbarui. best profit
Sumber : Liputan6