Best Profit (17/7) - Harga emas naik tipis pada perdagangan Rabu
(Kamis waktu Jakarta) dan bertahan di atas level USD 1.800. Hal ini
karena lonjakan kasus virus corona dan mendidihnya ketegangan AS-Cina
yang mendorong permintaan safe-haven. Namun pasar ekuitas yang kuat
membatasi kenaikan.
Meski demikian, harga emas di akhir tahun diprediksi bisa menembus angka USD 2.000 per ounce.
Dikutip
dari CNBC, Kamis (16/7/2020), harga emas di pasar spot naik 0,2 persen
menjadi USD 1.811,41 per ounce, setelah sebelumnya mencapai level
tertinggi sejak 9 Juli pada USD 1.814,40. best profit
Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup tidak berubah pada USD 1.813,80.
"Lonjakan
kasus yang dikonfirmasi, terutama di seluruh AS, langkah-langkah
lockdown sedang dipulihkan, serta meningkatnya ketegangan geopolitik
antara AS dan China, telah mendukung permintaan emas," kata Analis
Standard Chartered Suki Cooper. best profit
Pada Selasa
pekan ini, Presiden Donald Trump memerintahkan untuk mengakhiri status
khusus Hong Kong di bawah hukum AS, yang memberikan perlakuan ekonomi
istimewa kepada kota tersebut. Ini mendorong Beijing untuk
memperingatkan sanksi pembalasan.
"Ekuitas yang lebih kuat dan
optimisme vaksin telah membatasi momentum kenaikan harga emas, mendukung
selera risiko, tetapi minat investor yang mendasarinya tetap kuat,"
tambah Cooper. best profit
Kepala Strategi Pasar di Blue
Line Futures di Chicago Phillip Streible mengatakan harga emas dapat
menyentuh USD 2.000 per ons pada akhir tahun. Hal ini didorong oleh suku
bunga riil yang lebih rendah, stimulus fiskal besar-besaran dan ekonomi
yang lemah.
Ini mencerminkan daya tarik untuk emas, kepemilikan
dana yang diperdagangkan di bursa SPDR Gold Trust mendekati level
tertinggi sejak April 2013.
Sementara di tempat lain, paladium
naik 1,0 persen menjadi USD 1.979,74 per ons, platinum naik 0,5 persen
menjadi USD 830,50 per ons, dan perak naik 0,7 persen menjadi USD 19,34.
best profit
Sumber : Liputan6