BESTPROFIT FUTURES MALANG (26/6) - Harga minyak mentah dunia merosot dalam dua hari berturut-turut pada
penutupan perdaganan Kamis (Jumat pagi WIB) akibat melemahnya permintaan
pasar produk bahan bakar minyak di Amerika Serikat (AS) serta potensi
dampak negatif dari krisis utang Yunani terhadap permintaan energi
Eropa.
Melimpahnya stok bensin dan diesel di AS muncul membawa
kekhawatiran mengenai mengambangnya jutaan barel stok minyak mentah
Nigeria yang hingga kini menanti pembeli.
Dilansir dari Reuters,
Jumat (26/6/201), harga minyak mentah jenis Brent turun US$ 29 sen atau
0,5 persen menjadi US$ 63,2 per barel. Harga minyak mentah AS atau
dikenal West Texas Intermediate (WTI), turun US$ 57 sen atau hampir 1
persen menjadi US$ 59,7 per barel.
Harga minyak mentah AS telah
terjebak antara US$ 59-US$ 61 selama dua minggu terakhir, sementara
harga minyak Brent bergerak di kisaran US$ 62-US$ 65 per barel.
Harga
bensin dan sulfur diesel ultra-rendah (ULSD) berjangka turun hampir 1
persen. Pergerakan produk minyak olahan saat ini lebih dipengaruhi
permintaan bahan bakar otomotif menjelang libur musim panas.
Data
resmi dari pemerintah AS menunjukkan, stok bensin di Negeri Paman Sam
naik 680 ribu barel pada pekan lalu, lebih besar dari dua kali jumlah
yang diperkirakan oleh analis dalam jajak pendapat Reuters.
Persediaan minyak sulingan termasuk diesel dan minyak pemanas naik 1,8 juta barel, lebih tinggi dari proyeksi 1 juta barel.
Dari Athena, Yunani kembali gagal mencapai kesepakatan dengan
kreditor internasional, meningkatkan kekhawatiran tentang peluang gagal
bayar (default) utang yang dapat memberi dampak besar ke ekonomi Eropa serta mengurangi permintaan minyak di kawasan itu.
Pedagang
dan investor juga mengamati kemajuan kesepakatan nuklir Iran jelang
tenggat waktu 30 Juni yang menjadi penentuan mengenai sanksi dan
kelanjutan ekspor minyak Iran. (Ndw/Gdn)
Sumber : Liputan6