Wednesday, 8 October 2014

Meningkatnya Pesanan Permesinan Dongkrak Bursa Jepang

BESTPROFIT FUTURES (9/10) - Saham-saham Jepang naik untuk pertama kalinya dalam tiga hari setelah pesanan permesinan Jepang melonjak lebih dari yang diharapkan dan akibat kekhawatiran Federal Reserve atas perlambatan ekonomi global mendorong spekulasi bahwa suku bunga AS akan tetap rendah.
Indeks Topix naik 0,4% ke level 1,280.38 pada pukul 09:02 pagi di Tokyo, dengan lima saham dari semua 33 kelompok indeks yang naik. Indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,6% ke level 15,689.58. Terhadap dolar, yen diperdagangkan sedikit berubah di level 108,14.
Pesanan permesinan Jepang naik 4,7% pada bulan Agustus dari bulan sebelumnya, mengalahkan perkiraan ekonom untuk kenaikan 0,5% dan 3,5% untuk kenaikan pada bulan Juli, data menunjukkan hari ini.
Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 turun 0,1% hari ini setelah indeks yang mendasari kemarin mengalami lonjakan terbesar dalam tahun ini. Perlambatan pertumbuhan global dan dolar yang lebih kuat menimbulkan potensi risiko terhadap outlook AS, para pembuat kebijakan The Fed mengatakan pada pertemuan September mereka, menurut risalah yang dirilis kemarin.(frk)
Sumber : Bloomberg

Saham AS Reli Tajam di Tahun 2014 ini Akibat Spekulasi Suku Bunga Picu Rebound

BESTPROFIT FUTURES (9/10) - Petunjuk Federal Reserve bahwa tingakt suku bunga akan tetap mendekati nol mengirim investor bergegas kembali ke pasar saham, memicu rally terbesar tahun ini untuk indeks Standard & Poor 500.
Indeks S&P 500 naik sebesar 1,7 persen ke level 1,968.70 pukul 16:00 di New York. Dari level terendahnya ke level puncak, indeks bergerak 45 poin hari ini, terbesar sejak Februari lalu, data yang dikumpulkan oleh Bloomberg menunjukan. Rally diperoleh kembali pasca merosot kemarin, ketika Indeks acuan merosot sebesar 1,5 persen di tengah kekhawatiran atas pertumbuhan global dan lemah data ekonomi Jerman. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 273,61 poin, atau sebesar 1,6 persen, ke level 16.993 hari ini, terbesar sejak 18 Desember lalu.  
Rilis risalah dari pertemuan terakhir Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menunjukkan sejumlah pembuat kebijakan mengatakan pertumbuhan ekonomi AS "mungkin lebih lambat dari yang mereka harapkan jika pertumbuhan ekonomi asing lebih lemah daripada yang diantisipasi." Dalam pernyataan pasca pertemuan September lalu, para pembuat kebijakan memperbarui janji mereka untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol untuk "waktu yang cukup" pasca berakhirnya pembelian obligasi pada bulan ini. Mereka juga memproyeksikan kenaikan tajam biaya pinjaman pada tahun depan. (izr)
Sumber: Bloomberg

Tuesday, 7 October 2014

Pasokan Naik, WTI Perpanjang Penurunan Dari Level 17 Bln Terendah

BESTPROFIT FUTURES (8/10) - Minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) perpanjang penurunan dari level harga terendahnya dalam lebih dari 17 bulan terakhir menjelang rilis laporan yang diperkirakan menunjukkan pasokan minyak mentah di AS naik. Sementara Brent turun di London.

Kontrak berjangka minyak mentah turun sebesar 0.5% di New York, turun pada hari ke-2. Pekan lalu pasokan minyak mentah diperkirakan naik 2 juta barel, menurut survei Bloomberg News jelang rilis data dari EIA (Energy Information Administration) hari ini. Sementara di EIA, Departemen Statistik Energi, menurunkan perkiraan harga pada laporan bulanannya yang dirilis kemarin, mengingat kenaikan output dan berkurangnya permintaan.

WTI untuk pengiriman bulan November turun sebesar 42 sen ke level $88.43 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada pada level $88.55 pukul 11:42 pagi waktu Sydney.

Kemarin kontrak berjangka minyak turun $1.49 ke level $88.85, level penutupan harga terendah sejak April 2013 silam. Volume semua kontrak berjangka diperdagangkan sebesar 45% dibawah 100 hari rata-rata. Sepanjang tahun 2014 ini harga mengalami penurunan 10%.

Brent untuk penyelesaian November tergelincir sebesar 33 sen atau 0.4% ke level $91.78 per barel di Bursa ICE Futures Europe, London. Acuan minyak mentah Eropa tersebut diperdagangkan lebih tinggi sebesar $3.25 dari WTI, dibanding kemarin $3.26. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Emas Memperpanjang Rebound Dari Level Terendah Tahun Ini

BESTPROFIT FUTURES (8/10) - Emas memperpanjang rally dari level terendah tahun ini setelah kemunduran dalam dolar dan ekuitas global mendorong permintaan untuk investasi alternatif sebelum Federal Reserve merilis risalah dari pertemuan terakhirnya.
Emas untuk pengiriman segera naik sebanyak 0,2% ke level $ 1,211.70 per ons, dan diperdagangkan di level $ 1,210.55 pada pukul 08:10 pagi di Singapura, menurut Bloomberg generic pricing. Logam ini turun pada 6 Oktober lalu ke level $ 1,183.24, level terendah sejak 31 Desember, akibat data pekerjaan AS mengisyaratkan pemulihan.
Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas prospek pertumbuhan global pada tahun 2015 kemarin, menghantarkan Indeks MSCI All-Country World ke level terendah lima bulan. Indeks Bloomberg Dollar Spot sedikit berubah setelah mengalami penurunan dalam dua hari sebelum The Fed merilis risalah pertemuan 16-17 September, ketika pembelian aset bulanan dipangkas untuk ketujuh kalinya dan para pembuat kebijakan terus janji untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol untuk "waktu yang dirasa cukup. "
Emas untuk pengiriman Desember diperdagangkan di level $ 1,210.70 per ons di bursa Comex New York dari $ 1,212.40 kemarin, saat emas berjangka naik untuk hari kedua. Kepemilikan di SPDR Gold Trust tidak berubah untuk hari ketiga kemarin di level 767,47 metrik ton, level terendah sejak Desember 2008.(frk)
Sumber : Bloomberg

Bursa Asia Memperpanjang Global Selloff, Platinum Gain; Minyak Tergelincir

BESTPROFIT FUTURES (8/10) - Saham-saham Asia melemah, memperpanjang penurunan dalam ekuitas global, sementara obligasi Australia menguat setelah Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas outlook pertumbuhan dunia. Yen bertahan dekat tertinggi tiga minggu dan logam menguat, seiring harga minyak mentah turun.
Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,8% pada pukul 09:14 pagi di Tokyo, penurunan untuk hari pertama pekan ini setelah indeks Topix Jepang dan indeks S&P/ASX 200 di Sydney kehilangan setidaknya 1%. Indeks Standard & Poor 500 naik 0,1% setelah indeks AS turun hampir ke level terendah dua bulan. Yield obligasi Australia dengan tenor 10 tahun turun empat basis poin setelah suku bunga Treasury mempertahankan penurunan. Yen berada di level 108,17 per dolar setelah mengalami gain untuk hari kedua, setelah platinum naik 0,3% dan perak naik. Minyak mentah Brent memperpanjang kerugian dari level terendah dua tahun.
Pasar saham di China daratan melanjutkan perdagangan hari ini setelah libur panjang, dengan indeks industri jasa sektor jasa dalam perekonomian terbesar di Asia tersebut jatuh tempo hari ini dan demonstran di Hong Kong menetapkan pembicaraan dengan pemerintah. The Federal Reserve akan merilis risalah dari pertemuan terakhirnya setelah Alcoa Inc. unofficially memulai musim pendapatan di AS. IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan global menjadi 3,8% untuk tahun 2015, dari 4%, dan memperingatkan tentang risiko yang ditimbulkan oleh ketegangan geopolitik dan mencapai pasar saham "berbuih".
Indeks MSCI All-Country World turun 1% pada sesi terakhir, ke level terendah sejak 15 April, sedangkan indeks S&P 500 ditutup hampir di level terendah dua bulan. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 1,6%, penurunan satu hari paling tajam sejak Juli. Investor berbondong-bondong mengajukan utang, dengan imbal hasil 30-tahun Treasury note turun delapan basis poin, atau 0,08% poin, menjadi 3,05%, level terendah sejak Mei 2013.(frk)
Sumber : Bloomberg

IMF Pangkas Outlook GDP Global, Bursa Saham Jepang Dibuka Melemah

BESTPROFIT FUTURES (8/10) - Bursa Saham Jepang melemah pada hari ke-2, akibat yen catat gain ditengah permintaan akan asset safe haven setelah IMF (International Monetary Fund) memangkas outlook akan pertumbuhan ekonomi global.

Indeks Topix melemah 1.3% ke level 1,273.59 pukul 9:01 pagi waktu Tokyo, dengan semua 33 grup industry melemah. Indeks Nikkei 225 Stock Average melemah 1.3% ke level 15,578.56. Sementara yen berada pada level 108.09 per dollar setelah kemarin naik 0.7%.

IMF menyatakan bahwa ekonomi dunia tahun depan akan tumbuh sebesar 3.8%, dibandingkan dengan perkiraan Juli lalu sebesar 4%, setelah di tahun ini tumbuh 3.3%. IMF juga memperingatkan mengenai resiko meningkatnya ketegangan geopolitik dan koreksi pasar keuangan setelah saham mencapai level Å“berbuih.

Jepang, yang belanja konsumen telah terpengaruh oleh kenaikan pajak penjualan, juga mengalami pemangkasan outlook. IMF menyatakan bahwa GDP (gross domestic product) Jepang yahun depan akan tumbuh 0.8%, dibandingkan dengan kenaikan 1.1% seperti yang diprediksi pada Juli lalu.

IMF menyatakan bahwa outlook ini diperkirakan Federal reserve memulai menaikkan suku bunga AS pada pertengahan tahun depan, sebuah proyeksi yangh sesuai dengan perkiraan rata-rata dari survei ekonom oleh Bloomberg. Bank sentral AS telah mempertahankan tingkat suku bunga mendekati 0 sejak Desember 2008 lalu. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Indeks S & P 500 Melemah Kelevel 9 Pekan Terendahnya

BESTPROFIT FUTURES (8/10) - Saham-saham AS turun, dengan Indeks Standard & Poor 500 melemah ke level 9 pekan terendahnya, seiring Dana Moneter Internasional memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dan memperingatkan "berbusa" indeks ekuitas di tengah tanda-tanda melambatnya pertumbuhan ekonomi di zona Eropa.
Indeks S & P 500 melemah sebesar 1,5 persen ke level 1,935.01 pada pukul 04:00 sore waktu New York ke level terendahnya sejak 12 Agustus lalu yang merupakan penurunan terbesar hari ini dalam hampir tiga pekan terakhir. Penjualan dipercepat dalam perdagangan sore seiring kontrak berjangka pada indeks yang berakhir pada bulan Desember tergelincir di bawah level 1.940, tingkat di mana dua penurunan sebelumnya telah berakhir hari ini.
Indeks Dow Jones Industrial Average merosot sebesar 274,64 poin, atau 1,6 persen, ke level 16,717.27, penurunan terbesar sejak 31 Juli lalu. Indeks Russell 2000 perusahaan kecil anjlok sebesar 1,7 persen. Indeks Volatilitas Chicago Board Options Exchange (VIX) melonjak sebesar 13 persen ke level 17.43 pada hari ini, yang merupakan level tertingginya sejak 14 Maret lalu. (knc)
Sumber : Bloomberg

Monday, 6 October 2014

WTI Bertahan Di atas $ 90 per Barel

BESTPROFIT FUTURES (7/10) - West Texas Intermediate bertahan di atas $ 90 per barel untuk hari kedua jelang rilis data pasokan yang akan memberikan sinyal penguatan permintaan bahan bakar di AS, konsumen minyak terbesar di dunia.
Minyak berjangka sedikit berubah di New York setelah menguat 0,7% kemarin, terbesar sejak September 29. Cadangan hasil penyulingan dan bensin diprediksi menyusut pada minggu lalu sementara persediaan minyak mentah diperluas, menurut survei Bloomberg News sebelum laporan dari Energy Information Administration (EIA) besok. WTI mengalami rebound kemarin setelah meluncur di bawah $ 89 untuk kedua kalinya sejak April 2013 terhadap tanda-tanda output pertumbuhan global melampaui permintaan.
WTI untuk pengiriman November berada di level $ 90,36 per barel di perdagangan elektronik New York Mercantile Exchange, naik 2 sen, pada pukul 10:19 pagi waktu Sydney. Kontrak tersebut naik 60 sen kemarin ke level $ 90,34. Volume semua berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 71% di bawah rata-rata 100 hari.
Brent untuk pengiriman November naik 48 sen, atau 0,5%, ke level $ 92,79 per barel di bursa ICE Futures Europe exchange kemarin, kenaikan untuk pertama kalinya dalam lima hari. Minyak mentah acuan Eropa mengakhiri sesi di level $ 2,45 lebih besar dari WTI.(frk)
Sumber : Bloomberg

Dolar Turun Tajam Tahun ini Terkait Perdebatan Waktu Kenaikan Suku Bunga The Fed

BESTPROFIT FUTURES (7/10) - Dolar melemah tajam dalam hampir 12 bulan terakhir, turun dari level empat tahun tertingginya, seiring data yang tidak rata pasar tenaga kerja US mengisi bahan bakar perdebatan kapan Federal Reserve akan menaikkan suku bunga.
Greenback melemah terhadap sebagian besar dari 31 mata uang utama, dengan real Brasil meningkat tajam dalam tiga tahun terakhir seiring Presiden Dilma Rousseff menghadapi limpasan terhadap kejutan dari calon kandidat kedua Aecio Neves. Yen menguat dari level terendahnya sejak 2008 lalu sebelum keputusan Bank of Japan (BoJ) kebijakan besok. Rand Afrika Selatan naik tajam dalam hampir dua bulan terakhir setelah Deputi Gubernur Bank Sentral Lesetja Kganyago diumumkan sebagai peminmpin bank sentral.
Indeks Dollar Spot Bloomberg, yang melacak greenback terhadap 10 mata uang utama, turun 0,8 persen ke level 1,070.09 pukul 15:21 di New York setelah turun sebesar 0,9 persen, terbesar sejak 17 Oktober, 2013 Indeks ditutup pada level 1,078.65 pada jumat lalu, tertinggi sejak Juni 2010.
Yen naik sebesar 0,7 persen ke level 108,96 per dolar pasca mencapai level 110,09 pada 1 Oktober lalu, terlemah sejak Agustus 2008. Dolar tergelincir sebesar 0,9 persen ke level $1,2627 per euro setelah menyentuh level $1,2501 pada jumat kemarin, level terkuat sejak Agustus 2012 lalu. Euro naik 0,2 persen ke level 137,60 yen. (izr)
Sumber: Bloomberg

Emas Naik 1.4% Terkait Pembelian Fisik Seiring Lemahnya Dolar

Emas naik 1,4 persen pada hari Senin, kenaikan terbesar satu hari dalam dua bulan terakhir, karena dolar turun tajam memicu permintaan fisik segar dan short covering pasca bullion sebelumnya mencapai level terendahny dalam 15-bulan terakhir, kata para pedagang.
Logam mulia lainnya secara luas mengalami rebound seiring reli dolar mengambil nafas terkait aksi profit taking yang muncul pasca rilis laporan pekerjaan pada Jumat lalu memperkuat pandangan Federal Reserve yang akan menaikkan suku bunga AS pada pertengahan 2015 mendatang. Indeks dolar AS turun sebesar 0,8 persen.
Sebelumnya pada hari Senin, logam kuning jatuh ke level terlemah sejak akhir Juni 2013 lalu, level terendah dalam empat tahun terakhir pada level $ 1.180 per ons. Pada hari Jumat kemarin, emas memasuki fase koreksi, didefinisikan seiring penurunan sebesar 10 persen dari level baru tertingginya pada level $1.345 pada Juli lalu.
Spot emas naik sebesar 1,4 persen ke level $1,206.80 per ons pukul 2:27 waktu New York, pasca sebelumnya mencapai level terendahnya dalam 15-bulan terakhir di level $1,183.46.
US COMEX, emas berjangka ditutup naik sebesar $14,40 pada level $ 1,207.30 per ons dalam volume perdagangan yang berat.
Pada hari Jumat, indeks dolar melonjak lebih dari 1 persen pasca Departemen Tenaga Kerja mengatakan AS mempekerjakan lebih banyak pekerja pada bulan September dan tingkat pengangguran turun ke level terendahnya dalam enam tahun terakhir.
Sumber: Reuters

Yen Tahan Gain, Bursa Saham Jepang Dibuka Melemah 0.1%

BESTPROFIT FUTURES (7/10) - Bursa Saham Jepang melemah, Indeks Topix melemah untuk pertama kalinya dalam 3 hari terakhir, pelemahan hari akibat yen menahan gain menjelang keputusan kebijakan Bank of Japan.

Indeks Topix tergelincir sebesar 0.1% ke level 1,295.37 pukul 9:03 pagi waktu Tokyo. Indeks Nikkei 225 Stock Average melemah 0.5% ke level 15,811.52. Sementara kemarin yen tahan gain 0.9 % dan hari ini diperdagangkan pada level 108.85 per dollar.

BOJ (Bank of Japan), yang membeli obligasi pemerintah sebesar 7 triliun yen ($64 miliar) per bulan, hari ini tidak akan mengubah kebijakan, menurut semua 33 survei ekonom oleh Bloomberg News antara 26 September dan 2 Oktober. Sepertiga dari survey tersebut memperkirakan bank sentral tidak akan menambah stimulus kedepannya, naik dari sekitar seperempat survey bulan Agustustus lalu.

Para investor juga menunggu keputusan program asset pembelian Federal Reserve, yang berada pada laju pemberhentian stimulus di bulan ini ditengah membaiknya ekonomi AS.

Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda akan mengadakan konferensi pers setelah pengumuman keputusan hari ini, pekan lalu dia menyatakan bahwa tidak terpikirkan melemahnya yen buruk bagi ekonomi Jepang. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Bursa Saham AS Ditutup Melemah Jelang Rilis Data Pendapatan

BESTPROFIT FUTURES (7/10) - Saham-saham AS melemah, mengirim Indeks Standard & Poor 500 menghentikan kenaikan dalam dua hari terakhir, karena saham lapis kedua melanjutkan kembali aksi jual dan para investor menunggu awal musim jelang laporan pendapatan perusahaan untuk menilai kekuatan perekonomian.
Indeks S & P 500 turun sebesar 0,2 persen ke level 1,964.94 pada pukul 04:00 waktu New York, menghapus kenaikan sebelumnya sebesar 0,5 persen. Indeks Dow Jones Industrial Average melemah sebesar 17.17 poin, atau 0,1 persen, ke level 16,992.52. Indeks Russell 2000 perusahaan kecil merosot sebesar 0,9 persen setelah indeks acuan ditutup mengalami penurunan mingguan kelima beruntun.
Saham Alcoa Inc secara tidak resmi memulai musim laba AS seiring laporan pendapatan kuartal ketiga pada hari yang sama. Sebanyak 8 perusahaan di Indeks S & P 500 lainnya akan posting hasil pendapatannya pekan ini, termasuk laba saham Yum! Brands Inc dan laba saham PepsiCo Inc di perusahaan-perusahaan di indeks acuan melonjak sebesar 4,9 persen pada periode bulan Juli-September, menurut perkiraan rata-rata analis yang disurvei oleh Bloomberg.
Indeks S & P 500 naik sebesar 1,1 persen pada 3 Oktober kemarin, memangkas penurunan mingguan, pasca rilis data menunjukkan tingkat pengangguran AS turun ke level enam tahun terendahnya dan pengusaha mempekerjakan lebih banyak pekerja menurut perkiraan para ekonom. Sementara dolar menguat pekan lalu ke level tertinggi dalam empat tahun terakhir setelah sebelum dolar melemah pada hari ini.
Komite Pasar Terbuka Federal akan merilis tambahan hasil dari pertemuan 16-17 September pada 8 Oktober mendatang. (knc)
Sumber : Bloomberg

Peringatan Hari Raya Idul Adha PT. BESTPROFIT FUTURES MALANG











Sunday, 5 October 2014

Harga Minyak Mentah WTI Anjlok Ke Level Terendah 27 Bulan di Nymex

Harga minyak mentah WTI di bursa NYmex pada penutupan perdagangan pekan lalu, 29 September-3 Oktober 2014, terpantau ditutup melemah signifikan. Pelemahan harga minyak mentah WTI di bursa Nymex pada perdagangan pekan lalu dipicu oleh kekhawatiran akan lemahnya demand global dan pergerakan nilai Dollar Amerika Serikat.
Pergerakan harga minyak mentah WTI pada perdagangan pekan lalu terpantau lebih didominasi oleh trend pergerakan melemah di bursa Nymex. Dari total 5 hari perdagangan pekan lalu, harga minyak mentah WTI ditutup 3 kali mengalami pelemahan dengan puncak pergerakan melemah pada perdagangan Jumat 3 Oktober 2014. Dampak dari pergerakan yang cenderung melemah tersebut, harga minyak mentah WTI anjlok hingga level terendah 27 bulan.
Pada hari pertama perdagangan pekan lalu, pergerakan harga minyak mentah WTI terlihat masih cukup dipengaruhi sentimen positif kuat dari data GDP kuartal 2 AS yang positif. Ekspektasi demand pasar domestik Amerika Serikat yang terangkat sentimen data tersebut, membuat harga minyak mentah WTI masih cukup leluasa untuk bergerak menguat. Bahkan pergerakan pun semakin menguat akibat rilis data personal income yang naik dari 0,2% ke 0,5% dan personal spending yang naik dari 0,0% ke 0,5%. Dampak dari ekspektasi demand yang membaik tersebut, harga minyak mentah pun terangkat menguat.
Namun, pergerakan menguat di hari perdagangan pada minyak mentah WTI tidak dapat kokoh untuk menjadi sentimen positif berkelanjutan pada pergerakan pekan lalu. Memasuki hari ke-2 dan ke-3 perdagangan pekan lalu, ekspektasi demand justru berbalik ke arah yang cenderung negatif. dimulai dengan adanya kekhawatiran penyebaran virus ebola yang berpotensi mengurangi permintaan global, pelemahan diperkuat dengan jatuhnya data manufaktur Amerika Serikat dari level 59 ke 56,6. Dampak dari hal tersebut, harga minyak mentah WTI pun menjadi lesu. Bahkan data EIA yang memberikan sentimen positif pada pertengahan pekan lalu dengan menunjukan penurunan persediaan minyak mentah dan bensin Amerika Serikat masing-masing 1,4juta dan 1,8 juta barrel pun tidak mampu mengangkat harga minyak mentah WTI untuk menguat.
Meskipun demikian, dampak data EIA dan pekerja AS yang positif sempat memberikan dorongan penguatan jelang perdagangan akhir pekan. Data EIA yang memberikan sentimen positif akhirnya mulai cukup memengaruhi pergerakan harga pasca sentimen positif juga terangkat oleh data initial jobless claims Amerika Serikat yang positif. Data initial jobless claims AS yang membaik dari level 295.000 ke level 287.000 cukup mengangkat ekspektasi demand sehingga harga minyak mentah WTI pun dapat bergerak menguat.
Memasuki perdagangan terakhir pekan lalu, akhirnya pergerakan harga minyak mentah WTI mencapai pergerakan puncak dalam sepekan. Membaiknya data-data pekerja Amerika Serikat terpantau menjadi penyebab tidak langsung terhadap anjloknya harga minyak mentah WTI pada perdagangan hari tersebut. Adapun pelemahan harga minyak mentah WTI pada perdagangan Jumat lalu dilandasi oleh melambungnya nilai Dollar AS pasca rilis data tersebut yang membuat harga minyak mentah WTI menjadi relatif bertambah mahal bagi para investor asing sehingga pembelian pun lesu. Dampak dari aksi beli yang lesu tersebut, harga minyak mentah pun anjlok di akhir pekan.
Pada penutupan perdagangan pekan lalu di bursa Nymex, harga minyak mentah WTI terpantau ditutup melemah signifikan dalam sepekan. Harga minyak mentah WTI untuk kontrak November 2014 ditutup turun hingga 4,06% ke tingkat harga $89,74/barrel atau melemah $3,80/barrel.
Sementara pada penutupan perdagangan minyak mentah brent di Nymex, harga minyak mentah bren juga ditutup melemah signifikan dalam sepekan. Harga minyka mentah brent berjangka Nymex untuk kontrak Desember 2014 ditutup turun hingga 4,87% ke tingkat harga $92,88/barrel atau melemah $4,75/barrel.
Analis Vibiz Research Centre memprediksi harga minyak mentah WTI berpotensi untuk mengalami penguatan pada pekan ini. Hal tersebut dilandasi oleh potensi aksi beli yang diperkirakan cukup kuat pasca pergerakan harga yang telah anjlok hingga ke level 27 bulan terendah pada pekan lalu. Namun, pergerakan harga juga masih akan sangat dipengaruhi oleh rilis data EIA. Terkait pergerakan harga, range normal diprediksi akan berada di kisaran $86-$96 pada minyak mentah WTI dan $90-$100 pada brent.

Sumber : Vibiznews

Harga Emas LLG Turun ke Level Terendah 10 Bulan, Data Pekerja AS Keruhkan Kilau Emas

Harga emas LLG pada penutupan perdagangan pekan lalu, 29 September-3 Oktober 2014, terpantau ditutup melemah signifikan dalam sepekan. Pelemahan harga emas LLG pada perdagangan pekan lalu dipicu oleh rilis data pekerja Amerika Serikat yang positif dan melampaui ekspektasi.
Pergerakan harga emas LLG pada perdagangan pekan lalu, terpantau berada dalam trend yang cenderung untuk bearish. Sepanjang total 5 hari perdagangan pekan lalu, harga emas mengalami pelemahan dalam 3 hari perdagangan. Adapun secara signifikansi pergerakan, anjloknya harga emas pada perdagangan pekan lalu dipicu oleh pergerakan perdagangan di hari terakhir perdagangan yang membuat emas anjlok ke level terendah 10 bulan.
Pada hari-hari awal perdagangan pekan lalu, pergerakan harga emas terlihat masih sangat dipengaruhi oleh trend rally pada nilai Dollar AS seiring dorongan penguatan faktor psikologis di pasar valuta asing. Ekspektasi akan dipercepatnya peningkatan suku bunga Amerika Serikat terus menjadi pemicu nilai Dollar AS untuk menguat. Dampak dari hal tersebut harga emas pun mengawali pekan dengan pelemahan di dua hari perdagangan awal.
Pola melemah pada emas di dua hari perdagangan awal pekan lalu, akhirnya justru menjadi pemicu harga emas untuk menguat di perdagangan hari ke-3. Dorongan teknikal seiring posisi jenuh teknikal yang mengindikasikan posisi oversold memicu harga emas untuk bangkit di perdagangan hari ke-3 pekan lalu. Bahkan pergerakan pun semakin menguat pasca rilis data ADP employment change Amerika Serikat yang naik dari 202.000 ke 213.000 namun masih ebrada di bawah ekspektasi.
Penguatan pada harga emas di perdagangan tengah pekan lalu pun masih berlanjut pada perdagangan di Kamis pekan lalu. Meskipun secara sentimen perekonomian Amerika Serikat cenderung negatif akibat data initial jobless claims Amerika Serikat yang membaik melebih ekspektasi dari level 295.000 ke level 287.000, namun harga emas masih dapat menguat. Adapun landasan penguatan harga emas pada perdagangan hari tersebut dilandasi oleh kekhawatiran akan meluasnya dampak aksi demonstrasi pro demokrasi di Hong Kong yang ditakutkan akan turut memicu pergerakan serupa di Tiongkok.
Meskipun dapat terangkat pada dua hari perdagangan tengah pekan lalu, harga emas mencapai puncak pergerakan hingga anjlok ke level terendah 10 bulan pada perdagangan hari terakhir pekan lalu. Rilis data-data pekerja Amerika Serikat menjadi landasan kuat harga emas untuk merosot tajam di pasar komoditas. Adapun pelemahan harga emas tersebut dilandasi oleh data non farm payroll yang naik dari level 180.000 ke level 248.000 yang diperkuat dengan membaiknya unemployment rate AS dari level 6,1% ke level 5,9%. Dampak dari data pekerja AS yang positif tersebut investor pun semakin khawatir akan potensi pemercepatan peningkatan suku bunga Amerika Serikat sehingga harga emas tergerus habis-habisan.
Pada penutupan perdagangan pekan lalu, harga emas LLG terpantau ditutup melemah signifikan dalam sepekan. Harga emas LLG ditutup turun hingga 2,10% ke tingkat harga $1.191,95/t oz atau melemah $25,5/t oz.
Sementara pada penutupan perdagangan emas berjangka di Comex pekan lalu, harga emas juga ditutup melemah signifikan dalam sepekan. Harga emas berjangka Comex untuk kontrak Desember 2014 ditutup turun hingga 2,07% ke tingkat harga $1.190,3/t oz atau melemah $25,1/t oz.
Analis Vibiz Research Centre memprediksi harga emas masih akan berada dalam pola yang cukup tertekan akan ekspektasi pemercepatan peningkatan suku bunga Amerika Serikat pada perdagangan pekan ini. Hal tersebut dilandasi oleh rilis data pekerja AS yang sangat positif pada pekan lalu diperkirakan masih akan cukup kokoh memberi dampak terhadap pergerakan ahrga emas. Selain itu, trend bullish Dollar Amerika Serikat juga diduga masih akan menjadi momok kuat. Sementara terkait pergerakan harga emas pada pekan ini, range normal diprediksi akan berada di kisaran $1.170-$1.225 pada emas LLG dan $1.175-$1.235 pada emas berjangka Comex kontrak Desember 2014.

Sumber : Vibiznews

Membaiknya Data Pekerjaan AS, Dollar Tahan Gain

BESTPROFIT FUTURES (6/10) - Indeks Spot Dollar Bloomberg menahan gain dalam 7 pekan terakhir, kenaikan terlama secara berturut-turut dalam 4 tahun terakhir, hal tersebut akibat membaiknya data pekerjaan AS yang memicu spekulasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunganya.

Euro melemah kurang dari 0.1% dari level 2 tahun terendahnya menjelang rilis data Jerman yang dipekrirakan akan menunjukkan pesanan pabrik turun. Sementara yen dekati level 6 tahun terendahnya akibat tempat lindung  nilai (hedge fund) dan para speculator menaikkan spekulasi bearish terhadap mata uang yen dalam hampir 9 bulan terakhir jelang pengumuman kebijakan Bank of Japan besok. Dollar Selandia Baru melemah setelah Fonterra menyatakan bahwa Sri Lanka menghentikan penjualan beberapa susu bubuk.

Indeks Spot Dollar Bloomberg berada pada level 1,078.25 pukul 8:57 pagi waktu Tokyo dari level 3 Oktober lalu, saat indeks tersebut mencatat gain dalam 7 pekan terakhir, itu merupakan reli terpanjang sejak Juni 2010 lalu.

Euro berada pada level $1.2513 dari level 3 Oktober lalu, ketika mencapai level $1.2501, merupakan level terendah sejak Agustus 2012 lalu. Euro menahan level 137.41 yen, dari level 137.36.

Sementara yen berada pada level 109.80 per dollar dari level 109.76 diakhir pekan lalu, setelah 1 Oktober lalu menyentuh level 110.09, merupakan level terendah sejak Agustus 2008 lalu. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Bursa Jepang Menguat; Naiknya Data Pekerjaan AS Bayangi Yen

BESTPROFIT FUTURES (6/10) - Saham-saham Jepang naik untuk hari kedua setelah yen melemah menyusul naiknya perekrutan tenagakerja menghantarkan tingkat pengangguran AS ke level terendah dalam enam tahun, meningkatkan outlook di negara dengan ekonomi terbesar.
Indeks Topix melonjak 1.2 % ke level 1.297.73 pada pukul 9:02 pagi di Tokyo, dengan semua 33 industri dalam group yang menguat. Indeks Nikkei 225 Stock Average naik 1 % ke level 15,870.38. Yen turun 1.2 % ke 109.76 per dolar pada 3 Oktober setelah data menunjukkan para pengusaha di Amerika menambahkan lebih banyak pekerja dari yang di perkirakan pada bulan lalu.
Indeks S&P 500 menambahkan 0.2 % hari ini. Indeks acuan ekuitas AS naik 1.1 % pada 3 Oktober setelah tingkat pengangguran turun 5.9 % di bulan September.(frk)
Sumber : Bloomberg

Pengaruh Payroll AS, Dongkrak Bursa Saham Asia Dibuka Menguat 0.3%

BESTPROFIT FUTURES (6/10) - Bursa Saham Asia menguat, indeks acuan regional saham tersebut mencatat penguatan pertamanya dalam 7 hari terakhir, penguatan akibat membaiknya payroll AS dari yang diperkirakan sebelumnya sehingga mendorong kepercayaan pada ekonomi negeri Paman Sama dan melemahkan yen.

Indeks MSCI Asia Pacific menguat 0.3% ke level 138.46 pukul 9:00 pagi waktu Tokyo. Hingga pekan lalu indek acaun tersebut menurun 7.6% dari level 6 tahun tertingginya yang tercatat Juli lalu ditengah kekhawatiran mengenai pertumbuhan ekonomi China yang melambat dan Federal Reserve yang diperkirakan akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya akibat akan mengakhiri pembelian aset. Payroll AS bulan lalu mengalami kenaikan jumlah tenaga kerja sebesar 248,000 pekerja, melampaui angka 215,000 dari prediksi para ekonom.

Para pengunjuk rasa pro-demokrasi memblokade kantor-kantor pemerintah di Hong Kong berkeinginan tidak akan mundur dari tempat yang mereka duduki, sementara memberikan akses bagi beberapa pekerja pemerintahan mengikuti ultimatum dari para pemimpin Hong Kong. Chief Executive Leung Chun-ying menyatakan dihadapan para demonstran melalui televisi pada 4 Oktober lalu bahwa pemerintah akan mengambil Å“langkah apapun guna memulihan ketertiban. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Thursday, 2 October 2014

Dolar Gain Pertama Kalinya VS Yen Dlm 3 Hari Terakhir

BESTPROFIT FUTURES (3/10) - Dolar naik untuk pertama kalinya dalam tiga hari terakhir terhadap yen jelang laporan pemerintah yang mengatakan bahwa ekonom akan menunjukkan pengusaha AS meningkatkan pekerjaan yang tertajam dalam tiga bulan ini, guna mendorong suku bunga yang lebih tinggi.
Indeks Spot Dollar Bloomberg flat setelah pekan lalu menyelesaikan gain terpanjangnya dalam hampir dua tahun terakhir karena pedagang mengkaji apakah kenaikan terbaru telah terlalu cepat di tengah penurunan Treasuri yield AS. Sementara Euro naik kemarin karena European Central Bank gagal untuk memberikan rincian rencana untuk membeli utang swasta. Yen berada di level kenaikan mingguan pertama dalam dua bulan karena para otoritas Jepang menyatakan keprihatinannya terkait lemah mata uang yang merugikan beberapa perusahaan.
Dolar naik 0,2% ke level 108,66 ¥ pada 09:25 pagi di Tokyo setelah jatuh 1,1% dalam dua sesi terakhir. Ini menyentuh level 110,09 pada 1 Oktober kemarin, merupakan yang tertinggi sejak Agustus 2008.
Indeks Spot Dollar Bloomberg flat pada level 1,068.03 setelah jatuh 0,3%  kemarin, ini meripakan penurnan tertajam sejak 16 September lalu naik selama enam pekan terakhir pada 26 September lalu, yang terpanjang sejak November 2012.
Sementara itu euro flat pada level $ 1,2663 setelah naik 0,4% menjadi $ 1,2669 kemarin. Menyentuh level  $ 1,2571 pada 30 September, merupakan level terendah sejak September 2012.(yds)
Sumber: Bloomberg

Emas Turun Pada Tahun Ini Seiring Meningkatnya Outlook

BESTPROFIT FUTURES (3/10) - Emas berjangka jatuh di New York, memangkas kenaikan tahun ini seiring prospek untuk meningkatkan ekonomi AS dan tingkat suku bunga yang lebih tinggi meredam permintaan untuk logam sebagai alternatif investasi.
Perekonomian mempercepat para investor menghindari emas bahkan setelah AS memperluas sanksi terhadap Rusia dan menekankan kampanye militernya untuk memerangi Negara Islam di Irak. Kemarin, dolar naik ke level tertingginya sejak Juni 2010 lalu terhadap 10 mata uang utama, menggabungkan dengan prospek emas yang lebih tinggi untuk mengurangi daya tarik logam sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Emas turun sebesar 0,5 persen hari ini. Presiden ECB Mario Draghi tidak mengungkapkan ukuran rencana stimulus moneter setelah mengumumkan bahwa bank sentral akan membeli obligasi tertutup dan aset yang didukung sekuritas selama kurang dari dua tahun.
Emas berjangka untuk pengiriman bulan Desember turun kurang dari 0,1 persen untuk menetap di level $ 1,215.10 per ons pada pukul 1:51 di Comex New York. Pada 30 September kemarin, emas menyentuh level $ 1,204.30, yang merupakan level terendahnya untuk kontrak teraktif sejak 2 Januari lalu. Sementara logam menetap di level $ 1,202.30 pada 31 Desember. (knc)
Sumber : Bloomberg