Best Profit (27/12) - Masalah keamanan data pribadi kembali
menghantui pengguna Facebook. Terbaru, ada temuan dari firma keamanan
Comparitech dan peneliti Bob Diachenko yang mengungkap ada ratusan juta
data pribadi pengguna Facebook berhasil bocor di internet.
Dikutip
dari Daily Mail, Jumat (20/12/2019), ada sekitar 267 juta informasi
pengguna Facebook yang diekspos di dark web. Para korban yang kebanyakan
berdomisili Amerika Serikat itu diprediksi dapat menjadi target pesan
spam atau sasaran phishing.
Meski belum dapat dipastikan seberapa
sensitif informasi itu, Diachenko mengatakan setelah dilacak, database
ini berasal dari Vietnam. Ada kemungkinan data-data itu diperoleh lewat
proses ilegal bernama 'scraping'. best profit
Untuk
diketahui, scraping merupakan proses pengumpulan data dengan
memanfaatkan bot untuk menyalin informasi publik di profil Facebook
seseorang. Cara ini juga dapat digunakan dengan mencuri langsung dari
API Facebook.
Best Profit | 267 Juta Data Pribadi Pengguna Facebook Bocor di Forum Hacker
Dari
temuan ini diketahui pula, tautan untuk mengakses data ini sudah
diunggah di forum hacker populer. Meski aksesnya sudah dihapus, data ini
tidak dilindungi dengan password sehingga seluruh pihak dapt
melihatnya.
Untuk sekarang, Facebook mengatakan database tersebut
sudah dihapus. "Kami memperhatikan masalah ini, tapi kemungkinan
informasi ini diperoleh sebelum kami melakukan sejumlah perubahan untuk
melindungi informasi pengguna," tutur juru bicara Facebook. best profit
Perlu
diketahui, raksasa media sosial itu memang sudah mengahapus informasi
nomor telepon dari API miliknya sejak 2018, usai skandal Cambridge
Analytica. Karenanya, informasi ini kemungkinan besar diambil sebelum
dilakukan perubahaan tersebut.
Sebelumnya, data pribadi dan
perbankan milik 29.000 karyawan Facebook yang disimpan di dalam hard
drive tak terenkripsi dicuri dari dalam mobil seorang karyawan bagian
payroll. Informasi ini mulanya dilaporkan oleh Bloomberg.
Mengutip
laman The Verge, Minggu (15/12/2019), hard drive yang dicuri itu berisi
informasi milik ribuan pekerja Amerika Serikat yang dipekerjakan
Facebook pada 2018. best profit
Adapun informasi pribadi
yang ada di dalamnya antara lain adalah nomor rekening, nama karyawan,
empat digit terakhir dari nomor jaminan sosial, besar gaji, bonus, dan
ekuitasnya.
Facebook kemudian menginformasikan masalah ini kepada staf yang terdampak, lewat email per Jumat, kemarin.
Meskipun
hard drive yang dicuri itu tak berisi data pengguna Facebook, kejadian
ini masih menimbulkan pernyataan terutama dengan aspek pencegahan
masalah keamanan data personal.
Parahnya, Facebook juga tidak
memberitahukan masalah ini ke karyawan terdampak setelah kejadian
berlangsung satu bulan lamanya. Sekadar informasi, kejadian pencurian
ini terjadi pada 17 November. best profit
Sebuah email
internal mengungkap bahwa perusahaan sadar ada hard drive yang hilang
pada 20 November. Mereka mengkonfirmasi, driver yang hilang itu memiliki
informasi pribadi dari karyawan per 29 November.
Pihak Facebook sendiri menyebut, perusahaan "telah mengambil langkah disiplin."
Sampai
saat ini, pihak Facebook masih menjalin kerja sama dan penyelidikan
kasus ini. Termasuk juga me-recover hard drive yang hilang dan
menawarkan layanan berlangganan karyawan dengan masa dua tahun untuk
mengidentifikasi layanan perlindungan dari pencurian. best profit
"Kami
tidak ada tanda-tanda penyerangan. Dipercaya serangan ini merupakan
tindak pemecahan kaca mobil untuk mendapatkan barang-barang. Jadi ini
bukan upaya sengaja untuk menyerang informasi dari karyawan," kata juru
bicara Facebook.
Tidak jelas kenapa seorang karyawan harus
memindahkan hard driver berisi data karyawan. Pasalnya, karyawan itu
tidak seharusnya membawa keluar hard drive dari lingkungan kantor.
Terlebih,
hard drive berisi data-data karyawan pun tidak dienkripsi. Hal ini
cukup membahayakan, karena maraknya pencurian kendaraan di Bay Area,
tempat karyawan Facebook banyak bermukim dan bekerja. best profit
Sumber : Liputan6