Best Profit (8/5) - Harga emas melonjak 2 persen pada penutupan
perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). lonjakan ini terjadi
setelah keluarnya beberapa data ekonomi Amerika Serikat (AS), yang
melemah.
Salah satu data yang membuat harga emas menguat adalah angka pengangguran di AS yang mengalami lonjakan di luar perkiraan.
Mengutip
CNBC, Jumat (8/5/2020), harga emas di pasar spot naik 2,1 persen
menjadi USD 1,720.36 per ounce, setelah sebelumnya mencapai tertinggi
lebih dari satu minggu di USD 1.721,76 per ounce. best profit
Sedangkan harga emas berjangka AS menetap 2,2 persen lebih tinggi ke level USD 1.725,80 per ounce.
“AS
mengeluarkan angka pengangguran yang ternyata cukup tinggi. Itu
memberikan sinyal ekonomi masih melemah dan membuat orang mencari
instrumen penyelamat seperti emas, "kata Kepala Analis U.S. Global
Investors, Michael Matousek.
Jutaan orang AS mencari tunjangan
pengangguran pekan lalu, menunjukkan PHK meluas dari industri. Bahkan
hal ini terjadi meskipun banyak negara bagian sudah mulai dibuka kembali
bisnis atau melonggarkan aturan lockdown. best profit
Data
dari otoritas AS yang dikeluarkan pada Kamis menunjukkan bahwa
produktivitas pekerja turun pada laju tercepat dalam lebih dari empat
tahun pada kuartal I 2020.
Sejumlah data ekonomi yang suram telah
mendukung ekspektasi langkah-langkah stimulus lebih banyak dari bank
sentral dan pemerintah di seluruh dunia untuk meredam kerusakan ekonomi
akibat virus Corona. best profit
Bank of England
mengatakan bahwa Inggris dapat menuju kemerosotan ekonomi terbesar dalam
lebih dari 300 tahun karena lockdown untuk mencegah penyebaran virus
Corona.
"Juga dengan jumlah kasus Corona yang meningkat selama
beberapa hari terakhir, orang-orang mulai mempertanyakan pembukaan
kembali negara-negara bagian AS karena mereka khawatir tentang
peningkatan tingkat infeksi," tambah Matousek. best profit
Sebelumnya,
harga emas telah berhasil kembali ke level USD 1.700 per ons pada
perdagangan Jumat pekan lalu ketika Presiden AS Donald Trump menaikkan
tekanan geopolitik dengan mengancam tarif baru terhadap China atas
krisis virus Corona.
Namun, untuk pekan lalu emas turun lebih dari
1,5 persen. Meski demikian, para analis yakin bahwa logam mulia akan
bergantung pada meningkatnya ketegangan geopolitik dan data ekonomi yang
lebih buruk minggu ini. best profit
Dikutip dari Kitco,
pada Senin 4 Mei 2020, Pakar Logam Gainesville Coins, Everett Millman
mengatakan yang harus diwaspadai pada minggu ini adalah ketegangan
AS-China dengan pasar yang mengincar potensi eskalasi dari kedua belah
pihak.
"Itu benar-benar sesuatu yang seharusnya ada di radar semua
orang karena itu bisa menjadi sangat buruk dengan sangat cepat,"
katanya.
"Jauh sebelum coronavirus, faktor ekonomi makro dan
geopolitik besar untuk harga emas adalah perang dagang antara AS dan
Cina. Jadi, jika ketegangan itu meningkat lagi, kita bisa kembali ke
penggerak utama pasar global, terutama jika China membalas secara
retoris melawan AS," lanjut dia.
Trump mengatakan kepada wartawan
pada Kamis pekan lalu bahwa perjanjian perdagangan fase-satu dengan
China sekarang menjadi sekunder dari pandemi virus corona karena
mengancam tarif baru terhadap Beijing. best profit
"Kami
menandatangani kesepakatan perdagangan di mana mereka seharusnya
membeli, dan mereka sebenarnya telah membeli banyak. Tapi itu sekarang
menjadi sekunder dari apa yang terjadi dengan virus," kata Trump.
Sementara
itu, Kepala strategi pasar Blue Line Futures Phillip Streible
mengatakan dirinya masih optimis dengan pergerakan harga emas.
"Saya
pikir USD 1.700 adalah zona nilai yang baik. Saya benar-benar ingin
melihat pasar menahan (harga emas) USD 1.660," ungkap dia. best profit
Sumber : Liputan6