Thursday, 20 February 2025

Bestprofit | Emas Memangkas Kenaikan Setelah Capai Rekor Baru

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-6.jpg

Bestprofit (21/2) – Pada Kamis (20/2), harga emas mengalami penurunan moderat setelah mencapai rekor tertinggi lainnya, namun tetap didorong oleh dolar AS yang lebih lemah serta kekhawatiran terkait kondisi ekonomi global dan kebijakan tarif Amerika Serikat (AS). Meskipun terjadi beberapa penurunan, harga emas masih menunjukkan tren kenaikan yang signifikan, mencerminkan minat yang besar dari investor terhadap aset safe haven.

Rekor Harga Emas dan Pergerakan Harga Spot

Harga emas spot tercatat naik sebesar 0,1% menjadi $2.937,13 per ons pada sesi Kamis, meskipun sempat mencapai rekor tertinggi $2.954,89 per ons di awal perdagangan. Penurunan ini terjadi setelah harga emas mencapai titik tertinggi baru yang mencatatkan level harga tertinggi sepanjang sejarah. Meskipun terjadi penurunan, harga emas tetap mencatatkan kinerja yang cukup impresif, mempertahankan posisinya di atas level $2.900.

Harga emas berjangka untuk pengiriman bulan April juga menunjukkan tren yang positif dengan kenaikan 0,5%, mencapai $2.951,10 per ons. Kenaikan harga emas berjangka ini mencerminkan terus berkembangnya permintaan terhadap logam mulia ini, meskipun ada penurunan harga pada sesi-sesi berikutnya.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Dolar Lemah Sebagai Faktor Pendorong Harga Emas

Kekhawatiran ekonomi yang melanda pasar global dan kebijakan tarif yang dipertahankan oleh pemerintah AS menjadi faktor utama yang mendorong permintaan terhadap emas. Para investor lebih memilih mengalihkan dananya ke aset safe haven seperti emas untuk melindungi nilai kekayaan mereka. Dolar AS yang lebih lemah juga menjadi faktor pendukung utama, karena emas diperdagangkan dalam dolar AS, sehingga harga emas cenderung bergerak seiring dengan fluktuasi nilai mata uang tersebut.

Ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan AS, khususnya yang diusung oleh Presiden Donald Trump, semakin memperburuk sentimen pasar. Hal ini menciptakan kekhawatiran bahwa kebijakan proteksionis AS dapat memperlambat perekonomian global, yang pada gilirannya mendorong investor untuk mencari investasi yang lebih aman, seperti emas. Ketidakpastian ini telah menjadi pendorong utama dalam kenaikan harga emas beberapa waktu terakhir.

Kenaikan Harga Logam Mulia Lainnya

Tak hanya emas, harga logam mulia lainnya juga menunjukkan pergerakan positif meskipun ada beberapa penurunan minggu ini. Harga platinum berjangka, misalnya, naik 1% menjadi $995,65 per ons. Meskipun harga platinum sempat menghadapi koreksi dalam beberapa hari terakhir, tren positif tetap tercatat karena adanya permintaan yang kuat, terutama dari sektor industri yang menggunakan platinum sebagai bahan baku.

Selain itu, harga perak berjangka juga mengalami kenaikan yang signifikan, naik sebesar 0,9% menjadi $33,347 per ons. Kenaikan harga perak ini sebagian besar didorong oleh faktor-faktor yang sama yang mempengaruhi harga emas, seperti ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan perdagangan AS.

Faktor Ekonomi dan Tarif AS Menekan Pasar

Selain kekhawatiran terkait kebijakan perdagangan Trump, adanya risiko ekonomi lainnya juga menambah ketidakpastian di pasar global. Salah satu faktor yang cukup memengaruhi pasar adalah keputusan AS terkait kebijakan tarif yang telah diberlakukan pada berbagai negara. Tarif impor yang tinggi, khususnya yang dikenakan pada barang-barang dari China dan Uni Eropa, menambah beban ekonomi dan meningkatkan ketegangan perdagangan internasional.

Kebijakan ini turut memicu respon pasar yang menyebabkan permintaan terhadap aset safe haven meningkat, seperti emas dan mata uang yen Jepang. Kekhawatiran ini berlanjut sepanjang perdagangan Kamis, mendorong permintaan terhadap logam mulia untuk menghindari potensi kerugian dari ketegangan ekonomi dan tarif AS yang lebih tinggi.

Harga Tembaga dan Pengaruhnya terhadap Industri

Selain logam mulia, harga tembaga juga menunjukkan pergerakan yang positif. Harga tembaga berjangka acuan di London Metal Exchange naik sebesar 1,1% menjadi $9.551,00 per ton, sementara harga tembaga berjangka Maret naik 0,9% menjadi $4,6052 per pon. Kenaikan harga tembaga ini dipengaruhi oleh keputusan China, sebagai salah satu importir utama tembaga global, yang mempertahankan suku bunga acuan pinjaman pada tingkat terendahnya.

Keputusan China untuk mempertahankan suku bunga rendah ini memberikan dukungan terhadap sektor-sektor industri yang bergantung pada tembaga, mengingat negara tersebut merupakan salah satu konsumen utama logam ini. Selain itu, harga tembaga juga mendapatkan dorongan dari sentimen pasar yang lebih positif seiring dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil di China, meskipun ada ketidakpastian terkait ketegangan perdagangan global.

Kesimpulan: Dampak Ketidakpastian Ekonomi terhadap Harga Emas dan Logam Mulia

Secara keseluruhan, harga emas dan logam mulia lainnya tetap mencatatkan tren kenaikan yang signifikan meskipun ada penurunan kecil pada perdagangan Kamis (20/2). Ketidakpastian yang disebabkan oleh kebijakan perdagangan AS, ketegangan global, dan permintaan yang tinggi terhadap aset safe haven menjadi faktor utama yang mendukung kenaikan harga emas.

Sementara harga emas spot mencatatkan rekor tertinggi yang baru, harga logam mulia lainnya seperti platinum dan perak juga menunjukkan pergerakan positif, meskipun ada penurunan pada minggu ini. Harga tembaga, di sisi lain, menguat seiring dengan kebijakan ekonomi China yang mendukung stabilitas sektor industri.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan perdagangan yang kompleks, harga emas tetap menjadi pilihan utama bagi para investor yang ingin melindungi nilai kekayaan mereka. Dengan faktor-faktor ekonomi dan politik yang terus berkembang, harga emas dan logam mulia lainnya kemungkinan akan tetap menjadi komoditas yang menarik untuk dipantau oleh pasar keuangan di masa depan.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Wednesday, 19 February 2025

Bestprofit | Emas Turun Setelah Risalah Fed

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-2.jpg

Bestprofit (20/2) – Pada hari Rabu, 19 Februari, harga emas mengalami penurunan signifikan selama sesi perdagangan di Amerika Utara. Penurunan ini terjadi setelah risalah kebijakan moneter terbaru dari Federal Reserve (Fed) mengungkapkan bahwa semua pembuat kebijakan memilih untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan bulan Januari. Harga emas, yang diperdagangkan dalam pasangan XAU/USD, berada di sekitar $2.925, turun sekitar 0,31% dari harga sebelumnya.

Penurunan harga emas ini memicu perdebatan di kalangan para pelaku pasar mengenai dampak keputusan Federal Reserve terhadap prospek ekonomi global dan arah kebijakan moneter yang akan datang. Artikel ini akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas pada hari tersebut, serta apa yang dapat dipelajari dari risalah kebijakan moneter Fed.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Risalah Kebijakan Moneter Federal Reserve dan Dampaknya pada Harga Emas

Risalah terbaru dari Federal Reserve yang dirilis menunjukkan bahwa para pejabat bank sentral menilai bahwa risiko terhadap mandat ganda mereka—yaitu stabilitas harga dan tingkat lapangan kerja penuh—terbilang seimbang. Mereka tidak melihat adanya urgensi untuk melakukan perubahan besar dalam kebijakan moneter dalam waktu dekat. Keputusan ini, yang memperlihatkan bahwa suku bunga akan tetap tidak berubah, memberikan petunjuk bahwa Fed lebih berhati-hati dalam menghadapi prospek ekonomi yang penuh ketidakpastian.

Salah satu poin yang paling menarik dari risalah tersebut adalah adanya catatan mengenai kebijakan perdagangan dan imigrasi. Beberapa peserta pertemuan mencatat bahwa perubahan kebijakan perdagangan dan imigrasi yang potensial dapat menghambat proses disinflasi, yang merupakan bagian dari mandat Fed untuk menjaga kestabilan harga. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakpastian terkait kebijakan pemerintah, terutama terkait tarif impor, dapat berisiko bagi inflasi domestik.

Beberapa pejabat Fed juga mencatat bahwa ekspektasi inflasi telah mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Ini bisa menjadi indikasi bahwa inflasi yang lebih tinggi dapat menjadi tantangan bagi kebijakan moneter ke depan. Namun, meskipun ada kekhawatiran ini, risalah tersebut tidak menunjukkan adanya indikasi langsung bahwa Fed akan segera menaikkan suku bunga, sehingga mendorong penurunan harga emas.

Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Harga Emas

Selain risalah kebijakan moneter Federal Reserve, faktor eksternal lainnya juga turut memengaruhi harga emas pada hari tersebut. Salah satunya adalah keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengungkapkan bahwa ia akan mengenakan tarif baru sebesar 25% terhadap impor mobil, farmasi, dan chip. Pengumuman ini memicu reaksi pasar yang signifikan, menyebabkan harga emas melonjak ke level tertingginya, yakni $2.946, selama sesi perdagangan Eropa.

Tarif baru yang diumumkan oleh Trump dapat memberikan dampak langsung terhadap perdagangan internasional dan ekonomi global. Pengenaan tarif impor ini diperkirakan dapat menambah ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan negara-negara mitranya, yang pada gilirannya dapat meningkatkan ketidakpastian ekonomi global. Ketidakpastian semacam ini biasanya mendorong investor untuk mencari aset yang lebih aman, seperti emas, yang selama ini dikenal sebagai tempat berlindung yang baik (safe haven) di tengah ketegangan geopolitik dan ekonomi.

Namun, setelah pengumuman tersebut, pasar mulai mencermati lebih lanjut tentang dampak kebijakan tersebut terhadap inflasi dan prospek ekonomi jangka panjang. Ini menyebabkan harga emas kembali mengalami penurunan pada sesi Amerika Utara, karena investor mulai mempertimbangkan risiko inflasi yang lebih tinggi akibat kebijakan perdagangan yang lebih proteksionis.

Inflasi dan Peran Emas Sebagai Aset Lindung Nilai

Salah satu alasan mengapa harga emas sangat dipengaruhi oleh kebijakan moneter dan kebijakan perdagangan adalah hubungannya dengan inflasi. Emas selama ini dikenal sebagai aset lindung nilai (hedge) terhadap inflasi. Ketika ekspektasi inflasi meningkat, investor cenderung membeli emas untuk melindungi nilai kekayaan mereka dari potensi penurunan daya beli uang fiat.

Dalam risalah kebijakan moneter terbaru, sejumlah pejabat Fed mencatat bahwa ekspektasi inflasi telah meningkat baru-baru ini. Kenaikan ini, meskipun masih dalam batasan yang wajar, memberikan sinyal bahwa inflasi dapat menjadi perhatian dalam waktu dekat. Bagi investor, hal ini memperkuat pandangan bahwa emas masih dapat menjadi pilihan yang menarik sebagai aset lindung nilai.

Namun, meskipun demikian, kebijakan Federal Reserve yang mempertahankan suku bunga pada level saat ini menunjukkan bahwa bank sentral tidak segera berniat untuk merespons lonjakan inflasi dengan pengetatan kebijakan moneter. Dengan suku bunga yang lebih rendah, biaya peluang untuk memegang emas relatif lebih rendah, yang seharusnya memberikan dukungan bagi harga emas untuk tetap tinggi. Namun, adanya ketidakpastian tentang kebijakan perdagangan dan imigrasi dapat membatasi pergerakan harga emas.

Prospek Harga Emas ke Depan

Melihat ke depan, arah harga emas akan sangat dipengaruhi oleh dua faktor utama: kebijakan moneter Federal Reserve dan perkembangan kebijakan perdagangan global. Jika inflasi terus menunjukkan tanda-tanda peningkatan dan ekspektasi suku bunga tetap rendah, maka harga emas berpotensi untuk terus bergerak naik dalam jangka panjang. Namun, jika Fed memutuskan untuk mulai menaikkan suku bunga sebagai respons terhadap peningkatan inflasi atau untuk mengatasi ketegangan perdagangan, hal ini dapat menekan harga emas.

Selain itu, ketegangan geopolitik dan kebijakan perdagangan, terutama yang melibatkan Amerika Serikat, akan terus menjadi faktor penting dalam pergerakan harga emas. Ketidakpastian dalam perdagangan internasional, termasuk potensi tarif baru dan kebijakan imigrasi yang lebih ketat, dapat meningkatkan permintaan akan aset aman seperti emas.

Kesimpulan

Harga emas pada hari Rabu, 19 Februari, mengalami penurunan setelah risalah kebijakan moneter Federal Reserve menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan memilih untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah. Meskipun demikian, kebijakan perdagangan yang diumumkan oleh Presiden Trump memberikan dorongan sementara bagi harga emas untuk mencapai level tertingginya. Namun, ketidakpastian yang ditimbulkan oleh faktor-faktor tersebut membuat harga emas cenderung mengalami fluktuasi yang tajam.

Secara keseluruhan, meskipun ada potensi kenaikan inflasi dan ketegangan perdagangan, risiko ekonomi global yang lebih besar akan terus mendorong minat investor untuk mencari perlindungan dalam emas. Dengan demikian, prospek harga emas akan tetap dipengaruhi oleh keputusan kebijakan moneter dan perkembangan geopolitik di masa depan.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Tuesday, 18 February 2025

Bestprofit | Emas Naik Karena Ketidakpastian Tarif Trump

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-10.jpg

Bestprofit (19/2)- Harga emas melonjak pada hari Selasa, 18 Februari, melampaui $2.930 per ons, mencatatkan sesi kedua berturut-turut dengan kenaikan harga yang signifikan. Hal ini terjadi meskipun ada pernyataan dari pejabat Federal Reserve yang membatasi potensi kenaikan lebih lanjut. Lonjakan harga emas ini mencerminkan permintaan yang terus berkembang untuk aset safe haven, terutama di tengah ketidakpastian terkait kebijakan tarif di Amerika Serikat (AS) serta dinamika geopolitik yang melibatkan Rusia dan Ukraina.

Faktor Penyebab Kenaikan Harga Emas

Kenaikan harga emas pada 18 Februari ini tidak terlepas dari ketidakpastian yang melanda pasar global. Ketegangan perdagangan antara AS dan negara-negara besar seperti Tiongkok, Meksiko, dan Kanada telah menciptakan ketidakpastian yang besar dalam ekonomi global. Salah satu faktor utama yang mendorong permintaan terhadap emas adalah kebijakan tarif yang terus-menerus diterapkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Sejak Trump menjabat pada 2017, AS telah menetapkan tarif 10% pada impor barang-barang asal Tiongkok. Meskipun ada pembicaraan untuk mencapai kesepakatan dagang, ketegangan tarif tetap menjadi masalah yang dapat mempengaruhi hubungan ekonomi antara kedua negara besar ini. Selain itu, Trump mengumumkan namun kemudian menunda tarif 25% pada barang-barang asal Meksiko serta pada impor non-energi dari Kanada. Kebijakan tarif ini menambah ketidakpastian pasar, membuat banyak investor beralih ke emas sebagai bentuk lindung nilai terhadap potensi kerugian akibat fluktuasi ekonomi global.

Kebijakan tarif ini, meskipun tidak baru, terus memengaruhi pasar dan menciptakan keresahan di kalangan pelaku pasar. Ketidakpastian tentang perjanjian dagang antara AS dan negara-negara tersebut juga menciptakan kekhawatiran tentang dampak jangka panjang terhadap perekonomian global. Sebagai hasilnya, banyak investor yang beralih ke emas untuk melindungi nilai aset mereka, mendorong harga logam kuning ini semakin tinggi.

Emas Mendekati Rekor Tertinggi Sejarah

Harga emas yang mencatatkan level $2.930 per ons pada 18 Februari mendekati rekor tertinggi yang pernah tercatat, yakni $2.940 per ons, yang dicapai pada minggu lalu. Meskipun harga emas sangat sensitif terhadap faktor-faktor eksternal, seperti ketidakpastian politik dan ekonomi, lonjakan harga baru-baru ini menunjukkan bahwa banyak investor semakin yakin akan prospek positif emas dalam menghadapi kondisi pasar yang tidak menentu.

Emas sering dianggap sebagai aset safe haven, yaitu aset yang lebih disukai oleh investor di saat terjadi gejolak pasar atau ketidakpastian ekonomi. Ketika kondisi pasar global tidak stabil, emas memiliki reputasi sebagai pilihan investasi yang lebih aman karena cenderung memiliki nilai yang relatif stabil dalam jangka panjang. Oleh karena itu, ketika ketegangan perdagangan atau ketidakpastian politik meningkat, permintaan terhadap emas cenderung melonjak, yang pada gilirannya mendorong harga emas naik.

Dampak Kebijakan Federal Reserve Terhadap Pasar Emas

Namun, meskipun harga emas mengalami kenaikan yang signifikan, ada faktor lain yang membatasi potensi kenaikan lebih lanjut. Salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi harga emas adalah kebijakan moneter yang diambil oleh Federal Reserve (Fed), bank sentral AS.

Gubernur Fed, Michelle Bowman, dalam pernyataan terbaru menegaskan bahwa dia tetap hati-hati terhadap keputusan untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut, meskipun inflasi tetap menjadi perhatian utama. Dia menyatakan bahwa penurunan suku bunga yang lebih lanjut mungkin tidak diperlukan jika inflasi tetap terjaga di level yang stabil. Di sisi lain, Gubernur Fed, Christopher Waller, juga menegaskan bahwa dia lebih suka menunda pemotongan suku bunga sampai ada bukti bahwa tekanan inflasi telah mereda.

Pernyataan dari kedua pejabat Fed ini memberikan gambaran bahwa bank sentral AS cenderung akan tetap berhati-hati dalam membuat keputusan kebijakan moneter lebih lanjut. Hal ini bisa mempengaruhi sentimen pasar terhadap emas, karena perubahan suku bunga yang lebih rendah biasanya memberikan dukungan terhadap harga emas, yang menjadi lebih menarik bagi investor yang mencari hasil investasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga yang lebih rendah.

Menunggu Risalah Pertemuan Terakhir Federal Reserve

Investor kini dengan cermat menunggu rilis risalah dari pertemuan terakhir Fed yang dijadwalkan pada Rabu mendatang. Risalah tersebut dapat memberikan lebih banyak petunjuk tentang arah kebijakan moneter yang akan diambil oleh Fed dalam waktu dekat. Jika risalah tersebut menunjukkan bahwa Fed cenderung untuk tetap mempertahankan suku bunga dalam waktu dekat, ini bisa berdampak negatif pada harga emas, karena investor mungkin akan lebih memilih aset dengan hasil yang lebih tinggi.

Namun, jika risalah tersebut menunjukkan bahwa ada kemungkinan pemotongan suku bunga lebih lanjut untuk merespons inflasi yang rendah atau ketidakpastian ekonomi, maka harga emas dapat terus menguat. Ketidakpastian tersebut dapat semakin memperkuat permintaan terhadap emas sebagai lindung nilai terhadap potensi risiko inflasi.

Dinamika Geopolitik dan Dampaknya pada Harga Emas

Selain ketegangan perdagangan dan kebijakan tarif, dinamika geopolitik juga berperan besar dalam pergerakan harga emas. Salah satu perkembangan geopolitik yang terus dipantau oleh para investor adalah konflik Rusia-Ukraina. Ketegangan yang meningkat antara kedua negara ini dapat menciptakan ketidakpastian lebih lanjut di pasar global, yang mendorong permintaan terhadap emas sebagai pelindung nilai.

Investor cenderung lebih berhati-hati saat terjadi ketegangan geopolitik, terutama yang melibatkan negara besar atau konflik yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi global. Ketidakpastian tersebut membuat emas menjadi pilihan utama sebagai aset safe haven. Dalam hal ini, perkembangan terkait potensi perjanjian gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina akan sangat dipantau oleh pasar. Jika gencatan senjata tercapai, ini bisa meredakan ketegangan di pasar global dan mengurangi permintaan terhadap emas.

Namun, jika ketegangan tersebut berlanjut atau bahkan memburuk, harga emas berpotensi naik lebih lanjut karena permintaan akan aset safe haven akan terus meningkat. Oleh karena itu, para investor akan terus memantau perkembangan konflik ini untuk melihat bagaimana dampaknya terhadap pasar.

Kesimpulan

Harga emas yang menguat pada 18 Februari dan mendekati rekor tertinggi menunjukkan adanya peningkatan permintaan terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian global. Faktor-faktor seperti kebijakan tarif AS, ketegangan perdagangan, dan dinamika geopolitik yang melibatkan Rusia dan Ukraina terus memengaruhi pasar emas. Meskipun ada pernyataan dari pejabat Federal Reserve yang membatasi potensi kenaikan lebih lanjut, investor tetap berharap bahwa kebijakan moneter yang longgar dan perkembangan geopolitik yang lebih aman akan terus mendukung kenaikan harga emas. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian ini, emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang ingin melindungi nilai aset mereka.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Monday, 17 February 2025

Bestprofit | Emas Meroket di Hari Libur AS

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-5.jpeg

Bestprofit (18/2) – Pada hari Senin, 17 Februari 2025, harga emas mengalami kenaikan signifikan selama sesi perdagangan di Amerika Utara. Emas dibuka dengan naik sebesar 0,56%, dan diperdagangkan pada angka $2.898 setelah sempat mencatatkan titik terendah harian di $2.878. Kenaikan harga emas ini terjadi di tengah kondisi pasar yang relatif sepi, karena bursa saham di Amerika Serikat (AS) tutup untuk memperingati Hari Presiden. Meskipun volume perdagangan menurun, harga emas menunjukkan pergerakan yang positif, menunjukkan potensi pengaruh faktor-faktor ekonomi yang lebih luas.

Kondisi Pasar yang Sepi dan Kenaikan Harga Emas

Perdagangan yang sepi akibat libur nasional di AS memberikan dampak pada fluktuasi harga emas yang sedikit lebih stabil. Namun, meskipun pasar AS tutup, harga emas berhasil mencatatkan kenaikan yang mengesankan. Pergerakan emas yang cukup positif ini juga mencerminkan adanya faktor-faktor yang mendasari, termasuk ketidakpastian ekonomi global dan perkembangan kebijakan moneter yang terus mempengaruhi pasar.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Kerugian Emas pada Jumat Sebelumnya

Meskipun harga emas mencatatkan kenaikan pada hari Senin, perdagangan sebelumnya, yaitu pada hari Jumat, menunjukkan kerugian yang cukup signifikan. Pada hari Jumat, emas mengalami penurunan tajam yang tercatat sebagai kerugian paling signifikan sejak 18 Desember 2024. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk pergerakan pasar yang tidak terduga serta data ekonomi yang agak beragam. Namun, meskipun ada penurunan, prospek emas dalam jangka panjang tetap terlihat cukup menjanjikan.

Ketidakpastian Geopolitik dan Kebijakan Perdagangan AS

Salah satu faktor yang mendukung proyeksi harga emas yang menguntungkan adalah ketidakpastian geopolitik global dan kebijakan perdagangan AS yang sedang berlangsung. Ketegangan di beberapa wilayah dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah AS untuk mempersempit defisit perdagangan memberikan dampak terhadap persepsi investor terhadap instrumen safe haven seperti emas. Ketidakpastian geopolitik seringkali memicu minat investor untuk mencari aset yang lebih stabil, dan emas merupakan pilihan utama dalam kondisi seperti ini.

Data Ekonomi AS: IHK dan PPI Meningkat, Penjualan Ritel Mengecewakan

Minggu lalu, data ekonomi dari AS menunjukkan hasil yang beragam, yang pada gilirannya mempengaruhi pandangan pasar terhadap kebijakan moneter Federal Reserve (Fed). Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Indeks Harga Produsen (PPI) mengalami sedikit kenaikan, yang dapat memberikan sinyal tentang adanya tekanan inflasi yang berlanjut. Kenaikan harga ini mendorong spekulasi di kalangan investor mengenai kemungkinan pengetatan kebijakan moneter yang lebih lanjut oleh Fed.

Namun, di sisi lain, data penjualan ritel AS minggu lalu mengecewakan banyak investor. Penjualan ritel yang lebih rendah dari ekspektasi ini menambah keraguan di pasar, dan investor mulai memperkirakan bahwa Federal Reserve mungkin akan mengambil langkah lebih lanjut untuk meredakan tekanan ekonomi, salah satunya dengan kebijakan pelonggaran yang lebih besar. Hal ini menunjukkan adanya ketidakpastian mengenai arah kebijakan ekonomi di AS.

Kebijakan Moneter Federal Reserve: Ketidakpastian dan Kewaspadaan

Dalam menghadapi data ekonomi yang beragam, pejabat Federal Reserve menunjukkan sikap yang lebih hati-hati. Presiden Fed Philadelphia, Patrick Harker, menyatakan bahwa kebijakan moneter saat ini harus berada dalam kondisi yang “stabil” dan bahwa kebijakan yang ada saat ini sudah berada pada titik yang baik. Hal ini mencerminkan pendapat bahwa meskipun inflasi tetap berada di atas target 2%, tidak perlu ada perubahan besar dalam kebijakan moneter dalam waktu dekat.

Namun, meskipun Harker menyatakan bahwa kebijakan moneter saat ini sudah baik, ia juga menekankan pentingnya fokus pada penurunan inflasi dan menjaga pasar tenaga kerja yang solid. Pasar tenaga kerja yang kuat dianggap sebagai indikator penting bagi kestabilan ekonomi AS, yang juga dapat memengaruhi kebijakan Federal Reserve dalam hal penetapan suku bunga.

Proyeksi Inflasi oleh Gubernur Fed Michelle Bowman

Gubernur Federal Reserve, Michelle Bowman, baru-baru ini memberikan pandangan tentang proyeksi inflasi di masa depan. Ia mengatakan bahwa ia memperkirakan inflasi akan mengalami penurunan dalam waktu dekat. Meskipun demikian, ia juga mengakui bahwa risiko terhadap inflasi yang lebih tinggi tetap ada, terutama jika faktor-faktor eksternal seperti ketegangan geopolitik atau ketidakseimbangan perdagangan global terus berkembang. Pandangan ini menambah ketidakpastian di pasar, yang pada gilirannya berpotensi mempengaruhi arah kebijakan moneter Federal Reserve ke depan.

Agenda Ekonomi AS Pekan Ini

Minggu ini, pasar akan disuguhi dengan sejumlah data ekonomi penting dari AS yang dapat memengaruhi pergerakan harga emas. Beberapa agenda utama yang perlu dicermati adalah:

  1. Pembicara dari Federal Reserve: Beberapa pejabat Fed akan memberikan pidato, yang bisa memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan moneter yang akan datang.

  2. Data Perumahan: Data tentang pasar perumahan akan diumumkan, yang bisa memberikan gambaran mengenai sektor properti yang penting bagi perekonomian AS.

  3. Risalah Rapat FOMC: Risalah Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) terbaru akan dirilis, yang dapat memberikan wawasan lebih dalam mengenai pembahasan internal Fed tentang arah kebijakan moneter.

  4. Klaim Pengangguran Awal: Data klaim pengangguran yang diumumkan setiap pekan akan memberikan gambaran terbaru mengenai keadaan pasar tenaga kerja di AS.

  5. S&P Global Flash PMI: Indeks Manajer Pembelian (PMI) dari S&P Global untuk bulan Februari akan menjadi salah satu indikator penting untuk menilai kesehatan sektor manufaktur dan jasa di AS.

Kesimpulan

Pergerakan harga emas pada 17 Februari menunjukkan volatilitas yang terus mengemuka, meskipun pasar mengalami kondisi yang lebih sepi karena libur Hari Presiden di AS. Kenaikan harga emas di tengah ketidakpastian ekonomi global dan domestik menunjukkan bahwa logam mulia ini tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari perlindungan dari risiko-risiko eksternal. Prospek emas tetap cerah, didorong oleh ketegangan geopolitik dan ketidakpastian dalam kebijakan perdagangan serta kebijakan moneter AS. Selanjutnya, data ekonomi yang akan dirilis minggu ini dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan Federal Reserve dan dampaknya terhadap pasar emas.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Sunday, 16 February 2025

Bestprofit | Emas Turun karena Aksi Ambil Untung dan Ritel Lemah

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-12.jpeg

Bestprofit (17/2) – Pada hari Jumat, 14 Februari 2025, harga emas sempat mengalami penurunan yang cukup signifikan, menembus level di bawah $2.900 per troy ounce. Meskipun demikian, para analis memperkirakan harga emas akan mengakhiri minggu ini dengan kenaikan solid lebih dari 0,80%. Keadaan ini disebabkan oleh para pedagang yang memutuskan untuk membukukan keuntungan mereka menjelang akhir pekan.

Dampak Data Ekonomi AS terhadap Dolar dan Emas

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pergerakan harga emas pada hari Jumat adalah data ekonomi dari Amerika Serikat yang beragam. Meskipun ada sejumlah data yang menunjukkan tanda-tanda kelemahan ekonomi, dolar AS mengalami penurunan tajam dan mencapai titik terendah tahunan. Selain itu, imbal hasil obligasi Treasury AS (T-note) juga merosot drastis, yang pada gilirannya mendukung harga emas.

Penurunan nilai dolar AS dan imbal hasil obligasi menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi logam mulia seperti emas. Dalam kondisi seperti ini, para investor cenderung beralih ke emas sebagai aset safe-haven, yang dapat mendorong harga emas lebih tinggi.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Penurunan Penjualan Ritel AS Memicu Pelemahan Dolar AS

Salah satu data ekonomi yang mempengaruhi pasar adalah penurunan tajam dalam penjualan ritel AS pada bulan Januari. Penurunan ini menambah tekanan pada dolar AS, yang terus melemah secara keseluruhan. Data ini mengindikasikan adanya pelambatan dalam konsumsi domestik, yang menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi.

Dengan penurunan tajam pada sektor ritel, investor mulai memperkirakan bahwa Federal Reserve (Fed) mungkin akan melonggarkan kebijakan moneternya, yang dapat mencakup penurunan suku bunga. Hal ini menyebabkan dolar AS semakin terdepresiasi, sementara emas yang dihargai dalam dolar semakin menarik bagi investor internasional.

Proyeksi Penurunan Suku Bunga Federal Reserve

Setelah data ekonomi yang kurang menggembirakan, spekulasi tentang kemungkinan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve semakin menguat. Sebagian besar investor memproyeksikan lebih dari satu penurunan suku bunga pada tahun ini. Jika Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga, hal ini akan berdampak pada penurunan imbal hasil obligasi, yang pada gilirannya akan membuat emas lebih menarik.

Pada hari Jumat, imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun turun enam basis poin menjadi 4,472%. Penurunan imbal hasil ini mencerminkan harapan pasar bahwa kebijakan moneter yang lebih longgar dari Fed dapat memberikan dukungan terhadap perekonomian yang lebih lemah.

Produksi Industri AS Membaik, Namun Tidak Cukup Untuk Menahan Tren Melemah Dolar

Sementara itu, ada berita positif mengenai sektor produksi industri AS. Pada bulan Januari, data menunjukkan adanya perbaikan pada sektor ini setelah sebelumnya mencatatkan angka yang mengecewakan. Meskipun ini memberikan sedikit dorongan positif bagi dolar AS, namun dampaknya tidak cukup kuat untuk menghentikan penurunan tajam mata uang tersebut.

Sebagai reaksi terhadap data yang beragam ini, investor mulai melihat emas sebagai aset yang lebih menarik untuk melindungi nilai kekayaan mereka. Hal ini mengarah pada peningkatan permintaan yang mendukung harga emas.

Tren Harga Emas yang Terus Meningkat

Meskipun harga emas sempat terjun ke level terendah dua hari di $2.878 pada hari Jumat, tren harga emas secara keseluruhan tetap naik. Indeks Kekuatan Relatif (RSI) emas juga menunjukkan adanya penurunan setelah sempat berada di wilayah jenuh beli selama sebagian besar bulan Februari. RSI yang keluar dari wilayah jenuh beli mengindikasikan bahwa ada kemungkinan koreksi jangka pendek, namun ini tidak mengubah prospek jangka panjang untuk harga emas.

Penurunan harga emas ini mungkin akan terhenti jika pembeli dapat menjaga harga tetap berada di atas level terendah harian pada 12 Februari di $2.864. Dalam hal ini, harga emas kemungkinan besar akan kembali menunjukkan kenaikan.

Level Support dan Resistance untuk Harga Emas

Pada saat harga emas tertekan, level support pertama yang perlu diperhatikan adalah level psikologis di sekitar $2.850. Jika level ini berhasil ditembus, maka level support berikutnya yang akan diuji adalah level tertinggi siklus yang terjadi pada 31 Oktober di sekitar $2.790. Di bawahnya, terdapat level swing low pada 27 Januari yang berada di $2.730.

Sebaliknya, jika harga emas berhasil menembus level $2.900, maka harga emas berpotensi untuk melanjutkan kenaikan. Resistance berikutnya yang perlu diperhatikan adalah level tertinggi sepanjang masa yang tercatat pada $2.942. Penembusan harga emas di atas level ini bisa membuka jalan menuju $2.950, dan kemungkinan besar akan mencapainya dalam waktu dekat.

Selain itu, para analis juga memproyeksikan bahwa harga emas bisa melanjutkan momentum kenaikannya menuju level $3.000 jika pasar terus didorong oleh ketidakpastian ekonomi dan kebijakan moneter yang lebih longgar dari Federal Reserve.

Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Emas ke Depan

Berdasarkan kondisi pasar saat ini, ada beberapa faktor kunci yang dapat mempengaruhi pergerakan harga emas dalam beberapa minggu mendatang. Faktor utama yang perlu diperhatikan adalah kebijakan suku bunga Federal Reserve, kondisi ekonomi global, serta perkembangan politik dan keuangan yang dapat meningkatkan ketidakpastian.

Kebijakan moneter yang lebih longgar dan kemungkinan penurunan suku bunga dapat memberikan dukungan lebih lanjut bagi harga emas. Selain itu, ketidakpastian geopolitik atau geostrategis, seperti ketegangan antara negara besar atau krisis ekonomi global, juga bisa mempercepat permintaan terhadap aset safe-haven seperti emas.

Kesimpulan

Harga emas saat ini menghadapi pergerakan yang beragam, dengan penurunan yang tajam pada 14 Februari yang kemudian diikuti oleh proyeksi kenaikan lebih dari 0,80% pada akhir minggu ini. Data ekonomi yang beragam, terutama penurunan penjualan ritel AS dan spekulasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve, telah memberikan angin segar bagi pasar emas. Meskipun mengalami kemunduran jangka pendek, tren naik harga emas tetap utuh. Dengan level support dan resistance yang jelas, harga emas kemungkinan akan terus berfluktuasi seiring dengan perkembangan ekonomi global dan kebijakan moneter yang diambil oleh pihak berwenang.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Thursday, 13 February 2025

Bestprofit | Emas Naik Akibat Kekhawatiran Tarif Trump

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2024/04/Gold-Emas-1.jpg

Bestprofit (14/2) – Pada hari Kamis (13/2), harga emas mengalami kenaikan signifikan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif timbal balik pada negara-negara yang mengenakan pajak terhadap impor AS. Langkah ini memicu kekhawatiran di pasar mengenai dampak kebijakan perdagangan global yang bisa mengganggu stabilitas ekonomi dunia. Kenaikan harga emas ini tidak hanya mencerminkan ketidakpastian ekonomi, tetapi juga menunjukkan permintaan akan aset aman di tengah kondisi pasar yang fluktuatif.

Kenaikan Harga Emas Spot dan Emas Berjangka

Harga emas spot pada Kamis, 13 Februari, tercatat naik sebesar 0,4% menjadi $2.915,76 per ons. Harga ini semakin mendekati rekor tertingginya yang tercatat pada hari Selasa sebelumnya, yaitu $2.942,70 per ons. Selain itu, harga emas berjangka AS juga mengalami kenaikan sebesar 0,6%, mencapai $2.945,40 per ons pada penutupan pasar. Kenaikan harga emas ini terjadi seiring dengan ketegangan global yang dipicu oleh kebijakan perdagangan yang kontroversial.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Trump Umumkan Tarif Timbal Balik pada Negara Pengenal Pajak Impor AS

Keputusan Donald Trump untuk mengenakan tarif timbal balik pada negara-negara yang memberlakukan pajak terhadap barang-barang impor dari AS semakin memperburuk ketegangan dalam hubungan perdagangan internasional. Dalam sebuah pernyataan, Trump menyebutkan bahwa AS akan memberlakukan tarif terhadap negara-negara yang memungut pajak impor atas produk-produk asal AS. Langkah ini memicu kekhawatiran pasar karena dapat memperburuk perang dagang yang sudah berlangsung lama antara AS dan beberapa negara besar lainnya, seperti China dan Uni Eropa.

Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh keputusan Trump ini berdampak langsung pada harga emas. Sebagai aset yang dianggap aman, emas sering kali menjadi pilihan utama investor ketika ada ketidakpastian atau ketegangan geopolitik. Oleh karena itu, ketegangan yang muncul akibat kebijakan perdagangan ini mendorong minat terhadap emas, yang tercermin dalam lonjakan harga emas pada hari Kamis.

Kenaikan Harga Produsen AS dan Dampaknya terhadap Inflasi

Selain kebijakan perdagangan, data harga produsen AS yang dirilis pada bulan Januari juga memberikan dampak signifikan terhadap harga emas. Pada bulan Januari, harga produsen AS mengalami peningkatan yang cukup pesat, memberikan indikasi bahwa inflasi di negara tersebut semakin meningkat.

Kenaikan inflasi ini turut memperkuat ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve (Bank Sentral AS) kemungkinan akan menunda pemotongan suku bunga hingga paruh kedua tahun 2025. Kenaikan inflasi dapat meningkatkan kekhawatiran akan penurunan daya beli masyarakat, yang membuat emas semakin menarik sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Dengan ekspektasi bahwa suku bunga akan tetap stabil atau bahkan naik, emas menjadi lebih menarik bagi para investor yang mencari perlindungan dari ketidakpastian ekonomi.

Pernyataan Ketua Federal Reserve dan Dampaknya pada Kebijakan Moneter

Pada minggu yang sama, Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberikan kesaksian di hadapan Kongres mengenai kebijakan moneter yang akan diambil oleh bank sentral AS. Powell menegaskan kembali bahwa Federal Reserve tidak akan terburu-buru untuk memangkas suku bunga, meskipun ada tekanan inflasi yang meningkat. Hal ini menandakan bahwa kebijakan moneter yang lebih ketat mungkin masih berlaku dalam waktu dekat.

Pernyataan Powell ini berpengaruh pada sentimen pasar, karena banyak investor yang sebelumnya mengharapkan penurunan suku bunga segera. Dengan tidak adanya pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat, permintaan terhadap emas tetap tinggi, karena investor lebih cenderung membeli aset yang tidak memberikan imbal hasil (seperti emas) untuk melindungi nilai kekayaan mereka.

Posisi Dolar AS dan Pengaruhnya terhadap Harga Emas

Selain faktor kebijakan perdagangan dan inflasi, posisi dolar AS juga turut mempengaruhi pergerakan harga emas. Pada hari Kamis, indeks dolar AS (.DXY) mengalami penurunan sebesar 0,5%, yang membuat emas yang dihargakan dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi pembeli asing. Penurunan dolar ini memberikan dorongan tambahan bagi harga emas untuk naik, karena lebih banyak pembeli luar negeri yang tertarik untuk membeli emas dengan harga yang lebih murah.

Emas sebagai Lindung Nilai di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

Emas dikenal sebagai aset safe haven yang digunakan oleh investor untuk melindungi kekayaan mereka dari inflasi, ketidakpastian politik, dan gejolak ekonomi. Di tengah situasi ketidakpastian yang ditimbulkan oleh kebijakan perdagangan Donald Trump dan ancaman perang dagang, permintaan terhadap emas meningkat tajam. Emas dianggap sebagai tempat berlindung yang aman ketika pasar saham atau instrumen keuangan lainnya menghadapi tekanan.

Selain itu, tingginya inflasi yang tercatat di AS membuat emas semakin menarik sebagai lindung nilai. Banyak investor yang memilih untuk membeli emas untuk melindungi nilai aset mereka dari potensi penurunan daya beli akibat inflasi yang meningkat. Dalam konteks ini, kebijakan Trump yang dapat memicu ketegangan perdagangan global semakin memperburuk ketidakpastian ekonomi, sehingga semakin banyak investor yang beralih ke emas.

Dampak terhadap Pasar Perhiasan dan Pedagang Emas di Asia

Kenaikan harga emas ini juga berimbas pada sektor perhiasan, khususnya di pasar India dan China. Di India, yang merupakan salah satu konsumen terbesar emas di dunia, kenaikan harga emas membuat permintaan perhiasan untuk musim pernikahan sedikit terhambat. Meskipun harga emas naik tajam, tradisi membeli perhiasan emas di India tetap menjadi bagian penting dari perayaan pernikahan, namun banyak pembeli yang lebih berhati-hati karena harga yang semakin tinggi.

Di sisi lain, pedagang emas di China memberikan diskon untuk menarik pembeli. Meskipun harga emas internasional naik, pedagang emas di China mencoba menarik konsumen dengan penawaran harga yang lebih murah untuk mempertahankan volume penjualan. Diskon ini menjadi strategi yang digunakan untuk menanggapi ketegangan pasar dan kebutuhan untuk mempertahankan permintaan domestik terhadap emas.

Harga Logam Mulia Lainnya: Perak, Platinum, dan Paladium

Selain emas, harga logam mulia lainnya juga menunjukkan pergerakan yang signifikan. Harga perak spot tercatat turun 0,2% menjadi $32,15 per ons, sementara harga platinum turun sedikit 0,1% menjadi $991,25 per ons. Sebaliknya, harga paladium mengalami lonjakan sebesar 1,6%, mencapai $989,50 per ons. Pergerakan harga logam mulia lainnya mencerminkan volatilitas pasar yang dipengaruhi oleh faktor-faktor global seperti kebijakan perdagangan AS, inflasi, dan permintaan terhadap aset safe haven.

Kesimpulan

Harga emas yang naik pada Kamis (13/2) menunjukkan bagaimana faktor-faktor eksternal seperti kebijakan perdagangan Donald Trump dan data inflasi di AS dapat mempengaruhi pasar logam mulia. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh kebijakan tarif AS mendorong investor untuk beralih ke emas sebagai aset aman. Selain itu, faktor suku bunga, inflasi, dan posisi dolar AS juga berperan dalam pergerakan harga emas. Ke depan, harga emas kemungkinan akan terus dipengaruhi oleh dinamika ekonomi global, terutama terkait dengan kebijakan perdagangan dan ketegangan geopolitik yang terus berkembang.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Wednesday, 12 February 2025

Bestprofit| Emas Stabil Karena Powell Pertahankan Kebijakan Restriktif

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-10.jpg

Bestprofit (13/2) – Pada Rabu, 12 Februari 2025, harga emas mengalami sedikit pemulihan setelah beberapa hari mengalami penurunan. Penurunan harga emas sebelumnya dipengaruhi oleh kekhawatiran terhadap kebijakan moneter yang ketat dan kenaikan suku bunga yang dapat membebani daya tarik logam mulia. Namun, pernyataan dari Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell dan data inflasi terbaru dari Amerika Serikat (AS) memberikan dampak yang signifikan terhadap pergerakan harga emas.

Menurut laporan tersebut, Ketua Powell menekankan bahwa kebijakan moneter perlu tetap ketat untuk mengatasi tekanan inflasi yang meningkat, serta ancaman tarif yang meningkat dari Presiden AS, Donald Trump. Sementara itu, harga emas XAU/USD diperdagangkan di kisaran $2.897, yang menunjukkan sedikit perubahan dari harga sebelumnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai dampak dari pernyataan Ketua Fed, data inflasi AS, dan bagaimana hal ini mempengaruhi pasar emas serta sentimen global.

Kenaikan Inflasi di AS Meningkatkan Ketidakpastian Ekonomi

Salah satu faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga emas adalah tingkat inflasi di AS. Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) baru-baru ini mengungkapkan bahwa inflasi di negara tersebut melonjak lebih dari 3%, sebuah angka yang lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya. Kenaikan inflasi ini menunjukkan bahwa tekanan harga di AS terus meningkat, yang dapat mengarah pada kebijakan moneter yang lebih ketat dari Federal Reserve.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Kenaikan inflasi ini memberikan sinyal bahwa pekerjaan Fed dalam mengatasi inflasi belum selesai. Hal ini kemudian memicu ekspektasi pasar bahwa pelonggaran kebijakan moneter yang sempat diharapkan dapat tertunda. Pada minggu lalu, kontrak berjangka suku bunga dana federal menunjukkan bahwa pedagang mengharapkan pelonggaran sebesar 40 basis poin (bps) pada akhir tahun 2025. Namun, setelah data Inflasi Konsumen (CPI) dirilis, ekspektasi tersebut disesuaikan menjadi hanya 30 bps pemotongan suku bunga pada akhir tahun ini. Penyesuaian ekspektasi ini mencerminkan bahwa pasar mungkin memperkirakan bahwa siklus pelonggaran suku bunga akan lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.

Dampak Kenaikan Inflasi terhadap Dolar AS dan Obligasi Treasury

Kenaikan inflasi yang cukup signifikan ini juga memengaruhi pergerakan Dolar AS (USD) dan obligasi Treasury AS. Meskipun angka inflasi yang lebih tinggi dapat merangsang kenaikan suku bunga, yang biasanya mendukung mata uang AS, Dolar AS (USD) kehilangan sebagian tenaganya setelah rilis data CPI. Indeks Dolar AS (DXY) yang mengukur kekuatan USD terhadap sekeranjang mata uang utama, berada di 107,98, hampir tidak berubah setelah reaksi terhadap angka inflasi.

Selain itu, imbal hasil obligasi Treasury AS juga dipengaruhi oleh kenaikan inflasi ini. Ketika inflasi meningkat, investor cenderung mencari perlindungan terhadap risiko inflasi, dan ini dapat memengaruhi pergerakan harga obligasi. Meskipun ada reaksi dari pasar obligasi terhadap kenaikan inflasi, pergerakan harga obligasi tetap terjaga, dengan sebagian besar investor masih memantau kebijakan moneter yang akan diambil oleh Fed.

Tanggapan Ketua Federal Reserve Jerome Powell

Pada hari yang sama, Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyelesaikan kesaksiannya di depan Komite Jasa Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS. Dalam kesaksiannya, Powell menegaskan bahwa pekerjaan untuk mengatasi inflasi masih jauh dari selesai. Ia menambahkan bahwa meskipun kebijakan moneter yang ketat telah memberi dampak, tetapi inflasi masih tetap terlalu tinggi. Oleh karena itu, Powell mengindikasikan bahwa Fed akan mempertahankan kebijakan moneter yang ketat untuk sementara waktu.

Selain itu, Powell juga mengungkapkan bahwa The Fed tidak akan terburu-buru dalam mengambil langkah-langkah pelonggaran suku bunga jika inflasi tetap berada di atas target 2%. Hal ini menunjukkan bahwa pasar mungkin harus menunggu lebih lama sebelum ada kebijakan yang lebih longgar, yang dapat memengaruhi daya tarik emas sebagai aset investasi.

Pandangan dari Pejabat Federal Reserve Lainnya

Pernyataan Powell juga didukung oleh pandangan pejabat Fed lainnya. Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic, mengatakan bahwa jika ekonomi berkembang sesuai harapan, inflasi di AS dapat mencapai target 2% pada tahun 2026. Hal ini memberikan gambaran bahwa meskipun ada tekanan inflasi, proses pemulihan ekonomi memerlukan waktu yang lebih panjang untuk mencapai kestabilan harga yang diinginkan.

Sementara itu, Presiden Fed Chicago, Austan Goolsbee, menambahkan bahwa pembacaan inflasi yang tinggi pada bulan Januari dapat menegaskan bahwa “pekerjaan jelas belum selesai.” Goolsbee menyoroti bahwa meskipun ada tanda-tanda pelonggaran inflasi, pertempuran untuk menurunkan inflasi ke tingkat yang lebih rendah masih harus terus berlanjut. Oleh karena itu, pandangan dovish atau pelonggaran kebijakan moneter masih belum bisa diharapkan dalam waktu dekat.

Emas: Aset yang Tidak Memberikan Imbal Hasil

Emas, yang dikenal sebagai aset safe haven, sering kali menjadi pilihan bagi investor yang mencari perlindungan terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Namun, meskipun emas memiliki daya tarik sebagai aset lindung nilai, logam mulia ini tidak memberikan imbal hasil seperti halnya obligasi atau saham. Hal ini menjadikan emas lebih sensitif terhadap pergerakan suku bunga.

Ketika suku bunga lebih tinggi, imbal hasil obligasi dan instrumen investasi lainnya menjadi lebih menarik dibandingkan emas. Oleh karena itu, jika kebijakan moneter tetap ketat, seperti yang diungkapkan oleh Ketua Powell, harga emas berisiko untuk tetap tertekan dalam jangka pendek. Sebaliknya, jika inflasi tetap tinggi dan pasar mengharapkan kebijakan moneter yang lebih dovish, emas berpotensi kembali menarik minat investor.

Prospek Harga Emas ke Depan

Melihat ke depan, prospek harga emas akan sangat dipengaruhi oleh dinamika kebijakan moneter yang diambil oleh The Fed, serta perkembangan inflasi di AS. Jika inflasi terus meningkat dan Fed tetap mempertahankan kebijakan ketatnya, harga emas mungkin akan terjebak dalam tren sideways atau turun dalam jangka pendek. Namun, jika tekanan inflasi tidak terkendali dan pasar mulai memperkirakan adanya pelonggaran suku bunga, harga emas berpotensi mengalami lonjakan kembali.

Selain itu, ketidakpastian global terkait dengan potensi tarif yang dikenakan oleh Presiden Trump dapat menambah ketegangan di pasar, yang dapat mendorong investor untuk kembali mencari aset safe haven seperti emas. Dalam jangka panjang, ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global dapat mendukung permintaan emas sebagai pelindung nilai terhadap risiko.

Kesimpulan

Harga emas pada 12 Februari menunjukkan sedikit pemulihan setelah penurunan yang cukup signifikan dalam beberapa hari sebelumnya. Ketidakpastian ekonomi yang ditandai dengan inflasi yang lebih tinggi di AS dan kebijakan moneter yang ketat dari Federal Reserve memberikan dampak yang besar terhadap pergerakan harga emas. Meskipun demikian, prospek harga emas masih tergantung pada arah kebijakan Fed dan perkembangan inflasi global. Para investor harus terus memantau data ekonomi dan pernyataan dari pejabat Fed untuk menentukan langkah selanjutnya dalam menghadapi dinamika pasar emas.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Tuesday, 11 February 2025

Bestprofit | Emas Turun Di Tengah Kekhawatiran Perang Dagang

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-5.jpeg

Bestprofit (12/2) – Pada hari Selasa, 11 Februari, harga emas mengalami penurunan signifikan, turun di bawah $2.900 per ons setelah mencapai rekor tertinggi di $2.940. Penurunan ini disebabkan oleh aksi ambil untung dari para investor, meskipun sentimen pasar secara umum tetap bullish. Ketegangan perdagangan global, khususnya terkait dengan kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang memberlakukan tarif 25% atas impor baja dan aluminium, terus menambah ketidakpastian pasar.

Meskipun ada sedikit konsolidasi harga, para investor tetap optimistis mengenai prospek jangka panjang emas, terutama dengan adanya ketegangan geopolitik dan risiko yang terus berkembang. Artikel ini akan mengulas faktor-faktor yang menyebabkan penurunan harga emas tersebut, serta perkembangan terbaru yang mempengaruhi pasar dan peran emas sebagai aset investasi.

Pergerakan Harga Emas dan Sentimen Pasar

Harga emas telah mengalami volatilitas yang cukup besar dalam beberapa minggu terakhir. Setelah mencapai level tertinggi $2.940 per ons, harga emas turun pada 11 Februari menjadi di bawah $2.900. Penurunan ini terjadi setelah para pedagang jangka pendek memutuskan untuk menguangkan keuntungan, yang mengindikasikan adanya aksi ambil untung setelah lonjakan harga yang signifikan.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Meskipun harga emas mengalami koreksi, sentimen pasar tetap optimistis atau “bullish”, dengan banyak analis dan investor yang percaya bahwa harga emas akan terus menunjukkan tren naik dalam jangka panjang. Ketegangan perdagangan yang semakin meningkat, terutama antara AS dan negara-negara besar lainnya, dianggap sebagai faktor yang mendukung sentimen positif terhadap emas. Konflik perdagangan ini dianggap sebagai ancaman terhadap stabilitas ekonomi global, yang membuat emas tetap menjadi pilihan investasi yang aman.

Pengaruh Kebijakan Tarif Presiden Trump

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi volatilitas harga emas adalah kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump. Pada 11 Februari, ketegangan semakin meningkat setelah Trump memutuskan untuk memberlakukan tarif 25% atas impor baja dan aluminium. Keputusan ini memicu kekhawatiran akan terjadinya perang dagang yang lebih luas, yang pada gilirannya akan meningkatkan ketidakpastian ekonomi global.

Pasar keuangan sangat dipengaruhi oleh ketidakpastian, dan ketegangan perdagangan semacam ini sering kali membuat investor beralih ke aset yang lebih aman seperti emas. Meskipun saat ini harga emas turun, potensi ancaman terhadap hubungan perdagangan internasional dapat memicu lonjakan permintaan emas sebagai lindung nilai terhadap risiko geopolitik.

Data Inflasi AS dan Dampaknya Terhadap Kebijakan Fed

Investor kini menunggu dengan cemas rilis data inflasi AS yang akan diumumkan pada hari Rabu, yang diperkirakan akan mempengaruhi ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter Federal Reserve (Fed). Jika data inflasi menunjukkan tekanan yang lebih tinggi, hal ini bisa memperburuk ekspektasi bahwa Fed mungkin akan mengambil tindakan untuk menanggapi inflasi yang melonjak, yang bisa mempengaruhi kebijakan suku bunga mereka.

Sementara emas dianggap sebagai aset lindung nilai yang efektif terhadap inflasi, sikap hati-hati Fed terhadap pemotongan suku bunga dapat membatasi potensi keuntungan jangka pendek. Jika Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga dalam tingkat yang lebih tinggi untuk mengendalikan inflasi, hal ini dapat mempengaruhi daya tarik emas yang tidak memberikan hasil imbal balik seperti aset lainnya, seperti obligasi atau saham.

Namun, meskipun kebijakan Fed mungkin membatasi kenaikan harga emas dalam waktu dekat, ketegangan perdagangan dan ketidakpastian ekonomi yang ditimbulkan oleh kebijakan tarif masih memberikan dukungan kuat bagi harga emas. Risiko geopolitik yang berkelanjutan dan potensi tarif baru tetap dapat memperburuk ketidakpastian pasar, yang pada gilirannya bisa memperkuat permintaan untuk emas.

Kebijakan Suku Bunga Dovish dari Bank Sentral Lainnya

Di luar AS, kebijakan suku bunga yang dovish dari bank sentral utama dunia juga berkontribusi terhadap potensi dukungan bagi harga emas. Bank of England (BoE) dan Reserve Bank of India (RBI) baru-baru ini mengumumkan pemotongan suku bunga dovish, yang mencerminkan tindakan serupa dari European Central Bank (ECB), Riksbank, dan Bank of Canada (BoC).

Langkah-langkah dovish ini, yang bertujuan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, berpotensi meningkatkan inflasi global. Sebagai aset yang dilihat sebagai lindung nilai terhadap inflasi, emas akan mendapatkan manfaat dari kebijakan semacam ini, karena investor mencari perlindungan dari penurunan nilai mata uang atau ketidakstabilan ekonomi yang dapat timbul akibat kebijakan moneter yang lebih longgar.

Selain itu, kebijakan dovish dari bank sentral ini juga dapat mengurangi daya tarik mata uang yang lebih kuat, yang membuat emas, sebagai aset fisik, semakin menarik bagi investor yang khawatir tentang penurunan nilai mata uang fiat.

Permintaan Emas dari Bank Sentral

Salah satu faktor yang terus memberikan dukungan bagi harga emas adalah permintaan yang berkelanjutan dari bank sentral di seluruh dunia. Pada bulan Januari, People’s Bank of China (PBoC) melaporkan bahwa mereka telah memperluas cadangan emas mereka untuk bulan ketiga berturut-turut. Langkah ini mencerminkan peningkatan minat bank sentral global terhadap emas sebagai aset cadangan yang lebih aman.

Permintaan dari bank sentral sangat penting karena mereka sering membeli emas dalam jumlah besar untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang asing dan meningkatkan cadangan devisa mereka. Bahkan di tengah ketegangan perdagangan dan ketidakpastian ekonomi, bank-bank sentral di banyak negara terus mengumpulkan emas untuk mendiversifikasi cadangan mereka dan melindungi nilai mata uang mereka dari potensi risiko inflasi.

Kesimpulan

Meskipun harga emas turun di bawah $2.900 per ons pada 11 Februari, sentimen pasar tetap optimistis, didorong oleh ketegangan perdagangan global dan ketidakpastian ekonomi yang meningkat. Faktor-faktor seperti kebijakan tarif Presiden Trump, kebijakan dovish dari bank sentral besar lainnya, dan permintaan yang berkelanjutan dari bank sentral global tetap memberikan dukungan bagi harga emas. Meskipun ada risiko koreksi harga jangka pendek, prospek jangka panjang emas sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian geopolitik tetap kuat.

Investor yang tetap mengamati perkembangan pasar dengan cermat mungkin akan menemukan peluang untuk berinvestasi dalam emas di tengah volatilitas ini, karena emas terus menjadi pilihan utama untuk melindungi nilai kekayaan dalam kondisi ekonomi yang tidak pasti.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Monday, 10 February 2025

Bestprofit | Emas Tembus $2.900 Akibat Ancaman Tarif

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-3.jpeg

Bestprofit (11/2) – Ancaman Presiden Trump untuk mengenakan tarif baru atau meningkatkan tarif terhadap mitra dagang utama AS mempengaruhi banyak pasar internasional. Salah satu dampak paling mencolok adalah lonjakan harga emas berjangka yang menembus level $2.900 per troy ons, sebuah rekor baru. Ketidakpastian yang dihadirkan oleh ancaman ini menyebabkan para pedagang beralih ke emas berjangka sebagai aset yang lebih aman. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang dampak dari kebijakan tarif Trump, pengaruhnya terhadap pasar emas, dan bagaimana hal ini mempengaruhi perekonomian global.

Ancaman Tarif Trump dan Dampaknya terhadap Pasar Global

Presiden Donald Trump terkenal dengan kebijakan perdagangan yang agresif dan sering kali mengancam akan menaikkan tarif pada barang-barang impor dari negara-negara mitra dagang utama. Salah satu ancaman terbaru adalah tarif 25% yang akan diterapkan pada baja dan aluminium yang dikirim ke Amerika Serikat. Kebijakan ini kemungkinan akan berdampak besar pada negara-negara seperti Kanada dan Meksiko, yang merupakan pengirim utama baja dan aluminium ke AS.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Kanada, misalnya, menjual sekitar 60% aluminium yang diekspor ke AS. Hal ini membuat Kanada sangat rentan terhadap kebijakan tarif ini. Meksiko juga memiliki ketergantungan tinggi terhadap pasar AS, dan ancaman tarif dapat mengganggu hubungan dagang yang telah berlangsung lama antara negara-negara ini.

Namun, meskipun Trump mengancam akan mengenakan tarif, ada ketidakpastian tentang apakah kebijakan tersebut akan benar-benar diterapkan atau apakah akan ada pengecualian. Beberapa analis berpendapat bahwa langkah-langkah negosiasi atau pengecualian dapat terjadi, yang akan mengurangi dampak dari kebijakan tarif tersebut.

Lonjakan Harga Emas Berjangka: Reaksi Pasar terhadap Ketidakpastian

Di tengah ancaman tarif Trump, pasar emas berjangka menunjukkan reaksi yang signifikan. Harga kontrak bulan depan untuk emas berjangka ditutup naik 1,6%, mencapai $2.914,30 per troy ons. Ini merupakan rekor baru untuk harga emas bulan depan, melampaui batas $2.900 untuk pertama kalinya dalam sejarah. Lonjakan ini mencerminkan meningkatnya permintaan untuk emas sebagai aset yang lebih aman di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik global.

Ketika ketegangan perdagangan meningkat dan ancaman tarif muncul, investor cenderung beralih ke emas sebagai “safe haven” atau tempat berlindung. Emas dianggap sebagai aset yang relatif stabil selama masa ketidakpastian ekonomi atau geopolitik. Lonjakan harga emas ini menunjukkan bahwa para pedagang dan investor sedang mencari perlindungan dari potensi dampak negatif yang ditimbulkan oleh kebijakan tarif Trump.

Mengapa Emas Menjadi Aset yang Menarik di Tengah Ketidakpastian?

Emas telah lama dipandang sebagai aset yang aman selama masa-masa ketidakpastian. Selama krisis ekonomi atau ketegangan geopolitik, harga emas sering kali mengalami lonjakan karena investor mencari instrumen yang lebih stabil dibandingkan dengan saham atau mata uang. Salah satu alasan utama mengapa emas dianggap sebagai aset yang aman adalah karena ia tidak bergantung pada kebijakan moneter atau fiskal dari negara manapun.

Ketika ada ketidakpastian mengenai kebijakan tarif atau perang dagang, nilai mata uang dan saham dapat menjadi sangat volatile, yang membuat investor merasa lebih nyaman untuk beralih ke emas. Emas juga tidak terpengaruh langsung oleh inflasi, yang membuatnya semakin menarik ketika ada ketakutan akan devaluasi mata uang atau kenaikan harga barang.

Lonjakan harga emas berjangka dalam beberapa minggu terakhir adalah contoh bagaimana ketidakpastian perdagangan dapat mempengaruhi pasar emas. Meskipun kebijakan tarif Trump masih berada dalam tahap ancaman, pasar sudah mulai merespons dengan berinvestasi lebih banyak pada emas.

Dampak Tarif terhadap Ekonomi Global: Kanada dan Meksiko Terpengaruh

Salah satu negara yang paling terpengaruh oleh ancaman tarif adalah Kanada, yang merupakan salah satu pemasok utama aluminium ke Amerika Serikat. Kanada mengirimkan sekitar 60% dari total ekspor aluminiumnya ke AS, menjadikannya sangat rentan terhadap kebijakan tarif ini. Meksiko, yang juga bergantung pada perdagangan dengan AS, menghadapi risiko serupa.

Tarif baru yang diberlakukan pada baja dan aluminium dapat memperlambat perdagangan antara negara-negara ini dan AS. Dampak dari kebijakan ini tidak hanya akan mempengaruhi sektor industri, tetapi juga dapat memicu ketegangan diplomatik yang lebih luas antara AS dan mitra dagangnya.

Namun, meskipun ada ketidakpastian besar terkait penerapan tarif, pasar tampaknya belum sepenuhnya yakin bahwa kebijakan ini akan berlangsung lama. Capital Economics, sebuah firma riset, mencatat bahwa meskipun kebijakan tarif ini mengkhawatirkan, ada kemungkinan bahwa pengecualian atau solusi kompromi dapat dicapai melalui negosiasi. Hal ini memberikan sedikit ketenangan bagi pasar yang khawatir akan dampak jangka panjang dari kebijakan Trump.

SPDR Gold dan Kenaikan Harga Emas

SPDR Gold Trust, yang merupakan salah satu dana yang melacak harga emas, juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 1,6%. Ini menunjukkan bahwa investor tidak hanya beralih ke emas fisik, tetapi juga ke produk investasi yang berkaitan dengan emas. SPDR Gold, yang berinvestasi dalam emas fisik, mencerminkan permintaan yang kuat untuk emas sebagai aset safe haven.

Sebagai salah satu cara termudah bagi investor untuk mengakses pasar emas, SPDR Gold menawarkan peluang bagi mereka yang ingin menghindari volatilitas pasar saham atau ketidakpastian ekonomi global. Lonjakan harga emas ini mendorong banyak investor untuk mencari produk investasi yang berbasis pada emas, meningkatkan permintaan lebih lanjut.

Proyeksi Ke Depan: Dampak Jangka Panjang dari Kebijakan Tarif

Ke depan, dampak kebijakan tarif terhadap pasar global akan bergantung pada banyak faktor. Meskipun harga emas berjangka telah naik tajam, ketidakpastian yang terkait dengan kebijakan perdagangan Trump masih jauh dari selesai. Para pelaku pasar akan terus memantau apakah tarif benar-benar akan diterapkan atau jika negosiasi dapat menghasilkan pengecualian atau perubahan kebijakan.

Bagi investor, pergeseran ke emas berjangka dan produk terkait emas mungkin akan berlanjut selama ketidakpastian ini. Namun, jika kebijakan tarif Trump berhasil dinegosiasikan atau diubah, harga emas bisa mengalami koreksi, meskipun ketegangan perdagangan global tetap ada.

Kesimpulan

Ancaman tarif Presiden Trump terhadap mitra dagang utama AS telah menciptakan gelombang ketidakpastian di pasar global, yang berdampak langsung pada harga emas. Lonjakan harga emas berjangka mencapai rekor baru, dengan investor beralih ke emas sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik. Meskipun kebijakan tarif Trump mungkin tidak diterapkan sepenuhnya, ketegangan perdagangan ini menunjukkan betapa pentingnya emas dalam strategi investasi di masa ketidakpastian.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

Sunday, 9 February 2025

Bestprofit | Emas Naik di Tengah Perang Dagang dan NFP

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-2.jpg

Bestprofit (10/2) – Emas telah menunjukkan tren penguatan yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir, terpicu oleh sejumlah faktor penting yang berpengaruh pada pasar global. Kenaikan harga emas ini tidak hanya dipengaruhi oleh pergerakan pasar tenaga kerja AS, tetapi juga oleh ketegangan geopolitik yang semakin meningkat, terutama terkait dengan perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Pada artikel ini, kita akan membahas berbagai faktor yang memengaruhi harga emas, dari ancaman tarif yang diajukan oleh Presiden AS Donald Trump hingga keputusan Bank Rakyat Tiongkok dan sikap hati-hati dari pejabat Federal Reserve.

1. Ancaman Tarif Presiden Trump dan Dampaknya pada Harga Emas

Salah satu faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga emas adalah ancaman tarif timbal balik yang diajukan oleh Presiden AS, Donald Trump. Rencana untuk mengumumkan tarif baru terhadap sejumlah negara, terutama Tiongkok, telah memicu ketidakpastian yang cukup besar di pasar global. Dalam menghadapi ketegangan ini, para investor mulai melirik emas sebagai instrumen investasi yang aman (safe-haven). Ketika ketegangan perdagangan meningkat, banyak pedagang dan investor beralih ke emas sebagai pelindung nilai terhadap risiko inflasi dan ketidakpastian ekonomi.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Dalam konteks ini, harga emas mencatatkan lonjakan pada hari Jumat, dengan XAU/USD diperdagangkan pada harga $2.862, naik 0,24%. Kenaikan ini sejalan dengan pernyataan Trump yang mengindikasikan akan adanya langkah-langkah proteksionisme lebih lanjut yang dapat memperburuk ketegangan perdagangan global. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh kebijakan tersebut mengarahkan banyak investor untuk mencari perlindungan dalam bentuk emas, yang telah lama dianggap sebagai tempat berlindung yang aman di tengah gejolak pasar.

2. Data Ketenagakerjaan AS yang Mencatatkan Hasil Beragam

Selain faktor eksternal terkait dengan ketegangan perdagangan, laporan ketenagakerjaan AS juga turut memengaruhi pergerakan harga emas. Data Nonfarm Payrolls (NFP) AS untuk bulan Januari menunjukkan bahwa jumlah penggajian tidak memenuhi ekspektasi pasar. Angka penggajian hanya mencapai 143 ribu, jauh di bawah perkiraan 170 ribu. Angka ini juga lebih rendah dibandingkan dengan bulan Desember yang tercatat mencapai 256 ribu. Namun, meskipun data NFP mengecewakan, terdapat aspek positif yang dapat dilihat dalam laporan tersebut. Salah satunya adalah penurunan tingkat pengangguran yang mencapai 4%, lebih baik dari estimasi yang sebesar 4,1%. Penurunan tingkat pengangguran ini menunjukkan bahwa meskipun pertumbuhan penggajian lebih lambat, pasar tenaga kerja AS tetap menunjukkan ketahanan yang kuat. Fakta bahwa pasar tenaga kerja AS tetap stabil meskipun ada penurunan penggajian dapat memberi petunjuk bahwa Federal Reserve mungkin akan mempertahankan kebijakan moneter yang lebih ketat untuk mengendalikan inflasi. Hal ini memberikan alasan bagi investor untuk tetap waspada terhadap pergerakan harga emas, yang berpotensi dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga yang lebih tinggi.

3. Pembelian Emas oleh Bank Rakyat Tiongkok (PBoC)

Selain faktor yang datang dari Amerika Serikat, perkembangan di Tiongkok juga memengaruhi dinamika pasar emas. Baru-baru ini, Bank Rakyat Tiongkok (PBoC) melanjutkan kebijakannya untuk menambah cadangan emas. Pada Januari 2025, cadangan emas PBoC meningkat dari 73,29 juta ons menjadi 73,65 juta ons. Langkah ini menunjukkan bahwa Tiongkok semakin berfokus pada diversifikasi cadangan devisanya dengan menambah kepemilikan emas. Langkah tersebut memberikan sinyal bahwa Tiongkok menganggap emas sebagai instrumen yang penting dalam menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan negara. Pembelian emas oleh bank sentral besar ini dapat memberikan dukungan tambahan bagi harga emas global, karena meningkatkan permintaan untuk logam mulia tersebut. Keputusan PBoC ini juga semakin memperkuat pandangan bahwa emas akan terus menjadi salah satu tempat berlindung yang aman di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik global.

4. Reaksi Pejabat Federal Reserve dan Prospek Suku Bunga

Perkembangan terkait dengan kebijakan moneter AS juga memainkan peran penting dalam pergerakan harga emas. Setelah rilis data ketenagakerjaan AS, beberapa pejabat Federal Reserve memberikan komentar yang menunjukkan kecenderungan hati-hati terhadap kebijakan suku bunga. Presiden Fed Minneapolis, Neel Kashkari, mengindikasikan bahwa suku bunga kebijakan mungkin perlu dipertahankan “sedikit lebih rendah” mengingat situasi ekonomi saat ini. Di sisi lain, Presiden Fed Chicago, Austan Goolsbee, menyebutkan bahwa meskipun data NFP solid, suku bunga mungkin akan turun, tetapi kecepatannya akan lebih lambat karena adanya lebih banyak ketidakpastian di pasar. Sementara itu, Gubernur Fed, Adriana Kugler, menyatakan bahwa tingkat inflasi telah bergerak menyamping dan bahwa “masuk akal untuk mempertahankan suku bunga kebijakan di tempatnya.” Pernyataan-pernyataan dari pejabat Fed ini mengisyaratkan bahwa bank sentral AS akan terus mengevaluasi kondisi ekonomi sebelum mengambil keputusan untuk mengubah kebijakan suku bunga lebih lanjut. Reaksi pasar terhadap pernyataan tersebut mungkin akan membatasi ruang gerak harga emas, terutama jika imbal hasil obligasi AS terus naik.

5. Dampak Indeks Dolar AS dan Imbal Hasil Obligasi

Sementara harga emas dipengaruhi oleh faktor-faktor global dan kebijakan dalam negeri, perkembangan lainnya, seperti pergerakan Indeks Dolar AS (DXY) dan imbal hasil obligasi AS, juga memiliki dampak yang signifikan terhadap harga logam mulia ini. Pada pekan ini, DXY mengalami kenaikan tipis sebesar 0,32% dan berada pada level 108,04 setelah sebelumnya mencapai titik terendah harian di 107,51. Kenaikan Dolar AS ini dapat menekan harga emas, karena terdapat hubungan negatif antara harga emas dan nilai tukar dolar. Imbal hasil obligasi AS 10 tahun juga mengalami kenaikan, bertambah lima basis poin menjadi 4,487%. Imbal hasil riil AS, yang berkorelasi terbalik dengan harga emas, naik tiga basis poin menjadi 2,062%, memberikan hambatan bagi penguatan harga emas. Ketika imbal hasil obligasi AS naik, emas seringkali tertekan karena daya tarik investasi obligasi yang lebih tinggi.

6. Prospek Pelonggaran Kebijakan oleh Federal Reserve

Terlepas dari data ketenagakerjaan yang lebih lemah, pasar uang memperkirakan bahwa Federal Reserve mungkin akan melakukan pelonggaran kebijakan pada tahun 2025. Kontrak berjangka suku bunga dana federal memperkirakan pelonggaran sebesar 39 basis poin. Jika hal ini terjadi, emas berpotensi mendapat dukungan lebih lanjut, karena suku bunga yang lebih rendah cenderung membuat emas lebih menarik sebagai alternatif investasi. Namun, kecepatan pelonggaran kebijakan Fed masih menjadi tanda tanya. Pasar menunggu lebih banyak sinyal dari pejabat Fed terkait arah kebijakan moneter mereka ke depannya. Dalam waktu yang lebih dekat, ketegangan perdagangan dan perkembangan ekonomi global akan terus menjadi faktor penting yang menentukan pergerakan harga emas.

7. Kesimpulan

Harga emas saat ini didorong oleh sejumlah faktor yang saling berinteraksi, mulai dari ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok, data ketenagakerjaan AS yang beragam, hingga keputusan Bank Rakyat Tiongkok dan sikap hati-hati dari pejabat Federal Reserve. Ketidakpastian ekonomi dan politik global memberikan daya tarik tambahan bagi emas sebagai tempat berlindung yang aman. Ke depannya, pergerakan harga emas kemungkinan akan dipengaruhi oleh perkembangan lebih lanjut dalam perang dagang, kebijakan moneter AS, dan pembelian emas oleh bank sentral besar. Meskipun ada beberapa hambatan dari kenaikan imbal hasil obligasi dan nilai dolar yang lebih kuat, proyeksi pelonggaran kebijakan oleh Federal Reserve dapat memberikan dukungan tambahan bagi harga emas. Dengan demikian, emas tetap menjadi komoditas yang menarik bagi investor yang mencari perlindungan dari ketidakpastian ekonomi global, dan prospek jangka pendeknya tetap positif meskipun terdapat beberapa tantangan di pasar.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!